Karena relasi rekurens menyatakan definisi barisan secara rekursif, maka kondisi awal merupakan langkah basis pada definisi rekursif tersebut.

dokumen-dokumen yang mirip
CHAPTER 8. Advanced Counting Techniques

Kata kunci: definisi, relasi rekursi linier berkoefisien konstan, solusi relasi rekurensi, dan solusi homogen & partikelir

Solusi Rekursif pada Persoalan Menara Hanoi

ALGORITHM. 3 Rekursif Algorithm. Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom dahlia74march.wordpress.com

Pengaplikasian Logika, Rekursi dan Rekurens, Teori Graf, dan Teori Pohon pada Video Game Professor Layton

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan penalaran logika, dan abstraksi, matematika berkembang dari

Relasi Rekursi. Definisi Relasi Rekursi

Relasi Rekursi. Matematika Informatika 4. Onggo

Alat Peraga Menara Hanoi untuk Pembelajaran Pola Bilangan. Oleh: Tim Unit Media Alat Peraga Matematika

Rekursif. Rekursif adalah salah satu metode dalam dunia matematika dimana definisi sebuah fungsi mengandung fungsi itu sendiri.

Design and Analysis of Algorithms CNH2G3- Week 5 Kompleksitas waktu algoritma rekursif part 2: Metode Karakteristik

Berbagai Solusi Pemecahan Masalah Tower of Hanoi dan Representasi Grafnya

Design and Analysis Algorithm. Ahmad Afif Supianto, S.Si., M.Kom. Pertemuan 03

Design and Analysis of Algorithm

Keterkaitan Barisan Fibonacci dengan Kecantikan Wajah

Design and Analysis Algorithm

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran bertempat di

Pada barisan bilangan 2, 7, 12, 17,., b = 7 2 = 12 7 = = 5. Pada barisan bilangan 3, 7, 11, 15,., b = 7 3 = 11 7 = = 4

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Mata Kuliah : Struktur Data Kode : TIS3213 Semester : III Waktu : 1 x 3 x 50 Menit Pertemuan : 3

BY : DRS. ABD. SALAM, MM

Design and Analysis of Algorithm

Perulangan Rekursif dan Perulangan Iteratif

BAB V Tujuan 5.1 Rekursi Dasar

BAB V PERSAMAAN LINEAR TINGKAT TINGGI (HIGHER ORDER LINEAR EQUATIONS) Persamaan linear tingkat tinggi menarik untuk dibahas dengan 2 alasan :

Memahami definisi barisan tak hingga dan deret tak hingga, dan juga dapat menentukan

DERET TAK HINGGA. Contoh deret tak hingga :,,, atau. Barisan jumlah parsial, dengan. Definisi Deret tak hingga,

Teori Bilangan (Number Theory)

LEMBAR AKTIVITAS SISWA INDUKSI MATEMATIKA

Perbandingan Penerapan Algoritma Greedy dengan Program Dinamis untuk Penyelesaian Menara Hanoi

I. PENDAHULUAN. diujikan. Bahkan, seleksi penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) pun,

BAB III : SISTEM PERSAMAAN LINIER

LANDASAN TEORI. Pada Bab ini akan diberikan istilah-istilah, definisi-definisi dan identitas-identitas

Nama Mata Kuliah : Teori Bilangan Kode Mata Kuliah/SKS : MAT- / 2 SKS

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Design and Analysis of Algorithms CNH2G3- Week 4 Kompleksitas waktu algoritma rekursif part 1

a 2 e. 7 p 7 q 7 r 7 3. a. 8p 3 c. (2 14 m 3 n 2 ) e. a 10 b c a. Uji Kompetensi a. a c. x 3. a. 29 c. 2

II. TINJAUAN PUSTAKA. negatifnya. Yang termasuk dalam bilangan cacah yaitu 0,1,2,3,4, sehingga

BAB 3 REVIEW SIFAT-SIFAT STATISTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK

BAB V BARISAN DAN DERET BILANGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Turunan fungsi f adalah fungsi lain f (dibaca f aksen ) yang nilainya pada ( ) ( ) ( )

Daftar Isi 5. DERET ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. Dosen FMIPA - ITB September 26, 2011

Pengantar Teori Bilangan

LECTURE NOTES MATEMATIKA DISKRIT. Disusun Oleh : Dra. D. L. CRISPINA PARDEDE, DEA.

Matematika Semester IV

Sebuah garis dalam bidang xy bisa disajikan secara aljabar dengan sebuah persamaan berbentuk :

MATEMATIKA BISNIS DERET. Muhammad Kahfi, MSM. Modul ke: Fakultas Ekonomi Bisnis. Program Studi Manajemen

Penerapan Sistem Persamaan Lanjar dalam Penyetaraan Reaksi Kimia

II. TINJAUAN PUSTAKA. iterasi Picard di dalam persamaan diferensial orde pertama, perlu diketahui

Barisan dan Deret Agus Yodi Gunawan

PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Oky Dwi Nurhayati, ST, MT

2 BARISAN BILANGAN REAL

SUKU BANYAK. Secara umum sukubanyak atau polinom dalam berderajat dapat ditulis dalam bentuk berikut:

Pertemuan Ke 2 SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) By SUTOYO,ST.,MT

BAB III PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER

FILSAFAT SAINS Golden Rasio

Department of Mathematics FMIPAUNS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH LOGIKA DAN ALGORITMA (MI/D3) KODE: IT SKS: 3 SKS. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

BAB I TEORI KETERBAGIAN DALAM BILANGAN BULAT

FUNGSI BESSEL. 1. PERSAMAAN DIFERENSIAL BESSEL Fungsi Bessel dibangun sebagai penyelesaian persamaan diferensial.

LANDASAN TEORI. disebut dengan suku-suku. Perubahan antara suku-suku berurutan ditentukan oleh

BARISAN DAN DERET 1. A. Barisan dan Deret Aritmatika 11/13/2015. Peta Konsep. A. Barisan dan Deret Aritmatika

Mencari Solusi Persamaan Rekursif Bilangan Catalan dengan Prinsip-prinsip Kombinatorial

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

R. Rosnawati Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

Algoritma Untuk Permainan Tower of Hanoi

Piramida Besar Khufu

2 BARISAN BILANGAN REAL

Metode Koefisien Tak Tentu untuk Penyelesaian PD Linier Homogen Tak Homogen orde-2 Matematika Teknik I_SIGIT KUSMARYANTO

I. PENDAHULUAN. dan kotoran manusia atau kotoran binatang. Semua polutan tersebut masuk. ke dalam sungai dan langsung tercampur dengan air sungai.

Persamaan Diferensial

Sri Purwaningsih. Modul ke: Fakultas EKONOMI BISNIS. Program Studi Manajemen dan Akuntansi.

Metode Simpleks M U H L I S T A H I R

KHAIRUL MUKMIN LUBIS

Doc. Name: SPMB2007MATDAS999 Doc. Version :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tegak, perlu diketahui tentang materi-materi sebagai berikut.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH MATEMATIKA INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK KOMPUTER (D3) SEMESTER 3 KODE / SKS : IT014213/2

Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang memuat satu atau lebih turunan fungsi yang tidak diketahui.

BARISAN DAN DERET ARITMETIKA

BAB II KAJIAN TEORI. pada penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema, dan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH GRAPH & ANALISIS ALGORITMA (SI / S1) KODE / SKS : KK / 3 SKS

Catatan Kuliah STRUKTUR DATA BAB III REKURSIF

BARISAN BILANGAN REAL

Penyelesaian Barisan Rekursif dengan Kompleksitas Logaritmik Menggunakan Pemangkatan Matriks

Kegiatan Pembelajaran Instrumen. Tugas individu. Menjelaskan pengertian variabel, konstanta, suku, koefisien suku, suku

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB 4 SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK

Daftar Isi 3. BARISAN ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. Dosen FMIPA - ITB

BILANGAN BERPANGKAT. Jika a bilangan real dan n bilangan bulat positif, maka a n adalah

1. Ubahlah pernyataan ke dalam berikut ke dalam bentuk Jika p maka q.

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Bab Landasan Teori ini akan dibahas mengenai definisi-definisi, dan

muhammadamien.wordpress.com

Penulis Penelaah Materi Penyunting Bahasa Layout

PERSAMAAN DIFFERENSIAL ORDE I. Nurdinintya Athari

KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN 2016

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TEORI KODING DAN TEORI INVARIAN

KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015

5. PERSAMAAN LINIER. 1. Berikut adalah contoh SPL yang terdiri dari 4 persamaan linier dan 3 variabel.

matematika PEMINATAN Kelas X PERSAMAAN KUADRAT K-13 A. BENTUK UMUM PERSAMAAN KUADRAT

Implementasi Pemrograman Dinamis dalam Pencarian Solusi Permainan Menara Hanoi

Transkripsi:

Relasi Rekurens 1

Relasi Rekurens Barisan (sequence) a 0, a 1, a 2,, a n dilambangkan dengan {a n } Elemen barisan ke-n, yaitu a n, dapat ditentukan dari suatu persamaan. Bila persamaan yang mengekspresikan a n dinyatakan secara rekursif dalam satu atau lebih term elemen sebelumnya, yaitu a 0, a 1, a 2,, a n 1, maka persamaan tersebut dinamakan relasi rekurens. Contoh: a n = 2a n 1 + 1 a n = a n 1 + 2a n 2 a n = 2a n 1 a n 2 2

Kondisi awal (initial conditions) suatu barisan adalah satu atau lebih nilai yang diperlukan untuk memulai menghitung elemen-elemen selanjutnya. Contoh: a n = 2a n 1 + 1; a 0 = 1 a n = a n 1 + 2a n 2 ; a 0 = 1 dan a 1 = 2 Karena relasi rekurens menyatakan definisi barisan secara rekursif, maka kondisi awal merupakan langkah basis pada definisi rekursif tersebut. Contoh 8. Barisan Fibonacci 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, dapat dinyatakan dengan relasi rekurens f n = f n 1 + f n 2 ; f 0 = 0 dan f 1 = 1 Kondisi awal secara unik menentukan elemen-elemen barisan. Kondisi awal yang berbeda akan menghasilkan 3 elemen-elemen barisan yang berbeda pula.

Solusi dari sebuah relasi rekurens adalah sebuah formula yang tidak melibatkan lagi term rekursif. Formula tersebut memenuhi relasi rekurens yang dimaksud. Contoh 9: Misalkan {a n } adalah barisan yang memenuhi relasi rekurens berikut: a n = 2a n 1 a n 2 ; a 0 = 0 dan a 1 = 3 Periksa apakah a n = 3n merupakan solusi relasi rekurens tersebut. Penyelesaian: 2a n 1 a n 2 = 2[3(n 1)] 3(n 2) = 6n 6 3n + 6 = 3n = a n Jadi, a n = 3n merupakan solusi dari relasi rekurens tersebut. 4

Apakah a n = 2 n merupakan solusi relasi rekurens a n = 2a n 1 a n 2 ; a 0 = 1 dan a 1 = 2? Penyelesaian: 2a n 1 a n 2 = 2 2 n 1 2 n 2 = 2 n 1 + 1 2 n 2 = 2 n 2 n 2 2 n Jadi, a n = 2 n bukan merupakan solusi relasi rekurens tsb. Cara lain: Karena a 0 = 1 dan a 1 = 2, maka dapat dihitung a 2 = 2a 1 a 0 = 2 2 1 = 3 Dari rumus a n = 2 n dapat dihitung a 0 = 2 0 = 1, a 1 = 2 1 = 2, dan a 2 = 2 2 = 4 Karena 3 4, maka a n = 2 n bukan merupakan solusi dari relasi rekurens tsb. 5

Pemodelan dengan Relasi Rekurens 1. Bunga majemuk. Contoh 10. Misalkan uang sebanyak Rp10.000 disimpan di bank dengan sistem bunga berbunga dengan besar bunga 11% per tahun. Berapa banyak uang setelah 30 tahun? Misalkan P n menyatakan nilai uang setalah n tahun. Nilai uang setelah n tahun sama dengan nilai uang tahun sebelumnya ditambah dengan bunga uang: P n = P n 1 + 0,11 P n 1 ; P 0 = 10.000 6

Solusi relasi rekurens P n = P n 1 + 0,11 P n 1 ; P 0 = 10.000 dapat dipecahkan sebagai berikut: P n = P n 1 + 0,11 P n 1 = (1,11) P n 1 = (1,11) [(1,11)P n 2 ] = (1,11) 2 P n 2 = (1,11) 2 [(1,11) P n 3 ] = (1,11) 3 P n 3 = = (1,11) n P 0 Jadi, P n = (1,11) n P 0 = 10.000 (1,11) n Setelah 30 tahun, banyaknya uang adalah P 30 = 10.000 (1,11) 30 = Rp228.922,97 7

2. Menara Hanoi (The Tower of Hanoi) Contoh 11. Menara Hanoi adalah sebuah puzzle yang terkenal pada akhir abad 19. Puzzle ini ditemukan oleh matematikawan Perancis, Edouard Lucas. Dikisahkan bahwa di kota Hanoi, Vietnam, terdapat tiga buah tiang tegak setinggi 5 meter dan 64 buah piringan (disk) dari berbagai ukuran. Tiap piringan mempunyai lubang di tengahnya yang memungkinkannya untuk dimasukkan ke dalam tiang. Pada mulanya piringan tersebut tersusun pada sebuah tiang sedemikian rupa sehingga piringan yang di bawah mempunyai ukuran lebih besar daripada ukuran piringan di atasnya. Pendeta Budha memberi pertanyaan kepada murid-muridnyanya: bagaimana memindahkan seluruh piringan tersebut ke sebuah tiang yang lain; setiap kali hanya satu piringan yang boleh dipindahkan, tetapi tidak boleh ada piringan besar di atas piringan kecil. Tiang yang satu lagi dapat dipakai sebagai tempat peralihan dengan tetap memegang aturan yang telah disebutkan. Menurut legenda pendeta Budha, bila pemindahan seluruh piringan itu berhasil dilakukan, maka dunia akan kiamat! 8

9

Pemodelan: 10

Kasus untuk n = 3 piringan 11

Secara umum, untuk n piringan, penyelesaian dengan cara berpikir rekursif adalah sebagai berikut: Kita harus memindahkan piringan paling bawah terlebih dahulu ke tiang B sebagai alas bagi piringan yang lain. Untuk mencapai maksud demikian, berpikirlah secara rekursif: pindahkan n 1 piringan teratas dari A ke C, lalu pindahkan piringan paling bawah dari A ke B, lalu pindahkan n 1 piringan dari C ke B. pindahkan n 1 piringan dari A ke C pindahkan 1 piringan terbawah dari A ke B pindahkan n 1 piringan dari C ke B Selanjutnya dengan tetap berpikir rekursif-pekerjaan memindahkan n 1 piringan dari sebuah tiang ke tiang lain dapat dibayangkan sebagai memindahkan n 2 piringan antara kedua tiang tersebut, lalu memindahkan piringan terbawah dari sebuah tiang ke tiang lain, begitu seterusnya. 12

Misalkan H n menyatakan jumlah perpindahan piringan yang dibutuhkan untuk memecahkan teka-teki Menara Hanoi. pindahkan n 1 piringan dari A ke C H n-1 kali pindahkan 1 piringan terbawah dari A ke B 1 kali pindahkan n 1 piringan dari C ke B H n-1 kali Maka jumlah perpindahan yang terjadi adalah: H n = 2H n-1 + 1 dengan kondisi awal H 1 = 1 13

Penyelesaian relasi rekurens: H n = 2H n-1 + 1 = 2(2H n-2 + 1) + 1 = 2 2 H n-2 + 2 + 1 = 2 2 (2H n-3 + 1) + 2 + 1 = 2 3 H n-3 + 2 2 + 2 + 1 = 2 n-1 H 1 + 2 n-2 + 2 n-3 + + 2 + 1 = 2 n-1 + 2 n-2 + 2 n-3 + + 2 + 1 deret geometri = 2 n 1 Untuk n = 64 piringan, jumlah perpindahan piringan yang terjadi adalah H 64 = 2 64 1 = 18.446.744.073.709.551.615 14

Jika satu kali pemindahan piringan membutuhkan waktu 1 detik, maka waktu yang diperlukan adalah 18.446.744.073.709.551.615 detik atau setara dengan 584.942.417.355 tahun atau sekitar 584 milyar tahun! Karena itu, legenda yang menyatakan bahwa dunia akan kiamat bila orang berhasil memindahkan 64 piringan di menara Hanoi ada juga benarnya, karena 584 milyar tahun tahun adalah waktu yang sangat lama, dunia semakin tua, dan akhirnya hancur. Wallahualam 15

Penyelesaian Relasi Rekurens Relasi rekurens dapat diselesaikan secara iteratif atau dengan metode yang sistematis. Secara iteratif misalnya pada contoh bunga majemuk (Contoh 10) dan Menara Hanoi (Contoh 11). Secara sistematis adalah untuk relasi rekurens yang berbentuk homogen lanjar (linear homogeneous). Relasi rekurens dikatakan homogen lanjar jika berbentuk a n = c 1 a n 1 + c 2 a n 2 + + c k a n k yang dalam hal ini c 1, c 2,, c k adalah bilangan riil dan c k 0. 16

Contoh 12. P n = (1,11) P n 1 homogen lanjar f n = f n 1 + f n 2 homogen lanjar a n = 2a n 1 a 2 n 2 tidak homogen lanjar H n = 2H n 1 1 tidak homogen lanjar a n = na n 1 tidak homogen lanjar Penjelasan: H n = 2H n 1 1 tidak homogen lanjar karena term -1 tidak dikali dengan nilai H j untuk sembarang j a n = na n 1 tidak homogen lanjar karena koefisiennya bukan konstanta. 17

Solusi relasi rekurens yang berbentuk homogen lanjar adalah mencari bentuk a n = r n yang dalam hal ini r adalah konstanta. Sulihkan a n = r n ke dalam relasi rekuren homugen lanjar: a n = c 1 a n 1 + c 2 a n 2 + + c k a n k menjadi r n = c 1 r n 1 + c 2 r n 2 + + c k r n k 18

Bagi kedua ruas dengan r n k, menghasilkan r k c 1 r k 1 c 2 r k 2 c k 1 r c k = 0 Persamaan di atas dinamakan persamaan karakteristik dari relasi rekurens. Solusi persamaan karakteristik disebut akar-akar karakteristik, dan merupakan komponen solusi relasi rekurens yang kita cari (a n = r n ). 19

Untuk relasi rekurens homogen lanjar derajat k = 2, a n = c 1 a n 1 + c 2 a n 2 persamaan karakteristiknya berbentuk: r 2 c 1 r c 2 = 0 Akar persamaan karakteristik adalah r 1 dan r 2. Teorema 1: Barisan {a n } adalah solusi relasi rekurens a n = c 1 a n 1 + c 2 a n 2 jika dan hanya jika a n = 1 r 1n + 2 r n 2 untuk n = 0, 1, 2, dengan 1 dan 2 adalah konstan. 20

Contoh 13. Tentukan solusi relasi rekurens berikut: a n = a n 1 + 2a n 2 ; a 0 = 2 dan a 1 = 7? Penyelesaian: Persamaan karakteristik: r 2 r 2 = 0. Akar-akarnya: (r 2) (r + 1) = 0 r 1 = 2 dan r 2 = -1 Penyelesaian homogen: a n = 1 r n 1 + 2 r n 2 a n = 1 2 n + 2 (-1) n a 0 = 2 a 0 = 2 = 1 2 0 + 2 (-1) 0 = 1 + 2 a 1 = 7 a 1 = 7 = 1 2 1 + 2 (-1) 1 = 2 1 2 Diperoleh dua persamaan: 1 + 2 = 2 dan 2 1 2 = 7, solusinya adalah 1 = 3 dan 2 = 1 Jadi, solusi relasi rekurens adalah: a n = 3 2 n (-1) n 21

Jika persamaan karakteristik memiliki dua akar yang sama (akar kembar, r 1 = r 2 ), maka Teorema 1 tidak dapat dipakai. Terapkan Teorema 2 berikut ini. Teorema 2: Misalkan r 2 c 1 r c 2 = 0 mempunyai akar kembar r 0. Barisan {a n } adalah solusi relasi rekurens a n = c 1 a n 1 + c 2 a n 2 jika dan hanya jika a n = 1 r 0n + 2 nr 0 n untuk n = 0, 1, 2, dengan 1 dan 2 adalah konstan. Contoh 14. Tentukan solusi relasi rekurens berikut: a n = 6a n 1 9a n 2 ; a 0 = 1 dan a 1 = 6? Penyelesaian: 22

Penyelesaian: Persamaan karakteristik: r 2 6r + 9 = 0. Akar-akarnya: (r 3)(r 3 ) = 0 r 1 = r 2 = 3 r 0 a n = 1 r n 0 + 2 nr n 0 a n = 1 3 n + 2 n3 n a 0 = 1 a 0 = 1 = 1 3 0 + 2 0 3 0 = 1 a 1 = 6 a 1 = 6 = 1 3 1 + 2 1 3 1 = 3 1 + 3 2 Diperoleh dua persamaan: 1 = 1 dan 3 1 + 3 2 = 6, solusinya adalah 1 = 1 dan 2 = 1 Jadi, solusi relasi rekurens adalah: a n = 3 n + n3 n 23

Latihan. Selesaikan relasi rekurens berikut: (a) a n = 2a n 1 ; a 0 = 3 (b) a n = 5a n 1 6a n 2 ; a 0 = 1 dan a 1 = 0? (c) a n 7a n 1 + 16a n 2 12a n 3 = 0 untuk n 3 dengan kondisi awal a 0 = 1; a 1 = 4; a 2 = 8 (d) Misalkan a 1, a 2, ; b 1, b 2, ; dan c 1, c 2, adalah 3 barisan yang kesemuanya memenuhi relasi rekurensi : Nilai suatu suku sama dengan 3 kali nilai suku sebelumnya. Dengan kondisi awal ketiga barisan tersebut berbeda : a 1 = 0; b 1 = 1; c 1 = 2. Nyatakan barisan-barisan tersebut dengan cara menuliskan beberapa suku awal barisan tersebut! Apakah ketiganya merupakan barisan yang sama? 24