SURVEY HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY Triwulan III - 2005 Harga properti residensial meningkat Pada triwulan mendatang dip erkirakan harga properti tumbuh melambat Perkembangan Harga Properti Residensial Harga meningkat Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) pada triwulan III-2005 yang menggambarkan perkembangan harga rumah baru di 14 kota besar Indonesia termasuk wilayah Jabotabek, mengindikasikan terjadinya kenaikan harga hingga indeks tercatat sebesar 128,37. Secara triwulanan, indeks tumbuh sebesar 0,82% (q-t-q), peningkatan tersebut lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya (1,88%). Dilihat berdasarkan tipe rumah, secara q-t-q pertumbuhan indeks tertinggi terjadi pada rumah tipe kecil yakni sebesar 1,16%, diikuti oleh rumah tipe menengah dan tipe besar masing-masing sebesar 0,% dan 0,40%. Berdasarkan wilayah, secara q-t-q kota Surabaya merupakan wilayah yang mengalami peningkatan harga rumah tertinggi (sebesar 2,22%), terutama karena pertumbuhan indeks harga rumah tipe menengah (sebesar 2,47%). Sementara itu, pertumbuhan harga terendah terjadi di kota Padang (sebesar 8%). Sedangkan untuk harga rumah di wilayah Jabotabek tumbuh sebesar 1,12%. Grafik 1 Perkembangan Indeks Harga Properti Residensial Gabungan 14 Kota Besar Di Indonesia (q-t-q) (Indeks) 135 (%) - TwI Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV* IHPR - Metodologi Survei Harga Properti Residensial (SHPR) merupakan survei triwulanan yang dilaksanakan sejak triwulan I-1999 terhadap beberapa pengembang proyek perumahan (developer) di 12 kota yaitu Medan, Padang, Palembang, Bandar Lampung, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin, Manado, dan Makassar. Wilayah Jabotabek mulai disurvei dan sekaligus digabung dalam Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada triwulan I-2002. Dan pada triwulan 1 2004 ditambah 1 kota lagi yaitu Pontianak sehingga seluruhnya ada 14 kota. Pengumpulan data dilakukan secara langsung (face to face) mencakup data harga jual rumah, jumlah unit rumah yang dibangun dan dijual pada triwulan bersangkutan serta prakiraan harga jual rumah dalam triwulan berikutnya. Pengolahan data dilakukan dengan metode rata-rata sederhana atas harga rumah pada tiap tipe bangunan rumah (tipe kecil, tipe menengah dan tipe besar) dan selanjutnya Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) dihitung dengan metode indeks berantai sederhana. Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah 1
Pada triwulan mendatang diprakirakan terjadi penurunan harga Para pengembang (developer) mengekspektasikan harga properti residensial pada triwulan IV-200 5 akan mengalami penurunan sehingga indeks diperkirakan menjadi sebesar 127,13. Secara triwulanan, indeks diperkirakan tumbuh negatif sebesar 0,97% (q-t-q), berkebalikan arah dibandingkan peningkatan indeks pada triwulan III-2005 (0,82%). Penurunan indeks pada triwulan IV-2005 diperkirakan terutama didorong oleh turunnya harga pada rumah tipe kecil dan besar masing-masing sebesar 3,35% dan 0,31%, sedangkan rumah tipe menengah mengalami kenaikan sebesar 0,75% (q-t-q). Secara triwulanan, kota yang diperkirakan mengalami penurunan harga rumah tertinggi adalah kota Padang (-25,41%) terutama karena penurunan harga rumah tipe kecil sebesar 27,70%. Sementara itu, kota yang mengalami peningkatan harga tertinggi adalah kota Medan (4,%). Khusus untuk wilayah Jabotabek, harga rumah diprakirakan mengalami kenaikan sebesar 0,39% (q-t-q)., Grafik 2 Perkembangan IHPR Rumah Tipe Kecil (q-t-q) 6,0 135 Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV* - - - - IHPR - Tipe Kecil Grafik 3 Perkembangan IHPR Rumah Tipe Menengah (q -t-q) 7,0 6,0 80 60 40 20 0 Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV* IHPR - Tipe Menengah Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah 2
Grafik 4 Perkembangan IHPR Rumah Tipe Besar (q-t-q) TwI Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV* - IHPR - Tipe Besar Harga Harga barang sub tempat kelompok tinggal biaya tempat tinggal pada IHK triwulan pada triwulan I-2004 III-2005 meningkat (inflasi) Dari hasil pengamatan terhadap indeks harga jenis sub kelompok biaya tempat tinggal pada IHK-BPS pada triwulan III-2005 (September 2005) memberikan indikasi searah kenaikan harga properti residensial dengan indeks sebesar 129,00. Secara triwulanan, indeks harga sub kelompok biaya tempat tinggal menunjukkan peningkatan sebesar 0,29% (q-t-q), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,56%. Sementara itu, pada September 2005 sub kelompok biaya tempat tinggal mengalami inflasi sebesar 0,48% (m-t-m). (%) Grafik 5 Perkembangan IHPR dan Indeks Harga Biaya Tempat Tinggal (q -t-q) 0 0 0 0 0 0-0 -0 Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV* Perubahan IHPR Perubahan IHK Sub Kel. Biaya Tempat Tinggal Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah 3
Pertumbuhan IHPR secara tahunan mengalami peningkatan Pada triwulan IV-2005 pertumbuhan hargasecara tahunan melambat Secara tahunan (y-o-y), Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada triwulan III- 2005 mencatat kenaikan sebesar 6,68%, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (5,81%). Meningkatnya angka pertumbuhan tahunan tersebut terjadi pada keseluruhan tipe rumah dimana pertumbuhan tertinggi terjadi pada rumah tipe kecil (7,16%), diikuti oleh rumah tipe menengah (6,84%) dan tipe besar (6,04%). Pertumbuhan tahunan tertinggi masih tetap terjadi di kota Banjarmasin (13,32%) dan terendah di Bandar Lampung (1,80%). Sementara itu, untuk wilayah Jabotabek mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 5,12%. Sementara pada triwulan IV-2005, pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) secara tahunan diprakirakan sebesar 4,36%, atau lebih rendah dibandingkan pertumbuhan indeks pada triwulan sebelumnya (6,68%). Melambatnya pertumbuhan tahunan tersebut diperkirakan terjadi pada semua tipe rumah, dimana rumah tipe kecil, menengah, dan besar masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 2,38%, 6,22% dan 4,46%. Menurut wilayah, pertumbuhan tahunan tertinggi terjadi di kota Banjarmasin (11,89%) dan terendah terjadi di kota Bandar Lampung (1,41%), sementara kota Padang mengalami pertumbuhan negatif sebesar 23%. Khusus untuk wilayah Jabotabek diperkirakan mengalami pertumbuhan tahunan sebesar 4,35%. Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah 4
Tabel 1 Perubahan Indeks Harga Properti Residensial Pada Triwulan III-2005 NO KOTA Perubahan Triwulanan Perubahan Tahunan Kecil Menengah Besar Total Kecil Menengah Besar Total 1 BANDUNG 1,30 1,10 0,53 0,98 5,62 6,10 13,14 8,26 2 BANDAR LAMPUNG 0 0 0,40 0,13 0,86 3,65 0, 1,80 3 BANJARMASIN 2,65 3,12 0 1,92 14,32 14,18 11,40 13,32 4 DENPASAR 1,92 1,86 0 1,26 3,50 3,82 2,42 3,28 5 PALEMBANG 1,10 1 1,43 1,18 12,27 11,57 9,64 11,22 6 SEMARANG 0,69 0,21 0 0,30 11,44 9,17 6,77 9,12 7 YOGYAKARTA 0,60 0,57 0,17 0,45 4,92 2,58 6,16 4,56 8 PADANG 0,25 0 0 8 4,62 4,22 4,99 4,63 9 MEDAN 0,49 7-0,16 0,13 5,99 5,42 2,15 4,53 10 MAKASSAR 2,65 9 0 0,91 17,25 7,43 1,59 8,66 11 MANADO 0 0,61-0,30 2,52 8,99-5,77 12 SURABAYA 2,43 2,47 1,76 2,22 7,27 19 16,01 11,11 13 PONTIANAK 1,43 0 0 0,48 3,43 3,42 0 2,29 14 JABOTABEK 0,78 1,49 7 1,12 6,75 4,66 3, 5,12 Tabel 2 Ekspektasi Perubahan Indeks Harga Properti Residensial Pada Triwulan IV-2005 NO KOTA Perubahan Triwulanan Perubahan Tahunan Kecil Menengah Besar Total Kecil Menengah Besar Total 1 BANDUNG 2,25 2,44 0,74 1,81 6,85 6,47 11,36 8,23 2 BANDAR LAMPUNG 0 0 0 0 0,86 2,46 0, 1,41 3 BANJARMASIN 2,86 0,91-2,94 0,28 16,00 12, 6,79 11,89 4 DENPASAR -0,34 14,22 0 4,62 2,92 18,58 2,42 7,97 5 PALEMBANG -9,63 3,14 0-2,16-3,22 9,59 8,28 4,93 6 SEMARANG 0,86 0,50-10,21-2, 13 7,79-4,13 4,84 7 YOGYAKARTA 1,75 0,92 0,84 1,17 5,46 2,98 3,10 3,84 8 PADANG -53, -27,70 5,44-25,41-51,96-24,65 10,70-23 9 MEDAN 5,46 8,83 0,56 4, 11,78 14,12 2,72 9,51 10 MAKASSAR 8 2,96 0 1 15,50 6,62 1,59 7,83 11 MANADO 0 0-0,50 2,52 18-6,30 12 SURABAYA 0,28 0, 1,42 0,88 7,57 10,22 11,25 9,68 13 PONTIANAK 0 1,75 0 0,58 3,43 5,23 0 2,88 14 JABOTABEK 0,49 0,59 8 0,39 5,84 4,35 2,86 4,35 Gabungan 14 Kota -3,35 0,75-0,31-0,97 2,38 6,22 4,46 4,36 Bagian Statistik Sektor Riil dan Keuangan Pemerintah 5