IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Parameter Mutu Mentimun Jepang Mentimun jepang yang akan dipasarkan harus memenuhi karakteristik yang ditentukan oleh konsumen. Parameter mutu untuk mentimun jepang meliputi bentuk, ukuran, warna kulit dan tekstur dagingnya. Karakteristik mutu mentimun jepang dapat dilihat pada tabel 2 berikut. Tabel 3. Karakteristik mutu mentimun jepang Karakteristik Mentimun Jepang Bentuk Ukuran Warna kulit Warna daging Tekstur daging Tebal daging Kadar air Sumber : Pacet Segar Silinder dengan kedua ujung bulat -Panjang : cm -Diameter : cm -Berat : gram Hijau tua seperti warna daun tanamannya Putih susu Renyah ± 2 cm Sedikit Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa mentimun jepang yang memiliki mutu baik adalah mentimun yang bentuknya bulat dan lurus, dengan warna kulit yang hijau pekat dan tekstur daging yang renyah namun kadar air yang sedikit. B. Sifat Fisiko Kimia Mentimun Jepang 1. Kekerasan buah Kekerasan buah merupakan salah satu sifat yang dapat dijadikan parameter mutu buah. Nilai kekerasan pada mentimun jepang dapat dilhat pada tabel 3. 16

2 Tabel 4. Data kekerasan mentimun jepang Umur panen (hari) Kekerasan (N) Nilai tingkat kekerasan mentimun jepang berdasarkan hasil pengukuran yaitu berkisar antara 19.8 N 21.9 N. Mentimun dengan tingkat kekerasan tertinggi adalah mentimun jepang dengan umur panen 25 hari sedangkan mentimun jepang dengan tingkat kekerasan terendah adalah mentimun jepang dengan umur panen 30 hari. Dari data yang diperoleh tingkat kekerasan mentimun tidak berubah mengikuti lamanya umur panen. Mentimun yang dipanen pada umur panen 25 hari memiliki kekerasan sebesar 21.9 N sedangkan pada umur panen 30 hari tingkat kekerasan menurun mencapai 19.8 N, namun pada umur panen 35 hari mengalami peningkatan kekerasan kembali. Mentimun yang dipanen muda kekerasannya tinggi namun jika dipanen pada umur yang terlalu tua juga dapat diperoleh mentimun yang kekerasannya cukup tinggi. 2. Total Padatan Terlarut Total padatan terlarut menyatakan tingkat kemanisan buah. Semakin manis buah maka semakin tinggi nilai total padatan terlarut (TPT). Tabel 5. Data TPT mentimun jepang Umur panen (hari) TPT ( 0 Brix) Tingkat kemanisan pada mentimun jepang tergolong rendah dengan kisaran nilai total padatan terlarutnya adalah antara Brix. Total padatan terlarut dapat dijadikan indeks kemanisan karena gula merupakan komponen utama dalam total padatan terlarut. Mentimun yang nilai TPT nya paling tinggi adalah mentimun yang umur panennya 35 hari. Mentimun yang nilai TPT nya paling rendah adalah mentimun jepang dengan umur panen 25 hari. Mentimun yang dipanen muda memiliki padatan terlarut yang masih sedikit artinya jumlah padatan yang larut dalam air masih sedikit sedangkan mentimun yang dipanen pada umur 35 hari jumlah padatan terlarut lebih banyak dan kembali menurun jika dipanen melewati umur 35 hari. 17

3 3. Massa jenis Massa jenis menyatakan perbandingan antara massa dan volume. Nilai massa jenis pada mentimun jepang dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Data massa jenis mentimun jepang Umur panen (hari) Massa jenis (kg/m 3 ) Bila dibandingkan dengan mentimun lokal, nilai massa jenis mentimun jepang lebih besar. Besarnya nilai massa jenis mentimun jepang adalah sekitar kg/m 3. Mentimun jepang yang nilai massa jenisnya paling besar adalah mentimun yang dipanen pada umur 45 hari sedangkan massa jenis terkecil diperoleh dari mentimun yang dipanen pada umur 25 hari. Semakin lama mentimun dipanen maka massa jenis semakin besar dimana massanya juga semakin meningkat. Hal tersebut disebabkan semakin banyak pembentukan dan pertumbuhan sel-sel dalam buah yang terjadi. C. Sifat Gelombang Ultrasonik 1. Kecepatan Gelombang Ultrasonik Nilai kecepatan gelombang utrasonik pada mentimun jepang dapat dilihat pada tabel 7 berikut. Kecepatan gelombang ultrasonik menunjukkan ukuran jarak yang ditempuh gelombang dalam satuan waktu tertentu. Tabel 7. Data kecepatan gelombang ultrasonik pada mentimun jepang Umur panen (hari) Kecepatan gelombang ultrasonik (m/s) Pada tabel 7 di atas diketahui bahwa kisaran nilai kecepatan gelombang ultrasonik pada mentimun jepang adalah m/s m/s. Nilai kecepatan gelombang ultrasonik terkecil diperoleh pada pengukuran mentimun dengan umur panen 40 hari sedangkan nilai terbesar pada umur panen 45 hari. Nilai kecepatan gelombang ini lebih kecil dari nilai kecepatan gelombang di 18

4 udara yaitu 340 m/s. kecepatan gelombang dipengaruhi oleh tingkat kekerasan dan massa jenis mentimun jepang. 2. Atenuasi Nilai atenuasi menyatakan banyaknya energi yang hilang pada saat perambatan gelombang ultrasonik melewati medium. Besarnya nilai atenuasi dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8. Data atenuasi gelombang ultrasonik pada mentimun jepang Umur panen (hari) Atenuasi (db/m) Pada tabel 8dapat dilihat nilai koefisien atenuasi gelombang ultrasonik berada pada kisaran 11.4 db/m 17.9 db/m. Koefisien atenuasi tertinggi terdapat pada mentimun jepang dengan umur panen 45 hari sedangkan yang terendah pada umur panen 25 hari. Atenuasi dipengaruhi oleh panjangnya jarak yang ditempuh gelombang dalam hal ini diameter buah. Dengan semakin besarnya jarak perambatan gelombang maka nilai koefisien atenuasi semakin menurun. Selain itu kandungan dalam buah juga mempengaruhi besarnya koefisien atenuasi dimana semakin banyak jenis zat yang terkandung maka semakin banyak proses interaksi gelombang yang terjadi sehingga menyebabkan koefisien atenuasi semakin besar. 3. Moment zero Moment zero menyatakan banyaknya energi yang ditransmisikan ke medium yang dilewati gelombang ultrasonik. Data moment zero dapat dilihat pada tabel 9 berikut. Momen zero menyatakan hal yang sama dengan atenuasi yaitu perubahan energi yang terjadi saat perambatan gelombang ultrasonik. Tabel 9. Data moment zero gelombang ultrasonik pada mentimun jepang Umur panen (hari) Moment zero

5 Nilai moment zero dari gelombang ultrasonik sebanding dengan nilai atenuasi gelombang ultrasonik. Dari hasil penghitungan diperoleh nilai moment zero berkisar antara Nilai moment zero terbesar diperoleh dari hasil penghitungan data pada mentimun yang umur panennya 45 hari sedangkan nilai terkecil diperoleh dari mentimun dengan umur panen 35 hari. D. Hubungan Antara Sifat Fisiko Kimia dengan Umur Panen Mentimun Jepang 1. Hubungan antara tingkat kekerasan buah dan umur panen Pada beberapa produk pertanian tingkat kematangan buah dapat ditentukan dengan melihat tingkat kekerasannya. Hubungan antara tingkat kematangan buah dan tingkat kekerasan mentimun jepang dapat dilihat pada gambar 6 berikut. kekerasan (N) y = 0.235x R² = umur panen (hari) Gambar 6. Hubungan antara umur panen dan kekerasan Dari grafik di atas dilihat bahwa tingkat kekerasan tidak berkorelasi dengan umur panen buah. Persamaan yang diperoleh dari grafik adalah y = x dengan R² = Berbeda dengan pernyataan Soeseno (2007) dimana dengan semakin matang buah pisang, maka tingkat kekerasan akan semakin menurun. Tingkat kekerasan dipengaruhi oleh banyaknya turgor dari sel-sel mentimun jepang yang masih hidup, sedangkan pada mentimun jepang pertumbuhan turgor tidak menentu sehingga tingkat kekerasannya juga tidak dipengaruhi oleh umur panen. 2. Hubungan antara total padatan terlarut dengan umur panen buah Kandungan total padatan terlarut (TPT) dari mentimun jepang berbeda pada setiap umur panen yang berbeda. Hubungan antara dua parameter tersebut dapat dilihat pada gambar 7 berikut. 20

6 TPT ( 0 Brix) y = 0.531x x R² = umur panen (hari) Gambar 7. Hubungan antara umur panen dan nilai TPT Dari grafik di atas diperoleh persamaan sebagai berikut y = x x dengan R² = Persamaan tersebut menunjukkan bahwa terdapat korelasi antara umur panen dan jumlah total padatan terlarut (TPT) pada mentimun jepang. Semakin lama umur panen mentimun jepang maka akan semakin besar kandungan total padatan terlarutnya. Dalam mentimun yang sudah tua kandungan padatan yang terlarut dalam air semakin banyak. Contoh utama padatan yang larut dalam air adalah gula sehingga dengan semakin matang buah maka rasanya akan semakin manis. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Djamila (2010) yaitu dengan semakin bertambahnya umur panen buah naga maka jumlah kandungan TPT juga semakin meningkat. selain itu pernyataan tersebut juga didukung dengan pernyataan Soeseno (2007) bahwa dengan semakin matang buah pisang maka TPT akan semakin meningkat. 3. Hubungan antara massa jenis dengan umur panen buah Massa jenis merupakan hasil pembagian antara massa dan volume, sehingga semakin besar massa suatu bahan maka massa jenis juga akan semakin besar. Pada penelitian ini dikaji hubungan antara umur panen buah dengan massa jenis. Grafik hubungan tersebut dapat dilihat pada gambar 8 berikut. 21

7 massa jenis (kg/m 3 ) y = 0.531x x R² = umur panen (hari) Gambar 8. Hubungan antara umur panen dan massa jenis Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa semakin lama umur panen mentimun jepang maka massa jenis juga akan semakin meningkat. Persamaan polinomial yang diperoleh berdasarkan grafik yaitu y = x x dengan R² = Dari koefisien korelasi yang diperoleh maka dapat diketahui bahwa antara kedua parameter yaitu umur panen dan massa jenis memiliki korelasi yang kuat. Buah yang dipanen pada umur yang lebih lama akan memiliki massa jenis yang semakin besar. Pembentukan sel-sel mentimun akan lebih sempurna jika dipanen lebih lama sehingga tingkat kerapatan mentimun jepang juga semakin besar. E. Hubungan Antara Sifat-Sifat Gelombang Ultrasonik Dengan Umur Panen Mentimun Jepang. 1. Hubungan kecepatan gelombang ultrasonik dengan umur panen mentimun jepang Kecepatan gelombang dihitung untuk mengetahui waktu tempuh gelombang merambat dalam mentimun jepang. Penghitungan kecepatan dapat dilakukan dengan mengetahui selisih pulsa antara pengirim dan penerima gelombang. 22

8 y = 3.932x R² = kecepatan (m/s) umur panen (hari) Gambar 9. Hubungan antara umur panen dan kecepatan gelombang Grafik hubungan antara umur panen dengan kecepatan gelombang ultrasonik dapat dilihat pada gambar 9. Dari grafik diperoleh persamaan polynomial y = x dengan R² = Berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa dengan semakin lamanya mentimun jepang dipanen maka kecepatan gelombang ultrasonik juga semakin tinggi. Gelombang ultrasonik lebih cepat merambat pada medium padat dibandingkan pada medium cair atau gas. 2. Hubungan atenuasi gelombang ultrasonik dengan umur panen mentimun jepang Dalam proses perambatan gelombang ultrasonik pada bahan akan terjadi kehilangan energi yang disebut atenuasi. Kehilangan energi tersebut dikarenakan pada saat perambatan gelombang ultrasonik di dalam bahan terjadi penyerapan energi oleh bahan. Atenuasi juga dipengaruhi oleh jenis medium perantara dan reaksi yang terjadi saat gelombang berada pada ambang batas medium. 23

9 atenuasi (db/m) y = 0.068x x R² = umur panen (hari) Gambar 10. Hubungan antara umur panen dan atenuasi Buah yang dipanen pada umur panen berbeda akan memiliki kadar air berbeda pula. Dilihat dari gambar 10, persamaan yang menghubungkan dua parameter yaitu umur panen dan koefisien atenuasi adalah y = x x dengan R² = ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan korelasi yang lemah antar kedua parameter. Dengan bertambahnya umur panen maka koefisien atenuasi semakin meningkat. hal ini didukung oleh pernyataan Djamila (2010) bahwa semakin bertambah umur panen buah naga maka koefisien atenusi juga meningkat. Semakin lama umur panen maka pembentukan komponen buah akan semakin kompleks sehingga lebih banyak terjadi peristiwa gelombang seperti pembiasan dan pemantulan pada batas antara medium yang berbeda. Dengan demikian semakin banyak energi yang tidak dapat diteruskan sehingga koefisien atenuasi semakin meningkat. 3. Hubungan moment zero dengan umur panen mentimun jepang Untuk mengetahui besarnya nilai moment zero maka digunakan program matlab untuk mentransformasikan data-data amplitudo dan waktu hasil keluaran oscioloscope dengan menggunakan Fast Fourier Transform atau FFT. 24

10 momen zero y = 0.137x x R² = umur panen (hari) Gambar 11. Hubungan antara umur panen dan Moment Zero Berdasarkan grafik pada gambar 11 di atas, diperoleh persamaan polynomial dengan y = x x dengan R² = Dari koefisien korelasi yang diperoleh diketahui bahwa terdapat korelasi antara umur panen mentimun jepang dengan nilai moment zero. Persebaran titik dalam grafik menunjukkan bahwa semakin meningkatnya umur panen mentimun jepang, maka nilai moment zero semakin menurun. Dengan begitu mentimun jepang yang lebih muda nilai moment zeronya besar, hal ini berarti jumlah energi yang ditransmisikan ke mentimun muda lebih besar. Soeseno (2007) menyatakan hal yang sama yaitu moment zero menurun dengan meningkatnya tingkat kematangan buah pisang. F. Hubungan Antara Parameter Akustik Gelombang Ultrasonik Terhadap Sifat Fisiko Mentimun Jepang. 1. Hubungan Antara Kecepatan Gelombang Ultrasonik Dengan Tingkat Kekerasan Mentimun Jepang Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu seperti yang dilakukan oleh Trisnobudi, dapat diketahui bahwa kecepatan gelombang ultrasonik memiliki kolerasi yang kuat dengan tingkat kekerasannya. Dari hasil penelitian Juansyah (2005) disebutkan bahwa semakin tinggi tingkat kekerasan buah manggis maka semakin rendah kecepatannya. Sedangkan dalam penelitian Soeseno (2007) dengan produk pisang raja bulu dikatakan bahwa tidak ada kolerasi antara kecepatan gelombang ultrasonik dengan tingkat kekerasannya. Dalam penelitian ini diperoleh grafik hubungan antara kecepatan gelombang ultrasonik dengan tingkat kekerasannya seperti pada gambar

11 kekerasan (Newton) y = 0.055x R² = kecepatan (m/s) Gambar 12. Hubungan antara kecepatan dengan kekerasan Dari grafik diatas diperoleh persamaan y = x dengan R² = dilihat dari koefisien korelasi yang cukup besar antara kecepatan gelombang ultrasonik dengan tingkat kekerasan dapat disimpulkan bahwa kedua parameter tersebut memiliki korelasi yang kuat. Dari persebaran titik pada grafik maka semakin tinggi kecepatan gelombang pada buah maka tingkat kekerasan semakin meningkat. hal tersebut sejalan sesuai dengan persamaan (3) dimana kecepatan gelombang berbanding lurus dengan modulus young yang juga sebanding dengan besarnya gaya, sehingga dengan semakin besarnya gaya yang diberikan maka kekerasan juga semakin meningkat. Buah yang kekerasannya rendah cenderung memiliki kadar air yang cukup tinggi. Gelombang ultrasonik lebih mudah merambat pada medium padat dibandingkan dengan medium cair atau gas. Dengan kata lain semakin banyak kandungan air pada bahan maka kekerasannya semakin menurun sedangkan kecepatannya semakin meningkat, atau dapat juga dikatakan buah yang lebih keras, maka kecepatan gelombangnya juga semakin besar. 26

12 2. Hubungan Antara Kecepatan Gelombang Ultrasonik Dengan Massa Jenis Mentimun Jepang 1000 massa jenis (kg/m 3 ) y = 0.098x x R² = kecepatan (m/s) Gambar 13. Hubungan antara kecepatan dan massa jenis Dari gambar grafik di atas dapat dilihat bahwa kecepatan gelombang tidak memiliki korelasi dengan massa jenis. Dari grafik diperoleh persamaan y = 0.098x x dengan R² = Pada analisis sebelumnya massa jenis berbanding lurus dengan umur panen yaitu semakin lama umur panen maka massa jenis semakin besar. Selain itu korelasi antara umur panen dan kecepatan gelombang tidak terlihat jelas. Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa massa jenis berbanding lurus dengan umur panen namun tidak berkorelasi dengan kecepatan gelombang. 3. Hubungan Antara Nilai Atenuasi Gelombang Ultrasonik Dengan Tingkat Kekerasan Mentimun Jepang Gelombang ultrasonik yang ditembakkan melalui suatu bahan akan mengalami penurunan energi yang diakibatkan karena adanya penyerapan energi. Besarnya kehilangan energi tersebut dinyatakan dalam koefisien atenuasi. Dengan mengetahui koefisien atenuasi, maka dapat diketahui karakteristik bahan tersebut. 27

13 22 kekerasan (Newton) y = 0.126x x R² = atenuasi (db/m) Gambar 14. Hubungan antara atenuasi dan kekerasan Dari grafik hubungan nilai atenuasi dengan tingkat kekerasan bahan diperoleh persamaan y = x x dengan R² = Berdasarkan grafik tersebut dan dilihat dari persebaran titik-titiknya maka diketahui bahwa hubungan antara koefisien atenuasi dan tingkat kekerasan buah berbanding terbalik, dimana dengan semakin tingginya koefisien atenuasi maka tingkat kekerasan buah semakin menurun. Hal ini sesuai dengan pernyataan Soeseno (2007) bahwa semakin tinggi atenuasi menunjukkan kekerasan semakin menurun. Seperti pembahasan sebelumnya buah yang kekerasannya rendah cenderung memiliki kadar air yang cukup banyak. Dengan demikian gelombang yang merambat pada bahan dalam hal ini mentimun jepang akan melewati dua medium yaitu padatan dan air sehingga akan terjadi lebih banyak tumbukan. Semakin banyak terjadi tumbukan maka semakin banyak energi gelombang yang hilang. Selain disebabkan oleh tumbukan, medium yang dilewati oleh gelombang seperti air juga banyak menyerap energi yang melewatinya. Oleh karena itu semakin banyak energi yang hilang maka koefisien atenuasi semakin tinggi. 4. Hubungan Antara Nilai Atenuasi Gelombang Ultrasonik Dengan Massa Jenis Mentimun Jepang Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai atenuasi yaitu sifat-sifat yang dimiliki oleh medium yang dilewati oleh gelombang, seperti kadar air, viskositas, kandungan serat, kecacatan buah dan lain-lain. Hubungan antara nilai atenuasi gelombang dapat dilihat pada gambar 15 berikut. 28

14 massa jenis (kg/m 3 ) y = 0.351x x R² = atenuasi (db/m) Gambar 15. Hubungan antara atenuasi dan massa jenis Dari gambar 15 dalam grafik di atas, diperoleh persamaan y = x x dengan R² = Nilai atenuasi memiliki korelasi dengan besarnya massa jenis bahan, dari persebaran titik dalam grafik diketahui bahwa semakin besar koefisien atenuasi maka semakin besar massa jenisnya. Besarnya massa jenis menunjukkan kerapatan yang semakin tinggi sehingga energi yang ditransmisikan semakin sedikit. Hal ini menyebabkan koefisien atenuasi semakin meningkat. Dengan semakin besarnya massa jenis maka umur panen juga semakin lama. Dengan kata lain, semakin lama umur panen maka semakin besar koefisien atenuasi. 5. Hubungan Antara Nilai Zero Moment Gelombang Ultrasonik dengan Tingkat Kekerasan Mentimun Jepang kekerasan (Newton) y = 0.140x x R² = Moment Zero Gambar 16. Hubungan antara Moment Zero dan kekerasan 29

15 Dari gambar 16 di atas dapat kita lihat hubungan antara moment zero dengan tingkat kekerasan mentimun jepang. Berdasarkan grafik diperoleh persamaan polinomial y = x x dengan R² = Kedua parameter tersebut memiliki korelasi yang tidak terlalu kuat, namun dari persebaran titik dalam grafik dapat kita lihat dengan semakin tingginya nilai moment zero maka kekerasan buah semakin menurun. Buah yang lunak memiliki kandungan air yang lebih banyak sehingga gelombang ultrasonik lebih sulit merambat sehingga energi yang diteruskan semakin banyak dan menyebabkan moment zero meningkat. 6. Hubungan Antara Nilai Zero Moment Gelombang Ultrasonik dengan Massa Jenis Mentimun Jepang massa jenis (kg/m 3 ) y = 1.365x x R² = moment zero Gambar 17. Hubungan antara Moment Zero dan massa jenis Pada gambar 17 di atas dapat dilihat hubungan antara moment zero dan massa jenis. Dari grafik di atas diperoleh persamaan x x dengan R² = Koefisien korelasi yang diperoleh menunjukkan hubungan yang jelas antara kedua parameter. Dari persebaran titik diketahui semakin besar nilai moment zero maka massa jenis mentimun jepang semakin meningkat. Moment zero menunjukkan hal yang sama dengan koefisien atenuasi sehingga mentimun jepang yang kerapatannya tinggi akan memiliki struktur yang lebih padat dimana gelombang dapat merambat lebih baik, hal ini menyebabkan energi yang ditransmisikan semakin banyak. 30

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,

Lebih terperinci

PENDEKATAN TEORITIK. Elastisitas Medium

PENDEKATAN TEORITIK. Elastisitas Medium PENDEKATAN TEORITIK Elastisitas Medium Untuk mengetahui secara sempurna kelakuan atau sifat dari suatu medium adalah dengan mengetahui hubungan antara tegangan yang bekerja () dan regangan yang diakibatkan

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian. 3.2 Bahan dan Alat

III BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian. 3.2 Bahan dan Alat III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Gangguan Pada Audio Generator Terhadap Amplitudo Gelombang Audio Yang Dipancarkan Pengukuran amplitudo gelombang audio yang dipancarkan pada berbagai tingkat audio generator

Lebih terperinci

Keywords: dragon fruit, attenuation, ultrasound, velocity

Keywords: dragon fruit, attenuation, ultrasound, velocity ULTRASOUND WAVE TRANSMISSION CHARACTERISTICS AND ITS RELATIONSHIPS WITH PHYSICO-CHEMICAL OF DRAGON FRUIT 1) Siti Djamila 2), I Wayan Budiastra 3), Sutrisno 3) ABSTRACT Commonly the quality of dragon fruit

Lebih terperinci

Tabel 1. Kecepatan Bunyi dalam berbagai zat pada suhu 15 C

Tabel 1. Kecepatan Bunyi dalam berbagai zat pada suhu 15 C agaimana bunyi itu bisa terjadi? Gelombang bunyi dihasilkan oleh benda bergetar sehingga menyebabkan gangguan kerapatan pada medium. Gangguan ini berlangsung melalui interaksi molekul-molekul medium sepanjang

Lebih terperinci

Karakteristik Transmisi Gelombang Ultrasonik dan Hubungannya dengan Sifat Fisiko-Kimia Buah Naga

Karakteristik Transmisi Gelombang Ultrasonik dan Hubungannya dengan Sifat Fisiko-Kimia Buah Naga Technical Paper Karakteristik Transmisi Gelombang Ultrasonik dan Hubungannya dengan Sifat Fisiko-Kimia Buah Naga Ultrasound Wave Transmission Characteristics and Its Relationships with Physico- Chemical

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Susut Bobot Susut bobot merupakan salah satu faktor yang mengindikasikan penurunan mutu buah. Muchtadi (1992) mengemukakan bahwa kehilangan bobot pada buah-buahan yang disimpan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. WARNA KULIT BUAH Selama penyimpanan buah pisang cavendish mengalami perubahan warna kulit. Pada awal pengamatan, buah berwarna hijau kekuningan dominan hijau, kemudian berubah

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SUSUT BOBOT Susut bobot merupakan salah satu faktor yang mengindikasikan mutu tomat. Perubahan terjadi bersamaan dengan lamanya waktu simpan dimana semakin lama tomat disimpan

Lebih terperinci

Gelombang Bunyi. Keterangan: γ = konstanta Laplace R = tetapan umum gas (8,31 J/mol K)

Gelombang Bunyi. Keterangan: γ = konstanta Laplace R = tetapan umum gas (8,31 J/mol K) Gelombang Bunyi Bunyi termasuk gelombang mekanik, karena dalam perambatannya bunyi memerlukan medium perantara. Ada tiga syarat agar terjadi bunyi yaitu ada sumber bunyi, medium, dan pendengar. Bunyi dihasilkan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 88/Kpts/SR.120/3/2005 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA LUCKY 20 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 88/Kpts/SR.120/3/2005 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA LUCKY 20 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN, KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 88/Kpts/SR.120/3/2005 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA LUCKY 20 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka meningkatkan produksi melon, varietas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini berlangsung di kebun manggis daerah Cicantayan Kabupaten Sukabumi dengan ketinggian 500 700 meter di atas permukaan laut (m dpl). Area penanaman manggis

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa

2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa 2 Metode yang sering digunakan untuk menentukan koefisien serap bunyi pada bahan akustik adalah metode ruang gaung dan metode tabung impedansi. Metode tabung impedansi ini masih dibedakan menjadi beberapa

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GELOMBANG ULTRASONIK UNTUK MENDETEKSI MUTU MENTIMUN JEPANG (cucumis sativus L.) SKRIPSI YUSENDA DELIANA SITOMPUL F

KARAKTERISTIK GELOMBANG ULTRASONIK UNTUK MENDETEKSI MUTU MENTIMUN JEPANG (cucumis sativus L.) SKRIPSI YUSENDA DELIANA SITOMPUL F KARAKTERISTIK GELOMBANG ULTRASONIK UNTUK MENDETEKSI MUTU MENTIMUN JEPANG (cucumis sativus L.) SKRIPSI YUSENDA DELIANA SITOMPUL F14070023 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pendahuluan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini dilakukan percobaan pembuatan emulsi lilin dan pelapisan lilin terhadap buah sawo dengan konsentrasi 0%, 2%,4%,6%,8%,10%, dan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perubahan Konsentrasi O dan CO dalam Kemasan mempunyai densitas antara.915 hingga.939 g/cm 3 dan sebesar,9 g/cm 3, dimana densitas berpengaruh terhadap laju pertukaran udara

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengemasan Buah Nanas Pada penelitian ini dilakukan simulasi transportasi yang setara dengan jarak tempuh dari pengumpul besar ke pasar. Sebelum dilakukan simulasi transportasi,

Lebih terperinci

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari FISIKA 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari MATERI Satuan besaran Fisika Gerak dalam satu dimensi Gerak dalam dua dan tiga dimensi Gelombang berdasarkan medium (gelombang mekanik dan elektromagnetik) Gelombang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Perlakuan Terhadap Sifat Fisik Buah Pala Di Indonesia buah pala pada umumnya diolah menjadi manisan dan minyak pala. Dalam perkembangannya, penanganan pascapanen diarahkan

Lebih terperinci

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan 1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Fisik Buah Kualitas fisik buah merupakan salah satu kriteria kelayakan ekspor buah manggis. Pada penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap kualitas fisik buah meliputi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 26 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengukuran Parameter Mutu Jeruk Pontianak Secara Langsung Dari Hasil Pemutuan Manual Pemutuan jeruk pontianak secara manual dilakukan oleh pedagang besar dengan melihat diameter

Lebih terperinci

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan 1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,

Lebih terperinci

- - GETARAN DAN GELOMBANG

- - GETARAN DAN GELOMBANG - - GETARAN DAN GELOMBANG - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian dlp4getaran Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara downloadnya.

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. 39 Universitas Indonesia

BAB 5 PEMBAHASAN. 39 Universitas Indonesia BAB 5 PEMBAHASAN Dua metode penelitian yaitu simulasi dan eksperimen telah dilakukan sebagaimana telah diuraikan pada dua bab sebelumnya. Pada bab ini akan diuraikan mengenai analisa dan hasil yang diperoleh

Lebih terperinci

Fisika UMPTN Tahun 1986

Fisika UMPTN Tahun 1986 Fisika UMPTN Tahun 986 UMPTN-86-0 Sebuah benda dengan massa kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari, m. Jika

Lebih terperinci

PERCOBAAN MELDE TUJUAN PERCOBAAN II. LANDASAN TEORI

PERCOBAAN MELDE TUJUAN PERCOBAAN II. LANDASAN TEORI 1 PERCOBAAN MELDE I. TUJUAN PERCOBAAN a. Menunjukkan gelombang transversal stasioner pada tali. b. Menentukan cepat rambat gelombang pada tali. c. Mengetahui hubungan antara cepat rambat gelombang (v)

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN PENDAHULUAN Dari penelitian pendahuluan diperoleh bahwa konsentrasi kitosan yang terbaik untuk mempertahankan mutu buah markisa adalah 1.5%. Pada pengamatan

Lebih terperinci

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA Waktu: 120 menit. Laju (m/s)

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA Waktu: 120 menit. Laju (m/s) SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA Waktu: 120 menit A. SOAL PILIHAN GANDA Petunjuk: Pilih satu jawaban yang paling benar. 1. Sebuah mobil bergerak lurus dengan laju ditunjukkan oleh grafik di samping.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Spektra Buah Belimbing

HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Spektra Buah Belimbing IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pola Spektra Buah Belimbing Buah belimbing yang dikenai radiasi NIR dengan panjang gelombang 1000-2500 nm menghasilkan spektra pantulan (reflektan). Secara umum, spektra pantulan

Lebih terperinci

Jika massa jenis benda yang tercelup tersebut kg/m³, maka massanya adalah... A. 237 gram B. 395 gram C. 632 gram D.

Jika massa jenis benda yang tercelup tersebut kg/m³, maka massanya adalah... A. 237 gram B. 395 gram C. 632 gram D. 1. Perhatikan gambar. Jika pengukuran dimulai pada saat kedua jarum menunjuk nol, maka hasil pengukuran waktu adalah. A. 38,40 menit B. 40,38 menit C. 38 menit 40 detik D. 40 menit 38 detik 2. Perhatikan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Umur Simpan Penggunaan pembungkus bahan oksidator etilen dapat memperpanjang umur simpan buah pisang dibandingkan kontrol (Lampiran 1). Terdapat perbedaan pengaruh antara P2-P7 dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Mentimun Jepang (cucumis sativus L)

TINJAUAN PUSTAKA. A. Mentimun Jepang (cucumis sativus L) II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mentimun Jepang (cucumis sativus L) Mentimun jepang banyak dikenal oleh pedagang sayuran karena nilai ekonomis yang tinggi. Mentimun jepang memiliki beberapa perbedaan dengan mentimun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi dengan kapasitas besar dengan keandalan yang tinggi. Pada awal

BAB I PENDAHULUAN. informasi dengan kapasitas besar dengan keandalan yang tinggi. Pada awal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Serat optik adalah salah satu media transmisi yang dapat menyalurkan informasi dengan kapasitas besar dengan keandalan yang tinggi. Pada awal penggunaannya, serat optik

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK GELOMBANG

KARAKTERISTIK GELOMBANG KARAKTERISTIK GELOMBANG Pemahaman tentang Gelombang 4/17/2017 SMA NEGERI 1 PANGKAJENE AHSAN WAHYUDIN Pada subbab ini Anda harus mampu: Memformulasikan masalah perambatan gelombang melalui suatu medium

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN MELDE

LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN MELDE LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN MELDE ANGGOTA KELOMPOK : ANDHIKA PRASETYO ELISA FREDERICA SIBURIAN FAHRANI WIDYA M. FATTAH ROMDHONI NABILA ADIDAYA NURITA DWI NURUL HAFSHAH KELAS XII IPA 1 SMAN 1 TAMBUN SELATAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 225/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA STAR SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 225/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA STAR SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 225/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA STAR SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan produksi

Lebih terperinci

DEFINISI Gelombang adalah suatu usikan (gangguan) pada sebuah benda, sehingga benda bergetar dan merambatkan energi.

DEFINISI Gelombang adalah suatu usikan (gangguan) pada sebuah benda, sehingga benda bergetar dan merambatkan energi. DEFINISI Gelombang adalah suatu usikan (gangguan) pada sebuah benda, sehingga benda bergetar dan merambatkan energi. MACAM GELOMBANG Gelombang dibedakan menjadi : Gelombang Mekanis : Gelombang yang memerlukan

Lebih terperinci

BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI

BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI Kompetensi dasar : Memahami Konsep Dan Prinsip-Prinsip Gejala Gelombang Secara Umum Indikator : 1. Arti fisis getaran diformulasikan 2. Arti fisis gelombang dideskripsikan

Lebih terperinci

BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI

BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI Kompetensi dasar : Memahami Konsep Dan Prinsip Prinsip Gejala Gelombang Secara Umum Indikator Tujuan 1. : 1. Arti fisis getaran diformulasikan

Lebih terperinci

Membahas bio-akustik berarti berusaha mengurai keterkaitan antara bunyi. gelombang bunyi, getaran dan sumber bunyi dengan kesehatan.

Membahas bio-akustik berarti berusaha mengurai keterkaitan antara bunyi. gelombang bunyi, getaran dan sumber bunyi dengan kesehatan. _Bio Akustik_01 Membahas bio-akustik berarti berusaha mengurai keterkaitan antara bunyi gelombang bunyi, getaran dan sumber bunyi dengan kesehatan. Apa sih yang dimaksud gelombang itu? dan apa hubungannya

Lebih terperinci

1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah

1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah 1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah A. y = 0,5 sin 2π (t - 0,5x) B. y = 0,5 sin π (t - 0,5x) C. y = 0,5 sin π (t - x) D. y = 0,5 sin 2π (t - 1/4 x) E. y = 0,5 sin 2π (t

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perubahan Ion Leakage Ion merupakan muatan larutan baik berupa atom maupun molekul dan dengan reaksi transfer elektron sesuai dengan bilangan oksidasinya menghasilkan ion.

Lebih terperinci

Gejala Gelombang. gejala gelombang. Sumber:

Gejala Gelombang. gejala gelombang. Sumber: Gejala Gelombang B a b B a b 1 gejala gelombang Sumber: www.alam-leoniko.or.id Jika kalian pergi ke pantai maka akan melihat ombak air laut. Ombak itu berupa puncak dan lembah dari getaran air laut yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengelompokan tanaman

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengelompokan tanaman 29 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengelompokan tanaman Hasil pengamatan yang telah dilakukan terhadap sampel daun untuk mengetahui ukuran stomata/mulut daun, dapat dilihat pada tabel 3. Pada tabel 3 ditunjukkan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 357/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN SEMANGKA HIBRIDA GIANT QUALITY SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 357/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN SEMANGKA HIBRIDA GIANT QUALITY SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 357/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN SEMANGKA HIBRIDA GIANT QUALITY SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

5. Satu periode adalah waktu yang diperlukan bandul untuk bergerak dari titik. a. A O B O A b. A O B O c. O A O B d. A O (C3)

5. Satu periode adalah waktu yang diperlukan bandul untuk bergerak dari titik. a. A O B O A b. A O B O c. O A O B d. A O (C3) 1. Simpangan terjauh pada suatu benda bergetar disebut. a. Amplitudo c. Periode b. Frekuensi d. Keseimbangan 2. Berikut ini adalah sebuah contoh getaran. a. Roda yang berputar pada sumbunya b. Gerak buah

Lebih terperinci

PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA 2014

PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA YOGYAKARTA 2014 http://materi4fisika.blogspot.co.id/2015/05/laporan-praktikum-percobaanmelde.html LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR II PERCOBAAN MELDE Dosen Pengampu : A. Latar Belakang PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara

BAB III LANDASAN TEORI. Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Berat Jenis dan Kerapatan Kayu Kayu memiliki berat jenis yang berbeda-beda berkisar antara 0.2-1.28 kg/cm 3. Berat jenis kayu merupakan suatu petunjuk dalam menentukan kekuatan

Lebih terperinci

Pendalaman materi prediksi Ujian Nasional SMP 62 Jakarta - SW Page 1

Pendalaman materi prediksi Ujian Nasional SMP 62 Jakarta - SW Page 1 SOAL LATIHAN (PREDIKSI UN 2013) Pilihlah jawaban yang benar. 1. Perhatikan tabel berikut! No Besaran Satuan Alat ukur 1 Berat kg Neraca 2 Panjang meter Mistar 3 Suhu celcius Termometer 4 Waktu sekon Arloji

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 176/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN TOMAT HIBRIDA JESICA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 176/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN TOMAT HIBRIDA JESICA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 176/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN TOMAT HIBRIDA JESICA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN 38 Pencemaran Getah Kuning Pencemaran getah kuning pada buah manggis dapat dilihat dari pengamatan skoring dan persentase buah bergetah kuning pada aril dan kulit buah, serta persentase

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 188/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN SEMANGKA HIBRIDA NEW LUCKY SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 188/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN SEMANGKA HIBRIDA NEW LUCKY SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 188/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN SEMANGKA HIBRIDA NEW LUCKY SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 538/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA NEW CENTURY SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 538/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA NEW CENTURY SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 538/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA NEW CENTURY SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut!

UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut! SOAL UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut! 2 cm 3 cm 0 5 10 Dari gambar dapat disimpulkan bahwa diameter

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. 1. Deskripsi jagung manis Varietas Bonanza... 11

DAFTAR TABEL. 1. Deskripsi jagung manis Varietas Bonanza... 11 iii DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Deskripsi jagung manis Varietas Bonanza.... 11 2. Jumlah unsur hara yang diserap tanaman jagung dari masa pertumbuhan sampai panen.... 13 3. Komposisi hara dalam bio-slurry

Lebih terperinci

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA. Laju (m/s)

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA. Laju (m/s) E. 8 m/s 2 Jawab: A SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA SOAL PILIHAN GANDA 1. Sebuah mobil bergerak lurus dengan laju ditunjukkan oleh grafik di samping. Selama sepuluh detik pertama mobil menempuh jarak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen jelly merupakan salah satu produk pangan yang disukai semua orang dari kalangan anak-anak hingga dewasa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen jelly merupakan salah satu produk pangan yang disukai semua orang dari kalangan anak-anak hingga dewasa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen jelly merupakan salah satu produk pangan yang disukai semua orang dari kalangan anak-anak hingga dewasa. Permen jelly memiliki tekstur lunak yang diproses dengan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kadar Air Kulit Manggis Kadar air merupakan salah satu parameter penting yang menentukan mutu dari suatu produk hortikultura. Buah manggis merupakan salah satu buah yang mempunyai

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIK MODUL PRAKTIKUM NAMA PEMBIMBING NAMA MAHASISWA : MASSA JENIS DAN VISKOSITAS : RISPIANDI,ST.MT : SIFA FUZI ALLAWIYAH TANGGAL PRAKTEK : 25 September 2013 TANGGAL PENYERAHAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pisang Kepok Buah pisang kepok tersusun dalam tandan dengan kelompok-kelompok tersusun menjari yang disebut sisir. Terdiri dari 2 jenis pisang kepok putih dan kuning, namun warna

Lebih terperinci

CEPAT RAMBAT BUNYI. Cepat rambat bunyi pada zat padat

CEPAT RAMBAT BUNYI. Cepat rambat bunyi pada zat padat CEPAT RAMBAT BUNYI Cepat rambat bunyi pada zat padat Pada zaman dahulu, orang mendekatkan telinganya ke atas rel untuk mengetahui kapan kereta datang. Hal tersebut membuktikan bahwa bunyi dapat merambat

Lebih terperinci

SOAL - JAWAB FISIKA Soal 1. Kation terjadi jika sebuah atom. a. melepaskan satu atau lebih protonnya b. melepas kan satu atau lebih elektronnya c.

SOAL - JAWAB FISIKA Soal 1. Kation terjadi jika sebuah atom. a. melepaskan satu atau lebih protonnya b. melepas kan satu atau lebih elektronnya c. SOAL - JAWAB FISIKA Soal 1. Kation terjadi jika sebuah atom. a. melepaskan satu atau lebih protonnya b. melepas kan satu atau lebih elektronnya c. menangkap satu atau lebih proton bebas d. menangkap satu

Lebih terperinci

SMA IT AL-BINAA ISLAMIC BOARDING SCHOOL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012

SMA IT AL-BINAA ISLAMIC BOARDING SCHOOL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012 PTUNJUK UMUM SMA T AL-NAA SLAMC OARDNG SCHOOL UJAN AKHR SMSTR GANJL TAHUN AJARAN 2011/2012 LMAR SOAL Mata Pelajaran : isika Pengajar : Harlan, S.Pd Kelas : X Hari/Tanggal : Senin/26 Desember 2011 AlokasiWaktu

Lebih terperinci

BAB III ALAT PENGUKUR ALIRAN BERDASARKAN WAKTU TEMPUH GELOMBANG ULTRASONIK. Gelombang ultrasonik adalah salah satu jenis gelombang akustik atau

BAB III ALAT PENGUKUR ALIRAN BERDASARKAN WAKTU TEMPUH GELOMBANG ULTRASONIK. Gelombang ultrasonik adalah salah satu jenis gelombang akustik atau BAB III ALAT PENGUKUR ALIRAN BERDASARKAN WAKTU TEMPUH GELOMBANG ULTRASONIK 3.1 Gelombang Ultrasonik Gelombang ultrasonik adalah salah satu jenis gelombang akustik atau gelombang bunyi dengan persamaan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. KARAKTERISTIK PENGERINGAN LAPISAN TIPIS SINGKONG 4.1.1. Perubahan Kadar Air Terhadap Waktu Proses pengeringan lapisan tipis irisan singkong dilakukan mulai dari kisaran kadar

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Gelombang PERCOBAAN MELDE. Atika Syah Endarti Rofiqoh

Laporan Praktikum Gelombang PERCOBAAN MELDE. Atika Syah Endarti Rofiqoh Laporan Praktikum Gelombang PERCOBAAN MELDE Atika Syah Endarti Rofiqoh 4201408059 Anggota Kelompok : Sri Purwanti 4201408045 Zulis Elby Pradana 4201408049 Esti Maretasari 4201408057 Jurusan Fisika Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi pangan semakin maju seiring dengan perkembangan zaman. Berbagai inovasi pangan dilakukan oleh beberapa industry pengolahan pangan dalam menciptakan

Lebih terperinci

ALAT YANG DIPERLUKAN TALI SLINKI PEGAS

ALAT YANG DIPERLUKAN TALI SLINKI PEGAS Getaran dan Gelombang ALAT YANG DIPERLUKAN TALI SLINKI PEGAS BANDUL Amplitudo Amplitudo (A) Amplitudo adalah posisi maksimum benda relatif terhadap posisi kesetimbangan Ketika tidak ada gaya gesekan, sebuah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 192/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA MONAMI RED SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 192/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA MONAMI RED SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 192/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN MELON HIBRIDA MONAMI RED SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung

I. PENDAHULUAN. Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung mampu memproduksi pisang sebanyak 319.081 ton pada tahun 2003 dan meningkat hingga

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Pertanaman Tanaman melon selama penelitian berlangsung tumbuh baik, tidak ada tanaman yang mengalami kematian sampai saat panen. Suhu rata-rata harian di dalam rumah kaca

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 10 Fisika

Antiremed Kelas 10 Fisika Antiremed Kelas 10 Fisika UAS - Latihan Soal Doc. Name: K13AR10FIS02UAS Doc. Version: 2016-05 halaman 1 01. Perhatikan gambar. Panjang kawat bawah dua kali panjang kawat atas, dan keduanya terbuat dari

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) TINJAUAN PUSTAKA Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Manggis (Garcinia mangostana L.) termasuk buah eksotik yang digemari oleh konsumen baik di dalam maupun luar negeri, karena rasanya yang

Lebih terperinci

2. Tinjauan Pustaka Gelombang Mekanik Longitudinal

2. Tinjauan Pustaka Gelombang Mekanik Longitudinal sebagai pengirim gelombang ultrasonik dan penerima gelombang ultrasonik untuk memetakan bahan yang ada di dalam beton Pada penelitian ini tomografi ultrasonik akan digunakan untuk pemetaan sebuah obyek

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat III. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian mengenai kajian semi-cutting dan pelilinan terhadap beberapa parameter mutu buah manggis (Garciana mangostana L.) selama penyimpanan dingin dilaksanakan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 177/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN TOMAT HIBRIDA ROMEO SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 177/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN TOMAT HIBRIDA ROMEO SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 177/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN TOMAT HIBRIDA ROMEO SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

Soal dan Pembahasan Gelombang Bunyi dan Cahaya

Soal dan Pembahasan Gelombang Bunyi dan Cahaya Nama: Firasazkia Nadhira N. Kelas : XII-MIA 2 Mapel : Fisika Soal dan Pembahasan Gelombang Bunyi dan Cahaya 1. Dengan menggunakan garputala berfrekuensi 1.368 Hz dan tabung resonator, bunyi keras pertama

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 359/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN SEMANGKA HIBRIDA DIAMOND SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 359/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN SEMANGKA HIBRIDA DIAMOND SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 359/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN SEMANGKA HIBRIDA DIAMOND SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

NUR LAILIYAH Pembimbing : Endarko M.Si, Ph.D

NUR LAILIYAH Pembimbing : Endarko M.Si, Ph.D NUR LAILIYAH 1108 100 704 Pembimbing : Endarko M.Si, Ph.D Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2004 tentang keamanan, mutu dan gizi pangan pasal 23 huruf C disebutkan bahwa bahan yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Penelitian dunia yang berkenaan dengan gelombang ultrasonik bukan hal yang baru melainkan sudah berlangsung cukup lama sehingga pemahaman ilmuwan mengenai sifat dan interaksinya

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - FISIKA BAB 6. GETARAN, GELOMBANG, DAN BUNYILATIHAN SOAL BAB 6

SMP kelas 8 - FISIKA BAB 6. GETARAN, GELOMBANG, DAN BUNYILATIHAN SOAL BAB 6 1. Perhatikan bandul pada gambar berikut! SMP kelas 8 - FISIKA BAB 6. GETARAN, GELOMBANG, DAN BUNYILATIHAN SOAL BAB 6 http://www.primemobile.co.id/assets/uploads/materi/fis8-6-01.png Jika bandul bergerak

Lebih terperinci

KAJIAN SIFAT AKUSTIK GELOMBANG ULTRASONIK SEBAGAI IDENTIFIKASI MUTU NON DESTRUKTIF PADA TIGA JENIS MANGGIS AMIR HAMZAH

KAJIAN SIFAT AKUSTIK GELOMBANG ULTRASONIK SEBAGAI IDENTIFIKASI MUTU NON DESTRUKTIF PADA TIGA JENIS MANGGIS AMIR HAMZAH KAJIAN SIFAT AKUSTIK GELOMBANG ULTRASONIK SEBAGAI IDENTIFIKASI MUTU NON DESTRUKTIF PADA TIGA JENIS MANGGIS AMIR HAMZAH DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

RANGKUMAN MATERI GETARAN DAN GELOMBANG MATA PELAJARAN IPA TERPADU KELAS 8 SMP NEGERI 55 JAKARTA

RANGKUMAN MATERI GETARAN DAN GELOMBANG MATA PELAJARAN IPA TERPADU KELAS 8 SMP NEGERI 55 JAKARTA RANGKUMAN MATERI GETARAN DAN GELOMBANG MATA PELAJARAN IPA TERPADU KELAS 8 SMP NEGERI 55 JAKARTA Getaran A. Pengertian getaran Getraran adalah : gerak bolak-balik benda secara teratur melalui titik keseimbangan.salah

Lebih terperinci

Pengukuran Tinggi Permukaan Air Berbasis Gelombang Ultrasonik Menggunakan Kalman Filter

Pengukuran Tinggi Permukaan Air Berbasis Gelombang Ultrasonik Menggunakan Kalman Filter Pengukuran Tinggi Permukaan Air Berbasis Gelombang Ultrasonik Menggunakan Kalman Filter 1 Imas Fatoni Parmono, 1 Bambang Heru Iswanto 1 Lab Instrumentasi dan Komputasi, Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas

Lebih terperinci

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay A. PILIHAN GANDA Petunjuk: Pilih satu jawaban yang paling benar. 1. Grafik

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika Persiapan UTS Semester Ganjil Doc. Name: RK13AR11FIS01UTS Version: 2016-09 halaman 1 01. Empat gaya masing-masing F 1 = 10 N, F 2 = 20 N, F 3 = 10 N dan F 4 = 40 N

Lebih terperinci

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang 1. Grafik antara tekanan gas y yang massanya tertentu pada volume tetap sebagai fungsi dari suhu mutlak x adalah... a. d. b. e. c. Menurut Hukum Gay Lussac menyatakan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KONSENTRASI LARUTAN GULA MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK

PENGUKURAN KONSENTRASI LARUTAN GULA MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK PENGUKURAN KONSENTRASI LARUTAN GULA MENGGUNAKAN SENSOR ULTRASONIK Indria Puspa Yaniar 1, Nur Aji Wibowo 2, Andreas Setiawan 2 1 Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Sains dan Matematika 2 Program Studi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung pada Oktober

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENGGORENGAN VAKUM TERHADAP MUTU KERIPIK DURIAN Pada tahap ini, digunakan 4 (empat) tingkat suhu dan 4 (empat) tingkat waktu dalam proses penggorengan

Lebih terperinci

ANALISIS SIFAT GELOMBANG PADA FLUIDA DENGAN TANGKI RIAK

ANALISIS SIFAT GELOMBANG PADA FLUIDA DENGAN TANGKI RIAK ANALISIS SIFAT GELOMBANG PADA FLUIDA DENGAN TANGKI RIAK Firdaus, Almira Syifa, Ani Saturrohmah Progam Studi Pendidikan Fisika Universitas Sains Al-Qur an Jawa Tengah di Wonosobo firdaus.105@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

MENENTUKAN KEMURNIAN LARUTAN MELALUI INDEKS BIAS DARI BEBERAPA MADU. Elisa Kasli 1, Rida Royani 2.

MENENTUKAN KEMURNIAN LARUTAN MELALUI INDEKS BIAS DARI BEBERAPA MADU. Elisa Kasli 1, Rida Royani 2. Serambi Saintia, Vol. IV, No. 1, April 2016 ISSN : 2337-9952 MENENTUKAN KEMURNIAN LARUTAN MELALUI INDEKS BIAS DARI BEBERAPA MADU Elisa Kasli 1, Rida Royani 2 1,2 Pendidikan Fisika Universitas Syiah Kuala

Lebih terperinci

BAB 6 KORELASI DAN KATEGORI KUALITAS JERUK KEPROK GARUT BERDASARKAN PARAMETER KELISTRIKAN DAN PANELIS. Pendahuluan

BAB 6 KORELASI DAN KATEGORI KUALITAS JERUK KEPROK GARUT BERDASARKAN PARAMETER KELISTRIKAN DAN PANELIS. Pendahuluan BAB 6 KORELASI DAN KATEGORI KUALITAS JERUK KEPROK GARUT BERDASARKAN PARAMETER KELISTRIKAN DAN PANELIS Pendahuluan Rasa merupakan faktor penting yang dipertimbangkan dalam penerimaan masyarakat terhadap

Lebih terperinci

Ketuaan dan Kematangan Buah Durian

Ketuaan dan Kematangan Buah Durian TINJAUAN PUSTAKA Ketuaan dan Kematangan Buah Durian Di dalam buah dikenal istilah 'tua' (mature) dan 'matang' (ripe). Reid dalam Kader (1992) menyebutkan 'tua' sebagai peitumbuhan yang secara alami telah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN MESA off grade merupakan hasil samping dari proses sulfonasi MES yang memiliki nilai IFT lebih besar dari 1-4, sehingga tidak dapat digunakan untuk proses Enhanced Oil Recovery

Lebih terperinci

PENGARUH PERUBAHAN KONSENTRASI CLADDING TERHADAP LOSS POWER SERAT OPTIK SINGLEMODE SMF-28

PENGARUH PERUBAHAN KONSENTRASI CLADDING TERHADAP LOSS POWER SERAT OPTIK SINGLEMODE SMF-28 PENGARUH PERUBAHAN KONSENTRASI CLADDING TERHADAP LOSS POWER SERAT OPTIK SINGLEMODE SMF-28 Sujito, Arif Hidayat, Firman Budianto Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang Telah dilakukan penelitian

Lebih terperinci

DAN KONSENTRASI SAMPEL

DAN KONSENTRASI SAMPEL PERANCANGAN SENSOR ph MENGGUNAKAN FIBER OPTIK BERDASARKAN VARIASI KETEBALAN REZA ADINDA ZARKASIH NRP. 1107100050 DAN KONSENTRASI SAMPEL DOSEN PEMBIMBING : DRS. HASTO SUNARNO,M.Sc Jurusan Fisika Fakultas

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengambilan Contoh Dasar Gambar 16 merupakan hasil dari plot bottom sampling dari beberapa titik yang dilakukan secara acak untuk mengetahui dimana posisi target yang

Lebih terperinci