PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

Transkripsi

1 BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 33/06/12/Th. XIX, 01 Juni 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI SUMATERA UTARA MEI 2016 SEBESAR 100,91 Pada Mei 2016, NTP Provinsi Sumatera Utara (2012=100) tercatat sebesar 100,91 atau mengalami kenaikan 0,11 persen dibandingkan dengan NTP April 2016 sebesar 100,80. Kenaikan NTP Mei 2016 disebabkan oleh naiknya NTP Subsektor Tanaman Pangan (padi dan palawija) sebesar 0,06 persen dan NTP Subsektor Hortikultura sebesar 1,28 persen. Sedangkan Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami penurunan sebesar 0,11 persen, NTP Subsektor Peternakan turun sebesar 0,22 persen. dan NTP Subsektor Perikanan turun sebesar 0,02 persen. Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi perdesaan. Pada Mei 2016, terjadi inflasi perdesaan di Sumatera Utara sebesar 0,59 persen. Hal ini disebabkan oleh kenaikan indeks pada enam kelompok konsumsi rumah tangga, yaitu indeks kelompok bahan makanan sebesar 0,80 persen, indeks kelompok makanan jadi, minuman, rokok, & tembakau sebesar 0,86 persen, indeks kelompok perumahan sebesar 0,38 persen, indeks kelompok sandang sebesar 0,30 persen, indeks kelompok kesehatan sebesar 0,41 persen, dan indeks kelompok pendidikan, rekreasi & olah raga sebesar 0,12 persen. Sedangkan indeks kelompok transportasi & komunikasi mengalami penurunan sebesar 0,22 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Sumatera Utara Mei 2016 sebesar 107,46 atau naik 0,55 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya. 1. NILAI TUKAR PETANI (NTP) Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di Provinsi Sumatera Utara pada Mei 2016, NTP Provinsi Sumatera Utara mengalami kenaikan 0,11 persen dibanding April 2016, yaitu dari 100,80 menjadi 100,91. Kenaikan NTP pada Mei 2016 disebabkan kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian lebih tinggi jika dibandingkan dengan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian. Kenaikan NTP Mei 2016 disebabkan oleh naiknya NTP Subsektor Tanaman Pangan (padi dan palawija) sebesar 0,06 persen dan NTP Subsektor Hortikultura sebesar 1,28 persen. Sedangkan Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat mengalami penurunan sebesar 0,11 persen, NTP Subsektor Peternakan turun sebesar 0,22 persen, dan NTP Subsektor Perikanan turun sebesar 0,02 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 33/06/12/Th. XIX, 01 Juni

2 Tabel 1 Nilai Tukar Petani Provinsi Sumatera Utara per Subsektor, April 2016-Mei 2016 (2012=100) 1. Tanaman Pangan (Padi & Palawija) Subsektor April 2016 Mei 2016 Persentase Perubahan (1) (2) (3) (4) a. Nilai Tukar Petani Padi & Palawija (NTPP) 98,15 98,21 0,06 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 122,01 122,62 0,50 - Padi 124,36 124,90 0,44 - Palawija 116,50 117,27 0,66 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 124,31 124,86 0,44 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 126,61 127,33 0,56 - Indeks BPPBM 117,09 117,11 0,02 2. Hortikultura a. Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 97,90 99,15 1,28 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 120,99 123,05 1,71 - Sayur-sayuran 116,08 117,62 1,32 - Buah-buahan 127,02 129,76 2,16 - Tanaman Obat 110,02 109,51-0,46 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 123,59 124,11 0,42 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 125,48 126,13 0,52 - Indeks BPPBM 115,17 115,09-0,07 3. Tanaman Perkebunan Rakyat a. Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 99,14 99,03-0,11 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 123,57 124,11 0,43 - Tanaman Perkebunan Rakyat 123,57 124,11 0,43 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 124,64 125,32 0,54 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 125,86 126,65 0,63 - Indeks BPPBM 118,08 118,11 0,03 4. Peternakan a. Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) 110,34 110,09-0,22 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 129,95 130,07 0,09 - Ternak Besar 135,53 135,63 0,07 - Ternak Kecil 124,23 124,45 0,17 - Unggas 114,49 114,64 0,13 - Hasil Ternak 113,99 113,70-0,25 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 117,78 118,15 0,31 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 125,52 126,29 0,62 - Indeks BPPBM 110,97 110,98 0,01 2 Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 33/06/12/Th. XIX, 01 Juni 2016

3 5. Perikanan Subsektor April 2016 Mei 2016 Persentase Perubahan (1) (2) (3) (4) a. Nilai Tukar Nelayan dan Pembudidayaan Ikan (NTNP) 98,56 98,54-0,02 b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan dan Pembudidayaan Ikan (It) 118,82 119,10 0,24 c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan dan Pembudidayaan Ikan (Ib) 120,55 120,87 0,26 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 123,75 124,29 0,44 - Indeks BPPBM 116,89 116,94 0, Perikanan Tangkap a. Nilai Tukar Nelayan (NTN) 101,32 101,97 0,65 b. Indeks Harga yang Diterima Nelayan (It) 122,12 123,23 0,91 - Penangkapan Perairan Umum 110,55 111,37 0,74 - Penangkapan Laut 122,24 123,36 0,91 c. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan (Ib) 120,53 120,85 0,26 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 123,82 124,36 0,43 - Indeks BPPBM 115,71 115,71 0, Perikanan Budidaya a. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) 95,78 95,09-0,72 b. Indeks Harga yang Diterima Pembudidaya Ikan (It) 115,50 114,95-0,47 - Budidaya Air Tawar 118,56 117,90-0,56 - Budidaya Laut 101,70 101,70 0,00 - Budidaya Air Payau 98,52 98,52 0,00 c. Indeks Harga yang Dibayar Pembudidaya Ikan (Ib) 120,58 120,88 0,25 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 123,67 124,22 0,45 - Indeks BPPBM 118,08 118,18 0,09 Gabungan/Provinsi Sumatera Utara a. Nilai Tukar Petani (NTP) 100,80 100,91 0,11 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 123,89 124,58 0,56 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 122,91 123,46 0,44 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 125,88 126,62 0,59 - Indeks BPPBM 115,93 115,94 0,01 Gabungan/Provinsi Sumatera Utara tanpa Perikanan a. Nilai Tukar Petani (NTP) 100,86 100,98 0,12 b. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) 124,04 124,75 0,57 c. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) 122,98 123,53 0,45 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 125,94 126,69 0,59 - Indeks BPPBM 115,90 115,91 0,01 BPPBM = Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 33/06/12/Th. XIX, 01 Juni

4 2. INDEKS HARGA YANG DITERIMA PETANI (IT) Indeks harga yang diterima petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada Mei 2016, It Provinsi Sumatera Utara mengalami kenaikan sebesar 0,56 persen dibandingkan dengan It April 2016, yaitu dari 123,89 menjadi 124,58. Kenaikan It terjadi pada seluruh subsektor yaitu subsektor tanaman pangan (padi & palawija) sebesar 0,50 persen, subsektor hortikultura sebesar 1,71 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,43 persen, subsektor peternakan sebesar 0,09 persen, dan subsektor perikanan sebesar 0,24 persen. 3. INDEKS HARGA YANG DIBAYAR PETANI (IB) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Mei 2016, Ib Provinsi Sumatera Utara mengalami kenaikan sebesar 0,44 persen dibandingkan dengan Ib April 2016, yaitu dari 122,91 menjadi 123,46. Kenaikan Ib terjadi pada seluruh subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan sebesar 0,44 persen, subsektor hortikultura sebesar sebesar 0,42 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,54 persen, subsektor peternakan sebesar 0,31 persen, dan subsektor perikanan sebesar 0,26 persen. 4. NTP SUBSEKTOR 4.1. Subsektor Tanaman Pangan/Padi & Palawija (NTPP) Pada Mei 2016, NTPP mengalami kenaikan sebesar 0,06 persen, dan hal ini karena perubahan It (0,50%) lebih tinggi dibandingkan perubahan pada Ib (0,44%). Kenaikan yang terjadi pada It karena indeks kelompok padi naik sebesar 0,44 persen yaitu dari 124,36 menjadi 124,90 dan indeks kelompok palawija naik sebesar 0,66 persen yaitu dari 116,50 menjadi 117,27. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib terjadi karena perubahan pada indeks konsumsi rumah tangga (IKRT) naik sebesar 0,56 persen dan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) naik sebesar 0,02 persen Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada Mei 2016, NTPH mengalami kenaikan sebesar 1,28 persen, dan hal ini karena perubahan It (1,71%) lebih tinggi dibandingkan perubahan pada Ib (0,42%). Kenaikan yang terjadi pada It karena indeks pada kelompok sayur-sayuran naik sebesar 1,32 persen yaitu dari 116,08 menjadi 117,62 dan indeks kelompok buah-buahan naik sebesar 2,16 persen yaitu dari 127,02 menjadi 129,76. Sementara indeks kelompok tanaman obat turun sebesar 0,46 persen yaitu dari 110,02 menjadi 109,51. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib terjadi karena perubahan IKRT naik sebesar 0,52 persen sementara indeks BPPBM turun sebesar 0,07 persen Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) Pada Mei 2016, NTPR mengalami penurunan sebesar 0,11 persen, dan hal ini karena perubahan It (0,43%) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (0,54%). Kenaikan yang terjadi pada It karena indeks kelompok tanaman perkebunan rakyat naik sebesar 0,43 persen yaitu dari 123,57 menjadi 124,11. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar 0,63 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,03 persen. 4 Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 33/06/12/Th. XIX, 01 Juni 2016

5 4.4. Subsektor Peternakan (NTPT) Pada Mei 2016, NTPT mengalami penurunan sebesar 0,22 persen, dan hal ini karena perubahan It (0,09%) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (0,31%). Kenaikan yang terjadi pada It karena indeks kelompok ternak besar naik sebesar 0,07 persen, indeks kelompok ternak kecil naik sebesar 0,17 persen, dan indeks kelompok unggas naik sebesar 0,13 persen. Sementara indeks kelompok hasil ternak mengalami penurunan sebesar 0,25 persen. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar 0,62 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,01 persen Subsektor Perikanan (NTNP) Pada Mei 2016, NTNP mengalami penurunan sebesar 0,02 persen, dan hal ini disebabkan oleh perubahan It (0,24%) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (0,26%). Kenaikan yang terjadi pada It karena perubahan pada indeks kelompok penangkapan ikan rata-rata naik sebesar 0,91 persen sementara indeks kelompok budidaya ikan secara rata-rata turun sebesar 0,47 persen. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar 0,44 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,04 persen Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada Mei 2016, NTN mengalami kenaikan sebesar 0,65 persen, dan hal ini disebabkan oleh perubahan It (0,91%) lebih tinggi dibandingkan perubahan pada Ib (0,26%). Kenaikan yang terjadi pada It karena indeks kelompok penangkapan ikan secara rata-rata naik sebesar 0,91 persen. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar 0,43 persen sementara indeks BPPBM relatif tidak mengalami perubahan Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada Mei 2016, NTPi mengalami penurunan sebesar 0,72 persen, dan hal ini disebabkan oleh perubahan It (-0,47%) lebih rendah dibandingkan perubahan pada Ib (0,25%). Penurunan yang terjadi pada It karena indeks kelompok budidaya ikan secara rata-rata turun sebesar 0,47 persen. Di sisi lain, perubahan kenaikan pada Ib karena perubahan IKRT naik sebesar 0,45 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,09 persen. 5. PERBANDINGAN ANTARPROVINSI Dari 10 provinsi di Pulau Sumatera, perubahan NTP Mei 2016 terhadap NTP April 2016, terdapat 8 provinsi mengalami kenaikan dan 2 provinsi mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Jambi yaitu sebesar 0,97 persen. Sementara penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yaitu sebesar 0,42 persen. Dari 33 provinsi yang dihitung NTP-nya, perubahan NTP Mei 2016 terhadap NTP April 2016, terdapat 22 provinsi mengalami kenaikan dan 11 provinsi mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Kalimantan Barat yaitu sebesar 1,13 persen, sebaliknya penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Banten sebesar 1,35 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 33/06/12/Th. XIX, 01 Juni

6 Tabel 2 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi dan Persentase Perubahannya, Mei 2016 (2012=100) Provinsi It Ib NTP Indeks % Perub Indeks % Perub Rasio % Perub (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Aceh 118,17 1,28 121,92 0,48 96,92 0,80 Sumatera Utara 124,58 0,56 123,46 0,44 100,91 0,11 Sumatera Barat 119,11-0,24 120,86-0,02 98,55-0,21 Riau 122,78 0,91 123,04 0,54 99,78 0,37 Kepulauan Riau 117,12 0,69 118,08 0,16 99,18 0,53 Jambi 121,06 1,06 121,58 0,09 99,57 0,97 Sumatera Selatan 115,59 0,74 121,80 0,36 94,90 0,37 Kepulauan Bangka Belitung 121,49-0,37 117,71 0,06 103,21-0,42 Bengkulu 116,08 0,95 122,31 0,03 94,91 0,92 Lampung 126,17 0,46 121,17-0,11 104,13 0,57 DKI Jakarta 119,28 1,02 117,32-0,04 101,67 1,06 Jawa Barat 130,63-0,18 125,26 0,18 104,29-0,37 Banten 124,00-1,46 121,53-0,12 102,03-1,35 Jawa Tengah 122,57 0,95 122,74 0,06 99,86 0,89 DI Yogyakarta 126,06 0,46 122,14 0,17 103,21 0,29 Jawa Timur 130,30 0,40 124,95-0,04 104,28 0,44 Bali 127,66 1,02 120,50-0,06 105,94 1,08 Nusa Tenggara Barat 124,62-0,03 120,05-0,24 103,81 0,22 Nusa Tenggara Timur 120,64 0,13 120,54 0,07 100,08 0,06 Kalimantan Barat 117,50 1,30 121,49 0,17 96,72 1,13 Kalimantan Tengah 118,74 1,24 121,50 0,40 97,73 0,83 Kalimantan Selatan 115,17-0,19 118,46 0,13 97,22-0,33 Kalimantan Timur 119,77 0,41 121,89 0,16 98,27 0,25 Sulawesi Utara 118,78-0,50 122,92 0,02 96,63-0,52 Gorontalo 130,95 0,89 123,89 0,05 105,69 0,83 Sulawesi Tengah 121,74 0,50 121,85 0,07 99,91 0,43 Sulawesi Selatan 127,59 0,02 122,80 0,12 103,90-0,10 Sulawesi Barat 125,50 0,12 117,71 0,16 106,61-0,04 Sulawesi Tenggara 120,70 0,86 121,25-0,08 99,55 0,94 Maluku 127,37-0,36 123,06 0,08 103,50-0,44 Maluku Utara 124,82-0,55 119,28 0,12 104,64-0,67 Papua 115,16 0,58 119,66 0,47 96,24 0,11 Papua Barat 121,93-0,32 122,00 0,19 99,94-0,50 Nasional 124,70 0,42 122,80 0,10 101,55 0,32 6 Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 33/06/12/Th. XIX, 01 Juni 2016

7 6. INDEKS HARGA KONSUMEN PERDESAAN Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi perdesaan. Pada Mei 2016, terjadi inflasi perdesaan di Sumatera Utara sebesar 0,59 persen. Hal ini disebabkan oleh kenaikan indeks pada enam kelompok konsumsi rumah tangga, yaitu indeks kelompok bahan makanan sebesar 0,80 persen, indeks kelompok makanan jadi, minuman, rokok, & tembakau sebesar 0,86 persen, indeks kelompok perumahan sebesar 0,38 persen, indeks kelompok sandang sebesar 0,30 persen, indeks kelompok kesehatan sebesar 0,41 persen, dan indeks kelompok pendidikan, rekreasi & olah raga sebesar 0,12 persen. Sedangkan indeks kelompok transportasi & komunikasi mengalami penurunan sebesar 0,22 persen. Secara nasional pada Mei 2016, terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,13 persen. Dari 33 provinsi yang dilaporkan, 25 provinsi mengalami inflasi dan 8 provinsi mengalami deflasi. Inflasi perdesaan tertinggi terjadi di Provinsi Riau sebesar 0,62 persen, sedangkan deflasi perdesaan terbesar terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 0,30 persen. Tabel 3 Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Perdesaan, Mei 2016 (2012=100) Provinsi Bahan Makanan Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi, dan O. Raga Transportasi dan Komunkiasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Aceh 0,53 0,91 0,06 0,56 1,03 0,20 0,41 0,56 Sumatera Utara 0,80 0,86 0,38 0,30 0,41 0,12-0,22 0,59 Sumatera Barat -0,76 0,98 0,54 0,43 0,16 0,08-0,11-0,04 Riau 0,86 1,17 0,36 0,11 0,24-0,02-0,34 0,62 Kepulauan Riau -0,09 0,96 0,43 0,21 0,41 0,05-0,50 0,16 Jambi -0,26 0,90 0,15 0,46 0,10 0,01-0,29 0,07 Sumatera Selatan 0,39 1,24 0,02 0,43 0,18-0,10 0,20 0,46 Kepulauan Bangka Belitung -0,16 0,64 0,36 0,14 0,58 0,02-0,26 0,09 Bengkulu -0,60 0,89 0,37 0,41 0,23 1,37-0,35 0,01 Lampung -0,76 0,86 0,10 0,15 0,31-0,33-0,46-0,19 DKI Jakarta -0,51 0,44 0,23 0,18-0,20 0,00 0,00-0,12 Jawa Barat 0,19 0,30 0,33 0,22 0,21 0,34 0,02 0,22 Banten -0,60 0,03 0,16 0,33-0,05 0,00 0,08-0,19 Jawa Tengah -0,52 1,21 0,15 0,16 0,11 0,36-0,16 0,03 DI Yogyakarta -0,13 0,96 0,85 0,11 0,20 0,00-0,10 0,23 Jawa Timur -0,65 1,41 0,08 0,34 0,31 0,03-0,03 0,04 Bali -0,54 0,52 0,05 0,32 0,29 0,09-0,24-0,13 Nusa Tenggara Barat -0,96 0,61 0,18 0,42 0,20 0,15-0,21-0,30 Nusa Tenggara Timur -0,10 0,59 0,42 0,07 0,00 0,09-0,63 0,05 Kalimantan Barat 0,10 0,67 0,17 0,15 0,17 0,00 0,01 0,22 Kalimantan Tengah 0,48 0,92 0,21 0,07 0,28 0,17-0,45 0,41 Kalimantan Selatan -0,37 1,00 0,85 0,09 0,17 0,08-0,15 0,15 Kalimantan Timur 0,30 0,80-0,18 0,29-0,04 0,04-0,62 0,22 UMUM/ KRT Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 33/06/12/Th. XIX, 01 Juni

8 Provinsi Bahan Makanan Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi, dan O. Raga Transportasi dan Komunkiasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Sulawesi Utara -0,37 0,71 0,02 0,52 0,75 0,19-0,29-0,03 Gorontalo 0,06 0,40 0,14 0,39 0,18 0,04-0,28 0,12 Sulawesi Tengah 0,08 0,71-0,30 0,03 0,21 0,05-0,24 0,12 Sulawesi Selatan 0,30 0,23 0,23 0,09 0,02 0,14-0,30 0,17 Sulawesi Barat 0,24 0,35 0,30 0,07 0,42 0,32-0,31 0,21 Sulawesi Tenggara -0,40 0,60 0,13 0,04 0,20 0,03-0,27-0,07 Maluku 0,11 0,53-0,04 0,09 0,07 0,00-0,42 0,11 Maluku Utara 0,08 0,32 0,34 0,79 0,25 0,02-0,24 0,16 Papua 0,86 0,54 0,64 0,10 0,28 0,01-0,15 0,61 Papua Barat 0,11 0,62-0,18 0,21 0,09 0,04 0,36 0,22 Nasional -0,22 0,90 0,21 0,24 0,23 0,14-0,15 0,13 UMUM/ KRT 7. NILAI TUKAR USAHA RUMAH TANGGA PERTANIAN (NTUP) SUBSEKTOR Pada Mei 2016, NTUP Provinsi Sumatera Utara mengalami kenaikan sebesar 0,55 persen. Hal ini karena perubahan It (0,56%) lebih tinggi dibandingkan perubahan indeks BPPBM (0,01%). Kenaikan NTUP disebabkan oleh naiknya NTUP pada seluruh subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan sebesar 0,48 persen, subsektor hortikultura sebesar 1,78 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,40 persen, subsektor peternakan sebesar 0,08 persen, dan subsektor perikanan sebesar 0,20 persen. Tabel 4 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor dan Persentase Perubahannya Mei 2016 (2012=100) Subsektor April 2016 Mei 2016 % Perubahan (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan 104,20 104,71 0,48 2. Hortikultura 105,05 106,91 1,78 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 104,65 105,07 0,40 4. Peternakan 117,11 117,20 0,08 5. Perikanan 101,64 101,85 0,20 a. Tangkap 105,54 106,50 0,91 b. Budidaya 97,81 97,27-0,56 Sumatera Utara 106,87 107,46 0,55 8 Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 33/06/12/Th. XIX, 01 Juni 2016

9 B. HARGA PRODUSEN GABAH MEI 2016 Selama Mei 2016 dilakukan di 13 kabupaten terhadap 82 observasi. Berdasarkan komposisinya, jumlah observasi harga gabah masih didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 47 observasi (57,32%), diikuti oleh Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 32 observasi (39,02%), dan Gabah Kualitas Rendah sebanyak 3 observasi (3,66%). Di tingkat petani pada Mei 2016, harga tertinggi senilai Rp5.809,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Arias di Kabupaten Toba Samosir. Sedangkan harga terendah senilai Rp4.100,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Ciherang di Kabupaten Simalungun, varietas IR 64 dan Inpari di Kabupaten Padang Lawas Utara serta gabah kualitas rendah varietas Ciherang dan Inpari di Kabupaten Langkat. Di tingkat penggilingan pada Mei 2016, harga tertinggi senilai Rp5.909,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Arias di Kabupaten Toba Samosir. Sedangkan harga terendah senilai Rp4.125,00 per kg berasal dari gabah kualitas rendah varietas Ciherang dan Inpari di Kabupaten Langkat. Survei harga produsen gabah selama Mei 2016 dilakukan di 13 kabupaten terhadap 82 observasi. Berdasarkan komposisinya, jumlah observasi harga gabah masih didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 47 observasi (57,32%), diikuti oleh Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 32 observasi (39,02%), dan Gabah Kualitas Rendah sebanyak 3 observasi (3,66%). 1. HARGA TERTINGGI DAN TERENDAH Di tingkat petani pada Mei 2016, harga tertinggi senilai Rp5.809,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Arias di Kabupaten Toba Samosir. Sedangkan harga terendah senilai Rp4.100,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Ciherang di Kabupaten Simalungun, varietas IR 64 dan Inpari di Kabupaten Padang Lawas Utara serta gabah kualitas rendah varietas Ciherang dan Inpari di Kabupaten Langkat. Di tingkat penggilingan pada Mei 2016, harga tertinggi senilai Rp5.909,00 per kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Arias di Kabupaten Toba Samosir. Sedangkan harga terendah senilai Rp4.125,00 per kg berasal dari gabah kualitas rendah varietas Ciherang dan Inpari di Kabupaten Langkat. 2. RATA-RATA HARGA GABAH DAN KOMPONEN MUTU Selama Mei 2016, rata-rata harga gabah kualitas GKG di tingkat petani senilai Rp5.434 per kg dan di tingkat penggilingan senilai Rp5.488 per kg. Rata-rata harga gabah kualitas GKP di tingkat petani senilai Rp4.579 per kg dan di tingkat penggilingan senilai Rp4.633 per kg. Rata-rata harga gabah kualitas rendah di tingkat petani senilai Rp4.100 per kg dan di tingkat penggilingan senilai Rp4.125 per kg. Komponen mutu gabah pada Mei 2016, rata-rata Kadar Air (KA) dan Kadar Hampa/Kotoran (KH) gabah kualitas GKG masing-masing tercatat 12,98 persen dan 2,54 persen, rata-rata KA dan KH gabah kualitas GKP masing-masing tercatat 19,44 persen dan 5,24 persen, rata-rata KA dan KH gabah kualitas rendah masing-masing tercatat 29,68 persen dan 10,77 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 33/06/12/Th. XIX, 01 Juni

10 Kelompok Kualitas Jumlah Observasi (%) Tabel 5 Jumlah Observasi, Harga Gabah di Petani dan Penggilingan, dan HPP menurut Kelompok Kualitas, Mei 2016 Harga Gabah di Petani (Rp/Kg) Harga Ratarata di Penggilingan (Rp/Kg) Harga Pembelian Pemerintah (HPP) (Rp/Kg) Selisih Harga Kol (5) atau (6) thd Kol (7) Terendah Tertinggi Rata-rata Rp/Kg % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) GKG (39,02) (Kualuh Selatan; Labuhan Batu Utara) (Lubuk Pakam; Deli Serdang) (Penggilingan) , (Petani) ,76 GKP (57,32) (Pematang Bandar; Simalungun, Batang Onang; Padang Lawas Utara) (Siantar Narumonda; Toba Samosir) (Penggilingan) ,55 Gabah Kualitas Rendah (3,66) (Sei Bingai; Langkat) (Sei Bingai; Langkat) Total 82 (100,00) Keterangan: GKG : KA 14,00% dan KH 3,00% GKP : KA (14,01%-25,00%) dan KH (3,01%-10,00%) Di LuarKualitas : KA > 25,00% atau KH > 10,00% 1 )HPP berdasarkan Inpres No 5 Tahun 2015 tanggal 17 Maret Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 33/06/12/Th. XIX, 01 Juni 2016

11 SUKSESKAN SENSUS EKONOMI MEI 2016 Informasi lebih lanjut hubungi: BPS PROVINSI SUMATERA UTARA Telepon/Fax: / bps1200@bps.go.id Website: Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 33/06/12/Th. XIX, 01 Juni