HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

Ca(OH) 2-3(3) CaCl 2-1(3) CaCl 2-3(2) JALAN

Tabel Lampiran 1. Pengaruh Suhu dan Kelembaban terhadap Resistensi Kulit Buah Manggis

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi Tanaman Manggis

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

Pengaruh Aplikasi Kalsium terhadap Getah Kuning pada Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

STUDI WAKTU APLIKASI KALSIUM TERHADAP PENGENDALIAN GETAH KUNING DAN KUALITAS BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.)

PENGENDALIAN CEMARAN GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS DENGAN PUPUK KALSIUM DI KABUPATEN BOGOR DAN PURWOREJO FAHROYATI NORA HANDAYANI

Jurnal AgroPet Vol. 11 Nomor 1 Desember 2014 ISSN: PENGENDALIAN GETAH KUNING MANGGIS MELALUI PENGATURAN DOSIS SUMBER KALSIUM

APLIKASI KALSIUM UNTUK MENGENDALIKAN CEMARAN GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana) DI BOGOR DAN PURWOREJO SITI NURJANNAH

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Waktu dan Dosis Aplikasi Kalsium dan Boron untuk Pengendalian Getah Kuning pada Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) di Tiga Sentra Produksi

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH APLIKASI DOLOMIT TERHADAP GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS

APLIKASI PUPUK KALSIUM DAN BORON UNTUK MENGURANGI CEMARAN GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DHIKA PRITA HAPSARI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Manggis

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum

TINJAUAN PUSTAKA Manggis ( Garcinia mangostana L)

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

DOSIS DAN WAKTU APLIKASI KALSIUM DAN BORON UNTUK PENGENDALIAN CEMARAN GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) DI TIGA SENTRA PRODUKSI

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Rancangan Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. panennya menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata (hasil analisis disajikan

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Awal Tanah Gambut

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS. Nafi Ananda Utama. Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

PENGARUH APLIKASI KALSIUM TERHADAP GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) Oleh: Indah Wulandari A

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Suhu min. Suhu rata-rata

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian

I. PENDAHULUAN UMUM Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

PEMBAHASAN UMUM Penetapan Status Kecukupan Hara N, P dan K pada Bibit Duku

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Hasil Analisa Persentase Perkecambahan. Ulangan I II III

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

Distribusi Hara dalam Tanaman: Transport Jarak Jauh dalam Xylem dan Phloem AGH 322

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH APLIKASI KALSIUM DAN BIOPORI TERHADAP CEMARAN GETAH KUNING DAN KUALITAS BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana) TIARA SEPTIROSYA A

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. lama dibandingkan perlakuan air dan asam asetat 0,5% (Tabel 2). Aplikasi BA 25

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 9. Pola penyusunan acak

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Tinggi Tanaman. Hasil penelitian menunjukan berbagai kadar lengas tanah pada stadia

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan hasil sidik ragam

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

TINJAUAN PUSTAKA. Sifat dan Ciri Tanah Ultisol. Ultisol di Indonesia merupakan bagian terluas dari lahan kering yang

RESPON ANATOMI STRUKTUR SEKRETORI GETAH KUNING, MORFOLOGI, DAN FISIOLOGI BUAH MANGGIS

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN SALURAN PENGAIRAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Pemuliaan dan Genetika,

Transkripsi:

HASIL DAN PEMBAHASAN 38 Pencemaran Getah Kuning Pencemaran getah kuning pada buah manggis dapat dilihat dari pengamatan skoring dan persentase buah bergetah kuning pada aril dan kulit buah, serta persentase juring tercemar. Pencemaran getah kuning yang tinggi akan ditandai dengan peningkatan skoring dan persentase buah bergetah kuning, serta persentase juring tercemar. Uji lanjut metode Dunn tersaji pada Lampiran 5 dan tabel rekapitulasi sidik ragam untuk semua peubah tersaji pada Lampiran 6. Pengaruh waktu aplikasi Ca terhadap skoring dan persentase buah bergetah kuning pada aril, dan persentase juring tercemar getah kuning terlihat pada Tabel 1. Skoring buah bergetah kuning pada aril nyata lebih rendah pada pemberian Ca saat akhir stadia 1 dan pemberian Ca yang berulang (antesis dan awal stadia 1; antesis dan akhir stadia 1; awal dan akhir stadia 1; antesis, awal dan akhir stadia 1) dibandingkan dengan kontrol. Persentase buah dan juring bergetah kuning pada aril nyata lebih rendah pada pemberian Ca saat akhir stadia 1 dan pemberian Ca yang berulang dibandingkan dengan kontrol. Tabel 1. Pengaruh waktu aplikasi Ca terhadap skoring dan persentase buah bergetah kuning pada aril dan persentase juring bergetah kuning Getah Kuning Pada Aril Skor (1-5) % Buah % Juring Bergetah Bergetah Rataan Peringkat Kuning* Kuning* Kontrol (tidak diberi kalsium) 2.03 152.40 b 50.00 a 16 a Pada saat antesis 1.60 134.50 b 40.00 ab 12 ab Pada saat awal stadia 1 (14 HSA) 1.90 153.60 b 53.33 a 19 a Pada saat akhir stadia 1 (28 HSA) 1.23 106.80 a 16.66 bc 4 bc Pada saat antesis dan awal stadia 1 1.30 108.30 a 16.66 bc 5 bc Pada saat antesis dan akhir stadia 1 1.10 97.90 a 10.00 c 3 bc Pada saat awal dan akhir stadia 1 1.16 104.80 a 16.66 bc 3 c Pada saat antesis, awal,akhir stadia1 1.20 105.80 a 16.66 bc 4 bc Ket: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom skor getah kuning menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Dunn; pada kolom % buah dan juring bergetah kuning menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT 1%. *data yang diolah adalah transformasi menggunakan x+0.5, data yang disajikan adalah sebelum transformasi.

39 Pada aplikasi kalsium 2 atau 3 kali, persentase buah bergetah kuning pada aril hanya berkisar 17 %, sedangkan pada pemberian kalsium satu kali saat antesis mencapai 40 %. Pencemaran getah kuning aril yang tinggi terjadi pada kontrol ditandai dengan persentase buah bergetah kuning yang mencapai 50 % (Tabel 1). Hal ini menunjukkan adanya tingkat penurunan pencemaran getah kuning dengan pemberian Ca berulang pada perkembangan buah yang berbeda. Penurunan ini berkaitan dengan peningkatan kandungan kalsium buah. Penelitian sebelumnya yang memberikan kalsium hanya satu kali yaitu pada saat awal pembungaan (Dorly 2009) ataupun sebelum berbunga tanaman manggis (Wulandari 2009), terlihat tingkat pencemaran getah kuning pada aril buah manggis tetap tinggi. Kandungan kalsium pada daun meningkat tetapi kandungan pada endokarp kulit buah tetap rendah. Pada pemberian kalsium yang berulang baik dua ataupun tiga kali, diharapkan kalsium terus tersedia bagi tanaman selama perkembangan buah. Pemberian kalsium dalam bentuk kapur pertanian yang memiliki derajat kehalusan antara 60 100 mesh akan bereaksi dengan tanah dalam waktu + dua minggu setelah diaplikasikan (Hardjowigeno 1992). Kalsit (CaCO 3 ) yang kelarutannya kurang lebih 5.6 mg l -1 air (Basuki 2007) akan larut dalam air hujan yang cukup tinggi (200 mm/bulan) pada saat penelitian sehingga kalsium tersedia bagi tanaman. Bahan kapur seperti (a) kaptan mampu meningkatkan (b) kelarutan hara dan daya (c) serap hara oleh tanaman. Peranan Ca dalam tanaman sangat erat kaitannya dengan aktivitas jaringan meristem dan sebagai perekat antara dinding sel yang satu dengan dinding sel yang lain (Marschner 1995). Pada saluran sekretori getah kuning, kalsium yang berfungsi sebagai perekat antar dinding sel akan meningkatkan integritas antara sel-sel epitel penyusun saluran sekretori getah kuning. Tanaman yang tidak mendapat suplai Ca yang cukup sangat berisiko mengalami kerusakan pada tingkat sel, termasuk pecahnya saluran getah kuning. Pemberian kalsium akan menjaga agar getah kuning tetap berada pada salurannya. Kalsium merupakan salah satu unsur hara makro yang bersifat immobil dalam tanaman, sehingga Ca harus diberikan pada saat dibutuhkan. Selama perkembangan buah manggis, kebutuhan Ca pada dinding sel mengalami peningkatan dan akan menurun menjelang pemasakan (Rigney dan Wills 1981;

Poovarodom 2009). Perbedaan laju pembelahan dan pembesaran sel selama perkembangan buah akan mempengaruhi kebutuhan Ca sehingga akan berpengaruh pula terhadap serapannya pada setiap stadia perkembangan buah. Saat laju pembelahan dan pembesaran sel yang tinggi, maka buah akan menjadi sink yang kuat bagi nutrient termasuk Ca. Pemberian Ca pada saat ini akan membuat penyerapannya ke buah lebih maksimal. Pada buah tomat, peningkatan kandungan Ca yang tajam pada membran plasma terjadi selama tahap pertumbuhan cepat dibandingkan pada tahap awal (Suzuki et al. 2003). Pengaruh waktu aplikasi Ca terhadap skoring dan persentase buah bergetah kuning pada kulit buah terlihat pada Tabel 2. Pemberian Ca saat antesis+akhir stadia 1; awal + akhir stadia 1; saat antesis+awal dan akhir stadia 1 menunjukkan skoring buah bergetah kuning pada kulit buah yang nyata lebih rendah dibandingkan dengan kontrol. Persentase buah bergetah kuning nyata lebih rendah pada pemberian Ca saat antesis+akhir stadia 1; dan saat awal + akhir stadia 1 dibandingkan dengan kontrol yang mencapai 90 %. Tabel 2. Pengaruh waktu aplikasi Ca terhadap skoring dan persentase buah bergetah kuning pada kulit Getah Kuning Pada Kulit Skor (1-5) % Buah Rataan Peringkat Bergetah Kuning Kontrol (tidak diberi kalsium) 2.10 130.10 b 90.00 a Pada saat antesis 2.26 142.90 b 86.66 a Pada saat awal stadia 1 (14 HSA) 2.20 139.50 b 96.66 a Pada saat akhir stadia 1 (28 HSA) 2.10 127.60 b 83.33 a Pada saat antesis dan awal stadia 1 2.40 145.70 b 76.66 ab Pada saat antesis dan akhir stadia 1 1.73 95.60 a 60.00 b Pada saat awal dan akhir stadia 1 1.60 83.40 a 56.66 b Pada saat antesis, awal & akhir stadia 1 1.76 99.30 a 76.66 ab Ket: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom skor getah kuning menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji Dunn; pada kolom % buah bergetah kuning menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT 1%. Persentase buah bergetah kuning pada kulit buah menurun dari 90 % (kontrol) manjadi 56-60 % pada waktu aplikasi kalsium 2 atau 3 kali. Pemberian kalsium untuk meningkatkan kandungannya pada buah manggis, seharusnya 40

memperhatikan stadia perkembangan buah. Pada saat buah menjadi sink yang kuat, maka buah akan menyerap kalsium langsung dari tanah melalui pembuluh xylem. Menurut Poovarodom (2009), 65 % akumulasi kalsium terjadi dalam 7 minggu setelah fruitset yaitu pada stadia 1 sampai pertengahan stadia 2. Pada stadia 1 perkembangan buah manggis terjadi proses pembelahan sel yang membutuhkan banyak kalsium untuk mengatur proses tersebut (Ashari 2006). Pembelahan dan pembesaran sel yang ditandai dengan peningkatan berat segar secara linier dengan umur buah terjadi pada stadia 2 perkembangan buah manggis, tetapi pertumbuhan mulai menurun saat buah memasuki stadia 3. Pemberian kalsium yang berulang akan memenuhi kebutuhan kalsium buah saat stadia pertumbuhan cepat (stadia 1 sampai pertengahan stadia 2). Pada saat itu, laju serapan kalsium ke buah lebih tinggi karena buah menjadi sink yang kuat sehingga pencemaran getah kuning menurun (Tabel 1 dan Tabel 2). Kandungan Kalsium di Kulit Buah Pengaruh waktu aplikasi Ca terhadap kandungan Ca di kulit buah terlihat pada Tabel 3. Pemberian Ca saat antesis+akhir stadia 1; antesis+awal dan akhir stadia 1 menunjukkan peningkatan kandungan Ca endokarp yang nyata lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Kandungan Ca mesokarp tertinggi pada pemberian Ca saat antesis+akhir stadia 1 sebesar 0.575 %, tetapi tidak berbeda nyata dengan kontrol. Kandungan Ca eksokarp tertinggi pada saat antesis+awal dan akhir stadia 1 sebesar 0.425 %, tetapi tidak berbeda nyata dengan kontrol. Tabel 3. Pengaruh waktu aplikasi kalsium terhadap kandungan Ca di kulit buah Kalsium (%) Endokarp** Mesokarp** Eksokarp* Kontrol (tidak diberi kalsium) 0.800 bc 0.539 ab 0.333 ab Pada saat antesis 0.853 bc 0.430 c 0.345 ab Pada saat awal stadia 1 (14 HSA) 0.890 bc 0.428 c 0.275 b Pada saat akhir stadia 1 (28 HSA) 1.095 ab 0.540 ab 0.370 ab Pada saat antesis dan awal stadia 1 0.660 c 0.425 c 0.267 b Pada saat antesis dan akhir stadia 1 1.265 a 0.575 a 0.327 ab Pada saat awal dan akhir stadia 1 1.067 ab 0.475 bc 0.313 b Pada saat antesis, awal dan akhir stadia 1 1.185 a 0.475 bc 0.425 a Ket: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5% (*) dan 1% (**). 41

42 Peningkatan kandungan Ca pada buah yang berperan terhadap permeabilitas membran saluran getah kuning sehingga dapat menurunkan tingkat cemarannya. Pola peningkatan kandungan Ca terlihat pada lapisan eksokarp, mesokarp dan endokarp kulit buah manggis. Ca endokarp yang tinggi pada pemberian Ca saat antesis+akhir stadia 1 maupun saat antesis+awal dan akhir stadia 1 dapat menurunkan pencemaran getah kuning pada aril, hal ini lebih diperkuat lagi dengan pengujian korelasi antara keduanya. Pemberian Ca melalui tanah untuk meningkatkan kandungannya pada buah manggis secara efektif seharusnya tidak dibatasi pada periode awal perkembangan buah (Poovarodom 2009). Kandungan Ca mesokarp yang tinggi pada kontrol tidak berkontribusi langsung terhadap peningkatan Ca endokarp sehingga pencemaran getah kuning pada aril tetap tinggi. Konsentrasi Ca dari berbagai bagian buah (termasuk kulit buah) yang bervariasi dikarenakan oleh perbedaan laju pertumbuhan masing-masing bagian. Pada buah matang, konsentrasi Ca paling tinggi pada bagian kulit buah. Pemberian kalsium melalui tanah akan diserap oleh buah melalui pembuluh xylem secara mass flow bersaman dengan aliran transpirasi. Kalsium ditransportasikan dalam buah secara difusi pada apoplas, misalnya melalui dinding sel dan ruang antarsel, dengan cara pertukaran pada binding sites dinding sel (Saure 2004). Kandungan Kalsium di Daun Pengaruh waktu aplikasi Ca terhadap kandungan Ca daun terlihat pada Tabel 4. Kandungan Ca di daun sebelum perlakuan tidak berbeda nyata antar perlakuan, tetapi terjadi peningkatan Ca daun setelah perlakuan. Kandungan Ca di daun tertinggi pada pemberian Ca saat akhir stadia 1, dan tidak berbeda nyata dengan pemberian Ca saat antesis; antesis+akhir stadia 1; awal+akhir stadia 1; dan saat antesis+awal dan akhir stadia 1.

Tabel 4. Kandungan kalsium daun sebelum dan setelah perlakuan 43 Kalsium (%) Sebelum Perlakuan Setelah Perlakuan Kontrol (tidak diberi kalsium) 1.090 1.247 c Pada saat antesis 1.247 1.520 abc Pada saat awal stadia 1 (14 HSA) 1.377 1.343 bc Pada saat akhir stadia 1 (28 HSA) 1.380 1.757 a Pada saat antesis dan awal stadia 1 1.230 1.423 bc Pada saat antesis dan akhir stadia 1 1.273 1.547 ab Pada saat awal dan akhir stadia 1 1.437 1.563 ab Pada saat antesis, awal & akhir stadia 1 1.350 1.633 ab Ket: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%. Translokasi Ca dalam tanaman mengikuti aliran transpirasi xylem (Gardner et al. 1991). Hal ini menyebabkan, distribusi Ca ke bagian tanaman dengan laju transpirasi yang rendah dengan laju pertumbuhan yang tinggi (misalnya: buah) akan mengalami kesulitan. Ca akan terdistribusi banyak ke daun sebagai salah satu organ tanaman dengan laju transpirasinya tinggi dibandingkan dengan ke buah yang laju transpirasinya rendah. Peningkatan Ca daun tersebut juga diikuti dengan peningkatannya pada bagian endokarp buah (Tabel 3). Faktor yang Mempengaruhi Pencemaran Getah Kuning Hasil uji korelasi beberapa peubah antara satu sama lainnya disajikan pada Tabel 5. Kandungan Ca endokarp memiliki korelasi yang nyata terhadap skoring buah bergetah kuning pada aril (-0.41) dan persentase juring tercemar (-0.41). Hubungan korelasi bersifat negatif dimana peningkatan Ca endokarp akan diikuti dengan penurunan skoring buah bergetah kuning pada aril dan persentase juring tercemar. Hubungan korelasi ini berarti bahwa peningkatan Ca di endokarp akan menurunkan pencemaran getah kuning pada aril.

Tabel 5. Hubungan korelasi skoring dan persentase buah bergetah kuning pada aril dan kulit buah, persentase juring tercemar getah kuning terhadap kandungan Ca di kulit buah Koefisien Korelasi Getah Kuning Pada Getah Kuning Pada Aril Kulit Buah Peubah % Juring % Buah % Buah Bergetah Skor Bergetah Skor Bergetah Kuning Kuning Kuning Ca eksokarp -0.10tn -0.10 tn -0.18 tn -0.01 tn 0.01 tn Ca mesokarp -0.20tn -0.28 tn -0.24 tn -0.44 * -0.21 tn Ca endokarp -0.41 * -0.38 tn -0.41 * -0.58 ** -0.35 tn Ket : tn= tidak nyata, * = nyata pada taraf 5%,** = nyata pada taraf 1%. Hubungan antara peningkatan kandungan kalsium endokarp dengan penurunan pencemaran buah bergetah kuning pada aril (daging buah) dapat dilihat pada perlakuan waktu aplikasi saat akhir stadia 1 dan pemberian kalsium yang berulang (antesis dan akhir stadia 1; awal dan akhir stadia 1; antesis, awal dan akhir stadia 1). Pada perlakuan tersebut, terjadi penurunan skor buah bergetah kuning pada aril dan persentase juring tercemar getah kuning (Tabel 1). Tingkat pencemaran getah kuning yang rendah pada aril memperlihatkan bahwa dinding sel-sel epitel dari saluran getah kuning pada manggis tidak lemah karena kandungan kalsium yang cukup (Poerwanto et al. 2010). Hal ini berkaitan dengan peran penting kalsium dalam penyusunan struktur dinding sel sebagai Capektat. Pada saat pertumbuhan buah, pembelahan dan pembesaran sel membutuhkan kalsium sebagai pembangun dinding sel. Apabila tanaman manggis tumbuh di tanah masam dengan kandungan Ca yang rendah (misalnya Kecamatan Kota Agung), pemberian kalsium pada saat perkembangan buah manggis akan sangat dibutuhkan. Kandungan kalsium endokarp yang meningkat dan berkorelasi dengan penurunan skoring buah bergetah kuning pada aril (Tabel 5), menunjukkan bahwa sel epitel saluran getah kuning dapat menahan desakan mekanik dari biji dan aril ke perikarp (Dorly et al. 2010). Menurut Poerwanto et al. (2010), tekanan pada dinding sel epitel juga dapat disebabkan oleh perubahan tekanan turgor sel karena perubahan potensial air tanah secara tiba-tiba (curah hujan yang tinggi). Tetapi, 44

45 dengan kandungan Ca yang cukup maka sel epitel saluran getah kuning tersebut tidak mudah pecah sehingga getah kuning tidak mencemari aril. Sedangkan pencemaran getah kuning pada kulit buah disebabkan oleh faktor luar, seperti tusukan serangga, benturan dan cara panen yang ceroboh (Syah et al. 2007). Kualitas Fisik Buah Perlakuan waktu aplikasi kalsium tidak memberikan pengaruh yang nyata dalam meningkatkan kualitas fisik buah manggis. Hasil pengamatan kualitas fisik buah yang meliputi diameter longitudinal dan transversal disajikan pada Tabel 6; bobot buah, kulit buah, sepal dan tangkai disajikan pada Tabel 7. Tabel 6. Pengaruh waktu aplikasi kalsium terhadap diameter buah manggis Diameter (cm) Longitudinal Transversal Kontrol (tidak diberi kalsium) 4.66 5.68 Pada saat antesis 4.73 5.82 Pada saat awal stadia I (14 HSA) 4.78 5.81 Pada saat akhir stadia I (28 HSA) 4.92 5.99 Pada saat antesis dan awal stadia I 4.87 5.88 Pada saat antesis dan akhir stadia I 4.80 5.77 Pada saat awal dan akhir stadia I 4.80 5.78 Pada saat antesis, awal dan akhir stadia I 4.99 5.96 Diameter dan bobot buah menjadi salah satu kriteria dalam pengkelasan buah manggis. Tabel 6 memperlihatkan diameter transversal buah + 5.8 cm. Kisaran diameter ini termasuk kode ukuran 2 dan pada Tabel 7 dapat dilihat bobot buah yang diamati berkisar antara 91 103 g. Menurut BSN (2009), kode ukuran 2 memiliki diameter antara 5.9 6.2 cm dengan bobot 101 125 g. Kode ukuran 3 memiliki diameter antara 5.3 5.8 cm dengan bobot 76 100 g.

Tabel 7. Pengaruh waktu aplikasi kalsium terhadap bobot buah, kulit buah, sepal, dan tangkai Bobot (g) Perlakuan kalsium Buah Kulit Sepal Tangkai Kontrol (tidak diberi kalsium) 91.27 60.90 2.48 1.22 Pada saat antesis 96.69 63.67 2.46 1.17 Pada saat awal stadia I (14 HSA) 94.71 64.07 2.52 1.17 Pada saat akhir stadia I (28 HSA) 103.38 68.26 2.57 1.23 Pada saat antesis dan awal stadia I 100.61 66.40 2.58 1.27 Pada saat antesis dan akhir stadia I 94.95 63.84 2.51 1.19 Pada saat awal dan akhir stadia I 94.84 64.76 2.54 1.20 Pada saat antesis, awal dan akhir stadia I 101.45 66.56 2.62 1.26 Hasil pengamatan bobot aril, bobot biji dan edible portion disajikan pada Tabel 8. Bagian buah manggis yang dapat dimakan (edible portion) hanya berkisar 23 25 %. Bila dibandingkan dengan edible portion buah pepaya (75 %), mangga (65 %) dan alpukat (62 %), manggis memiliki persentase edible portion yang kecil (Rai dan Poerwanto 2008). Oleh karena itu, pencemaran getah kuning pada aril harus dikendalikan agar persentase tersebut dapat dipertahankan. Tabel 8. Pengaruh waktu aplikasi kalsium terhadap bobot aril, bobot biji dan edible portion. Bobot (g) Perlakuan kalsium Edible Portion (%) Aril Biji Kontrol (tidak diberi kalsium) 22.64 1.19 24.71 Pada saat antesis 24.58 1.34 25.42 Pada saat awal stadia I (14 HSA) 23.21 1.33 24.52 Pada saat akhir stadia I (28 HSA) 26.29 1.68 25.33 Pada saat antesis dan awal stadia I 24.50 1.55 24.38 Pada saat antesis dan akhir stadia I 23.21 1.47 24.14 Pada saat awal dan akhir stadia I 22.04 1.50 23.10 Pada saat antesis, awal dan akhir stadia I 25.93 1.60 25.27 Hasil pengamatan kualitas fisik buah yang meliputi kekerasan kulit buah, resistensi kulit buah, dan tebal kulit buah disajikan pada Tabel 9, serta 46

pengamatan skoring warna sepal dan kulit buah disajikan pada Tabel 10. Penambahan Ca yang dikhawatirkan akan meningkatkan kekerasan kulit buah sehingga buah akan lebih sulit dibelah, tidak terbukti pada penelitian ini. Penambahan Ca yang berperan dalam permeabilitas membran (Marschner 1995) tidak menyebabkan peningkatan kekerasan atau dengan kata lain tidak ada perbedaan antara kekerasan kulit buah pada semua perlakuan waktu aplikasi Ca. Pengamatan resistensi kulit buah yang dilakukan untuk melihat tingkat kemudahan dibuka juga tidak berbeda nyata pada semua perlakuan. Hal ini mempertegas bahwa pengerasan kulit buah tidak terjadi dengan penambahan Ca. Tabel 9. Pengaruh waktu aplikasi Ca terhadap kekerasan, resistensi dan tebal kulit buah Kekerasan Resistensi Tebal Kulit (kg/det) (kgf/cm 2 ) Buah (mm) Kontrol (tidak diberi kalsium) 0.74 2.30 0.92 Pada saat antesis 0.66 2.03 0.91 Pada saat awal stadia 1 (14 HSA) 0.66 2.33 0.95 Pada saat akhir stadia 1 (28 HSA) 0.71 2.07 0.91 Pada saat antesis dan awal stadia 1 0.72 2.33 0.96 Pada saat antesis dan akhir stadia 1 0.67 2.37 0.96 Pada saat awal dan akhir stadia 1 0.68 2.23 0.99 Pada saat antesis, awal dan akhir stadia 1 0.74 2.07 0.94 Pemanenan buah manggis pada 15 minggu setelah antesis (MSA), memperlihatkan warna kulit buah berwarna merah kecoklatan dan merah keunguan (Tabel 10). Menurut Dorly (2009), kulit buah manggis berwarna hijau muda dengan guratan merah jambu pada umur 14 MSA. Pada umur 15 MSA, kulit buah berwarna dominan merah, kemudian berubah menjadi ungu pada umur 16 MSA. 47

Tabel 10. Pengaruh waktu aplikasi kalsium terhadap skoring warna sepal dan kulit buah Skor Warna (1-5) Sepal Kulit Buah Kontrol (tidak diberi kalsium) 4.00 4.67 Pada saat antesis 4.23 4.97 Pada saat awal stadia 1 (14 HSA) 4.20 4.90 Pada saat akhir stadia 1 (28 HSA) 4.17 4.80 Pada saat antesis dan awal stadia 1 4.43 4.87 Pada saat antesis dan akhir stadia 1 4.27 4.70 Pada saat awal dan akhir stadia 1 4.43 4.67 Pada saat antesis, awal dan akhir stadia 1 4.37 4.70 48 Kualitas Kimia Buah Perlakuan waktu aplikasi Ca tidak memberikan pengaruh yang nyata dalam meningkatkan kualitas kimia buah. Hasil pengukuran terhadap padatan terlarut total (PTT), asam tertitrasi total (ATT) dan skoring rasa buah (SRB) disajikan pada Tabel 11. Hasil pengamatan terhadap kadar air pada kulit buah, sepal dan tangkai disajikan pada Tabel 12. Tabel 11. Pengaruh waktu aplikasi Ca terhadap PTT, ATT dan SRB PTT ( 0 brix) ATT (%) SRB (1-5) Kontrol (tidak diberi kalsium) 20.43 0.699 2.30 Pada saat antesis 19.84 0.395 2.03 Pada saat awal stadia 1 (14 HSA) 20.19 0.406 2.33 Pada saat akhir stadia 1 (28 HSA) 20.33 0.363 2.07 Pada saat antesis dan awal stadia 1 19.56 0.587 2.33 Pada saat antesis dan akhir stadia 1 19.80 0.394 2.37 Pada saat awal dan akhir stadia 1 19.86 0.692 2.23 Pada saat antesis, awal & akhir stadia 1 19.33 0.535 2.07 Ket : PTT = Padatan Terlarut Total; ATT = Asam Tertitrasi Total; SRB = Skor Rasa Buah Pada Tabel 11, nilai padatan terlarut total yang menggambarkan tingkat kemanisan dan pengamatan asam tertitrasi total masing-masing berkisar 20 0 brix

dan 0.4 %. Dengan nilai PTT dan ATT tersebut, didapatkan nilai skor rasa buah berkisar 3, yang menunjukkan bahwa rasa buah manis dengan sedikit asam. Menurut Dorly (2009), buah manggis yang dipanen pada umur + 16 minggu setelah antesis (bunga mekar) memiliki nilai PTT berkisaran 18 hingga 20 0 brix. Tabel 12. Pengaruh waktu aplikasi Ca terhadap kadar air pada kulit buah, sepal dan tangkai buah manggis Kadar Air (%) Kulit Buah Sepal Tangkai Kontrol (tidak diberi kalsium) 48.36 55.29 65.56 Pada saat antesis 50.16 55.46 66.13 Pada saat awal stadia 1 (14 HSA) 62.39 55.16 65.18 Pada saat akhir stadia 1 (28 HSA) 59.89 55.80 66.89 Pada saat antesis dan awal stadia 1 55.60 56.24 65.57 Pada saat antesis dan akhir stadia 1 48.92 54.92 64.91 Pada saat awal dan akhir stadia 1 56.28 54.89 65.71 Pada saat antesis, awal dan akhir stadia 1 45.71 57.43 66.83 49 Pada Tabel 12 menunjukkan kadar air pada kulit buah, sepal dan tangkai masing-masing berkisar 56 %, 55 % dan 65 %. Dengan nilai kadar air tersebut, didapatkan nilai skor warna kulit buah dan sepal berkisar 4, yang menunjukkan warna sepal hijau kekuningan dan warna kulit buah merah keunguan. Menurut PKBT (2007), warna kulit buah merah keunguan memperlihatkan kondisi aril sudah dapat dipisahkan dari kulit dan buah dapat dikonsumsi, serta dapat digunakan untuk tujuan ekspor.