HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini berlangsung di kebun manggis daerah Cicantayan Kabupaten Sukabumi dengan ketinggian meter di atas permukaan laut (m dpl). Area penanaman manggis sebagian besar berupa terasering karena daerahnya berbentuk lereng-lereng. Tanaman manggis ditanam dengan jarak tanam 9 x 9 meter, serta terdapat beberapa tanaman buah lain seperti pisang dan durian yang ditanam di kebun tersebut (Gambar 3). Gambar 3. Kondisi kebun manggis daerah Cicantayan-Sukabumi Data iklim untuk daerah Cicantayan selama penelitian berlangsung menunjukkan bahwa suhu rata-rata bulanan adalah sebesar C dan kelembaban udara rata-rata sebesar 88%. Temperatur atau suhu yang ideal untuk tanaman manggis berkisar 22 C-32 C (Prihatman, 2000). Curah hujan selama penelitian berlangsung memiliki rata-rata sebesar mm/bulan. Hama yang ditemui pada tanaman manggis antara lain adalah semut, trips, tungau, dan ulat bulu, sedangkan penyakit yang menyerang antara lain adalah jamur upas, getah kuning, bercak daun, embun jelaga, kanker batang, dan rapuh coklat. Semut banyak terdapat pada buah di sekitar bawah mahkota buah (Gambar 4). Penyakit bercak daun dan rapuh coklat banyak menyerang daun-daun tua pada tanaman manggis. Rapuh coklat ditandai dengan gejala daun yang menjadi berwarna coklat (biasanya pada bagian pinggir daun), dan apabila bagian berwarna coklat tersebut diremas, daun menjadi rapuh.

2 18 Gambar 4. Hama semut pada bagian bawah mahkota buah Kandungan Boron dan Kalsium pada Tanah dan Daun Hasil analisis tanah menunjukkan bahwa rata-rata besarnya kandungan Boron dan Kalsium sebelum pemupukan dilakukan adalah sebesar < 2 ppm dan ppm, sedangkan setelah pemupukan sebesar < 2 ppm dan ppm. Hal ini juga sama dengan penelitian lainnya yang dilakukan pada jarak sekitar 500 m dari lokasi penelitian, yang memiliki kandungan Boron sebesar 1.13 ppm. Kandungan Boron dalam tanah pada penelitian ini masih tergolong rendah. Wichmann (1992) menyatakan bahwa tanaman jeruk memiliki kandungan Boron yang optimum sebesar ppm bahan kering, sedangkan untuk tanaman kopi sebesar ppm bahan kering. Menurut Rioardi (2009) Boron dalam tanah terutama sebagai asam borat (H 2 BO 3 ) kadarnya berkisar antara 7-80 ppm. Boron yang tersedia untuk tanaman hanya sekitar 5% dari kadar total Boron dalam tanah. Besarnya rata-rata kandungan unsur Boron dan Kalsium pada daun sebelum pemupukan adalah sebesar < 2 ppm dan 16, ppm, sedangkan setelah aplikasi pemupukan adalah sebesar < 2 ppm dan 9, ppm. Kandungan Kalsium pada daun ini jauh lebih besar daripada pada bagian tanah. Menurut Martias (2012) Kalsium diserap dan ditranslokasikan ke jaringan tanaman melalui aliran masa dan akumulasinya lebih banyak pada jaringan yang aktif melakukan transpirasi seperti halnya di daun. Kandungan Boron baik pada tanah maupun daun pada penelitian ini masih rendah. Hal ini dapat diduga karena hara yang diberikan kurang terserap oleh tanah ataupun karena terjadinya leaching yang disebabkan hujan pada saat-saat pemupukan.

3 19 Pertumbuhan dan Perkembangan Diameter Buah Manggis Pengukuran diameter buah manggis mulai dilakukan pada minggu ke-3 setelah antesis (MSA), karena pada minggu tersebut pertumbuhan buah terlihat mulai merata untuk semua perlakuan. Pengaruh pemupukan itu sendiri mulai terlihat nyata pada minggu ke-10 (Tabel 1). Hal ini dikarenakan pada tahap tersebut buah sedang mengalami pertumbuhan diameter dan bobot buah yang cepat. Pertumbuhan diameter ini akan dapat berbeda setiap perlakuan pada minggu-minggu selanjutnya. Tabel 1. Pertumbuhan diameter buah (cm) Waktu (MSA) Dosis B 2 O 3 /pohon 0 gram 15 gram 30 gram 45 gram Uji F KK (%) tn tn tn tn tn tn tn a 4.08b 3.56b 3.69b ** a 4.12ab 3.60b 3.92b * tn a 4.12b 4.85a 4.86a ** a 4.15b 4.86a 4.89a * 7.23 Keterangan : Nilai pada baris yang sama yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5% Perlakuan kontrol menunjukkan nilai yang nyata lebih besar daripada perlakuan pemupukan Boron pada 10 dan 11 MSA. Sedangkan pada 13 dan 14 MSA perlakuan kontrol tidak memiliki perbedaan yang nyata dengan perlakuan pemupukan Boron pada dosis 30 dan 45 g B 2 O 3 per tanaman. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian Boron pada dosis tersebut sampai umur buah 14 MSA ini tidak berpengaruh terhadap diameter buah manggis. Pertumbuhan buah masih berlangsung setelah 14 MSA karena pemanenan buah mulai banyak dilakukan pada 17 dan 18 MSA. Lamanya waktu pertumbuhan buah manggis untuk sampai pada waktu panen dapat mencapai 20 minggu setelah antesis, dan dapat lebih lama untuk

4 20 daerah yang lebih dingin atau dataran tinggi. Proses pematangan buah manggis salah satunya diindikasikan dengan perubahan warna kulit buah dari hijau menjadi coklat kemerahan dan pada akhirnya menjadi ungu kehitaman. Selain terjadinya perubahan warna dan peningkatan ukuran diameter buah, pertumbuhan dan perkembangan buah manggis juga diindikasikan dengan peningkatan bobot buah, baik bobot basah maupun bobot kering buah (Ropiah, 2009). Berdasarkan Tabel 2 besarnya nilai rata-rata diameter buah pada semua arah mata angin (barat, timur, utara, dan selatan) tidak terlalu berbeda. Hal ini menunjukkan di mana pun buah tumbuh tidak dipengaruhi oleh arah mata angin. Pengukuran diameter dan bobot buah ini dilakukan setelah buah dipanen. Besarnya diameter dan bobot buah pada perlakuan kontrol memiliki nilai yang paling kecil dibandingkan perlakuan pemupukan Boron, sedangkan pemupukan Boron dengan dosis 30 g B 2 O 3 memiliki diameter dan bobot buah yang paling besar. Tabel 2. Pengaruh arah mata angin terhadap diameter dan bobot buah Dosis B 2 O 3 /pohon Diameter buah (cm) (gram) Barat Timur Utara Selatan Rataan Rataan Bobot buah (gram) Rataan Rataan Berdasarkan letak buah pada bagian tanaman (Tabel 3) terlihat bahwa buah yang terletak di bagian bawah tanaman cenderung memiliki rataan diameter dan bobot buah yang lebih kecil dibandingkan pada bagian tengah ataupun atas. Hal ini diduga karena pada bagian bawah tanaman, buah mendapatkan sinar matahari yang lebih sedikit dibandingkan pada bagian tengah ataupun atas

5 21 sehingga fotosintat yang diterima juga lebih sedikit dan menyebabkan ukuran buah menjadi lebih kecil. Perlakuan kontrol memiliki nilai diameter dan bobot buah terkecil dibandingkan perlakuan lainnya, serta aplikasi pemupukan 30 g B 2 O 3 memiliki diameter dan bobot buah yang terbesar. Tabel 3. Pengaruh letak bagian tanaman terhadap diameter dan bobot buah Dosis B 2 O 3 /pohon Diameter buah (cm) (gram) Bawah Tengah Atas Rataan Rataan Bobot buah (gram) Rataan Rataan Komponen Parameter Kualitas Buah Manggis Tingkat Kejadian Burik dan Getah Kuning Burik maupun getah kuning merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap kualitas buah manggis. Burik dapat diakibatkan karena serangan hama trips dan tungau, juga karena lingkungan di sekitar kebun penelitian yang kondisinya banyak ditumbuhi oleh gulma sehingga menjadi inang untuk banyak hama. Gejala burik yang timbul berupa kulit buah berwarna keperakan baik kasar maupun halus bahkan pada serangan yang berat dapat menyebabkan kulit buah menjadi kusam. Pemberian Boron tidak memberikan pengaruh terhadap kejadian burik pada kulit buah. Pemupukan Boron yang diberikan berpengaruh terhadap persentase jumlah buah terkena getah pada kulit, namun tidak berpengaruh terhadap persentase buah terkena getah pada aril. Perlakuan kontrol memiliki nilai persentase buah terkena getah kuning pada kulit nyata paling tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian Boron dapat mengurangi tingkat kejadian buah

6 22 terkena getah kuning pada kulit sebesar 20-33% dibandingkan kontrol (Tabel 4). Pemupukan 30 g B 2 O 5 mampu menurunkan persentase kejadian getah kuning pada kulit sebesar 33% dibandingkan kontrol. Tabel 4. Persentase kejadian jumlah buah terkena burik, getah kuning pada kulit dan aril buah Parameter pasca panen Burik Jumlah buah bergetah (pada kulit) % a b b b Uji F tn ** tn Dosis B 2 O 3 /pohon (gram) Jumlah buah bergetah (pada aril) KK (%) (65.96) Keterangan : Nilai pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5% Getah kuning yang terjadi berbentuk titik-titik atau bulatan yang cukup besar seperti tetesan, serta getah pindahan yang mengalir dari tangkai buah yang berbentuk rata serta lebih lebar dan tipis. Pemberian Boron mampu menurunkan kejadian getah kuning pada kulit diduga karena pengaruh Boron yang dapat memperkuat dinding sel buah sehingga mengurangi terjadinya kejadian getah kuning pada kulit buah yang dapat diakibatkan oleh pecahnya pembuluh getah kuning pada jaringan kulit buah. Besarnya nilai rataan jumlah buah terkena getah kuning pada aril dengan perlakuan pemupukan Boron juga menunjukkan hasil yang lebih rendah dibanding kontrol. Menurut Jawal (2010) keluarnya getah kuning pada kulit bagian luar tidak hanya disebabkan oleh pecahnya dinding sel akibat perubahan tekanan turgor, tetapi juga dapat disebabkan adanya gangguan mekanis pada kulit bagian luar buah manggis (tusukan serangga, gesekan, dan lain-lain) selama proses perkembangan buah. Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa aplikasi pemupukan Boron tidak berpengaruh nyata terhadap besarnya intensitas luasan buah terkena getah kuning pada kulit dan aril, serta luasan terkena burik pada buah manggis. Sebagian besar

7 23 buah (75.31% dari keseluruhan buah yang diamati) rata-rata terkena burik dengan intensitas luasan kurang dari 10% terhadap seluruh permukaan masing-masing buah. Perlakuan pemupukan Boron dengan dosis 30 g per tanaman terlihat memiliki nilai rataan intensitas luasan buah terkena getah kuning yang cenderung lebih kecil dibandingkan perlakuan lainnya. Tabel 5. Persentase luasan permukaan buah terkena burik, getah kuning pada kulit dan aril buah Dosis B 2 O 3 /pohon Parameter pasca panen (gram) Burik Getah pada kulit Getah pada aril % Uji F tn tn tn KK (%) (61.13) (48.35) (122.67) Keterangan : tn = tidak berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5% Penyebab terjadinya getah kuning ini bisa karena faktor mekanis seperti tusukan serangga atau benturan, serta dapat karena faktor endogen seperti tekanan osmotik yang besar yang mengakibatkan pecahnya saluran/pembuluh getah kuning akibat faktor perubahan iklim yang ekstrim. Menurut Syukur (2005) tanaman yang tidak mendapat suplai Boron yang cukup sangat rentan mengalami kerusakan pada tingkat sel. Bobot dan Diameter Buah Aplikasi pemupukan Boron menunjukkan hasil yang nyata meningkatkan bobot panen serta diameter buah dibandingkan kontrol, namun tidak memiliki perbedaan yang nyata antara semua dosis yang digunakan (Tabel 6). Pengamatan bobot dan diameter buah ini dilakukan setelah panen, dan setelah bobot buah buah disimpan selama tujuh hari untuk pengamatan susut bobot buah.

8 24 Tabel 6. Bobot panen, diameter buah, dan susut bobot pasca panen buah Dosis Parameter pasca panen B 2 O 3 /pohon (gram) Bobot panen Susut bobot (7 HSP) Diameter buah saat panen gram gram cm b 18.84b 4.92b a 22.73b 5.31a a 27.89a 5.50a a 22.47b 5.37a Uji F ** ** ** KK (%) Keterangan : Nilai pada kolom yang sama yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5% HSP = hari setelah penyimpanan Parameter bobot buah manggis pada umumnya berkorelasi positif dengan diameter buah, yaitu semakin besar diameter buah akan semakin besar pula bobot buah tersebut. Perlakuan pemupukan Boron berpengaruh pada peningkatan bobot dan diameter buah. Boron memiliki pengaruh dalam perkembangan dan pertumbuhan sel-sel baru pada buah sehingga mampu meningkatkan bobot dan diameter buah manggis. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Kurniasari (1994) menunjukkan bahwa Boron berpengaruh meningkatkan diameter buah dan cenderung berpengaruh meningkatkan panjang buah pada semangka. Perlakuan pemupukan Boron ini juga berpengaruh meningkatkan besarnya susut bobot buah manggis setelah tujuh hari penyimpanan di suhu ruangan pada dosis 30 g B 2 O 3 /pohon. Tanaman yang tidak diaplikasikan pupuk Boron (kontrol) memiliki rataan susut bobot yang cenderung lebih kecil dibandingkan perlakuan lainnya. Besarnya susut bobot buah yang terjadi berkisar antara 24-35% terhadap bobot total buah. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Ismadi (2012) yang memiliki persentase susut bobot pada perlakuan penyimpanan suhu kamar yang mencapai 27.83%. Kadar air perikarp menurun dan persentase susut bobot buah manggis meningkat tajam pada 16 HSP untuk buah yang disimpan pada suhu kamar. Susut bobot berhubungan dengan kehilangan air buah manggis yang dapat berasal dari perikarp, sepal, daging buah, dan tangkai buah.

9 25 Kekerasan Buah, Tebal Kulit, Bobot Kulit, Bobot Aril dan Biji Buah Aplikasi pemupukan Boron untuk setiap perlakuan menunjukkan hasil yang tidak berpengaruh nyata terhadap parameter kekerasan buah, tebal kulit, serta bobot kulit buah (Tabel 7). Tingkat kekerasan buah menunjukkan sedikit banyaknya cairan di dalam kulit buah, dimana kekerasan buah akan semakin meningkat apabila cairan dalam kulit buah semakin sedikit (semakin lama penyimpanan). Parameter kekerasan kulit buah tidak berbeda nyata antar perlakuan yaitu dengan nilai rata-rata sebesar 2.16 kg/det. Menurut Ismadi (2012) peningkatan kandungan lignin dan kadar Ca pektat perikarp akan menyebabkan terjadinya pengerasan pada perikarp buah manggis, hal tersebut terus meningkat seiring lamanya penyimpanan. Tabel 7. Kekerasan buah, tebal dan bobot kulit, serta bobot aril dan biji buah manggis Dosis B 2 O 3 /pohon (gram) Parameter pasca panen Kekerasan Tebal kulit Bobot kulit+tangkai Bobot aril+biji kg/det cm gram gram b b a b Uji F tn tn tn ** KK (%) Keterangan : Nilai pada kolom yang sama yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5% Menurut Qanytah (2004) kulit buah manggis dapat mengeras karena hilangnya cairan yang menyebabkan sel menciut sehingga ruang antar sel semakin menyempit dan pektin akan berikatan satu sama lain. Ketebalan kulit buah juga memiliki hasil yang tidak berbeda nyata untuk setiap perlakuannya. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kulit buah manggis rata-rata memiliki tebal dengan kisaran antara 0.5 sampai 0.6 cm. Besarnya bobot kulit+tangkai buah manggis berkisar antara 58-65% dari bobot buah keseluruhan masing-masing buah. Hal ini menunjukkan bahwa manggis memang hanya memiliki sedikit bagian yang dapat dimakan (edible portion). Berdasarkan hasil penelitian ini, buah manggis memiliki persentase

10 26 edible portion sebesar 22.67% terhadap total bobot buah. Hal ini sejalan dengan penelitian Depari (2011) yang menyatakan bahwa persentase edible portion manggis pada kisaran 23-25%. Aplikasi pemupukan Boron berpengaruh nyata meningkatkan bobot aril dan biji buah manggis pada dosis 30 gram B 2 O 3 /pohon, dengan peningkatan sebesar 47.96% dibandingkan kontrol. Menurut Widiancas (2010) pemberian unsur mikro (Zn ppm + B ppm) + NAA 500 ppm pada tanaman kakao menghasilkan rata-rata jumlah pentil sehat, jumlah buah matang, jumlah biji per buah, berat biji kering per buah, dan berat 100 biji kering paling banyak dibandingkan perlakuan yang lain dan menghasilkan persentase pentil layu (25%) paling sedikit dibandingkan perlakuan lain. Kandungan Vitamin C, TAT, dan PTT Buah Pemberian pupuk Boron pada penelitian ini menunjukkan hasil yang tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan vitamin C dan total asam tertitrasi (TAT), namun berpengaruh nyata terhadap parameter padatan terlarut total (PTT) buah. Berdasarkan hasil pengamatan terlihat bahwa nilai kandungan total asam tertitrasi pada buah manggis ini berkisar antara % dan kandungan vitamin C sekitar ± mg/100 g bahan (Tabel 8). Menurut Helmiyesi (2008) vitamin C mudah sekali terdegradasi, baik oleh temperatur, cahaya maupun udara sekitar sehingga kadar vitamin C akan menurun/berkurang pada fase pematangan dan dalam penyimpanan. Tabel 8. Kandungan vitamin C, total asam tertitrasi, dan padatan terlarut total pasca panen buah manggis Parameter pasca panen Padatan terlarut total Total asam tertitrasi Vitamin C brix % mg/100 g a bc ab c Uji F ** tn tn Dosis B 2 O 3 /pohon (gram) KK (%) Keterangan : Nilai pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan berbeda nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf 5%

11 27 Pemberian Boron memberikan pengaruh yang nyata terhadap kandungan padatan total terlarut (PTT) buah manggis. Besarnya rata-rata nilai padatan total terlarut pada perlakuan pemupukan Boron lebih kecil dibandingkan kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa Boron berperan sebagai inhibitor pembentukan tepung sehingga menyebabkan gula yang terbentuk juga menjadi lebih sedikit. Kandungan padatan total terlarut ini berhubungan dengan tingkat kemanisan buah yang menjadi salah satu kriteria penting dalam kualitas buah manggis. Buah yang memiliki nilai kandungan padatan total terlarut yang besar belum dapat menentukan bahwa buah tersebut lebih manis. Menurut Gardner (2008) Boron dianggap mempengaruhi perkembangan sel dengan mengendalikan transpor gula dan pembentukan polisakarida, serta dalam hal kombinasinya dengan sisi aktif fosforilasi untuk menghambat pembentukan tepung yang mencegah polimerisasi gula yang berlebihan pada tempat sintesis gula.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN 38 Pencemaran Getah Kuning Pencemaran getah kuning pada buah manggis dapat dilihat dari pengamatan skoring dan persentase buah bergetah kuning pada aril dan kulit buah, serta persentase

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Fisik Buah Kualitas fisik buah merupakan salah satu kriteria kelayakan ekspor buah manggis. Pada penelitian ini dilakukan pengamatan terhadap kualitas fisik buah meliputi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada November 2011 sampai April 2012 dan bertempat di Kebun Manggis Cicantayan-Sukabumi dengan ketinggian tempat sekitar 500-700 m dpl (di atas

Lebih terperinci

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: 22 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Cemaran Getah Kuning pada Aril dan Kulit Buah Manggis Tanaman yang diberi kalsium menghasilkan skor getah kuning aril dan kulit buah yang lebih rendah daripada tanaman yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis Tanaman manggis berasal dari kawasan Asia Tenggara (hutan tropis Malaysia-Indonesia), namun budi dayanya sudah berkembang semakin meluas selain di Asia Tenggara juga ke

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Umur Simpan Penggunaan pembungkus bahan oksidator etilen dapat memperpanjang umur simpan buah pisang dibandingkan kontrol (Lampiran 1). Terdapat perbedaan pengaruh antara P2-P7 dalam

Lebih terperinci

Tabel Lampiran 1. Pengaruh Suhu dan Kelembaban terhadap Resistensi Kulit Buah Manggis

Tabel Lampiran 1. Pengaruh Suhu dan Kelembaban terhadap Resistensi Kulit Buah Manggis LAMPIRAN Tabel Lampiran 1. Pengaruh Suhu dan Kelembaban terhadap Resistensi Kulit Buah Manggis 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24... (Bar) Suhu 15 0 C 1.64 0.29 0.16 0.32 0.24b 0.32b 0.27b 0.29b 0.39b 0.76b

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Curah hujan harian di wilayah Kebun Percobaan PKBT IPB Tajur 1 dan 2 pada Februari sampai Juni 2009 berkisar 76-151 mm. Kelembaban udara harian rata-rata kebun tersebut

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) TINJAUAN PUSTAKA Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Manggis (Garcinia mangostana L.) termasuk buah eksotik yang digemari oleh konsumen baik di dalam maupun luar negeri, karena rasanya yang

Lebih terperinci

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: 5 TINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh Tanaman Manggis Tanaman manggis dapat tumbuh optimal pada tanah lempung berpasir dan gembur dengan kandungan bahan organik yang tinggi serta drainase yang baik. Derajat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Tanaman Caisin Tinggi dan Jumlah Daun Hasil uji F menunjukkan bahwa perlakuan pupuk hayati tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun caisin (Lampiran

Lebih terperinci

III. METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilakukan di kebun budidaya Ds. Junrejo, Kec. Junrejo,

III. METODE PELAKSANAAN. Penelitian ini dilakukan di kebun budidaya Ds. Junrejo, Kec. Junrejo, III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di kebun budidaya Ds. Junrejo, Kec. Junrejo, Batu, Malang. Ds. Junrejo, Kec. Junrejo berada pada ketinggian 800 m dpl, memiliki suhu

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan mutu yang diamati selama penyimpanan buah manggis meliputi penampakan sepal, susut bobot, tekstur atau kekerasan dan warna. 1. Penampakan Sepal Visual Sepal atau biasa

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini adalah pengamatan selintas dan pengamatan utama. 1.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas merupakan pengamatan yang hasilnya

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian Tanaman salak yang digunakan pada penelitian ini adalah salak pondoh yang ditanam di Desa Tapansari Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Yogyakarta.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Pertanaman Tanaman melon selama penelitian berlangsung tumbuh baik, tidak ada tanaman yang mengalami kematian sampai saat panen. Suhu rata-rata harian di dalam rumah kaca

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Perlakuan kadar air media (KAM) dan aplikasi paclobutrazol dimulai pada saat tanaman berumur 4 bulan (Gambar 1a) hingga tanaman berumur 6 bulan. Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Respon Anatomi terhadap Aplikasi Kalsium Secara Eksternal Struktur sekretori getah kuning (sayatan longitudinal) merupakan sebuah saluran yang panjang dan bercabang dengan tipe seperti

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Kimia Tanah Hasil analisis sampel tanah sebelum perlakuan menunjukkan sifat-sifat kimia tanah sebagai berikut: ph= 5.4 (sangat rendah), C-Org= 1.54% (rendah), N-Total= 0.16%

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lahan Kebun salak dalam penelitian ini terletak di Desa Tapansari, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Umur pohon salak yang digunakan sekitar 2 tahun

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Pemanenan buah jeruk dilakukan dengan menggunakan gunting. Jeruk yang dipanen berasal dari tanaman sehat yang berumur 7-9 tahun. Pada penelitian ini buah jeruk yang diambil

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Pertumbuhan dan perkembangan stek pada awal penanaman sangat dipengaruhi oleh faktor luar seperti air, suhu, kelembaban dan tingkat pencahayaan di area penanaman stek.

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS. Nafi Ananda Utama. Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017

PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS. Nafi Ananda Utama. Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017 7 PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS Nafi Ananda Utama Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017 Pengantar Manggis merupakan salah satu komoditas buah tropika eksotik yang mempunyai

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan 47 PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu teknik budidaya yang penting dilakukan dalam pemeliharaan tanaman kakao dengan cara membuang tunastunas liar seperti cabang-cabang yang tidak produktif, cabang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Berdasarkan data Badan Meteorologi dan Geofisika Darmaga, Bogor (Tabel Lampiran 1) curah hujan selama bulan Februari hingga Juni 2009 berfluktuasi. Curah hujan terendah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 7 bulan pada bulan Mei sampai bulan Desember 2015 di kebun salak Tapansari, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Salak yang

Lebih terperinci

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida, PEMBAHASAN PT National Sago Prima saat ini merupakan perusahaan satu-satunya yang bergerak dalam bidang pengusahaan perkebunan sagu di Indonesia. Pengusahaan sagu masih berada dibawah dinas kehutanan karena

Lebih terperinci

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: 13 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di sentra produksi manggis di Desa Mulang Maya, Kecamatan Kota Agung, Kabupaten Tanggamus, Lampung. Penelitian berlangsung pada akhir Bulan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Lahan Bekas Tambang Lahan bekas tambang pasir besi berada di sepanjang pantai selatan desa Ketawangrejo, Kabupaten Purworejo. Timbunan-timbunan pasir yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 21 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Intensitas Serangan Hama Penggerek Batang Padi (HPBP) Hasil penelitian tingkat kerusakan oleh serangan hama penggerek batang pada tanaman padi sawah varietas inpari 13

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pasca Panen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. panennya menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata (hasil analisis disajikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. panennya menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata (hasil analisis disajikan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kadar Air Berdasarkan analisis varian satu jalur terhadap variabel kadar air biji sorgum yang berasal dari posisi yang berbeda pada malai sorgum disetiap umur panennya menunjukkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Selama penelitian berlangsung suhu udara rata-rata berkisar antara 25.1-26.2 o C dengan suhu minimum berada pada bulan Februari, sedangkan suhu maksimumnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut: Tanaman okra merupakan tanaman terna tahunan dengan batang yang tegak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut: Tanaman okra merupakan tanaman terna tahunan dengan batang yang tegak. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Okra (Abelmoschus esculentus L.) Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Malvales Famili

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam terhadap pertumbuhan jagung masing-masing menunjukan perbedaan yang nyata terhadap tinggi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. WARNA KULIT BUAH Selama penyimpanan buah pisang cavendish mengalami perubahan warna kulit. Pada awal pengamatan, buah berwarna hijau kekuningan dominan hijau, kemudian berubah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN 15 Keadaan Umum Penelitian ini dilaksanakan di kebun buah naga di Desa Bojongkoneng, Bukit Sentul. udara rata-rata bulanan kawasan permukiman Bukit Sentul berdasarkan hasil pengukuran

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Berdasarkan hasil analisis tanah di Laboratorium Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Institut Pertanian Bogor, tanah yang digunakan sebagai media tumbuh dikategorikan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah diameter batang setinggi dada ( DBH), tinggi total, tinggi bebas cabang (TBC), dan diameter tajuk.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Buah labu kuning atau buah waluh (Jawa Tengah), labu parang (Jawa Barat),

TINJAUAN PUSTAKA. Buah labu kuning atau buah waluh (Jawa Tengah), labu parang (Jawa Barat), 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Buah Waluh Buah labu kuning atau buah waluh (Jawa Tengah), labu parang (Jawa Barat), pumpkin (Inggris) merupakan jenis buah sayur-sayuran yang berwarna kuning dan berbentuk lonjong

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penilitan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penilitan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Jatibarang, Indramayu dan Laboratorium Pascapanen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor. Penelitian

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengemasan Buah Nanas Pada penelitian ini dilakukan simulasi transportasi yang setara dengan jarak tempuh dari pengumpul besar ke pasar. Sebelum dilakukan simulasi transportasi,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Susut Bobot Susut bobot merupakan salah satu faktor yang mengindikasikan penurunan mutu buah. Muchtadi (1992) mengemukakan bahwa kehilangan bobot pada buah-buahan yang disimpan

Lebih terperinci

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Objek yang digunakan pada penelitian adalah tanaman bangun-bangun (Coleus amboinicus, Lour), tanaman ini biasa tumbuh di bawah pepohonan dengan intensitas cahaya yang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi Tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan yang telah diperoleh terhadap tinggi tanaman cabai setelah dilakukan analisis sidik ragam (lampiran 7.a) menunjukkan bahwa pemberian pupuk

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SUSUT BOBOT Susut bobot merupakan salah satu faktor yang mengindikasikan mutu tomat. Perubahan terjadi bersamaan dengan lamanya waktu simpan dimana semakin lama tomat disimpan

Lebih terperinci

Pengaruh Aplikasi Kalsium terhadap Getah Kuning pada Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

Pengaruh Aplikasi Kalsium terhadap Getah Kuning pada Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Pengaruh Aplikasi Kalsium terhadap Getah Kuning pada Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) The Effect of Calcium Application on Gamboge in Mangosteen Fruit (Garcinia mangostana L.) Indah Wulandari 1 dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman apel berasal dari Asia Barat Daya. Dewasa ini tanaman apel telah menyebar di seluruh dunia. Negara penghasil utama adalah Eropa Barat, negaranegara bekas Uni Soviet, Cina,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat III. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian mengenai kajian semi-cutting dan pelilinan terhadap beberapa parameter mutu buah manggis (Garciana mangostana L.) selama penyimpanan dingin dilaksanakan

Lebih terperinci

PENGARUH APLIKASI DOLOMIT TERHADAP GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS

PENGARUH APLIKASI DOLOMIT TERHADAP GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS Makalah Seminar Departemen Agronomi dan Hortikultura PENGARUH APLIKASI DOLOMIT TERHADAP GETAH KUNING PADA BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) The Effect of Dolomite Aplication on Gamboge in Mangosteen

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Manggis dan Syarat Tumbuh Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan

Lebih terperinci

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan hasil sidik ragam

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan hasil sidik ragam IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Vegetatif 1. Tinggi tanaman Tinggi tanaman merupakan salah satu parameter pertumbuhan yang menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Tanaman Sorgum Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas dan daerah beriklim sedang. Sorgum dibudidayakan pada ketinggian 0-700 m di

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sidik Ragam Luas Daun (cm) pada Pengamatan I ( 14 hst )

Lampiran 1. Sidik Ragam Luas Daun (cm) pada Pengamatan I ( 14 hst ) Lampiran 1. Sidik Ragam Luas Daun (cm) pada Pengamatan I ( 14 hst ) Lokasi 2 61.64 30.82 620.53 ** 5.14 10.92 Ulangan*lokasi 6 0.30 0.05 2.19 tn 2.66 4.01 Varietas 3 82.17 27.39 1,206.65 ** 3.16 5.09 Varietas*lokasi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitian pendahuluan diawali dengan melakukan uji terhadap buah salak segar Padangsidimpuan. Buah disortir untuk memperoleh buah dengan kualitas paling

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas 24 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari bulan September 2012 sampai bulan Januari 2013. 3.2 Bahan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Secara umumm planlet anggrek Dendrobium lasianthera tumbuh dengan baik dalam green house, walaupun terdapat planlet yang terserang hama kutu putih Pseudococcus spp pada

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penanaman dilakukan pada bulan Februari 2011. Tanaman melon selama penelitian secara umum tumbuh dengan baik dan tidak ada mengalami kematian sampai dengan akhir penelitian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Pengamatan karakter fisik serta pengamatan mutu kimia buah manggis dilakukan di Laboratorium Pasca Panen, analisis senyawa fenol dan aktivitas antioksidan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

Hasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan

Hasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan IV. Hasil dan pembahasan A. Pertumbuhan tanaman 1. Tinggi Tanaman (cm) Ukuran tanaman yang sering diamati baik sebagai indikator pertumbuhan maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian 24 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai dengan bulan April 2012, di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi tanaman jagung hibrida

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi tanaman jagung hibrida 20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1.Tinggi Tanaman Hasil pengamatan dan analisis sidik ragam tinggi tanaman jagung hibrida pada umur 28 dan 45 HST (lampiran 1), bahwa F-hitung lebih besar

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilakukan di Desa Dukuh Asem, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka pada tanggal20 April sampai dengan 2 Juli 2012. Lokasi percobaan terletak

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Percobaan studi populasi tanaman terhadap produktivitas dilakukan pada dua kali musim tanam, karena keterbatasan lahan. Pada musim pertama dilakukan penanaman bayam

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan sebagai berikut, Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Sub-divisi: Angiospermae,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat lebih kurang 25 meter di atas permukaan laut.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Suhu ruangan selama pelaksanaan penelitian ini berkisar 18-20 0 C. Kondisi suhu ini baik untuk vase life bunga potong, karena kisaran suhu tersebut dapat memperlambat

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pengamatan Buah per Tandan. Perkembangan ini dapat dilihat dari beberapa indikator seperti jumlah buah,

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pengamatan Buah per Tandan. Perkembangan ini dapat dilihat dari beberapa indikator seperti jumlah buah, 20 IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pengamatan Buah per Tandan Salah satu ciri perkembangan pada buah yang baik yaitu ditentukan bertambahnya volume dan biomassa selama proses tersebut berlangsung.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi Tanaman sawi (Brassica juncea L.) masih satu keluarga dengan kubis-krop, kubis bunga, broccoli dan lobak atau rades, yakni famili cruciferae (brassicaceae) olek karena

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Desa Negara Ratu Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Januari 2016 di kebun salak Tapansari, Candibinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Luas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan di Unit Lapangan Pasir Sarongge, University Farm IPB yang memiliki ketinggian 1 200 m dpl. Berdasarkan data yang didapatkan dari Badan Meteorologi

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Peubah yang diamati dalam penelitian ini ialah: tinggi bibit, diameter batang, berat basah pucuk, berat basah akar, berat kering pucuk, berak kering akar, nisbah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit yang dikutip dari Pahan (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermeae Ordo : Monocotyledonae

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA BUDIDAYA TANAMAN DURIAN Dosen Pengampu: Rohlan Rogomulyo Dhea Yolanda Maya Septavia S. Aura Dhamira Disusun Oleh: Marina Nurmalitasari Umi Hani Retno

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Keadaan Umum Penelitian Tanah yang digunakan pada penelitian ini bertekstur liat. Untuk mengurangi kelembaban tanah yang liat dan menjadikan tanah lebih remah, media tanam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi Linneus yang terdapat dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN UMUM Penetapan Status Kecukupan Hara N, P dan K pada Bibit Duku

PEMBAHASAN UMUM Penetapan Status Kecukupan Hara N, P dan K pada Bibit Duku PEMBAHASAN UMUM Penelitian ini secara umum bertujuan untuk membangun model pemupukan tanaman duku berdasarkan analisis daun dan mempelajari kategori tingkat kecukupan hara pada bibit duku. Cara membangun

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 III. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Sifat Kimia dan Fisik Latosol Darmaga Sifat kimia dan fisik Latosol Darmaga yang digunakan dalam percobaan ini disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Sifat Kimia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Paprika Tanaman paprika (Capsicum annum var. grossum L.) termasuk ke dalam kelas Dicotyledonae, ordo Solanales, famili Solanaceae dan genus Capsicum. Tanaman paprika merupakan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Agustus 2013 sampai Oktober

Lebih terperinci

Ca(OH) 2-3(3) CaCl 2-1(3) CaCl 2-3(2) JALAN

Ca(OH) 2-3(3) CaCl 2-1(3) CaCl 2-3(2) JALAN LAMPIRAN 36 U Lampiran 1. Denah Lokasi Penelitian T B Lereng Atas Blok 3 Kontrol-(3) Ca(OH) 2-2(3) Ca(OH) 2-3(3) Ca(OH) 2-1(3) S CaCl 2-3(3) CaCl 2-1(3) CaCl 2-2(3) Ca(OH) 2-3(2) Ca(OH) 2-1(2) Kontrol-(2)

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Percobaan

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Percobaan 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Percobaan Percobaan dilakukan di dusun Dukuh Asem, Kelurahan Sindang Kasih, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka. Pada percobaan ini, digunakan dua varietas bersari

Lebih terperinci

4. HASIL PENELITIAN 4.1. Pengamatan Selintas Serangan Hama dan Penyakit Tanaman Keadaan Cuaca Selama Penelitian

4. HASIL PENELITIAN 4.1. Pengamatan Selintas Serangan Hama dan Penyakit Tanaman Keadaan Cuaca Selama Penelitian 4. HASIL PENELITIAN Hasil pengamatan yang disajikan dalam bab ini diperoleh dari dua sumber data pengamatan, yaitu pengamatan selintas dan pengamatan utama. 4.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah Dramaga, keadaan iklim secara umum selama penelitian (Maret Mei 2011) ditunjukkan dengan curah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Suhu min. Suhu rata-rata

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Suhu min. Suhu rata-rata BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengamatan Selintas 4.1.1. Keadaan Cuaca Lingkungan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman sebagai faktor eksternal dan faktor internalnya yaitu genetika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Data penelitian yang diperoleh pada penelitian ini berasal dari beberapa parameter pertumbuhan anakan meranti merah yang diukur selama 3 bulan. Parameter yang diukur

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi Bibit (cm) Dari hasil sidik ragam (lampiran 4a) dapat dilihat bahwa pemberian berbagai perbandingan media tanam yang berbeda menunjukkan pengaruh nyata terhadap tinggi

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005 PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN Malang, 13 Desember 2005 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Kondisi lingkungan tumbuh yang digunakan pada tahap aklimatisasi ini, sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan planlet Nepenthes. Tjondronegoro dan Harran (1984) dalam

Lebih terperinci

BALITSA & WUR the Netherlands,

BALITSA & WUR the Netherlands, BALITSA & WUR the Netherlands, 2014 1 PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) PADA BUDIDAYA KENTANG SECARA PREVENTIF Pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) atau hama dan penyakit berdasarkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan 10 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Percobaan Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Babakan Sawah Baru, Darmaga Bogor pada bulan Januari 2009 hingga Mei 2009. Curah hujan rata-rata dari bulan Januari

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan di lahan kering dengan kondisi lahan sebelum pertanaman adalah tidak ditanami tanaman selama beberapa bulan dengan gulma yang dominan sebelum

Lebih terperinci