MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL"

Transkripsi

1 MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL NO. KODE : -I BUKU INFORMASI

2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Penjelasan Materi Pelatihan Pengakuan Kompetensi Terkini Pengertian-pengertian / Istilah... 4 BAB II STANDAR KOMPETENSI Peta Paket Pelatihan Pengertian Unit Standar Kompetensi Unit Kompetensi Dipelajari... 7 BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan BAB IV PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL Umum Pemindahan mesin dengan cara travelling atau dijalankan Pemindahan mesin dengan alat angkut tanpa alat angkat Pemindahan mesin dengan alat angkut dan alat angkat (crane) Pemindahan dengan cara ditarik (towed) Pemeliharaan selama pemindahan dengan dijalankan (travelling) Pemeliharaan selesai pemindahan (travelling) BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI Sumber Daya Manusia Sumber-sumber Perpustakaan Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan LAMPIRAN Halaman: 1 dari 68

3 BAB I PENGANTAR 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Pelatihan berbasis kompetensi Pelatihan berbasis kompetensi adalah pelatihan kerja menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan standar kompetensi ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja Kompeten ditempat kerja Jika seseorang kompeten dalam pekerjaan tertentu, maka bersangkutan memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja perlu untuk ditampilkan secara efektif di tempat kerja, sesuai dengan standar telah ditetapkan. 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan Desain materi pelatihan Materi Pelatihan ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual / mandiri. 1) Pelatihan klasikal adalah pelatihan disampaikan oleh seorang instruktur. 2) Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber diperlukan dengan bantuan dari instruktur Isi Materi pelatihan 1) Buku Informasi Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk instruktur maupun peserta pelatihan. 2) Buku Kerja Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktik, baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri. Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi: a. Kegiatan-kegiatan akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi. b. Kegiatan pemeriksaan digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan. c. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktik kerja. Halaman: 2 dari 68

4 3) Buku Penilaian Buku penilaian ini digunakan oleh instruktur untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi : a. Kegiatan-kegiatan dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan. b. Metode-metode disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan. c. Sumber-sumber digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan. d. Semua jawaban pada setiap pertanyaan diisikan pada Buku Kerja. e. Petunjuk bagi instruktur untuk menilai setiap kegiatan praktik. f. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan Penerapan materi pelatihan 1) Pada pelatihan klasikal, kewajiban instruktur adalah: a. Menyediakan Buku Informasi dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan. b. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan. c. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan. d. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja. 2) Pada Pelatihan individual / mandiri, kewajiban peserta pelatihan adalah: a. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan. b. Menyelesaikan setiap kegiatan terdapat pada Buku Kerja. c. Memberikan jawaban pada Buku Kerja. d. Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja. e. Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh instruktur. 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency- RCC) Jika seseorang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, maka bersangkutan dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini, berarti tidak akan dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan Persyaratan Untuk mendapatkan pengakuan kompetensi terkini, seseorang harus sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, diperoleh melalui: Halaman: 3 dari 68

5 1) Bekerja dalam suatu pekerjaan memerlukan suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sama atau 2) Berpartisipasi dalam pelatihan mempelajari kompetensi sama atau 3) Mempunyai pengalaman lainnya mengajarkan pengetahuan dan keterampilan sama. 1.4 Pengertian-pengertian / Istilah Profesi Profesi adalah suatu bidang pekerjaan menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan Standarisasi Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu Penilaian / Uji Kompetensi Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti dikumpulkan terhadap standar dipersyaratkan Pelatihan Pelatihan adalah proses pembelajaran dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi dipelajari Kompetensi Kompetensi adalah kemampuan seseorang dapat terobservasi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja ditetapkan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi dapat menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. Halaman: 4 dari 68

6 1.4.7 Standar Kompetensi Standar kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja dipersyaratkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan berlaku Sertifikat Kompetensi Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang dinyatakan kompeten diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Sertifikasi Kompetensi Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi mengacu kepada standar kompetensi nasional dan/ atau internasional. Halaman: 5 dari 68

7 BAB II STANDAR KOMPETENSI 2.1 Peta Paket Pelatihan Materi Pelatihan ini merupakan bagian dari Paket Pelatihan Jabatan Kerja yaitu sebagai representasi dari Unit Kompetensi Melakukan PemindahanMesin Penggelar Aspal KodeUnit :, sehingga untuk kualifikasi jabatan kerja tersebut diperlukan pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan dari materi pelatihan lainnya, yaitu: Komunikasi dan Kerjasama di Tempat Kerja. Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L). Pemeliharaan Harian Mesin Penggelar Aspal. Pengoperasian Mesin Penggelar Aspal. Laporan Harian Operasi. 2.2 Pengertian Unit Standar Kompetensi Unit Kompetensi Unit kompetensi adalah bentuk pernyataan terhadap tugas / pekerjaan akan dilakukan dan merupakan bagian dari keseluruhan unit komptensi terdapat pada standar kompetensi kerja dalam suatu jabatan kerja tertentu Unit kompetensi akan dipelajari Salah satu unit kompetensi akan dipelajari dalam paket pelatihan ini adalah Memindahkan Mesin Penggelar Aspal Durasi / waktu pelatihan Pada sistem pelatihan berbasis kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta berbeda mungkin membutuhkan waktu berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam melakukan tugas tertentu Kesempatan untuk menjadi kompeten Jika peserta latih belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Instruktur akan mengatur rencana pelatihan dengan peserta latih bersangkutan. Rencana ini akan memberikan kesempatan kembali kepada peserta untuk meningkatkan level kompetensi sesuai dengan level diperlukan. Jumlah maksimum usaha/kesempatan disarankan adalah 3 (tiga) kali. Halaman: 6 dari 68

8 2.3 Unit Kompetensi Dipelajari Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat : mengidentifikasikan apa harus dikerjakan peserta pelatihan. mengidentifikasikan apa telah dikerjakan peserta pelatihan. memeriksa kemajuan peserta pelatihan. menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian Judul Unit Memindahkan Mesin Penggelar Aspal Kode Unit Deskripsi Unit Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja diperlukan dalam memindahkan mesin ke tempat kerja atau tempat lain ditentukan Kemampuan Awal Peserta pelatihan harus telah memiliki pengetahuan awal SOP perusahaan, komunikasi, K3, pengoperasian dan pemeliharaan mesin dan struktur organisasi perusahaan Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja ELEMENKOMPETENSI 1. Memindahkan mesin dengan cara menjalankan (travelling) 2. Memindahkan mesin dengan menggunakan alat angkut tanpa alat angkat (crane) 3. Memindahkan mesin dengan menggunakan KRITERIA UNJUK KERJA 1.1 Bahan diperlukan dalam proses pemindahan disiapkan sesuai dengan 1.2 Mesin dijalankan menuju ke tempat ditentukan sesuai dengan 1.3 Mesin ditempatkan pada posisi telah ditentukan dengan benar. 1.4 Pemakaian semua bahan operasi untuk pemindahan dicatat sebagai bahan pembuatan laporan. 2.1 Mesin disiapkan untuk dapat naik ke atas alat angkut. 2.2 Mesin diposisikan di atas alat angkut sesuai 2.3 Mesin diturunkan dari alat angkut sesuai prosedur ditempat ditentukan. 2.4 Pemakaian semua bahan operasi untuk pemindahan mesin dicatat dengan benar sebagai bahan pembuatan laporan. 3.1 Mesin disiapkan dengan baik untuk dapat diangkat dengan crane sesuai Halaman: 7 dari 68

9 ELEMENKOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA alat angkut dan alat angkat (crane) 4. Memindahkan mesin dengan cara ditarik (towed) 5. Melakukan pemeliharaan selama pemindahan mesin dengan dijalankan (travelling) 6. Melakukan pemeliharaan setelah selesai pemindahan aspal dengan dijalankan (travelling) 3.2 Mesin ditempatkan di atas alat angkut pada posisi benar. 3.3 Screed diposisikan sesuai ketentuan setelah alat ditempatkan pada posisi benar. 3.4 Engine dimatikan sesuai prosedur selama pengangkutan. 3.5 Engine dihidupkan kembali untuk memposisikan screed pada proses penurunan alat sesuai ketentuan. 3.6 Pemakaian semua bahan operasi untuk pemindahan dicatat sebagai bahan pembuatan laporan. 4.1 Mesin akan ditarik (towed) disiapkan sesuai dengan 4.2 Pemantauan mesin selama penarikan dilakukan dengan seksama. 4.3 Pemakaian semua bahan operasi untuk pemindahan dicatat sebagai bahan pembuatan laporan. 5.1 Kondisi dan fungsi instrument panel dipantau untuk meyakinkan dalam keadaan baik. 5.2 Kelainan suara, getaran dan gas buang engine dipantau secara periodik. 5.3 Tindakan tepat dilakukan sesuai dengan prosedur bila terjadi kelainan. 6.1 Mesin diparkir ditempat ditentukan sesuai dengan 6.2 Hopper dan screed diposisikan sesuai ketentuan. 6.3 Engine dimatikan sesuai dengan 6.4 Bagian mesin atau komponen kotor karena sisa-sisa aspal atau material lain dibersihkan dengan baik dan benar. 6.5 Kondisi pemindahan dicatat sebagai bahan laporan Batasan Variabel a. Kontek Variabel 1) Unit kompetensi ini diterapkan dalam kelompok kerja atau individual untuk menyelesaikan pekerjaan pemindahan mesin ke tempat kerja atau tempat lain ditentukan dilakukan oleh operator mesin ; 2) Unit kompetensi ini diterapkan di tempat kerja dengan dukungan ketersediaan mesin, alat angkut, alat angkat dan alat penarik dalam kondisi baik; 3) Unit kompetensi ini diterapkan dalam kondisi lingkungan mendukung. Halaman: 8 dari 68

10 b. Perlengkapan diperlukan: 1) Alat: a) Mesin Penggelar Aspal; b) Alat angkat (crane); c) Alat angkut (trailer atau sejenisnya) alat penarik mesin ; d) Alat penarik Mesin Penggelar Aspal; e) Alat Pelindung Diri (APD); f) Alat Pengaman Kerja (APK); 2) Bahan: a) Solar; b) Pelumas/ gemuk (grease). 3) Surat Perintah Kerja; 4) Manual pemeliharaan dan pengoperasian mesin ; 5) Rambu-rambu operasi dan K3. c. Tugas-tugas harus dilakukan : 1) Memindahkan mesin dengan cara menjalankan alat (travelling); 2) Memindahkan mesin dengan menggunakan alat angkut tanpa alat angkat (crane); 3) Memindahkan mesin dengan menggunakan alat angkut dan alat angkat (crane); 4) Memindahkan mesin dengan cara ditarik (towed); 5) Melakukan pemeliharaan selama pemindahan aspal dengan dijalankan (travelling); 6) Melakukan pemeliharaan setelah selesai pemindahan mesin dengan dijalankan (travelling). d. Peraturan-peraturan diperlukan : 1) Undang-Undang tentang Keselamatan Kerja dan peraturan lainnya terkait dengan keselamatan kerja; 2) Undang-Undang tentang Lingkungan dan peraturan lainnya terkait dengan pencegahan pencemaran lingkungan; 3) Pedoman Pemeliharaan dan Pengoperasian (Operation and Maintenance Manual) mesin bersangkutan Panduan Penilaian a. Penjelasan Pengujian 1) Prosedur Penilaian Kompetensi tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan sebenarnya ditempat kerja atau secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja dengan menggunakan metode uji tepat untuk mengungkap Halaman: 9 dari 68

11 pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar. 2) Tempat Lokasi kerja atau tempat pelatihan (training ground) memenuhi syarat. 3) Penguasaan unit kompetensi sebelumnya: FKK.AP : Melakukan Komunikasi dan Kerjasama di Tempat Kerja. FKK.AP : Menerapkan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan di Tempat Kerja. FKK.AP : Melakukan Pemeliharaan Harian Mesin Penggelar Aspal. FKK.AP : Mengoperasikan Mesin Penggelar Aspal. 4) Keterkaitan dengan kompetensi lain: FKK.AP : Membuat Laporan Harian Operasi. b. Kondisi Pengujian 1) Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian sangat berpengaruh atas tercapainya kompetensi tersebut terkait dengan melakukan persiapan pekerjaan pindah lokasi, pindah lokasi dengan berbagai cara pemindahan, persiapan pengoperasian alat, pemeliharaan selama dan setelah pindah lokasi sesuai prosedur serta mencatat semua pemakaian bahan operasi untuk pindah lokasi mesin sebagai bahan pembuatan laporan pekerjaan. 2) Penilaian dapat dilakukan dengan cara : lisan, tertulis, demonstrasi/ praktik; 3) Penilaian dapat dilaksanakan secara simulasi di workshop dan atau di tempat kerja. c. Pengetahuan diperlukan: 1) Komunikasi; 2) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3); 3) Struktur dan fungsi komponen utama mesin ; 4) Pengoperasian (operation and maintenance manual)mesin (asphalt paver); 5) Sistem pelaporan. d. Keterampilan diperlukan: 1) Memindahkan mesin dengan cara menjalankan alat (travelling); 2) Memindahkan mesin dengan menggunakan alat angkut tanpa alat angkat (crane); Halaman: 10 dari 68

12 3) Memindahkan mesin dengan menggunakan alat angkut dan alat angkat (crane); 4) Memindahkan mesin dengan cara ditarik (towed); 5) Melakukan pemeliharaan selama pemindahan aspal dengan dijalankan (travelliing); 6) Melakukan pemeliharaan setelah selesai pemindahan mesin dengan dijalankan (travelling). e. Aspek Kritis 1) Ketelitian dalam menginterpretasikan surat perintah kerja untuk pemindahan mesin ; 2) Kedisiplinan dan ketelitian dalam melakukan persiapan pekerjaan pemindahan mesin ; 3) Kedisiplinan dalam melakukan pekerjaan pindah lokasi sesuai dengan persyaratan standar kinerja alat digunakan; 4) Kedisiplinan dan ketelitian dalam melakukan pemeliharaan selama pengoperasian dan setelah pengoperasian untuk pindah lokasi; 5) Kedisiplinan dalam membuat catatan pemakaian bahan operasi untuk pindah lokasi Kompetensi kunci No Kompetensi Kunci Tingkat 1. Mengumpulkan, menganalisis dan mengorganisasikan informasi 2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 2 3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2 4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2 5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 1 6. Memecahkan masalah 1 7. Menggunakan teknologi 1 1 Halaman: 11 dari 68

13 BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN 3.1 Strategi Pelatihan Belajar dalam suatu sistem pelatihan berbasis kompetensi berbeda dengan pelatihan klasikal diajarkan di kelas oleh instruktur. Pada sistem ini peserta pelatihan akan bertanggung jawab terhadap proses belajar secara mandiri, artinya bahwa peserta pelatihan perlu merencanakan kegiatan/proses belajar dengan Instruktur dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana telah dibuat Persiapan / perencanaan 1) Membaca bahan/materi telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar harus diikuti. 2) Membuat catatan terhadap apa telah dibaca. 3) Memikirkan bagaimana pengetahuan baru diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman telah dimiliki. 4) Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Permulaan dari proses pembelajaran 1) Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik terdapat pada tahap belajar. 2) Mereview dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan telah dimiliki Pengamatan terhadap tugas praktik 1) Mengamati keterampilan praktik didemonstrasikan oleh instruktur atau orang telah berpengalaman lainnya. 2) Mengajukan pertanyaan kepada instruktur tentang kesulitan ditemukan selama pengamatan Implementasi 1) Menerapkan pelatihan kerja aman. 2) Mengamati indikator kemajuan telah dicapai melalui kegiatan praktik. 3) Mempraktikkan keterampilan baru telah diperoleh Penilaian Melaksanakan tugas terkait penilaian untuk penyelesaian belajar peserta pelatihan. Halaman: 12 dari 68

14 3.2 Metode Pelatihan Terdapat tiga prinsip metode belajar dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan Belajar secara mandiri Belajar secara mandiri membolehkan peserta pelatihan untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, peserta pelatihan disarankan untuk menemui instruktur setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar Belajar berkelompok Belajar berkelompok memungkinkan peserta pelatihan untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, instruktur dan pakar/ahli dari tempat kerja Belajar terstruktur Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal dilaksanakan oleh instruktur atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu. 3.3 Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan Rancangan pembelajaran materi pelatihan bertujuan untuk melengkapi hasil analisis kebutuhan meteri pelatihan. Rancangan pembelajaran materi pelatihan memberikan informasi bersifat indikatif selanjutnya dapat dijadikan oleh instruktur sebagai pedoman dalam menyusun rencana pembelajaran (session plan) lebih operasional dan lebih bersifat strategis untuk membantu para peserta pelatihan mencapai unit kompetensi merupakan tugasnya sebagai instruktur. Rancangan Pembelajaran Materi Pelatihan sebagai berikut: Unit Kompetensi 5 Elemen Kompetensi 1 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja 1.1 Melakukan persiapan pengoperasian. 1. Dapat menjelaskan bahan diperlukan dalam proses pemindahan aspal dengan travelling. 2. Harus mampu memilih dengan benar bahan perlu disiapkan untuk travelling Memindahkan Mesin Penggelar Aspal Memindahkan mesin dengan cara menjalankan (travelling). Tujuan Pembelajaran Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat melakukan penyiapan bahan diperlukan untuk travelling. Metode Pelatihan 1.Ceramah 2.Diskusi 3.Peragaan Tahapan Pembelajaran 1. Menjelaskan bahan diperlukan dalam proses pemindahan mesin dengan travelling. 2. Menjelaskan dan pemilihan dengan benar bahan perlu disiapkan untuktravellingmesin. 3. Menjelaskan dan Sumber/ Referensi 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. Jam Pelajaran Indikatif 10 menit Halaman: 13 dari 68

15 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja aspal. 3. Harus mampu menyiapkan bahan diperlukan untuk travelling aspal dalam proses pemindahan. 4. Mampu menyiapkan APD diperlukan untuk traveling mesin. Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan Tahapan Pembelajaran penyiapan bahan diperlukan untuk travelling mesin dalam proses pemindahan. 4. Menjelaskan dan penyiapan APD diperlukan untuk traveling mesin. 5. Diskusi Kelompok : - Bahan diperlukan dalam proses pemindahan aspal dengan travelling. memilih dengan benar bahan perlu disiapkan untuk travelling aspal. menyiapkan bahan diperlukan untuk travelling aspal dalam proses pemindahan. menyiapkan APD diperlukan untuk traveling aspal. 6. Peragaan : - Memilih dengan benar bahan perlu disiapkan untuk travelling aspal. - Menyiapkan bahan diperlukan untuk travelling aspal dalam proses pemindahan - Menyiapkan APD diperlukan untuk traveling aspal. Sumber/ Referensi Jam Pelajaran Indikatif 10* 10** 1.2 Mesin dijalankan menuju ke tempat ditentukan sesuai dengan 1. Harus mampu memakai APD sesuai dengan ketentuan. Pada akhir 1. Ceramah pembelajaran 2. Diskusi sesi ini, peserta 3. Praktik diharapkan dapat menjalankanme sin penggelar aspal menuju ke tempat 1. Menjelaskan dan pemakaian APD sesuai dengan ketentuan. 2. Menjelaskan cara dan penyiapan engine sesuai 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. 10 menit Halaman: 14 dari 68

16 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja 2. Harus mampu menghidupkan engine sesuai 3. Harus mampu menyiapkan mesin untuk travelling sesuai dengan ketentuan. 4. Harus mampu menjalankan mesin (travelling) menuju tempat ditentukan sesuai ketentuan. Tujuan Pembelajaran sesuai dengan Metode Pelatihan Tahapan Pembelajaran 3. Menjelaskan cara dan penyiapan mesin untuk travelling sesuai dengan ketentuan. 4. Menjelaskan dan cara menjalankan mesin (travelling) menuju tempat ditentukan sesuai ketentuan. 5. Diskusi Kelompok : - Prosedur memakai APD sesuai dengan ketentuan. menghidupkan engine sesuai - Prosedur menyiapkan mesin untuk travelling sesuai dengan ketentuan. - Prosedur menjalankan mesin (travelling) menuju tempat ditentukan sesuai ketentuan. 6. Peragaan : - Memakai APD sesuai dengan ketentuan. - Menghidupkan engine sesuai - Menyiapkan mesin untuk travelling sesuai dengan ketentuan. - Menjalankan mesin (travelling) menuju tempat ditentukan sesuai ketentuan. Sumber/ Referensi Jam Pelajaran Indikatif 10* 10** 1.3 Mesin ditempatkan pada posisi telah ditentukan dengan benar. 1. Dapat menjelaskan penempatan mesin pada posisi ditentukan. 2. Harus mampu menempatkan aspal sesuai Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat menempatkan mesin pada posisi benar. 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Peragaan/ Praktik 1. Menjelaskan penempatan mesin pada posisi ditentukan. 2. Menjelaskan cara dan penempatan mesin sesuai dengan posisi ditentukan. 3. Menjelaskan cara dan memarkir mesin 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. 10 menit Halaman: 15 dari 68

17 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja dengan posisi ditentukan. 3. Mampu memarkir aspal sesuai 4. Harus mampu mematikan engine sesuai Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan Tahapan Pembelajaran sesuai 4. Menjelaskan cara dan mematikan engine sesuai 5. Diskusi Kelompok : - Penempatan mesin pada posisi ditentukan. menempatkan aspal sesuai dengan posisi ditentukan. aspal sesuai mematikan engine sesuai 6. Peragaan : - Menempatkan aspal sesuai dengan posisi ditentukan. - Memarkir mesin sesuai - Mematikan engine sesuai Sumber/ Referensi Jam Pelajaran Indikatif 10* 10** 1.4 Pemakaian semua bahan operasi untuk pemindahan dicatat sebagai bahan pembuatan laporan. 1. Dapat menjelaskan bahan operasi diperlukan dalam pemindahan aspal. 2. Dapat menjelaskan pemakaian bahan operasi untuk pemindahan 3. Harus mampu mencatat semua bahan operasi dengan benar dipakai dalam pemindahan mesin. Pada akhir 1. Ceramah pembelajaran 2. Diskusi sesi ini, peserta 3. Peragaan diharapkan dapat mencatat pemakaian semua bahan operasi untuk pemindahan sebagai bahan pembuatan laporan. 1. Menjelaskanbahan operasi diperlukan dalam pemindahan mesin. 2. Menjelaskan pemakaian bahan operasi untuk pemindahan 3. Menjelaskan dan pencatatan semua bahan operasi dengan benar dipakai dalam pemindahan aspal. 4. Diskusi Kelompok : - Bahan operasi diperlukan dalam pemindahan mesin. - Pemakaian bahan operasi untuk pemindahan 5. Peragaan : - Mencatat semua bahan operasi dengan benar dipakai dalam pemindahan mesin. 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. 8 menit 7* 10** Halaman: 16 dari 68

18 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan Tahapan Pembelajaran Sumber/ Referensi Diskusi Kelompok : - Prosedur penyiapan bahan diperlukan untuk travelling mesin dalam proses pemindahan. - Prosedur menjalankan mesin (travelling) menuju tempat ditentukan sesuai ketentuan. - Prosedur langkah-langkah penempatan mesin pada posisi ditentukan. - Prosedur pencatatan semua bahan operasi dengan benar dipakai dalam pemindahan mesin. Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 1.1 sampai dengan KUK 1.4, sebelum melakukan kegiatan praktik. Pelaksanaan praktik : - Penyiapan bahan diperlukan untuk travelling. - Menjalankan mesin menuju ke tempat ditentukan. - Parkir mesin pada posisi benar. - Pencatatan pemakaian semua bahan operasi untuk pemindahan sebagai bahan pembuatan laporan. Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 1.1 sampai dengan KUK 1.4 dengan didahului penjelasan langkah masing-masing kegiatan praktik dan contoh praktik dari instruktur, dilanjutkan dengan pelaksanaan pelaksanaan praktik oleh setiap peserta dengan bimbingan instruktur. Jam Pelajaran Indikatif 37 menit 160 menit Unit Kompetensi 5 Elemen Kompetensi 2 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja 2.1 Mesin disiapkan untuk dapatnaik ke atas alat angkut. 1. Dapat menjelaskan persiapan mesin pengelar aspal untuk dapat naik ke atas alat angkut. 2. Harus mampu menyiapkan bahan-bahan diperlukan untuk menjalankan mesin naik kealat angkut sesuai 3. Mampu menyiapkan mesin untuk dapat dijalankan naik kealat angkut. 4. Mampu menyiapkan APD sesuai dengan ketentuan. Memindahkan Mesin Penggelar Aspal Memindahkan mesin dengan menggunakan alat angkut tanpa alat angkat (crane) Tujuan Pembelajaran Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat menyiapkan mesin penggelar aspal untuk dapatnaik ke atas alat angkut. Metode Pelatihan 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Praktik Tahapan Pembelajaran 1. Menjelaskan persiapan mesin pengelar aspal untuk dapat naik ke atas alat angkut. 2. Menjelaskan dan penyiapan bahanbahan diperlukan untuk menjalankan mesin naik kealat angkut sesuai 3. Menjelaskan dan penyiapan mesin untuk dapat dijalankan naik kealat angkut. 4. Menjelaskan dan penyiapan APD sesuai dengan ketentuan. 5. Diskusi Kelompok : - Persiapan mesin pengelar aspal untuk dapat naik ke atas alat angkut. menyiapkan bahanbahan diperlukan untuk menjalankan mesin naik kealat angkut sesuai Sumber/ Referensi 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. Jam Pelajaran Indikatif 10 menit 10* Halaman: 17 dari 68

19 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan Tahapan Pembelajaran menyiapkan mesin untuk dapat dijalankan naik ke alat angkut. menyiapkan APD sesuai dengan ketentuan. 6. Peragaan : - Menyiapkan bahanbahan diperlukan untuk menjalankan mesin naik kealat angkut sesuai - Menyiapkan mesin untuk dapat dijalankan naik kealat angkut. - Menyiapkan APD sesuai dengan ketentuan. Sumber/ Referensi Jam Pelajaran Indikatif 10** 2.2 Mesin diposisikan di atas alat angkut sesuai 1. Dapat menjelaskan posisi mesin diatas alat angkut. 2. Harus mampu memakai APD sesuai dengan ketentuan. 3. Harus mampu menghidupkan engine sesuai 4. Harus mampu menjalankan mesin keatas alat angkut melalui ramp dengan hati-hati. 5. Harus mampu menempatkan aspal diatas alat angkut pada posisi benar. 6. Harus mampu mematikan engine sesuai Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat memposisikan mesin penggelar aspal di atas alat angkut sesuai 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Praktik 1. Menjelaskan posisi aspal diatas alat angkut. 2. Menjelaskan dan pemakaian APD sesuai dengan ketentuan. 3. Menjelaskan cara dan menghidupkan engine sesuai 4. Menjelaskan cara dan menjalankan mesin keatas alat angkut melalui ramp dengan hati-hati. 5. Menjelaskan cara dan penempatan mesin diatas alat angkut pada posisi benar. 6. Menjelaskan cara dan mematikan engine sesuai 7. Diskusi Kelompok: - Posisi mesin diatas alat angkut. memakai APD sesuai dengan ketentuan. 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. 10 menit 10* Halaman: 18 dari 68

20 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan Tahapan Pembelajaran menghidupkan engine sesuai menjalankan mesin keatas alat angkut melalui ramp dengan hati-hati. menempatkan aspal diatas alat angkut pada posisi benar. mematikan engine sesuai 8. Peragaan : - Memakai APD sesuai dengan ketentuan - Menghidupkan engine sesuai - Menjalankan mesin keatas alat angkut melalui ramp dengan hati-hati. - Menempatkan aspal diatas alat angkut pada posisi benar. - Mematikan engine sesuai Sumber/ Referensi Jam Pelajaran Indikatif 10** 2.3 Mesin diturunkan dari alat angkut sesuai prosedurditempat ditentukan. 1. Dapat menjelaskan prosedur menurunkan mesin dari alat angkut 2. Harus mampu menghidupkan engine sesuai 3. Harus mampu memosisikan peralatan kerja sesuai dengan ketentuan. 4. Harus mampu menjalankan mesin turun dari alat angkut dengan hati-hati. Pada akhir 1. Ceramah pembelajaran 2. Diskusi sesi ini, peserta 3. Praktik diharapkan dapat menurunkan mesin dari alat angkut sesuai prosedurditemp at ditentukan. 1. Menjelaskan prosedur menurunkan mesin dari alat angkut 2. Menjelaskan cara dan menghidupkan engine sesuai 3. Menjelaskan dan pemosisian peralatan kerja sesuai dengan ketentuan. 4. Menjelaskan cara dan menjalankan mesin turun dari alat angkut dengan hati-hati. 5. Diskusi Kelompok : - Prosedur menurunkan mesin dari alat angkut. menghidupkan engine sesuai memosisikan 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. 10 menit 10* Halaman: 19 dari 68

21 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan Tahapan Pembelajaran peralatan kerja sesuai dengan ketentuan. menjalankan mesin turun dari alat angkut dengan hatihati. 6. Peragaan : - Menghidupkan engine sesuai - Memosisikan peralatan kerja sesuai dengan ketentuan. - Menjalankan mesin turun dari alat angkut dengan hatihati. Sumber/ Referensi Jam Pelajaran Indikatif 10** 2.4 Pemakaian semua bahan operasi untuk pemindahan mesin dicatat dengan benar sebagai bahan pembuatan laporan. 1. Dapat menjelaskan bahan operasi dipergunakan untuk pemindahan aspal. 2. Mampu menyiapkan formulir pencatatan pemakaian bahanbahan operasi selama travelling. 3. Harus mampu mencatat semua bahan dipergunakan dengan benar. Pada akhir 1. Ceramah pembelajaran 2. Diskusi sesi ini, peserta 3. Peragaan/ diharapkan dapat mencatat Praktik pemakaian semua bahan operasi untuk pemindahan mesin dengan benar sebagai bahan pembuatan laporan. 1. Menjelaskan bahan operasi dipergunakan untuk pemindahan mesin. 2. Menjelaskan dan penyiapan formulir pencatatan pemakaian bahanbahan operasi selama travelling. 3. Menjelaskan dan pencatatan semua bahan dipergunakan dengan benar. 4. Diskusi Kelompok : - Bahan operasi dipergunakan untuk pemindahan mesin. menyiapkan formulir pencatatan pemakaian bahanbahan operasi selama travelling. mencatat semua bahan dipergunakan dengan benar. 5. Peragaan : - Menyiapkan formulir pencatatan pemakaian bahanbahan operasi selama travelling. - Mencatat semua bahan dipergunakan dengan benar. 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. 5 menit 5* 5** Halaman: 20 dari 68

22 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan Tahapan Pembelajaran Sumber/ Referensi Diskusi Kelompok : - Prosedur penyiapan mesin untuk dapatnaik ke atas alat angkut. - Prosedur memposisikan mesin di atas alat angkut sesuai - Prosedur menurunkan mesin dari alat angkut sesuai prosedur ditempat ditentukan. - Prosedur pencatatan pemakaian semua bahan operasi untuk pemindahan mesin dengan benar sebagai bahan pembuatan laporan. Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 2.1 sampai dengan KUK 2.4, sebelum melakukan kegiatan praktik. Pelaksanaan praktik : - Penyiapan mesin untuk dapatnaik ke atas alat angkut. - Memposisikan mesin di atas alat angkut sesuai - Menurunkan mesin dari alat angkut sesuai prosedur ditempat ditentukan. - Pencatatan pemakaian semua bahan operasi untuk pemindahan mesin dengan benar sebagai bahan pembuatan laporan. Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 2.1 sampai dengan KUK 2.4 dengan didahului penjelasan langkah masing-masing kegiatan praktik dan contoh praktik dari instruktur, dilanjutkan dengan pelaksanaan pelaksanaan praktik oleh setiap peserta dengan bimbingan instruktur. Jam Pelajaran Indikatif 35 menit 230 menit Unit Kompetensi 5 Elemen Kompetensi 3 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja 3.1 Mesin disiapkan dengan baik untuk dapat diangkat dengan crane sesuai 1. Dapat menjelaskan penyiapan mesin untuk dapat diangkat dengan crane sesuai 2. Mampu menghidupkan engine sesuai 3. Harus mampu menyiapkan mesin untuk dapat diangkat dengan crane dan ditempatkan diatas alat angkut sesuai dengan ketentuan. 4. Mampu mematikan engine sesuai Memindahkan Mesin Penggelar Aspal Memindahkan mesin dengan menggunakan alat angkut dan alat angkat (crane). Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan Pada akhir 1. Ceramah pembelajaran 2. Diskusi sesi ini, peserta 3. Peragaan diharapkan dapat menyiapkan mesin dengan baik untuk dapat diangkat dengan crane sesuai Tahapan Pembelajaran 1. Menjelaskan penyiapan mesin untuk dapat diangkat dengan crane sesuai 2. Menjelaskan cara dan menghidupkan engine sesuai 3. Menjelaskan dan penyiapan mesin untuk dapat diangkat dengan crane dan ditempatkan diatas alat angkut sesuai dengan ketentuan. 4. Menjelaskan cara dan mendemonstrasikan mematikan engine sesuai 5. Diskusi Kelompok : - Penyiapan mesin untuk dapat diangkat dengan crane sesuai - Menghidupkan engine sesuai - Menyiapkan mesin untuk dapat diangkat dengan crane dan ditempatkan diatas alat Sumber/ Referensi 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. Jam Pelajaran Indikatif 10 menit 10* Halaman: 21 dari 68

23 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan Tahapan Pembelajaran angkut sesuai dengan ketentuan. - Mematikan engine sesuai 6. Peragaan : - Menghidupkan engine sesuai - Menyiapkan mesin untuk dapat diangkat dengan crane dan ditempatkan diatas alat angkut sesuai dengan ketentuan. - Mematikan engine sesuai Sumber/ Referensi Jam Pelajaran Indikatif 10** 3.2 Mesin ditempatkan di atas alat angkut pada posisi benar. 1. Dapat menjelaskan posisi mesin penggelar asapal benar diatas alat angkut. 2. Mampu menghidupkan engine sesuai 3. Harus mampu memposisikan aspal pada posisi benar. Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat menempatkan mesin penggelar aspal di atas alat angkut pada posisi benar. 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Peragaan/ Praktik 1 Menjelaskan posisi asapal benar diatas alat angkut. 2 Menghidupkan engine sesuai 3 Menjelaskan cara dan pengaturan posisi aspal pada posisi benar. 4. Diskusi Kelompok : - Posisi mesin penggelar asapal benar diatas alat angkut. menghidupkan engine sesuai memposisikan aspal pada posisi benar. 5. Peragaan : - Menghidupkan engine sesuai - Memposisikan aspal pada posisi benar. 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. 10 menit 10* 10** 3.3 Screed diposisikan sesuai ketentuan setelah alat ditempatkan pada posisi benar. 1. Dapat menjelaskan posisi screed benar diatas alat angkut. 2. Harus mampu memposisikan screed dengan benar setelah Pada akhir 1. Ceramah pembelajaran 2. Diskusi sesi ini, peserta 3. Praktik diharapkan dapat memposisikan screed sesuai ketentuan setelah alat ditempatkan pada posisi benar. 1. Menjelaskan posisi screed benar diatas alat angkut. 2. Menjelaskan cara dan posisi screed dengan benar setelah mesin ditempatkan dengan benar diatas alat angkut. 3. Menjelaskan cara dan posisi hopper sesuai dengan 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. 10 menit Halaman: 22 dari 68

24 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja aspal ditempatkan dengan benar diatas alat angkut. 3. Mampu memposisikan hopper sesuai dengan ketentuan. Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan Tahapan Pembelajaran ketentuan. 4. Diskusi Kelompok : - Posisi screed benar diatas alat angkut. memposisikan screed dengan benar setelah mesin ditempatkan dengan benar diatas alat angkut. memposisikan hopper sesuai dengan ketentuan. 5. Peragaan : - Memposisikan screed dengan benar setelah mesin ditempatkan dengan benar diatas alat angkut. - Memposisikan hopper sesuai dengan ketentuan. Sumber/ Referensi Jam Pelajaran Indikatif 10* 10** 3.4 Engine dimatikan sesuai prosedur selama pengangkutan 1. Mampu menjelaskan prosedur mematikan engine benar. 2. Mampu melakukan pendinginan engine (cooling down). 3. Mampu memosisikan kunci kontak pada posisi off sehingga engine mati. Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat mematikan engine sesuai 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Peragaan 1. Menjelaskan prosedur mematikan engine benar. 2. Menjelaskan cara dan melakukan pendinginan engine (cooling down). 3. Menjelaskan cara dan memosisikan kunci kontak pada posisi off sehingga engine mati. 4. Diskusi Kelompok: mematikan engine benar. pendinginan engine (cooling down). memosisikan kunci kontak pada posisi off sehingga engine mati. 5. Peragaan : - Mematikan engine benar. - Melakukan pendinginan engine (cooling down). - Memosisikan kunci kontak pada posisi off sehingga engine mati. 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. 5 menit 5* 5** Halaman: 23 dari 68

25 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja 3.5 Engine dihidupkan kembali untuk memposisikanscreed pada proses penurunan alat sesuai ketentuan. 1. Dapat menjelaskan prosedur menghidupkan engine. 2. Harus mampu menghidupkan engine sesuai 3. Mampu mengambil langkah tepat bila terjadi kelainan. 3.6 Pemakaian semua bahan operasi untuk pemindahan dicatat sebagai bahan pembuatan laporan. 1. Dapat menjelaskan bahan operasi untuk pemindahan aspal dengan menggunakan alat angkut dan alat angkat. 2. Mampu menyiapkan formulir pencatatan pemakaian bahanbahan operasi selama travelling. 3. Harus mampu mencatat semua pemakaian bahan operasi dengan benar. Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan Pada akhir 1.Ceramah pembelajaran 2.Diskusi sesi ini, peserta 3.Praktik/ diharapkan Peragaan dapat menghidupkan engine kembali untuk memposisikansc reed pada proses penurunan alat sesuai ketentuan. Pada Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat mencatat pemakaian semua bahan operasi untuk pemindahan sebagai bahan pembuatan laporan. 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Peragaan Tahapan Pembelajaran 1. Menjelaskan prosedur menghidupkan engine. 2. Menjelaskan cara dan menghidupkan engine sesuai 3. Menjelaskan cara dan mengambil langkah tepat bila terjadi kelainan. 4. Diskusi Kelompok : - Prosedur menghidupkan engine. menghidupkan engine sesuai mengambil langkah tepat bila terjadi kelainan. 5. Peragaan : - Menghidupkan engine sesuai - Mengambil langkah tepat bila terjadi kelainan. 1. Menjelaskan bahan operasi untuk pemindahan mesin dengan menggunakan alat angkut dan alat angkat. 2. Menjelaskan dan penyiapan formulir pencatatan pemakaian bahanbahan operasi selama travelling. 3. Menjelaskan cara dan pencatatan semua pemakaian bahan operasi dengan benar. 4. Diskusi Kelompok : - Bahan operasi untuk pemindahan aspal dengan menggunakan alat angkut dan alat angkat. menyiapkan formulir pencatatan pemakaian bahanbahan operasi selama travelling. mencatat semua Sumber/ Referensi 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. Jam Pelajaran Indikatif 5 menit 5* 5** 5 menit 5* Halaman: 24 dari 68

26 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan Tahapan Pembelajaran pemakaian bahan operasi dengan benar. 5. Peragaan : - Menyiapkan formulir pencatatan pemakaian bahanbahan operasi selama travelling. - Mencatat semua pemakaian bahan operasi dengan benar. Sumber/ Referensi Jam Pelajaran Indikatif 5** Diskusi Kelompok: - Prosedur penyiapan mesin untuk dapat diangkat dengan crane dan ditempatkan diatas alat angkut sesuai dengan ketentuan. - Pengaturan posisi mesin benar diatas alat angkut. - Prosedur memosisikanscreed dengan benar setelah mesin ditempatkan dengan benar diatas alat angkut. - Prosedur memosisikanhopper sesuai dengan ketentuan. - Prosedur menghidupkan engine. - Prosedur pencatatan semua pemakaian bahan operasi dengan benar. Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 3.1 sampai dengan KUK 3.6, kegiatan praktik sebelum melakukan Pelaksanaan praktik : - Penyiapanmesin dengan baik untuk dapat diangkat dengan crane sesuai - Pengaturan penempatan mesin di atas alat angkut pada posisi benar. - Posisi screed sesuai ketentuan setelah alat ditempatkan pada posisi benar. - Mematikan engine sesuai prosedur selama pengangkutan. - Menghidupkan engine kembali untuk memposisikanscreed pada proses penurunan alat sesuai ketentuan. - Pencatatan pemakaian semua bahan operasi untuk pemindahan sebagai bahan pembuatan laporan. Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 3.1 sampai dengan KUK 3.6 dengan didahului penjelasan langkah masing-masing kegiatan praktik dan contoh praktik dari instruktur, dilanjutkan dengan pelaksanaan pelaksanaan praktik oleh setiap peserta dengan bimbingan instruktur. 45 menit 145 menit Unit Kompetensi 5 Elemen Kompetensi 4 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja 4.1 Mesin akan ditarik (towed) disiapkan sesuai dengan 1. Dapat menjelaskan persiapan mesin untuk ditarik (towed) 2. Mampu melakukan penyiapan mesin untuk penarikan. 3. Mampu melakukan koordinasi dengan operator alat penarik selama pekerjaan penarikan. Memindahkan Mesin Penggelar Aspal Memindahkan mesin dengan cara ditarik (towed). Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan Pada akhir 1. Ceramah pembelajaran 2. Diskusi sesi ini, peserta 3. Peragaan diharapkan dapat menyiapkan aspal sesuai dengan Tahapan Pembelajaran 1. Menjelaskan persiapan mesin untuk ditarik (towed) 2. Menjelaskan cara dan melakukan penyiapan aspal untuk penarikan. 3. Menjelaskan dan melakukan koordinasi dengan operator alat penarik selama pekerjaan penarikan. 4. Diskusi Kelompok : - Persiapan mesin untuk ditarik (towed) Sumber/ Referensi 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. Jam Pelajaran Indikatif 10 menit 10* Halaman: 25 dari 68

27 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan Tahapan Pembelajaran melakukan penyiapan mesin untuk penarikan. melakukan koordinasi dengan operator alat penarik selama pekerjaan penarikan 5. Peragaan : - Melakukan penyiapan mesin untuk penarikan. - Melakukan koordinasi dengan operator alat penarik selama pekerjaan penarikan. Sumber/ Referensi Jam Pelajaran Indikatif 10** 4.2 Pemantauan mesin selama penarikan dilakukan dengan seksama. 1. Dapat menjelaskan pemantauan mesin selama penarikan 2. Harus mampu memantau mesin selama penarikan (towing) dengan teliti. 3. Mampu mencatat kelainan terjadi selama penarikan dengan benar. Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat melakukan pemantauan mesin penggelar aspal selama penarikan dengan seksama. 1. Ceramah 2. Diskusi 1. Menjelaskan pemantauan mesin selama penarikan 2. Menjelaskan cara dan pemantauan mesin selama penarikan (towing) dengan teliti 3. Menjelaskan cara dan pencatatan kelainan terjadi selama penarikan dengan benar. 4. Diskusi Kelompok : - Pemantauan mesin selama penarikan memantau mesin selama penarikan (towing) dengan teliti. mencatat kelainan terjadi selama penarikan dengan benar. 5. Peragaan : - Memantau mesin selama penarikan (towing) dengan teliti. - Mencatat kelainan terjadi selama penarikan dengan benar. 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. 10 menit 10* 10** Halaman: 26 dari 68

28 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja 4.3 Pemakaian semua bahan operasi untukpemindahan dicatat sebagai bahan pembuatan laporan. 1. Dapat menjelaskan bahan operasi untuk pemindahan aspal dengan ditarik. 2. Mampu menyiapkan formulir pencatatan pemakaian bahanbahan operasi selama travelling. 3. Harus mampu mencatat semua pemakaian bahan operasi dengan benar. Tujuan Pembelajaran Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat mencatat pemakaian semua bahan operasi untukpemindah an sebagai bahan pembuatan laporan. Metode Pelatihan 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Peragaan Tahapan Pembelajaran 1. Menjelaskan bahan operasi untuk pemindahan mesin dengan ditarik. 2. Menjelaskan dan penyiapan formulir pencatatan pemakaian bahanbahan operasi selama travelling. 3. Menjelaskan dan pencatatan semua pemakaian bahan operasi dengan benar. 4. Diskusi Kelompok : - Bahan operasi untuk pemindahan aspal dengan ditarik. menyiapkan formulir pencatatan pemakaian bahanbahan operasi selama travelling. mencatat semua pemakaian bahan operasi dengan benar. 5. Peragaan : - Menyiapkan formulir pencatatan pemakaian bahanbahan operasi selama travelling. - Mencatat semua pemakaian bahan operasi dengan benar. Sumber/ Referensi 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. Jam Pelajaran Indikatif 5 menit 5* 5** Diskusi Kelompok: - Prosedur penyiapan mesin untuk penarikan. - Prosedur pemantauan mesin selama penarikan - Prosedur pencatatan semua pemakaian bahan operasi dengan benar. Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 4.1 sampai dengan KUK 4.3 dan sebelum melakukan kegiatan praktik Pelaksanaan praktik : - Penyiapan mesin akan ditarik sesuai dengan - Penyiapan mesin selama penarikan dengan seksama. - Prosedur pencatatan pemakaian semua bahan operasi untukpemindahan sebagai bahan pembuatan laporan. Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 4.1 sampai dengan KUK 4.3 dengan didahului penjelasan langkah masing-masing kegiatan praktik dan contoh praktik dari instruktur, dilanjutkan dengan pelaksanaan pelaksanaan praktik oleh setiap peserta dengan bimbingan instruktur. 25 menit - Halaman: 27 dari 68

29 Unit Kompetensi 5 Elemen Kompetensi 5 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja 5.1 Kondisi dan fungsi instrument panel dipantau untuk meyakinkan dalam keadaan baik. 1. Dapat menjelaskan pemantauan kondisi dan fungsi instrument panel. 2. Harus dapat memantau kondisi instrument panel untuk meyakinkan dalam kondisi baik. 3. Harus dapat memantau instrument panel secara periodik untuk meyakinkan berfungsi dengan baik. 4. Mampu menjelaskan pemantauan kelainan suara, getaran dan gas buang engine. Memindahkan Mesin Penggelar Aspal Melakukan pemeliharaan selama pemindahan mesin dengan dijalankan (travelling). Tujuan Pembelajaran Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat memantau kondisi dan fungsi instrument panel untuk meyakinkan dalam keadaan baik. Metode Pelatihan 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Peragaan/ Praktik Tahapan Pembelajaran 1. Menjelaskan pemantauan kondisi dan fungsi instrument panel. 2. Menjelaskan dan pemantauan kondisi instrument panel untuk meyakinkan dalam kondisi baik. 3. Menjelaskan cara dan memantau instrument panel secara periodik untuk meyakinkan berfungsi dengan baik. 4. Menjelaskan cara dan pemantauan kelainan suara, getaran dan gas buang engine. 5. Diskusi Kelompok : - Pemantauan kondisi dan fungsi instrument panel. - Memantau kondisi instrument panel untuk meyakinkan dalam kondisi baik. - Memantau instrument panel secara periodik untuk meyakinkan berfungsi dengan baik. - Pemantauan kelainan suara, getaran dan gas buang engine. 6. Peragaan : Melakukan pemantauan kelainan suara, getaran dan gas buang engine. Sumber/ Referensi 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Pengge-lar Aspal. Jam Pelajaran Indikatif 5 menit 5* 5** 5.2 Kelainan suara, getaran dan gas buang engine dipantau secara periodik. 1. Dapat menjelaskan pemantauan kelainan suara getaran dan gas buang engine. 2. Mampu memantau kondisi suara, getaran dan warna gas buang secara periodik. 3. Mampu membedakan kondisi normal dan kondisi tidak Pada sesi pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat memantau kelainan suara, getaran dan gas buang engine secara periodik. 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Peragaan/ Praktik 1. Menjelaskan pemantauan kelainan suara getaran dan gas buang engine. 2. Menjelaskan dan pemantauan kondisi suara, getaran dan warna gas buang secara periodik. 3. Membedakan kondisi normal dan kondisi tidak normal. 4. Diskusi Kelompok : - Pemantauan kelainan suara getaran dan gas buang engine. 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. 7 menit 8* Halaman: 28 dari 68

30 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja normal. Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan Tahapan Pembelajaran memantau kondisi suara, getaran dan warna gas buang secara periodik. membedakan kondisi normal dan kondisi tidak normal. 5. Peragaan : - Memantau kondisi suara, getaran dan warna gas buang secara periodik. - Membedakan kondisi normal dan kondisi tidak normal. Sumber/ Referensi Jam Pelajaran Indikatif 5** 5.3 Tindakan tepat dilakukan sesuai dengan prosedur bila terjadi kelainan. 1. Dapat menjelaskan prosedur pengambilan tindakan/ langkah bila terjadi suatu kelainan. 2. Harus mampu menentukan adanya kelainan atau kondisi tidak normal, berdasarkan hasil pemantauan. 3. Harus mampu melakukan tindakan tepat terhadap kelainan terjadi. 4. Mampu mencatat kelainan terjadi dan langkah dilakukan sebagai bahan laporan. Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat melakukan tindakan tepat sesuai dengan prosedur bila terjadi kelainan. 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Peragaan/ Praktik 1. Menjelaskan prosedur pengambilan tindakan/ langkah bila terjadi suatu kelainan. 2. Menjelaskan cara dan menentukan adanya kelainan atau kondisi tidak normal, berdasarkan hasil pemantauan. 3. Menjelaskan cara dan melakukan tindakan tepat terhadap kelainan terjadi. 4. Menjelaskan dan memberikan contoh pencatatan kelainan terjadi dan langkah dilakukan sebagai bahan laporan. 5. Diskusi Kelompok : - Prosedur pengambilan tindakan/ langkah bila terjadi suatu kelainan. menentukan adanya kelainan atau kondisi tidak normal, berdasarkan hasil pemantauan. melakukan tindakan tepat terhadap kelainan terjadi. mencatat kelainan terjadi dan langkah dilakukan sebagai bahan laporan. 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. 5 menit 5* Halaman: 29 dari 68

31 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan Tahapan Pembelajaran 6. Peragaan : - Menentukan adanya kelainan atau kondisi tidak normal, berdasarkan hasil pemantauan. - Melakukan tindakan tepat terhadap kelainan terjadi. - Mencatat kelainan terjadi dan langkah dilakukan sebagai bahan laporan. Sumber/ Referensi Jam Pelajaran Indikatif 5** Diskusi Kelompok : - Prosedur pemantauan kondisi instrument panel untuk meyakinkan dalam kondisi baik. - Prosedur pemantauan kondisi suara, getaran dan warna gas buang secara periodik. - Prosedur pengambilan tindakan tepat terhadap kelainan terjadi. Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 5.1 sampai dengan KUK 5.3, semelum melakukan kegiatan praktik. Pelaksanaan praktik : - Pemantauankondisi dan fungsi instrument panel untuk meyakinkan dalam keadaan baik. - Pemantauan kelainan suara, getaran dan gas buang engine secara periodik. - Tindakan tepat sesuai dengan prosedur bila terjadi kelainan. Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 5.1 sampai dengan KUK 5.3 dengan didahului penjelasan langkah masing-masing kegiatan praktik dan contoh praktik dari instruktur, dilanjutkan dengan pelaksanaan pelaksanaan praktik oleh setiap peserta dengan bimbingan instruktur. 17 menit 45 menit Unit Kompetensi 5 Elemen Kompetensi 6 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja 6.1 Mesin diparkir ditempat ditentukan sesuai dengan 1. Dapat menjelaskan prosedur parkir aspal sesuai ketentuan. 2. Harus mampu menempatkan aspal ditempat dapat untuk parkir sesuai ketentuan. 3. Mampu menyiapkan mesin ditempat parkir pada posisi parkir. Memindahkan Mesin Penggelar Aspal Melakukan pemeliharaan setelah selesai pemindahan mesin dengan dijalankan (travelling). Tujuan Pembelajaran Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat memarkir aspal ditempat ditentukan sesuai dengan Metode Pelatihan 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Praktik Tahapan Pembelajaran 1. Menjelaskan prosedur parkir mesin sesuai ketentuan. 2. Menjelaskan cara dan penempatan mesin ditempat dapat untuk parkir sesuai ketentuan. 3. Menjelaskan cara dan penyiapan mesin ditempat parkir pada posisi parkir. 4. Diskusi Kelompok : - Prosedur parkir aspal sesuai ketentuan. menempatkan aspal ditempat Sumber/ Referensi 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. Jam Pelajaran Indikatif 5 menit 5* Halaman: 30 dari 68

32 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan Tahapan Pembelajaran dapat untuk parkir sesuai ketentuan. menyiapkan mesin ditempat parkir pada posisi parkir. 5. Peragaan : - Penempatan mesin ditempat dapat untuk parkir. - Penyiapan mesin ditempat parkir. Sumber/ Referensi Jam Pelajaran Indikatif 5** 6.2 Hopper dan screed diposisikan sesuai ketentuan. 1. Dapat menjelaskan posisi hopper dan screed pada posisi parkir. 2. Harus mampu menggunakan alat kendali hopper dan screed dengan benar. 3. Harus mampu memosisikan hopper dan screed pada posisi parkir. Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat memposisikan hopper dan screed sesuai ketentuan. 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Praktik 1. Menjelaskan posisi hopper dan screed pada posisi parkir. 2. Menjelaskan cara dan penggunaan alat kendali hopper dan screed dengan benar. 3. Menjelaskan cara dan posisi hopper dan screed pada posisi parkir. 4. Diskusi Kelompok : - Posisi hopper dan screed pada posisi parkir. menggunakan alat kendali hopper dan screed dengan benar. memosisikan hopper dan screed pada posisi parkir. 5. Peragaan : - Menggunakan alat kendali hopper dan screed dengan benar. - Memosisikan hopper dan screed pada posisi parkir. 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. 8 menit 7* 5** 6.3 Engine dimatikan sesuai dengan 1. Dapat menjelaskan prosedur mematikan engine. 2. Harus mampu mematikan engine sesuai 3. Mampu melakukan pengecekan ulang terhadap kemungkinan adanya kebocoran cairan. Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat mematikan engine sesuai dengan 1. Ceramah 2. Diskusi 3. Praktik 1. Menjelaskan prosedur mematikan engine. 2. Menjelaskan cara dan mematikan engine sesuai 3. Menjelaskan cara dan melakukan pengecekan ulang terhadap kemungkinan adanya kebocoran cairan. 4. Diskusi Kelompok : - Prosedur mematikan engine. mematikan engine 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. 5 menit 3* Halaman: 31 dari 68

33 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan Tahapan Pembelajaran sesuai melakukan pengecekan ulang terhadap kemungkinan adanya kebocoran cairan. 5. Peragaan : - Mematikan engine sesuai - Melakukan pengecekan ulang terhadap kemungkinan adanya kebocoran cairan. Sumber/ Referensi Jam Pelajaran Indikatif 2** 6.4 Bagian alat atau komponen kotor karena sisa-sisa aspal atau material lain dibersihkan dengan baik dan benar. 1. Dapat menjelaskan pembersihan aspal setelah operasi. 2. Dapat mengidentifikasi jenis-jenis kotoran biasa mengotori komponen. 3. Harus mampu menyiapkan bahan dan alat pembersih kotoran dengan lengkap. 4. Harus mampu membuang kotoran menempel pada komponen aspal dengan teliti. Pada akhir 1. Ceramah pembelajaran 2. Diskusi sesi ini, peserta 3. Praktik diharapkan dapat membersihkan bagian alat atau komponen kotor karena sisa-sisa aspal atau material lain dengan baik dan benar. 1. Menjelaskan pembersihan mesin setelah operasi. 2. Menjelaskan cara dan memberi contoh pengidentifikasian jenis-jenis kotoran biasa mengotori komponen. 3. Menjelaskan dan memberi contoh penyiapan bahan dan alat pembersih kotoran dengan lengkap. 4. Menjelaskan cara dan memberi contoh membuang kotoran menempel pada komponen mesin dengan teliti. 5. Diskusi Kelompok : - Pembersihan mesin setelah operasi. - Mengidentifikasi jenis-jenis kotoran biasa mengotori komponen. menyiapkan bahan dan alat pembersih kotoran dengan lengkap. membuang kotoran menempel pada komponen aspal dengan teliti. 6. Peragaan : - Penyiapan mesin. - Membuang kotoran pada komponen. 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. 75 menit 5* 5** Halaman: 32 dari 68

34 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja 6.5 Kondisi pemindahan dicatat sebagai bahan laporan. 1. Dapat menjelaskan kondisi pemindahan mesin perlu dicatat untuk pelaporan. 2. Mampu mempersiapkan formulir untuk mencatat kondisi pemindahan mesin. 3. Harus mampu mencatat kondisi pemindahan mesin dengan benar sebagai bahan laporan. Tujuan Pembelajaran Pada akhir pembelajaran sesi ini, peserta diharapkan dapat mencatat kondisi pemindahan mesin penggelar aspal sebagai bahan laporan. Metode Pelatihan 1. Ceramah 2. Diskusi 3.Peragaan Tahapan Pembelajaran 1 Menjelaskan kondisi pemindahan mesin perlu dicatat untuk pelaporan. 2 Menjelaskan cara atau memberikan contoh mempersiapkan formulir untuk mencatat kondisi pemindahan mesin. 3 Menjelaskan dan pencatatan kondisi pemindahan mesin dengan benar sebagai bahan laporan. 4. Diskusi Kelompok : - Kondisi pemindahan aspal perlu dicatat untuk pelaporan. mempersiapkan formulir untuk mencatat kondisi pemindahan mesin. mencatat kondisi pemindahan mesin dengan benar sebagai bahan laporan. 5. Peragaan : - Mempersiapkan formulir untuk mencatat kondisi pemindahan mesin. - Mencatat kondisi pemindahan mesin dengan benar sebagai bahan laporan. Sumber/ Referensi 1. Buku Petunjuk Pengoperasian dan Pemeliharaan Mesin Penggelar Aspal. Jam Pelajaran Indikatif 3 menit 3* 3** Diskusi Kelompok: - Prosedur parkir mesin sesuai ketentuan. - Prosedur memosisikan hopper dan screed pada posisi parkir. - Prosedur mematikan engine. - Prosedur pembersihan mesin setelah operasi. - Prosedur pencatatan kondisi pemindahan mesin dengan benar sebagai bahan laporan. Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 6.1 sampai dengan KUK 6.5, sebelum melakukan kegiatan praktik Pelaksanaan praktik : - Parkir mesin sesuai ketentuan. - Memosisikan hopper dan screed pada posisi parkir. - Langkah mematikan engine. - Pembersihan mesin setelah operasi. - Pencatatan kondisi pemindahan mesin dengan benar sebagai bahan laporan. 27 menit 75 menit Halaman: 33 dari 68

35 No Kriteria Unjuk Kerja/Indikator Unjuk Kerja Tujuan Pembelajaran Metode Pelatihan Tahapan Pembelajaran Sumber/ Referensi Dilakukan setelah selesai penjelasan KUK 6.1 sampai dengan KUK 6.5 dengan didahului penjelasan langkah masing-masing kegiatan praktik dan contoh praktik dari instruktur, dilanjutkan dengan pelaksanaan pelaksanaan praktik oleh setiap peserta dengan bimbingan instruktur. Instruktur diusulkan untuk Materi Pelatihan Pemindahan Mesin Penggelar Aspal Jam Pelajaran Indikatif Instruktur Teori Instruktur Praktik : : Catatan : 1. Jam pelajaran indikatif dalam menit 2. *) Pelaksanaan diskusi kelompok dilaksanakan pada akhir penyajian setiap elemen kompetensi. **) Pelaksanaan peragaan langsung pada penyajian setiap KUK. ***) Pelaksanaan praktik dilakukan pada akhir penyajian setiap elemen kompetensi, atau pada akhir penyajian seluruh elemen kompetensi, tergantung pada metoda diterapkan. Halaman: 34 dari 68

36 BAB IV PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL 4.1 Umum Apabila pekerjaan pengoperasian telah selesai di suatu tempat penggelaran aspal, kemudian akan melanjutkan pekerjaan penggelaran aspal di tempat lain, baik disuatu proyek atau proyek lain, maka pemindahan mesin harus dilaksanakan. Demikian pula apabila seluruh tugas pekerjaan telah selesai dikerjakan, maka mesin harus juga dipindahkan ke tempat penyimpanan, pool atau bengkel peralatan, agar mesin mendapat perawatan ataupun perbaikan. Pekerjaan pemindahan mesin ini dapat dilakukan dengan dijalankan atau travelling, diangkut dengan alat angkut, diangkut dengan alat angkat maupun tanpa alat angkat. Pemindahan mesin dengan cara travelling, dikhususkan untuk pemindahan mesin beroda ban dengan jarak relatif pendek. Bahasan berikut akan menjelaskan pemindahan mesin dengan berbagai cara seperti dimaksudkan diatas. 4.2 Pemindahan Mesin Penggelar Aspal dengan Cara Travelling atau Dijalankan Pemindahan mesin dengan cara travelling, kecepatan maksimum diijinkan sesuai dengan ketentuan Penyiapan bahan diperlukan untuk pemindahan mesin dengan menjalankan atau travelling Sebelum mulai melakukan travelling untuk pemindahan, perlu dilakukan persiapan segala sesuatunya sekiranya nanti diperlukan dalam pemindahan. a. Bahan diperlukan untuk pemindahan mesin dengan cara travelling Untuk menjalankan mesin ke tempat lain ditentukan diperlukan bahan-bahan baik untuk operasional ataupun untuk pemeliharaannya ataupun untuk lainnya. Bahan-bahan diperlukan : Bahan bakar untuk engine. Minyak pelumas untuk tambahan bila diperlukan. b. Pemilihan bahan perlu disiapkan. Bahan-bahan diperlukan dalam pemindahan dipilih terlebih dulu kemudian disiapkan sesuai dengan kebutuhan. Untuk dapat menyiapkan bahan, maka bahan perlu dipilih sesuai dengan kebutuhan, yaitu : Untuk bahan bakar dipilih minyak diesel atau solar atau HSD. Untuk minyak pelumas, sesuaikan dengan jenis engine, yaitu : minyak pelumas dengan tingkat kekentalan SAE 40. Halaman: 35 dari 68

37 c. Penyiapan bahan Bahan telah dipilih perlu diapkan sesuai dengan Prosedur atau tatacara penyiapan : 1) Membuat daftar bahan perlu disiapkan. 2) Mengajukan permintaan bahan kepada pihak terkait (Logistik atau Perbekalan), menggunakan formulir ditentukan. 3) Mengambil bahan telah disiapkan sesuai dengan permintaan 4) Menyiapkan atau mengisikan bahan segera diperlukan. 5) Menandatangani tanda penerimaan barang/bahan telah diberikan. d. Penyiapan APD diperlukan untuk travelling aspal Sebelum menjalankan (travelling) mesin dalam rangka pemindahan mesin, APD harus dipersiapkan terlebih dulu sesuai dengan prosedur sebagai berikut : 1) Memilih APD sesuai untuk dipergunakan dalam pelaksanaan pemindahan mesin (travelling). 2) Mengajukan permintaan/peminjaman APD telah dipilih 3) Mengambil/menerima APD diperlukan 4) Memeriksa kondisi fisik APD untuk kemungkinan ada kelainan/ cacat. 5) Membawa APD ketempat kerja/pemindahan mesin. APD diperlukan adalah : safety hat, safety shoes, sarung tangan keselamatan sesuai Menjalankan mesin a. Pemakaian APD sesuai ketentuan Langkah awal sebelum mulai bekerja melakukan travelling mesin dalam rangka pemindahan mesin adalah memakai APD telah dipilih dan disiapkan dengan baik dan benar. Periksalah kembali kondisi APD untuk kemungkinan ada kelainan atau ada kekurangan ataupun tidak pas/sesuai ukurannya. Pastikan bahwa APD dipakai telah sesuai. b. Menghidupkan engine sesuai prosedur Kondisi engine telah siap operasi, karena telah dilakukan pemeliharaan harian dengan baik sebelum pengoperasian ini (pemindahan) dilakukan Hidupkan engine sesuai prosedur : 1) Berikan isyarat bahwa engine akan dihidupkan Tujuan perlunya ada isyarat adalah agar setiap orang/pekerja lain mungkin berada disekitar tempat kerja dapat menempatkan diri ditempat cukup aman dari engine atau mungkin ada petugas lain berada atau sedang menangani engine, segera menghindar dari tempat berbahaya. Halaman: 36 dari 68

38 Isyarat dipergunakan umumnya adalah dengan membunyikan klakson alat bersangkutan 2 kali. 2) Pemeriksaan kondisi dan fungsi instrument pada posisi kunci kontak ON Kondisi fisik instrument sebenarnya telah diperiksa ketika dilakukan pemeliharaan harian, sebelum mulai melakukan pekerjaan pengoperasian mesin. Ketika akan melakukan kegiatan pengoperasian, kondisi tersebut perlu diperiksa lagi yaitu ketika kunci kontak diputar pada posisi ON untuk lebih memastikan lagi kondisi fisik belum dapat diketahui ketika kunci kontak masih OFF. Ketika posisi kunci kontak pada ON, mulai dapat diketahui apakah instrument dapat berfungsi, diantaranya adalah lampu monitor pengisian batere dan lampu monitor tekanan minyak pelumas menyala. Apabila engine distart dan hidup, fungsi instrument akan dapat dipastikan berfungsi dengan baik, yaitu bila kedua lampu monitor tersebut diatas kemudian mati. Pemeriksaan termaksud diatas perlu ditunjukkan atau diperagakan, sebelum benar-benar melakukan kegiatan pengoperasian. 3) Start engine a) Posisikan semua alat kendali pada posisi NETRAL. b) Putar kunci kontak kekanan dari posisi OFF keposisi ON. c) Amati semua tampilan instrument untukkemungkinan ada kelainan. d) Putar kekanan lagi sampai posisi START Engineakan berputar (crank) dan hidup. Bila engine belum mau hidup, ulangi langkah d). Pada posisi start ini, pertahankan kunci kontak sampai 5 detik saja, tidak boleh lebih. Jika belum dapat hidup juga, ulangi lagi beberapa kali lagi saja. Bila tetap belum hidup, laporkan kepada mekanik bertugas. Berilah selang waktu beberapa menit bila akan melakukan start ulang, hindari melakukan start terlalu lama, membahayakan alat. e) Segera setelah engine hidup, perhatikan kondisi lampu monitor atau instrumen lain. f) Bila terjadi kelainan khusunya lampu monitor tekanan minyak pelumas tidak mati dalam waktu lebih dari 10 detik, matikan segera engine dengan memposisikan kunci kontak pada posisi ON. Langkah selanjutnya laporkan keatasan atau mekanik bertugas. Halaman: 37 dari 68

39 g) Setelah engine hidup, lakukan terlebih dulu pemanasan engine (warming up) selama 5 menit sampai temperatur engine mencapai temperatur kerja. c. Penyiapan mesin untuk travelling Berbagai pengecekan dan pemeriksaan telah dilakukan ketika melakukan pemeliharaan harian, setiap hari sebelum mulai dengan pengoperasian. Hal belum dilakukan setelah menghidupkan engine adalah pemanasan sistem hidrolik. Pemanasan sistem hidrolik ini perlu dilakukan karena pada travelling, sistem hidrolik akan dipergunakan untuk beberapa pengoperasian, pengoperasian mesin serta peralatan kerja mesin. Lakukan pemanasan sistem hidrolik sebagai berikut : 1) Dengan engine tetap pada posisi putaran idle, hidupkan vibrator dengan memposisikan tuas vibrator pada poisi RUNNING (vibrator tidak akandapat mencapai kondisi normal walaupun tuasnya diposisikan pada normal sampai minyak hidrolik temperaturnya naik ke temperatur normal/temperatur kerja). 2) Hal diatas akan membuat temperatur minyak hidroliknaik sampai ketemperatur kerjanya. Jangan menaikkan putaran engine terlalu cepat/ mendadak, bila temperatur minyak masih rendah). 3) Bilamana temperatur minyak hidrolik telah naik (cek/periksa temperatur minyak hidrolik dengan memegang pipa/hose hidrolik), naikkan putaran engine sampai pada putaran kerjanya, mesin siap untuk dijalankan. d. Untuk menjalankan mesin dapat dilaksanakan sebagai berikut : 1) Pengecekan sebelum menjalankan mesin. a) Periksa apakah sakelar utama ada pada posisi OFF. b) Periksa bila sakelar utama konveyor ada pada posisi OFF. 2) Start a) Pastikan bahwa steering mono lever ada pada posisi netral. b) Dengan engine tetap pada putaran rendah (idling) injak kopeling utama dan pindah tuas perseneling pada posisi kecepatan diinginkan. c) Pindahkan tuas kendali high low pada tempatnya dengan cara sama. d) Putar sakelar utama travel ON. e) Periksa (check) bahwa hopper tertutup penuh dan screed diangkat sampai ketinggian sesuai. f) Bila semua tersebut diatas telah meyakinkan, injak pedal kopeling dalam-dalam, pindahkan tuas tunggal/ joy stick ke posisi maju dan selanjutnya jalankan mesin dengan melepas Halaman: 38 dari 68

40 pedal kopeling perlahan-lahan. g) Ikuti jalur ditentukan sampai ke tempat ditentukan. h) Pertahankan kecepatan tetap Penempatan mesin pada posisi ditentukan a. Penempatan mesin pada posisi ditentukan Pada akhir travelling, mesin harus ditempatkan pada tempat sesuai dengan tujuan pemindahan, apakah akan langsung ke tempat penggelaran, pada jalur jalan lain telah disiapkan, ke tempat penyimpanan sementara (pool), ke bengkel untuk perbaikan atau ke gudang untuk penyimpanan dan lain sebagainya. Tujuan pemindahan tersebut akan menentukan posisi mesin ketika telah sampai ke tempat tujuan. Oleh karena itu tujuan pemindahan harus jelas ke tempat mana dan untuk apa mesin tersebut dipindahkan. b. Penempatan mesin sesuai dengan posisi ditentukan Setelah tujuan pemindahan telah jelas, baik tempat maupun kegiatannya lanjutannya, maka mesin harus ditempatkan pada posisi ditentukan dengan baik sesuai denganprosedur : 1) Mesin ditempatkan secara lurus (tidak serong) sejajar dengan mesin-mesin lain, menghadap kearah ditentukan, dengan tujuan supaya rapih. 2) Untuk mencapai posisi ditentukan, hindari membelok dengan tajam karena bisa merusak permukaan landasan tempat penempatan mesin. Bila harus membelok dengan tajam, lakukan membelok beberapa kali dengan radius putar agak besar. Hal ini perlu dilakukan terutama untuk mesin beroda track. Setelah berada di tempat benar, parkirlah mesin sesuai dengan ketentuan. 3) Parkir mesin sesuai prosedur Ketika memarkir mesin, lakukanlah sesuai dengan prosedur : a) Tempat parkir harus kuat, rata dan datar (level), hindari tempat parkir miring. b) Lipat atau tutup hopper sepenuhnya. c) Turunkan screed kebawah sampai berada pada lantai parkir telah diberi bahan lunak (kayu atau karpet) sebagai tempat mendaratkan screed. d) Posisikan tuas-tuas kedali peralatan kerja pada posisi netral. e) Pasang rem parkir. f) Matikan engine. 4) Mematikan engine sesuai Matikan engine dengan prosedur sebagai berikut : Halaman: 39 dari 68

41 a) Melakukan pendinginan pendinginan engine (cooling down) Dalam proses mematikan engine, sebelum engine dimatikan, maka harus dilakukan pendinginan engine sesuai ketentuan/ Prosedur pendingan engine (cooling down) : Putaran engine diturunkan sampai putaran idle (low idle). Membiarkan engine dalam putaran idle sekitar 5 menit. Memutar kunci kontak sehingga engine mati. b) Memposisikan kunci kontak pada posisi OFF, sehingga engine mati. Langkah terakhir dalam mematikan engine adalah memosisikan kunci kontak pada posisi OFF sehingga engine mati, sesuai Prosedur memosisikan kunci kontak pada posisi OFF. Setelah pendinginan engine cukup, kunci kontak dari posisi ON diputar ke kiri sampai ke posisi OFF. Setelah engine mati, kunci kontak dikeluarkan/dicabut dari lubang kunci, dan diserahkan kepada petugas ditunjuk, atau disimpan pada tempat disediakan Pencatatan bahan operasi a. Bahan operasi diperlukan dalam pemindahan mesin Bahan operasi ini adalah semua bahan diperlukan untuk pemindahan mesin dengan cara dijalankan atau travelling. Bahan-bahan ini adalah : 1) Bahan bakar untuk engine (fuel engine, biasanya solar). 2) Minyak pelumas untuk menambah minyak pelumas engine. b. Pemakaian bahan operasi untuk pemindahan Bahan oparasi dipakai untuk pemindahan mesin tergantung dari berapa jauh atau jarak pemindahan mesin tersebut, atau berapa lama mesin berjalan atau engine hidup dalam perjalanan pindah tersebut.makin jauh jarak pindah atau makin lama perjalanan ditempuh, makin banyak pula bahan-bahan dipakai. c. Pencatatan semua bahan operasi dengan benar Semua bahan operasi dipakai untuk pemindahan mesin, haus dicatat dengan benar dan jujur. Pencatatan bahan operasi untuk pemindahan mesin : 1) Ketahui dengan pasti jumlah pemakaian bahan operasi (bahan bakar engine, minyak pelumas engine). 2) Catat semua bahan-bahan operasi termaksud dalam format laporan pemakaian bahan operasi. Halaman: 40 dari 68

42 3) Catatan ini nantinya dipakai untuk bahan pembuat laporan pekerjaan atau Laporan Harian Operasi. 4.3 Pemindahan Mesin Penggelar Aspal Dengan Alat Angkut Tanpa Alat Angkat Pemindahan mesin dengan alat angkut tanpa alat angkat, berarti mesin harus naik sendiri (self-travelling) ke atas alat angkut, tidak diangkat dengan alat angkat (crane).untuk itu maka, mesin harus dijalankan naik ke atas alat angkut dengan menggunakan tangga naik berupa jembatan atau platform/ramp.plat-form harus kuat menahan beban mesin seberat sekitar 12 ton.sudut tanjak atau inklinasi plat-form tidak lebih dari 8 0. Hal tersebut diatas dapat dilihat pada gambar sebagai berikut : Panjang plat-form/ramp sekitar 7.2 kali dasar alat angkut (cargo-bed) atau lebih. Tangga naik (plat-form/ramp) perlu diperkuat dengan balok-balok penga, seperti terlihat pada gambar berikut : Bagiandepan diangkat sehingga dari ramp ke bed flat tidak terlalu menekuk, bahkan bisa agak datar. Dengan demikian maka, kemungkinan auger tersangkut menjadi kecil berarti lebih aman. Gambar 4.1 : Tangga naik (plat-form/ ramp) Dewasa ini telah banyak alat angkut khusus untuk membawa mesin-mesin atau alat transport sejenis telah dilengkapi (built-in) tangga naik (plat-form) dengan bagian depan dapat dinaikkan sehingga jarak naik mesin tidak terlalu tinggi, itu berarti tangga naik (plat-form) menjadi tidak terlalu panjang (loader) Penyiapan mesin untuk dapat naik ke alat angkut Penyiapan mesin ke alat angkut mencakup penyiapan mesin (unit) dan penyiapan bahan-bahan diperlukan untuk dapat naik ke atas alat angkut. a. Persiapan mesin untuk dapat naik ketas alat angkut Mesin ini harus dapat traveling ke alat angkut. Itu berarti bahwa mesin harus siap travelling atau siap operasi, sebagaimana operasi pada umumnya. Demikian pula bahan-bahan Halaman: 41 dari 68

43 untuk traveling harus siap untuk menjalankan mesin ke atas alat angkut. b. Penyiapan bahan-bahan diperlukan untuk menjalankan mesin untuk dapat naik ke atas alart angkut. Prosedur penyiapan bahan-bahan diperlukan untuk menjalankan mesin naik keatas alat angkut : 1) Pilih bahan-bahan diperlukan untuk menjalankan (travelling) mesin. 2) Ajukan permintaan bahan-bahan diperlukan tersebut kepada unit terkait sesuai dengan ketentuan. 3) Ambil atau terima bahan-bahan sesuai dengan diminta, dengan menandatangani tanda terima barang (sesuai dengan ketentuan Unit Kerja). 4) Bawa bahan-bahan langsung ketempat mesin akan beroperasi/travelling atau langsung masukkan/dipakai ke mesin bersangkutan. c. Penyiapan mesin untuk dapat dijalankan naik ke alat angkut. Penyiapan mesin dalam hal ini adalah penyiapan mesin sudah siap operasi dalam arti bahwa kegiatan penyiapan termasuk dalam pemeliharaan harian telah dilaksanakan sebelumnya sampai mesin siap untuk dioperasikan. Penyiapan mesin ini untuk pengoperasian dalam hal ini travelling. Penyiapan dilaksanakan sesuai dengan langkah atau prosedur sebagai berikut : 1) Menghidupkan engine sesuai dengan 2) Memanaskan sistem hidrolik sesuai dengan 3) Melipat hopper secara penuh. 4) Menaikan screed sampai suatu posisi, sehingga bebas dari sangkutan benda apapun. Penyiapan/ pengisian bahan bakar dan penambahan minyak pelumas telah dilakukan sebelumnya. d. Penyiapan APD sesuai dengan ketentuan Sebelum menjalankan (travelling) mesin dalam rangka pemindahan mesin, APD harus dipersiapkan terlebih dulu sesuai dengan prosedur sebagai berikut : 1) Memilih APD sesuai untuk dipergunakan dalam pelaksanaan pemindahan mesin (travelling). 2) Mengajukan permintaan/peminjaman APD telah dipilih. 3) Mengambil/menerima APD diperlukan. 4) Memeriksa kondisi fisik APD untuk kemungkinan ada kelainan/cacat. 5) Membawa APD ketempat kerja/pemindahan mesin. Halaman: 42 dari 68

44 APD diperlukan adalah : safety hat, safety shoes, sarung tangan keselamatan sesuai Memosisikan mesin diatas alat angkut. a. Penjelasan posisi mesin diatas alat angkut. Pada pemindahan mesin dengan menggunakan alat angkut, penempatan mesin harus benar sesuai dengan posisi mesin diatas alat angkut benar. Posisi mesin diatas alat angkat : 1) Membujur searah dengan as alat angkut. 2) Berada ditengah pelat dasar alat angkut. 3) Tidak ada bagian dari mesin menonjol keluar dari lebar dan panjang alat angkut. b. Pemakaian APD sesuai dengan ketentuan. Langkah awal sebelum mulai bekerja melakukan travelling mesin dalam rangka pemindahan mesin adalah memakai APD telah dipilih dan disiapkan dengan baik dan benar. Periksalah kembali kondisi APD untuk kemungkinan ada kelainan atau ada kekurangan ataupun tidak pas/sesuai ukurannya.pastikan bahwa APD dipakai telah sesuai. c. Menghidupkan engine sesuai Kondisi engine telah siap operasi, karena telah dilakukan pemeliharaan harian dengan baik sebelum pengoperasian ini (pemindahan) dilakukan. Hidupkan engine sesuai prosedur : Kondisi engine telah siap operasi, karena telah dilakukan pemeliharaan harian dengan baik sebelum pengoperasian ini (pemindahan) dilakukan. Hidupkan engine sesuai prosedur : 1) Berikan isyarat bahwa engine akan dihidupkan Tujuan perlunya ada isyarat adalah agar setiap orang/pekerja lain mungkin berada disekitar tempat kerja dapat menempatkan diri ditempat cukup aman dari engine atau mungkin ada petugas lain berada atau sedang menangani engine, segera menghindar dari tempat berbahaya. Isyarat dipergunakan umumnya adalah dengan membunyikan klakson alat bersangkutan 1 kali. 2) Pemeriksaan kondisi dan fungsi instrument pada posisi kunci kontak ON Kondisi fisik instrument sebenarnya telah diperiksa ketika dilakukan pemeliharaan harian, sebelum mulai melakukan pekerjaan pengoperasian mesin. Ketika akan melakukan kegiatan pengoperasian, kondisi tersebut perlu diperiksa lagi yaitu ketika kunci kontak diputar pada posisi ON untuk lebih memastikan Halaman: 43 dari 68

45 lagi kondisi fisik belum dapat diketahui ketika kunci kontak masih OFF. Ketika posisi kunci kontak pada ON, mulai dapat diketahui apakah instrument dapat berfungsi, diantaranya adalah lampu monitor pengisian batere dan lampu monitor tekanan minyak pelumas menyala. Apabila engine distrart dan hidup, fungsi instrument akan dapat dipastikan berfungsi dengan baik, yaitu bila kedua lampu monitor tersebut diatas kemudian mati. Pemeriksaan termaksud diatas perlu ditunjukkan atau diperagakan, sebelum benar-benar melakukan kegiatan pengoperasian. 3) Start engine a) Posisikan semua alat kendali pada posisi NETRAL b) Putar kunci kontak kekanan dari posisi OFF keposisi ON. c) Amati semua tampilan instrument untuk kemungkinan ada kelainan. d) Putar kekanan lagi sampai posisi START Engine akan berputar (crank) dan hidup. Bila engine belum mau hidup, ulangi langkah d). Pada posisi start ini, pertahankan kunci kontak sampai 5 detik saja, tidak boleh lebih. Jika belum dapat hidup juga, ulangi lagi beberapa kali lagi saja.bila tetap belum hidup, laporkan kepada mekanik bertugas. Berilah selang waktu beberapa menit bila akan melakukan start ulang, hindari melakukan start terlalu lama, membahayakan alat. e) Segera setelah engine hidup perhatikan kondisi lampu monitor atau instrumen lain. f) Bila terjadi kelainan khusunya lampu monitor tekanan minyak pelumas tidak mati dalam waktu lebih dari 10 detik, matikan segera engine dengan memposisikan kunci kontak pada posisi ON. Langkah selanjutnya laporkan keatasan atau mekanik bertugas. g) Setelah engine hidup, lakukan terlebih dulu pemanasan engine (warming up) selama 5 menit, sampai temperatur engine mencapai temperatur kerja. d. Menjalankan mesin keatas alat angkut melalui ramp dengan hati-hati Setelah mesin siap operasi, maka mesin dijalankan naik melalui ramp keatas alat angkut sesuai dengan langkah berikut : 1) Gunakan petugas untuk memandu travelling keatas alat angkut (signal man). Halaman: 44 dari 68

46 2) Posisikan mesin pada arah naik ke alat angkut. 3) Roda-roda (kiri dan kanan) mesin tepat dengan kedua (kiri dan kanan) tangga naik (ramp). 4) Jalankan naik keatas alat angkut dengan gigi rendah dan hati-hati. 5) Hentikan mesin bila telah berada diatas pelat dasar alat angkut (flat bed) pada posisi benar. Ketika menjalankan mesin naik keatas alat angkut melalui plat form atau ramp, lakukan dengan sangat hati-hati dan kerjasama dengan signal man ditugasi. e. Penempatan mesin diatas alat angkut pada posisi benar. Setelah mesin sampai diatas pelat dasar (flat bed), tempatkan mesin dengan posisi benar sesuai langkah berikut : 1) Menempatkan mesin membujur searah dengan arah gerak maju alat angkut. 2) Memposisikan mesin ditengah alat angkut, sehingga tidak ada bagian menonjol keluar dari flat bed alat angkut. 3) Posisikan mesin diatas flat bed dengan jarak sama antara tepi luar roda (ban atau track) dengan tepi flat bed kurang lebih sama, antara sebelah kiri dan sebelah kanan. 4) Posisikan mesin diatas flat bed, sehingga ujung mesin sebelah depan ataupun belakang tidak mengenai bagian dari alat angkut, perhatikan gambar 2 berikut : Gambar 4.2 : Posisi Mesin Diatas Alat Angkut 5) Turunkan screed sampai ke pelat dasar alat angkut dengan diberikan bantalan atau balok kayu, sehingga screed tidak langsung bersinggungan dengan pelat dasar (flat bed). 6) Mesin harus diikat dengan baik dengan tali kuat (kawat), sehingga tidak bergerak-gerak selama pengangkutan. f. Mematikan engine sesuai Bila telah selesai digunakan, engine dimatikan sesuai prosedur : 1) Turunkan putaran engine sampai ke putaran idle(low idle). 2) Biarkan engine pada putaran low idle selama 5 menit, agar engine mendingin. 3) Putar kunci kontak ke kiri sampai pada posisi OFF, sehingga Halaman: 45 dari 68

47 engine mati. 4) Cabut kunci kontak dan serahkan kepada petugas atau ditempatkan pada kotak kunci Menurunkan mesin dari alat angkut. Bila pemindahan telah sampai tujuan dan tempat ditentukan, turunkan mesin sesuai a. Prosedur menurunkan mesin dari alat angkut. 1) Pasang dengan benar, plat form/ ramp pada tempatnya. 2) Hidupkan engine sesuai 3) Naikkan screed sampai posisi cukup aman. Pindahkan balok dengan pengganjal screed. 4) Biarkan hopper tetap tertutup/ terlipat. 5) Jalankan mesin turun melalui tangga turun atau plat form/ ramp dengan hati-hati. b. Menghidupkan engine sesuai Kondisi engine telah siap operasi, karena telah dilakukan pemeliharaan harian dengan baik sebelum pengoperasian ini (pemindahan) dilakukan. Hidupkan engine sesuai prosedur : 1) Berikan isyarat bahwa engineakan dihidupkan. Tujuan perlunya ada isyarat adalah agar setiap orang/pekerja lain mungkin berada disekitar tempat kerja dapat menempatkan diri ditempat cukup aman dari engine atau mungkin ada petugas lain berada atau sedang menangani engine, segera menghindar dari tempat berbahaya. Isyarat dipergunakan umumnya adalah dengan membunyikan klakson alat bersangkutan 1 kali. 2) Pemeriksaan kondisi dan fungsi instrument pada posisi kunci kontak ON. Kondisi fisik instrument sebenarnya telah diperiksa ketika dilakukan pemeliharaan harian, sebelum mulai melakukan pekerjaan pengoperasian mesin. Ketika akan melakukan kegiatan pengoperasian, kondisi tersebut perlu diperiksa lagi yaitu ketika kunci kontak diputar pada posisi ON untuk lebih memastikan lagi kondisi fisik belum dapat diketahui ketika kunci kontak masih OFF. Ketika posisi kunci kontak pada ON, mulai dapat diketahui apakah instrument dapat berfungsi, diantaranya adalah lampu monitor pengisisan batere dan lampu monitor tekanan minyak pelumas menyala. Apabila engine distrart dan hidup, fungsi instrument akan dapat dipastikan berfungsi dengan baik, yaitu bila kedua lampu monitor tersebut diatas kemudian mati. Halaman: 46 dari 68

48 Pemeriksaan termaksud diatas perlu ditunjukkan atau diperagakan, sebelum benar-benar melakukan kegiatan pengoperasian. 3) Start engine a) Posisikan semua alat kendali pada posisi NETRAL b) Putar kunci kontak kekanan dari posisi OFF keposisi ON. c) Amati semua tampilan instrument untuk kemungkinan ada kelainan. d) Putar kekanan lagi sampai posisi START. Engine akan berputar (crank) dan hidup. Bila engine belum mau hidup, ulangi langkah d). Pada posisi start ini, pertahankan kunci kontak sampai 5 detik saja, tidak boleh lebih. Jika belum dapat hidup juga, ulangi lagi beberapa kali lagi saja. Bila tetap belum hidup, laporkan kepada mekanik bertugas. Berilah selang waktu beberapa menit bila akan melakukan start ulang, hindari melakukan start terlalu lama, membahayakan alat. e) Segera setelah engine hidup perhatikan kondisi lampu monitor atau instrumen lain. f) Bila terjadi kelainan khusunya lampu monitor tekanan minyak pelumas tidak mati dalam waktu lebih dari 10 detik, matikan segera engine dengan memposisikan kunci kontak pada posisi ON. Langkah selanjutnya laporkan keatasan atau mekanik bertugas. g) Setelah engine hidup, lakukan terlebih dulu pemanasan engine (warming up) selama 5 menit, sampai temperatur engine mencapai temperatur kerja. c. Posisikan peralatan kerja sesuai dengan ketentuan Sebelum menjalankan mesin turun, posisikan terlebih dahulu peralatan kerja sesuai ketentuan. 1) Screed dinaikan sampai posisi cukup aman dari kemungkinan tergores dasar alat angkut atau bagian lain mesin. 2) Hopper dalam posisi tertutup atau dilipat penuh. d. Menjalankan mesin turun dari alat angkut dengan hati-hati. Menjalankan mesin turun dari alat angkut, lakukan dengan hati-hati sesuai prosedur sebagai berikut : Dalam menjalankan mesin turun dari alat angkut, gunakanlah selalu petugas pemandu (signal man). 1) Kondisikan mesin siap untuk dijalankan turun dari atas alat angkut. 2) Posisikan ramp seperti posisi ketika untuk menaikan mesin kealat Halaman: 47 dari 68

49 angkut (posisi standar). 3) Jalankan mundur mesin, menuruni ramp. 4) Bila telah lebih dari 50% bagian mesin berada di ramp, injak pedal rem. 5) Biarkan engine tetap berputar idle. 6) Dengan hati-hati turunkan mesin dengan melepas rem sedikit demi sedikit sampai ke lantai keluar dari ramp. 7) Selanjutnya jalankan mesin sesuai dengan prosedur biasa menuju ketempat ditentukan. Bila ground clearance, jarak antara lantai dasar dengan permukaan bawah auger cukup kecil, maka prosedur menaikan dan menurunkan mesin, berubah menjadi sebaliknya yaitu dijalankan mundur ketika naik ramp dan dijalankan maju ketika menurunkan mesin Pencatatan pemakaian bahan operasi a. Bahan operasi dipergunakan untuk pemindahan mesin. Bahan operasi dipergunakan untuk pemindahan aspal, terbatas pada bahan digunakan untuk travelling naik ke alat angkut. Bahan termaksud adalah bahan bakar untuk engine (solar, diesel oil), minyak pelumas engine untuk menambah bila terjadi kekurangan. Bahan lain adalah balok kayu sebagai landasan/ ganjal screed. Bahan operasi digunakan untuk pengoperasian alat angkut, tidak termasuk dalam bahan operasi mesin. b. Penyiapan formulir pencatatan pemakaian bahan-bahan operasi selama travelling. Semua bahan operasi digunakan dalam pemindahan mesin termaksud dicatat dalam formulir laporan. Pencatatan bahan operasi ini dilakukan pada formulir. c. Pencatatan semua bahan dipergunakan dengan benar. Semua bahan digunakan dicatat dengan menggunakan formulir sesuai. 4.4 Pemindahan Mesin dengan Alat Angkut dan Alat Angkat (Crane) Penyiapan mesin untuk dinaikan dengan crane kealat angkut a. Penyiapan mesin untuk dapat diangkat dengan crane sesuai Pada pemindahan mesin dengan alat angkut dan alat angkat (crane), maka mesin harus diangkat untuk ditempatkan di alat angkut. Untuk dapat diangkat dan ditempatkan diatas alat angkut, mesin perlu dipersiapkan dengan baik.untuk menyiapkan ini diperlukan tenaga Halaman: 48 dari 68

50 engine karenanya engine perlu dihidupkan terlebih dulu yaitu untuk memposisikan peralatan kerja dengan benar. b. Menghidupkan engine sesuai Kondisi engine telah siap operasi, karena telah dilakukan pemeliharaan harian dengan baik sebelum pengoperasian ini (pemindahan) dilakukan Hidupkan engine sesuai prosedur : Kondisi engine telah siap operasi, karena telah dilakukan pemeliharaan harian dengan baik sebelum pengoperasian ini (pemindahan) dilakukan Hidupkan engine sesuai prosedur : 1) Berikan isyarat bahwa engine akan dihidupkan Tujuan perlunya ada isyarat adalah agar setiap orang/pekerja lain mungkin berada disekitar tempat kerja dapat menempatkan diri ditempat cukup aman dari engine atau mungkin ada petugas lain berada atau sedang menangani engine, segera menghindar dari tempat berbahaya. Isyarat dipergunakan umumnya adalah dengan membunyikan klakson alat bersangkutan 1 kali. 2) Pemeriksaan kondisi dan fungsi instrument pada posisi kunci kontak ON Kondisi fisik instrument sebenarnya telah diperiksa ketika dilakukan pemeliharaan harian, sebelum mulai melakukan pekerjaan pengoperasian mesin. Ketika akan melakukan kegiatan pengoperasian, kondisi tersebut perlu diperiksa lagi yaitu ketika kunci kontak diputar pada posisi ON untuk lebih memastikan lagi kondisi fisik belum dapat diketahui ketika kunci kontak masih OFF. Ketika posisi kunci kontak pada ON, mulai dapat diketahui apakah instrument dapat berfungsi, diantaranya adalah lampu monitor pengisian batere dan lampu monitor tekanan minyak pelumas menyala. Apabila engine distrart dan hidup, fungsi instrument akan dapat dipastikan berfungsi dengan baik, yaitu bila kedua lampu monitor tersebut diatas kemudian mati. Pemeriksaan termaksud diatas perlu ditunjukkan atau diperagakan, sebelum benar-benar melakukan kegiatan pengoperasian. 3) Start engine a) Posisikan semua alat kendali pada posisi NETRAL b) Putar kunci kontak kekanan dari posisi OFF keposisi ON. c) Amati semua tampilan instrument untuk kemungkinan ada kelainan. d) Putar kekanan lagi sampai posisi START. Engine akan berputar (crank) dan hidup. Bila engine belum mau hidup, ulangi langkah d). Halaman: 49 dari 68

51 Pada posisi start ini, pertahankan kunci kontak sampai 5 detik saja, tidak boleh lebih. Jika belum dapat hidup juga, ulangi lagi beberapa kali lagi saja.bila tetap belum hidup, laporkan kepada mekanik bertugas. Berilah selang waktu beberapa menit bila akan melakukan start ulang, hindari melakukan start terlalu lama, membahayakan alat. e) Segera setelah engine hidup perhatikan kondisi lampu monitor atau instrument lain. f) Bila terjadi kelainan khusunya lampu monitor tekanan minyak pelumas tidak mati dalam waktu lebih dari 10 detik, segera matikan engine dengan memposisikan kunci kontak pada posisi ON. Langkah selanjutnya laporkan keatasan atau mekanik bertugas. g) Setelah engine hidup, lakukan terlebih dulu pemanasan engine (warming up) selama 5 menit sampai temperatur engine mencapai temperatur kerja. c. Penyiapan mesin untuk dapat diangkat dengan crane dan ditempatkan diatas alat angkut sesuai dengan ketentuan. Penyiapan mesin untuk dapat diangkat dengan crane. Dalam penyiapan termaksud, harus memposisikan perlengkapan kerja sesuai dengan ketentuan, agar mesin dapat diangkat dengan aman.bila mesin dilengkapi dengan atap, maka atap harus dilepas.dalam memposisikan peralatan kerja, engine perlu dalam kondisi hidup. Perlu diingatkan dan dipantau dengan baik, bahwa dalam pengangkatan mesin dengan crane perlu mengikuti ketentuan pengangkatannya. Pengangkatan harus menggunakan kabel-kabel pengangkat atau sling sesuai, baik besar maupun panjangnya. Pengikatan untuk pengangkatan harus pada tempat-tempat telah disediakan. Jangan mengangkat pada screed, hindari pengangkatan dengan beban tambahan Berikut ini contoh salah satu tempat pengangkatan dengan dua buah sling pada suatu tipe mesin. Gambar 4.3 : Pemasangan sling untuk pengangkatan Halaman: 50 dari 68

52 Mesin diangkat dengan menggunakan sling sesuai panjang maupun besarnya pada tempat-tempat telah disediakan. Tempat pengangkatan berada pada titik berat mesin. d. Mematikan engine sesuai Bila telah selesai digunakan, engine dimatikan sesuai prosedur : 1) Turunkan putaran engine sampai ke putaran idle (low idle). 2) Biarkan engine pada putaran low idle selama 5 menit, agar engine mendingin. 3) Putar kunci kontak ke kiri sampai pada posisi OFF sehingga engine mati. 4) Cabut kunci kontak dan serahkan kepada petugas atau ditempatkan pada kotak kunci Menempatkan mesin diatas alat angkut. Pada waktu meletakan mesin diatas flat bed, juga perlu dipantau dan diingatkan, bila sekiranya kurang tepat, sehingga bisa merusak mesin. a. Posisi asapal benar diatas alat angkut. Setelah mesin sampai diatas pelat dasar (flat bed), tempatkan mesin dengan posisi benar sesuai langkah berikut : 1) Menempatkan mesin membujur searah dengan arah gerak maju alat angkut. 2) Memposisikan mesin ditengah alat angkut, sehingga tidak ada bagian menonjol keluar dari flat bed alat angkut. 3) Posisikan mesin diatas flat bed dengan jarak sama antara tepi luar roda (ban atau track) dengan tepi flat bed kurang lebih sama, antara sebelah kiri dan sebelah kanan. 4) Posisikan mesin diatas flat bed, sehingga ujung mesin sebelah depan ataupun belakang tidak mengenai bagian dari alat angkut (perhatikan gambar 2). 5) Turunkan screed sampai ke pelat dasar alat angkut dengan diberikan bantalan atau balok kayu sehingga screed tidak langsung bersinggungan dengan pelat dasar (flat bed). 6) Mesin harus diikat dengan baik dengan tali kuat (kawat), sehingga tidak bergerak-gerak selama pengangkutan. b. Hidupkan engine sesuai prosedur Kondisi engine telah siap operasi, karena telah dilakukan pemeliharaan harian dengan baik sebelum pengoperasian ini (pemindahan) dilakukan. Hidupkan engine sesuai prosedur : Kondisi engine telah siap operasi, karena telah dilakukan pemeliharaan harian dengan baik sebelum pengoperasian ini (pemindahan) dilakukan. Hidupkan engine sesuai prosedur : 1) Berikan isyarat bahwa engineakan dihidupkan. Halaman: 51 dari 68

53 Tujuan perlunya ada isyarat adalah agar setiap orang/pekerja lain mungkin berada disekitar tempat kerja dapat menempatkan diri ditempat cukup aman dari engine atau mungkin ada petugas lain berada atau sedang menangani engine, segera menghindar dari tempat berbahaya. Isyarat dipergunakan umumnya adalah dengan membunyikan klakson alat bersangkutan 2 kali. 2) Pemeriksaan kondisi dan fungsi instrument pada posisi kunci kontak ON. Kondisi fisik instrument sebenarnya telah diperiksa ketika dilakukan pemeliharaan harian, sebelum mulai melakukan pekerjaan pengoperasian mesin. Ketika akan melakukan kegiatan pengoperasian, kondisi tersebut perlu diperiksa lagi yaitu ketika kunci kontak diputar pada posisi ON untuk lebih memastikan lagi kondisi fisik belum dapat diketahui ketika kunci kontak masih OFF. Ketika posisi kunci kontak pada ON, mulai dapat diketahui apakah instrument dapat berfungsi, diantaranya adalah lampu monitor pengisian batere dan lampu monitor tekanan minyak pelumas menyala. Apabila engine distrart dan hidup, fungsi instrument akan dapat dipastikan berfungsi dengan baik, yaitu bila kedua lampu monitor tersebut diatas kemudian mati. Pemeriksaan termaksud diatas perlu ditunjukkan atau diperagakan, sebelum benar-benar melakukan kegiatan pengoperasian. 3) Start engine a) Posisikan semua alat kendali pada posisi NETRAL. b) Putar kunci kontak kekanan dari posisi OFF keposisi ON. c) Amati semua tampilan instrument untuk kemungkinan ada kelainan. d) Putar kekanan lagi sampai posisi START. Engine akan berputar (crank) dan hidup. Bila engine belum mau hidup, ulangi langkah d). Pada posisi start ini, pertahankan kunci kontak sampai 5 detik saja, tidak boleh lebih. Jika belum dapat hidup juga, ulangi lagi beberapa kali lagi saja.bila tetap belum hidup, laporkan kepada mekanik bertugas. Berilah selang waktu beberapa menit bila akan melakukan start ulang, hindari melakukan start terlalu lama, membahayakan alat. e) Segera setelah engine hidup perhatikan kondisi lampu monitor atau instrumen lain. Halaman: 52 dari 68

54 f) Bila terjadi kelainan khusunya lampu monitor tekanan minyak pelumas tidak mati dalam waktu lebih dari 10 detik, matikan segera engine dengan memposisikan kunci kontak pada posisi ON. Langkah selanjutnya laporkan keatasan atau mekanik bertugas. g) Setelah engine hidup, lakukan terlebih dulu pemanasan engine(warming up) selama 5 menit, sampai temperatur engine mencapai temperatur kerja. c. Posisi mesin pada posisi benar. Setelah mesin sampai diatas pelat dasar (flat bed), tempatkan mesin dengan posisi benar sesuai langkah berikut : 1) Menempatkan mesin membujur searah dengan arah gerak maju alat angkut. 2) Memposisikan mesin ditengah alat angkut, sehingga tidak ada bagian menonjol keluar dari flat bed alat angkut. 3) Posisikan mesin diatas flat bed dengan jarak sama antara tepi luar roda (ban atau track) dengan tepi flat bed kurang lebih sama, antara sebelah kiri dan sebelah kanan. 4) Posisikan mesin diatas flat bed, sehingga ujung mesin sebelah depan ataupun belakang tidak mengenai bagian dari alat angkut (perhatikan gambar 3). 5) Turunkan screed sampai ke pelat dasar alat angkut dengan diberikan bantalan atau balok kayu sehingga screed tidak langsung bersinggungan dengan pelat dasar (flat bed). 6) Mesin harus diikat dengan baik dengan tali kuat (kawat), sehingga tidak bergerak-gerak selama pengangkutan Memosisikan screed setelah mesin pada posisi benar. a. Posisi screed benar diatas alat angkut. Pada pemindahan mesin dengan alat angkut dan alat angkat, ketika mesin berada dialat angkut, maka posisi screed harus dibawah, diletakan pada pelat dasar alat angkut. Agar pelat bawah screed tidak rusak, maka harus ditempatkan kayu sebagai sebagai ganjal dibawah screed, sehingga pelat dasar screed tidak bersinggungan langsung dengan pelat dasar alat angkut (flat bed). b. Memposisikan screed dengan benar setelah aspal ditempatkan dengan benar diatas alat angkut Prosedur memposisikan screed diatas alat angkut : 1) Posisi engine masih tetap hidup dan posisi screed masih diatas. 2) Menyiapkan tempat duduk (ganjal) screed dari bahan cukup lunak, sehingga tidak merusak permukaan bawah pelat screed (kayu). 3) Turunkan dengan perlahan screed kebawah dengan tenaga engine sampai screed terletak diatas ganjal kayu diatas flat bed alat Halaman: 53 dari 68

55 angkut. 4) Netralkan tuas kendali screed. 5) Engine bisa dimatikan. c. Memposisikan hopper sesuai dengan ketentuan Peralatan kerja lain harus diposisikan dengan benar adalah hopper. Prosedur memposisikan hopper ketika mesin sudah diletakan dengan benar diatas alat angkut : 1) Posisi engine masih tetap hidup. 2) Dengan tuas kendali hopper lipat atau tutup sepenuhnya hopper. 3) Kuncilah hopper dengan mencantolkan ring pada kait (hook). 4) Engine bisa dimatikan Mematikan engine selama pengangkutan a. Prosedur mematikan engine benar. 1) Melakukan pendinginan engine (cooling down). 2) Mematikan engine sesuai dengan ketentuan. b. Melakukan pendinginan engine (cooling down). 1) Turunkan putaran engine sampai putaran low idle. 2) Biarkan putaran engine idle selama 5 menit. 3) Setelah engine mendingin engine bisa dimatikan (switch off). c. Memposisikan kunci kontak pada posisi off sehingga engine mati. 1) Putar kunci kontak kekiri sampai pada posisi OFF. 2) Bila engine telah mati, cabut kunci kontak dari tempatnya, serahkan kepada petugas atau kontak kunci Menghidupkan engine a. Prosedur menghidupkan engine. Dalam hal ini, engine baru dimatikan berarti menghidupkan engine tidak dari awal, sehingga prosedur diikuti adalah : 1) Menetralkan semua tuas kendali dengan rem parkit tetap dipasang. 2) Melakukan start engine sesuai ketentuan. 3) Melakukan pemanasan (warming up) bila engine telah dingin. b. Menghidupkan engine sesuai prosedur Dalam hal ini, engine sudah dihidupkan dan kemudian dimatikan. Untuk menghidupkan lagi, lakukan prosedur berikut : 1) Menetralkan tuas kendali perlengkapan kerja atau menempatkan beberapa tuas kendali pada posisi sesuai ditentukan. 2) Menstart engine dengan : a) Memutar kunci kontak kekanan sampai posisi start. Pada posisi ini, hanya diizinkan beberapa detik saja. b) Bila start pertama engine belum dapat hidup, ulangi start dengan menunggu sekitar 1 2 menit. c) Bila beberapa kali start engine belum dapat hidup hentikan Halaman: 54 dari 68

56 start dan laporkan ke atasan atau mekanik bertugas. 3) Bila telah hidup, lakukan pemanasan (warming up) sebagai berikut: a) Naikkan putaran engine sampai ke high idle. b) Biarkan engine berputar pada posisi ini selama 5 menit. c) Pemanasan engine (warming up) dilakukan manakala engine telah menjadi dingin. c. Pengambilan langkah tepat bila terjadi kelainan. Pengambilan langkah atau tindak lanjut bila terjadi kelaian perlu dilakukan sesuai 1) Prosedur tindak lanjut. a) Setiap ada kelainan terjadi ketika menghidupkan engine harus dicatat dan dilaporkan kepada atasan. b) Jangan melakukan tindakan perbaikan terhadap hal diluar kewenangannya. c) Melaksanakan kerjasama dengan petugas perbaikan (mekanik) ditugaskan untuk mengatasi kelainan tersebut. 2) Tindak lanjut bila terjadi kelainan dalam menghidupkan engine. a) Matikan engine segera, bila dalam waktu 10 detik sejak engine hidup, tekanan minyak pelumas tidak ada (lampu monitor tekanan minyak pelumas tidak mati). b) Menghentikan start engine, bila telah berkali-kali start tetapi engine tidak mau hidup. c) Catat kelainan terjadi serta tindakan dilakukan untuk mencegah kerusakan bisa terjadi. d) Jangan coba hidupkan engine lagi bila kelainan belum diatasi. e) Lakukan kerjasama dalam pelaksanaan perbaikan dengan petugas (mekanik) menangani kelainan Pencatatan pemakaian bahan operasi a. Bahan operasi untuk pemindahan mesin dengan menggunakan alat angkut dan alat angkat. Pada pemindahan mesin dengan menggunakan alat angkut dan alat angkat bahan operasi dipakai hanya terbatas pada pemakaian bahan operasi untuk pengoperasian engine mesin ketika mengoperasikan perlengkapan kerja (screed) naik atau turun, hopper membuka atau menutup saja. Dengan demikian, bahan operasi dipakai hanya sedikit saja. Pemakaian bahan operasi alat angkut dan alat angkat tidak diperhitungkan. b. Penyiapan formulir pencatatan pemakaian bahan-bahan operasi selama travelling. Untuk mencatat pemakaian bahan operasi selama pemindahan digunakan formulir pencatatan pemakaian bahan operasi. Formulir ini perlu disiapkan sesuai dengan Halaman: 55 dari 68

57 Prosedur penyiapan formulir pencatatan bahan operasi : 1) Memilih formulir sesuai. 2) Mengajukan permohonan formulir pencatatan pemakaian bahan operasi. 3) Mengambil atau menerima formulir diminta. 4) Menyimpan dan menyiapkan formulir ditempat pekerjaan dilakukan. c. Pencatatan semua pemakaian bahan operasi dengan benar. Semua pemakaian bahan operasi selama pemindahan dicatat dengan langkah sebagai berikut : 1) Siapkan/ ambil formulir sesuai. 2) Siapkan catatan kecil pemakaian semua bahan operasi. 3) Masukan catatan pemakaian bahan operasi kedalam formulir pemakaian bahan operasi pada tempat/ kolom disediakan. Contoh formulir pencatatan pemakaian bahan operasi, seperti pada Lampiran I. 4.5 Pemindahan Dengan Cara Ditarik (towed) Pemindahan dapat dilaksanakan untuk jenis mesin dilengkapi roda penarik dan mesin tanpa roda penarik beroda track ataupun beroda ban dengan batasan jarak pemindahan sejauh 300 meter serta kecepatan penarikan 10 m/menit Penyiapan mesin akan ditarik a. Persiapan mesin untuk ditarik (towed). Ketika mesin akan ditarik (towed) dengan suatu alat/ mesin penarik, maka mesin bersangkutan, perlu dipersiapkan dengan sebaik mungkin, agar dalam penarikan nantinya tidak banyak masalah timbul. b. Penyiapan mesin untuk penarikan. Bila mesin akan ditarik, perlu disiapkan dengan sebaik mungkin. Penyiapan dilakukan : 1) Semua sambungan perlengkapan kerja (screed extention sebelah kiri atau kanan) dilepas. 2) Baut mata untuk penarikan dipasang. 3) Semua alat kendali dinetralkan. 4) Screed dinaikan dan dikunci. 5) Hopper ditutup/ dilipat. c. Koordinasi dengan operator alat penarik selama pekerjaan penarikan Dalam pelaksanaan penarikan mesin, koordinasi antara operator mesin dan operator mesin penarik perlu ada koordinasi baik.kendaraan penarik tidak lepas dari kendaraan ditarik, kendaraan penarik tidak berjalan sendiri tetapi Halaman: 56 dari 68

58 sama-sama berjalan dengan kendaraan penarik. Bisa saja terjadi mesin ditarik mengalami masalah.dalam hal ini operator mesin mengikuti penarikan harus memberikan isyarat kepada operator mesin penariknya. Beberapa masalah dapat terjadi, sehingga adanya koordinasi keduanya diperlukan Pemantauan mesin selama penarikan Penarikan dilakukan terhadap mesin beroda ban dalam jarak relatif dekat. a. Pemantauan mesin selama penarikan. Dalam pelaksanaan penarikan, mesin ditarik ataupun peralatan penariknya dapat saja mengalami kelainan misalnya ada baut pengikat kendor karena getaran terjadi dalam penarikan, sehingga komponen bersangkutan/ terkait mengalami masalah dan sebagainya.untuk itu pemantauan selama penarikan terhadap mesin ditarik perlu dilakukan pemantauan. b. Pemantauan mesin selama penarikan (towing) dengan teliti Ketika pemindahan mesin dari satu tempat ke tempat lain dengan cara ditarik (towed) pemantauan terhadap mesin beserta peralatan penarikannya perlu dilakukan : 1) Siapkan kertas beserta alat tulisnya untuk dapat dipakai mencatat kelainan mungkin terjadi. 2) Ikuti proses penarikan mesin sampai selesai/ tiba ditempat tujuan. 3) Amati/ pantau kondisi penarikan selama proses penarikan dilakukan. 4) Catat bila terjadi kelainan pada proses penarikan. c. Pencatatan kelainan terjadi selama penarikan dengan benar. Pada proses pemindahan mesin dengan ditarik (towed), bila terjadi kelainan, maka harus dicatat dengan benar : 1) Amati atau periksa kelainan terjadi dengan lebih teliti. 2) Pastikan jenis kelainan terjadi. 3) Catat dengan benar kelainan terjadi Pencatatan semua pemakaian bahan operasi a. Bahan operasi untuk pemindahan mesin dengan ditarik. Dalam hal ini bahan operasi hanya akan meliputi : Bahan bakar, bagi engine untuk menaikan/ menurunkan screed, membuka/ menutup hopper. Minyak pelumas untuk penambahan minyak pelumas engine kurang. Air batere untuk penambahan, bilamana air batere kurang. Halaman: 57 dari 68

59 Jumlah diperlukan tersebut diatas sedikit saja. b. Penyiapan formulir pencatatan pemakaian bahan-bahan operasi selama travelling. Formulir untuk pencatatan bahan operasi perlu disiapkan terlebih dahulu : 1) Pilih formulir sesuai. 2) Ajukan permintaan formulir kepada unit terkait sesuai 3) Periksa dan terima formulir diberikan. 4) Simpan ditempat kerja, formulir telah diterima untuk sewaktu-waktu digunakan untuk pencatatan. c. Pencatatan semua pemakaian bahan operasi dengan benar. Bila tidak selesai proses pemindahan, lakukan pencatatan semua bahan operasi. 1) Tentukan pemakaian jenis bahan untuk pemindahan dengan ditarik. 2) Catat bahan-bahan operasi dipakai untuk kemudahan dengan benar dalam formulir telah disiapkan. 4.6 Pemeliharaan Selama Pemindahan Dengan Dijalankan (travelling) Pemantauan instrument panel a. Pemantauan pemantauan kondisi dan fungsi instrument panel Kondisi dan fungsi instrument panel selama pemindahan harus selalu dipantau mengingat bahwa instrument menunjukan kondisi engine. Pemindahan dimaksudkan, agar setiap ada kelainan pada kondisi ataupun fungsi instrument dapat segera diketahui dan diambil. Langkah-langkah tepat, karena setiap kelainan akan berpengaruh pada kondisi mesin secara umum atau bahkan bisa berakibat fatal bila kelainan tidak ditangani dengan tepat. Pemantauan pada dasarnya adalah melaksanakan pemeriksaan atau pengamatan dengan teliti. b. Pemantauan kondisi instrument panel untuk meyakinkan dalam kondisi baik. Kondisi instrument panel mungkin saja mengalami perubahan selama pelaksanaan travelling dapat menunjukan adanya perubahan pada engine.dengan selalu dipantaunya kondisi instrument selama melakukan perjalanan (travelling), maka kondisi engine dapat diketahui atau dapat dipastikan. c. Pemantauan instrument panel secara periodik untuk meyakinkan berfungsi dengan baik. Serupa dengan pemantauan kondisi instrumen pemantauan secara periodik terhadap fungsi instrument juga harus dilakukan, karena tiap instrument juga akan terkait kondisi engine. Halaman: 58 dari 68

60 d. Pemantauan kelainan suara, getaran dan gas buang engine Pemantauan terhadap kelainan suara, getaran dan gas buang juga perlu dilakukan, agar dapat diketahui kondisi mesin pada umumnya termasuk engine dan perlengkapan kerja. Dalam hal ini dipantau terutama kelainannya Pemantauan suara, getaran dan gas buang a. Pemantauan kelainan suara getaran dan gas buang engine. Kelainan suara adalah suara-suara engine, suara mesin beserta perlengkapan kerjanya, apakah masih normal ataukah sudah berubah dari biasanya. Demikian pula kelainan getaran, apa masih normal, getaran masih seperti biasanya ataukah ada bergetar lebih keras dari biasanya. Sedangkan untuk warna gas buang, ini hanya berkaitan dengan adanya gangguan dalam engine. b. Pemantauan kondisi suara, getaran dan warna gas buang secara periodik Untuk dapat mengetahui kondisi normal, perlu diketahui tentang tidak normalnya. Ini dilakukan dengan melakukan pemantauan tentang kondisi suara, getaran dan warna gas buang dengan prosedur sebagai berikut : 1) Menyiapkan kertas atau formulir pencatatan kelainan terjadi. 2) Melakukan pemantauan suara, getaran dan warna gas buang dengan teliti. 3) Memastikan adanya kelainan suara, getaran serta warna gas buang. 4) Memastikan adanya kelainan terjadi. c. Membedakan kondisi normal dan kondisi tidak normal. Untuk dapat menentukan adanya kelainan, maka harus dapat membedakan kondisi tidak normal dan kondisi normal. 1) Warna gas buang (engine). Hitam atau hitam pekat. Putih kebiruan. Biru. Putih. 2) Suara Warna gas buang ketika start, berbeda arti dengan warna putih ketika ketika sudah hidup. Suara keras, misalnya ketukan, gerakan dan sebagainya pada komponen bergerak (bisa metal engine rusak). Suara keras akibat sambungan pipa knalpot besar. 3) Getaran Getaran keras berbeda dan biasanya pada komponen bergerak atau akibat gerakan komponen. Halaman: 59 dari 68

61 4.6.3 Tindakan dilakukan bila terjadi kelainan a. Prosedur pengambilan tindakan/ langkah bila terjadi suatu kelainan. 1) Prosedur a) Setiap ada kelainan harus dicatat dan dilaporkan kepada atasan. b) Jangan melakukan perbaikan diluar kewenangannya. Melakukan kerjasama dengan petugas perbaikan. c) Mekanik ditugaskan untuk melakukan perbaikan. 2) Tindak lanjut a) Lakukan pengamatan atau pemeriksaan lebih teliti, bila ada kelainan catat dan laporkan. b) Catat kelainan terjadi dan laporkan kondisi kelainan. c) Laporkan hasil pemeriksaan lanjutan temuan kelainan. d) Jangan operasikan lagi bila kelainan belum ditentukan. b. Penentuan adanya kelainan atau kondisi tidak normal, berdasarkan hasil pemantauan. Prosedur : 1) Melakukan pemantauan lebih teliti atau pemeriksan, bila diketahui adanya kelainan. 2) Lakukan penentuan kelaian berdasarkan hasil pemantauan lebih rinci. 3) Catat dan laporkan pemantauan dilakukan dan langkah dilakukan. c. Tindakan tepat terhadap kelainan terjadi 1) Bila kelainan bisa mengakibatkan kerugian atau kerusakan cukup besar, ambil tindakan penghentian operasi/pemindahan dan segera diperbaiki. 2) Bila kelainan cukup ringan dan tidak mengganggu proses pemindahan, pekerjaan dapat terus dilakukan sampai selesai, perbaikan ditangani kemudian. 3) Melakukan koordinasi dalam perbaikan. d. Pencatatan kelainan terjadi dan langkah dilakukan sebagai bahan laporan Bila terjadi kelainan pada mesin selama pemindahan dengan dijalankan (travelling), maka kelainan dan langkah dilakukan sebagai bahan pembuatan laporan. Pencatatan dilakukan dengan prosedur sebagai berikut : 1) Menyiapkan kertas atau formulir untuk pencatatan. 2) Mengecek atau meneliti kembali hasil dari semua pemantauan dilaksanakan selama pemindahan (travelling). 3) Mengecek kembali kelainan-kelainan terjadi selama pemantauan. 4) Mencatat semua kelainan beserta langkah dilakukan terjadi selama pemantauan. Halaman: 60 dari 68

62 4.7 Pemeliharaan Selesai Pemindahan (travelling) Parkir mesin a. Prosedur parkir mesin sesuai ketentuan. 1) Memilih tempat parkir mesin ditempat ditentukan. Keras. Datar. Aman dari bahaya banjir dan kebakaran. 2) Menempatkan mesin ditempat parkir. 3) Menurunkan screed. 4) Melipat hopper. 5) Menetralkan tuas kendali perlengkapan kerja. 6) Memasang rem parkir. b. Penempatan mesin ditempat dapat untuk parkir sesuai ketentuan. Apabila telah sampai ditempat tujuan mesin ditempatkan ditempat dapat digunakan untuk parkir, mengikuti prosedur berikut : 1) Melakukan manuver ditempat parkir dengan halus untuk memarkir mesin. 2) Memposisikan mesin sesuai dengan posisi ditentukan dengan benar. 3) Menghindari membelok dengan tajam, agar tidak merusak landasan parkir. c. Penyiapan mesin ditempat parkir pada posisi parkir. Prosedur penyiapan mesin : 1) Menempatkan mesin ditempat parkir ditunjuk. 2) Memposisikan hopper pada posisi parkir. 3) Memposisikan screed pada posisi parkir. 4) Menempatkan lembaran plastik atau sejenisnya dibawah mesin sebagai pendah kotoran dan sisa minyak pembersih kotoran jatuh ke lantai. 5) Menempatkan tuas-tuas kendali perlengkapan kerja pada posisi netral. 6) Memasang rem parkir Memosisikan hopper dan screed a. Posisi hopper dan screed pada posisi parkir. 1) Posisi hopper. Hopper dilipat/ ditutup penuh. Hopper dikunci (terutama ketika transportasi) dengan cincin penahan (hanger ring) dan kait (hook). 2) Posisi screed. Screed diturunkan kebawah. Halaman: 61 dari 68

63 Diberikan landasan kayu, agar tidak merusak permukaan bawah screed. b. Penggunaan alat kendali hopper dan screed dengan benar Alat kendali hopper dan alat kendali scred berupa tuas, sebagaimana gambar berikut ini : (1) = tuas kendali vibrator (2 ) = tuas kendali hopper (3) = tuas kendali screed Gambar 4.4 : Tuas Kendali Screed, Hopper dan vibrator Bila tuas kendali hopper didorong, hopper menutup. Bila tuas kendali hopper ditarik, hopper membuka. Bila tuas kendali screed didorong screed turun. Bila terhenti screed didorong, screed naik. c. Posisi hopper dan screed pada posisi parkir Prosedur memposisikan hopper dan screed pada posisi parkir. 1) Memposisikan hopper. a) Mendorong tuas hopper sampai hopper menutup penuh. b) Mencantolkan kait (hook) pada cincin penahan (hanger ring). 2) Memposisikan screed. a) Mendorong tuas screed, agar screed turun kebawah. b) Meletakan screed pada alas kayu, agar permukaan bawah screed tidak rusak Mematikan engine a. Prosedur mematikan engine benar. 1) Melakukan pendinginan engine. 2) Memutar kunci kontak hingga engine mati. b. Melakukan pendinginan engine (cooling down). 1) Menurunkan putaran engine sampai keputaran idle. 2) Membiarkan engine hidup pada putaran idle. c. Memposisikan kunci kontak pada posisi off sehingga engine mati. 1) Kunci kontak telah berada pada tempat kunci. 2) Memutar kunci kontak kekiri. 3) Memposisikan kunci kontak pada posisi OFF. Halaman: 62 dari 68

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMELIHARAAN HARIAN MESIN PENGGELAR ASPAL NO. KODE : -I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PEMBINAAN KOMPETENSI KELOMPOK KERJA NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI NO. KODE : FKK.MP.02.006.01-I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PENGATURAN PELAKSANAAN PRODUKSI NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1 BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENDAHULUAN... 2 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan... 2 1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini... 3

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON KEGIATAN AKHIR PENGOPERASIAN CONCRETE PUMP

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON KEGIATAN AKHIR PENGOPERASIAN CONCRETE PUMP MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON KEGIATAN AKHIR PENGOPERASIAN CONCRETE PUMP NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi...

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KEGIATAN AKHIR PRODUKSI NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi...

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PENYIAPAN PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SETELAH OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI F45.500.2.2.19.II.02.005.01

Lebih terperinci

Identifikasi dan Penerapan Norma, Standar, Pedoman, Kriteria dalam Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota

Identifikasi dan Penerapan Norma, Standar, Pedoman, Kriteria dalam Perencanaan Tata Ruang Wilayah dan Kota MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Identifikasi dan Penerapan Norma, Standar, Pedoman,

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS KOMUNIKASI DAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR

Lebih terperinci

PERUMUSAN DOKUMEN TEKNIS PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

PERUMUSAN DOKUMEN TEKNIS PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI BIDANG PENATAAN RUANG SUB SEKTOR PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG JABATAN KERJA AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI PERUMUSAN DOKUMEN TEKNIS PERATURAN ZONASI

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL PENGUJIAN MATERIAL ASPAL KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU INFORMASI KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

Penyamaan Persepsi Tim Perencana

Penyamaan Persepsi Tim Perencana MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Penyamaan Persepsi Tim Perencana BUKU INFORMASI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Identifikasi Permasalahan Wilayah Perencanaan

Identifikasi Permasalahan Wilayah Perencanaan MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Identifikasi Permasalahan Wilayah Perencanaan BUKU

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERSIAPAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERSIAPAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERSIAPAN NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 BAB I PENGANTAR... 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan... 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini... 3

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PEKERJAAN PERAPIAN DAN PEMELIHARAAN NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA TEKNISI LABORATORIUM BETON ASPAL MEMBUAT LAPORAN KEGIATAN PELAKSANAAN PENGUJIAN BETON ASPAL KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TROUBLE SHOOTING

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TROUBLE SHOOTING MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TROUBLE SHOOTING NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i BAB I PENGANTAR 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi 1 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan 1 1.2.1. Desain Materi Pelatihan 1 1.2.2. Isi Modul 2 1.2.3. Pelaksanaan

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1

Lebih terperinci

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Kode Unit Kompetensi : SPL.KS21.222.00 Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 BAB I PENGANTAR... 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan... 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini... 3

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi.. 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi.. 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar. Daftar Isi.. 1 i BAB I PENGANTAR. 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan...... 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini.. 3 1.4

Lebih terperinci

ANALISIS INFORMASI DALAM PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

ANALISIS INFORMASI DALAM PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI BIDANG PENATAAN RUANG SUB SEKTOR PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG JABATAN KERJA AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI ANALISIS INFORMASI DALAM PENYUSUNAN

Lebih terperinci

Pemeriksaan Hasil Kompilasi dan Pengolahan Data Terpadu

Pemeriksaan Hasil Kompilasi dan Pengolahan Data Terpadu MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Pemeriksaan Hasil Kompilasi Pengolahan Data BUKU INFORMASI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii BAB I STANDAR KOMPETENSI... 1 1.1. Judul Unii Kompetensi... 1 1.2. Kode Unit... 1 1.3. Deskripsi Unit... 1 1.4. Kemampuan Awal... 1 1.5. Elemen Kompetensi

Lebih terperinci

Pelaporan hasil mitigasi risiko K3 dan lingkungan 43

Pelaporan hasil mitigasi risiko K3 dan lingkungan 43 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi. 1 BAB I PENGANTAR.. 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK).. 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan.. 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini 3 1.4 Pengertian-pengertian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... 1 BAB I PENGANTAR 2 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)... 2 Penjelasan Materi Pelatihan.... 2 Pengakuan Kompetensi Terkini.. 4 Pengertian-pengertian

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SEBELUM OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI:.01

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI F45.500.2.2.19.II.02.006.01 BUKU

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi. 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi. 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar.... Daftar Isi. 1 BAB I PENGANTAR 2 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK). 2 1.2 Penjelasan Materi Pelatihan..... 2 1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini 3 1.4 Pengertian-pengertian

Lebih terperinci

MEMERIKSA SISTEM KEMUDI OTO.KR

MEMERIKSA SISTEM KEMUDI OTO.KR MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR OTOMOTIF SUB SEKTOR KENDARAAN RINGAN MEMERIKSA SISTEM KEMUDI BUKU INFORMASI DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.K BUKU KERJA DAFTAR

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PAM.MM02.003.01 BUKU DEPARTEMEN PEAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : AHLI TEKNIK LALU LINTAS (TRAFFIC ENGINEER ) Kode Jabatan Kerja : INA.5211.113.07 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI KOORDINASI KEGIATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN NO. KODE : BUKU INFORMASI DAFTAR

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI MENERAPKAN KETENTUAN UNDANG-UNDANG JASA KONSTRUKSI (UUJK), KESELAMATAN DAN

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : OPERATOR BATCHING PLANT (BATCHING PLANT OPERATOR) Kode Jabatan Kerja : Kode Pelatihan : INA-5200.221.08 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PAM.MM02.007.01 BUKU KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN PROSES PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK DAN NASKAH RAPERDA KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

PENDAMPINGAN PROSES PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK DAN NASKAH RAPERDA KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI BIDANG PENATAAN RUANG SUB SEKTOR PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG JABATAN KERJA AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI PENDAMPINGAN PROSES PENYUSUNAN NASKAH

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F l 08 05

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F l 08 05 MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F.45 4 0 5 2 1 01 l 08 05 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MELAKSANAKAN PEKERJAAN PERSIAPAN KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PLPB 02

Lebih terperinci

PERSIAPAN REFERENSI DALAM PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

PERSIAPAN REFERENSI DALAM PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI BIDANG PENATAAN RUANG SUB SEKTOR PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG JABATAN KERJA AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI PERSIAPAN REFERENSI DALAM PENYUSUNAN

Lebih terperinci

MERUMUSKAN KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI

MERUMUSKAN KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN ZONASI KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PZ BUKU INFORMASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI BIDANG PENATAAN RUANG SUB SEKTOR PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG JABATAN KERJA AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI MERUMUSKAN KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM HUBUNGAN MASYARAKAT

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM HUBUNGAN MASYARAKAT MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM HUBUNGAN MASYARAKAT PAM.MM03.002.01 BUKU KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MELAKSANAKAN PEKERJAAN AKHIR KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU INFORMASI

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG PENERAPAN KETENTUAN K3 DAN KETENTUAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN DI TEMPAT KERJA

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG PEMANTAUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN NO. KODE : BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

Perancangan Metode Survei

Perancangan Metode Survei MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI SUB SEKTOR TATA LINGKUNGAN JABATAN KERJA AHLI MADYA PERENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KOTA Perancangan Metode Survei BUKU INFORMASI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING PERSIAPAN PEKERJAAN WATERPROOFING

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING PERSIAPAN PEKERJAAN WATERPROOFING MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI TUKANG PASANG WATERPROOFING PERSIAPAN PEKERJAAN WATERPROOFING KODE UNIT KOMPETENSI: BUKU INFORMASI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT) PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PAM.MM01.001.01 BUKU INFORMASI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata. Pembuatan Pasangan Bata Dekoratif F.45 TPB I 08

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata. Pembuatan Pasangan Bata Dekoratif F.45 TPB I 08 MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL Tukang Pasang Bata Pembuatan Pasangan Bata Dekoratif BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I KATA PENGANTAR... 4 1.1 Konsep

Lebih terperinci

BAB I STANDAR KOMPETENSI

BAB I STANDAR KOMPETENSI BAB I STANDAR KOMPETENSI 1.1 Kode Unit : 1.2 Judl Unit : Melaksanakan Peraturan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dan Ketentuan Mutu 1.3 Deskripsi Unit : Unit ini menggambarkan ruang lingkup pengetahuan,

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : AHLI DETEKSI KEBOCORAN DAN COMMISSIONING JARINGAN PERPIPAAN SPAM Kode Jabatan Kerja :... Kode Pelatihan :... DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PENGGALIAN BADAN SALURAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PENGGALIAN BADAN SALURAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN DRAINASE PERKOTAAN PENGGALIAN BADAN SALURAN NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER LAPORAN HARIAN OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI.01 BUKU PENILAIAN KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Mekanik Tower Crane (Tower Crane Mechanics) Kode Jabatan Kerja : INA. 5230.223.13 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG BEKERJASAMA DENGAN REKAN KERJA NO. KODE : BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F l 08 05

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F l 08 05 MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F.45 4 0 5 2 1 01 l 08 05 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER KOMUNIKASI DAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA KODE UNIT KOMPETENSI.01 BUKU INFORMASI

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN TANAH NO. KODE :.I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I PENGANTAR...

Lebih terperinci

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c periu ditetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c periu ditetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peru No.46, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPU-PR. Pelatihan. Berbasis Kompetensi. Jasa Konstruksi. Pedoman. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 24/PRT/M/2014 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

PENGANTAR. Jakarta, Maret Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 1 / 23

PENGANTAR. Jakarta, Maret Pedoman Pelatihan dan Sertifikasi Asessor/ Master Asesor Kompetensi Draft Final 1 / 23 PENGANTAR Pada konteks pelaksanaan uji kompetensi atau penilaian berbasis kompetensi, seorang Asesor Uji Kompetensi memiliki peran yang sangat penting dan menentukan dalam mencapai kualitas uji kompetensi

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata Melaksanakan K3 F.45 TPB I BUKU KERJA

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL. Tukang Pasang Bata Melaksanakan K3 F.45 TPB I BUKU KERJA MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG SIPIL Tukang Pasang Bata Melaksanakan K3 BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1. Unit Kompetensi yang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.1463, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Pelatihan Kerja. Nasional. Daerah. Pedoman.

BERITA NEGARA. No.1463, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Pelatihan Kerja. Nasional. Daerah. Pedoman. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1463, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Pelatihan Kerja. Nasional. Daerah. Pedoman. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PEDOMAN PERSYARATAN UMUM ASESOR LISENSI, LEAD ASESOR DAN FASILITATOR SISTEM MANAJEMEN MUTU LSP

PEDOMAN PERSYARATAN UMUM ASESOR LISENSI, LEAD ASESOR DAN FASILITATOR SISTEM MANAJEMEN MUTU LSP Badan Nasional Sertifikasi Profesi Republik Indonesia Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor : 13/BNSP.218/XII/2013 Tentang PEDOMAN PERSYARATAN UMUM ASESOR LISENSI, LEAD ASESOR DAN FASILITATOR

Lebih terperinci

KPBK. : Tingkat Pemula dan Tingkat I (Tenaga Terampil) Kode Jabatan Kerja : Kode Pelatihan :

KPBK. : Tingkat Pemula dan Tingkat I (Tenaga Terampil) Kode Jabatan Kerja : Kode Pelatihan : KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : MEKANIK ENGINE TINGKAT DASAR Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Sipil Klasifikasi Pekerjaan : Pelaksanaan Kualifikasi : Tingkat Pemula dan Tingkat

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : AHLI DESAIN HIDRO MEKANIK (HYDRO MECHANICAL DESIGN ENGINEER) Kode Jabatan Kerja : INA. 5220.112.09 Kode Pelatihan :... DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i BAB I PENGANTAR 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi 1 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan 1 1.2.1. Desain Materi Pelatihan 1 1.2.2. Isi Modul 2 1.2.3. Pelaksanaan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PENGOPERASIAN NAIK / TURUN BACKHOE LOADER KE / DARI ATAS TRAILER KODE UNIT KOMPETENSI.01

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA LINGKUNGAN HIDUP KODE UNIT KOMPETENSI:

Lebih terperinci

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI)

SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) SLK (STANDAR LATIH KOMPETENSI) Judul Pelatihan : FOREMAN OF ASPHALT PAVEMENT Kode Jabatan Kerja : INA.5211.222.04 Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.587, 2014 KEMENAKERTRANS. Pelatihan. Berbasis Kompetensi. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

BERITA NEGARA. No.587, 2014 KEMENAKERTRANS. Pelatihan. Berbasis Kompetensi. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.587, 2014 KEMENAKERTRANS. Pelatihan. Berbasis Kompetensi. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER PEMELIHARAAN HARIAN BACKHOE LOADER SETELAH OPERASI KODE UNIT KOMPETENSI.01 BUKU

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : AHLI PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI (ZONING REGULATOR) Sub Sektor/ Bidang Pekerjaan : Penataan Ruang Sub Bidang Pekerjaan : Pengendalian Pemanfaatan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG QUANTITY (KUANTITAS) PEKERJAAN NO. KODE : BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Kode Unit Kompetensi : SPL.KS21.226.00. Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG BIAYA TOTAL PEKERJAAN NO. KODE : BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB

Lebih terperinci

Badan Nasional Sertifikasi Profesi =================================== PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP PEDOMAN BNSP 304

Badan Nasional Sertifikasi Profesi =================================== PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP PEDOMAN BNSP 304 Badan Nasional Sertifikasi Profesi PEDOMAN BNSP 304 =================================== PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI OLEH PANITIA TEKNIS BNSP Badan Nasional Sertifikasi Profesi 1 / 17 KATA PENGANTAR 2 /

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE

DAFTAR ISI. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1 Kode Unit... 2 1.2 Judul Unit... 2 1.3 Deskripsi Unit... 2 1.4 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk... 2 1.5 Batasan Variabel... 3 1.6 Panduan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i BAB I PENGANTAR 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi 1 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan 1 1.2.1. Desain Materi Pelatihan 1 1.2.2. Isi Modul 2 1.2.3. Pelaksanaan

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN PEKERJAAN PERKERASAN LAPISAN ATAS (BASE COURSE) NO. KODE : -K BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii BAB I STANDAR KOMPETENSI... 1 1.1. Judul Unii Kompetensi... 1 1.2. Kode Unit... 1 1.3. Deskripsi Unit... 1 1.4. Kemampuan Awal... 1 1.5. Elemen Kompetensi

Lebih terperinci

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI (LSP) Energi Tenaga Kerja Indonesia Kompeten

LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI (LSP) Energi Tenaga Kerja Indonesia Kompeten LEMBAGA SERTIFIASI PROFESI Tenaga erja Indonesia ompeten FR-APL-0. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIASI OMPETENSI Bagian : Rincian Data Pemohon Sertifikasi Pada bagian ini, cantumkan data pribadi, data pendidikan

Lebih terperinci

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI LEMBAGA SERTIFIASI PROFESI Tenaga erja Indonesia ompeten FR-APL-0. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIASI OMPETENSI Bagian : Rincian Data Pemohon Sertifikasi Pada bagian ini, cantumkan data pribadi, data pendidikan

Lebih terperinci

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI

FR-APL-01. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIKASI KOMPETENSI LEMBAGA SERTIFIASI PROFESI Tenaga erja Indonesia ompeten FR-APL-0. FORMULIR PERMOHONAN SERTIFIASI OMPETENSI Bagian : Rincian Data Pemohon Sertifikasi Pada bagian ini, cantumkan data pribadi, data pendidikan

Lebih terperinci

BAB I STANDAR KOMPETENSI

BAB I STANDAR KOMPETENSI BAB I STANDAR KOMPETENSI 1.1 Judul Unit Kompetensi Menyediakan Data Untuk Pembuatan Gambar Kerja. 1.2 Kode Unit. 1.3 Deskripsi Unit Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Asphalt Mixing Plant Manager Kode Jabatan Kerja : INA. 5111333 / KON. MT1. V Kode Pelatihan : DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) 1.1.1 Pelatihan berbasis kompetensi. Pelatihan berbasis kompetensi adalah pelatihan kerja yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan... 13

BAB I PENGANTAR BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan... 13 DAFTAR ISI HALAMAN BAB I PENGANTAR... 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi... 1 1.2. Penjelasan Modul... 1 1.2.1. Desain Modul... 2 1.2.2. Isi Modul... 2 1.2.3. Pelaksanaan Modul... 3 1.3.

Lebih terperinci

KODE UNIT KOMPETENSI INA

KODE UNIT KOMPETENSI INA MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR AIR MINUM JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN PERPIPAAN MEMBUAT RENCANA JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN KODE UNIT KOMPETENSI INA.52.00.204.

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN SIPIL JABATAN KERJA PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN BRONJONG MELAKUKAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA KODE UNIT KOMPETENSI: F45 PLPB

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG EDISI 2011 JURU UKUR KUANTITAS BANGUNAN GEDUNG PERHITUNGAN BIAYA AKIBAT ADANYA PERUBAHAN PEKERJAAN NO. KODE : BUKU KERJA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1

DAFTAR ISI. Daftar Isi... 1 DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1 Kode Unit... 2 1.2 Judul Unit... 2 1.3 Deskripsi Unit... 2 1.4 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja... 2 1.5 Batasan Variabel... 3 1.6

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 MANDOR PERKERASAN JALAN PEKERJAAN PERKERASAN LAPISAN BAWAH (SUB BASE COURSE) NO. KODE : -K BUKU KERJA DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI)

KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) KPBK (KURIKULUM PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI) Judul Pelatihan : Teknisi Geoteknik Klasifikasi : Bagian Sub Bidang Sumber Daya Air Kualifikasi : Sertifikat III (tiga) / Teknisi Senior Kode Jabatan Kerja

Lebih terperinci