Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Sumatera Utara per Subsektor Maret-April 2012 (2007=100)

Transkripsi

1 BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 29/05/12/Th. XV, 1 Mei 2012 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI SUMATERA UTARA APRIL 2012 SEBESAR 101,90 Pada April 2012, NTP Provinsi Sumatera Utara tercatat sebesar 101,90, atau mengalami kenaikan 0,11 persen bila dibandingkan dengan NTP Maret 2012 sebesar 101,79. NTP subsektor April 2012, dua subsektor mengalami kenaikan yaitu subsektor tanaman pangan (padi dan palawija) sebesar 0,09 persen dan subsektor hortikultura sebesar 0,79 persen. Sedangkan subsektor tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 0,03 persen, subsektor peternakan turun sebesar 0,40 persen, dan subsektor perikanan turun sebesar 0,41 persen. Pada April 2012, terjadi inflasi di wilayah perdesaan Sumatera Utara sebesar 0,35 persen. Hal ini disebabkan oleh kenaikan indeks kelompok bahan makanan sebesar 0,43 persen, indeks kelompok makanan jadi, minuman & rokok sebesar 0,27 persen, kelompok perumahan sebesar 0,24 persen, kelompok sandang sebesar 0,40 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,34 persen, dan kelompok transportasi & komunikasi sebesar 0,52 persen. Sedangkan indeks kelompok pendidikan, rekreasi & olah raga turun sebesar 0,18 persen. 1. NILAI TUKAR PETANI (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di Provinsi Sumatera Utara pada April 2012, NTP Provinsi Sumatera Utara mengalami kenaikan sebesar 0,11 persen dibanding Maret 2012, yaitu dari 101,79 menjadi 101,90. Kenaikan NTP pada April 2012 disebabkan kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian lebih tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian. Bila NTP subsektor April 2012 dibandingkan Maret 2012, dua subsektor mengalami kenaikan yaitu subsektor tanaman pangan (padi dan palawija) sebesar 0,09 persen dan subsektor hortikultura sebesar 0,79 persen. Sedangkan subsektor tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 0,03 persen, subsektor peternakan turun sebesar 0,40 persen, dan subsektor perikanan turun sebesar 0,41 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 29/05/12/Th. XV, 1 Mei

2 Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Sumatera Utara per Subsektor Maret-April 2012 (2007=100) Kelompok dan Subkelompok Maret 2012 April 2012 Persentase Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan (Padi & Palawija) a. Nilai Tukar Petani Padi & Palawija (NTPP) 100,30 100,39 0,09 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 139,98 140,64 0,47 - Padi 136,00 136,43 0,32 - Palawija 152,30 153,68 0,90 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 139,55 140,09 0,38 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 139,54 140,02 0,34 - Indeks BPPBM 139,60 140,39 0,56 2. Hortikultura a. Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 108,44 109,30 0,79 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 149,38 151,15 1,18 - Sayur-sayuran 133,37 135,75 1,78 - Buah-buahan 155,63 157,16 0,98 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 137,75 138,29 0,39 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 139,39 139,87 0,34 - Indeks BPPBM 131,31 132,07 0,58 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 100,22 100,19-0,03 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 136,07 136,41 0,25 - Tanaman Perkebunan Rakyat 136,07 136,41 0,25 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 135,77 136,15 0,28 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 136,49 136,94 0,32 - Indeks BPPBM 132,86 133,01 0,11 4. Peternakan a. Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) 105,67 105,25-0,40 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 136,90 136,82-0,05 - Ternak Besar 126,34 125,99-0,28 - Ternak Kecil 142,75 142,88 0,09 - Unggas 148,16 148,45 0,20 - Hasil Ternak 172,59 173,16 0,33 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 129,55 130,00 0,35 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 135,44 136,04 0,45 - Indeks BPPBM 121,44 121,67 0,19 5. Perikanan a. Nilai Tukar Nelayan (NTN) 100,06 99,64-0,41 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 129,22 129,10-0,09 - Penangkapan 128,77 128,61-0,12 - Budidaya 133,67 133,98 0,23 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 129,14 129,56 0,32 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 136,48 137,02 0,40 - Indeks BPPBM 116,81 117,02 0,18 Gabungan/Provinsi Sumatera Utara a. Nilai Tukar Petani (NTP) 101,79 101,90 0,11 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 139,30 139,94 0,46 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 136,84 137,32 0,35 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 138,22 138,70 0,35 - Indeks BPPBM 133,62 134,16 0,40 2 Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 29/05/12/Th. XV, 1 Mei 2012

3 2. INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI (IT) Indeks harga yang diterima petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada April 2012, It Provinsi Sumatera Utara mengalami kenaikan sebesar 0,46 persen dibandingkan dengan It Maret 2012, yaitu dari 139,30 menjadi 139,94. Kenaikan It terjadi pada tiga subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan (padi & palawija) sebesar 0,47 persen, subsektor hortikultura sebesar 1,18 persen, dan subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,25 persen. Sedangkan subsektor peternakan turun sebesar 0,05 persen dan subsektor perikanan turun sebesar 0,09 persen. 3. INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PETANI (IB) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada April 2012, Ib Provinsi Sumatera Utara naik sebesar 0,35 persen bila dibandingkan dengan Ib Maret 2012, yaitu dari 136,84 menjadi 137,32. Kenaikan Ib terjadi pada keseluruhan subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan sebesar 0,38 persen, subsektor hortikultura sebesar 0,39 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,28 persen, subsektor peternakan sebesar 0,35 persen, dan subsektor perikanan sebesar 0,32 persen. 140 Grafik 1 Perkembangan It, Ib, dan NTP Provinsi Sumatera Utara Januari 2008-April 2012 (2007=100) It Ib NTP Jan'08 Mar Mei Juli Sept Nov Jan'09 Mar Mei Juli Sep Nov Jan'10 Mar Mei Jul Sep Nov 'Jan'11 Mar Mei Jul Sep Nov Jan'12 Mar NTP SUBSEKTOR 4.1. Subsektor Tanaman Pangan/Padi & Palawija (NTPP) Pada April 2012, NTPP mengalami kenaikan sebesar 0,09 persen, dan hal ini karena perubahan It (0,47 persen) lebih tinggi dibandingkan perubahan pada Ib (0,38 persen). Kenaikan yang terjadi pada It karena kenaikan pada subkelompok padi sebesar 0,32 persen yaitu dari 136,00 menjadi 136,43 dan kenaikan subkelompok palawija sebesar 0,90 persen yaitu dari 152,30 menjadi 153,68. Di sisi lain, kenaikan pada Ib terjadi karena perubahan pada indeks konsumsi rumahtangga (IKRT) naik sebesar 0,34 persen dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) naik sebesar 0,56 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 29/05/12/Th. XV, 1 Mei

4 4.2. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada April 2012, NTPH mengalami kenaikan sebesar 0,79 persen, dan hal ini karena perubahan It (1,18 persen) lebih tinggi dibandingkan perubahan pada Ib (0,39 persen). Kenaikan yang terjadi pada It karena indeks subkelompok sayur-sayuran naik sebesar 1,78 persen yaitu dari 133,37 menjadi 135,75 dan indeks subkelompok buah-buahan naik sebesar 0,98 persen yaitu dari 155,63 menjadi 157,16. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena kenaikan pada IKRT sebesar 0,34 persen dan kenaikan indeks BPPBM sebesar 0,58 persen. Grafik 2 Perkembangan NTP per Subsektor Prov.Sumatera Utara, Januari 2008-April 2012 (2007=100) Jan'08 Mar Mei Juli Sept Nov Jan'09 Mar Mei Juli Sep Nov Jan'10 Mar Mei Jul Sep Nov 'Jan'11 Mar Mei Jul Sep Nov Jan'12 Mar Tan. Pangan Hortikultura Tan. Perk. Rakyat Peternakan Perikanan 4.3. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada April 2012, NTPR mengalami penurunan sebesar 0,03 persen, dan hal ini karena perubahan It (0,25 persen) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (0,28 persen). Kenaikan yang terjadi pada It karena kenaikan indeks subkelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,25 persen yaitu dari 136,07 menjadi 136,41. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar 0,32 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,11 persen Subsektor Peternakan (NTPT) Pada April 2012, NTPT mengalami penurunan sebesar 0,40 persen, dan hal ini karena perubahan It (-0,05 persen) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (0,35 persen). Penurunan yang terjadi pada It karena penurunan indeks subkelompok ternak besar sebesar 0,28 persen. Sedangkan indeks subkelompok ternak kecil naik sebesar 0,09 persen, indeks subkelompok unggas naik sebesar 0,20 persen, dan indeks subkelompok hasil ternak naik sebesar 0,33 persen. Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib karena perubahan pada IKRT naik sebesar 0,45 persen yaitu dari 135,44 menjadi 136,04 dan indeks BPPBM naik sebesar 0,19 persen yaitu dari 121,44 menjadi 121, Subsektor Perikanan (NTN) Pada April 2012, NTN mengalami penurunan sebesar 0,41 persen, dan hal ini disebabkan oleh perubahan It (-0,09 persen) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (0,32 persen). Penurunan yang terjadi pada It karena perubahan pada subkelompok penangkapan turun sebesar 0,12 persen, sedangkan indeks subkelompok budidaya naik sebesar 0,23 persen. Di pihak lain, kenaikan pada Ib disebabkan oleh kenaikan IKRT sebesar 0,40 persen dan kenaikan indeks BPPBM sebesar 0,18 persen. 4 Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 29/05/12/Th. XV, 1 Mei 2012

5 5. PERBANDINGAN ANTARPROVINSI Dari 10 provinsi di Pulau Sumatera, perubahan NTP April 2012 terhadap NTP Maret 2012, ternyata 4 provinsi mengalami kenaikan dan 6 provinsi mengalami penurunan. Kenaikan tertinggi terjadi di Provinsi Lampung sebesar 0,46 persen. Sebaliknya, penurunan terbesar terjadi di Provinsi Riau yaitu sebesar 0,49 persen. Dari 32 provinsi yang dilaporkan secara nasional, perubahan NTP April 2012 terhadap NTP Maret 2012 sangat beragam, yaitu 13 provinsi mengalami kenaikan dan 19 provinsi mengalami penurunan. Kenaikan tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Timur yaitu sebesar 0,67 persen. Sebaliknya, penurunan terbesar terjadi di Provinsi Jawa Barat yaitu sebesar 0,60 persen. Tabel 2 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi dan Persentase Perubahannya, April 2012 (2007=100) It Ib NTP Provinsi Indeks % Perub Indeks % Perub Rasio % Perub (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aceh 136,39-0,04 130,82 0,21 104,26-0,25 Sumatera Utara 139,94 0,46 137,32 0,35 101,90 0,11 Sumatera Barat 144,13-0,17 136,58 0,25 105,53-0,42 Riau 135,19-0,01 128,29 0,48 105,38-0,49 Kepulauan Riau 131,52 0,32 125,09 0,36 105,14-0,04 Jambi 123,47-0,12 133,23 0,21 92,68-0,33 Sumatera Selatan 143,96 0,48 130,37 0,44 110,42 0,04 Kepulauan Bangka Belitung 120,54 0,37 121,69 0,46 99,06-0,09 Bengkulu 148,75 0,27 143,82 0,18 103,43 0,08 Lampung 162,34 0,69 129,96 0,23 124,92 0,46 Jawa Barat 151,78-0,46 141,55 0,14 107,23-0,60 Banten 146,49-0,09 136,59 0,32 107,25-0,41 Jawa Tengah 141,67 0,25 135,56 0,26 104,51-0,01 DI Yogyakarta 150,35 0,47 130,00 0,27 115,65 0,20 Jawa Timur 144,03 0,93 142,26 0,25 101,24 0,67 Bali 143,32 0,27 133,28 0,26 107,54 0,01 Nusa Tenggara Barat 130,63 0,26 136,74-0,07 95,53 0,33 Nusa Tenggara Timur 143,11-0,24 141,03 0,33 101,48-0,57 Kalimantan Barat 138,35 0,42 135,28 0,30 102,26 0,12 Kalimantan Tengah 136,06 0,18 136,42 0,29 99,74-0,11 Kalimantan Selatan 144,43 0,13 133,39 0,10 108,27 0,03 Kalimantan Timur 128,64 0,03 130,66 0,10 98,46-0,07 Sulawesi Utara 135,84 0,14 133,57 0,63 101,70-0,49 Gorontalo 131,36 0,13 128,33 0,11 102,36 0,02 Sulawesi Tengah 134,30 0,17 137,77 0,56 97,48-0,39 Sulawesi Selatan 146,52 0,67 136,43 0,51 107,40 0,16 Sulawesi Barat 139,70 0,12 134,10 0,06 104,17 0,06 Sulawesi Tenggara 140,49 0,16 132,16 0,36 106,30-0,20 Maluku 143,72 0,54 138,17 0,57 104,02-0,03 Maluku Utara 133,23 0,32 132,91 0,47 100,24-0,15 Papua 134,87 0,34 131,07 0,65 102,90-0,31 Papua Barat 132,41 0,25 129,34 0,70 102,37-0,45 Nasional 143,45 0,31 137,00 0,28 104,71 0,03 Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 29/05/12/Th. XV, 1 Mei

6 6. INDEK HARGA KONSUMEN PERDESAAN Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Pada April 2012, terjadi inflasi di wilayah perdesaan Sumatera Utara sebesar 0,35 persen. Hal ini disebabkan oleh kenaikan indeks kelompok bahan makanan sebesar 0,43 persen, indeks kelompok makanan jadi, minuman & rokok sebesar 0,27 persen, kelompok perumahan sebesar 0,24 persen, kelompok sandang sebesar 0,40 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,34 persen, dan kelompok transportasi & komunikasi sebesar 0,52 persen. Sedangkan indeks kelompok pendidikan, rekreasi & olah raga turun sebesar 0,18 persen. Secara nasional pada April 2012 di wilayah perdesaan terjadi inflasi sebesar 0,30 persen. Dari 32 provinsi yang dilaporkan, 31 provinsi mengalami inflasi dan 1 provinsi mengalami deflasi. Inflasi perdesaan tertinggi terjadi di Provinsi Papua Barat sebesar 0,90 persen, sedangkan deflasi perdesaan terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 0,11 persen. Tabel 3 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan, April 2012 (2007=100) Provinsi Bahan Makanan Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi, dan O.Raga Transportasi dan Komunkiasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Aceh 0,17 0,77 0,45-0,19 0,18 0,06 0,38 0,27 Sumatera Utara 0,43 0,27 0,24 0,40 0,34-0,18 0,52 0,35 Sumatera Barat 0,15 0,67 0,52 0,28 0,15 0,00 0,04 0,29 Riau 0,73 0,71 0,26 0,26 0,00 0,19 0,64 0,58 Kepulauan Riau 0,48 0,86 0,44-0,06 0,13 0,00 0,41 0,48 Jambi 0,15 0,96-0,01 0,05 0,10 0,30-0,20 0,23 Sumatera Selatan 0,72 0,35 0,32-0,05 0,40 0,00 0,35 0,50 Kepulauan Bangka Belitung 0,88 0,27 0,46 0,22 0,43 0,06 0,35 0,58 Bengkulu 0,12 0,15 0,21 0,41 0,45 0,00 0,10 0,17 Lampung 0,15 0,78 0,28 0,08 0,01 0,10 0,04 0,25 Jawa Barat -0,26 0,68 0,28 0,21 0,08 0,15 0,18 0,09 Banten 0,18 0,60 0,65 0,11 0,24 0,27 0,08 0,33 Jawa Tengah -0,05 0,93 0,37 0,14 0,26 0,27 0,05 0,24 DI Yogyakarta 0,15 0,72 0,53 0,54 0,26 0,03-0,19 0,27 Jawa Timur -0,05 0,99 0,53 0,24 0,23 0,21 0,13 0,26 Bali 0,21 0,35 0,80 0,36 0,11-0,24 0,20 0,30 Nusa Tenggara Barat -0,46 0,30 0,44 0,23 0,03 0,51 0,00-0,11 Nusa Tenggara Timur 0,43 0,27 0,28 0,44 0,59 0,47 0,05 0,37 Kalimantan Barat 0,35 0,25 0,33 0,42 0,26-0,03 0,11 0,30 Kalimantan Tengah 0,45 0,06 0,38 0,09 0,09 0,00 0,37 0,33 Kalimantan Selatan -0,08 0,41 0,48 0,07 0,10 0,10 0,23 0,09 Kalimantan Timur -0,08 0,31 0,36 0,12 0,08 0,00 0,01 0,07 Sulawesi Utara 1,27 0,73 0,08 0,00 0,06 0,00 0,26 0,79 Gorontalo -0,05 0,69 0,13-0,10 0,06 0,08 0,35 0,11 Sulawesi Tengah 0,96 0,64 0,15 0,48 0,21 0,00 0,11 0,68 Sulawesi Selatan 1,03 0,24 0,08 0,09 0,14 0,00 0,04 0,61 Sulawesi Barat -0,09 0,29-0,22 0,18 0,06 0,00 0,34 0,04 Sulawesi Tenggara 0,56 0,11 0,72 0,51 0,05 0,07 0,10 0,44 Maluku 0,89 0,51 0,73 0,32 0,09 0,20 0,37 0,72 Maluku Utara 0,94 0,05 0,75 0,03 0,33 0,02 0,07 0,59 Papua 1,27 0,58 0,24 0,52-0,01 0,23 0,01 0,81 Papua Barat 1,31 0,76 0,51 0,40 0,15 0,00 0,12 0,90 Nasional 0,19 0,66 0,38 0,22 0,21 0,15 0,14 0,30 UMUM/ KRT 6 Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 29/05/12/Th. XV, 1 Mei 2012

7 B. HARGA PRODUSEN GABAH APRIL 2012 Selama April 2012 dilakukan 94 observasi penjualan gabah di 13 kabupaten. Jumlah observasi harga Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 59 observasi (62,77 persen), diikuti oleh Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 23 observasi (24,47 persen), dan gabah kualitas rendah sebanyak 12 observasi (12,77 persen). Di tingkat petani pada April 2012, harga tertinggi senilai Rp4.700,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKG varietas Ciherang di Kabupaten Deli Serdang. Sedangkan harga terendah senilai Rp3.250,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas PB/Lokal di Kabupaten Tapanuli Selatan. Di tingkat penggilingan pada April 2012, harga tertinggi senilai Rp4.745,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKG varietas Ciherang di Kabupaten Deli Serdang. Sedangkan harga terendah senilai Rp3.340,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP dan gabah kualitas rendah varietas Ciherang di Kabupaten Simalungun. Survei harga produsen gabah selama April 2012 dilakukan di 13 kabupaten terhadap 94 observasi. Berdasarkan komposisinya, jumlah observasi harga gabah masih didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 59 observasi (62,77 persen), diikuti oleh Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 23 observasi (24,47 persen), dan Gabah Kualitas Rendah sebanyak 12 observasi (12,77 persen). Kelompok Kualitas Tabel 4 Jumlah Observasi, Harga Gabah di Petani dan Penggilingan, dan HPP menurut Kelompok Kualitas, April 2012 Jumlah Observasi (%) Harga Gabah di Petani (Rp/Kg) Harga Ratarata di Penggilingan (Rp/Kg) Harga Pembelian Pemerintah (HPP) (Rp/Kg) Selisih Harga Kol (5) atau (6) thd Kol (7) Terendah Tertinggi Ratarata Rp/Kg % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) GKG GKP (24,47) (Sei Bingei; Langkat) (Lubuk Pakam; Deli Serdang) (62,77) (Batang Angkola; Tapanuli Selatan) (Lubuk Pakam; Deli Serdang) (Penggilingan) 185 4, (Petani) , (Penggilingan) ,28 Gabah Kualitas Rendah Total (Siantar, P.Bandar; (Sei Balai; (12,77) Simalungun) Batubara) (100,00) Keterangan: GKG : KA 14,00% dan KH 3,00% GKP : KA (14,01%-25,00%) dan KH (3,01%-10,00%) Di Luar Kualitas : KA > 25,00% atau KH > 10,00% 1 ) HPP berdasarkan Inpres No. 3 Tahun 2012 tanggal 27 Februari 2012 Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 29/05/12/Th. XV, 1 Mei

8 1. HARGA TERTINGGI DAN TERENDAH Di tingkat petani pada April 2012, harga tertinggi senilai Rp4.700,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKG varietas Ciherang di Kabupaten Deli Serdang. Sedangkan harga terendah senilai Rp3.250,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas PB/Lokal di Kabupaten Tapanuli Selatan. Di tingkat penggilingan pada April 2012, harga tertinggi senilai Rp4.745,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKG varietas Ciherang di Kabupaten Deli Serdang. Sedangkan harga terendah senilai Rp3.340,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Ciherang dan gabah kualitas rendah varietas Ciherang di Kabupaten Simalungun. 2. RATA-RATA HARGA GABAH DAN KOMPONEN MUTU Selama April 2012, rata-rata harga gabah kualitas GKG di tingkat petani senilai Rp4.280 per kg dan di tingkat penggilingan senilai Rp4.335 per kg, rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani senilai Rp3.720 per kg dan di tingkat penggilingan senilai Rp3.795 per kg, dan rata-rata harga gabah kualitas rendah di tingkat petani senilai Rp3.412 per kg dan di tingkat penggilingan senilai Rp3.467 per kg. Komponen mutu gabah pada April 2012, rata-rata Kadar Air (KA) dan Kadar Hampa/Kotoran (KH) gabah kualitas GKG masing-masing tercatat 12,61 persen dan 2,22 persen, rata-rata KA dan KH gabah kualitas GKP masing-masing tercatat 19,53 persen dan 5,25 persen, rata-rata KA dan KH gabah kualitas rendah masing-masing tercatat 27,07 persen dan 5,61 persen. 8 Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 29/05/12/Th. XV, 1 Mei 2012

9 BPS PROVINSI SUMATERA UTARA Informasi lebih lanjut hubungi: BPS Provinsi Sumatera Utara Telepon: Website: Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 29/05/12/Th. XV, 1 Mei