Lampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm

dokumen-dokumen yang mirip
a = r = Y = 0,3538 X =2 Y = a X + b Lampiran 1. Perhitungan Persamaan Regresi Besi No. X Y XY X 2 Y 2 0,0 0,00 0,0000 0,0000 0,000 0,0992 0,5670 0,315

Kentang (Solanum tuberosum L.)

Lampiran 1. Gambar Sampel Sayur Sawi

Ditimbang 25 gram Ditambahkan HNO 3 65% b/v sebanyak 25 ml Didiamkan selama 24 jam. Didinginkan

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Natrium Tetraboraks 500 ppm. Untuk pembuatan larutan natrium tetraboraks 500 ppm (LIB I)

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Cibet

Lampiran 1. Gambar Air Mineral dalam Kemasan dan Air Minum Isi Ulang. Gambar 4. Air Mineral dalam Kemasan. Gambar 5. Air Minum Isi Ulang

Lampiran 1. Perhitungan Pembakuan Natrium Hidroksida 1 N. No. Berat K-Biftalat (mg) Volume NaOH (ml) , ,14 3.

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Sampel

Lampiran 1. Gambar Sampel Kubis Hijau (Brassica oleracea L.)

Lampiran 1. Perhitungan Bobot Jenis Sampel. 1. Kalibrasi Piknometer. Piknometer Kosong = 15,302 g. Piknometer berisi Aquadest Panas.

Jarak yang digerakkan oleh pelarut dari titik asal = 17 cm = 0,9235 = 0,9058 = 0,8529. Harga Rf untuk sampel VIII + baku pembanding = = 0,8588

LAMPIRAN. Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Cacing Tanah Megascolex sp. Gambar 2. Cacing Tanah Fridericia sp. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

Lampiran 1. Data Pengukuran Waktu Kerja Larutan Kuning Metanil

Lampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI

massa = 2,296 gram Volume = gram BE Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pereaksi ml Natrium Fosfat 28 mm massa 1 M = massa 0,028 =

Gambar 2. Daun Tempuyung

Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel. Mata air yang terletak di Gunung Sitember. Tempat penampungan air minum sebelum dialirkan ke masyarakat

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Larutan Baku Profenofos. Konsentrasi 1665,5 mcg/ml sebagai Larutan Baku I (LB1)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. USU, Lembaga Penelitian Fakultas MIPA USU, dan PT. AIRA Chemical Laboratories.

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml

Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran. Konsentrasi untuk pengukuran panjang gelombang digunakan 12 µg/ml

Lampiran 1. Kurva Absorbansi Maksimum Kalsium

Lampiran 1. Gambar Sampel. Gambar 1. Produk bubur bayi yang dijadikan sampel. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

Lampiran 1. Sampel yang Digunakan. Gambar 4. Ikan Sembilang (Paraplotosus albilabris). Gambar 5. Ikan Kepala Batu (Pranesus duodecimalis)

Lampiran 1. Data Hasil Pengukuran Absorbansi Larutan Standar Plumbum (Pb)

LAMPIRAN. Lampiran 1 Data kalibrasi piroksikam dalam medium lambung ph 1,2. NO C (mcg/ml) =X A (nm) = Y X.Y X 2 Y 2

Lampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet

Perbandingan fase gerak metanol-air (50:50)

Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H

Lampiran 1. Gambar alat KCKT dan syringe 100 µl

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

Lampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol

No Nama RT Area k Asym N (USP)

Gambar sekam padi setelah dihaluskan

METODE. Materi. Rancangan

Lampiran 1. Gambar Lokasi Pengambilan Sampel

Lampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel : DKL A1. Expire Date : September 2015

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Lampiran 1. Data kalibrasi kalsium dengan Spektrofotometer Serapan Atom. dan Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Spektrofotometri Serapan Atom AA-6300 Shimadzu. - Alat-alat gelas pyrex. - Pipet volume pyrex. - Hot Plate Fisons

Lampiran 1. Gambar Sampel Buah Petai Padi dan Buah Petai Papan

Kentang. Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong. Diblender hingga halus. Residu. Filtrat. Endapan. Dibuang airnya. Pati

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

Perbandingan fase gerak Larutan kalium dihidrogen posfat 0,05 M-metanol (60:40) dengan laju alir 1 ml/menit

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

Diblender Halus. Supernatan. Dikeringkan diatas penangas air. Ditambahkan sedikit H2S04 (P) Ditambahkan metanol Dibakar

Lampiran 1. Prosedur Analisis

BAB III METODE PENELITIAN

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

Lampiran 1. Contoh Perhitungan Pembuatan Tablet Isoniazid

Lampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul

Gambar 2. Sampel B Sirup Kering

Lampiran 1.Sertifikat Bahan Baku Pembanding. Lampiran 2. Sampel yang digunakan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lampiran. Lampiran I. Rancangan Percobaan. Laaitan standar formaldehid. Sampel 2 macam. Persiapan sampel dengan. Penentuan Panjang gelombang optimum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Pelarut HCl 0,1 N

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

Lampiran. Dapar fosfat ph. Universitas Sumatera Utara

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

Lampiran 1 Analisis Sifat Fisik Keju Putih Rendah Lemak

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Analisa kualitatif terhadap Kalsium, Besi, Posfor dan Seng dalam sampel

Perhitungan 20 g yang setara 30 kali kemanisan gula. = 0,6667 g daun stevia kering

BAB 3 METODE DAN BAHAN PENELITIAN

Lampiran 1 Penentuan Kadar Air (Apriyantono et al. 1989)

c. Kadar Lemak (AOAC, 1995) Labu lemak yang ukurannya sesuai dengan alat ekstraksi Soxhlet

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Bahan ditimbang 0,1 g Dimasukkan dalam Labu Kjeldahl. Ditambahkan 5 ml HNO 3. Ditambahkan 3 ml HClO 4

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

BAB III METODE PENELITIAN

Kadar protein (%) = (ml H 2 SO 4 ml blanko) x N x x 6.25 x 100 % bobot awal sampel (g) Keterangan : N = Normalitas H 2 SO 4

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 2. Skema tata letak akuarium perlakuan T

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan

Lampiran 2. Sertifikat Bahan Baku Pembanding

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

Zubaidi, J. (1981). Farmakologi dan Terapi. Editor Sulistiawati. Jakarta: UI Press. Halaman 172 Lampiran 1. Gambar Alat Pencetak Kaplet

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

Transkripsi:

Lampiran 1. Data Penentuan Operating Time Senyawa Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm No Menit ke- Absorbansi 1 4 0,430 5 0,431 3 6 0,433 4 7 0,434 5 8 0,435 6 9 0,436 7 10 0,437 8 11 0,438 9 1 0,439 10 13 0,439 11 14 0,440 1 15 0,441 13 16 0,441 14 17 0,441 15 18 0,44 16 19 0,443 17 0 0,444 18 1 0,444 19 0,445 0 3 0,446 1 4 0,446 5 0,447 3 6 0,447 4 7 0,448 5 8 0,448 6 9 0,449 7 30 0,449 8 31 0,449 9 3 0,450 30 33 0,451 31 34 0,451 3 35 0,45 33 36 0,45 34 37 0,45 35 38 0,45

Lampiran 1. lanjutan 36 39 0,45 37 40 0,453 38 41 0,453 39 4 0,453 40 43 0,454 41 44 0,454 4 45 0,454 43 46 0,454 No Menit ke- Absorbansi 44 47 0,455 45 48 0,456 46 49 0,456 47 50 0,456 48 51 0,456 49 5 0,456 50 53 0,457 51 54 0,457 5 55 0,457 53 56 0,457 54 57 0,457 55 58 0458 56 59 0,458 57 60 0,458 58 61 0,458 59 6 0,459 60 63 0,459 61 64 0,459 6 65 0,459 63 66 0,459 64 67 0,459 65 68 0,459 66 69 0,459 67 70 0,459 68 71 0,460 69 7 0,460 Keterangan : Kestabilan warna kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm pada menit ke-35 sampai menit ke-39, sehingga stabil selama 5 menit.

Lampiran. Data Kurva Kalibrasi Kompleks Fosfor Molibdat pada λ = 708 nm

No Lampiran 3. Perhitungan Persamaan Regresi Konsentrasi (x) Absorbansi (y) Xy x y 1 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000,0000 0,1500 0,3000 4,0000 0,05 3 4,0000 0,870 1,1480 16,0000 0,084 4 6,0000 0,430,5380 36,0000 0,1789 5 8,0000 0,5610 4,4880 64,0000 0,3147 6 10,0000 0,6910 6,9100 100,0000 0,4775 n = 6 x = 30, 0000 y =, 110 xy = 15, 3840 x = 0, 0000 y = 1, 0760 x = 5,0000 y = 0,350 a = n( xy n( ) ( x ) x)( ( x) y) 6(15,3840) (30,0000)(,110) 6(0,0000) (30,0000) = = 0,0689 b = y ax = 0,350 (0,0689 x 5,0000) = 0,0074 Persamaan Regresi : y = a x + b r = y = 0,0689 x + 0,0074 n( xy) ( x)( y) [ n( x ) ( x) ][ n( y ) ( y) ]

= = 0,9998 6(15,3840) (30,0000 x,110) [ 6(0,0000) (30,0000) ][ 6(1,0760) (,110) ] Lampiran 4. Perhitungan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi No Konsentrasi (x) Absorbansi (y) Yi y - yi (y-yi) 1 0,000 0,0000 0,00743-0,00743 0,00005504900,000 0,1500 0,14558 0,00474 0,0000486564 3 4,000 0,870 0,83086 0,003914 0,000015319396 4 6,000 0,430 0,40914 0,00086 0,000004351396 5 8,000 0,5610 0,55874 0,0058 0,000006656400 6 10,000 0,6910 0,69657-0,00557 0,00003104900 n = 6 ( y yi) = 0,000135043556 Simpangan Baku (SB) Batas Deteksi Batas Kuantitasi ( y yi) = ( n ) 0,000135043556 = (6 ) =,905 x 10 3 SB = Slope = = = = = 3 3 x,905 x 10 0,0689 0,165 mcg / ml 10 SB Slope 3 10 x,905 x 10 0,0689 0,416 mcg / ml 3

Lampiran 5.1. Data Berat Sampel, Absorbansi dan Kadar Fosfor pada Buah Apel Merah Tua Secara Destruksi Basah Sampel Apel merah tua tanpa dikupas Apel merah tua Apel merah tua tanpa dikupas Apel merah tua Berat Kadar Fosfor Absorbansi Sampel (g) (mcg/g) 50,010 0,398 58,71 50,005 0,3459 61,5 50,009 0,3395 60,40 50,005 0,371 58,5 50,007 0,3445 61,7 50,009 0,3467 61,65 50,013 0,305 54,43 50,007 0,910 51,96 50,008 0,300 53,88 50,005 0,938 5,45 50,007 0,3035 54,14 50,006 0,3018 53,84 50,007 0,738 48,97 50,009 0,783 49,75 50,004 0,870 51,7 50,004 0,799 50,03 50,009 0,830 50,57 50,006 0,740 49,00 50,010 0,318 41,65 50,017 0,798 50,00 50,015 0,665 47,70 50,014 0,113 38,08 50,019 0,341 4,04

50,00 0,70 48,64 Sampel Apel merah jambu tanpa dikupas Apel merah jambu Apel merah jambu tanpa dikupas Apel merah jambu Berat Sampel Kadar Fosfor Absorbansi (g) (mcg/g) 50,008 0,318 56,70 50,006 0,363 58,11 50,01 0,310 55,30 50,009 0,3146 56,07 50,010 0,303 54,08 50,01 0,39 57,51 50,004 0,5 45,1 50,006 0,561 45,89 50,007 0,563 45,9 50,009 0,749 49,16 50,009 0,651 47,45 50,007 0,775 49,61 50,019 0,06 36,56 50,04 0,313 41,55 50,08 0,358 4,33 50,05 0,495 44,54 50,07 0,043 36,85 50,04 0,097 37,80 50,017 0,100 37,85 50,009 0,103 37,91 50,01 0,86 41,09 50,011 0,384 4,80 50,007 0,169 39,06 50,01 0,36 40, Lampiran 5.. Data Berat Sam

Lampiran 5.3. Data Berat Sampel, Absorbansi dan Kadar Fosfor pada Buah Apel Hijau Secara Destruksi Basah Sampel Apel hijau tanpa dikupas Apel hijau Apel hijau tanpa dikupas Apel hijau Berat Sampel Kadar Fosfor Absorbansi (g) (mcg/g) 50,019 0,357 57,99 50,00 0,3408 60,6 50,07 0,3468 61,66 50,04 0,3519 65,55 50,03 0,369 58,0 50,01 0,3353 59,66 50,013 0,577 46,16 50,004 0,89 51,65 50,007 0,3107 55,40 50,005 0,3103 55,33 50,005 0,313 57,5 50,005 0,3063 54,63 50,018 0,3147 56,08 50,017 0,3143 56,01 50,00 0,359 58,03 50,017 0,378 58,36 50,015 0,367 58,17 50,016 0,3110 55,44 50,011 0,640 47,6 50,006 0,634 47,16 50,003 0,863 51,15 50,005 0,957 5,78 50,003 0,783 49,76 50,006 0,631 47,11

. Lampiran 6.1. Data Berat Sampel, Absorbansi dan Kadar Fosfor pada Buah Apel Merah Tua Secara Destruksi Kering Sampel Apel merah tua tanpa dikupas Apel merah tua Apel merah tua tanpa dikupas Apel merah tua Berat Sampel Kadar Fosfor Absorbansi (g) (mcg/g) 50,004 0,518 10,80 50,006 0,5909 138,9 50,004 0,5884 138,35 50,003 0,5668 133,33 50,007 0,5464 18,58 50,006 0,5437 17,96 50,007 0,5074 118,90 50,005 0,497 117,16 50,004 0,4314 101,89 50,005 0,581 14,34 50,006 0,4978 117,30 50,008 0,499 101,53 50,011 0,3147 74,78 50,009 0,391 9,55 50,008 0,3199 7,99 50,010 0,3535 83,79 50,007 0,3843 90,95 50,011 0,3341 79,8 50,005 0,773 66,11 50,009 0,811 66,98 50,003 0,899 69,03 50,008 0,861 68,15 50,010 0,861 68,14 50,003 0,788 66,46

Lampiran 6.. Data Berat Sampel, Absorbansi dan Kadar Fosfor pada Buah Apel Merah jambu Secara Destruksi Kering Sampel Apel merah jambu tanpa dikupas Apel merah jambu Apel merah jambu tanpa dikupas Apel merah jambu Berat Sampel Kadar Fosfor Absorbansi (g) (mcg/g) 50,003 0,5485 19,08 50,004 0,505 1,58 50,00 0,5104 10,4 50,006 0,5186 1,13 50,005 0,534 15,76 50,003 0,5016 118,19 50,01 0,4568 107,77 50,008 0,4606 108,66 50,009 0,4496 106,10 50,011 0,4503 106,6 50,007 0,4915 115,84 50,008 0,4963 116,95 50,007 0,451 106,48 50,005 0,454 106,76 50,004 0,4397 103,8 50,006 0,4490 105,97 50,003 0,447 104,51 50,005 0,4858 114,5 50,010 0,4874 114,88 50,005 0,4180 98,78 50,007 0,4508 106,39 50,003 0,499 101,54 50,011 0,487 113,79 50,009 0,4199 99,1

Lampiran 6.3. Data Berat Sampel, Absorbansi dan Kadar Fosfor pada Buah Apel Hijau Secara Destruksi Kering Sampel Apel hijau tanpa dikupas Apel hijau Apel hijau tanpa dikupas Apel hijau Berat Sampel Kadar Fosfor Absorbansi (g) (mcg/g) 50,009 0,566 13,98 50,005 0,51 1,95 50,007 0,5144 11,15 50,006 0,5370 16,40 50,005 0,4800 113,17 50,004 0,508 1,65 50,006 0,501 1,48 50,004 0,4990 117,59 50,005 0,576 14, 50,007 0,4696 110,75 50,009 0,4509 106,41 50,005 0,556 130,87 50,004 0,450 106,67 50,003 0,443 104,63 50,006 0,4580 108,06 50,005 0,49 101,38 50,004 0,4596 108,44 50,007 0,431 10,05 50,007 0,468 100,8 50,005 0,4346 10,63 50,004 0,4594 108,40 50,004 0,4498 106,16 50,006 0,476 106,16 50,005 0,4058 95,94

Lampiran 7. Perhitungan Kadar Fosfor Sebenarnya dalam Buah Apel Merah Tua tanpa Dikupas dengan Cara (Destruksi Basah) Secara Spektrofotometri Sinar Tampak No Kadar (xi) (x-xi) (x-xi) 1 58,71 1,6,56 61,5-1,1 1,4641 3 60,46-0,15 0,05 4 58,5,06 4,436 5 61,7-0,96 0,916 6 61,65-1,34 1,7956 n = 6 x = 60,31 ( x xi) = 11,0074 ( x xi) 11,0074 Standar Deviasi (SD) = = = 1, 4837 n 1 5 Pada tingkat kepercayaan 95 %, α = 0,05, dk = n-1, diperoleh t tabel =,5706. Data diterima jika t hitung < t tabel. ( x xi) t hitung = SD n 1,6 t hitung 1 = =, 6416 (data ditolak) 1,4837 6 t hitung = 1, 9977 (data diterima) t hitung 3 = - 0,476 (data diterima) t hitung 4 = 3,4010 (data ditolak) t hitung 5 = - 1,5850 (data diterima) t hitung 6 = -,13 (data diterima)

Untuk itu dihitung kembali dengan cara yang sama tanpa mengikutsertakan data 1 dan data 4 No Kadar (xi) (x-xi) (x-xi) 1 61,5-0,9 0,0841 60,46 0,77 0,599 3 61,7-0,04 0,0016 4 61,65-0,4 0,1764 n = 4 x = 61,3 ( x xi) = 0,8550 ( x xi) 0,8550 Standar Deviasi (SD) = = = 0, 5339 n 1 3 Pada tingkat kepercayaan 95 %, α = 0,05, dk = n-1, diperoleh t tabel = 3,184. Data diterima jika t hitung < t tabel. ( x xi) t hitung = SD n 0,9 t hitung 1 = = 1, 0861 (data diterima) 0,5339 4 t hitung =, 8839 (data diterima) t hitung 3 = - 0,1498(data diterima) t hitung 4 = - 1,5730 (data diterima) Kadar sebenarnya terletak antara: µ = x ± ( t x SD n ) = 61,3 ± ( 3,184 x 0,5339 4 ) = 61,3 ± 0,8495 %

Lampiran 8. Perhitungan Kadar Fosfor Sebenarnya dalam Buah Apel Merah Tua tanpa Dikupas dengan Cara (Destruksi Kering) Secara Spektrofotometri Sinar Tampak No Kadar (xi) (x-xi) (x-xi) 1 10,80-10,533 110,7405 138,9 9,66 93,3156 3 138,35-6,9 47,61 4 133,33 0,9 0,81 5 18,58 8,06 64,9636 6 17,96-3,61 13,031 n = 6 x = 131,333 ( x xi) = 40,6885 ( x xi) 40,6885 Standar Deviasi (SD) = = = 6, 938134 n 1 5 Pada tingkat kepercayaan 95 %, α = 0,05, dk = n-1, diperoleh t tabel =,5706. Data diterima jika t hitung < t tabel. ( x xi) t hitung = SD n 10,533 t hitung 1 = = -3,7153 (data diterima) 6,938134 6 t hitung =,681983 (data ditolak) t hitung 3 =,480746(data diterima) t hitung 4 = 0,708448 (data diterima) t hitung 5 = -0,96853 (data diterima) t hitung 6 = -1,1874 (data diterima)

Untuk itu dihitung kembali dengan cara yang sama tanpa mengikutsertakan data No Kadar (xi) (x-xi) (x-xi) 1 10,80-9,004 81,070 138,35 8,546 73,0341 3 133,33 3,56 1,4368 4 18,58-1,4 1,498176 5 17,96-1,844 3,400336 n = 4 x = 19, 804 ( xi) = 171, 4373 ( x xi) 171,4373 Standar Deviasi (SD) = = = 6, 546704 n 1 4 Pada tingkat kepercayaan 95 %, α = 0,05, dk = n-1, diperoleh t tabel =,7765. Data diterima jika t hitung < t tabel. ( x xi) t hitung = SD n 9,004 t hitung 1 = = - 3,07537 (data diterima) 6,546704 4 t hitung =,91894 (data ditolak) t hitung 3 = 1,0438 (data diterima) t hitung 4 = - 0,41806 (data diterima) t hitung 5 = - 0,6983 (data diterima)

Untuk itu dihitung kembali dengan cara yang sama tanpa mengikutsertakan data No Kadar (xi) (x-xi) (x-xi) 1 10,80-6,8675 47,1656 133,33 5,665 3,06391 3 18,58 0,915 0,83656 4 17,96 0,95 0,085556 n = 4 x = 17, 67 ( xi) = 80, 14468 ( x xi) 80,14468 Standar Deviasi (SD) = = = 5, 1686 n 1 3 Pada tingkat kepercayaan 95 %, α = 0,05, dk = n-1, diperoleh t tabel = 3,184. Data diterima jika t hitung < t tabel. ( x xi) t hitung = SD n 6,8675 t hitung 1 = = -,65737 (data diterima) 5,168645 4 t hitung =,191096 (data diterima) t hitung 3 = 0,353091 (data diterima) t hitung 4 = 0,11318 (data diterima) Kadar sebenarnya terletak antara µ = x ± ( t x SD n ) = 17,67 ± ( 3,184 x5,1686 4 ) = 17,67 ± 8,43 %

Lampiran 9. Data Uji Perolehan Kembali Sampel Apel merah jambu tanpa dikupas dijuicer Berat Sampel Kadar Fosfor (mcg/g) Absorbansi (g) Kadar Kadar Rata-Rata 50,038 0,3361 59,78 50,03 0,353 6,6 50,03 0,346 61,56 61,79 50,03 0,354 6,61 50,046 0,3503 6,7

Lampiran 10. Perhitungan Uji Perolehan Kembali % recovery = Jumlah total analit-jumlah total analit dalam sampel Jumlah fosfor baku yang ditambahkan x100 % Kadar P standar yang ditambahkan = = 3,98519 mcg/g = 0,0039851 g/100g % Recovery = 0,006179 0,00390 0,0039851 x 100% = 94,93 %

Lampiran 11. Perhitungan Kadar Fosfor Dalam Sampel Kadar (mg/100g) = Keterangan : C = Konsentrasi larutan sampel setelah pengenceran (mcg/ml) V = Volume labu kerja (ml) Fp = Faktor pengenceran W = Berat sampel (g) Persamaan garis regresi : Y = 0,0689 x + 0,0074 Konsentrasi 1 = = 4,8935 mcg/ml Konsentrasi = = 5,171 mcg/ml Konsentrasi 3 = = 5,034 mcg/ml Konsentrasi 4 = = 4,8543 mcg/ml Konsentrasi 5 = = 5,1068 mcg/ml Konsentrasi 6 = = 5,1387 mcg/ml Maka : Kadar 1 = (4,8935 mcg/ml x 100 ml x 6)/50,010 g = 58,71 mcg/g Kadar = (5,171 mcg/ml x 100 ml x 6)/50,005 g = 61,5 mcg/g Kadar 3 = (5,039 mcg/ml x 100 ml x 6)/50,009 g = 60,46 mcg/g

Kadar 4 = (4,8543 mcg/ml x 100 ml x 6)/50,005 g = 58,5 mcg/g Kadar 5 = (5,1068 mcg/ml x 100 ml x 6)/50,007 g = 61,7 mcg/g Kadar 6 = (5,1387 mcg/ml x 100 ml x 6)/50,009 g = 61,65 mcg/g Kadar rata-rata = 58,71 + 61,5 + 60,46 + 58,5 + 61,7 + 61,65 6 = 60,31 mcg/g

Lampiran 1. Flowsheet Destruksi Kering Buah Apel sebanyak ± 1kg Dicuci Dibiarkan hingga kering Ditimbang 50 gram Dipanaskan di atas hot plate sampai mengarang Diabukan di tanur selama 48 jam Abu Dibiarkan dingin pada desikator Dilarutkan dalam 5 ml HNO 3 Dipanaskan di atas penangas air selama 5 menit Ditambahkan 5 ml HNO 3 Dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml Sisa residu pada krus porselen dibilas dengan air suling sebanyak tiga kali hingga bersih Dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml Dicukupkan volume dengan air suling hingga garis tanda Larutan Sampel

Lampiran 13. Flowsheet Destruksi Basah Buah Apel sebanyak ± 1kg Dicuci Dibiarkan hingga kering Ditimbang 50 gram Ditambahkan 0 ml HNO 3 5N Dipanaskan di atas hot plate sampai mendidih Larutan hasil Disaring Filtrat Residu Dibilas sebanyak tiga kali dalam erlenmeyer Dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml Hasil Dicampurkan Dicukupkan volumenya dengan air suling hingga garis tanda Larutan