METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian berjudul Dampak Program Warung Anak Sehat terhadap Perubahan Pengetahuan dan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS), serta Status Gizi Balita. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, yaitu data dikumpulkan pada suatu waktu yang tidak berkelanjutan untuk menggambarkan karakteristik dari sampel (Singarimbun & Effendi, 1995). Metode yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan pengisian oleh responden. Lokasi penelitian meliputi seluruh kecamatan yang menjadi tempat pelaksanaan program WAS di Kabupaten Sukabumi, yaitu Kecamatan Cisaat, Kecamatan Kadudampit, Kecamatan Warung Kiara, Kecamatan Kebon Pedes, dan Kecamatan Cicurug. Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2011 sampai dengan bulan Oktober 2011. Teknik Penarikan Contoh Penarikan contoh pada penelitian ini menggunakan kriteria inklusi. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah balita dengan berusia 1-5 tahun yang berdomosili dekat dan memiliki akses terhadap WAS. Responden dalam penelitian ini adalah ibu balita yang terpilih sebagai contoh dalam penelitian. Penarikan contoh dilakukan dengan teknik penarikan contoh acak sederhana. Sampling dilakukan pada 14 Warung Anak Sehat dan diperoleh jumlah contoh sebanyak 80 balita dengan rumus sebagai berikut : Ditambahkan sehingga contoh dalam penelitian ini menjadi Keterangan : n = Ukuran contoh = Simpangan baku rata-rata z-skor BB/U (Sukandar 2007) = nilai normal baku Z sehingga P ( ) = 1- ; = 0,05 d = presisi, d x - µ x = rata-rata z-skor BB/U contoh, µ = rata-rata z-skor BB/U populasi N = Ukuran populasi
24 Penarikan contoh selanjutnya dihitung secara prosporsional terhadap jumlah balita dari masing-masing WAS berdasarkan data posyandu (Tabel 1) dengan rumus sebagai berikut : Keterangan : n i = Jumlah contoh pada posyandu ke- i N i = Banyaknya balita di posyandu ke- i N = Jumlah populasi total n = Jumlah contoh Tabel 1 Penarikan Contoh Penelitian Kecamatan IWAS Jumlah Balita n Cisaat Ibu Yuyu 31 3 Ibu Wiwi 37 4 Ibu Ade 63 6 Ibu Nani 58 6 Kadudampit Ibu Aidah 53 5 Cicurug Ibu Ipah 124 13 Warung kiara Ibu Enah 44 4 Ibu Eni 33 3 Ibu Yeni 35 4 Kebon Pedes Ibu Aisyah 85 9 Ibu Heni 43 4 Ibu A'i 59 6 Ibu Yayat 63 6 Ibu Enung 65 7 Total Balita 793 80 Berdasarkan jumlah contoh yang telah ditentukan, terdapat satu contoh yang memiliki data tidak lengkap, sehingga contoh yang digunakan dalam pengolahan data penelitian ini menjadi 79 contoh. Data primer Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data primer dikumpulkan melalui wawancara dengan menggunakan dan observasi langsung. Data primer meliputi karakteristik keluarga, karakteristik ibu, karakteristik contoh, pengetahuan gizi ibu, pola asuh makan dan kesehatan, perilaku KADARZI, data konsumsi contoh, data antropometri contoh.
25 Data sekunder Data sekunder yang digunakan adalah KMS. Balok SKDN, data identitas balita yang diperoleh dari posyandu, dan keadaan umum wilayah yang diperoleh dari data dasar profil desa. Selengkapnya jenis-jenis data primer dan sekunder yang dikumpulkan secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 2 : Tabel 2 Jenis dan cara pengumpulan data No Variabel Data yang dikumpulkan Cara pengumpulan 1. Besar keluarga Karakteristik 1. 2. Pendapatan perbulan keluarga 2. Karakteristik ibu 1. Umur ibu 2. Pendidikan Ibu 3. Pekerjaan Ibu 3. Karakteristik contoh 4. Status gizi contoh 1. Umur 2. Jenis kelamin 1. Berat badan (kg) 2. Tinggi badan (cm) Pengukuran dengan timbangan dan microtoise KMS, data dari posyandu 5. Pengetahuan gizi ibu 1. Definisi, jenis sumber zat gizi 2. Akibat kekurangan zat gizi tertentu 3. Periode pemberian ASI 6. Pola asuh makan 1. Pemberian ASI dan MPASI 2. Kebiasaan makan 3. Pola konsumsi pangan 7. Pola asuh kesehatan 1. Akses pelayanan kesehatan dasar 2. Kebersihan diri dan keluarga 8. Perilaku Kadarzi 1. Menimbang berat badan secara rutin 2. Konsumsi makanan beragam 3. Konsumsi garam beryodium 4. Pemberian ASI ekslusif 5. Konsumsi suplemen zat gizi pada balita dan ibu hamil 9. Konsumsi balita Konsumsi zat gizi balita Kuesioner FFQ 10. Lokasi penelitian Data sekunder Pencatatan Pengolahan dan Analisis Data Data-data yang diperoleh dari wawancara diolah dan dianalisis. Proses pengolahan data meliputi editing, coding, entry, dan analisis data. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 dan
26 SPSS versi 16.0 for windows. Selanjutnya data dianalisis secara deskriptif dan hubungan antar variabel dianalisis statistik menggunakan Rank Spearman Correlation Test dengan rumus sebagai berikut : Keterangan : x = Variabel pertama y = Variabel kedua di = Selisih antara peringkat bagi xi dan yi n = Banyaknya pasangan data rs = Koefisien korelasi Spearman rs bernilai -1 sampai +1, menunjukkan adanya hubungan yang sempurna antara X dan Y. Umur. Menurut Papalia dan Olds (1986) data kelompok umur orang tua dikelompokan menjadi empat kelompok yaitu usia 20-40 tahun (dewasa awal), 41-65 (dewasa tengah), dan >65 tahun (dewasa lanjut). Besar keluarga. Besar keluarga diperoleh dengan wawancara dengan responden. Data yang diperoleh kemudian dikelompokan menjadi keluarga kecil dengan jumlah anggota keluarga sebanyak 4 orang, keluarga sedang dengan jumlah anggota keluarga sebanyak 5-7 orang, dan keluarga besar dengan jumlah anggota keluarga 8 orang (Hurlock 1998). Pendidikan orang tua. Data pendidikan orang tua dibagi menjadi tujuh kategori yakni tidak sekolah, tidak tamat SD, tamat SD, SMP, SMA, Akademi (D1, D2, D3), Sarjana dan pasca sarjana. Pekerjaan orang tua. Pekerjaan orang tua dikelompokkan menjadi tujuh, yakni tidak bekerja, petani, buka toko/ warung, PNS, pegawai swasta, buruh pabrik, wiraswasta dan sopir atau ojeg. Pendapatan orang tua. Data pendapatan orang tua yang diperoleh dari hasil wawancara dimasukkan ke dalam kategori yang sudah ada. Pendapatan orang tua dikategorikan menjadi tiga, yaitu < Rp500.000, Rp500.000- Rp1.000.000 dan > Rp1.000.000. Pendapatan perkapita. Total Pendapatan keluarga dibagi dengan jumlah anggota keluarga. Kategori pendapatan per kapita menggunakan Garis Kemiskinan Kabupaten Sukabumi (2009), miskin jika pendapatan perkapita per
27 bulannya < Rp. 174.793. dan tidak miskin jika pendapatan perkapita per bulannya Rp. 174.793. Karaktersitik contoh. Data karakteristik contoh meliputi data umur dan jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan. Contoh merupakan balita yang memiliki umur 1 tahun, dan 5 tahun. Pengetahuan gizi ibu. Pengetahuan gizi ibu diukur dengan 16 pertanyaan tertutup yang terdiri dari aspek pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan; makanan untuk bayi; higiene dan sanitasi makanan; sumber, jenis dan fungsi zat gizi serta akibat kekurangan zat gizi tertentu; perilaku hidup bersih dan sehat. Setiap pertanyaan akan dinilai 1 untuk jawaban yang benar dan nilai 0 untuk jawaban yang salah. Sehingga nilai maksimum yang diperoleh adalah 16, sedangkan nilai minimum adalah 0. Total nilai jawaban benar di%tasikan terhadap jumlah nilai maksimum dan selanjutnya dikategorikan menjadi tiga. Kategori tersebut adalah pengetahuan gizi ibu baik jika persentase jawaban benar > 80%, pengetahuan gizi ibu sedang jika persentase jawaban benar 60-80%, dan pengetahuan gizi ibu kurang jika persentase jawaban benar < 60% (Khomsan 2000). Pola asuh makan. Pola asuh makan diukur dengan 11 pertanyaan tertutup yang terdiri atas aspek pemberian ASI, kebiasaan makan, dan pola konsumsi makan. Setiap pertanyaan akan diberi nilai 2 untuk jawaban sering/ya, nilai 1 untuk jawaban kadang. Dan nilai 0 untuk jawaban hampir tidak pernah/tidak pernah. Total minimum adalah 0 dan total maksimum adalah 22. Total skor untuk jawaban yang benar kemudian dipresentasikan terhadap jumlah nilai maksimum dan selanjutnya dikategorikan menjadi tiga kategori, yaitu baik apabila persentase jawaban benar >80%, sedang apabila persentase hasil 60-80% dan kurang apabila persentase hasil jawaban benar <60%. Pola asuh kesehatan. Pola asuh kesehatan diukur dengan 16 pertanyaan tertutup yang terdiri dari aspek akses pelayanan kesehatan dan kebersihan diri dan keluarga. Setiap pertanyaan akan diberi nilai 2 untuk jawaban sering/ya, nilai 1 untuk jawaban kadang. Dan nilai 0 untuk jawaban hampir tidak pernah/tidak pernah. Total minimum adalah 0 dan total maksimum adalah 32. Total skor untuk jawaban yang benar kemudian dipresentasikan terhadap jumlah nilai maksimum dan selanjutnya dikategorikan menjadi tiga kategori, yaitu baik apabila persentase jawaban benar >80%, sedang apabila persentase hasil 60-80% dan kurang apabila persentase hasil jawaban benar <60%.
28 Perilaku KADARZI. Perilaku KADARZI diukur dengan 21 pertanyaan tertutup yang berisi tentang indikator KADARZI. Nilai 1 untuk pilihan jawaban poin C, nilai 2 untuk pilihan jawaban poin B, dan nilai 3 untuk pilihan jawaban poin A. total skor berkisar antara 21-63 dan dikategorikan menjadi rendah (<38), sedang (38-50) dan baik apabila skor nilai (51-63). Perilaku KADARZI akan diukur dengan 5 indikator yang menggambarkan perilaku sadar gizi. Penggunaan 5 indikator tersebut disesuaikan dengan karakteristik keluarga sebagai berikut : Tabel 3 Penilaian indikator KADARZI berdasarkan karakteristik keluarga No 1 2 3 4 5 6 Karakteristik keluarga Bila keluarga mempunyai ibu hamil atau balita 0-6 bulan, balita 6-5 bulan Bila keluarga mempunyai bayi 0-6 bulan, balita 6-59 bulan Bila keluarga mempunyai ibu hamil, balita 6-59 bulan Bila keluarga mempunyai ibu hamil Bila keluarga mempunyai bayi 0-6 bulan Bila keluarga mempunyai balita 6-59 bulan Bila keluarga tidak mempunyai 7 balita dan ibu hamil Sumber : Depkes 2007b Indikator yang berlaku 1 2 3 4 5 Keterangan - Indikator ke 5 yang digunakan adalah balita mendapat kapsul vitamin A - - - - - Indikator ke 5 yang digunakan adalah ibu hamil mendapatkan TTD Indikator ke 5 yang digunakan adalah ibu nifas mendapatkan suplemen gizi Indikator ke 5 yang digunakan adalah balita mendapat kapsul vitamin A - - - - Sarana fisik. Sarana fisik yang diperhatikan dalam penelitian ini adalah sarana fisik yang terkait dengan PHBS yaitu, ada atau tidaknya ventilasi di rumah contoh, ada atau tidaknya jamban sehat (WC), saluran pembuangan limbah (SPAL), ketersediaan tempat sampah di rumah contoh, sumber air bersih yang digunakan untuk sehari-hari, dan bahan dari lantai rumah contoh Status kesehatan. Status kesehatan yang dilihat adalah morbiditas yang dikumpulkan adalah dalam kurun waktu dua minggu terakhir meliputi kejadian pernah atau tidak pernah sakit, jenis penyakit dan skor status kesehatan. Skor status kesehatan diperoleh dengan mengalikan lama hari sakit dengan frekuensi
29 sakit untuk setiap jenis penyakit. Skor kesehatan dikatakan tinggi apabila <4, sedang 4-8, dan rendah >8 (Sugiyono 2009). Status gizi contoh. Status gizi dihitung berdasarkan indeks BB/TB, TB/U, dan BB/U. status gizi dikategorikan menurut Z-score dengan software WHO-NHCS 2005. Klasifikasi berdasarkan Z-score dapat dilihat pada Tabel 4 : Tabel 4 Klasifikasi status gizi berdasarkan Z-score WHO-NCHS Indikator Z-Skor Status Gizi Z-skor < -3 Sangat kurus BB/TB -3 < Z-skor < -2 Kurus -2 < Z-skor < +2 Normal Z-skor > +2 Gemuk TB/U BB/U Sumber : Depkes 2008b Z-skor < -3-3 < Z-skor < -2-2 < Z-skor > +2 Z-skor < -3 < -3 < Z-skor < -2-2 < Z-skor +2 Z-skor > +2 Definisi Operasional Sangat pendek Pendek Normal Gizi buruk Gizi kurang Gizi baik Gizi lebih Contoh adalah balita berusia 1-5 tahun yang berdomisili di sekitar WAS dan memiliki akses untuk berbelanja di WAS. Warung Anak Sehat (WAS) adalah warung yang menyediakan jajanan sehat dan memberikan penyuluhan dan konsultasi gizi gratis kepada masyarakat. IWAS adalah ibu yang mengelola Warung Anak Sehat. Besar keluarga adalah banyaknya anggota keluarga inti yang hidup pada satu atap yang sama dan memperoleh makanan dari satu dapur dan pendapatan yang sama. Pendapatan perkapita adalah jumlah penerimaan perbulan yang diperoleh oleh anggota keluarga yang sudah memiliki penfhasilan dinilai dalam bentuk rupiah setiap bulan dibagi dengan besar keluarga. Pendidikan orang tua adalah pendidikan formal terakhir ayah atau ibu, diklasifikasikan menjadi delapan kategori, yaitu tidak sekolah, tidak tamat SD/MI, tamat SD/MI, tamat SMP/MTS, SLTA/SMA/Aliyah, Akademi/D1/D2/D3, universitas/sarjana, dan pascasarjana/s2/s3. Pekerjaan orang tua adalah jenis pekerjaan yang dilakukan oleh ayah atau ibu meliputi yaitu tidak bekerja, petani, buka toko/warung, pegawai pemerintah,pegawai swasta, buruh pabrik, wirausaha, sopir/ojek, dan pekerjaan lainnya.
30 Pengetahuan gizi ibu adalah pengetahuan responden tentang definisi, sumber, dan jenis zat gizi, akibat kekurangan zat gizi tertentu, dan periode pemberian ASI. Pola asuh makan adalah praktik pemberian makan responden kepada contoh yang berkaitan dengan pemberian ASI dan MPASI, kebiasaan makan, dan pola konsumsi pangan. Pola asuh kesehatan adalah praktik sebagai usaha preventif, kuratif, dan pemeliharaan keamanan contoh yang berkaitan dengan akses kesehtan dasar dan kebersihan diri dan keluarga responden. Perilaku KADARZI adalah tindakan-tindakan anggota keluarga yang berkaitan dengan indikator KADARZI. Status gizi balita adalah perbandingan antara berat badan dengan tinggi badan (BB/TB), tinggi badan dengan umur (TB/U), dan berat badan dengan umur (BB/U) balita yang dikategorikan berdasarkan WHO-NCHS.