MENERAPKAN PROSEDUR- PROSEDUR MUTU LOG.OO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENERAPKAN PROSEDUR- PROSEDUR MUTU LOG.OO"

Transkripsi

1 MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR LOGAM MESIN SUB SEKTOR TEKNOLOGI MEKANIK MENERAPKAN PROSEDUR- PROSEDUR MUTU BUKU INFORMASI DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.51 Lt.7.B Jakarta Selatan

2 DAFTAR ISI Halaman Daftar isi 1 BAB I. PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Modul Desain modul Isi modul Pelaksanaan modul Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC) Pengertian-pengertian. 4 BAB.II. STANDAR KOMPETENSI Peta paket pelatihan Pengertian tentang Unit Kompetensi Standar Unit Kompetensi Yang dipelajari 7 BAB III. STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi pelatihan Metode pelatihan BAB.IV : MATERI UNIT KOMPETENSI Definisi mutu atau kualitas Prinsip-prinsip management mutu Penerapan management mutu Kepemimpinan mutu dan peningkatan kualitas Elemen elemen mutu atau kualitas Sistem mutu atau kualitas Filosofi Just In Time ( J I T) Spesifikasi dan instruksi kerja Pemeriksaan dan pengujian Pencegahan dan penemuan cacat BAB V. SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK MENCAPAI KOMPETENSI Sumber daya manusia Sumber-sumber kepustakaan. 29 Halaman: 1 dari 29

3 BAB I PENGANTAR 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Apakah pelatihan berdasarkan kompetensi? Pelatihan berbasis Kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar dapat melakukan pekerjaan dengan kompeten. Standar kompetensi dijelaskan oleh kriteria Unjuk kerja. Apakah artinya menjadi kompeten ditempat kerja? Jika anda kompeten dalam pekerjaan tertentu, anda memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara efektif ditempat kerja, sesuai dengan standar yang telah disetujui Penjelasan Modul Disain Modul Modul ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual/mandiri : Pelatihan Klasikal adalah pelatihan yang disampaikan oleh seorang pelatih. Pelatihan Individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih Isi Modul a. Buku Informasi Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan. b. Buku Kerja Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktik baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri. Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi : Halaman: 2 dari 29

4 Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi. Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktik kerja. c. Buku Penilaian Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi : Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja. Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan Pelaksanaan Modul Pada pelatihan klasikal, pelatih akan : Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penye lenggaraan pelatihan. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja. Pada Pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan : Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku Kerja Memberikan jawaban pada Buku Kerja. Halaman: 3 dari 29

5 Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja. Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih Pengakuan Kompetensi Terkini ( RCC ) Jika seorang peserta menyatakan mampu/cakap dalam menyelesaikan tugastugas yang ditentukan pada hasil pelatihan, dia harus dapat membuktikan kemampuannya kepada pelatih Pengertian-Pengertian Profesi Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan. Standarisasi Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu. Penilaian / Uji Kompetensi Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan. Pelatihan Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari. Kompetensi Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut ditempat kerja untuk mwncapai unjuk kerja yang ditetapkan. Halaman: 4 dari 29

6 Standar Kompetensi Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti. Sertifikat Kompetensi Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi. Sertifikasi Kompetensi Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji kompetensi. Halaman: 5 dari 29

7 BAB II STANDAR KOMPETENSI 2.1. Peta Paket Pelatihan Modul yang sedang anda pelajari ini adalah untuk mencapai satu unit kompetensi, yang termasuk dalam satu paket pelatihan, yang terdiri atas unit-unit kompetensi berikut: Melakukan Komunikasi Kerja Timbal-balik (LOG.OO ) Menerapkan Prinsip-Prinsip Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Lingkungan Kerja (LOG.OO ) Menerapkan Prosedur-prosedur Mutu () Merencanakan Tugas Rutin (LOG.OO ) Melakukan Pekerjaan yang Membutuhkan Kerjasama Tim (LOG.OO ) Menulis Laporan (LOG.OO ) Penggunaan peralatan pembandingan dan/atau alat ukur dasar (LOG.OO ) Menggunakan Perkakas Tangan (LOG.OO ) Membaca gambar teknik (LOG.OO ) Melakukan Pemeliharaan Mesin dan Peralatan Operasional (LOG.OO ) Melakukan Pembentukan/Perencanaan/Penetapan Operasi yang Cermat/Presisi (LOG.OO ) Mengoperasikan dengan Mesin Umum (LOG.OO ) Melakukan Pekerjaan Dengan mesin bubut (LOG.OO ) Melakukan Pekerjaan Dengan Mesin Frais (LOG.OO ) 2.2. Pengertian Unit Standar Kompetensi Apakah Standar Kompetensi? Setiap Standar Kompetensi menentukan : a. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai kompetensi. b. Standar yang diperlukan untuk mendemonstrasikan kompetensi. c. Kondisi dimana kompetensi dicapai. Halaman: 6 dari 29

8 Apa yang akan Anda pelajari dari Unit Kompetensi ini? Anda akan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan dipersyaratkan untuk Menulis/membuat laporan. Berapa lama Unit Kompetensi ini dapat diselesaikan? Pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam keterampilan tertentu. Berapa banyak/kesempatan yang Anda miliki untuk mencapai kompetensi? Jika Anda belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih Anda akan mengatur rencana pelatihan dengan Anda. Rencana ini akan memberikan Anda kesempatan kembali untuk meningkatkan level kompetensi Anda sesuai dengan level yang diperlukan. Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali Unit Kompetensi yang Dipelajari Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan untuk dapat : mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan. memeriksa kemajuan peserta pelatihan. menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan criteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian. KODE UNIT JUDUL UNIT DESKRIPSI UNIT : LOG.OO : Menerapkan Prosedur-Prosedur Mutu : Unit ini menggambarkan bagaimana memenuhi persyaratan konsumen, mutu atau kualitas produk serta penerapan prosedur mutu atau kualitas dalam memenuhi spesifikasi yang dipersyaratkan. Bidang : Kelompok Dasar Bobot Unit : 0 Unit Prasyarat : Halaman: 7 dari 29

9 ELEMEN KOMPETENSI 01 Bertanggung jawab terhadap mutu atau kualitas diri 02 Menerapkan prosedur standar mutu atau kualitas pekerjaan sendiri di tempat kerja KRITERIA UNJUK KERJA 1.1 Konsep penyediaan produk atau jasa untuk memenuhi persyaratan konsumen (internal dan eksternal) dimengerti dan diterapkan. 1.2 Bertanggung jawab terhadap mutu atau kualitas sendiri sebagai konsep praktis misalnya tepat waktu. 2.1 Prosedur sistem mutu atau kualitas diikuti. 2.2 Kesesuaian terhadap spesifikasi dijamin. BATASAN VARIABEL Kompetensi ini diterapkan untuk posisi pekerjaan individual. PANDUAN PENILAIAN 1. Isi Penilaian Unit ini dapat dinilai di tempat kerja, diluar kerja atau menggunakan kombinasi penilaian di tempat maupun diluar kerja. Aspek dari unit ini harus dinilai dalam suatu situasi kerja. Prosedur mutu atau kualitas harus diterapkan pada pekerjaan seseorang dan berdasarkan pada prosedur, produksi, perlengkapan, material dan dokumentasi yang relevan terhadap bidang pekerjaan. Kompetensi yang tercakup dalam unit ini akan didemonstrasikan oleh individu sendiri atau sebagai bagian dari sebuah tim. Penilaian harus dilakukan dalam suatu lingkungan yang diketahui oleh individu yang dinilai. 2. Kondisi Penilaian Kandidat akan mengakses pada semua tool, perlengkapan, material dan dokumentasi yang dibutuhkan. Kandidat akan diperbolehkan untuk mengacu pada dokumentasi berikut: 2.1 Prosedur di tempat kerja yang relevan. 2.2 Spesifikasi produk dan pabrikasi yang relevan. 2.3 Kode, standar, petunjuk dan material referensi yang relevan. Halaman: 8 dari 29

10 2.4 Kandidat akan dibutuhkan untuk: Secara lisan atau dengan metode komunikasi lainnya menjawab pertanyaan yang diajukan oleh penilai Melaksanakan tugas-tugas yang diuraikan oleh pedoman ini, dalam kerangka waktu yang dibuat antara supervisor /instruktur calon dengan penilai, sebelum melakukan penilaian ini Mengenali rekan yang dapat didekati untuk mengumpulkan bukti kompetensi Bukti nilai kemampuan yang ada untuk pelatihan diluar kerja berhubungan dengan unit ini. Penilai akan puas jika kandidat secara kompeten dan konsisten dapat melaksanakan semua tugas yang dibutuhkan dan mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang semua kriteria yang dibutuhkan dalam unit ini. 3. Aspek Kritis Unit ini dapat dinilai berhubungan dengan unit inti atau spesialisasi lainnya dan tidak dipisahkan. Penilaian ini harus berhubungan dengan kinerja kegiatan normal di tempat kerja dimana kompetensinya yang tercakup dalam unit ini didemonstrasikan bersamaan dengan kompetensi inti atau spesialisasi lainnya. Prosedur mutu atau kualitas dalam unit inti atau spesialisasi lainnya yang ada dalam unit ini diterapkan terhadap tugas-tugas individu di tempat kerja untuk dinilai. 4. Catatan khusus Selama penilaian individu akan: 4.1 mendemonstrasikan praktek-praktek kerja yang aman setiap waktu. 4.2 memberikan informasi tentang proses-proses, tugas-tugas yang sedang dikerjakan untuk menjamin lingkungan kerja yang aman dan efisien. 4.3 bertanggung jawab terhadap mutu atau kualitas kerja mereka. 4.4 merencanakan tugas di semua situasi dan mengulas persyaratan tugas dengan tepat; melaksanakan semua tugas sesuai dengan prosedur standar operasi. 4.5 melaksanakan semua tugas sesuai dengan spesifikasinya. Halaman: 9 dari 29

11 4.6 menggunakan teknik-teknik rekayasa (engineering), praktek-praktek, prosesproses dan prosedur yang diterima, di tempat kerja. 5. Pedoman penilaian 5.1 Kegiatan-kegiatan di tempat kerja dilakukan dalam kerangka waktu yang tepat dan sehingga kegiatan tersebut memenuhi spesifikasi mutu atau kualitas konsumen internal dan eksternal. 5.2 Konsep konsumen internal dan eksternal dapat dijelaskan. Konsumen internal dapat dikenali dan persyaratan mereka diuraikan. Efek dari tidak terpenuhinya kebutuhan mereka dapat dijelaskan. Konsumen eksternal dapat dikenali dan persyaratan mereka diuraikan. Efek dari tidak terpenuhinya kebutuhan mereka dapat dijelaskan. 5.3 Semua kegiatan di tempat kerja yang dilakukan oleh individu dilaksanakan sesuai standar mutu atau kualitas yang dibutuhkan oleh perusahaan. Jika kegiatan kegiatan di tempat kerja tidak memenuhi persyaratan mutu atau kualitas (tepat waktu, dihasilkan dalam kerangka waktu dan sebagainya), langkah-langkah yang tepat diambil untuk memperbaiki situasi. 5.4 Syarat-syarat mutu atau kualitas untuk pekerjaan milik seseorang dapat dijelaskan. Alasan-alasan untuk menjamin bahwa pekerjaan mereka memenuhi syarat-syarat mutu atau kualitas dapat diberikan. Efek pada perusahaan jika para pekerja tidak bertanggung jawab terhadap mutu atau kualitas mereka sendiri dapat dijelaskan. 5.5 Prosedur mutu atau kualitas diikuti di semua tugas yang dilakukan. 5.6 Prosedur sistem mutu atau kualitas dapat diuraikan. Prosedur sistem mutu atau kualitas yang menerapkan pekerjaan mereka dapat dijelaskan. 5.7 Semua kegiatan di tempat kerja dilakukan sehingga produk- produk dan proses sesuai dengan spesifikasi. Semua pekerjaan diperiksa untuk melihat bahwa pekerjaan tersebut memenuhi spesifikasi. Jika produk dan proses tidak memenuhi spesifikasi, tindakan yang tepat diambil Spesifikasi terhadap produk dan proses dapat dikenali. Metode pemeriksaan spesifikasi-spesifikasi dapat diberikan. Alasan pentingnya Halaman: 10 dari 29

12 5.8 memenuhi spesifikasi dapat diberikan. Tindakan-tindakan yang tepat yang diambil jika spesifikasi tidak terpenuhi, dapat dicatat (misalnya, tindakan untuk memperbaiki masalah-masalah rutin, laporan terhadap orang yang tepat, dan lain-lainnya). KOMPETENSI KUNCI NO KOMPETENSI KUNCI TINGKAT 1. Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi Merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas Bekerja dengan orang lain dan kelompok Menggunakan ide-ide dan teknik matematika Memecahkan masalah Menggunakan teknologi. 1 Halaman: 11 dari 29

13 BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN 3.1. Strategi Pelatihan Belajar dalam suatu sistem Berbasis Kompetensi berbeda dengan yang sedang diajarkan di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung jawab terhadap belajar Anda sendiri, artinya bahwa Anda perlu merencanakan belajar Anda dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Persiapan/perencanaan a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda. b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca. c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah anda miliki. d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Anda. Permulaan dari proses pembelajaran a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada tahap belajar. b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan Anda. Pengamatan terhadap tugas praktik a. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh Pelatih atau orang yang telah berpengalaman lainnya. b. Mengajukan pertanyaan kepada Pelatih tentang konsep sulit yang Anda temukan. Implementasi a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman. b. Mengamati indicator kemajuan personal melalui kegiatan praktik. c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh. Halaman: 12 dari 29

14 Penilaian Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda Metode Pelatihan Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan. Belajar secara mandiri Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat untuk me Belajar Berkelompok Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk dating bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, Pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja. Belajar terstruktur Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topic tertentu. Halaman: 13 dari 29

15 BAB IV MATERI UNIT KOMPETENSI 4.1. Definisi Mutu atau kualitas Kata mutu atau kualitas selalu datang dalam pemikiran seseorang bilamana terjadi proses pembelian atau pemasaran suatu produk atau jasa. Kata ini tampaknya mempunyai arti yang bersifat umum, tetapi ketika ditanya apa mutu atau kualitas itu pengertian tentang ini akan bervariasi dengan posisi seseorang (apakah dia sebagai pembeli atau penjual) dan pengertian orang tersebut mengenai produk atau jasa. Berikut ini beberapa definisi tentang mutu atau kualitas dalam batasan yang luas dan perspektif yang berbeda. Secara umum arti mutu atau kualitas adalah : memenuhi permintaan, kepercayaan, pengiriman tepat waktu, aman, memuaskan pelanggan, dapat diandalkan dll. Banyak ahli yang telah mencoba memberikan definisi tentang mutu atau kualitas, namun belum ada suatu rumusan yang dapat diterima secara bulat. Beberapa pengertian mutu atau kualitas yang banyak dijadikan acuan dalam manajemen mutu atau kualitas di antaranya : - Dari sudut pandang konsumen ( oleh J.M Juran ) : mutu atau kualitas adalah sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan atau cocok terhadap pemakaian - Dari sudut pandang produsen ( P.B Crosby ) : mutu atau kualitas adalah memenuhi persyaratan (conformance to requirement), sesuai dengan keinginan pelanggan - Menurut ISO, mutu atau kualitas adalah totalitas karakteristik suatu produk yang menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dispesifikasikan ataui ditetapkan Standar Australia 1057 dengan sederhana mendefinisikan mutu atau kualitas sebagai : sesuai dengan tujuan Dari beberapa definisi di atas jelas bahwa mutu ditentukan oleh pelanggan. Artinya, suatu produk dikatakan bermutu jika produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan memuaskan pelanggan. Dengan kata lain dapat dikatakan, mutu adalah kepuasan pelanggan (customer satisfaction) Halaman: 14 dari 29

16 Definisi ini mengambil catatan bahwa dalam faktaya kesempurnaan adalah tidak mungkin di dunia ini. Suatu mutu atau kualitas mungkin tidak sempurna tetapi akan selalu sesuai / cocok dengan tujuan pembuatan. Sebagai contoh anda dapat membayangkan bahwa goresan pada sisi dalam panel pintu mobil, secara mutu atau kualitas akan diterima karena cacat tersebut tidak mengubah kemampuan pelayanan dari pintu, dan pelanggan tidak melihatnya. Tetapi goresan yang sama terjadi pada sisi luar panel pintu mobil, secara mutu atau kualitas tidak akan diterima. Mutu atau kualitas mempunyai aspek yang lain di samping penampilan (appearance). Salah satunya adalah kehandalan (reliability), yang mempunyai arti dapat melakukan pekerjaan untuk waktu yang lama tanpa memerlukan perbaikan. Siapa yang memutuskan suatu mutu atau kualitas? Jawaban ini adalah, orang yang menggunakan produk atau jasa. Pengertiannya bahwa kita tidak akan menerima barang dengan mutu atau kualitas yang jelek, kita akan meninggalkannya. Jika kita tidak puas dengan mekanik yang memperbaiki mobil kita, berikutnya kita akan mencari mekanik yang lainya. Jika kita tidak suka cara pelayanan pada kita di toko pakaian kita akan mencari lainnya. Jadi pelanggan adalah orang yang menentukan suatu mutu atau kualitas dari suatu produk atau jasa, di mana pelanggan dapat digolongkan kedalam dua jenis pelanggan yaitu : - Luar /External : Pelanggan ini adalah bukan anggota perusahaan yang memproduksi jasa atau produk. Mereka adalah orang yang membeli produk atau jasa. - Dalam / Internal : Pelanggan ini ada di dalam perusahaan dan sebagai penerima produk berikutnya. Mereka mungkin dalam departemen berikutnya, atau mungkin operasi berikutnya beberapa meter setelah anda. Sebagai contoh, dalam suatu bagian dari suatu perusahaan mungkin memotong plat logam pada ukuran yang benar. Bagian kedua mungkin membengkokan plat logam pada bentuk yang benar. Pada bagian ketiga mungkin memasang panel bersamaan. Bagian kedua adalah pelanggan bagian pertama, dan penyedia bagian ketiga. Halaman: 15 dari 29

17 4.2. Prinsip-prinsip Manajemen Mutu Ada 8 prinsip pokok yang dapat digunakan sebagai pedoman ketika berfikir tentang pengawasan mutu atau kualitas. Ingat MKT adalah tentang penyelesaian masalah, bukan tentang mencari kambing hitamnya. Delapan prinsip pokok tersebut adalah : 1. Dalam sistem akan timbul variasi. 2. Mutu atau kualitas yang baik bukan biaya, ini akan terbayar dalam jangka panjang. 3. Orang bekerja dalam system. 4. Setiap orang melayani pelanggan. 5. Usaha perbaikan harus direncanakan. 6. Perbaikan harus menjadi cara hidup. 7. Manajemen berdasarkan fakta dan data. 8. Pengawasan dilakukan selama proses. Sekarang kita bahas satu persatu : Prinsip 1 : Dalam sistem akan timbul variasi Variasi adalah biasa dalam kehidupan. Sebagai contoh, dapatkah anda menulis huruf A dalam cara yang sama dua kali? Jika anda coba, anda akan mendapatkan ada suatu perbedaan yang kecil. Setiap kali kita melakukan sesuatu, adalah berbeda dengan waktu sebelumnya. Perbedaan mungkin kecil atau besar. Variasi ini membuat hidup menarik bagi kita, tetapi dalam industri ini menjadikan masalah. Satu komponen mungkin terlalu besar untuk dipasang dengan yang lainnya dengan cara yang telah dirancang. Sebagai hasil, mungkin harus dikerjakan ulang (re-worked) dalam beberapa cara, hal ini akan menambah biaya. Meminimumkan variasi adalah tujuan MKT. Dengan menurunkan variasi dalam produk atau jasa, perusahaan menghemat waktu dan uang dalam memperbaiki masalah, unggul dalam kompetisi yang lebih baik dan lebih memuaskan tenaga kerja. Pekerja tidak hanya ingin mengerjakan barang-barang yang benar tetapi kita ingin mengerjakan dengan benar barang-barang. MKT membantu kita, perusahaan dan pekerja untuk mencapainya. Halaman: 16 dari 29

18 Prinsip 2 : Mutu atau kualitas yang baik bukan biaya Banyak orang percaya bahwa mutu atau kualitas yang baik adalah mahal. Mereka melihat pada harga di toko dan berasumsi bahwa barang yang termahal adalah mutu atau kualitas yang terbaik. Tetapi definisi dari mutu atau kualitas mengatakan sesuai dengan tujuan, meskipun harga tersebut lebih murah namun memenuhi kesesuain dengan tujuan, maka dikatakan bermutu atau berkualitas. Sebenarnya, tiap barang yang kita beli mencakup biaya produksi dan biaya perusahaan. Ini berarti bahwa tiap kali dalam proses produksi diperlukan re-work, atau adanya scrap. Biaya dari re-work dan scrap akan sangat merugikan bagi perusahaan. Manajemen Mutu atau kualitas Total ( MKT) memberikan pada perusahaan suatu alat yang digunakan untuk memproduksi barang-barang pertama kali dengan benar, tanpa re-work atau scrap. Ini menuju pada kulitas barang atau jasa pada harga yang termurah. Pinsip 3 : Manusia bekerja dalam system Ketika anda bangun pagi, apakah anda melakukan sesuatu yang berbeda dengan kemarin pagi? Kebanyakan adalah bahwa anda mengikuti pola/ kebiasaan seperti kemaren, lusa atau hari sebelum lusa. Kita semua penganut kebiasaan. Ketika sesuatu mengubah kebiasaan normal maka kita cenderung untuk merasa berbeda dan malah frustasi. Jadi ini adalah alami bagi kita untuk mengikuti system. Manusia tampaknya berfungsi lebih baik kerja dalam suatu system. Di tempat kerja, kita mempunyai system untuk diikuti. Sistem ini dirancang oleh atasan kita. Ketika kita pertama kali bergabung dengan perusahaan kita akan dilatih (training) untuk melakukan suatu pekerjaan. Jika pekerjaan kita berubah maka perusahaan akan melatih ulang untuk memperkenalkan system yang baru. Prinsip 4 : Setiap orang melayani pelanggan Kita tahu bahwa pelanggan / konsumen adalah orang yang memakai hasil kerja kita dan memberikan nilai suatu mutu atau kualitas. Halaman: 17 dari 29

19 Jika suatu pelanggan tidak puas, dia akan membeli ketempat lain. (Anda mungkin berfikir bagaimana ini diterapkan pada produk yang monopoli, seperti hanya ada satu pemasok listrik?). Sekarang kita juga tahu bahwa pelanggan /internal juga penting. Pelanggan internal adalah orang atau operasi berikut yang menerima prdoduk suatu proses. Perusahaan yang telah memperkenalkan MKT mempunyai apa yang mereka sebut perjanjian persediaan. Ini merupakan perjanjian kontrak antara supplier internal dengan pelanggan internal yang spesifik, apa yang supplier berikan pada pelanggan, kapan pengiriman, jumlah yang dikirim, dan mutu atau kualitas. Perjanjian ini mempunyai arti bagi perusahaan untuk dapat membuat kepastian / yakin permintaan pelanggan terpenuhi meliputi / termasuk proses berikutnya dalam perusahaan yang sama. Jika tiap proses dalam perusahaan melihat pada langkah berikutnya sebagai pelanggan, dengan jelas bahwa semua mutu atau kualitas perusaahaan akan meningkat. Prinsip 5 : Usaha perbaikan harus direncanakan Kita membutuhkan komitmen jangka pendek hari demi hari jika kita ingin dapat memimpin dalam segala sesuatu. Sebagai contoh, jika anda ingin mendapat hasil ujian yang baik, anda menyusun rencana belajar dan mengikutinya untuk beberapa bulan sebelum ujian. Jika anda tidak giat, anda mungkin hanya belajar satu atau dua malam sebelumnya. ( Tetapi anda jangan berharap akan mendapatkan sesuatu yang baik) Prinsip yang sama juga berlaku dalam MKT. Manager membutuhkan pemikiran tentang masalah dan perbaikannya waktu demi waktu dan menyusun suatu rencana untuk menyelesaikannya. Dengan cara ini suatu masalah akan menjadi suatu kesempatan dalam perbaikan. Perusahaan yang tidak mengembangkan rencana untuk menyelesaikan masalah yang sering terjadi, dan hanya menggunakan perbaikan sementara, pada saat yang sama akan menghadapi masalah yang sama. Hanya dengan berfikir agar proses dengan mudah berjalan lagi, tanpa tertuju pada jangka panjang, akan membuat frustasi dan menjengkelkan pekerja yang secara langsung dipengaruhi masalah tersebut. Halaman: 18 dari 29

20 Prinsip 6 : Perbaikan harus menjadi cara hidup Apa yang akan terjadi jika seorang petinju menghentikan latihan? Mungkin mereka telah berada pada tingkat yang diraih. Mereka akan terjebak kedalam kebiasan lama yang jelek. Ini juga berlaku dalam MKT. Jika manajemen mundur dari komitmen mereka pada MKT, perusahaan akan mundur pada kebiasaan jelek dan kehilangan keuntungan karena MKT. Mengapa dalam MKT langkah kecil perbaikan harus menjadi sebagaian cara hidup. Hal ini untuk menjaga perusahaan pada tingkat kompetisi. Prinsip 7 : Manajemen dengan fakta dan data Dalam industri, orang mempunyai kebiasaan mengapa ada masalah dalam prosesnya. Ketika mereka diperlukan untuk membuat keputusan dalam mengubah proses, mereka mengeluarkan suatu kebiasaan mereka dalam bertindak. Tetapi mereka membuat keputusan didasarkan pada dugaan, pendapat dan perasaan MKT menyatakan: Jika sesuatu tidak bisa diukur, maka hal itu tidak dapat diawasi. Dan jika sesuatu tidak dapat diawasi maka hal ini tidak dapat diperbaiki Hal ini diperlukan perhatikan bahwa pembuat keputusan, benar-benar menggunakan data dan fakta sesungguhnya. Dugaan tidak cukup baik. Bagaimana dapat kita mengukur kemajuan jika kita tidak mempunyai fakta untuk mengukurnya. Kita dapat memastikan bahwa kita dapat memperbaiki mutu atau kualitas hanya jika kita mempunyai fakta dan data yang mendukung pikiran kita. Prinsip 8 : Pengawasan dilakukan selama proses Waktu sebelum MKT, orang dalam departemen yang terpisah bertanggungjawab pada mutu atau kualitas. Mereka adalah pemeriksa dari departemen pengawasan mutu atau kualitas. Mereka seperti polisi, yang bekerja menemukan mutu atau kualitas yang jelek dan mencegahnya untuk melepas kepasaran. Mereka tidak popular, karena mereka telah menyita barang-barang yang mereka putuskan mempunyai mutu atau kualitas rendah. Halaman: 19 dari 29

21 Ada dua kesalahan dengan cara ini dalam pemeriksaan barang-barang. Mengambil tanggung jawab mutu atau kualitas jauh dari pekerja yang membuat barang tersebut. Apakah pekerja merasa risau terhadap mutu atau kualitas prosesnya ketika mereka tahu barang-barang akan diperiksa oleh orang lain? Ini tidak sesuai dengan kebijakan MKT dalam perancangan mutu atau kualitas pada barang atau jasa. Bagaiman suatu pemborosan terjadi pada produk yang cacat atau mutu atau kualitas yang rendah ketika sudah selesai dikerjakan. Pikirkan bahan baku sebelum melewati masing-masing proses. Penghilangan barang barang cacat pada tahap awal hanya satu keuntungan dalam proses pemeriksaan. Lainya apakah pengukuran yang diambil untuk mengecheck apakah produk memuaskan dapat digunakan untuk menyesuaikan proses, sehingga mengurangi produk jelek yang akan dihasilka dalam waktu mendatang. Dengan mengawasi proses, dari pada keluaran, mutu atau kualitas akan meningkat Penerapan management mutu Pada industri ataupun institusi yang menerapkan sistem management mutu, maka seluruh karyawannya, baik dari tingkat paling atas sampai kepada tingkat yang paling bawah, harus menampilkan perilaku sebagai berikut: Selalu mengerjakan apa yang tertulis (peraturan, prosedur, instruksi kerja), dan menulis apa yang telah dikerjakan Bertindak tepat dan benar pada awal pekerjaan dan setiap saat Mengutamakan kepentingan pelanggan, artinya selalu berupaya untuk berbuat yang terbaik untuk kepentingan pelanggan Efisien dalam penggunaan sumber daya, baik waktu, material, energi maupun uang Menghargai tugas, tanggung jawab dan wewenag orang lain (menghargai kesejawatan) Memiliki tanggung jawab (sense of responsibility) terhadap pelaksanaan tugas Halaman: 20 dari 29

22 Memilika semangat untuk melayani (sense of service), artinya ada perasaan bahagia apabila dapat melayani orang dengan baik Memiliki kepekaan terhadap mutu (sense of quality), artinya selalu berusaha maksimal untuk melaksanakan pekerjaan dengan mutu terbaik Memiliki dorongan kuat untuk melakukan peningkatan (sense of improvement) Memilika\i semangat kerja sama (team work) dalam melakukan kegiatan dan memecahkan masalah Memiliki disiplin diri yang kuat (self discipline) tidak tergantung pada kedisiplinan orang lain Memiliki prakarsa (self initiative), artinya melakukan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya tanpa menunggu perintah Memiliki apresiasi dan komitmen terhadap tugas dan tanggung jawab Menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika 4.4. Kepemimpinan mutu dan peningkatan kualitas Tujuan dari kepemimpinan kualitas di dalam proses manufaktur adalah untuk meningkatkan kinerja orang mesin (man-machine performance), meningkat kan level mutu atau kualitas yang yang dicapai saat ini, meningkatkan produktifitas dan sekali gus menumbuhkan kebanggaan kerja karyawan. Kepemimpinan kualitas tidak mencari siapa yang membuat kesalahan, akan tetapi mengidentifikasi dan mengeliminasi sebab-sebab kegagalan Kepemimpinan kualitas membantu karyawan untuk mengerjakan pekerjaan nya dengan lebih baik, dengan meningkatkan efektifitas (targetnya) dan efisiensinya (biaya) pada setiap kegiatan Sedang peningkatan berkelanjutan (KAIZEN) dikenal sebagai suatu metode di dalam proses manufaktur untuk mencapai sukses (keberhasilan), dengan melibatkan setiap orang Semangat (spirit) dari KAIZEN adalah Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan esok harus lebih baik dari hari ini Tiada hari tanpa peningkatan (kualitas) Halaman: 21 dari 29

23 Menghargai pencapaian (kinerja) sekecil apapun Peningkatan tidak memerlukan biaya yang besar Untuk mengimplementasikan KAIZEN, digunakan 5W 1H What (apa) Who (siapa) When (kapan) Where (di mana) Why (mengapa), dan How (bagaimana) 4.5. Elemen-elemen Mutu atau kualitas Dari pengertian di atas, dapat dipahami bahwa ukuran mutu atau kualitas suatu produk atau jasa adalah sejauh mana produk atau jasa tersebut dapat memenuhi atau memuaskan kebutuhan pelanggan. Dengan demikian jelas bahwa mutu atau kualitas harus dipandang dari sisi pelanggan, bukan produsen. Adapun elemenelemen yang memenuhi unsur kepuasan pelanggan dalam kaitannya dengan mutu atau kualitas produk yang baik adalah : 1. Kinerja (Performnace) : adalah karakteristik utama produk atau jasa. 2. Ciri khas (Feature) : adalah kekhasan dari produk atau jasa tersebut. 3. Kehandalan (Reliability) : adalah diukur dari waktu terjadinya kerusakan pertama dengan rata-rata waktu terjadinya kerusakan berikutnya. 4. Kesesuaian (Comformance) : adalah kesesuaian desain produk dan karakteristik operasinya dengan standar yang telah ditentukan 5. Ketahanan (Durability) : adalah daya tahan umur produk yang diukur dari seberapa lama produk tersebut dapat dimanfaatkan sampai harus diganti. 6. Daya guna (serviceability) : adalah kemampuan produk dalam hal pemakaiannya. 7. Estetika (Aesthetic) : adalah yang berhubungan dengan keindahan yang melekat pada produk. Mutu atau kualitas yang dirasakan ( Perceived Quality ) : adalah berkaitan dengan reputasi. Halaman: 22 dari 29

24 4.6. Sistem Mutu atau kualitas Waktu anda makan telur untuk makan pagi, coba pikirkan: Bagaimana mudah untuk menelusuri kebelakang jalur produksi telur, dengan cara mengidentifikasi ayam betina mana yang bertelor. Itu merupakan contoh sederhana kenapa system mutu atau kualitas dibuat! Atau, mungkin suatu perusahaan memasang panel pintu mobil, diketahui beberapa panel rusak. Hal ini dapat diperoleh laporan mengenai suppliernya, data pengiriman, dan informasi penting lainya yang berhubungan dengan panel. Informasi ini akan berarti bagi perusahaan untuk dapat mengetahui tentang suppliernya. Untuk memahami mengapa perusahaan banyak menjaga informasi masalah, coba pikirkan apa yang terjadi jika perusahaan berproduksi dengan goresan. Kertas kerja dibuat untuk menjaga penulusuran tentang bahan baku disimpan dirak mana, diterbitkan oleh bagian apa, bentuk pesanan dan tagihan. Ini semua akan membuat system menjadi teratur, agar perusahaan dapat berada dalam bisnis. Tidak harus dibawah pemasokan atau melebihi permintaan. Harus diyakinkan barang yang jelek tidak dikirim ke pelanggan. Selanjutnya, harus mempunyai spesifikasi pada kerja dan instruksi kerja yang menunjukkan bagaimana melakukan pekerjaan yang terbaik pada waktu membuat instruksi kerja. Semua informasi ini diperlukan untuk memberikan jaminan pada perusahaan dan pelanggan, bahwa barang dapat diproduksi dalam jumlah yang diperlukan, pada waktu yang ditentukan dan mutu atau kualitas yang baik. Bersamaan, semua kertas kerja diperlukan untuk membeli bahan baku, membuat barang-barang dan menjual barang-barang itu pada pelanggan merupakan system mutu atau kualitas perusahaan. Standar Australia AS 1057 mendefinisikan system mutu atau kualitas sebagai berikut: Struktur organisasi, tanggungjawab, prosedur, aktifitas, kapabilitas dan sumber daya yang kesemuanya bertujuan untuk meyakinkan bahwa produk, proses atau jasa akan dinyatakan memuaskan Definisi ini mengatakan bahwa system mutu atau kualitas bekerja denga semua jenis dokumentasi seperti : laporan pemeriksaan dan hasil, laporan perbaikan peralatan, laporan penjualan, laporan pembelian, spesifikasi dan instruksi kerja. Halaman: 23 dari 29

25 Bagian lain system mutu atau kualitas adalah tentang menurunkan perbedaan dalam proses normal, membuat perbaikan dan membantu dalam perbaikan. Dalam manajemen dengan fakta dan data. Anda akan belajar lebih mendalam pada bagian berikut tentang bagaimana kesesuaian dengan system mutu atau kualitas Filosofi Just In Time (J I T) Just In Time ( J I T ) adalah suatu filosofi dalam proses manufaktur yang mempunyai tujuan : Hanya memproduksi barang-barang yang diperlukan saja Pada kualitas yang dipersyaratkan Dalam jumlah yang diperlukan Pada waktu yang tepat J I T membuat hal-hal yang kompleks menjadi sederhana di dalam management manufaktur Sasaran dari J I T adalah zero defect, zero set up time, zero inventories, zero part handling, zero breakdown, zero lead time dan lot size of one Sasaran ini nampaknya adalah mustahil, akan tetapi bahwa ini adalah suatu pendekatan filosofis, yang telah mengantarkan mereka menjadi lebih professional dalam memaksimalkan usaha ke arah hasil yang terbaik 4.8. Spesifikasi dan Instruksi Kerja Setiap saat anda berurusan dengan spesifikasi atau instruksi kerja, anda akan berurusan dengan system mutu atau kualitas. Spesifikasi dibuat oleh seseorang dalam perusahaan sesuai dengan permintaan pelanggan tentang apa yang dia inginkan dalam produk. Spesifikasi juga menentukan kondisi minimum yang harus dipenuhi oleh produk atau jasa agar memenuhi kesesuaian dengan tujuan. Perusahaan harus menyusun bagaimana mengawasi proses manufaktur agar hasil keluarannya / produk memenuhi apa yang pelanggan inginkan. Instruksi kerja (biasa disebut prosedur operasi standar /SOP), menunjukkan bagaimana melakukan pekerjaan yang terbaik pada saat menyusun instruksi. SOP tidak dapat diubah. Ini dapat diubah jika diperoleh cara kerja yang lebih baik. Halaman: 24 dari 29

26 4.9. Pemeriksaan dan Pengujian Jika spesifikasi menyebutkan pada kita mutu atau kualitas seperti apa yang diinginkan pelanggan pada produk, kemudian pada suatu saat selama pembuatan produk dibutuhkan pemeriksaan untuk meyakinkan bahwa produk yang dibuat telah memenuhi mutu atau kualitas yang diinginkan. Pemeriksaan dapat dilakukan setelah produk selesai dibuat. Tetapi untuk memastikan produk yang sudah selesai dibuat memuaskan, biasanya penting untuk memeriksa bahan baku sebelum memasuki proses selanjutnya, dan produknya sendiri selama proses pembuatan. Sebelum kita mempunyai Manajemen Mutu atau kualitas Total (MKT), produk yang selesai dibuat diperiksa oleh yang biasa disebut quality control inspector. Orang ini memeriksa apakah produk tersebut memenuhi spesifikasi. Penemuan produk yang cacat, setelah selesai dibuat disebut penemuan cacat (defect detection ) dan dapat ditunjukan dalam gambar berikut : Bahan Baku Masuk Proses 1 Proses 2 Inspeksi Produk OK Re-work Scrap Setiap kali suatu produk dikerjakan, selalu ada biaya. Jika biaya dari gaji operator dan bahan baku dan peralatan yang digunakan tidak terpenuhi oleh biaya produk akhir, maka perusahaan akan rugi. Pemeriksaan produk akan menambah biaya tanpa ada nilai tambah. Karena itu perusahaan tidak mendapat nilai tambah dari pemeriksaan jenis ini. Seperti yang dapat anda lihat sekarang, inspeksi jenis ini menemukan cacat pada bagian akhir. Dengan pengenalan MKT, jenis pemeriksaan lama telah berlalu. Sekarang kita tahu bahwa pemeriksaan terbaik dikerjakan oleh operator yang mengawasi proses. Dimana operator tersebut dapat menemukan bahan cacat (tidak sesuai) sesegera mungkin setelah diproduksi. Halaman: 25 dari 29

27 Pemeriksaan dalam proses ini menuju pada penemuan awal pada produk yang gagal, yang berarti proses dapat disesuaikan agar tidak banyak dihasilkan barang yang cacat. Ini adalah Pemeriksaan Pencegahan Cacat ( defect prevention inspection) Bagaimanapun, ada alasan baik, produk yang telah selesai dibuat diperlukan pemeriksaan, khususnya jika banyak komponen dirakit secara bersama untuk membuat peralatan yang rumit / komplek. Bilamana operator melakukan pemeriksaan dan dapat mengubah proses kita namakan apa yang disebut feedback loop. Seperti gambar berikut : Feedback loop Penyesuaian Proses Pemeriksaan dan pengukuran Dari proses sebelumnya Bahan Baku Masuk Proses Bahan Keluar Spesifikasi Produk Proses selanjutnya Di sini operator bertanggungjawab terhadap mutu atau kualitas apa saja yang meninggalkan prosesnya. Operator mengambil contoh produk yang dibuat dan membandingkan dengan spesifikasi. Jika tidak memenuhi spesifikasi, operator tidak memakainya dalam proses produksi. Operator harus mendeteksi bahan yang cacat sebelum masuk proses berikutnya. Laporan pemeriksaan ini dijaga, agar selanjutnya mereka dapat menganalisis dalam meningkatkan proses produksinya. Juga dalam pemeriksaan bahan baku, dan barang barang dari supllier. Perusahaan tidak ingin bekerja dalam bagian sub standar. Halaman: 26 dari 29

28 Bagaimanapun, jika barang-barang telah diperiksa pada bagian akhir dari proses sebelumnya, kemudian tidak dibutuhkan lagi pemeriksaan ketika masuk proses terakhir. Hal ini akan membuang-buang waktu dan uang Pencegahan dan Penemuan Cacat Contoh dalam suatu perusahaan yang tidak menggunakan prinsip MKT. Mereka mempunyai tukang las yang mengelas kerangka secara bersama-sama (tanpa pemeriksaan) kemudian kerangka dicat oleh bagian lain dari perusahaan. Sebagai pemeriksaan hasil akhir, pengecatan kerangka diperiksa. Jika hasil akhir tidak halus kerangka di rejek. Sekali rejek, kerangka dikembalikan pada bagian sebelumnya di mana cat dilepas, kerangka dibersihkan, dan dicat ulang. Di sini kita telah menemukan cacat dengan memeriksa produk akhir. Dalam keadaan seperti ini, semua nilai telah diberikan pada produk. Re-work tidak membuat produk lebih baik. Apakah anda melihat bahwa waktu, uang dan usaha telah terbuang? Kemudian perusahaan menemukan prinsip-prinsip MKT. Dengan mengumpulkan data untuk mengetahui pada bagian mana dari proses produksi yang merupakan sumber utama cacat permukaan akhir. Segera didapatkan bahwa hasil akhir produk yang cacat adalah disekitar daerah pengelasan. Hal ini dapat diatasi dengan mudah dengan melepas terak las dengan menggunakan sikat baja disekitar daerah las sebelum kerangka dipindahkan ke bagian pengecatan. Jadi prosedur operasi standar (SOP) dibuat agar pengelas membersihkan lasan sebelum kerangka masuk ke bagian pengecatan. SOP ini mencegah pengiriman kerangka cacat ke bagian pengecatan. Dengan pendekatan MKT ini, cacat ditemukan ketika kerangka masih dapat diperbaiki dengan mudah sebelum kerangka dicat. Sekarang pengelas juga tahu/ sadar bahwa dia bertanggung jawab pada mutu atau kualitas permukaan las, sehingga dia akan bekerja agar dapat mencegah percikan las dipermukaan kerangka. Halaman: 27 dari 29

29 BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI 5.1. Sumber Daya Manusia Pelatih Pelatih Anda dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran Pelatih adalah untuk : a. Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar. b. Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar. c. Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk menjawab pertanyaan Anda mengenai proses belajar Anda. d. Membantu anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang Anda perlukan untuk belajar Anda. e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan. f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan. Penilai Penilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja. Penilai akan : a. Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan merencanakan proses belajar dan penilaian selanjutnya dengan Anda. b. Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan Anda. c. Mencatat pencapaian / perolehan Anda. Teman kerja / sesama peserta pelatihan Teman kerja Anda/sesame peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan bantuan. Anda juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan belajar/kerja Anda dan dapat meningkatkan pengalaman belajar Anda. Halaman: 28 dari 29

30 5.2. Sumber-sumber Kepustakaan ( Buku Informasi ) Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan Pedoman Belajar ini. Sumber-sumber tersebut dapat meliputi : 1. Buku referensi (text book) 2. Lembar kerja Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi. Prinsip-prinsip dalam CBT mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumbersumber yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan peserta untuk menggunakan sumber-sumber alternative lain yang lebih baik atau jika ternyata sumber-sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini tidak tersedia/tidak ada. Sumber-sumber bacaan yang dapat digunakan : 1. Quality concept, learning and assessment package, Batam International Development Project 2. P B E System, bahan presentasi Polman, Buku Panduan ISO , PUSLATKER I J M BANDUNG, 2003 Halaman: 29 dari 29

31 MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR LOGAM MESIN SUB SEKTOR TEKNOLOGI MEKANIK MENERAPKAN PROSEDUR- PROSEDUR MUTU BUKU KERJA DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.51 Lt.7.B Jakarta Selatan

32 DAFTAR ISI Halaman Daftar isi 1 BAB I. UNIT STANDAR KOMPETENSI BAB.II. STRATEGI DAN METODA BELAJAR Strategi belajar yang disarankan Metode belajar 7 BAB III. TAHAPAN BELAJAR.. 8 BAB IV. AKTIVITAS BELAJAR Tugas-tgas teori Tugas praktik 9 BAB V. DAFTAR CHECK UNJUK KERJA 11 Buku Kerja Versi: Halaman: 1 dari 11

33 BAB I UNIT KOMPETENSI STANDAR KODE UNIT JUDUL UNIT DESKRIPSI UNIT : LOG.OO : Menerapkan Prosedur-Prosedur Mutu : Unit ini menggambarkan bagaimana memenuhi persyaratan konsumen, mutu atau kualitas produk serta penerapan prosedur mutu atau kualitas dalam memenuhi spesifikasi yang dipersyaratkan. Bidang : Kelompok Dasar Bobot Unit : 0 Unit Prasyarat : ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 01 Bertanggung jawab terhadap mutu atau kualitas diri 02 Menerapkan prosedur standar mutu atau kualitas pekerjaan sendiri di tempat kerja 1.1 Konsep penyediaan produk atau jasa untuk memenuhi persyaratan konsumen (internal dan eksternal) dimengerti dan diterapkan. 1.2 Bertanggung jawab terhadap mutu atau kualitas sendiri sebagai konsep praktis misalnya tepat waktu. 2.1 Prosedur sistem mutu atau kualitas diikuti. 2.2 Kesesuaian terhadap spesifikasi dijamin. BATASAN VARIABEL Kompetensi ini diterapkan untuk posisi pekerjaan individual. PANDUAN PENILAIAN 1. Isi Penilaian Unit ini dapat dinilai di tempat kerja, diluar kerja atau menggunakan kombinasi penilaian di tempat maupun diluar kerja. Aspek dari unit ini harus dinilai dalam suatu situasi kerja. Prosedur mutu atau kualitas harus diterapkan pada pekerjaan seseorang dan berdasarkan pada prosedur, produksi, perlengkapan, material dan dokumentasi yang relevan terhadap bidang Buku Kerja Versi: Halaman: 2 dari 11

34 pekerjaan. Kompetensi yang tercakup dalam unit ini akan didemonstrasikan oleh individu sendiri atau sebagai bagian dari sebuah tim. Penilaian harus dilakukan dalam suatu lingkungan yang diketahui oleh individu yang dinilai. 2. Kondisi Penilaian Kandidat akan mengakses pada semua tool, perlengkapan, material dan dokumentasi yang dibutuhkan. Kandidat akan diperbolehkan untuk mengacu pada dokumentasi berikut: 2.1 Prosedur di tempat kerja yang relevan. 2.2 Spesifikasi produk dan pabrikasi yang relevan. 2.3 Kode, standar, petunjuk dan material referensi yang relevan. 2.4 Kandidat akan dibutuhkan untuk: Secara lisan atau dengan metode komunikasi lainnya menjawab pertanyaan yang diajukan oleh penilai Melaksanakan tugas-tugas yang diuraikan oleh pedoman ini, dalam kerangka waktu yang dibuat antara supervisor /instruktur calon dengan penilai, sebelum melakukan penilaian ini Mengenali rekan yang dapat didekati untuk mengumpulkan bukti kompetensi Bukti nilai kemampuan yang ada untuk pelatihan diluar kerja berhubungan dengan unit ini. Penilai akan puas jika kandidat secara kompeten dan konsisten dapat melaksanakan semua tugas yang dibutuhkan dan mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang semua kriteria yang dibutuhkan dalam unit ini. 3. Aspek Kritis Unit ini dapat dinilai berhubungan dengan unit inti atau spesialisasi lainnya dan tidak dipisahkan. Penilaian ini harus berhubungan dengan kinerja kegiatan normal di tempat kerja dimana kompetensinya yang tercakup dalam unit ini didemonstrasikan bersamaan dengan kompetensi inti atau spesialisasi lainnya. Prosedur mutu atau kualitas dalam unit inti atau spesialisasi lainnya yang ada dalam unit ini diterapkan terhadap tugas-tugas individu di tempat kerja untuk dinilai. Buku Kerja Versi: Halaman: 3 dari 11

35 4. Catatan khusus Selama penilaian individu akan: 4.1 mendemonstrasikan praktek-praktek kerja yang aman setiap waktu. 4.2 memberikan informasi tentang proses-proses, tugas-tugas yang sedang dikerjakan untuk menjamin lingkungan kerja yang aman dan efisien. 4.3 bertanggung jawab terhadap mutu atau kualitas kerja mereka. 4.4 merencanakan tugas di semua situasi dan mengulas persyaratan tugas dengan tepat; melaksanakan semua tugas sesuai dengan prosedur standar operasi. 4.5 melaksanakan semua tugas sesuai dengan spesifikasinya. 4.6 menggunakan teknik-teknik rekayasa (engineering), praktek-praktek, prosesproses dan prosedur yang diterima, di tempat kerja. 5. Pedoman penilaian 5.1 Kegiatan-kegiatan di tempat kerja dilakukan dalam kerangka waktu yang tepat dan sehingga kegiatan tersebut memenuhi spesifikasi mutu atau kualitas konsumen internal dan eksternal. 5.2 Konsep konsumen internal dan eksternal dapat dijelaskan. Konsumen internal dapat dikenali dan persyaratan mereka diuraikan. Efek dari tidak terpenuhinya kebutuhan mereka dapat dijelaskan. Konsumen eksternal dapat dikenali dan persyaratan mereka diuraikan. Efek dari tidak terpenuhinya kebutuhan mereka dapat dijelaskan. 5.3 Semua kegiatan di tempat kerja yang dilakukan oleh individu dilaksanakan sesuai standar mutu atau kualitas yang dibutuhkan oleh perusahaan. Jika kegiatan kegiatan di tempat kerja tidak memenuhi persyaratan mutu atau kualitas (tepat waktu, dihasilkan dalam kerangka waktu dan sebagainya), langkah-langkah yang tepat diambil untuk memperbaiki situasi. 5.4 Syarat-syarat mutu atau kualitas untuk pekerjaan milik seseorang dapat dijelaskan. Alasan-alasan untuk menjamin bahwa pekerjaan mereka memenuhi syarat-syarat mutu atau kualitas dapat diberikan. Efek pada perusahaan jika para pekerja tidak bertanggung jawab terhadap mutu atau kualitas mereka sendiri dapat dijelaskan. 5.5 Prosedur mutu atau kualitas diikuti di semua tugas yang dilakukan. Buku Kerja Versi: Halaman: 4 dari 11

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMINDAHAN MESIN PENGGELAR ASPAL NO. KODE : -I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PEMBINAAN KOMPETENSI KELOMPOK KERJA NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i BAB I PENGANTAR 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi 1 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan 1 1.2.1. Desain Materi Pelatihan 1 1.2.2. Isi Modul 2 1.2.3. Pelaksanaan

Lebih terperinci

MEMERIKSA SISTEM KEMUDI OTO.KR

MEMERIKSA SISTEM KEMUDI OTO.KR MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR OTOMOTIF SUB SEKTOR KENDARAAN RINGAN MEMERIKSA SISTEM KEMUDI BUKU INFORMASI DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN

Lebih terperinci

MENGELAS DENGAN PROSES PENGELASAN BUSUR BERPERISAI (SAW) LOG.OO

MENGELAS DENGAN PROSES PENGELASAN BUSUR BERPERISAI (SAW) LOG.OO MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR LOGAM MESIN SUB SEKTOR PENGELASAN MENGELAS DENGAN PROSES PENGELASAN BUSUR BERPERISAI (SAW) BUKU KERJA DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENGGELAR ASPAL PEMELIHARAAN HARIAN MESIN PENGGELAR ASPAL NO. KODE : -I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi

Lebih terperinci

Quality Management. D Rizal Riadi

Quality Management. D Rizal Riadi Quality Management D Rizal Riadi Pengertian Quality is Compormance to Requirement (pemenuhan tingkat standar yang ditentukan oleh para konsumen terhadap suatu barang) Philip Crosby Quality is fitness for

Lebih terperinci

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2011 MODUL IX SISTEM MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan tersebut tidak hanya bersifat evolusioner namun seringkali sifatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan tersebut tidak hanya bersifat evolusioner namun seringkali sifatnya 12 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan hidup dalam lingkungan yang berubah cepat, dinamik, dan rumit. Perubahan tersebut tidak hanya bersifat evolusioner namun seringkali sifatnya revolusioner.

Lebih terperinci

SMK MUHAMMADIYAH 5 BABAT Jl. Rumah Sakit No Telp (0322) web-site:http://www.smkmuh5babat.co.

SMK MUHAMMADIYAH 5 BABAT Jl. Rumah Sakit No Telp (0322) web-site:http://www.smkmuh5babat.co. MODUL MENGINSTALASI SUMBER DAYA BERBAGI PAKAI PADA JARINGAN KOMPUTER Disusun Oleh: ABDUL ROHMAN SMK MUHAMMADIYAH 5 BABAT Jl. Rumah Sakit No. 15-17 Telp (0322) 451313 e-mail:smkm5babat@yahoo.com web-site:http://www.smkmuh5babat.co.cc

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i BAB I PENGANTAR 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi 1 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan 1 1.2.1. Desain Materi Pelatihan 1 1.2.2. Isi Modul 2 1.2.3. Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Lead Time Istilah lead time biasa digunakan dalam sebuah industri manufaktur. Banyak versi yang dapat dikemukakan mengenai pengertian lead time ini. Menurut Kusnadi,

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) YULIATI, SE, MM

SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) YULIATI, SE, MM SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) II YULIATI, SE, MM PRINSIP DASAR JUST IN TIME ( JIT ) 3. Mengurangi pemborosan (Eliminate Waste) Pemborosan (waste) harus dieliminasi dalam setiap

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR POMPA BETON TEKNIK PEMOMPAAN BETON SEGAR NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2011 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN SALURAN IRIGASI KOORDINASI KEGIATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN NO. KODE : BUKU INFORMASI DAFTAR

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MENERAPKAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA H

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MENERAPKAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA H MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MENERAPKAN KERJASAMA DI TEMPAT KERJA KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS DIREKTORAT STANDARDISASI

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 OPERATOR MESIN PENCAMPUR ASPAL KEGIATAN AKHIR PRODUKSI NO. KODE : FKK.MP.02.006.01-I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI DAFTAR

Lebih terperinci

VI. TOYOTA PRODUCTION SYSTEM. A. Pengertian Toyota Production System (TPS)

VI. TOYOTA PRODUCTION SYSTEM. A. Pengertian Toyota Production System (TPS) VI. TOYOTA PRODUCTION SYSTEM A. Pengertian Toyota Production System (TPS) Perusahaan berupaya untuk meningkatkan taraf kehidupan keryawan melalui usaha yang berkelanjutan untuk menghasilkan laba, sekaligus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam Bab ini dikemukakan teori-teori dan penjelasan-penjelasan yang digunakan untuk pengolahan data dan proses analisa terhadap permasalahan yang dihadapi. 2.1. PENGERTIAN TQM/ MANAJEMEN

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F l 08 05

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F l 08 05 MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F.45 4 0 5 2 1 01 l 08 05 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Dyck dan Neubert, dalam buku Principles of Management (2011:7-9) management adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin,

Lebih terperinci

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Kode Unit Kompetensi : SPL.KS21.222.00 Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan

Lebih terperinci

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk Darsini Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, Jl.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kualitas 2.1.1. Definisi Kualitas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam blog yang ditulis oleh Rosianasfar (2013), kualitas berarti tingkat baik buruknya sesuatu, derajat

Lebih terperinci

SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) YULIATI, SE, MM

SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) YULIATI, SE, MM SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) YULIATI, SE, MM Konsep Just In Time (JIT) adalah sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh perusahaanperusahaan terbaik yang ada

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR MEKANIKAL EDISI 2012 PELAKSANA PRODUKSI CAMPURAN ASPAL PANAS PENGATURAN PELAKSANAAN PRODUKSI NO. KODE : - I BUKU INFORMASI DAFTAR ISI Daftar

Lebih terperinci

SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT)

SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT) SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT) Pengertian Just In Time (JIT) Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem produksi atau sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh

Lebih terperinci

Lean Thinking dan Lean Manufacturing

Lean Thinking dan Lean Manufacturing Lean Thinking dan Lean Manufacturing Christophel Pratanto No comments Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PENUNJANG

STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PENUNJANG STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INDUSTRI PEMANFAAT TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PENUNJANG DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMAFAATAN ENERGI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Total Productive Maintenance Total Productive Maintenance (TPM) adalah teknik silang fungsional yang melibatkan beberapa bagian fungsional perusahaan bukan hanya pada Bagian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan dengan menggunakan teori-teori yang relevan sebagai dasar analisis, penulis menarik kesimpulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007 SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2000/SNI 19-9001-2001 ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007 1 OBJEKTIF : Mendapatkan gambaran

Lebih terperinci

MENYIAPKAN TEMPAT UNTUK PEMASANGAN KANCING GAR.OO

MENYIAPKAN TEMPAT UNTUK PEMASANGAN KANCING GAR.OO MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR GARMEN MENYIAPKAN TEMPAT UNTUK PEMASANGAN KANCING BUKU INFORMASI DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii BAB I STANDAR KOMPETENSI... 1 1.1. Judul Unii Kompetensi... 1 1.2. Kode Unit... 1 1.3. Deskripsi Unit... 1 1.4. Kemampuan Awal... 1 1.5. Elemen Kompetensi

Lebih terperinci

Bab II. A. Landasan Teori 1. ISO ISO 9001 adalah suatau standar internasional untuk sistem menejemen

Bab II. A. Landasan Teori 1. ISO ISO 9001 adalah suatau standar internasional untuk sistem menejemen Bab II A. Landasan Teori 1. ISO 9001 ISO 9001 adalah suatau standar internasional untuk sistem menejemen kualitas. ISO 9001 menetapkan persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan penilaian dari suatu

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 57 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Inkoasku merupakan salah satu perusahaan industri otomotif yang bergerak dalam bidang Wheel Rim Manufakturing.

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan - 1. Bab I. Pendahuluan. Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak

Bab I Pendahuluan - 1. Bab I. Pendahuluan. Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak Bab I Pendahuluan - 1 Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang penelitian Era globalisasi dewasa ini merupakan suatu isu yang banyak mendapat perhatian oleh banyak pihak, yang ditandai dengan adanya kemajuan

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PAM.MM01.001.01 BUKU INFORMASI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN

Lebih terperinci

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang mengkhususkan diri pada pengembangan manajemen proyek. PMBOK merupakan

Lebih terperinci

AUDIT MANAJEMEN-CB SOAL-SOAL UAS

AUDIT MANAJEMEN-CB SOAL-SOAL UAS AUDIT MANAJEMEN-CB SOAL-SOAL UAS JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2016 KELOMPOK 1 1. Apa pengertian dari Audit Manajemen? Audit manajemen adalah pengevaluasian terhadap

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR GARMEN MENGIKAT POTONGAN POTONGAN PAKAIAN 1 GAR BUKU INFORMASI

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR GARMEN MENGIKAT POTONGAN POTONGAN PAKAIAN 1 GAR BUKU INFORMASI MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR GARMEN MENGIKAT POTONGAN POTONGAN PAKAIAN 1 BUKU INFORMASI DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam

BAB IV PEMBAHASAN. Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Produksi Secara umum, penelitian ini bertujuan membantu perusahaan dalam menekan tingkat terjadinya kecacatan produk yang terjadi selama proses produksinya dengan efektif dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii BAB I STANDAR KOMPETENSI... 1 1.1. Judul Unii Kompetensi... 1 1.2. Kode Unit... 1 1.3. Deskripsi Unit... 1 1.4. Kemampuan Awal... 1 1.5. Elemen Kompetensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan mempunyai perencanaan dan tujuan akhir yang ingin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan mempunyai perencanaan dan tujuan akhir yang ingin BAB II TINJAUAN PUSTAKA Setiap perusahaan mempunyai perencanaan dan tujuan akhir yang ingin dicapai, tentunya hasil akhir yang diharapkan sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya. Salah satu faktor

Lebih terperinci

SUB BIDANG KONSTRUKSI

SUB BIDANG KONSTRUKSI LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1313 K/30/MEM/2003 TANGGAL : 28 OKTOBER 2003 STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG INSTALASI PEMANFAATAN TENAGA

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. manajemen mutu di SMK Negeri 13 Bandung sudah berjalan efektif, yaitu

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. manajemen mutu di SMK Negeri 13 Bandung sudah berjalan efektif, yaitu BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil deskripsi dan analisa data pada Bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa : Pertama, implementasi SMM ISO 9001 : 2008 melalui 8 prinsip

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1

DAFTAR ISI BAB I PENGANTAR Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi Penjelasan Materi Pelatihan Desain Materi Pelatihan 1 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i BAB I PENGANTAR 1 1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi 1 1.2. Penjelasan Materi Pelatihan 1 1.2.1. Desain Materi Pelatihan 1 1.2.2. Isi Modul 2 1.2.3. Pelaksanaan

Lebih terperinci

PERENCANAAN TEKNOLOGI OLEH: MEGA INAYATI RIF AH, ST., M.SC.

PERENCANAAN TEKNOLOGI OLEH: MEGA INAYATI RIF AH, ST., M.SC. I N S T I T U T S A I N S & T E K N O L O G I A K P R I N D Y O G Y A K A R T A Jl. Kalisahak No. 28, Komplek Balapan, Kota Yogyakarta PERENCANAAN TEKNOLOGI OLEH: MEGA INAYATI RIF AH, ST., M.SC. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN 4. Sistem Manajemen Mutu (=SMM) 4.1 Persyaratan Umum Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara suatu SMM

Lebih terperinci

Bab IV ANALISIS DAN HASIL

Bab IV ANALISIS DAN HASIL Bab IV ANALISIS DAN HASIL 4.1 Efektifitas dan Efisiensi Penilaian Kinerja Suatu kinerja dikatakan efektif bila dapat diselesaikan dalam waktu yang tepat atau lebih cepat dari perkiraan target penyelesaian

Lebih terperinci

JUDUL UNIT : Memeriksa, Merawat dan Memperbaiki Peralatan

JUDUL UNIT : Memeriksa, Merawat dan Memperbaiki Peralatan KODE UNIT : TIK.MM01.003.01 JUDUL UNIT : Memeriksa, Merawat dan Memperbaiki Peralatan DESKRIPSI UNIT : Unit ini mendeskripsikan keahlian dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melakukan perawatan umum dan

Lebih terperinci

BAB 5 ASPEK MUTU PRODUK

BAB 5 ASPEK MUTU PRODUK BAB 5 ASPEK MUTU PRODUK Desain Produk : Dwi Purnomo www. agroindustry.wordpress.com Setelah membaca bab ini,diharapkan: Memahami arti dan pentingnya peranan mutu suatu produk Mengetahui batasan mutu produk

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati 1 Pengendalian Kualitas Statistik Lely Riawati 2 SQC DAN SPC SPC dan SQC bagian penting dari TQM (Total Quality Management) Ada beberapa pendapat : SPC merupakan bagian dari SQC Mayelett (1994) cakupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarana transportasi umum yang buruk dan tidak memadai membuat masyarakat Indonesia enggan untuk memanfaatkannya. Dengan tingkat kesejahteraan dan daya beli masyarakat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lain : Haryono Jusuf (1997:24), biaya adalah harga pokok barang yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lain : Haryono Jusuf (1997:24), biaya adalah harga pokok barang yang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya Definisi mengenai biaya dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain : Haryono Jusuf (1997:24), biaya adalah harga pokok barang yang dijual dan jasa-jasa yang dikonsumsi

Lebih terperinci

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI JURU UKUR SEISMIK

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI JURU UKUR SEISMIK PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI JURU UKUR SEISMIK KODE PROGRAM PELATIHAN C 11 20 0 1 1 1 II 01 DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS Jl.

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM HUBUNGAN MASYARAKAT

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM HUBUNGAN MASYARAKAT MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM HUBUNGAN MASYARAKAT PAM.MM03.002.01 BUKU KERJA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Process Quality Management Manajemen Kualitas Proses merupakan salah satu fungsi dari Total Quality Management (TQM). Manajemen Kualitas Proses merupakan

Lebih terperinci

PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM

PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM STIE Dewantara MKUAL-02 Pendahuluan Dewasa ini iklim perekonomian dunia tampak semakin kurang menentu, dan perubahan yang terjadi akhir-akhir ini justru banyak yang

Lebih terperinci

BAB 9 MANAJEMEN OPERASIONAL SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT)

BAB 9 MANAJEMEN OPERASIONAL SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT) BAB 9 MANAJEMEN OPERASIONAL SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT) A. Pengertian Just In Time (JIT) Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem produksi atau sistem manajemen fabrikasi

Lebih terperinci

SUB BIDANG PEMELIHARAAN

SUB BIDANG PEMELIHARAAN LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : TANGGAL : STANDAR KOMPETENSI ASESOR KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK SUB BIDANG PEMELIHARAAN KEMENTERIAN ENERGI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak terhadap persaingan bisnis yang semakin tinggi dan tajam baik di pasar domestik maupun pasar

Lebih terperinci

Metode Training ISO 9001 Sentral Sistem TIDAK MENJELASKAN APA ISI PERSYARATAN ISO 9001 TAPI

Metode Training ISO 9001 Sentral Sistem TIDAK MENJELASKAN APA ISI PERSYARATAN ISO 9001 TAPI Metode Training ISO 9001 Sentral Sistem TIDAK MENJELASKAN APA ISI PERSYARATAN ISO 9001 TAPI MENJELASKAN KONSEP/MAKSUD DARI TIAP PERSYARATAN ISO 9001 DAN MEMBERIKAN CONTOH PENERAPAN YANG BAIK 1 Penjelasan

Lebih terperinci

Menghilangkan kegagalan/kesalahan dalam segala bentuk Percaya bahwa biaya persediaan dapat dikurangi Perbaikan secara terus menerus

Menghilangkan kegagalan/kesalahan dalam segala bentuk Percaya bahwa biaya persediaan dapat dikurangi Perbaikan secara terus menerus PENERAPAN JUST IN TIME PADA INDUSTRI FASHION SEBAGAI PENJAMINAN KUALITAS (QUALITY ASSURANCE) ABSTRAKSI Sistem Just in Time telah menjadi satu pendekatan umum dalam pengelolaan bahan baku/persediaan. Semakin

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F l 08 05

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI. MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F l 08 05 MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MELAKUKAN PEKERJAAN PENANAMAN PADA LAHAN KERJA F.45 4 0 5 2 1 01 l 08 05 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS

Lebih terperinci

DWI PURNOMO FTIP - UNPAD

DWI PURNOMO FTIP - UNPAD Manajemen Mutu Terpadu DWI PURNOMO FTIP - UNPAD Biaya dan Pangsa Pasar Hasil yang diperoleh dari Pasar Perbaikan reputasi Peningkatan volume Peningkatan harga Perbaikan Mutu Peningkatan Laba Biaya yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Rekayasa Ulang Proses Bisnis Hammer dan Champy (1995, hal 27-30) mengatakan bahwa Rekayasa Ulang adalah pemikiran ulang secara fundamental dan perancangan ulang secara radikal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dimasa sekarang ini perindustrian di Indonesia sudah semakin berkembang kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin mutakhir, sehingga

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Pendekatan Six Sigma yang digunakan dalam peningkatan produktivitas terdiri dari 5 (lima) fase yang disebut DMAIC (Define, Measure, Analize, Improve

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk memungkinkan manajemen melakukan perencanaan, perlu memahami biaya kualitas Mulyadi (2010:73 ). Menurut Hansen dan

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk memungkinkan manajemen melakukan perencanaan, perlu memahami biaya kualitas Mulyadi (2010:73 ). Menurut Hansen dan BAB II LANDASAN TEORI A. Biaya Kualitas 1. Pengertian Biaya Kualitas Untuk memungkinkan manajemen melakukan perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan tentang kualitas produk, manajemen perlu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 69 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data, observasi dan wawancara maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Persyaratan telah tertulis dalam kebijakan perusahaan (baik pada

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DAA 4.1 ahap Persiapan Pada tahap persiapan ini, perusahaan telah membentuk tim ISO dan mengadakan pelatihan-pelatihan yang bersifat umum untuk memahami konsep dasar sistem

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS

MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS DEFINISI KUALITAS Fitur dan karakteristik produk yang mempengaruhi kepuasan pelanggan, cocok untuk digunakan Pengguna: Apa kata pelanggan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan ukuran yang tidak dapat didefinisikan secara umum, karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi perspektif yang

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG PT. Indonesia Power UBP Kamojang saat ini telah menerapkan sistem manajemen terpadu, dengan tiga sub sistemnya yang terdiri dari Sistem Manajemen Mutu

Lebih terperinci

Analisis Pengendalian Kualitas dan Kemampuan Proses Machining untuk Produk Komponen Bracket A320 di PT. X

Analisis Pengendalian Kualitas dan Kemampuan Proses Machining untuk Produk Komponen Bracket A320 di PT. X Analisis Pengendalian Kualitas dan Kemampuan Proses Machining untuk Produk Komponen Bracket A320 di PT. X Jon Andriana,ST Mahasiswa Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang

BAB II LANDASAN TEORI. Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Total Quality Management Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada pelanggan dengan memperkenalkan perubahan manajemen secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia saat ini berada dalam situasi yang bergejolak, berubah sangat cepat, dan sulit untuk diprediksi. Keadaan ini merupakan kelanjutan

Lebih terperinci

BAB 3 LEAN PRODUCTION SYSTEM

BAB 3 LEAN PRODUCTION SYSTEM BAB 3 LEAN PRODUCTION SYSTEM By Ir. B. INDRAYADI,MT JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 1 2 1 3 PRODUCTION INFORMATION SYSTEM FORECASTING MASTER PRODUCTION SCHEDULE PRODUCT STRUCTURE

Lebih terperinci

MENGIMPLEMENTASIKAN KOMPONEN- KOMPONEN SISTEM TIK.JK

MENGIMPLEMENTASIKAN KOMPONEN- KOMPONEN SISTEM TIK.JK MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI MENGIMPLEMENTASIKAN KOMPONEN- KOMPONEN SISTEM BUKU INFORMASI DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Media Indormatika Vol. 8 No. 3 (2009) PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Hartanto Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan dapat meningkatkan daya saing melalui kapabilitas yang dimiliki dalam organisasi. Kemampuan bersaing setiap perusahaan mengacu pada posisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi 14 BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi PT. Freshklido Graha Solusi adalah perusahaan jasa kebersihan terkemuka di Indonesia, yang menawarkan solusi cerdas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan penulis pada PT.BINTANG ALAM SEMESTA, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1.

Lebih terperinci

QUALITY IS FIT FOR USE Retno Djohar Juliani *)

QUALITY IS FIT FOR USE Retno Djohar Juliani *) QUALITY IS FIT FOR USE Retno Djohar Juliani *) Abstrak Dalam perjalanan menuju TQM/ TOTAL QUALITY MANAGEMENT, hingga kini masih ada pihak-pihak yang mempertanyakan konsep tersebut dan bahkan menanggapinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang semakin berhubungan, juga saling terkait satu sama lain dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat dunia yang semakin berhubungan, juga saling terkait satu sama lain dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi seperti saat ini, terutama dapat dilihat melalui kondisi masyarakat dunia yang semakin berhubungan, juga saling terkait satu sama lain dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di

BAB II LANDASAN TEORI. skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di BAB II LANDASAN TEORI Perdagangan Internasional Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain. Proses ini seringkali digunakan oleh perusahaan dengan skala bisnis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Kualitas/Mutu Keberhasilan suatu proyek dapat diukur dengan penilaian atas biaya, mutu dan waktu. Kualitas menurut ISO 8402 adalah keseluruhan ciri dan karakteristik

Lebih terperinci

LAMPIRAN G PROSEDUR SERAH TERIMA

LAMPIRAN G PROSEDUR SERAH TERIMA LAMPIRAN G PROSEDUR SERAH TERIMA UNTUK PLTM...... X... MW PROVINSI... G - 1 LAMPIRAN G PROSEDUR SERAH TERIMA DAFTAR ISI 1. Definisi 2. Umum 3. Inspeksi, Pengujian dan Pengambilalihan FASILITAS KHUSUS 4.

Lebih terperinci

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG MANDOR PEKERJAAN TANAH

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG MANDOR PEKERJAAN TANAH MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG MANDOR PEKERJAAN TANAH Pemeriksaan, Pengukuran dan Pelaporan Hasil Pelaksanaan Pekerjaan Tanah BUKU INFORMASI 2011 K E M E N T E R I A

Lebih terperinci

BAB 1 LANDASAN TEORI

BAB 1 LANDASAN TEORI 5 BAB 1 LANDASAN TEORI 1.1 Produktivitas Menurut Sinungan (2003, P.12), secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan masuknya yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Langkah awal yang perlu dilakukan untuk menjawab tantangan dan persaingan global di bidang industri manufaktur otomotif khususnya di seksi Die Design, adalah suatu analisa manajemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Just In Time Pada tahun 1970 konsep Just In Time mulai dipopulerkan oleh Mr. Taiichi Ohno dan rekannya di Toyota Motor Company, Jepang. Akar dari konsep Just In Time dapat ditelusuri

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE

DAFTAR ISI. Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Quality Assurance Engineer. Kode Modul F45.QAE DAFTAR ISI Daftar Isi... 1 BAB I STANDAR KOMPETENSI... 2 1.1 Kode Unit... 2 1.2 Judul Unit... 2 1.3 Deskripsi Unit... 2 1.4 Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk... 2 1.5 Batasan Variabel... 3 1.6 Panduan

Lebih terperinci

TAHAPAN ANALISIS ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010

TAHAPAN ANALISIS ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010 TAHAPAN ANALISIS ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010 Kegagalan tahapan analisis akan mengakibatkan kegagalan seluruh sistem yang dibangun Tahapan Analisis merupakan tahapan

Lebih terperinci