BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penyusunan penelitian ini, penulis mengacu pada berbagai literatur yaitu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN A KERANGKA DOKUMEN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. Sistem yang dirancang bertujuan untuk mendukung persediaan bahan yang

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI. suatu model pada Problem Domain. 2. Class Faktur Penjualan

Kelebihan Architecture layered: memecahkan layer menjadi bagian yang lebih kecil

BAB 2 LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

Gambar 4.50 Form Bahan Baku Keluar

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi Akuntansi. mengubah data keuangan dan data lainnya menjadi informasi. Informasi ini kemudian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan berkembangnya dunia usaha yang semakin pesat, maka

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap informasi yang dihasilkan berkaitan dengan sumber daya manusia.

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN P.D. SINAR MULIA. Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan P.D. Sinar Mulia mendukung

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Contoh suatu

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2007/2008

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PEMBELIAN, PERSEDIAAN DAN PENJUALAN TUNAI PADA PT TRISATYA MITRA ABADI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. metodologi penelitian yang merupakan urutan atau langkah-langkah yang sistematis

BAB 2 LANDASAN TEORI. bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. bersatu untuk mencapai tujuan yang sama.

BAB 1 PENDAHULUAN. motivasi kepada seluruh pekerja yang telah bekerja untuk perusahaan tersebut. Hal itu

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alir di bawah ini merupakan langkah-langkah yang diambil untuk mendukung

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENGGAJIAN DAN PENGUPAHAN PT. SILVA INHUTANI LAMPUNG

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB 2 LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Definisi Sistem, Informasi, dan Sistem Informasi

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

Gambar Window Transaksi Pengeluaran Barang Gudang

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA PENGEMBANGAN APLIKASI PERHITUNGAN BIAYA PRODUKSI DENGAN ABC METODOLOGI DI PT. GEDESCO SEJAHTERA

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. MOON LION INDONESIA SKRIPSI. oleh Ng, Erwin Wiyono

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Whitten, Bentley dan Dittmann (2004,p.12) sistem informasi adalah

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2005/2006

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

3. BAB III LANDASAN TEORI

USULAN PENYELESAIAN MASALAH PERAWATAN PREVENTIVE PADA WATER TREATMENT PLANT PHASE-1 PT MALIGI PERMATA INDUSTRIAL ESTATE SKRIPSI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Penggajian dan Pengupahan Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Sistem Informasi - Akuntansi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN DAN HUTANG USAHA PADA PT. JATI DHARMA INDAH PLYWOOD INDUSTRIES SKRIPSI. oleh.

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

penelitian, maka berikut ini disertakan penjelasan secara terperinci dan menyeluruh mengenai sistematika model metodologi pemecahan masalah.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Gambar 4.34 Cluster Jadwal Produksi. jadwal produksi oleh Kepala Pabrik. Seperti yang sudah dijelaskan dalam system

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan globalisasi sekarang ini menyebabkan persaingan usaha antar

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Akuntansi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2007/2008

SKRIPSI. oleh. Marius

BAB II LANDASAN TEORI

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Jurusan Sistem Informasi - Akuntansi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil tahun 2007/008

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN DAN PERSEDIAAN PADA PT. ANEKA BAUT ERIC NIM :

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

ANALISIS DAN PERANCANGAN E-PROCUREMENT PADA PT. INDO JAYA KERTAS SKRIPSI. Oleh Hartono

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Sistem Informasi Teknik Industri Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2005/2006

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Preventive Maintenance pada Pabrik Minyak Sawit PT Perkebunan Nusantara XIII

Gambar Surat Permintaan Spare part

Bab 2. Landasan Teori

Universitas Bina Nusantara

Gambar 4.77 Window Input Pembayaran Pinjaman Darurat dan Terencana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar terhadap produktivitas pada bidang manufaktur maupun jasa. Dalam

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. orang sama halnya seperti obat. Obat sangat penting bagi kebutuhan seseorang, tanpa

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Ganda Sistem Informasi Manajemen Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007

BAB 4 DOKUMENTASI DESIGN. penjualan dan piutang usaha PT. Stora Adiswara. Dengan cara mempermudah

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI SIKLUS PENDAPATAN DAN PERSEDIAAN PADA PD. PASADENA SKRIPSI. Oleh Imam Ashyri

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2006/2007

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. penyebaran informasi dalam sebuah organisasi. (O Brien, 2001, p7)

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI DOCUMENT MANAGEMENT SYSTEM BERBASIS WEB ( STUDI KASUS : DIVISI INFORMATION SYSTEM AND TECHNOLOGY PT SERASI AUTORAYA

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN DAN PEMBELIAN PADA PT. NOORUMI CATUR MANUNGGAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI Dalam penyusunan penelitian ini, penulis mengacu pada berbagai literatur yaitu buku-buku, jurnal, dan sebagainya. Berikut ini dijabarkan teori yang mendasari penelitian. 2.1.Pengertian Pemeliharaan Definisi maintenance (pemeliharaan) menurut Assauri (1995, p95) adalah suatu kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas dan peralatan pabrik serta mengadakan perbaikan, penyesuaian atau penggantian yang diperlukan untuk mendapatkan suatu kondisi operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan yang direncanakan. Hampir semua sistem teknis dipelihara. Pemeliharaan sistem mencakup corrective dan preventive maintenance (O Connor, 2004, p401). Pemeliharaan perbaikan (corrective maintenance) mencakup kegiatan yang mengembalikan sistem dari keadaan rusak ke status beroperasi atau sedia. Corrective maintenance tidak direncanakan, dapat dikuantifikasikan sebagai mean time to repair (MTTR ). 2.2.Preventive Maintenance Preventive Maintenance (Ebeling, 1997, p189) adalah pemeliharaan yang dilakukan secara terjadwal, umumnya secara periodik, dimana sejumlah tugas pemeliharaan seperti inspeksi, perbaikan, penggantian, pembersihan, pelumasan dan penyesuaian dilaksanakan.

42 Kegiatan dilakukan untuk menjaga sistem dalam keadaan beroperasi atau status sedia. Bisa berupa servis,misalnya pembersihan atau pemberian pelumas, atau dengan inspeksi untuk mencari kegagalan (failure). Preventive maintence direncanakan, diukur dalam waktu yang dibutuhkan sampai melakukan tugas pemeliharaan dan frekuensinya. Preventive maintenance melibatkan perbaikan, penggantian, dan pemeliharaan peralatan untuk menghindari kegagalan yang tidak diharapkan selama penggunaan. Tujuan dari program preventive maintenance adalah minimasi total biaya. Ada dua pendekatan untuk melakukan preventive maintenance (Saxena, 1995). Pendekatan tradisional adalah berdasarkan penggunaan analisa reliability dan statistik dari kegagalan peralatan. Pendekatan kedua melibatkan pengawasan kondisi peralatan di bawah kondisi tertentu dengan sensor untuk memprediksi kapan kegagalan mesin dapat terjadi. Pada pendekatan ini (condition-based), interval antar preventive maintence tidak pasti melainkan dilakukan ketika dibutuhkan. 2.3.Tujuan Maintenance Tujuan utama maintenance menurut Assauri (1999, p95) adalah: 1. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi. 2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produsi tidak terganggu. 3. Memaksimalkan umur kegunaan alat atau fasilitas.

43 4. Menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan. 5. Untuk mencapai tingkat pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan maintenance secara efektif dan efisien secara keseluruhannya. 6. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja. 7. Mengadakan suatu kerjasama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan, yaitu tingkat keuntungan atau return of investment yang sebaik mungkin dan total biaya yang terendah. 2.4.Pengantar Kehandalan (Reliability) Definisi umum teknik kehandalan (reliability) yaitu (O Connor, 2004, p1): probabilitas sebuah produk akan melakukan fungsi yang diperlukan tanpa kegagalan pada kondisi tertentu dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari teknik kehandalan, secara urutan prioritasnya, yaitu: 1. untuk mengaplikasikan pengetahuan teknik dan teknik spesialis untuk menghindari atau mengurangi kemungkinan atau frekuensi kegagalan 2. untuk mengidentifikasi dan memperbaiki penyebab kegagalan yang muncul, termasuk usaha untuk menghindarinya 3. untuk menentukan cara-cara dalam mengatasi kegagalan yang muncul, jika penyebabnya belum diperbaiki. 4. untuk mengaplikasikan metode dalam memperkirakan kemungkinan kehandalan dari rancangan baru, dan unutk menganalisa data kehandalan.

44 Alasan utama terjadinya kegagalan yaitu: 1. Rancangan mungkin saja tidak begitu baik dari bawaannya. Bisa saja terlalu lemah, mengkonsumsi terlalu banyak tenaga, mengalami resonansi pada frekuensi yang salah, dll. Penyebab terjadinya kegagalan tidak ada habishabisnya, dan setiap masalah perancangan memungkinkan kegagalan, tidak berfungsi sebagaimana mestinya, atau kesalahan. Semakin rumit desainnya atau semakin sulit masalahnya yang harus diatasi, kemungkinannya semakin besar. 2. Produk bisa mengalami tekanan berlebihan. Jika tekanan yang diberikan melebihan kekuatannya, kegagalan dapat terjadi. Misalnya sebuah komponen elektronik akan gagal jika diberi tekanan elektris (tegangan, arus) yang melebihi kemampuannya untuk menahan. Kegagalan karena tekanan berlebih tidak terlalu sering terjadi, karena perancang membuat kelonggaran untuk keamanannya. Spesifikasi komponen elektronik menyatakan kondisi maksimum dari sebuah aplikasi, dan perancang sirkuit mengusahakan agar spesifikasi tersebut tidak terlampaui. 3. Kegagalan dapat disebabkan karena variasi. 4. Kegagalan dapat disebabkan karena usang (wearout). Istilah wearout mencakup mekanisme atau proses yang menyebabkan sebuah produk yang cukup kuat pada awalnya menjadi melemah dengan bertambahnya umurnya. Contoh yang paling baik adalah fatigue bahan, aus di antara permukaan yang saling bersentuhan atau bergesekan, korosi, dan usangnya mekanisme bola lampu dan tabung fluoroscent. 5. Kegagalan bisa disebabkan mekanisme lainnya. Habisnya baterai, lambatnya pekerjaan karena temperatur tinggi yang terus menerus dan tekanan tensil

45 (misalnya dalam piringan turbin dan sambungan solder) adalah contoh dari mekanisme tersebut. 6. Kegagalan bisa disebabkan oleh sneak. Sneak adalah kondisi di mana sistem tidak bekerja dengan benar meskipun semua komponennya bekerja dengan baik. Sebagai contoh, pada rancangan sebuah sistem elektronik bisa saja pada saat kondisi tertentu operasi yang tidak tepat yang terjadi. 7. Kegagalan dapat disebabkan karena kesalahan, misalnya spesifikasi yang salah, rancangan atau pengkodean perangkat lunak, kesalahan perakitan atau pengujian, kekurangan atau pemeliharaan yang salah, atau penggunaan yang salah. Kegagalan mekanisme yang terbanyak disebabkan karena hal-hal tersebut di atas. 8. Ada banyak penyebab kegagalan lainnya. Roda gigi berisik, oli bocor, layar tampilan yang berkedip, instuksi operasi yang salah atau ambigu, sistem elektronik mengalami interferensi elektromagnetik, dll. Kegagalan bisa saja mempunyai banyak penyebab dan efek, dan juga ada persepsi yang berbeda-beda mengenai kejadian apa yang bisa diklasifikasikan sebagai kegagalan. Sebagai contoh, terbakarnya segel cincin-o pada roket pesawat angkasa luar tidak dianggap sebagai kegagalan, sampai peluncuran Challenger yang gagal karena hancur terbakar. Kita juga tahu bahwa semua kegagalan, secara prinsipnya dan juga prakteknya, bisa dihindari. Realibility (kehandalan) didefinisikan dalam banyak cara yang berbeda-beda, tapi definisi yang paling umum diterima adalah kemampuan dari sebuah produk untuk melakukan fungsi khusus dalam lingkungan yang dirancang selama jangka waktu minimum atau jumlah siklus atau kejadian minimum.

46 Seperti halnya pengendalian kualitas (quality control), reliabilitas didasarkan pada teori statistik atau probabilitas. Tujuan pokoknya adalah mampu diandalkan untuk bekerja sesuai dengan fungsinya dengan suatu kemungkingan sukses dalam periode waktu tertentu yang ditargetkan. Reliability mengenai frekuensi kegagalan sistem, sedangkan maintainability adalah mengenai mengurangi durasi kegagalan sistem dan usaha yang diperlukan untuk mengembalikan operasional sistem setelah terjadinya kegagalan. 2.5.Mean Time To Failure (MTTF) Mean time to failure (MTTF) adalah nilai rata-rata atau nilai yang diharapkan (expected value) dari suatu distribusi kerusakan. Perhitungan nilai MTTF untuk masing masing distribusi adalah : Distribusi Weibull MTTF = 1. 1 Distribusi Eksponential MTTF = 1 Distribusi Normal MTTF = μ Distribusi Lognormal 2 s 2 MTTF = t med. e

47 2.6.Mean Time To Repair (MTTR) Untuk dapat menentukan nilai tengah dari fungsi probabilitas untuk waktu perbaikan, distribusi data waktu perbaikan perlu diketahui terlebih dahulu. Penentuan atau pengujian dilakukan dengan cara yang sama dengan yang telah dijelaskan sebelumnya. Rumus yang digunakan untuk masing masing distribusi adalah : Distribusi Weibull MTTR = 1. 1 Distribusi exponential MTTR = 1 Distribusi normal dan lognormal 2 s 2 MTTR = t med. e 2.7.Reliability Tanpa Preventive Maintenance dan Menggunakan Preventive Mainienance Peningkatan keandalan dapat ditempuh dengan cara preventive maintenance karena pengaruh wearout mesin atau komponen dapat dikurangi. Model keandalan berikut mengasumsikan sistem kembali ke kondisi baru setelah menjalani preventive maintenance. Keandalan pada saat t dinyatakan sebagai berikut (Ebeling, 1997, p204) : R m (t) = R(t) R m (t) = R(T) n.r(t-t) untuk 0 t < T untuk T t < 2T

48 Secara umum persamaannya adalah : R m (t) = R(T) n.r(t-nt) untuk nt t < (n+1)t dan n = 1,2,3, Dimana : T adalah selang waktu preventive maintenance t adalah waktu operasional mesin n merupakan jumlah perawatan R m (t) adalah reliability dengan preventive maintenance R(T) n adalah probabilitas kehandalan hingga n selang waktu perawatan R(t-nT) adalah probabilitas kehandalan untuk waktu t-nt dari tindakan preventive yang terakhir. 2.8.Sistem Sistem menurut O Brien (2003, p8) adalah suatu kelompok dari elemenelemen yang saling berhubungan dan berinteraksi satu sama lain dan menciptakan suatu kesatuan yang utuh. Elemen-elemen ini bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama dengan menerima input dan memproduksi output dalam proses transformasi yang terorganisir. Sistem memiliki tiga komponen dasar yang saling berinteraksi : Input : mencakup mendapatkan dan mengatur komponen atau elemen yang masuk ke sistem untuk diproses. Contohnya mencakup bahan mentah, data, usaha manusia.

49 Proses : mencakup proses transformasi yang mengubah input menjadi output. Contohnya mencakup proses manufaktur, perhitungan matematis, dan lain sebagainya. Output : mencakup elemen yang telah melalui proses transformasi. Contoh mencakup jasa, produk dan informasi. Selain ketiga komponen dasar tersebut, terdapat dua lagi komponen tambahan yaitu : Feedback : data mengenai performa sistem. Control : mecakup pengawasan dan evaluasi dari feedback untuk mengetahui bila sistem bergerak menuju tujuan yang telah ditetapkan. 2.9.Sistem Informasi Beberapa definisi sistem informasi adalah sebagai berikut : 1. Menurut O Brien (2003, p7) sistem informasi dapat berupa kombinasi dari manusia, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi di dalam sebuah organisasi. 2. Menurut Whitten (2001, p8) sistem informasi adalah susunan dari orang, data, proses, penyajian informasi, dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk mendukung dan mengembangkan pengoperasian sehingga dapat membantu dalam penyelesaian masalah dan pembuatan keputusan yang dibutuhkan oleh manajemen dan pengguna.

50 2.10. Sistem Informasi Manajemen McLeod (2001, p239) mendefinisikan Sistem Informasi Manajemen (SIM) sebagai sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi pengguna yang memiliki kepentingan yang sama yaitu pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh organisasi / perusahaan. Output dari SIM adalah berupa laporan periodik, laporan khusus dan perhitungan matematis. Model SIM dapat dijelaskan dalam gambar berikut ini.. Dimana ditunjukkan bahwa data dan informasi didapat dari lingkungan. Database digunakan oleh software untuk menghasilkan laporan dan model matematis juga digunakan untuk menghasilkan perhitungan yang akan digunakan oleh pengambil keputusan dalam organisasi baik itu berupa manager maupun non manager. Aliran data dan informasi dibedakan untuk menunjukkan yang mana yang merupakan input dan output dari komponen sistem.

51 Sumber : McLeod (2000, p240) Gambar 2.1 Model Sistem SIM memberikan kontribusi terhadap pemecahan masalah dalam dua cara: Sumber daya informasi organisasi secara menyeluruh SIM menyiapkan dan merupakan sarana untuk menghubungkan para manager dalam organisasi, sehingga informasi dapat digunakan bersama untuk mendukung pemecahan masalah yang dihadapi.

52 Pemahaman dan identifikasi masalah Sesuai dengan konsep SIM yaitu sebagai penyedia informasi terus menerus bagi manager (pengambil keputusan). Penggunaan SIM dapat memberikan gambaran dan sinyal akan masalah yang dihadapi atau yang akan terjadi bila keputusan lebih lanjut tidak segera diambil. SIM juga membantu dalam hal pemahaman penyebab dari masalah tersebut. 2.11. Konsep Perancangan dan Analisa Berorientasi Objek (Object Oriented Analysis dan Design / OOAD) Menurut Mathiassen et al. (2000, pp3-4), OOAD merupakan metode untuk menganalisa dan merancang suatu sistem informasi dengan menggunakan objek dan class sebagai konsep dasarnya. Sedangkan menurut Whitten et al. (2004, p31), Object Oriented Analysis and Design (OOAD) merupakan kumpulan alat dan teknik mengembangkan sistem dengan menggunakan teknologi objek untuk membuat sebuah sistem dan programnya. Terdapat tiga buah konsep atau teknik dasar dalam proses analisa dan perancangan berorientasi objek, yaitu: 1. Encapsulation Encapsulation dalam bahasa pemrograman berorientasi objek secara sederhana berarti pengelompokkan fungsi. Pengelompokkan ini bertujuan agar developer tidak perlu membuat coding untuk fungsi yang sama, melainkan hanya perlu memanggil fungsi yang telah dibuat sebelumnya.

53 2. Inheritance Inheritance dalam bahasa pemrograman berorientasi objek secara sederhana berarti menciptakan sebuah class baru yang memiliki sifat-sifat dan karakteristik-karakteristik sama dengan yang dimiliki class induknya disamping sifat-sifat dan karakteristik-karakteristk individualnya. 3. Polymorphism Polymorphism berarti kemampuan dari tipe objek yang berbeda untuk menyediakan atribut dan operasi yang sama dalam hal yang berbeda. Polymorphism adalah hasil natural dari fakta bahwa objek dari tipe yang berbeda atau bahkan dari sub-tipe yang berbeda dapat menggunakan atribut dan operasi yang sama. 2.12. Keuntungan dan Kelemahan Object Oriented Analysis and Design (OOAD) Mathiassen et al. (2000, p5) menyebutkan bahwa terdapat keuntungan menggunakan OOAD diantaranya adalah: 1. OOAD memberikan informasi yang jelas mengenai konteks sistem. 2. Dapat menangani data yang seragam dalam jumlah yang besar dan mendistribusikannya ke seluruh bagian organisasi. 3. Berhubungan erat dengan analisa berorientasi objek, perancangan berorientasi objek, user interface berorientasi objek, dan pemrograman berorientasi objek.

54 Selain keuntungan yang diperoleh dalam menggunakan OOAD seperti yang telah disebutkan di atas, ternyata juga terdapat beberapa kelemahan yang berhasil diidentifikasi oleh Raymond McLeod, Jr (2001, p615) yaitu: 1. Diperlukan waktu lama untuk memperoleh pengalaman pengembangan. 2. Kesulitan metodologi untuk menjelaskan sistem bisnis yang rumit. 3. Kurangnya pilihan peralatan pengembangan yang khusus disesuaikan untuk sistem bisnis. 2.13. Aktivitas Utama Perancangan dan Analisa dengan OOAD Mathiassen et al. (2000, pp14-15) menjelaskan empat buah aktivitas utama dalam analisa dan perancangan berorientasi objek yang digambarkan berikut ini. Gambar 2.2 Aktivitas Utama dalam OOAD

55 Keempat aktivitas utama dalam melakukan analisa dan perancangan berorientasi objek menurut Mathiassen et al. (2000, pp14-15) dijelaskan sebagai berikut. 1. Analisis Problem Domain Problem domain merupakan bagian dari situasi yang diatur, diawasi, dan dikendalikan oleh sistem. Tujuan melakukan analisis problem domain adalah mengidentifikasi dan memodelkan problem domain. Analisis problem domain terbagi menjadi tiga aktivitas yang digambarkan di bawah ini yaitu: a. Memilih objek, class, dan event yang akan menjadi elemen model problem domain. b. Membangun model dengan memusatkan perhatian pada relasi struktural antara class dan objek. c. Mendeskripsikan properti dinamis dan atribut untuk setiap class. System Definition Classes Behaviour Structure Model Gambar 2.3 Aktivitas Analisis Problem Domain

56 Pada aktivitas classes, langkah awal yang perlu dilakukan adalah menentukan class. Langkah berikutnya adalah membuat sebuah event table yang dapat membantu menentukan event-event yang dimiliki oleh setiap class. Pada aktivitas structure, class-class yang telah ditentukan sebelumnya akan dihubungkan berdasarkan tiga jenis hubungan yaitu generalisasi, agregasi, atau asosiasi sehingga menjadi sebuah skema yang disebut class diagram. Dalam aktivitas behavior, definisi class dalam class diagram akan diperluas dengan menambahkan deskripsi pola perilaku dan atribut dari masing-masing class. Pola perilaku dari class terdiri dari tiga jenis, yaitu: Sequence Merupakan event yang terjadi secara berurutan satu per satu. Selection Merupakan pemilihan salah satu dari beberapa event yang terjadi. Iteration Merupakan event yang terjadi berulang kali. Hasil dari aktivitas ini adalah sebuah statechart diagram yang menunjukkan perubahan status dari masing-masing class yang dikarenakan oleh event tertentu mulai dari initial state sampai dengan final state.

57 2. Analisis Application Domain Application domain merupakan organisasi yang mengatur, mengawasi, atau mengendalikan problem domain. Tujuan dilakukannya analisis application domain adalah untuk menentukan kebutuhan penggunaan sistem. Sama seperti analisis problem domain, analisis application domain juga terdiri dari beberapa aktivitas antara lain: a. Menentukan penggunaan sistem dan bagaimana sistem berinteraksi dengan user. b. Menentukan fungsi dan kemampuan sistem dalam mengolah informasi. c. Menentukan kebutuhan interface sistem dan merancang interface. Berikut ini merupakan gambaran aktivitas-aktivitas yang dilakukan pada saat melakukan analisis application domain. Gambar 2.4 Aktivitas Analisis Application Domain Dalam aktivitas usage, hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat actor table yang dapat membantu menentukan actor dan use case yang berkaitan. Langkah selanjutnya adalah membuat use case diagram

58 sehingga terlihat lebih jelas interaksi antara actor dengan masing-masing use case. Function merupakan fasilitas sistem yang menjadikan sistem tersebut berguna bagi actor. Terdapat empat jenis function, antara lain: Update Fungsi update diaktifkan oleh event problem domain dan menghasilkan perubahan status model. Signal Fungsi signal diaktifkan oleh perubahan status model dan menghasilkan reaksi di dalam context. Read Fungsi read diaktifkan oleh kebutuhan actor akan informasi dan menghasilkan tampilan model sistem yang relevan. Compute Fungsi compute diaktifkan oleh kebutuhan actor akan informasi dan berisi perhitungan yang dilakukan baik oleh actor maupun oleh model. Hasilnya adalah tampilan dari hasil perhitungan yang dilakukan. Aktivitas interface mencakup pembuatan navigation diagram yang merupakan skema yang menunjukkan tampilan dari sistem dan relasi antar interface.

59 3. Architectural Design Architectural design berfungsi sebagai kerangka kerja dalam aktivitas pengembangan sistem dan menghasilkan struktur komponen dan proses sistem. Tujuannya adalah untuk menstrukturisasi sebuah sistem yang terkomputerisasi. Tahap architectural design terdiri dari tiga aktivitas yaitu criteria, component architecture, dan process architecture seperti yang digambarkan pada gambar berikut. Gambar 2.5 Aktivitas Architectural Design Criterion merupakan properti yang diinginkan dari sebuah arsitektur. Tabel berikut menunjukkan criterion yang telah ditentukan oleh para peneliti untuk menentukan kualitas dari sebuah software. Tabel 2.1 Criteria Kualitas Software Usable Secure Efficient Criterion Ukuran Kemampuan sistem beradaptasi dengan context organisasional dan teknikal. Pencegahan akses ilegal terhadap data dan fasilitas. Eksploitasi ekonomis dari fasilitas technical platform.

60 Criterion Correct Reliable Maintainable Testable Flexible Comprehensible Reusable Portable Interoperable Ukuran Kesesuaian dengan kebutuhan. Fungsi yang dijalankan secara tepat. Biaya untuk mencari dan memperbaiki kerusakan sistem. Biaya untuk menjamin bahwa sistem melakukan fungsinya. Biaya memodifikasi sistem. Usaha yang diperlukan untuk memahami sistem. Penggunaan bagian dari sistem ke dalam sistem lain yang berkaitan. Biaya memindahkan sistem ke technical platform lain. Biaya pemasangan sistem dengan sistem lain. Kriteria usable, flexible, dan comprehensible tergolong sebagai kriteria umum yang harus dimiliki oleh sebuah sistem dan menentukan baik tidaknya suatu rancangan sistem. Component architecture adalah struktur sistem dari komponenkomponen yang berkaitan. Dalam aktivitas ini, perlu ditentukan pola arsitektural yang paling sesuai dengan model sistem. Pola-pola arsitektural tersebut antara lain: Layered Architecture Pattern Generic Architecture Pattern Client-Server Architecture Pattern Hasil dari aktivitas ini adalah sebuah component diagram yang merupakan class diagram yang dilengkapi dengan spesifikasi komponen yang kompleks. Process architecture adalah sebuah struktur eksekusi sistem yang terdiri dari proses-proses yang saling tergantung satu sama lain. Dalam

61 aktivitas ini juga perlu menentukan pola distribusi yang sesuai dengan model sistem. Pola-pola distribusi yang ada antara lain: Centralized Pattern Distributed Pattern Decentralized Pattern Hasil dari aktivitas ini adalah sebuah deployment diagram yang menunjukkan processor dengan komponen program dan active objects. 4. Component Design Component design bertujuan untuk menentukan implementasi kebutuhan di dalam kerangka kerja arsitektural. Hasilnya adalah deskripsi mengenai komponen-komponen sistem. (Mathiassen et al., 2000, p231). Component design terdiri dari tiga aktivitas, yaitu: a. Model component Merupakan bagian sistem yang mengimplementasikan model problem domain. Dalam aktivitas ini dihasilkan sebuah class diagram yang telah direvisi. b. Function component Merupakan bagian sistem yang mengimplementasikan kebutuhan fungsional. Hasilnya adalah class diagram dengan operasi dan fungsifungsinya. Terdapat empat pola eksplorasi untuk merancang function component, yaitu: Model-Class Placement Function-Class Placement

62 Startegy Active Function c. Connecting component Merupakan desain hubungan antar komponen untuk memperoleh rancangan yang fleksibel dan mudah dimengerti. Hasilnya adalah class diagram yang berhubungan dengan komponen-komponen sistem. Berikut digambarkan aktivitas-aktivitas yang terdapat dalam component design. Gambar 2.6 Aktivitas Component Design