PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2017

Transkripsi

1 NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN MEI TURUN 0,06 PERSEN Pada Mei NTP Kalimantan Selatan tercatat 96,67 atau turun 0,06 persen dibanding NTP April yang mencapai 96,73. Turunnya NTP ini disebabkan indeks harga yang diterima petani (It) lebih rendah dari indeks harga yang dibayar petani (Ib). Indeks yang terima petani (it) sebesar 117,96 sedangkan indeks yang dibayar petani(ib) sebesar 122,02. Pada Mei terjadi inflasi di daerah pedesaan Kalimantan Selatan sebesar 0,18 persen terutama disebabkan oleh naiknya indeks harga di subkelompok kesehatan, sandang dan perumahan. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Kalimantan Selatan Mei sebesar 104,45 atau turun sebesar 0,06 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya yang mencapai 104,51. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 34/06/63/Th.XXI, 2 Juni Pada bulan Mei, secara Nasional Provinsi Jawa Barat mengalami kenaikan NTP teringgi sebesar 1,05 persen., sedangkan Provinsi Bangka Belitung mengalami penurunan tertinggi sebesar 1,91 persen. 1. Nilai Tukar Petani Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. 1

2 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Pada bulan Mei, NTP Kalimantan Selatan tercatat sebesar 96,67 atau turun 0,06 persen jika dibandingkan NTP pada bulan April sebesar 96,73. Penurunan tersebut disebabkan kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian. Tabel 1 Nilai Tukar Petani Per Subsektor serta Perubahannya (2012 = 100) Subsektor April Mei Persentase Perubahan (1) (2) (3) (4) Gabungan a. Nilai Tukar Petani (NTP) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM Gabungan Tanpa Perikanan a. Nilai Tukar Petani (NTP) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM Tanaman Pangan a. Nilai Tukar Petani (NTP-P) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Padi Palawija c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM

3 Tabel 1 Lanjutan Nilai Tukar Petani Per Subsektor serta Perubahannya (2012 = 100) Subsektor April Mei Persentase Perubahan (1) (2) (3) (4) 2. Hortikultura a. Nilai Tukar Petani (NTP-H) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Sayur-sayuran Buah-buahan Tanaman Obat c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM Tanaman Perkebunan Rakyat a. Nilai Tukar Petani (NTP-TPR) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Tanaman Perkebunan Rakyat c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM Peternakan a. Nilai Tukar Petani (NTP-TR) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Ternak Besar Ternak Kecil Unggas Hasil ternak c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM Perikanan a. Nilai Tukar Petani (NTNP) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM Perikanan Tangkap a. Nilai Tukar Nelayan (NTN) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Penangkapan Perairan Umum Penangkapan Laut c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM Perikanan Budidaya a. Nilai Tukar Budidaya Ikan (NTPj) b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Budidaya Air Tawar Budidaya Air Payau c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM

4 Jika dilihat masing-masing subsektor, pada bulan Mei terdapat 2 subsektor pertanian mengalami penurunan NTP, yaitu Subsektor Hortikultura dan Subsektor Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun masing-masing sebesar 0,03 persen dan 1,44 persen. Sedangkan Subsektor Lainnya mengalami kenaikan, Subsektor Tanaman Pangan naik sebesar 0,10 persen, Subsektor Peternakan naik sebesar 0,85 persen, dan subsektor Perikanan naik sebesar 0,81 persen. 2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks harga yang diterima petani (It) menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan Mei, It naik sebesar 0,11 persen dibandingkan April, yaitu dari 117,83 menjadi 117,96. Kenaikan ini terjadi pada indeks harga yang diterima petani pada hampir semua Subsektor, kecuali subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat. Kenaikan ini terutama terjadi pada subsektor peternakan dan subsektor perikanan yang naik masing-masing mencapai 0,94 persen dan 0,97 persen, sedangkan subsektor Tanaman Pangan dan subsektor hortikultural masing-masing naik 0,22 persen dan 0,16 persen. 3. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Mei, Ib mengalami kenaikan sebesar 0,16 persen jika dibandingkan dengan bulan April, yaitu dari 121,82 menjadi 122,02. Kenaikan Ib disebabkan naiknya Ib di seluruh subsektor, yaitu Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,12 persen, Subsektor Holtikultura sebesar 0,19 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 0,27 persen, Subsektor Peternakan sebesar 0,09 persen, dan Subsektor Perikanan sebesar 0,16 persen. 4

5 4. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) Pada bulan Mei, nilai NTP-P naik sebesar 0,10 persen. Hal ini disebabkan It naik sebesar 0,22 persen lebih besar dibanding dengan kenaikan Ib yang hanya sebesar 0,12 persen. Naiknya It pada bulan Mei disebabkan naiknya indeks harga pada kelompok padi sebesar 0,16 persen dan kelompok palawija naik sebesar 0,81 persen. Sementara itu kenaikan Ib sebesar 0,12 persen disebabkan oleh kenaikan pada indeks harga kelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,18 persen, sedangkan indeks harga kelompok Biaya Produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) turun sebesar 0,07 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTP-H) Pada bulan Mei, NTP-H turun sebesar 0,03 persen. Hal ini disebabkan kenaikan It sebesar 0,16 persen lebih kecil dari kenaikan Ib yang mencapai sebesar 0,19 persen. Kenaikan It bulan Mei disebabkan naiknya indeks harga komoditas pada kelompok buah-buahan sebesar 0,97 persen, kelompok tanaman obat sebesar 0,15 persen. Sementara kelompok sayur sayuran mengalami penurunan sebesar 1,78 persen. Kenaikan pada Ib disebabkan naiknya indeks kelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,24 persen, walaupun indeks BPPBM mengalami penurunan sebesar 0,07 persen. c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-TPR) Pada bulan Mei, NTP-TPR turun sebesar 1,44 persen. Hal ini terjadi karena It mengalami penurunan sebesar 1,17 persen, sedangkan Ib hanya mengalami kenaikan relatif kecil yaitu sebesar 0,16 persen. Penurunan It bulan Mei disebabkan turunnya indeks harga pada kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,17 persen. Sedangan kenaikan pada Ib disebabkan naiknya indeks kelompok BPPBM sebesar 0,79 persen, disamping indeks kelompok konsumsi rumah tangga naik sebesar 0,16 persen. d. Subsektor Peternakan (NTP-TR) Pada bulan Mei, NTP-TR terjadi kenaikan sebesar 0,85 persen. Hal ini disebabkan It mengalami kenaikan sebesar 0,94 persen, dan kenaikan pada Ib hanya sebesar 0,09 persen. 5

6 Kenaikan It bulan Mei disebabkan oleh naiknya indeks harga komoditas ternak besar sebesar 0,25 persen, komditas ternak kecil naik 0,04 persen, komoditas unggas sebesar 0,99, dan komoditas Hasil Ternak sebesar 1,59 persen. Kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan oleh naiknya indeks harga kelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,15 persen dan kelompok BPPBM naik hanya 0,01 persen. e. Subsektor Perikanan (NTNP) Pada bulan Mei, NTNP naik sebesar 0,81 persen. Hal ini karena It terjadi kenaikan sebesar 0,97 persen, sedangkan Ib hanya naik sebesar 0,16 persen. Kenaikan It pada bulan Mei disebabkan indeks kelompok perikanan tangkap secara rata-rata naik sebesar 1,39 persen walaupun kelompok budi daya ikan mengalami penurunan sebesar 0,25 persen. Kenaikan Ib lebih disebabkan naiknya indeks harga kelompok KRT sebesar 0,19 persen dan kelompok BPPBM sebesar 18,96 persen. 1) Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada Mei, NTN naik sebesar 1,24 persen. Hal ini terjadi karena It mengalami naik sebesar 1,39 persen, dan Ib naik sebesar 0,14 persen. Kenaikan pada It terutama oleh hasil penangkapan laut sebesar 1,80 persen. Kenaikan yang terjadi pada Ib dikarenakan naiknya indeks harga kelompok KRT sebesar 0,19 persen, sedangkan kelompok BPPBM naik sebesar 0,04 persen.. 2) Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Mei, NTPi turun sebesar 0,44 persen. Indeks harga yang diterima petani (It) turun 0,25 persen dan penurunan ini lebih dikarenakan turunnya It kelompok budidaya air tawar sebesar 0,34 persen. Sementara indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,19 persen. Kenaikan yang terjadi pada Ib dikarenakan indeks harga kelompok KRT dan kelompok BPPBM masing-masing naik sebesar 0,19 persen. 5. Perbandingan Antar Provinsi Dari 33 provinsi yang dihitung NTP-nya, Provinsi dengan NTP tertinggi adalah Provinsi Sulawesi Barat sebesar 105,63 dan terendah Provinsi Sulawesi Utara sebesar 92,43. Pada Mei terdapat 12 provinsi mengalami kenaikan NTP, dan 21 provinsi mengalami penurunan NTP. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Barat yaitu sebesar 1,05 6

7 persen, dan penurunan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Bangka Belitung yaitu turun sebesar 1,91 persen. Tabel 2 Ranking Nilai Tukar Petani (NTP) April - Mei (2012 = 100) PROVINSI April PROVINSI Mei NTP Ranking % NTP Ranking % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) SULBAR SULBAR GORONTALO GORONTALO BALI LAMPUNG LAMPUNG BALI NTB NTB RIAU JABAR JABAR JATIM JATIM RIAU YOGYAKARTA YOGYAKARTA NTT MALUKU UTARA JAMBI NTT MALUKU UTARA MALUKU PAPUA BARAT SULSEL MALUKU PAPUA BARAT SULSEL JAMBI SUMUT SUMUT DKI BANTEN KALTENG JATENG SUMBAR DKI BANTEN KALTENG KEPRI SUMBAR JATENG KEPRI BABEL KALSEL KALTIM KALTIM KALSEL BABEL KALBAR PAPUA PAPUA SULTRA NAD KALBAR BENGKULU NAD SULTRA SULTENG SULTENG SUMSEL SUMSEL BENGKULU SULUT SULUT NASIONAL NASIONAL

8 Dari empat provinsi di Kalimantan yang melaporkan hasil survei bulan Mei, NTP tertinggi adalah Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 97,90 dikuti oleh Kalimantan Selatan sebesar 96,67, Kalimantan Timur sebesar 96,30 dan Kalimantan Barat sebesar 94,84. Pada Mei Kalimantan Selatan mengalami penurunan yang terkecil yaitu turun 0,06 persen, diikuti Kalimantan Timur turun 0,94 persen, Kalimantan Tengah 1,09 persen dan Kalimantan Barat turun 1,27 persen 6. Inflasi Pedesaan Perubahan indeks konsumsi rumah tangga (KRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah pedesaan. Pada bulan Mei, di daerah pedesaan Kalimantan Selatan terjadi Inflasi sebesar 0,18 persen. Kenaikan ini karena pada subkelompok kesehatan naik sebesar 0,52 persen, subkelompok sandang dan subkelompok perumahan yg naik masing-masing sebesar 0,48 persen dan 0,49 persen. Sedangkan lainnya mengalami kenaikan yang lebih kecil. Subkelompok bahan makan sebesar 0,10 persen, subkelompok makanan jadi naik sebesar 0,08 persen,, subkelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,13 persen, dan subkelompok transportasi dan komunikasi naik sebesar 0,13 persen. Tabel 3 Indeks Harga Konsumen Perdesaan dan Persentase Perubahannya, April - Mei (2012 = 100) Kelompok April Mei Persentase Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Bahan Makanan Makanan Jadi, Minuman, rokok, dan tembakau Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga Transportasi dan Komunikasi Konsumsi Rumah Tangga Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) 8

9 NTUP pada bulan Mei turun sebesar 0,06 persen. Hal ini terjadi karena kenaik It sebesar 0,11 persen lebih kecil daripada kenaikan indeks kelompok BPPBM sebesar 0,16 persen. Kalau dilihat dari subsektornya, diketahui bahwa NTUP Subsektor tanaman pangan naik 0,30 persen, subsektor hortikultura naik 0,23, subsektor peternakan naik 0,92 dan subsektor perikanan naik 0,89 persen. Sedangkan subsektor tanaman perkebunan rakyat turun sebesar 1,94 persen. Tabel 4 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor dan Persentase Perubahannya April Mei (2012 = 100) Subsektor April Mei Persentase Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan Hortikultura Tanaman Perkebunan Rakyat Peternakan Perikanan a. Tangkap b. Budidaya NTUP Kalimantan Selatan

10 PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI RATA-RATA HARGA GABAH (GKP) DI TINGKAT PETANI PADA BULAN MEI NAIK 0,51 PERSEN Selama Mei, komposisi jumlah observasi dari transaksi harga gabah di 10 kabupaten didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 38 transaksi. Di tingkat petani, harga gabah tertinggi berasal dari gabah kualitas GKP varietas siam unus yaitu senilai Rp 8.673,00 per Kg yang terdapat di Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar. Sedangkan harga terendah senilai Rp 4.000,00 per Kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas IR.42 yang terdapat di Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong Rata-rata harga gabah kualitas Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani naik 0,51 persen, dari Rp 5.019,91 per Kg di bulan April menjadi Rp 5.045,38 per Kg di bulan Mei. Sedangkan harga gabah di tingkat penggilingan naik 0,43 persen dari Rp 5.120,05 per Kg di bulan April menjadi Rp 5.142,29 per Kg di bulan Mei. Survei harga produsen gabah selama Mei dilakukan di 10 Kabupaten meliputi Tanah Laut, Banjar, Barito Kuala, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Tabalong, Tanah Bumbu dan Balangan, Berdasarkan komposisinya, jumlah observasi harga gabah didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 38 observasi. Tabel 1 Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan dan HPP Menurut Kelompok Kualitas, Mei Kalimantan Selatan harga di tingkat Petani (Rp/Kg) Harga Ratarata di Pembelian Harga Selisih (5) & (6) thd (7) Jml kelompok Observasi Kualitas Tingkat Pemerintah (%) Terendah tertinggi Rata-rata Penggilingan (HPP) (Rp/Kg) (%) (Rp/Kg) (RP/Kg) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) GKP 38 4, , , , , (100%) (petani) IR.42 Siam Unus Kelua Gambut , (Tabalong) (Banjar) (Penggilingan) Keterangan: GKG : KA 14,00% dan KH 3,00% GKP : KA (14,01%-25,00%) dan KH (3,01%-10,00%) Di Luar Kualitas : KA > 25,00% atau KH > 10,00% HPP berdasarkan Inpres No.5 Tahun 2015 tgl. 17 Maret 2015, diberlakukan mulai 17 Maret

11 Dibulan Mei Harga terendah ditingkat petani sebesar RP.4.000,00 per kilogram dengan varitas IR.42 terjadi di Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong. Harga tertinggi memcapai Rp.8.673,00 per kilogram terdapat di Kecamatan Gambut Kabupaten Banjar dengan varitas siam unus. Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani naik 0,51 persen, dari Rp 5.019,91 per Kg di bulan April menjadi Rp 5.045,38 per Kg di bulan Mei. Begitu juga harga gabah di tingkat penggilingan naik 0,43 persen dari Rp 5.120,05 per Kg di bulan April menjadi Rp 5.142,29 per Kg di bulan Mei. Tabel 2 Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan dan HPP Menurut Kelompok Kualitas, Mei Kalimantan Selatan kelompok Kualitas Tingkat Petani (Rp/Kg) Perubahan (3) thd (2) Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Perubahan (5) thd (6) April Mei April Mei (%) (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) GKP 5, , , , Secara umum, komponen mutu gabah selama bulan Mei cenderung fluktuatif, pada bulan ini terjadi penurunan persentase kadar air maupun kadar hampa/kotoran dibandingkan bulan April. Rata-rata Kadar Air (KA) dan Kadar Hampa/kotoran gabah kualitas GKP masing-masing sebesar 14,27 persen dan 3,37 persen. Tabel 3 Rata-rata Komponen Mutu Menurut Kualitas Gabah April Mei kelompok Kualitas Kadar Air (%) Kadar Hampa/Kotoran (%) April Mei April Mei (1) (2) (3) (4) (5) GKP , ,37 11