MELAKSANAKAN TES/ PEMERIKSAAN UNTUK MENGECEK KUALITAS GAR.OO

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR GARMEN MENGIKAT POTONGAN POTONGAN PAKAIAN 1 GAR BUKU INFORMASI

MENYIAPKAN TEMPAT UNTUK PEMASANGAN KANCING GAR.OO

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

MEMERIKSA SISTEM KEMUDI OTO.KR

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL

001A SDM. MENGIKUTI PROSEDUR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DITEMPAT KERJA Follow defined OH&S policies in the workplace

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

SMK MUHAMMADIYAH 5 BABAT Jl. Rumah Sakit No Telp (0322) web-site:

THE FACTORY ORGANISATION

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI PENYELIA PROSES PEMBUATAN PAKAIAN

MENJAHIT PAKAIAN 1 GAR.OO

MENGELAS DENGAN PROSES PENGELASAN BUSUR BERPERISAI (SAW) LOG.OO

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG PEMASANGAN BATA DAN KUSEN F.45...

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI

MENGIMPLEMENTASIKAN KOMPONEN- KOMPONEN SISTEM TIK.JK

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F l 08 05

JUDUL UNIT : Memeriksa, Merawat dan Memperbaiki Peralatan

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

MENERAPKAN PROSEDUR- PROSEDUR MUTU LOG.OO

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN SOP Setting Mesin 2. SOP Langkah Kerja 3. SOP Pemeriksaan 4. Flowchart Prosedur Usulan di Lantai Produksi

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata. Pembuatan Pasangan Bata Dekoratif F.45 TPB I 08

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI JURU UKUR SEISMIK

BAB 2 LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENGANTAR BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan... 13

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG TUKANG BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG MANDOR PEKERJAAN TANAH

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

MENGUKUR, MELETAKKAN DAN MEMOTONG PAKAIAN SESUAI DENGAN PESANAN GAR.OO

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1

BAB I PENDAHULUAN. digunakan pula untuk berbagai kebutuhan lain. pakaian jadi pria, wanita maupun anak-anak dengan ukuran pemakaian kain

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

BAB IV OPERASIONAL AUDIT ATAS FUNGSI PRODUKSI PADA CV ENDANG AJI TRADING

MEMELIHARA/SERVIS SISTEM A/C (AIR CONDITIONER) OTO.KR

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PENUNJANG

BAB II PRODUK DAN JASA

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F l 08 05

BAB II. bidang pembuatan pakaian tidur orientasi ekspor, yang didirikan pada tanggal 10

BAB IV HASIL PENELITIAN. Setelah melakukan penelitian pada Tunas Den s yang berlokasi di jalan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

INFORMASI DAN SPESIFIKASI

Program Kerja Review dan Pengujian atas Bagian Produksi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. PD. Sandang Jaya merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam

DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I.

BAB I PENDAHULUAN. tahapan tersebut diperlukan suatu pengendalian terhadap kualitas.

DAFTAR ISI. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI POLITEKNIK ATI PADANG

Identifikasi dan Penerapan Norma, Standar, Pedoman, Kriteria dalam Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota

GAMBARAN UMUM PROFIL PERUSAHAAN

MENDESAIN DAN MEMBANGUN SERVER TIK.JK

SUB BIDANG KONSTRUKSI

JUDUL UNIT : Membuat dan Merealisasikan Rancangan Pencahayaan

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

Flow chart Deskripsi 1. Data order/ permintaan konsumen. Bagian order kain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PERALATAN TENAGA LISTRIK SUB-BIDANG PENUNJANG

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA BUKU PENILAIAN

Penerapan skema sertifikasi produk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Data Umum Perusahaan. PT. Rapico Busana Permata Indah didirikan pada tahun 1983 yang

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERSIAPAN

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata PEMBUATAN PASANGAN BATA LENGKUNG F.45 TPB I 07

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 30 Tahun 2009 TANGGAL : 30 September

SUB BIDANG PEMELIHARAAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MENERAPKAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA H

Bab I - Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

PERUMUSAN DOKUMEN TEKNIS PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

DAFTAR ISI. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

MELAKUKAN PERBAIKAN RINGAN PADA RANGKAIAN/SISTEM KELISTRIKAN OTO.KR

Lomba Kompetensi Siswa Tingkat Nasional ke-26 Mataram Nusa Tenggara Barat 2018

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP T.A. 2015/2016 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

Lampiran 1 Pembagian tugas untuk teknisi. I. Mesin pada PT BSC Kyra Boga : 4 Mesin manual penggulungan. 3 Mesin pembuat cream

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan

MEMASANG RANGKA DAN PENUTUP PLAFON

BAB V PENUTUP. pada perusahaan UKM Dian Rubber Semarang adalah sebagai berikut: a. Pemilahan sesuai dengan frekuensi (rendah, sedang, tinggi)

LAYANAN PBM LABORATORIUM M. Bruri Triyono (Pelatihan Tenaga Teknisi PT/SMK)

BAB IV PEMBAHASAN. Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam

3.1.1 Sejarah Perusahaan

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

KODE UNIT KOMPETENSI INA

Transkripsi:

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR GARMEN MELAKSANAKAN TES/ PEMERIKSAAN UNTUK MENGECEK KUALITAS BUKU INFORMASI DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.51 Lt.7.B Jakarta Selatan

DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENGANTAR... 3 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi... 3 1.2. Penjelasan Modul... 3 1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC)... 4 1.4. Pengertian-pengertian Istilah... 5 BAB II STANDAR KOMPETENSI... 6 2.1. Peta Paket Pelatihan... 6 2.2. Pengertian Unit Standar... 6 2.3. Unit Kompetensi yang Dipelajari... 7 2.3.1. Judul Unit... 7 2.3.2. Kode Unit... 7 2.3.3. Deskripsi Unit... 7 2.3.4. Elemen Kompetensi... 8 2.3.5. Kriteria Unjuk Kerja... 8 2.3.6. Batasan Variabel... 8 2.3.7. Panduan Penilaian... 9 2.3.8. Kompetensi Kunci... 12 BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN... 13 3.1. Strategi Pelatihan... 14 3.2. Metode Pelatihan... 15 BAB IV MATERI UNIT KOMPETENSI... 15 4.1. Menyiapkan Tes... 15 a. Menyiapkan Alat... 15 b. Menyiapkan Bahan... 17 4.2. Melaksanakan Tes... 18 a. Melakukan standar pengujian pada baju... 18 b. Melakukan pengujian pada kain... 18 c. Melakukan pengujian pada accesories... 21 d. Melakukan pengujian pada Proses berjalan... 21 e. Melakukan pengujian pada proses akhir... 22 4.3 Menulis Laporan... 23 Halaman: 1 dari 25

BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI... 46 5.1. Sumber Daya Manusia... 46 5.2. Sumber-sumber Perpustakaan... 46 Halaman: 2 dari 25

BAB I PENGANTAR 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Apakah pelatihan berdasarkan kompetensi? Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar dapat melakukan pekerjaan dengan kompeten. Standar Kompetensi dijelaskan oleh Kriteria Unjuk Kerja. Apakah artinya menjadi kompeten ditempat kerja? Jika anda kompeten dalam pekerjaan tertentu, anda memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara efektif ditempat kerja, sesuai dengan standar yang telah disetujui. 1.2. Penjelasan Modul 1.2.1. Desain Modul Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual/mandiri : Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang pelatih. Pelatihan individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih. 1.2.1. Isi Modul a. Buku Informasi Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan. b. Buku Kerja Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktik baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri. Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi : Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi. Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktik kerja. Halaman: 3 dari 25

c. Buku Penilaian Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi : Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja. Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan. 1.2.1. Pelaksanaan Modul Pada pelatihan klasikal, pelatih akan : Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja. Pada Pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan : Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku Kerja. Memberikan jawaban pada Buku Kerja. Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja. Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih. 1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC) Apakah Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency). Jika anda telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, anda dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini (RCC). Berarti anda tidak akan dipersyaratkan untuk belajar kembali. Anda mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena anda telah a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan keterampilan yang sama atau b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama. Halaman: 4 dari 25

1.4. Pengertian-pengertian Istilah Profesi Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan. Standardisasi Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu. Penilaian / Uji Kompetensi Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan. Pelatihan Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari. Kompetensi Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut ditempat kerja untuk mwncapai unjuk kerja yang ditetapkan. Standar Kompetensi Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti. Sertifikat Kompetensi Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi. Sertifikasi Kompetensi Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji kompetensi. Halaman: 5 dari 25

BAB II STANDAR KOMPETENSI 2.1. Peta Paket Pelatihan Untuk mempelajari modul ini perlu membaca dan memahami modul-modul lain yang berkaitan diantaranya : 2.1.1. Memilih dan atau memodifikasi pola atau blok (GAR. OO01.001.01) 2.1.2. Menyesuaikan ukuran pola (GAR. OO01.002.01) 2.1.3. Membuat Marker 1 (GAR. OO01.003.01) 2.1.4. Membuat Marker 2 (GAR. OO01.004.01) 2.1.5. Meletakkan Bahan 1 (GAR. OO01.005.01) 2.1.6. Meletakkan Bahan 2 (GAR. OO01.006.01) 2.1.7. Mengikat Potongan-Potongan Pakaian 1 (GAR. OO01.007.01) 2.1.8. Menggabungkan Tiket dan Label dengan Potongan-Potongan Pakaian 1 (GAR. OO01.008.01) 2.1.9. Menjahit Pakaian 1 (GAR. OO01.009.01) 2.1.10. Menjahit Pakaian 2 (GAR. OO01.010.01) 2.1.11. Mengerjakan Pengepresan 1 (GAR. OO01.011.01) 2.1.12. Mengerjakan Pengepresan 2 (GAR. OO12.001.01) 2.1.13. Mengerjakan Penyelesaian 1 (GAR. OO01.013.01) 2.1.14. Mengerjakan Penyelesaian 2 (GAR. OO01.014.01) 2.1.15. Menyiapkan Tempat Untuk Pemasangan Kancing (GAR. OO01.015.01) 2.1.16. Menyelesaikan Penggabungan Pakaian dengan Alat (bukan Mesin Jahit) (GAR. OO01.016.01) 2.1.17. Mengukur, Meletakkan dan Memotong Pakaian Menurut Pesanan (GAR. OO01.017.01) 2.1.18. Menggabungkan dan Mengepas Pakaian Menurut Pesanan (GAR.OO01.018.01) 2.1.19. Menerapkan Standar (GAR. OO01.019.01) 2.1.20. Melaksanakan Tes/ Pemeriksaaan Untuk Mengecek Produk (GAR.OO01.020.01) 2.1.21. Mengikuti Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Tempat Kerja (GAR.OO01.021.01) 2.1.22. Mengkoordinasi Kerja Tim/ Seksi (GAR.OO01.022.01) 2.1.23. Bekerja Dalam Lingkungan Tim (GAR.OO01.023.01) 2.1.24. Melakukan Pemeliharaan Kecil (GAR.OO01.024.01) 2.2. Pengertian Unit Standar Apakah Standar Kompetensi? Setiap Standar Kompetensi menentukan : a. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai kompetensi. b. Standar yang diperlukan untuk mendemonstrasikan kompetensi. c. Kondisi dimana kompetensi dicapai. Halaman: 6 dari 25

Apa yang akan Anda pelajari dari Unit Kompetensi ini? Anda akan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan dipersyaratkan untuk Menerapkan prosedur-prosedur mutu. Berapa lama Unit Kompetensi ini dapat diselesaikan? Pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam keterampilan tertentu. Berapa banyak/kesempatan yang Anda miliki untuk mencapai kompetensi? Jika Anda belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih Anda akan mengatur rencana pelatihan dengan Anda. Rencana ini akan memberikan Anda kesempatan kembali untuk meningkatkan level kompetensi Anda sesuai dengan level yang diperlukan. Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali. 2.3. Unit Kompetensi yang Dipelajari Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat : mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan. mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan. memeriksa kemajuan peserta pelatihan. menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan criteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian. 2.3.1. Judul Unit Melaksanakan Tes/ Pemeriksaaan Untuk Mengecek Produk 2.3.2. Kode Unit GAR.OO01.020.01 2.3.3. Deskripsi Unit Unit ini berhubungan dengan pengawasan atau pengujian bahan mentah melalui berbagai produk selama proses produksi. Halaman: 7 dari 25

Bidang : Kelompok Bobot Unit : 0 Unit Prasyarat : ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA KOMPETENSI 01. Menyiapkan tes 1.1 Bahan dan contoh yang sesuai dipilih sesuai dengan kualitas dan prosedur perusahaan. 1.2 Peralatan dipilih, disiapkan dan ditentukan kalibrasinya sesuai kebutuhan. 02. Melaksanakan tes unjuk kerja/ pengawasan 03. Mencatat dan melaporkan hasil. BATASAN VARIABEL 2.1 Contoh diuji dicobakan dengan standar yang telah ditentukan sesuai dengan standar kualitas yang diinginkan dengan memakai prosedur pengetesan yang telah ditentukan. 2.2 Dilakukan pemeriksaan sesuai dengan prosedur perusahaan. 3.1 Data yang telah dikumpulkan dikonversikan kedalam format yang sesuai untuk penelaahan. 3.2 Hasilnya dilaporkan sesuai dengan prosedur perusahaan dan nasehat/masukan yang sesuai. 3.3 Hasil dicatat/disimpan sesuai dengan persyaratan perusahaan. 1. Konteks umum 1.1 Pekerjaan meliputi pengujian atau pengawasan secara berkala terhadap bahan mentah atau produk yang telah diselesaikan sebagai bagian dari proses produksi. 1.2 Pemilihan secara terbatas, inisiatif dan penilaian didemonstrasikan pada pekerjaannya sendiri, baik secara individu maupun dalam tim. 1.3 Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan persyaratan tetap, persyaratan asuransi organisasi, peraturan keselamatan dan kesehatan kerja, prosedur penanganan secara manual dan peraturan kesehatan yang sesuai. 2. Lingkungan kerja meliputi 2.1 Pekerjaan mungkin dilakukan pada produksi berskala besar maupun skala kecil. 2.2 Pekerjaan dilaksanakan dalam berbagai lingkungan seperti: kegiatan operasional di tempat kerja, ruangan yang terlarang, kontrol bahaya atau kondisi yang dimunculkan. 2.3 Bidang produksi garmen meliputi: Halaman: 8 dari 25

2.3.1 Produksi Tekstil.. 2.3.2 Produksi pakaian 2.3.3 Produksi sepatu/sandal 2.3.4 Pemrosesan wol pada tahap awal. 2.3.5 Pemintalan kapas. 2.3.6 Produksi kulit. 2.3.7 Pemintalan dan produksi topi 2.3.8 Produksi Kanvas dan layar 2.3.9 Pengoperasian pencucian/ laundry. 2.3.10 Pengoperasian pembersihan secara kering. 2.4 Produk/bahan yang sesuai dengan jenis sektor garmen/ perhatian perusahaan. 2.5 Semua pengawasan atau pengujian ditunjukkan sesuai dengan keberadaan perusahaan serta prosedur kualitas. 2.6 Pengujian/pengawasan mungkin meliputi, tetapi tidak terbatas pada: pengecekan secara visual, pencocokan warna, penakaran, pengukuran tingginya/beratnya/ketebalannya, pengukuran tingkat kelembaban, pengukuran kecepatan penggosokan, tingkat elastisitas, pemakaian, pecah, warna, mengkilap, kehalusan, penanganan, tekstur, kecepatan lunturnya warna, kecepatan panas, sifat peregangan, fleksibilitas dan sebagainya. 2.7 Pengujian/pengawasan peralatan meliputi tujuan dibangun, dan pengujian/pengawasan perlengkapan secara umum yang sesuai dengan persyaratan khusus. 2.8 Penentuan adanya bahan kimia, bahaya atau hal-hal lain yang membahayakan. 2.9 Pencatatan data, baik menggunakan komputer maupun secara manual. 2.10 Hubungan dengan departemen lain. 3. Sumber informasi atau dokumen meliputi 3.1 Petunjuk dan spesifikasi peralatan pabrik. 3.2 Spesifikasi dan prosedur organisasi kerja. 3.3 Orang-orang dari dalam organisasi atau luar organisasi. 3.4 Referensi manual. 3.5 Instruksi kerja 4. Konteks tempat kerja meliputi 4.1 Prosedur dan praktek kerja organisasi yang sesuai dengan pengawasan secara berkala dan atau pengujian bahan dan kain. 4.2 Kondisi pelayanan, peraturan serta perjanjian industri termasuk. 4.3 Praktek standar kerja termasuk penyimpanan, penanganan keselamatan dan pembuangan bahan kimia. 4.4 Kegiatan pelaporan meliputi komunikasi verbal dan tertulis sesuai dengan prosedur dan kebijakan organisasi. Halaman: 9 dari 25

4.5 Komunikasi bisa lisan, tertulis ataupun visual dan dapat berisi data yang sederhana. 4.6 Bertanggungjawab pada pemeliharaan kualitas kerja yang diperlukan untuk memberikan sumbangan pada peningkatan kualitas pada hasil seksi maupun tim. 4.7 Keselamatan, lingkungan, kerapihan dan kualitas seperti yang telah ditentukan oleh mesin /peralatan perusahaan, peraturan penguasa dan perusahaan. 5. Peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dapat dimasukkan 5.1 Peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai dengan kegiatan di tempat kerja. 5.2 Peraturan kompensasi pegawai. 5.3 Peraturan pengamanan lingkungan PANDUAN PENILAIAN 1. Aspek-aspek bukti kritis yang perlu diperhatikan 1.1 Pengujian harus tepat sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan untuk: 1.1.1 Persyaratan penentuan/klarifikasi. 1.1.2 Menyeleksi contoh bahan yang cocok. 1.1.3 Meyakinkan bahwa mesin di setel, disesuaikan dan dioperasikan dengan benar. 1.1.4 Melakukan pengawasan kualitas atau contoh pengujian 1.1.5 Menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan di tempat kerja pada pengoperasian pekerjaan. 1.1.6 Hasil dicatat dan dilaporkan dengan tepat. 2. Pengujian setiap unit yang saling terkait 2.1 Unit ini tidak perlu diujikan bersamaan dengan unit lain dan dapat dilakukan secara terpisah 3. Pengetahuan dan keterampilan yang dipersyaratkan 3.1 Pengetahuan utama: 3.1.1 Sejumlah proses pengawasan dan pengujian. 3.1.2 Sejumlah pengujian peralatan dan pengoperasiannya 3.1.3 Persyaratan pembentukan dan penyesuaian 3.1.4 Sifat-sifat bahan. 3.1.5 Prosedur pencatatan dan pelaporan. 3.1.6 Persyaratan kualitas. 3.1.7 Aspek-aspek keselamatan dan lingkungan yang sesuai dengan proses pengujian. 3.1.8 Peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai, kode etik, kebijakan dan prosedur. Halaman: 10 dari 25

3.2 Keterampilan utama: 3.2.1 Menerjemahkan data teknis. 3.2.2 Membuat dan mengoperasikan peralatan tes. 3.2.3 Contoh pengujian dan analisa. 3.2.4 Menerapkan semua praktek keselamatan yang sesuai. 3.2.5 Berkomunikasi secara efektif dengan orang-orang di lingkungan perusahaan. 3.2.6 Memelihara catatan kerja atau hasil tes yang akurat. 3.2.7 Menerjemahkan dan menerapkan prosedur yang ada. 3.2.8 Dokumentasi, pengujian dan pemindahan informasi 4. Implikasi sumber 4.1 Pengaksesan diperlukan untuk situasi simulasi yang cocok meliputi pengujian atau pengawasan dari produk dan bahan, termasuk bidang kerja, bahan, mesin/peralatan, dan informasi pada instruksi dan spesifikasi pabrik, dokumentasi program penjadwalan, peraturan dan prosedur keselamatan yang sesuai, standar kualitas, dan prosedur organisasi 5. Konsistensi kinerja 5.1 Menerapkan pengetahuan dan keterampilan utama bila: 5.1.1 Menyelesaikan tugas-tugas. 5.1.2 Mengorganisasikan kerja. 5.1.3 Mengidentifikasi peningkatan. 5.1.4 Menerapkan peringatan keselamatan sesuai dengan tugas. 5.1.5 Menguji kemampuan peralatan yang ditentukan dan proses kerja. 5.2 Menunjukkan bukti penerapan yang sesuai dengan prosedur tempat kerja meliputi: 5.2.1 Kebijakan dan prosedur bahaya termasuk kode etik. 5.2.2 Prosedur dan instruksi kerja. 5.2.3 Prosedur kualitas (bila ada). 5.2.4 Prosedur keamanan. 5.2.5 Sampah, polusi dan proses penanganan daur ulang. 5.3 Mengambil tindakan cepat, kecelakaan dan kejadian dilaporkan sesuai dengan persyaratan tetap dan prosedur perusahaan. 5.4 Memperhatikan dan beradaptasi dengan tepat terhadap perbedaan budaya di tempat kerja, termasuk sikap dan instruksi antar staf dan orang lain. 5.5 Pekerjaan diselesaikan secara sistematis dengan perhatian mendetil tanpa merusak barang, peralatan atau manusia. Halaman: 11 dari 25

6. Konteks pengujian 6.1 Ujian dapat dilaksanakan di lingkungan kerja atau simulasi yang sesuai. 6.2 Kompetensi harus didemonstrasikan dengan sejumlah pengujian/pengawasan proses dan peralatan industri, dengan memuaskan untuk meyakinkan ketetapan pada pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan KOMPETENSI KUNCI NO KOMPETENSI KUNCI TINGKAT 1. Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa Informasi 2. Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 3. Merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktvfitas 4. Bekerja dengan orang lain dan kelompok 2 5. Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 6. Memecahkan masalah 2 2 2 2 1 7. Menggunakan teknologi 2 Kompetensi kunci dibagi dalam tiga tingkatan kemampuan Tingkatan 1 Melaksanakan kegiatan Tingkatan 2 Mengelola kegiatan Tingkatan 3 Mengevaluasi dan melaksanakan proses perubahan Halaman: 12 dari 25

BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN 3.1. Strategi Pelatihan Belajar dalam suatu sistem Berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang sedang diajarkan di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung jawab terhadap belajar Anda sendiri, artinya bahwa Anda perlu merencanakan belajar Anda dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Persiapan/perencanaan a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda. b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca. c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah anda miliki. d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Anda. Permulaan dari proses pembelajaran a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada tahap belajar. b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan Anda. Pengamatan terhadap tugas praktik a. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh Pelatih atau orang yang telah berpengalaman lainnya. b. Mengajukan pertanyaan kepada Pelatih tentang konsep sulit yang Anda temukan. Implementasi a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman. b. Mengamati indicator kemajuan personal melalui kegiatan praktik. c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh. Penilaian Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda. 3.2. Metode Pelatihan Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan. Halaman: 13 dari 25

Belajar secara mandiri Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar. Belajar Berkelompok Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk dating bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, Pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja. Belajar terstruktur Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topic tertentu. Halaman: 14 dari 25

BAB IV MATERI UNIT KOMPETENSI Melaksanakan Tes/ Pemeriksaan untuk Mengecek produk. 4.1 Menyiapkan Tes a. Persiapan Alat dan bahan pembanding Seorang tenaga pengendali (Quality Control) harus selalu mengacu pada standard yang telah ditetapkan oleh pihak pembeli. Oleh sebab itu dalam melakukan pemeriksaan mereka harus senantiasa memegang prinsip Q MATCH (QUALITY MATCH). MATCH sendiri merupakan singkatan dari : Q = Quality M = Meet A = Agreed T = Term CH = Changes Artinya setiap produk/ output/ luaran dari setiap proses di bagian produksi harus sebanding dengan syarat-syarat yang telah disetujui oleh pihak pembeli beserta dengan perubahan-perubahan yang telah disetujui bersama antara pembeli dan produsen. Oleh sebab itu di dalam melakukan pemeriksaan seorang tenaga QC akan selalu mempunyai bahan pembanding yang telah disetujui oleh pembeli. Bahan pembanding ini bisa berupa : Model baju, contoh bahan, contoh warna, ukuranukuran, informasi-informasi lain yang diperlukan dimulai dari informasi-informasi yang terdapat dalam PO (Purchase Order)/ Contract Details, juga bila ada perubahan-perubahan yang datang selama dalam masa order sedang berjalan. Sebelum melakukan tes maka diperlukan persiapan, yakni menyiapkan bahan pembanding dan alat-alat tes yang diperlukan untuk keperluan pemeriksaan. Persiapan Bahan pembanding diantaranya : Contoh baju yang telah disetujui ( Sample approval ) Contoh Warna Yang telah disetujui ( Colour Swatch ) Contoh Kain/ benang ( Fabric Swatch ) Contoh Bahan pembantu ( Accessories sample ) Ukuran-ukuran ( Size Specification ) Informasi pengepakan ( Packing instruction ) Persiapan Alat alat pengujian (Tes), diantaranya : Light Box ( Lampu pemeriksa warna ) Crooping tools Timbangan Pita ukur Alat-alat lain yang diperlukan. Halaman: 15 dari 25

Contoh Alat Alat Pengujian : Light Box Neraca / Pita Ukur Untuk melakukan pemeriksaan terhadap warna bahan, diperlukan lampu khusus yang mempunyai beberapa jenis lampu yang berbeda yaitu : Lampu TL biasa, Lampu Neon dengan terang seperti jam 12 siang ( Day light ), Lampu dengan Ultra Violet, Lampu dengan Infra Red. Masing masing lampu tersebut dapat diaktifkan secara terpisah ataupun bersama-sama, tujuannya adalah untuk membandingkan apakah warnawarna yang dihasilkan dalam setiap lot (batch pencelupan) sama satu sama lain atau tidak. Timbangan Electric Timbangan ini diperlukan untuk menghitung berat kain (gramasi), biasanya kain akan dipotong seluas 100 cm 2, berupa kain yang dipotong bundar dengan alat Crooping, Timbangan ini mempunyai tingkat ketelitian s/d 1/100 gram, dan sangat sensitif oleh sebab itu biasanya ditutupi dengan kaca, agar tidak terpengaruh oleh hembusan angin sekalipun saat menimbang kain. Crooping Crooping adalah alat pemotong kain yang memiliki luas potong seluas 100 cm 2 dengan bentuk lingkaran, atau potongan kain dengan bentuk lingkaran dengan diameter = 11,287 cm. Crooping ini memiliki pisau yang diputar diatas bantalan karet. Neraca & Pita Ukur Neraca dipakai untuk mengetahui kekuatan tarik pada kain atau benang, sedang pita dipakai untuk mengukur garmen Halaman: 16 dari 25

Contoh Garmen yang telah disetujui : Sample Baju : Sample dapat berupa contoh baju yang sudah dibuat oleh produsen dan mendapat persetujuan oleh pembeli dalam hal model, perpaduan warna. Sample Accesories : Contoh dapat berupa label merek, kancing, tutup tarik (Zipper), benang, plastik pembungkus dll Sample Kain : Sample kain yang telah disetujui baik dalam hal gramasi, texture kain, kelembutan kain (Hand feel), motif/corak. Fabric Inspection Machine Mesin pemeriksa kain adalah mesin yang dipakai untuk memeriksa kain sebelum dipotong, dengan maksud memeriksa apakah ada cacat-cacat kain saat pembuatan bahan tersebut. Cacat yang dimaksud adalah cacat berupa : benang putus, nep, penumpukan benang ke arah horisontal/ vertikal dll. Catatan : Peralatan peralatan uji yang memerlukan kalibrasi harus dilakukan kalibrasi secara berkala pada departemen terkait, misalnya neraca, timbangan. b. Menyiapkan Bahan/ produk yang akan di tes. Pada prinsipnya pengendalian kualitas dilakukan dari proses awal, ketika sample dibuat dan dilakukan secara berurutan dari proses ke proses hingga barang tersebut akan dikirim/ di ekspor. Proses pemeriksaan biasanya dilakukan pada tahapan : Pembuatan sample garmen Pembuatan sample kain/ accesoris Kain/ accesories datang Proses- proses di produksi ( di bagian : Potong, jahit, finishing ) Saat akan di kirim. Sample-sample/ bahan uji dapat diambil pada tahap-tahap tersebut secara acak. Pada Pemeriksaan bahan kain sebelum potong biasanya dilakukan 100%. Untuk menghindari barang barang yang cacat. Karena di bagian potong inilah tanggung jawab dari kain akan langsung berada di tangan produsen, bila kain telah dipotong. Tetapi bila kain cacat maka masih bisa dikembalikan kepada pembuat kain. Halaman: 17 dari 25

4.2 Melaksanakan tes unjuk kerja / pengawasan a. Melakukan standar pengujian pada Model/ garmen : a.1. Proto/ salesman sample Proto sample adalah contoh baju yang dipergunakan untuk keperluan persetujuan model oleh pembeli. Biasanya saat pemeriksaan kita harus memperhatikan pada penjelasan tentang baju yang diberikan oleh pembeli (Deskripsi). Misal apakah baju tersebut lengan panjang atau pendek, bagaimana bentuk kerah, bagaimana bentuk lengkung lingkar lengan, menggunakan kancing/ tutup tarik atau tidak, ada kantong atau tidak, ada ragam hias (border/ printing) atau tidak dll. Melalui proto sample ini pembeli akan menilai pula cara kerja produsen, apakah dia bisa mengerjakan atau tidak. Oleh sebab itu penting sekali memeriksa contoh baju ini sebelum dikirim kepada pembeli. Sample ini akan menjadi gambaran awal tentang produsen. Pada tahap ini kemungkinan terjadi perubahan model masih mungkin terjadi, karena mungkin saja setelah pembeli mendapat sample tersebut akanmelakukan beberapa perbaikan. a.2. Sample Approval Bila Pembeli telah setuju dengan sample proto, maka tahap selanjutnya adalah sample yang akan dipakai untuk produksi masal, biasanya pada tahap ini sudah tidak ada lagi perubahan model. Biasanya pada tahap ini belum menggunakan bahan yang sebenarnya akan dipergunakan oleh produksi, tetapi menggunakan bahan yang tersedia di gudang produsen (Available fabric). a.3. Pre Production Sample Ketika Bahan utama/ kain telah datang maka dibuat sample awal produksi (PP Sample) yang menggunakan bahan yang sebenarnya akan digunakan dalam produksi masal. Pada tahap ini saple harus diperiksa karena berkaitan dengan kondisi real dari bahan yang akan dipakai. Apakah bahan itu mempunyai penyusutan/ mulur atau tidak. b. Melakukan pengujian pada kain b.1. Pengujian Warna Pengujian warna pada kain perlu dilakukan, karena dalam setiap lot pencelupan ada kemungkinan perbedaan warna (kapasitas mesin pencelupan terbatas). Misal bila kita mempunyai pesanan kain dengan warna tertentu sebanyak 10.000 yards, padahal sekali pencelupan sebuah mesin hanya mampu sekitar 400 yards, maka untuk 10.000 yards akan dilakukan pencelupan sebanyak 25 kali. Kemungkinan terjadinya perbedaan warna bisa terjadi karena perbedaan formula bahan pewarna mungkin berbeda, suhu Halaman: 18 dari 25

pencelupan berubah, lama waktu pencelupan berbeda, kualitas air, bahkan mungkin saja kualitas kain grey nya berbeda. Jadi pemeriksaan terhadap warna kain harus dilakukan. Gambar 1. Tenaga QC yang sedang melakukan pemeriksaan warna kain Proses pemeriksaan biasanya dilakukan dalam light Box yang memiliki lampu khusus. Lampu Neon TL biasa, dipergunakan pada saat kita memeriksa di dalam ruangan kerja, tetapi untuk melihat dengan jelas, maka kadang kita harus melihatnya dengan sinar yang cukup, yaitu dibawah sinar matahari jam 12, maka dari itu disimulasikan dalam light box dengan lampu neon dengan pencahayaan day light. Untuk membaca arah warna, kita tidak bisa melihat dengan mata telanjang, tetapi kita bisa menggunakan lampu-lanpu khusus yaitu lampu Ultra Violet atau Lampu Infra red. Sehingga bila ada 2 kain dengan warna yang sama, bila di taruh dibawah ke dua jenis lampu ini akan tetap berbeda bila arah warnanya berbeda. b.2. Pengujian Luntur (Colour fastness) Setiap garmen akan mendapat perlakuan pencucian, oleh sebab itu perlu dilakukan pengujian apakah warna tersebut tahan terhadap proses cuci atau tidak?, Untuk bahan-bahan tertentu akan dicuci dalam proses dengan suhu tertentu, maka warna tersebut harus tetap berthan (tidak luntur) sekalipun dikenai perlakuan cuci dengan suhu yang dipersyaratkan. Cara melakukan pengujian ini adalah : Memotong Kain sebesar minimal 30 X 30 Cm Melihat cara petunjuk cucian yang dibrikan oleh pihak pembeli, apakah boleh menggunakan bahan kimia, chlorine, boleh menggunakan mesin cuci, suhu pencucian,dll. Halaman: 19 dari 25

Perlakukan proses cuci seperti yang tercantum dalam label petunjuk cucian. Ambil Kondisi air dalam 2 gelas ukur dengan jumlah yang sama ( 1 gelas dipakai untuk mencuci, sedang 1 gelas digunakan senagai pembanding ). Bila setelah dicuci dengan kondisi tersebut warna air tidak berubah warna (mengikuti warna kain), maka kain tersebut tidak luntur. Biasanya tes luntur ini bisa juga dilakukan di laboratorium khusus yang ditunjuk oleh pihak pembeli. b.3. Pengujian susut/ mulur Pengujian susut dilakukan sebelum proses potong kain, untuk memeriksa apakah lebah kain berubah atau tidak, pada bahanbahan tertentu (terutama bila pada proses finishing kain tidak terlalu baik) akan terjadi penyusutan kain. Tentunya penyusutan kain akan berpengaruh pada ukuran pakaian. Untuk pakaian yang memerlukan ukuran yang pas, penyusutan kain akan berakibat fatal pada bentuk/ ukuran pakaian. Selain itu bila terjadi penyusutan maka hal ini akan berpengaruh pada pemakaian jumlah kain. Tidak jarang produsen harus melakukan perubahan marker, karena marker tidak sesuai lebarnya dengan kondisi kain yang menyusut. Cara melakukan test penyusutan kain adalah sbb : Memotong Kain sebesar minimal 40 X40 Cm Gambar Bujur sangkar dengan Ukuran 30X30 cm dengan spidol yang tahan air. Beri tanda kain arah lebar dan arah panjangnya Buat catatan lebar dan panjang kain (30X30 Cm) Melihat cara petunjuk cucian yang dibrikan oleh pihak pembeli, apakah boleh menggunakan bahan kimia, chlorine, boleh menggunakan mesin cuci, suhu pencucian, cara gosok, suhu gosok dll. Perlakukan proses cuci dan gosok seperti yang tercantum dalam label petunjuk cucian. Bila setelah dicuci dan digosok, ambil kain itu dan letakan dalam ke adaan normal diatas meja. Kemudian diukur arah panjang dan lebar kain. Bila terjadi perubahan panjang & lebar kain, hal tersebut menunjukan penyusutan/ mulur kain. Catat kembali : Lebar dan panjang bujur sangkar setelah proses tersebut. Catatan : Pengukuran selalu dilakukan pada garis bagian dalam baik sebelum dan sesudah proses. Halaman: 20 dari 25

b.4. Pengujian Gramasi kain Tebal tipis suatu bahan, terutama untuk bahan-bahan kain rajut ditentukan oleh gramasinya. Gramasi ini dipakai pula sebagai patokan untuk pemesanan kain. Pembeli menentukan gramasi kain dikarenakan, pembeli menyesuaikan dengan kondisi cuaca, perasaan (Feeling) yang diberikan bahan dengan ketebalan tertentu/ berat tertentu dalam suatu luas tertentu. Gramasi di hitung dengan menggunakan alat crooping, untuk mendapatkan kain seluas 100 cm2. Cara pengujian gramasi adalah sbb : Ambil Kain yang akan diuji Potong dengan alat crooping Taruh hasil potongan dalam timbangan elektrik yang mempunyai tingkat ketelitian minimal 1/100 gram Bila didalam timbangan menunjukan 2,75 gram maka hal itu menunjukan bahwa dalam 100 cm2 berat kain tersebut adalah 2,75 gram. Bila kita konversikan ke 1 m2, maka berat kain tersebut menjadi 275 gram/m2. b.5. Pengujian Cacat kain Pengujian kain pada mesin pemeriksa kain, biasanya dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak cacat-cacat kain dalam jumlah yard tertentu. Untuk patokan pemeriksaan beberapa perusahaan menggunakan standard Four Point system untuk bahan-bahan rajut, dan Ten Point system untuk bahan-bahan tenun. c. Melakukan pengujian pada bahan pembantu/ accesories Setiap accesories yang akan digunakan biasanya juga dilakukan pengujian terutama untuk bagian bagian yang dipersyaratkan oleh pembeli, misalnya benang jahit/ obras harus dicelup sesuai dengan warna baju (Dye to Match Body = DTM), Warna kancing tidak boleh luntur, tulisan-tulisan pada label merek, plastik pembungkus, karton, dll. Semua sample accesoris dan acesories jadi yang akan dipergunakan untuk produksi diperiksa satu persatu, agar disesuaikan dengan sample asli/ sample yang telah disetujui oleh pihak pembeli. d. Melakukan pengujian pada proses-proses berjalan (Inline Inspection) Dalam proses produksi biasanya dilakukan proses ketika order sedang berjalan, pemeriksaan dibagi di dalam 3 tahapan, yaitu : d.1. Pemeriksaan pada proses persiapan ( Potong ) Pemeriksaan marker Pemeriksaan dilakukan pada marker dengan melakukan pengecekan terhadap jumlah komponen, yang tercantum dalam Halaman: 21 dari 25

marker, apakah sudah lengkap atau tidak?, Peletakan pola pada marker apakah sudah sesuai dengan arah serat kain atau tidak? Pada order yang menggunakan rasio tertentu (Perbanding jumlah size), apakah jumlah komponen per size sudah sesuai atau belum. Untuk bahan-bahan yang harus mengikuti motif/ jalur apakah sydah tepat atau tidak? (biasanya dipotong dengan mesin khusus). Pemeriksaan hasil potongan Hasil potongan harus diperiksa kembali karena bila ada kesalahan saat pemotongan akan berpengaruh dalam proses jahit, perlu juga diperhatikan agar hasil potongan tidak berbulu/ menempel atau ada potongan yang melenceng. Tenaga QC Sedang melakukan pemeriksaan hasil potong d.2. Pemeriksaan pada proses Jahit Pemeriksaan pada proses jahit sangat diperlukan karena pada proses ini sangat berpengaruh pada kemampuan manusia, kesalahan karena faktor manusia ini biasa lebih banyak dibanding dengan faktor-faktor lain. Konsistensi dari operatorpun hampir dipastikan tidak bisa dijamin sama. Oleh sebab itu pemeriksaan dalam line produksi membantu faktor-faktor kelemahan sdm ini sedini mungkin. d.3. Pemeriksaan pada Proses Finishing (Akhir) Pemeriksaan pada proses finishing adalah pemeriksaan paling akhir, dimana bentuk dari pakaian sudah utuh/ lengkap. Sehingga di bagian pemeriksaan akhir ini sebenarnya sudah bisa dipastikan akan menjadi gambaran yang paling dekat dengan kualitas kerja sdm secara keseluruhan. e. Melakukan pengujian pada Proses akhir ( Final Inspection) Pemeriksaan Akhir, dilakukan saat barang akan di kirim, biasanya pada pemeriksaan akhir ini diterapkan standar yang sama dengan standar pemebeli. Biasanya mereka menggunakan suatu standar yang disebut dengan AQL System ( Acceptance Quality Level ). AQL system adalah Halaman: 22 dari 25

tingkat toleransi pihak pembeli terhadap cacat hasil produksi. Saat ini kebanyakan pembeli menerapkan suatu standar AQL 2,5 bahkan ada yang sudah menggunakan standar AQL 1,5. AQL 1,5 berarti bahwa cacat yang ditoleransi oleh pembeli adalah hanya 1,5% saja. 4.3 Mencatat dan melaporkan Hasil. Setiap Hasil dari pemeriksaan yang didapat akan dilakukan pencatatan guna dilakukan perbandingan dengan sample/ patokan/ standar yang telah disetujui oleh pembeli. Kemudian data-data tersebut di konversikan terhadap patokan pihak pembeli untuk dapat diputuskan apakah, barang/ produk dapat dilanjutkan atau tidak. Halaman: 23 dari 25

5.1. Sumber Daya Manusia BAB IV SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI Pelatih Pelatih Anda dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran Pelatih adalah untuk : a. Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar. b. Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar. c. Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk menjawab pertanyaan Anda mengenai proses belajar Anda. d. Membantu anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang Anda perlukan untuk belajar Anda. e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan. f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan. Penilai Penilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja. Penilai akan : a. Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan merencanakan proses belajar dan penilaian selanjutnya dengan Anda. b. Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan Anda. c. Mencatat pencapaian / perolehan Anda. Teman kerja/sesama peserta pelatihan Teman kerja Anda/sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan bantuan. Anda juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan belajar/kerja Anda dan dapat meningkatkan pengalaman belajar Anda. 5.2. Sumber-sumber Perpustakaan Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan Pedoman Belajar ini. Sumber-sumber tersebut dapat meliputi : 1. Buku referensi (text book)/ buku manual servis 2. Lembar kerja 3. Diagram-diagram, gambar 4. Contoh tugas kerja 5. Rekaman dalam bentuk kaset, video, film dan lain-lain. Halaman: 24 dari 25

Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi. Prinsip-prinsip dalam CBT mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumbersumber yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan peserta untuk menggunakan sumber-sumber alternative lain yang lebih baik atau jika ternyata sumber-sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini tidak tersedia/tidak ada. Halaman: 25 dari 25

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR GARMEN MELAKSANAKAN TES/ PEMERIKSAAN UNTUK MENGECEK KUALITAS BUKU KERJA DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.51 Lt.7.B Jakarta Selatan

DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I. STANDAR KOMPETENSI 1.1. Unit Standar yang Dipelajari 1.2. Kompetensi Kunci yang Didemonstrasikan Dalam Unit Ini 2 2 5 BAB II. TAHAPAN BELAJAR Langkah-langkah / Tahapan Belajar 6 6 BAB III. TUGAS TEORI DAN PRAKTEK 9 3.1. Test Tertulis 9 3.2. Test Unjuk Kerja 10 Judul Modul : Melaksanakan Tes/ Pemeriksaan untuk Mengecek Produk Buku Kerja Versi: 15-05-2006 Halaman: 1 dari 10

BAB I STANDAR KOMPETENSI 1.1. Unit Standar yang Dipelajari KODE UNIT JUDUL UNIT DESKRIPSI UNIT : : Melaksanakan Tes/ Pemeriksaan untuk mengecek Produk : Unit ini berhubungan dengan pengawasan atau pengujian bahan mentah melalui berbagai produk selama proses produksi. Bidang : Kelompok Bobot Unit : 0 Unit Prasyarat : ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 01. Menyiapkan tes 1.1 Bahan dan contoh yang sesuai dipilih sesuai dengan kualitas dan prosedur perusahaan. 1.2 Peralatan dipilih, disiapkan dan ditentukan kalibrasinya sesuai kebutuhan. 02. Melaksanakan tes unjuk kerja/ pengawasan 03. Mencatat dan melaporkan hasil. 2.1 Contoh diuji dicobakan dengan standar yang telah ditentukan sesuai dengan standar kualitas yang diinginkan dengan memakai prosedur pengetesan yang telah ditentukan. 2.2 Dilakukan pemeriksaan sesuai dengan prosedur perusahaan. 3.1 Data yang telah dikumpulkan dikonversikan kedalam format yang sesuai untuk penelaahan. 3.2 Hasilnya dilaporkan sesuai dengan prosedur perusahaan dan nasehat/masukan yang sesuai. 3.3 Hasil dicatat/disimpan sesuai dengan persyaratan perusahaan. BATASAN VARIABEL 1. Konteks umum 1.1 Pekerjaan meliputi pengujian atau pengawasan secara berkala terhadap bahan mentah atau produk yang telah diselesaikan sebagai bagian dari proses produksi. Judul Modul : Melaksanakan Tes/ Pemeriksaan untuk Mengecek Produk Buku Kerja Versi: 15-05-2006 Halaman: 2 dari 10

1.2 Pemilihan secara terbatas, inisiatif dan penilaian didemonstrasikan pada pekerjaannya sendiri, baik secara individu maupun dalam tim. 1.3 Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan persyaratan tetap, persyaratan asuransi organisasi, peraturan keselamatan dan kesehatan kerja, prosedur penanganan secara manual dan peraturan kesehatan yang sesuai. 2. Lingkungan kerja meliputi 2.1 Pekerjaan mungkin dilakukan pada produksi berskala besar maupun skala kecil. 2.2 Pekerjaan dilaksanakan dalam berbagai lingkungan seperti: kegiatan operasional di tempat kerja, ruangan yang terlarang, kontrol bahaya atau kondisi yang dimunculkan. 2.3 Bidang produksi garmen meliputi: 2.3.1 Produksi Tekstil.. 2.3.2 Produksi pakaian 2.3.3 Produksi sepatu/sandal 2.3.4 Pemrosesan wol pada tahap awal. 2.3.5 Pemintalan kapas. 2.3.6 Produksi kulit. 2.3.7 Pemintalan dan produksi topi 2.3.8 Produksi Kanvas dan layar 2.3.9 Pengoperasian pencucian/ laundry. 2.3.10 Pengoperasian pembersihan secara kering. 2.4 Produk/bahan yang sesuai dengan jenis sektor garmen/ perhatian perusahaan. 2.5 Semua pengawasan atau pengujian ditunjukkan sesuai dengan keberadaan perusahaan serta prosedur kualitas. 2.6 Pengujian/pengawasan mungkin meliputi, tetapi tidak terbatas pada: pengecekan secara visual, pencocokan warna, penakaran, pengukuran tingginya/beratnya/ketebalannya, pengukuran tingkat kelembaban, pengukuran kecepatan penggosokan, tingkat elastisitas, pemakaian, pecah, warna, mengkilap, kehalusan, penanganan, tekstur, kecepatan lunturnya warna, kecepatan panas, sifat peregangan, fleksibilitas dan sebagainya. 2.7 Pengujian/pengawasan peralatan meliputi tujuan dibangun, dan pengujian/pengawasan perlengkapan secara umum yang sesuai dengan persyaratan khusus. 2.8 Penentuan adanya bahan kimia, bahaya atau hal-hal lain yang membahayakan. 2.9 Pencatatan data, baik menggunakan komputer maupun secara manual. 2.10 Hubungan dengan departemen lain. 3. Sumber informasi atau dokumen meliputi 3.1 Petunjuk dan spesifikasi peralatan pabrik. 3.2 Spesifikasi dan prosedur organisasi kerja. 3.3 Orang-orang dari dalam organisasi atau luar organisasi. 3.4 Referensi manual. 3.5 Instruksi kerja Judul Modul : Melaksanakan Tes/ Pemeriksaan untuk Mengecek Produk Buku Kerja Versi: 15-05-2006 Halaman: 3 dari 10

4. Konteks tempat kerja meliputi 4.1 Prosedur dan praktek kerja organisasi yang sesuai dengan pengawasan secara berkala dan atau pengujian bahan dan kain. 4.2 Kondisi pelayanan, peraturan serta perjanjian industri termasuk. 4.3 Praktek standar kerja termasuk penyimpanan, penanganan keselamatan dan pembuangan bahan kimia. 4.4 Kegiatan pelaporan meliputi komunikasi verbal dan tertulis sesuai dengan prosedur dan kebijakan organisasi. 4.5 Komunikasi bisa lisan, tertulis ataupun visual dan dapat berisi data yang sederhana. 4.6 Bertanggungjawab pada pemeliharaan kualitas kerja yang diperlukan untuk memberikan sumbangan pada peningkatan kualitas pada hasil seksi maupun tim. 4.7 Keselamatan, lingkungan, kerapihan dan kualitas seperti yang telah ditentukan oleh mesin /peralatan perusahaan, peraturan penguasa dan perusahaan. 5. Peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dapat dimasukkan 5.1 Peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai dengan kegiatan di tempat kerja. 5.2 Peraturan kompensasi pegawai. 5.3 Peraturan pengamanan lingkungan PANDUAN PENILAIAN 1. Aspek-aspek bukti kritis yang perlu diperhatikan 1.1 Pengujian harus tepat sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan untuk: 1.1.1 Persyaratan penentuan/klarifikasi. 1.1.2 Menyeleksi contoh bahan yang cocok. 1.1.3 Meyakinkan bahwa mesin di setel, disesuaikan dan dioperasikan dengan benar. 1.1.4 Melakukan pengawasan kualitas atau contoh pengujian 1.1.5 Menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan di tempat kerja pada pengoperasian pekerjaan. 1.1.6 Hasil dicatat dan dilaporkan dengan tepat. 2. Pengujian setiap unit yang saling terkait 2.1 Unit ini tidak perlu diujikan bersamaan dengan unit lain dan dapat dilakukan secara terpisah 3. Pengetahuan dan keterampilan yang dipersyaratkan 3.1 Pengetahuan utama: 3.1.1 Sejumlah proses pengawasan dan pengujian. 3.1.2 Sejumlah pengujian peralatan dan pengoperasiannya Judul Modul : Melaksanakan Tes/ Pemeriksaan untuk Mengecek Produk Buku Kerja Versi: 15-05-2006 Halaman: 4 dari 10

3.1.3 Persyaratan pembentukan dan penyesuaian 3.1.4 Sifat-sifat bahan. 3.1.5 Prosedur pencatatan dan pelaporan. 3.1.6 Persyaratan kualitas. 3.1.7 Aspek-aspek keselamatan dan lingkungan yang sesuai dengan proses pengujian. 3.1.8 Peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai, kode etik, kebijakan dan prosedur. 3.2 Keterampilan utama: 3.2.1 Menerjemahkan data teknis. 3.2.2 Membuat dan mengoperasikan peralatan tes. 3.2.3 Contoh pengujian dan analisa. 3.2.4 Menerapkan semua praktek keselamatan yang sesuai. 3.2.5 Berkomunikasi secara efektif dengan orang-orang di lingkungan perusahaan. 3.2.6 Memelihara catatan kerja atau hasil tes yang akurat. 3.2.7 Menerjemahkan dan menerapkan prosedur yang ada. 3.2.8 Dokumentasi, pengujian dan pemindahan informasi 4. Implikasi sumber 4.1 Pengaksesan diperlukan untuk situasi simulasi yang cocok meliputi pengujian atau pengawasan dari produk dan bahan, termasuk bidang kerja, bahan, mesin/peralatan, dan informasi pada instruksi dan spesifikasi pabrik, dokumentasi program penjadwalan, peraturan dan prosedur keselamatan yang sesuai, standar kualitas, dan prosedur organisasi 5. Konsistensi kinerja 5.1 Menerapkan pengetahuan dan keterampilan utama bila: 5.1.1 Menyelesaikan tugas-tugas. 5.1.2 Mengorganisasikan kerja. 5.1.3 Mengidentifikasi peningkatan. 5.1.4 Menerapkan peringatan keselamatan sesuai dengan tugas. 5.1.5 Menguji kemampuan peralatan yang ditentukan dan proses kerja. 5.2 Menunjukkan bukti penerapan yang sesuai dengan prosedur tempat kerja meliputi: 5.2.1 Kebijakan dan prosedur bahaya termasuk kode etik. 5.2.2 Prosedur dan instruksi kerja. 5.2.3 Prosedur kualitas (bila ada). 5.2.4 Prosedur keamanan. 5.2.5 Sampah, polusi dan proses penanganan daur ulang. 5.3 Mengambil tindakan cepat, kecelakaan dan kejadian dilaporkan sesuai dengan persyaratan tetap dan prosedur perusahaan. Judul Modul : Melaksanakan Tes/ Pemeriksaan untuk Mengecek Produk Buku Kerja Versi: 15-05-2006 Halaman: 5 dari 10

5.4 Memperhatikan dan beradaptasi dengan tepat terhadap perbedaan budaya di tempat kerja, termasuk sikap dan instruksi antar staf dan orang lain. 5.5 Pekerjaan diselesaikan secara sistematis dengan perhatian mendetil tanpa merusak barang, peralatan atau manusia. 6. Konteks pengujian 6.1 Ujian dapat dilaksanakan di lingkungan kerja atau simulasi yang sesuai. 6.2 Kompetensi harus didemonstrasikan dengan sejumlah pengujian/pengawasan proses dan peralatan industri, dengan memuaskan untuk meyakinkan ketetapan pada pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan KOMPETENSI KUNCI NO KOMPETENSI KUNCI TINGKAT 1. Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa Informasi 2 2. Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 2 3. Merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktvfitas 2 4. Bekerja dengan orang lain dan kelompok 2 5. Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 1 6. Memecahkan masalah 2 7. Menggunakan teknologi 2 Kompetensi kunci dibagi dalam tiga tingkatan kemampuan Tingkatan 1 Melaksanakan kegiatan Tingkatan 2 Mengelola kegiatan Tingkatan 3 Mengevaluasi dan melaksanakan proses perubahan Judul Modul : Melaksanakan Tes/ Pemeriksaan untuk Mengecek Produk Buku Kerja Versi: 15-05-2006 Halaman: 6 dari 10

Langkah-langkah/Tahapan belajar BAB II TAHAPAN BELAJAR Penyajian bahan, pengajaran, peserta dan penilai harus yakin dapat memenuhi seluruh rincian yang tertuang dalam standar kompetensi. Isi perencanaan merupakan kaitan antara kriteria unjuk kerja dengan pokok-pokok keterampilan dan pengetahuan. K U K Indikator Kerja Tahapan Belajar Sumber 1.1 Bahan dan contoh yang sesuai dipilih sesuai dengan kualitas dan prosedur perusahaan. Dapat mengenal jenis jenis bahan uji di setiap bagian Mengenal jenis Dapat mengidetifikasikan persyaratan/ standar kualitas dari bahan uji Dapat menjalankan pemeriksaan sesuai dengan standar / prosedur pemeriksaan sample Mengenal jenis bahan Mengenal jenis accesories Mengenal petunjukpetunjuk ukuran dan cara pengukurannya 1.2 Peralatan dipilih, disiapkan dan ditentukan kalibrasinya sesuai kebutuhan Dapat mengidentifikasi alat uji sesuai dengan bahan yang akan dilakukan pengujian Dapat menggunakan alat uji dengan benar Mempelajari cara kerja setiap Alat uji Mempelajari prosedur penggunaan alat sesuai dengan instruksi pemakaian. 2.1 Contoh diuji dicobakan dengan standar yang telah ditentukan sesuai dengan standar kualitas yang diinginkan dengan memakai prosedur pengetesan yang telah ditentukan Memahami standarstandar yang telah disepakati/ disetujui oleh pihak pembeli Memahami prosedur/ tahapan pemeriksaan dengan baik Memahami klasifikasi cacat yang ditemukan Mempelajari setiap point/ pernyataan tentang standar yang telah ditetapkan oleh pihak pembeli Mempelajari prosedur/ cara pemeriksaan Mempelajari jenisjenis cacat dan klasifikasi penyebab cacat Judul Modul : Melaksanakan Tes/ Pemeriksaan untuk Mengecek Produk Buku Kerja Versi: 15-05-2006 Halaman: 7 dari 10

2.2 Dilakukan pemeriksaan sesuai dengan prosedur perusahaan Dapat melakukan pengujian terhadap Setiap bahan uji dengan mengikuti standar pembeli Dapat melakukan tahapantahapan pemeriksaan terhadap material dengan baik Mempelajari cara penggunaan alat uji serta prosedur penggunaan Memahami dan mampu menganalisa hasil pengujian 3.1 Hasilnya dilaporkan sesuai dengan prosedur perusahaan dan nasehat/masukan yang sesuai Dapat mengenal jenis-jenis catat dan mencatakan dalam laporan tentang cacat Mempelajari jenisjenis cacat / ketidak sesuai pada objeck pengujian 3.2 Hasil dicatat/ disimpan sesuai dengan persyaratan perusahaan Pencatatan dilakukan dengan mengikuti standar penilaian/ standar konversi penerimaan cacat yang ditetapkan oleh pihak pembeli Mempelajari standar toleransi diterimanya cacat dan cara pengambilan sample dan bagaimana memutuskan hasil pengujian Judul Modul : Melaksanakan Tes/ Pemeriksaan untuk Mengecek Produk Buku Kerja Versi: 15-05-2006 Halaman: 8 dari 10