PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN APRIL 2016

dokumen-dokumen yang mirip
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JULI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN MARET 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JUNI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN MARET 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JANUARI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JULI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JUNI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN APRIL 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JANUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN MEI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JULI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN OKTOBER 2015

Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Produsen Gabah Jawa Tengah Bulan September 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2017

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2017 SEBESAR 101,32

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2017

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2016 SEBESAR 105,26

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2017

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2016 SEBESAR 105,47

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2016 SEBESAR 104,23

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2016

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2017 SEBESAR 102,22

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2016 SEBESAR 103,21

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2017 SEBESAR

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2016 SEBESAR 104,57

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2017 SEBESAR

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2016 SEBESAR 102,57

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2015

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2016 SEBESAR 102,90

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2017 SEBESAR 101,41

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN MEI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2015

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2017 SEBESAR 101,64

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2012

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN FEBRUARI 2014

Perkembangan Nilai Tukar Petani Dan Harga Produsen Gabah Bulan Oktober 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2011

Perkembangan Nilai Tukar Petani Dan Harga Produsen Gabah Jawa Tengah

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2013

2. Indeks Harga Dibayar Petani (Ib)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOPEMBER 2012

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN NOVEMBER 2016 TURUN -0,90 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN JULI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2012

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2012 SEBESAR 117,59

Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Sumatera Utara per Subsektor Maret-April 2012 (2007=100)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN MARET 2017 TURUN -0,03 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN NOVEMBER 2015


PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN OKTOBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2014 SEBESAR 99,65

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN DESEMBER 2016 TURUN -0,11 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN JANUARI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN MEI 2017 TURUN -0,26 PERSEN

Perkembangan Nilai Tukar Petani September 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JULI 2013

Transkripsi:

No. 30/05/33/Th.X, 02 Mei 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN APRIL 2016 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) APRIL 2016 SEBESAR 98,99 ATAU TURUN 0,42 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah bulan April 2016 mengalami penurunan 0,42 persen, yaitu dari posisi 99,40 menjadi 98,99. Hal ini disebabkan karena perubahan indeks harga yang diterima petani (It) lebih kecil dibandingkan dengan perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib). It mengalami penurunan 0,78 persen, dari posisi 122,37 pada bulan Maret 2016 menjadi 121,42 pada bulan April 2016. Sementara Ib mengalami penurunan 0,36 persen, dari posisi 123,10 menjadi 122,66. Dari 5 (lima) sub sektor pertanian komponen penyusun NTP, 3 (tiga) sub sektor mengalami penurunan indeks yaitu : sub sektor Tanaman Pangan turun 2,91 persen, sub sektor Peternakan turun 0,26 persen dan sub sektor Perikanan turun 0,08 persen. Sedangkan sub sektor lainnya mengalami kenaikan yaitu sub sektor Hortikultura naik 0,78 persen dan sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 2,48 persen. Secara umum, Indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan indeks sebesar 0,78 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Penurunan It dipengaruhi oleh penurunan It pada 3 (tiga) sub sektor, yaitu : sub sektor Tanaman Pangan turun sebesar 3,29 persen, sub sektor Peternakan turun 0,52 persen dan sub sektor Perikanan turun sebesar 0,56 persen. Sedangkan sub sektor lainnya yang mengalami kenaikan, yaitu : sub sektor Hortikultura naik sebesar 0,36 persen dan sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 2,14 persen. Indeks harga yang dibayar petani pada bulan April 2016 mengalami penurunan 0,36 persen bila dibandingkan dengan bulan Maret 2016. Penurunan itu dipengaruhi oleh penurunan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,60 persen dan kenaikan Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,11 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) di Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan sebesar 0,88 persen atau dari posisi 106,05 menjadi 105,11 dibanding NTUP bulan sebelumnya. Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK perdesaan di Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan atau terjadi deflasi perdesaan sebesar 0,60 persen. Deflasi terjadi disebabkan turunnya indeks harga kelompok Bahan Makanan sebesar 1,18 persen dan kelompok Transportasi dan Komunikasi sebesar 1,64 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami kenaikan harga, yaitu : kelompok Makanan Jadi sebesar 0,43 persen, kelompok Perumahan sebesar 0,01 persen, kelompok Sandang sebesar 0,10 persen, kelompok Kesehatan sebesar 0,10 persen, serta kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga sebesar 0,14 persen. Dari 33 provinsi (termasuk DKI Jakarta) yang dilaporkan, perubahan NTP April 2016 terhadap NTP Maret 2016 ternyata sangat beragam. Kenaikan indeks NTP terjadi di 21 provinsi, sedangkan 12 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Riau yaitu sebesar 2,10 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Sulawesi Selatan yaitu sebesar 1,29 persen. 1

1. Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah ilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Penghitungan indikator ini diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) yang dinyatakan dalam persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) antara produk pertanian yang dijual petani dengan barang dan jasa yang dibutuhkan petani dalam berproduksi dan konsumsi rumah tangga. Dengan membandingkan kedua perkembangan angka tersebut, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat dikompensasi dengan penambahan pendapatan petani dari hasil pertaniannya. Atau sebaliknya, apakah kenaikan harga jual produksi pertanian dapat menambah pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan para petani. Semakin tinggi nilai NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani. Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. Perubahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergeseran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan Perbedaan antara NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga mengalami perluasan khususnya pada Subsektor Perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 33 provinsi termasuk Provinsi DKI Jakarta, Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara terpisah. Gambar 1 NTP Jawa Tengah Maret April 2016 (2012 = 100) Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di perdesaan di wilayah Jawa Tengah pada bulan April 2016, NTP Jawa Tengah mengalami penurunan indeks 0,42 persen dibanding NTP Maret 2016 yaitu dari posisi 99,40 menjadi 98,99. Besarnya indeks NTP tersebut disebabkan karena perubahan indeks harga produk pertanian yang diterima petani lebih kecil dibanding dengan perubahan indeks harga barang dan jasa yang dibayar petani. 100,20 99,40 98,60 97,80 97,00 99,40 Maret 2016 April 2016 98,99 3,00 2,00 1,00 0,00-1,00-2,00-3,00-4,00 Gambar 2 Perubahan NTP Jawa Tengah per Subsektor Maret April 2016 (2012 = 100) -2,91 0,78 2,48-0,26-0,08 TP Horti TPR Ternak Ikan Penurunan NTP pada bulan April 2016 juga disebabkan oleh penurunan 3 (tiga) sub sektor NTP yaitu : NTP sub sektor Tanaman Pangan turun 2,91 persen, NTP sub sektor Peternakan turun 0,26 persen dan sub sektor Perikanan turun 0,08 persen. Sedangkan NTP yang mengalami kenaikan yaitu : NTP sub sektor Hortikultura naik 0,78 persen dan sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 2,48 persen. 2. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga yang beragam dari komoditas pertanian yang dihasilkan petani. 2

121,54 121,51 117,50 123,15 123,78 120,91 125,59 123,59 124,89 126,44 Pada April 2016, secara umum It mengalami penurunan indeks yang cukup signifikan sebesar 0,78 persen dibandingkan dengan It Maret 2016, yaitu: dari 122,37 menjadi 121,42. Penurunan It terjadi pada 3(tiga) sub sektor, yaitu : Tanaman Pangan turun 3,29 persen, sub sektor Peternakan turun 0,52 persen dan sub sektor Perikanan turun 0,56 persen. Sedangkan sub sektor lainnya yang mengalami kenaikan yaitu ; sub sektor Hortikultura naik 0,36 persen dan Tanaman Perkebunan Rakyat naik 2,14 persen. 130,00 128,00 126,00 124,00 122,00 120,00 118,00 116,00 114,00 112,00 110,00 Maret 2016 April 2016 TP Horti TPR Ternak Ikan Gambar 3 Indeks Yang Diterima Petani Jawa Tengah per Subsektor dan Perubahannya Maret - April 2016 (2012 = 100) 3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) elalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada April 2016, Ib tercatat turun sebesar 0,36 persen bila dibandingkan Maret 2016, yaitu dari 123,10 menjadi 122,66. Penurunan Ib terjadi pada semua 5(lima) sub sektor penyusun NTP yaitu: Ib sub sektor Tanaman Pangan turun 0,39 persen; Ib sub sektor Hortikultura turun 0,42 persen; Ib sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun 0,33 persen, Ib sub sektor Peternakan turun 0,27 persen dan Ib sub sektor Perikanan turun 0,48 persen. 4. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) ada bulan April 2016 NTPP mengalami penurunan indeks sebesar 2,91 persen. Penurunan NTPP disebabkan karena indeks yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 3,29 persen, sedangkan indeks yang dibayar petani mengalami penurunan, yaitu sebesar 0,39 persen. Penurunan Ib disebabkan oleh turunnya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,62 persen dan naiknya Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,24 persen. Gambar 4 Perubahan Indeks Yang Dibayar Petani Jawa Tengah per Sub sektor Maret - April 2016 (2012 = 100) 0,00-0,05-0,10-0,15-0,20-0,25-0,30-0,35-0,40-0,45-0,50 TP Horti TPR Ternak Ikan -0,39-0,42-0,33-0,27 Tabel 1 NTP Subsektor Tanaman Pangan Jawa Tengah dan Perubahannya Maret - Maret 2016 (2012 = 100) No Rincian Maret'16 April'16 (2) (1) (3) (4) (5) I. Indeks Diterima Petani 121,51 117,50-3,29 1. Padi 111,99 107,36-4,14 2. Palawija 146,96 144,65-1,58 II. Indeks Dibayar Petani 125,98 125,48-0,39 1. Konsumsi Rumah Tangga 128,23 127,43-0,62 2. BPPBM 120,10 120,38 0,24 III. Nilai Tukar Petani 96,45 93,64-2,91-0,48 3

b. Subsektor Hortikultura (NTPH) ilai Tukar Petani subsektor Hortikultura (NTPH) pada April 2016 dilaporkan terjadi kenaikan indeks sebesar 0,78 persen. Hal ini terjadi karena indeks yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,36 persen, lebih tinggi dibanding kenaikan indeks yang dibayar petani, dimana Ib mengalami penurunan sebesar 0,42 persen. Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh perubahan indeks harga pada kelompok Sayur-sayuran naik sebesar 0,60 persen, kelompok Buah-buahan naik 0,21 persen dan kelompok Tanaman Obat naik 1,07 persen. Penurunan Ib disebabkan oleh penurunan Indeks Tabel 2 NTP Subsektor Hortikultura Jawa Tengah dan Perubahannya Maret - April 2016 (2012 = 100) No Rincian Maret'16 April'16 (1) (2) (3) (4) (5) I. Indeks Diterima Petani 123,15 123,59 0,36 1. Sayur-sayuran 110,45 111,12 0,60 2. Buah-buahan 138,18 138,47 0,21 3. Tanaman Obat 129,10 127,71-1,07 II. Indeks Dibayar Petani 124,46 123,94-0,42 1. Konsumsi Rumah Tangga 128,62 127,88-0,57 2. BPPBM 114,63 114,61-0,02 III. Nilai Tukar Petani 98,95 99,72 0,78 Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,57 persen dan penurunan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,02 persen. c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) ada April 2016 NTPR mengalami kenaikan indeks sebesar 2,48 persen. Hal ini disebabkan oleh kenaikan indeks yang diterima petani sebesar 2,14 persen, lebih tinggi dibanding penurunan indeks yang dibayar petani, yaitu sebesar 0,33 persen. Penurunan pada Ib terjadi karena turunnya indeks sub kelompok Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,60 persen dan naiknya indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,24 persen. d. Subsektor Peternakan (NTPT) TP sub sektor Peternakan pada bulan April 2016 dilaporkan mengalami penurunan sebesar 0,26 persen. Penurunan ini terjadi karena perubahan Ib yang lebih rendah dibandingkan dengan perubahan It. Indeks harga yang diterima petani turun 0,52 persen sementara indeks harga yang dibayar petani turun sebesar 0,27 persen. Penurunan yang terjadi pada It disebabkan oleh turunnya indeks harga pada kelompok 2(dua) sub sektor Peternakan yaitu: ternak besar turun 0,84 persen dan Ternak kecil turun 1,09 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami kenaikan indeks yaitu : kelompok Unggas sebesar 0,10 persen dan kelompok Hasil Ternak sebesar 0,60 persen. Tabel 3 NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat dan Perubahannya Maret - April 2016 (2012 = 100) No Rincian Maret'16 April'16 (2) (1) (3) (4) (5) I. Indeks Diterima Petani 123,78 126,44 2,14 1. T PR 123,78 126,44 2,14 II. Indeks Dibayar Petani 123,63 123,23-0,33 1. Konsumsi Rumah Tangga 128,37 127,61-0,60 2. BPPBM 114,64 114,91 0,24 III. Nilai Tukar Petani 100,12 102,61 2,48 Tabel 4 NTP Subsektor Peternakan Jawa Tengah dan Perubahannya Maret - April 2016 (2012 = 100) No Rincian Maret'16 April'16 (1) (2) (3) (4) (5) I. Indeks Diterima Petani 121,54 120,91-0,52 1 T ernak Besar 124,50 123,45-0,84 2 T ernak Kecil 109,89 108,69-1,09 3 Unggas 123,39 123,51 0,10 4 Hasil Ternak 123,29 124,03 0,60 II. Indeks Dibayar Petani 117,98 117,67-0,27 1. Konsumsi Rumah Tangga 128,65 127,85-0,62 2. BPPBM 110,86 110,87 0,01 III. Nilai Tukar Petani 103,02 102,75-0,26 4

Sementara itu, penurunan yang terjadi pada Ib disebabkan karena penurunan pada IKRT sebesar 0,62 persen yaitu dari 128,65 persen menjadi 127,85 persen dan BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,01 persen yaitu dari 110,86 persen menjadi 110,87 persen. e. Subsektor Perikanan (NTN) ada bulan April 2016, NTN mengalami penurunan indeks sebesar 0,08 persen. Penurunan indeks NTN ini disebabkan karena indeks yang diterima petani turun sebesar 0,56 persen lebih rendah dibandingkan dengan indeks yang dibayar petani turun sebesar 0,48 persen. Penurunan yang terjadi pada It disebabkan oleh perubahan indeks harga pada kelompok Perikanan Tangkap yang turun 0,61 persen dan kelompok Perikanan Budidaya mengalami penurunan sebesar 0,55 persen. Penurunan yang terjadi pada Ib disebabkan karena turunnya IKRT sebesar 0,58 persen dan turunnya BPPBM sebesar 0,32 persen. Tabel 5 NTP Subsektor Perikanan Jawa Tengah dan Perubahannya Maret - April 2016 (2012 = 100) No Rincian Maret'16 April'16 (2) (1) (3) (4) (5) I. Indeks Diterima Petani 125,59 124,89-0,56 1 T angkap 132,87 132,06-0,61 2 Budidaya 123,97 123,29-0,55 II. Indeks Dibayar Petani 122,54 121,95-0,48 1. Konsumsi Rumah Tangga 129,81 129,05-0,58 2. BPPBM 112,89 112,53-0,32 III. Nilai Tukar Petani 102,49 102,41-0,08 5. NTUP Sub Sektor ilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Tabel 6 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor, dan Persentase Perubahannya, April 2016 (2012=100) Sub Sektor Maret'16 April'16 (1) (2) (3) (4) 1.Tanaman Pangan 101,17 97,61-3,52 2.Hortikultura 107,43 107,83 0,37 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 107,97 110,03 1,90 4.Peternakan 109,64 109,06-0,53 5. Perikanan 111,26 110,99-0,24 a. Tangkap 115,36 118,29 2,54 b. Budidaya 110,32 109,37-0,86 Jawa Tengah 106,05 105,11-0,88 Pada April 2016 terjadi penurunan NTUP sebesar 0,88 persen dari posisi 106,05 menjadi 105,11. Hal ini karena penurunan It sebesar 0,78 persen lebih rendah dibandingkan kenaikan Indeks BPBBM sebesar 0,11 persen. Penurunan NTUP disebabkan oleh turunnya NTUP di 3 (tiga) sub sektor penyusun NTUP, yaitu sub sektor Tanaman Pangan turun 3,52 persen, subsektor Peternakan turun sebesar 0,53 persen dan sub sektor Perikanan turun sebesar 0,24 persen. Sedangkan sub sektor lainnya mengalami kenaikan, yaitu : subsektor Hortikultura naik sebesar 0,37 persen dan sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 1,90 persen. 5

6. Indeks Harga Konsumen Perdesaan erubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/ Deflasi di wilayah perdesaan. Pada April 2016, Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK di daerah perdesaan di Provinsi Jawa Tengah mengalami penurunan atau terjadi deflasi sebesar 0,60 persen. Deflasi dipicu oleh naiknya 2(dua) kelompok, yaitu: kelompok Bahan Makanan sebesar 1,18 persen dan kelompok Transportasi dan Komunikasi turun sebesar 1,64 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami kenaikan yaitu: kelompok Makanan Jadi 0,43 persen, kelompok Perumahan sebesar 0,01 persen, kelompok Sandang sebesar 0,10 persen, kelompok Kesehatan sebesar 0,10 persen dan kelompok Pendidikan, Rekreasi & Olahraga sebesar 0,14 persen. 7. Perbandingan Antar Provinsi Tabel 7 IHK Perdesaan Jawa Tengah dan Perubahannya (%) Maret - April 2016 (2012 = 100) Rincian Maret'16 April'16 (1) (2) (3) (4) Konsumsi Rumah Tangga 128,49 127,71-0,60 a. Bahan Makanan 142,95 141,25-1,18 b. Makanan Jadi 119,13 119,64 0,43 c. Perumahan 121,59 121,60 0,01 d. Sandang 120,96 121,08 0,10 e. Kesehatan 114,33 114,45 0,10 f. Pendidikan, Rekreasi & Olah r 111,04 111,20 0,14 g. Transportasi dan Komunikasi 120,96 118,97-1,64 ari 33 provinsi yang dilaporkan, perubahan NTP April 2016 terhadap NTP Maret 2016 ternyata sangat beragam. Kenaikan nilai NTP terjadi di 21 provinsi, dan 12 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi April 2016 terjadi di Provinsi Riau yaitu sebesar 2,10 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi pada Provinsi Sulawesi Selatan yaitu sebesar 1,29 persen. Tabel 8 NTP 33 Provinsi dan Persentase Perubahannya (%) Maret April 2016 (2012 = 100) No Provinsi Maret'16 April'16 Perub April'16 thd Mart'16 (%) (1) (2) (3) (4) (5) 1 RIAU 97,36 99,41 2,10 2 BABEL 101,85 103,65 1,76 3 DKI 98,88 100,61 1,75 4 JAMBI 96,93 98,62 1,74 5 SUMUT 99,17 100,80 1,64 6 BENGKULU 92,61 94,05 1,55 7 KALBAR 94,73 95,64 0,96 8 LAMPUNG 102,73 103,54 0,79 9 PAPUA BARAT 99,74 100,45 0,71 10 KEPRI 98,04 98,66 0,63 11 KALTIM 97,46 98,02 0,57 12 KALTENG 96,42 96,92 0,52 13 SULBAR 106,11 106,65 0,51 14 SUMBAR 98,38 98,76 0,39 15 MALUKU UTARA 104,94 105,34 0,39 16 YOGYAKARTA 102,57 102,90 0,32 17 SULUT 96,83 97,14 0,31 18 SUMSEL 94,48 94,55 0,07 19 MALUKU 103,90 103,96 0,06 20 JATIM 103,77 103,83 0,06 21 PAPUA 96,13 96,14 0,01 22 BALI 104,86 104,81-0,04 23 GORONTALO 104,89 104,82-0,06 24 KALSEL 97,67 97,54-0,14 25 SULTENG 99,67 99,48-0,18 26 JATENG 99,40 98,99-0,42 27 SULTRA 99,31 98,62-0,69 28 NTT 100,73 100,02-0,71 29 NTB 104,38 103,58-0,77 30 JABAR 105,84 104,67-1,10 31 NAD 97,25 96,15-1,13 32 BANTEN 104,74 103,42-1,25 33 SULSEL 105,37 104,01-1,29 6

Tanaman Pangan Hortikultura Tanaman Perkebunan Rakyat Peternakan Perikanan Jawa Tengah Rincian Perub Maret'16 April'16 April'16 thd Maret'16 April'16 Mart'16 (%) Perub April'16 thd Maret'16 April'16 Mart'16 (%) Perub April'16 thd Maret'16 April'16 Mart'16 (%) Perub April'16 thd Maret'16 April'16 Mart'16 (%) Perub April'16 thd Maret'16 April'16 Mart'16 (%) Perub April'16 thd Mart'16 (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) I. Indeks Diterima Petani 121,51 117,50-3,29 123,15 123,59 0,36 123,78 126,44 2,14 121,54 120,91-0,52 125,59 124,89-0,56 122,37 121,42-0,78 II. Indeks Dibayar Petani 125,98 125,48-0,39 124,46 123,94-0,42 123,63 123,23-0,33 117,98 117,67-0,27 122,54 121,95-0,48 123,10 122,66-0,36 1. Konsumsi Rumah Tangga 128,23 127,43-0,62 128,62 127,88-0,57 128,37 127,61-0,60 128,65 127,85-0,62 129,81 129,05-0,58 128,49 127,71-0,60 a. Bahan Makanan 143,51 141,81-1,19 142,16 140,61-1,09 141,99 140,29-1,20 142,97 141,22-1,22 148,74 146,48-1,52 142,95 141,25-1,18 b. Makanan Jadi 119,17 119,67 0,42 119,32 119,82 0,42 119,17 119,68 0,43 119,00 119,51 0,42 118,15 118,72 0,48 119,13 119,64 0,43 c. Perumahan 121,01 121,00-0,01 121,28 121,27-0,01 121,15 121,16 0,01 123,03 123,06 0,03 120,20 120,27 0,05 121,59 121,60 0,01 d. Sandang 120,17 120,29 0,10 121,14 121,26 0,10 121,86 121,97 0,09 121,38 121,48 0,09 119,71 119,83 0,10 120,96 121,08 0,10 e. Kesehatan 116,16 116,32 0,13 113,30 113,39 0,07 113,26 113,35 0,09 113,45 113,56 0,10 116,03 116,13 0,09 114,33 114,45 0,10 f. Pendidikan, Rekreasi & Olah raga 110,71 110,86 0,14 111,31 111,46 0,14 110,31 110,45 0,13 111,33 111,50 0,15 114,46 114,60 0,12 111,04 111,20 0,14 g. Transportasi dan Komunikasi 119,14 116,96-1,83 121,93 119,97-1,61 120,24 118,72-1,26 121,50 119,42-1,72 133,90 132,18-1,28 120,96 118,97-1,64 2. BPPBM 120,10 120,38 0,24 114,63 114,61-0,02 114,64 114,91 0,24 110,86 110,87 0,01 112,89 112,53-0,32 115,39 115,51 0,11 a. Bibit 126,61 126,94 0,26 110,76 111,75 0,89 105,10 105,13 0,02 110,85 111,48 0,57 110,60 111,46 0,78 115,01 115,53 0,46 b. Obat-obatan & Pupuk 110,58 110,49-0,08 112,89 112,88-0,01 107,28 107,42 0,13 107,34 107,41 0,06 113,40 113,20-0,18 109,83 109,84 0,00 c. Sewa Lahan, Pajak & Lainnya 120,64 120,76 0,10 119,42 119,69 0,23 110,57 110,57 0,00 108,65 108,72 0,07 112,31 112,34 0,03 115,45 115,58 0,11 d. T ransportasi 136,32 132,01-3,16 116,15 110,96-4,47 123,19 121,70-1,21 119,41 116,00-2,85 123,48 117,35-4,96 124,83 120,95-3,11 e. Penambahan Barang Modal 118,49 118,55 0,05 116,16 116,32 0,14 116,79 117,46 0,57 110,81 111,49 0,62 113,64 114,24 0,53 115,57 115,93 0,31 f. Upah Buruh Tani 124,54 125,53 0,79 114,74 115,59 0,74 120,05 121,01 0,80 119,91 120,44 0,44 111,98 112,59 0,54 120,02 120,84 0,68 III. Nilai Tukar Petani 96,45 93,64-2,91 98,95 99,72 0,78 100,12 102,61 2,48 103,02 102,75-0,26 102,49 102,41-0,08 99,40 98,99-0,42 IV. Nilai Tukar Usaha Pertanian 101,17 97,61-3,52 107,43 107,83 0,37 107,97 110,03 1,90 109,64 109,06-0,53 111,26 110,99-0,24 106,05 105,11-0,88 7

B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH APRIL 2016 RATA-RATA HARGA GABAH DI TINGKAT PETANI GKG TURUN 9,11% DAN GKP TURUN 3,67% Survei Harga Produsen Gabah di Jawa Tengah pada April 2016 mencatat 139 observasi transaksi penjualan gabah di 19 kabupaten terpilih. Komposisi observasi gabah bulan ini didominasi oleh transaksi penjualan Gabah Kering Panen (GKP) yaitu sebanyak 78 observasi (56,12%) diikuti kelompok gabah kualitas rendah sebanyak 48 observasi (34,53%) dan kelompok Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 13 observasi (9,35%). Di tingkat petani, harga Gabah tertinggi April 2016 tercatat Rp. 5.200,00 per kg berasal dari transaksi kelompok gabah kualitas GKG dengan varietas GH yang berasal dari Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Sedangkan harga terendah di tingkat petani ditemukan seharga Rp. 3.100,00 per kg berasal dari kelompok gabah kualitas rendah varietas Ciherang di Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora. Di tingkat penggilingan, harga gabah tertinggi April 2016 tercatat Rp. 5.300,00 per kg berasal dari kelompok gabah kualitas GKG dengan varietas GH yang berasal dari Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. Untuk harga terendah di tingkat penggilingan ditemukan juga pada kelompok gabah kualitas rendah varietas Ciherang di Kecamatan Kedungtuban Kabupaten Blora seharga Rp. 3.200,00,- per Kg. Rata-rata harga gabah GKG di tingkat petani kembali mengalami penurunan sebesar 9,11 persen dari Rp. 5.150,00/Kg pada Maret 2016 menjadi Rp. 4.680,77/Kg pada April 2016. Namun jika dibandingkan bulan April 2015 naik 1,24 persen dari angka Rp. 4.623,53/Kg. Untuk gabah kualitas GKP juga mengalami penurunan sebesar 3,67 persen dari Rp. 4.311,29/Kg pada Maret 2016 menjadi Rp. 4.152,95/Kg pada April 2016, jika dibandingkan April 2015 dimana harga mencapai Rp. 4.012,22/Kg maka April tahun ini mengalami kenaikan sebesar 3,51 persen. emasuki bulan keempat tahun 2016, Survei Harga Produsen Gabah di Jawa Tengah berhasil mencatat sebanyak 139 observasi transaksi penjualan gabah di 19 kabupaten terpilih. Dari 139 transaksi penjualan gabah yang berhasil dicatat, komposisi jumlah observasi kali ini didominasi oleh transaksi penjualan Gabah Kering Panen (GKP) yaitu sebanyak 78 observasi (56,12%) diikuti kelompok gabah kualitas rendah sebanyak 48 observasi (34,53%) dan kelompok Gabah Kering Giling (GKG) hanya ditemukan sebanyak 13 observasi (9,35%). Tabel 9. Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, Dan HPP Menurut Kelompok Kualitas April 2016 Kelompok Kualitas (Rp/Kg) Penggilingan (Rp/Kg) T erendah T ertinggi HPP*) T erendah T ertinggi HPP*) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) GKG 13 4.500,00 5.200,00-4.600,00 5.300,00 4.600,00 9,35 (Blora) (Semarang) (Blora) (Semarang) GKP 78 3.700,00 4.600,00 3.700,00 3.775,00 4.700,00 3.750,00 56,12 (Sukoharjo, Pemalang) (Semarang) ( Kendal) (Semarang) Kualitas Rendah 48 3.100,00 4.200,00-3.200,00 4.230,00 - Keterangan Jumlah Observasi Harga di T ingkat Petani Harga di T ingkat 34,53 (Blora) (Boyolali) (Blora) (Boyolali) *) HPP berdasarkan Inpres No.5 Tahun 2015 tanggal 17 Maret 2015, diberlakukan mulai bulan Maret 2015 8

Komposisi transaksi gabah di atas masih dipengaruhi oleh situasi panen yang sedang terjadi di beberapa kabupaten selain faktor musim hujan yang masih berlangsung. Dari 139 observasi transaksi harga penjualan gabah yang berhasil dikumpulkan selama April 2016, terbanyak berasal dari Kabupaten Kebumen sebanyak 24 observasi (17,27%), diikuti Kabupaten Blora 15 observasi (10,79%), diikuti Kabupaten Kendal sebanyak 10 observasi (7,19%), Kabupaten Klaten dan Pati masing-masing 9 observasi (6,47% )dan Kabupaten Karanganyar sebanyak 8 observasi (5,76%). Selebihnya 45,04 persen tersebar di 13 kabupaten lainnya. Dari sejumlah 91 pemantauan harga gabah kualitas GKG dan GKP yang berhasil diobservasi selama April 2016 tidak ditemukan kasus harga di bawah HPP. Tabel 10. Jumlah dan Persentase Observasi Harga Gabah di Bawah HPP Menurut Kelompok Kualitas, April 2016 Kelompok Jumlah Petani Penggilingan Kualitas Observasi observasi % observasi % (1) (2) (3) (4) (5) (6) GKG 13 - - - - GKP 78 - - - - GKG dan GKP 91 - - - - 1. Rata-rata Komponen Mutu Menurut Kelompok ata-rata Kadar Air (KA) gabah di Jawa Tengah, pada April 2016 menunjukkan kadar mutu yang bervariatif dibandingkan bulan sebelumnya. Rata-rata KA kelompok gabah kualitas GKG tercatat lebih tinggi dibandingkan bulan Maret 2016 yang tercatat sebesar 11,50 persen sedangkan bulan ini tercatat 12,01 persen. Namun rata-rata KA kelompok GKP mengalami penurunan dari 18,13 persen pada Maret menjadi 17,59 persen pada April 2016. Rata-Rata Kadar Hampa (KH) bulan April 2016 juga menunjukkan kualitas bervariatif. Kelompok gabah kualitas GKG mengalami Kenaikan dari 2,00 persen pada Maret 2016 menjadi 2,51 persen pada April 2016. Sedangkan kelompok gabah kualitas GKP pada Maret 2016 turun dari angka 5,86 persen menjadi 4,84 persen pada April 2016. Tabel 11 Rata-Rata Komponen Mutu Menurut Kelompok Kualitas Maret April 2016 Kelompok Jumlah Kadar Air (%) Kadar Hampa (%) Kualitas Observasi Maret April Maret April (1) (2) (3) (4) (5) (6) GKG 13 11,50 12,01 2,00 2,51 GKP 78 18,13 17,59 5,86 4,84 Kualitas Rendah 48 26,45 25,01 8,99 8,44 9

2. Rata-rata Harga Gabah Menurut Kelompok Kualitas ata-rata harga gabah GKG di tingkat petani pada April 2016 kembali megalami penurunan yang cukup signifikan yaitu sebesar 9,11 persen dari Rp. 5.150,00/Kg pada Maret 2016 menjadi Rp. 4.680,77/Kg. Namun jika dibandingkan bulan April 2015 naik 1,24 persen yaitu dari angka Rp. 4. 623,53/Kg. Untuk gabah kualitas GKP bulan ini juga mengalami penurunan sebesar 3,67 persen dari Rp. 4.311,29/Kg pada Maret 2016 menjadi Rp. 4.152,95/Kg pada April 2016 yang jika dibandingkan April 2015 dimana harga mencapai Rp. 4.012,22/Kg maka pada April 2016 mengalami kenaikan 3,51 persen. Di tingkat penggilingan, rata-rata harga gabah kelompok GKG pada April 2016 juga mengalami penurunan yaitu sebesar 8,48 persen dari bulan Maret 2016 yang tercatat Rp. 5.177,50/Kg /Kg menjadi Rp. 4.738,46/Kg, Sementara kelompok kualitas GKP mengalami penurunan 3,71 persen dari Rp. 4.369,52/Kg pada Maret 2016 menjadi Rp.4.207,31/Kg pada April 2016. Adapun jika dibandingkan dengan April 2015 maka gabah kelompok GKG mengalami kenaikan 1,39 persen yaitu dari harga Rp. 4.673,53/Kg dan kelompok GKP naik 3,40 persen dari harga Rp. 4.068,91/Kg. Tabel 12 Rata-Rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Tingkat Penggilingan Menurut Kelompok Kualitas, Maret April 2016 Tingkat Petani (Rp/Kg) Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Kelompok Perubahan Perubahan Kualitas April'15 Maret'16 April'16 Mar'16- April'16 April'15- April'16 April'15 Maret'16 April'16 Mar'16- April'16 April'15- April'16 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) GKG 4.623,53 5.150,00 4.680,77-9,11 1,24 4.673,53 5.177,50 4.738,46-8,48 1,39 GKP 4.012,22 4.311,29 4.152,95-3,67 3,51 4.068,91 4.369,52 4.207,31-3,71 3,40 Kualitas Rendah 3.401,61 3.399,25 3.481,46 2,42 2,35 3.483,39 3.463,51 3.552,29 2,56 1,98 10