BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI SUB ASSY SPOT WELDING GUTTER COMPLETE R/L

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang ingin memenangkan kompetisi dalam dunia industri akan memberikan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISIS DATA

PROSES WELDING FRONT CHASSIS NISSAN X-TRAIL DI PT. NISSAN MOTOR INDONESIA. Nama : Bernie Fauzan Mochamad Npm : Kelas : 4 IC 04

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ANALISIS PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI ACARA 1 PENGUKURAN WAKTU KERJA DENGAN JAM HENTI

Perhitungan Waktu Baku Menggunakan Motion And Time Study

BAB IV PEMBUATAN SIMULASI MESIN PRES SIL OLI

practicum apk industrial engineering 2012

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa peta kendali dan kapabilitas proses. Dari gambar 4.7 peta kendali X-bar dan R-bar bulan Januari 2013, dapat

PETA PETA KERJA. Nurjannah

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap Tahun 2006 / 2007

BAB II LANDASAN TEORI

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL PERANCANGAN DAN PERBAIKAN METODE KERJA

BAB V ANALISIS HASIL

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB V ANALISA HASIL. PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA. General Assy. Stay Body Cover. Permanent 1. Permanent 2. Permanent 3. Permanent 4. Inspeksi. Repair.

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

PENGUKURAN WAKTU KERJA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement)

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

MODUL 1 PERANCANGAN PRODUK MODUL 1 ANALISA DAN PERANCANGAN KERJA (MOTION AND WORK MEASUREMENT)

SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) PADA PT. NGK

Lamp n (menit) x/n


BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

MODUL II WORK MEASUREMENT

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat. Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara

Aplikasi Statistik Pada Industri Manufaktur. SPC,I/Rev.03 Copyright Sentral Sistem Mei 08

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Penulisan Ilmiah Anggit Setiyadi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada dasarnya pengumpulan data yang dilakukan pada lantai produksi trolly

PENGUKURAN WAKTU. Nurjannah

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

Perbaikan Metode Kerja Menggunakan Peta Kerja pada Proses Produksi Trafo

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 3 METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pengukuran Waktu Work Sampling TEKNIK TATA CARA KERJA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selesai sesuai dengan kontrak. Disamping itu sumber-sumber daya yang tersedia

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

MODUL PRAKTIKUM ANALISIS DAN PENGUKURAN KERJA

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

DAFTAR ISI. Halaman. viii

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka

DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xv

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS FUEL TANK SHOGUN PADA PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Pembuatan Diagram Sebab Akibat. Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selama proses analisa perbaikan, antara lain adalah : penyelesaian masalah terhadap semua kasus klaim yang masuk.

PENGUKURAN WAKTU STANDART DAN PENGENDALIAN KUALITAS UNTUK PERBAIKAN PENJADWALAN PRODUKSI

PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI DI PT. X DENGAN MEMPERHATIKAN LINTASAN PERAKITAN DAN TATA LETAK FASILITAS

Dalam menjalankan proses ini permasalahan yang dihadapi adalah tidak adanya informasi tentang prediksi kebutuhan material yang diperlukan oleh produks

PERANCANGAN PROSES 81

Lampiran-1: Tabel Westinghouse System's Rating A1 Superskill 0.13 A A B1 Excellent 0.08 B B C1 Good 0.03 C2 0.

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB II LANDASAN TEORI

3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Skripsi Sarjana Semester Genap Tahun 2005 / 2006

BAB 4 PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

MEMPELAJARI KESEIMBANGAN LINI PERAKITAN CABIN TIPE SL PADA BAGIAN WELLDING DI PT. KRAMA YUDHA RATU MOTOR

Menganggur Independent Kerja Kombinasi

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH. Adapun urutan langkah-langkah dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Latar Belakang Masalah. Perumusan Masalah. Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian.

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB II LANDASAN TEORI...

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Transkripsi:

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan data 4.1.1 Produk Gutter Complete R/L Perusahaan PT. Inti Pantja Press Industri dipercayakan untuk memproduksi sebagian produk kendaraan New All Honda Jazz, Salah satunya yaitu panel assy Gutter Complete R/L Keterangan produk yang dihasilkan perusahaan untuk produk kendaraan New All Honda jazz, dapat dilihat pada gambar 4.1 dibawah ini. Gambar 4.1 Panel Assy Gutter Complate

Proses assy panel Gutter Complete R/L dengan Menggunakan sistem spot welding, dimana dalam satu panel terdapat 27 spot welding dan diproses pada suatu jig. 4.1.2 Flow proses produksi Gutter Complete R/L Suatu urutan proses produksi yang digunakan sebagai perencanaan dalam memproduksi produk dari awal proses sampai menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang sudah ditentukan. Dari flow proses dapat diperoleh informasi penggunaan mesin yang akan digunakan, urutan produksi dan waktu yang akan dibutuhkan dalam membuat 1 unit produk. Tabel 4.1 Operation process chart Flow proses produksi sub assy Gutter Complite R/L OPC ( OPERTION PROCESS CHART ) PT. INTI PANTJA PRESS INDUSTRI NAMA OBJECT : SUB ASSY GUTTER COMPLETE R/L X SEKARANG DIPETAKAN OLEH : EGI YUSITO USULAN TANGGAL DIPETAKAN : 12 JNUARI 2009 Mesin Projection Nut GTR LWR ( 12" ) Mesin Projection Nut Patch assy ( 8" ) Mesin Spot Welding MID GTR ( 15" ) Mesin Spot Welding Assy 1 ( 166" ) Mesin Spot Welding Assy 2 ( 194" ) 090 GTR LWR 03 Patch 02 MID GTR Assy GTR MID 01 STIF GTR 0100 Nut M6 0110 Assy Part 04 05 Nut M8 Assy Part Patch assy 013 EXTN GTR 017 UP GTR Ins.01 Check Part Ins.02 06 Check Part Delivery Next Process 07 Ins.03 Assy Part Check Part 08 Delivery Next Process 014 GTR 015 Assy Part 018 Assy Part Ins.05 Finish Check Part 012 Delivery Next Process Ins.04 Check Part 019 Finish 016 RINGKASAN KEGIATAN JUMLAH WAKTU OPERASI 19 360 dtk PERIKSA 5 - TOTAL 24 360 dtk KETERANGAN PROSES ASSY QUALITY

Gambar flow proses produksi sub assy Gutter Complite R/L 3 Gauge Spot Patch + Gtr Mid 2 Proj. Nut M8 Patch Gtr Mid Jig 1 Corner gtr Jig 2 Gtr Upr 5 Stiff Gtr Lwr 1 Exten gtr Proj. Nut M6 Gutter Lwr Gambar 4.2 Proses sub assy Gutter Complete R/L 4.1.3 Perhitungan waktu baku proses produksi Proses perhitungan dilakukan dengan pengambilan data langsung dengan menggunakan stopwacth dan waktu proses langsung dicatat untuk dijadikan sebagai perhitungan waktu baku produk Gutter Complete R/L. Berikut data waktu proses produksi untuk menghasilkan suatu produk 1 unit dibawah ini.

Tabel 4.2 Data waktu proses Gutter Complete R/L No Aktivitas Alat Pengamatan 1 Pengamatan 2 Pengamatan 3 Pengamatan 4 Pengamatan 5 1 Proses assy Gutter Complete R/L Gun Welding 317 dtk 353 dtk 336 dtk 356 dtk 347 dtk 2 Proses assy Gutter Complete R/L Gun Welding 383 dtk 380 dtk 387 dtk 368 dtk 368 dtk 3 Proses assy Gutter Complete R/L Gun Welding 363 dtk 346 dtk 356 dtk 364 dtk 383 dtk 4 Proses assy Gutter Complete R/L Gun Welding 345 dtk 361 dtk 352 dtk 365 dtk 349 dtk 5 Proses assy Gutter Complete R/L Gun Welding 360 dtk 411 dtk 373 dtk 379 dtk 346 dtk 6 Proses assy Gutter Complete R/L Gun Welding 361 dtk 365 dtk 358 dtk 343 dtk 326 dtk Jumlah 2129 dtk 2216 dtk 2162 dtk 2175 dtk 2119 dtk Total waktu (X i ) 10801 dtk Rata rata 360 dtk ΣXi = 10.801detik X = 10.801 30 = 360.03detik Standar deviasi n 1 σ = ( x ( n 1) i= 1 _ i x ) 2 = 18.98 3 = 3 x 18.98 = 56.94 UCL = _ x + 3 = 360.03 + 56.94 = 416.97 LCL = _ x 3 = 360.03-56.94 = 303.09

Karena tidak terdapat data yang ada di luar batas kendali, maka dapat disimpulkan bahwa data yang ada telah seragam. Adapun UCL, CL dan LCL ini dapat diilustrasikan dalam bentuk grafik sebagai berikut : xi =10801 Grafik 4.1. Grafik keseragaman data waktu proses Assy Gutter Complete R/L xi 2 =3899169 Uji kecukupan data untuk tingkat kepercayaan 95% dan tingkat ketelitian 5%.adalah sebagai berikut : 40 N ' = N Xi 2 ( Xi Xi) 2 2 = 40 30(3899169) (10801) 10801 2 2

40 = 116975070 116661601 10801 2 = 2.07 Karena N < N (2.07 < 30) maka data yang ada dikatakan telah mencukupi. Rata rata waktu proses untuk Assy Gutter Complete R/L adalah 360.03 (Ws) detik dan rating performance operator adalah memenuhi klasifikasi berikut : a. Excellent skill (B2) : + 0.08 b. Good Effort (C2) : + 0.02 c. Good Condition (C) : + 0.02 d. Good Consistency (C) : + 0.01 Total : + 0.13 Maka waktu normal untuk elemen kerja Assy Gutter Complete R/L adalah Wn = Ws x (1+ Rf Westinghouse) lihat ditabel 2.1 Wn = 360.03 detik x (1 + 0.13) = 406.8 detik Sehingga waktu baku proses tersebut sebagai berikut : Wb = Wn + ( Ws x Rf (Rating factor) x Allowance ) Wb = 406.8 detik + ( 360 x 0.13 x 10% ) Wb = 411,48 detik

4.2 Pengolahan data 4.2.1 Operator sub assy Honda Jazz Untuk memenuhi kebutuhan produksi sub assy Honda Jazz, operator yang digunakan sebanyak 6 orang ( untuk 2 shift ), diantaranya : a. 2 operator proses sub assy gutter complete RH b. 2 Operator Proses sub assy gutter complete LH c. 2 Operator Proses sub assy non gutter (Front roof, Rail Roof dll ) Rumus : PC = n x S x H x R p PC n S = Kapasitas produksi /minggu = Jumlah pusat pengerjaan = Jumlah Shift per perioda H = Jam /shift ( 8 jam/shift ) Rp = Laju produksi /jam Hitung jumlah unit produk /jam = 3600 ( 1 jam ) 411.48 detik ( waktu baku proses) = 8.75 unit/jam

PC = 1 pusat pengerjaan x 1 Shift x 8 jam x 8.75 Unit PC = 70 unit / hari Kapasitas produksi dalam sebulan 70 unit x 20 (hari kerja) = 1400 unit 2 Shift x 1400 = 2800 unit 4.2.2 Forcast produksi customer Forecast yaitu permintaan produk dan jasa di waktu mendatang dan bagianbagiannya adalah sangat penting dalam perencanaan dan pengawasan produksi. Dengan adanya forecast dapat membantu perencanaan-perencanaan yang harus dilakukan, akan tetapi forecast hanya sebagai ramalan atau rencana produksi untuk mempersiapkan segala sesuatu yang akan terjadi. Berikut data forecast produk tiap bulan terhadap produk yang dihasilkan. Diagram 4.1 Data forcast dengan kapasitas produksi sub assy Honda Jazz UNIT 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 Data Forcast dan Kapasitas Produksi Sub Assy Honda 5737 5238 4380 3840 2793 1620 2932 2677 1428 JUNI JULI AGUSTUS 2008 GTR RH GTR LH RAIL ROOF COMP FORECAST

Dari data diatas menunjukan adanya ketidakseimbangan antara kapasitas produksi sub assy Honda ( PT.Inti Pantja Press Industri ) dengan forcast ( Honda prosfect Motor ), sehingga perlu adanya perubahan proses produksi untuk mendapatkan jumlah produk sesuai dengan kebutuhan customer. 4.2.3 Target waktu proses produksi Gutter Complete R/L Hasil data yang diperoleh menunjukan akan terjadi perbedaan waktu antara produk Gutter dengan non Gutter, sehingga over time akan tetap diberlakukan. Untuk menghindari hal itu terjadi maka perlu adanya target yang akan direncanakan. Berikut target waktu proses sub assy Gutter Complete R/L. Diagram 4.3 Data target waktu proses sub assy Gutter Complete R/L

METHOD Dressing tip masih manual MAN flow proses penggunaan gun tidak efektif terlalu banyak proses penyimpanan dan pengambilan gun proses berdasarkan jig sulit untuk proses dresser dengan menggunakan kikir Dresser menggunakan kikir penghitungan spot welding manual Tidak ada alat penghitung automatic sulit menentukan posisi spot welding Tingginya waktu proses spot welding Gutter Comp. R/L MATERIAL ENVIRONMENT tidak ada pengarah gun MACHINE proses repair spatter welding area spot welding sempit Gambar 4.3 Fishbone diagram

4.3 Analisa data 4.3.1 Menghitung waktu urutan penggunaan gun welding proses sub assy gutter complete R/L 4.3.1.1 Permasalahan Pada proses welding panel Gutter Complete R/L digunakan 2 jenis gun welding yang berbeda, sehingga urutan penggunaan gun akan berpengaruh pada waktu, diakibatkan terlalu banyaknya penggunaan gun pada saat proses. Berikut urutan penggunaan gun pada saat proses welding Gambar 4.4 Urutan proses spot welding jig 1

Gambar 4.5 Urutan proses spot welding jig 2 Penggunaan gun pada saat proses berdasarkan jig, proses spot welding dilakukan pada jig pertama dengan menggunakan 2 tipe gun dan produk dari jig 1 dipindahkan ke jig 2 dengan menggunakan gun yang sama untuk proses selanjutnya. Flow Proses penempatan dan pengambilan berdasarkan jig a. Jig 1 ambil gun vertical proses simpan gun ambil gun horizontal proses simpan gun b. Jig 2 ambil gun vertical proses simpan gun ambil gun horizontal proses simpan gun

Berikut gambar dari penjelasan proses penggunaan gun yang digunakan : Gambar 4.6 Urutan gun proses spot welding sebelum perubahan Pada gambar diatas untuk proses welding menimbulkan penambahan waktu untuk pengambilan dan penempatan gun welding yang berlebih. Berikut data hasil pengukuran langsung pada proses Sub Assy Gutter Complete R/L : Table 4.3 Data waktu pengambilan dan penempatan gun No Aktivitas Alat Pengamatan 1 Pengamatan 2 Pengamatan 3 Pengamatan 4 Pengamatan 5 1 Ambil gun vertical proses simpan gun Jig 1 6 dtk 7 dtk 6 dtk 6 dtk 5 dtk 2 Ambil gun horizontal proses simpan gun Jig 1 7 dtk 5 dtk 5 dtk 6 dtk 7 dtk 3 Ambil gun vertical proses simpan gun Jig 2 5 dtk 5 dtk 6 dtk 7 dtk 5 dtk 4 Ambil gun horizontal proses simpan gun Jig 2 6 dtk 6 dtk 5 dtk 6 dtk 6 dtk Total waktu 24 dtk 23 dtk 22 dtk 25 dtk 23 dtk Rata rata 23.4 dtk

Table 4.4 Peta proses operator flow spot welding sebelum perubahan PT. INTI PANTJA PRESS INDUSTRI PETA PROSES OPERATOR No. Komponen : JA 001/JA 002 No. Gambar : 2 AP Operasi : Assy Gutter Complete R/L Departement : Engineering Tanggal : 17 Juni 2008 Digambar oleh : Egi Yusito Jig 2 part Jig 1 part Tangan Kiri Waktu Simbol Waktu Tangan Kanan Rest 0.5 RS RE 0.5 Reach Reach 0.3 RE H 0.3 Hold Hold 0.4 H M 1 Move Position 3.6 P P 2 Position U 1 Use Move 1 M M 1 Move Release 0.3 RL RL 0.3 Release TOTAL 6.1 6.1 Siklus Waktu = 6.1 Detik Unit/Siklus = 4Unit Waktu per unit = 24.4 Detik 4.3.1.2 Realisasi perbaikan Waktu yang terjadi diakibatkan oleh banyaknya proses penggunaan gun pada saat proses welding, akan menambah waktu untuk membuat 1 unit produk, maka dari itu, perubahan penggunaan gun harus lebih efektif.

Hasil analisa yang dilakukan yaitu dengan merubah flow penggunaan gun pada saat proses produksi berlangsung. Berikut gambar untuk perubahan flow penggunaan gun pada jig. Flow penggunaan gun spot welding Gambar 4.7 Urutan proses spot welding setelah perubahan Dari gambar diatas proses penggunaan gun cukup efektif yaitu dengan memanfaatkan penggunaan gun. satu gun dapat digunakan pada kedua jig dengan ketentuan kedua jig tersebut sudah terpasang panel yang sudah di assy. Proses pengambilan dan penempatan berkurang dari 4 kali proses menjadi 2 kali proses dan waktu yang dibutuhkan untuk penyimpanan menjadi 12 detik.

Table 4.5 Data waktu perubahan pengambilan dan penempatan gun No Aktivitas Alat Pengamatan 1 Pengamatan 2 Pengamatan 3 Pengamatan 4 Pengamatan 5 1 Ambil gun vertical proses Jig 1 4 dtk 3 dtk 3 dtk 3 dtk 4 dtk 2 proses simpan gun Jig 2 2 dtk 3 dtk 4 dtk 2 dtk 3 dtk 3 Ambil gun vertical proses Jig 1 3 dtk 4 dtk 2 dtk 4 dtk 3 dtk 4 proses simpan gun Jig 2 2 dtk 2 dtk 4 dtk 3 dtk 2 dtk Total waktu 11 dtk 12 dtk 13 dtk 12 dtk 12 dtk Rata rata 12 dtk Table 4.6 Peta proses operator flow spot welding setelah perubahan PT. INTI PANTJA PRESS INDUSTRI PETA PROSES OPERATOR No. Komponen : JA 001/JA 002 No. Gambar : 2 AP Operasi : Assy Gutter Complete R/L Departement : Engineering Tanggal : 17 Juni 2008 Digambar oleh : Egi Yusito Jig 2 part part Jig 1 Tangan Kiri Waktu Simbol Waktu Tangan Kanan Rest 0.5 RS RE 0.5 Reach Reach 0.3 RE H 0.3 Hold Hold 0.4 H M 1 Move Position 3.6 P P 2 Position U 1 Use Move 1 M M 1 Move Release 0.3 RL RL 0.3 Release TOTAL 6.1 6.1 Siklus Waktu = 6.1 Detik Unit/Siklus = 2Unit Waktu per unit = 12.2 Detik

4.3.1.3 Hasil evaluasi Dengan adanya perubahan flow penggunaan gun pada saat proses produksi sub assy Gutter Complete R/L berlangsung, maka waktu proses tersebut dapat dapat berkurang sebesar 3.33% atau 12 detik. Diagram 4.4 Data persentase flow proses gun 4.3.1.4 Biaya perubahan Untuk perubahan proses penggunaan gun tidak ada pembelian peralatan maupun mesin yang akan digunakan akan tetapi hanya perubahan intruksi proses kerja yang disampaikan pada operator produksi, sehingga perubahan ini tidak ada biaya yang dikeluarkan atau Rp 0. 4.3.2 Menghitung waktu proses dresser manual 4.3.2.1 Permasalahan Proses dressing yaitu proses yang dilakukan oleh operator untuk memperbaiki kondisi tip gun sesuai standar dengan menggunakan alat bantu mesin dresser.

Apabila proses dresser tidak dilakukan maka, akan mempengaruhi terhadap kulitas spot welding. Masalah yang akan terjadi yaitu nugget welding akan membesar dan kualitas kekuatan welding tidak kuat. Pentingnya proses tersebut maka penghitungan stroke harus dapat dijaga, untuk mempertahankan kualitas welding tetap baik. Proses tersebut dilakukan ketika proses spot welding / stroke sudah mencapai 150 ( hasil percobaan ) dan proses penghitungan jumlah spot welding dilakukan oleh operator. Proses dressing dilakukan menggunakan kikir, proses dresser menggunakan kikir operator harus dapat menyesuaikan dengan dimensi tip welding. Kesalahan proses dressing tip welding akan berpengaruh terhadap bentuk welding itu sendiri, masalah yang akan terjadi diantaranya nugget welding kecil, hasil welding tidak rata, pengaruhnya pada hasil welding tidak akan kuat atau mudah lepas. Berikut gambar proses dressing dengan menggunakan kikir Gambar 4.8 Proses dresser dengan menggunakan kikir

Hasil pengamatan yang sudah dilakukan proses tersebut cukup menghabiskan waktu proses produksi berikut data yang sudah diambil : Table 4.7 Data waktu proses dresser manual No Aktivitas Alat Pengamatan 1 Pengamatan 2 Pengamatan 3 Pengamatan 4 Pengamatan 5 1 proses dresser dengan menggunakan kikir Gun Welding 106 dtk 83 dtk 78 dtk 86 dtk 84 dtk 2 proses dresser dengan menggunakan kikir Gun Welding 93dtk 100dtk 96dtk 95dtk 108 dtk 3 proses dresser dengan menggunakan kikir Gun Welding 120 dtk 83 dtk 121 dtk 96 dtk 96 dtk 4 proses dresser dengan menggunakan kikir Gun Welding 85 dtk 115 dtk 90 dtk 100 dtk 96 dtk 5 proses dresser dengan menggunakan kikir Gun Welding 80 dtk 92 dtk 101 dtk 93 dtk 93 dtk Total waktu 96.8 dtk 94.6 dtk 97.2 dtk 94 dtk 95.4 dtk Rata rata 96 dtk Table 4.8 Peta proses operator dressering tip sebelum perubahan PT. INTI PANTJA PRESS INDUSTRI PETA PROSES OPERATOR No. Komponen : JA 001/JA 002 No. Gambar : 2 AP Operasi : Assy Gutter Complete R/L Departement : Engineering Tanggal : 17 Juni 2008 Digambar oleh : Egi Yusito Jig 2 part Jig 1 Kikir Swicth part Tangan Kiri Waktu Simbol Waktu Tangan Kanan Rest 3 RS RE 3 Reach ( Swicth On/Off mesin ) Reach ( Kikir ) 1.3 RE RS 1.3 Rest Hold 0.4 H H 0.7 Hold Move 2 M RE 1.7 Reach Position 2 P P 2 Position Use 84 U U 84 Use Move 2 M M 2 Move Release 1.5 RL RL 1.5 Release TOTAL 96.2 96.2 Siklus Waktu = 96.2 Detik Unit/Siklus = 1Unit Waktu per unit = 96.2 Detik

4.3.2.2 Realisasi perbaikan Dari data diatas menunjukan adanya waktu tambahan yang terjadi sehingga akan bertambahnya waktu proses produksi untuk mendapatkan 1 unit produk.analisa masalah yang harus dilakukan yaitu 1. Merubah penghitungan manual jumlah spot welding yang dilakukan dengan menggunakan alat penghitung stroke otomatis. Berikut gambar alat bantu penghitung jumlah stroke spot welding Gambar 4.9 Counter Automatic Pemasangan mesin automatic counter dihubungkan antara hidrolic gun upper dengan lower, sehingga apabila proses spot welding dilakukan akan mengalirkan arus, arus tersebut akan mengalir pada alat counter dan secara otomatis alat tersebut akan menghitung jumlah stroke yang sudah dilakukan. Fungsinya yaitu apabila spot welding sudah mencapai 150 stroke maka alat tersebut secara otomatis akan memutuskan arus listrik pada mesin spot welding dan mesin tersebut akan menghubungkan kembali arus pada mesin

selama 30 detik (waktu arus mati dapat disetting pada mesin sesuai kebutuhan). 2. Merubah proses dressing manual menggunakan kikir dengan alat mesin dressing. Berikut gambar mesin dressing Gambar 4.10 Dresser machine Digunakan setelah mesin berhenti secara otomatis, dengan memasukan mata cutter pada tip welding ( sesuai dimensi tip welding ) cutter tersebut akan berputar dan memperbaiki dimensi tip yang sudah digunakan. Hasil dari perubahan pada proses dressing waktu proses produksi menjadi turun. Berikut data waktu proses dressing setelah adanya perubahan Table 4.9 Data waktu perubahan dresser mesin No Aktivitas Alat Pengamatan 1 Pengamatan 2 Pengamatan 3 Pengamatan 4 Pengamatan 5 1 proses dresser dengan menggunakan kikir Gun Welding 58 dtk 53 dtk 55 dtk 61 dtk 53 dtk 2 proses dresser dengan menggunakan kikir Gun Welding 55 dtk 58 dtk 55 dtk 56 dtk 54 dtk 3 proses dresser dengan menggunakan kikir Gun Welding 52 dtk 56 dtk 54 dtk 58 dtk 56 dtk 4 proses dresser dengan menggunakan kikir Gun Welding 57 dtk 52 dtk 54 dtk 54 dtk 54 dtk 5 proses dresser dengan menggunakan kikir Gun Welding 51 dtk 53 dtk 56 dtk 58 dtk 51 dtk Total waktu 54.6 dtk 54.4 dtk 54.8 dtk 57.4 dtk 53.6 dtk Rata rata 54.96 dtk

Table 4.10 Peta proses operator dressering tip setelah perubahan PT. INTI PANTJA PRESS INDUSTRI PETA PROSES OPERATOR No. Komponen : JA 001/JA 002 No. Gambar : 2 AP Operasi : Assy Gutter Complete R/L Departement : Engineering Tanggal : 17 Juni 2008 Digambar oleh : Egi Yusito Jig 2 part Jig 1 Mesin Dresser Swicth part Tangan Kiri Waktu Simbol Waktu Tangan Kanan Rest 0.7 RS RE 0.7 Reach Rest 0.5 RS H 0.5 Hold Move 1.9 M M 1.7 Move Position 2 P P 2 Position Use 46 U U 46 Use Release 2 RL M 2 Move Rest 1.5 RS RL 1.7 Release TOTAL 54.6 54.6 Siklus Waktu = 54.6 Detik Unit/Siklus = 1Unit Waktu per unit = 54.6 Detik 4.3.2.3 Hasil evaluasi Dengan adanya penambahan alat yang digunakan yaitu alat penghitung stroke (counter automatic) dan mesin dresser tip gun, maka waktu proses tersebut dapat berkurang sebesar 10.83% atau 39 detik.

Diagram 4.5 Data persentase waktu proses dresser tip gun 4.3.2.4 Biaya perubahan Biaya yang digunakan pada perubahan proses dresser tip gun yaitu sebesar Rp. 8.850.000 untuk pembelian alat penghitung stroke ( counter automatic) dan mesin dresser tip gun. 4.3.3 Menghitung waktu proses posisi titik spot welding 4.3.3.1 Permasalahan Gambar 4.11 Proses posisi titik spot welding

Proses menentukan posisi titik spot welding sangat penting, karena titik welding harus sesuai dengan standar yang sudah ditentukan, apabila terjadi perubahan posisi titik welding maka produk tersebut gagal proses atau produk reject. Pada proses produksi spot welding gutter complete, operator harus melakukan proses spot welding sebanyak 27 titik dalan 1 unit produk. Pada saat operator menentukan posisi tersebut, ada waktu yang dibutuhkan untuk menentukan posisi pada setiap titiknya, berikut data waktu menentukan posisi spot welding. Table 4.11 Data waktu menentukan posisi spot welding ( manual ) No Aktivitas Alat Pengamatan 1 Pengamatan 2 Pengamatan 3 Pengamatan 4 Pengamatan 5 1 proses memposisikan gun welding Gun Welding 4 dtk 4 dtk 3 dtk 8 dtk 6 dtk 2 proses memposisikan gun welding Gun Welding 4 dtk 3 dtk 5 dtk 6 dtk 8 dtk 3 proses memposisikan gun welding Gun Welding 9dtk 10dtk 9dtk 5dtk 4dtk 4 proses memposisikan gun welding Gun Welding 7 dtk 9 dtk 9 dtk 9 dtk 8 dtk 5 proses memposisikan gun welding Gun Welding 4 dtk 7 dtk 3 dtk 7 dtk 8 dtk Total waktu 5.6 dtk 6.6 dtk 5.8 dtk 7 dtk 6.8 dtk Rata rata 6.36 dtk

Table 4.12 Peta proses operator positioning spot sebelum perubahan PT. INTI PANTJA PRESS INDUSTRI PETA PROSES OPERATOR No. Komponen : JA 001/JA 002 No. Gambar : 2 AP Operasi : Assy Gutter Complete R/L Departement : Engineering Tanggal : 17 Juni 2008 Digambar oleh : Egi Yusito Alat Pembuang Spatter part Jig 2 Jig 1 part Tangan Kiri Waktu Simbol Waktu Tangan Kanan Position 6 P P 6 Position TOTAL 6 6 Siklus Waktu = 6Detik Unit/Siklus = 1Unit Waktu per unit = 6Detik 4.3.3.2 Realisasi perbaikan Dari data diatas menunjukan adanya ketidak stabilan dalam menentukan posisi spot welding, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk proses tersebut yang mengakibatkan tingginya waktu proses produksi Gutter Complete R/L, maka dari itu perlu adanya penambahan alat bantu untuk dapat memposisikan gun welding terhadap titik spot pada produk. Hasil analisa alat bantu yang akan digunakan yaitu pemasangan guide gun pada jig dengan proses setting terlebih dahulu yang sesuaikan dengan titik spot pada produk.

Berikut stopper yang akan dipasang pada jig produk gutter complete. Gambar 4.12 Proses posisi titik spot welding (guide gun) Hasil analisa yang dilakukan dengan menambahkan guide gun yang dipasang pada jig welding, maka waktu proses spot welding gutter complete menurun, berikut data evaluasi waktu proses dengan menambahkan guide gun pada jig. Table 4.13 Data waktu menentukan posisi spot welding ( guide gun ) No Aktivitas Alat pengamatan 1 pengamatan 2 pengamatan 3 pengamatan 4 pengamatan 5 1 proses memposisikan gun welding Gun Welding 0 dtk 0 dtk 1 dtk 1 dtk 0 dtk 2 proses memposisikan gun welding Gun Welding 0 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk 3 proses memposisikan gun welding Gun Welding 1 dtk 0 dtk 1 dtk 0 dtk 0 dtk 4 proses memposisikan gun welding Gun Welding 0 dtk 1 dtk 1 dtk 0 dtk 0 dtk 5 proses memposisikan gun welding Gun Welding 1 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk 1 dtk Total waktu 0.4 dtk 0.2 dtk 0.6 dtk 0.2 dtk 0.2 dtk Rata rata 0.32 dtk

Table 4.14 Peta proses operator positioning spot setelah perubahan PT. INTI PANTJA PRESS INDUSTRI PETA PROSES OPERATOR No. Komponen : JA 001/JA 002 No. Gambar : 2 AP Operasi : Assy Gutter Complete R/L Departement : Engineering Tanggal : 17 Juni 2008 Digambar oleh : Egi Yusito Alat Pembuang Spatter part Jig 2 Jig 1 part Tangan Kiri Waktu Simbol Waktu Tangan Kanan Position 0 P P 0 Position TOTAL 0 0 Siklus Waktu = 0Detik Unit/Siklus = 1Unit Waktu per unit = 0Detik 4.3.3.3 Hasil evaluasi Penambahan alat bantu guide gun pada jig welding dapat membantu operator untuk memposisikan spot welding akan lebih cepat, sehingga waktu proses tersebut dapat berkurang sebesar 1.67 atau 6 detik.

Diagram 4.6 Data persentase waktu proses dresser tip gun 4.3.3.4 Biaya perubahan Biaya yang digunakan untuk penambahan guide gun yaitu sebesar Rp. 125.000 untuk proses setting guide gun pada jig welding. 4.3.4 Menghitung waktu proses pembuangan spatter 4.3.4.1 Permasalahan Spatter yaitu kotoran yang keluar dari hasil spot welding yang kurang sempurna, diakibatkan adanya gap antara tip upper dan lower pada saat proses welding dilakukan. Apabila spatter tidak dibersihkan yang menempel pada produk, maka akan mengganggu proses painting di customer, sehingga customer memberikan intruksi untuk adanya penambahan proses menghilangkan spatter. Dengan adanya

penambahan proses tersebut, maka waktu proses menjadi bertambah. Berikut gambar terjadinya spatter yang menempel pada produk Gambar 4.13 Spatter menempel pada produk Table 4.15 Data waktu proses pembuangan spatter No Aktivitas Alat Pengamatan 1 Pengamatan 2 Pengamatan 3 Pengamatan 4 Pengamatan 5 1 Waktu proses pembuangan spetter Gun Welding 65 dtk 54 dtk 70 dtk 56 dtk 40 dtk 2 Waktu proses pembuangan spetter Gun Welding 54 dtk 65 dtk 75 dtk 78 dtk 62 dtk 3 Waktu proses pembuangan spetter Gun Welding 55 dtk 76 dtk 64 dtk 50 dtk 68 dtk 4 Waktu proses pembuangan spetter Gun Welding 60 dtk 103 dtk 65 dtk 63 dtk 65 dtk 5 Waktu proses pembuangan spetter Gun Welding 106 dtk 61 dtk 54 dtk 58 dtk 75 dtk Total waktu 68 dtk 71.8 dtk 65.6 dtk 61 dtk 62 dtk Rata rata 65.68 dtk

Table 4.16 Peta proses operator Pembuangan spatter sebelum perubahan PT. INTI PANTJA PRESS INDUSTRI PETA PROSES OPERATOR No. Komponen : JA 001/JA 002 No. Gambar : 2 AP Operasi : Assy Gutter Complete R/L Departement : Engineering Tanggal : 17 Juni 2008 Digambar oleh : Egi Yusito Jig 2 part Alat Pembuang Spatter part Jig 1 Tangan Kiri Waktu Simbol Waktu Tangan Kanan Reach ( Kikir ) 1.5 RE RS 1.5 Rest Hold 0.5 H RS 0.5 Rest Move 0.4 M H 0.7 Hold Position 2.7 P P 2.4 Position Use 59 U U 59 Use Move 1 M M 1 Move Release 0.5 RL RL 0.5 Release TOTAL 65.6 65.6 Siklus Waktu = 65.6 Detik Unit/Siklus = 1Unit Waktu per unit = 65.6 Detik 4.3.3.2 Realisasi perbaikan Waktu untuk menghilangkan spatter pada saat proses produksi cukup tinggi, dikarenakan spatter yang menempel cukup keras pada produk. Spatter terjadi dikarenakan adanya gap antara tip upper dan lower yang tidak rapat atau terjadi karena tip gun tidak tegak lurus terhadap bidang datar pada produk, masalah tersebut tidak konstan pengaruh operator untuk dapat memposisikan tip gun pada produk.

Kesulitan menentukan kerapatan tip dan ketegak lurusan tip gun menjadi suatu masalah. Untuk itu perlu ada perubahan sehingga spatter yang menempal tidak terjadi lagi. Hasil analisa, untuk menghilangkan spatter yaitu dengan penambahan tembaga pada bidang datar produk yang dipasang pada clamp jig. Berikut gambar pemasangan tembaga pada produk yang akan dipasang. Gambar 4.14 Pemasangan tembaga pada produk Table 4.17 Data pembuangan spatter No Aktivitas Alat Pengamatan 1 Pengamatan 2 Pengamatan 3 Pengamatan 4 Pengamatan 5 1 Waktu proses pembuangan spetter Gun Welding 0 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk 2 Waktu proses pembuangan spetter Gun Welding 0 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk 3 Waktu proses pembuangan spetter Gun Welding 0 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk 4 Waktu proses pembuangan spetter Gun Welding 0 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk 5 Waktu proses pembuangan spetter Gun Welding 0 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk Total waktu 0 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk 0 dtk Rata rata 0 dtk

Table 4.12 Peta proses operator Pembuangan spatter setelah perubahan PT. INTI PANTJA PRESS INDUSTRI PETA PROSES OPERATOR No. Komponen : JA 001/JA 002 No. Gambar : 2 AP Operasi : Assy Gutter Complete R/L Departement : Engineering Tanggal : 17 Juni 2008 Digambar oleh : Egi Yusito Alat Pembuang Spatter part Jig 2 Jig 1 part Tangan Kiri Waktu Simbol Waktu Tangan Kanan Reach ( Kikir ) 0 RE RS 0 Rest Hold 0 H RS 0 Rest Move 0 M H 0 Hold Position 0 P P 0 Position Use 0 U U 0 Use Move 0 M M 0 Move Release 0 RL RL 0 Release TOTAL 0 0 Siklus Waktu = 0Detik Unit/Siklus = 1Unit Waktu per unit = 0Detik 4.3.4.3 Hasil evaluasi Penambahan tembaga yang dipasang pada clamp jig welding dapat mempercepat waktu proses sebesar 18.05% atau 65 detik.

Diagram 4.7 Data persentase waktu pembuangan spatter 4.3.4.4 Biaya perubahan Biaya yang digunakan untuk penambahan tembaga pada clamp jig welding yaitu sebesar Rp. 500.000 untuk bahan tembaga dan setting tembaga pada jig welding.