ANALISIS MODEL MANGSA PEMANGSA PADA PENANGKAPAN IKAN YANG DIPENGARUHI OLEH KONSERVASI

dokumen-dokumen yang mirip
Simulasi Kestabilan Model Predator Prey Tipe Holling II dengan Faktor Pemanenan

KESTABILAN MODEL BIOEKONOMI SISTEM MANGSA PEMANGSA SUMBER DAYA PERIKANAN DENGAN PEMANENAN PADA POPULASI PEMANGSA

Simulasi Model Mangsa Pemangsa Di Wilayah yang Dilindungi untuk Kasus Pemangsa Tergantung Sebagian pada Mangsa

KESTABILAN MODEL BIOEKONOMI SISTEM MANGSA PEMANGSA SUMBER DAYA PERIKANAN DENGAN PEMANENAN PADA POPULASI PEMANGSA

KESTABILAN SISTEM PREDATOR-PREY LESLIE

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Asumsi yang digunakan dalam sistem mangsa-pemangsa. Dimisalkan suatu habitat dimana spesies mangsa dan pemangsa hidup

KESTABILAN MODEL POPULASI SATU MANGSA-DUA PEMANGSA DENGAN PEMANENAN OPTIMAL PADA PEMANGSA

Abstrak: Makalah ini bertujuan untuk mengkaji model SIR dari penyebaran

ANALISIS DINAMIK MODEL POPULASI MANGSA PEMANGSA DENGAN WILAYAH RESERVASI DAN PEMANENAN PEMANGSA Aidil Awal 1*), Syamsuddin Toaha 2), Khaeruddin 2)

MODIFIKASI SISTEM PREDATOR-PREY: DINAMIKA MODEL LESLIE-GOWER DENGAN DAYA DUKUNG YANG TUMBUH LOGISTIK

ANALISIS DINAMIKA MODEL KOMPETISI DUA POPULASI YANG HIDUP BERSAMA DI TITIK KESETIMBANGAN TIDAK TERDEFINISI

PEMANENAN OPTIMAL PADA MODEL REAKSI DINAMIK SISTEM MANGSA-PEMANGSA DENGAN TAHAPAN STRUKTUR. Yuliani, Marwan Sam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kestabilan model predator-prey tipe Holling II dengan faktor pemanenan.

ANALISIS BIFURKASI PADA MODEL MATEMATIS PREDATOR PREY DENGAN DUA PREDATOR Lia Listyana 1, Dr. Hartono 2, dan Kus Prihantoso Krisnawan,M.

Created By Aristastory.Wordpress.com BAB I PENDAHULUAN. Teori sistem dinamik adalah bidang matematika terapan yang digunakan untuk

SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR Jurusan Matematika FMIPA ITS

BAB II KAJIAN TEORI. Persamaan diferensial sangat penting dalam pemodelan matematika khususnya

KESTABILAN TITIK EQUILIBRIUM MODEL SIR (SUSPECTIBLE, INFECTED, RECOVERED) PENYAKIT FATAL DENGAN MIGRASI

Friska Erlina, Yuni Yulida, Faisal

Bab 16. Model Pemangsa-Mangsa

Karena v merupakan vektor bukan nol, maka A Iλ = 0. Dengan kata lain, Persamaan (2.2) dapat dipenuhi jika dan hanya jika,

ANALISIS KESTABILAN PADA MODEL DUA MANGSA- SATU PEMANGSA DENGAN FUNGSI RESPON HOLLING DAN PEMANENAN

SIFAT-SIFAT DINAMIK DARI MODEL INTERAKSI CINTA DENGAN MEMPERHATIKAN DAYA TARIK PASANGAN

Interaksi Antara Predator-Prey dengan Faktor Pemanen Prey

T 3 Model Dinamika Sel Tumor Dengan Terapi Pengobatan Menggunakan Virus Oncolytic

ANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA DENGAN MANGSA YANG TERINFEKSI DI LINGKUNGAN TERCEMAR

ANALISA KESEIMBANGAN INTERAKSI POPULASI TERUMBU KARANG, SIPUT DRUPELLA DAN PREDATORNYA MELALUI PHASE PORTRAIT

MODEL SEIR PENYAKIT CAMPAK DENGAN VAKSINASI DAN MIGRASI

PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS KESTABILAN MODEL PADA PENYEBARAN HIV-AIDS

ANALISIS MODEL MATEMATIKA UNTUK PENYEBARAN VIRUS HEPATITIS B (HBV) Devi Larasati, Dr. Redemtus Heru Tjahjana, M.Si

KESTABILAN POPULASI MODEL LOTKA-VOLTERRA TIGA SPESIES DENGAN TITIK KESETIMBANGAN ABSTRACT

MODEL PERSAMAAN DIFERENSIAL PADA INTERAKSI DUA POPULASI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini, akan dibahas system predator-prey dengan respon fungsi tak

Pengendalian Populasi Hama pada Model Mangsa-Pemangsa dengan Musuh Alaminya

Local Stability of Predator Prey Models With Harvesting On The Prey. Abstract

Mursyidah Pratiwi, Yuni Yulida*, Faisal Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat *

MODEL NON LINEAR PENYAKIT DIABETES. Aminah Ekawati 1 dan Lina Aryati 2 ABSTRAK ABSTRACT

ANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA DENGAN MANGSA YANG TERINFEKSI DI LINGKUNGAN TERCEMAR

BIFURKASI HOPF PADA SISTEM PREDATOR PREY DENGAN FUNGSI RESPON TIPE II

Bab 15. Interaksi antar dua spesies (Model Kerjasama)

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis bifurkasi pada model predator-prey dengan dua

Analisis Kestabilan Model Penurunan Sumber Daya Hutan Akibat Industri

MODEL DINAMIKA CINTA DENGAN MEMPERHATIKAN DAYA TARIK PASANGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. dalam penulisan skripsi ini. Teori-teori yang digunakan berupa definisi-definisi serta

SKEMA NUMERIK PERSAMAAN LESLIE GOWER DENGAN PEMANENAN

Aplikasi Prinsip Maksimum Pontryagin Pada Model Bioekonomi Mangsa-Pemangsa Dengan Waktu Tunda

ANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA HUTCHINSON DENGAN WAKTU TUNDA DAN PEMANENAN KONSTAN LILIS SAODAH

DINAMIKA PERKEMBANGAN HIV/AIDS DI SULAWESI UTARA MENGGUNAKAN MODEL PERSAMAAN DIFERENSIAL NONLINEAR SIR (SUSCEPTIBLE, INFECTIOUS AND RECOVERED)

ANALISIS STABILITAS SISTEM DINAMIK UNTUK MODEL MATEMATIKA EPIDEMIOLOGI TIPE-SIR (SUSCEPTIBLES, INFECTION, RECOVER)

METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN NILAI BATAS PADA PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL NONLINEAR ABSTRACT

BAB II KAJIAN TEORI. dinamik, sistem linear, sistem nonlinear, titik ekuilibrium, analisis kestabilan

ANALISIS DINAMIK MODEL EPIDEMI SIRS DENGAN MODIFIKASI TINGKAT KEJADIAN INFEKSI NONMONOTON DAN PENGOBATAN

BIFURKASI PADA MODEL INTERAKASI TUMBUHAN DAN HERBIVORA IRMA SAHARA

DINAMIKA ORDE PERTAMA SISTEM NONLINIER TERKOPEL DENGAN RELASI PREDASI, MUTUAL, DAN SIKLIK (Tinjauan Kasus Mangsa-Pemangsa pada Sistem Ekologi)

ANALISIS KESTABILAN MODEL INTERAKSI PEMANGSA DAN MANGSA PADA DUA HABITAT YANG BERBEDA ADE NELVIA

MODEL SEIR PENYAKIT CAMPAK DENGAN VAKSINASI DAN MIGRASI TUGAS AKHIR. Oleh : SITI RAHMA

METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN LAPLACE UNTUK SOLUSI PERSAMAAN DIFERENSIAL NONLINIER KOEFISIEN FUNGSI

Jurnal Euclid, vol.3, No.2, p.501 MODEL MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI MANUSIA

ANALISA KESTABILAN DAN KENDALI OPTIMAL PADA MODEL PEMANENAN FITOPLANKTON-ZOOPLANKTON

MODEL MATEMATIKA MANGSA-PEMANGSA DENGAN SEBAGIAN MANGSA SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. Ekologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang interaksi antara

PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS STABILITAS DARI PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG

MODEL LOGISTIK DENGAN DIFUSI PADA PERTUMBUHAN SEL TUMOR EHRLICH ASCITIES. Hendi Nirwansah 1 dan Widowati 2

PENENTUAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS INTERVAL MENGGUNAKAN METODE PANGKAT

IDENTIFIKASI TITIK TITIK BIFURKASI DARI MODEL TRANSMISI PENYAKIT MENULAR

IV PEMBAHASAN. jika λ 1 < 0 dan λ 2 > 0, maka titik bersifat sadel. Nilai ( ) mengakibatkan. 4.1 Model SIR

Persamaan Diferensial Biasa

T 23 Center Manifold Dari Sistem Persamaan Diferensial Biasa Nonlinear Yang Titik Ekuilibriumnya Mengalami Bifurkasi Contoh Kasus Untuk Bifurkasi Hopf

KESTABILAN MODEL MANGSA PEMANGSA DENGAN FUNGSI RESPON TIPE HOLLING II DAN WAKTU TUNDA

ANALISIS KESTABILAN PADA MODEL TRANSMISI VIRUS HEPATITIS B YANG DIPENGARUHI OLEH MIGRASI

BIFURKASI HOPF DALAM MODEL EPIDEMI DENGAN WAKTU TUNDAAN DISKRET

BIFURKASI PADA MODEL SUSCEPTIBLE INFECTED RECOVERED (SIR) DENGAN WAKTU TUNDA DAN LAJU PENULARAN BILINEAR SKRIPSI

ANALISIS DINAMIK SISTEM PREDATOR-PREY MODEL LESLIE-GOWER DENGAN PEMANENAN SECARA KONSTAN TERHADAP PREDATOR

ANALISIS KESTABILAN MODEL DINAMIKA PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG

OLEH : IKHTISHOLIYAH DOSEN PEMBIMBING : Dr. subiono,m.sc

BIFURKASI HOPF MODEL MANGSA-PEMANGSA DENGAN WAKTU TUNDA NI NYOMAN SURYANI

APLIKASI METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL PADA SISTEM PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA PENDAHULUAN

Model Mangsa-Pemangsa dengan Dua Pemangsa dan Satu Mangsa di Lingkungan Beracun

PENGGUNAAN METODE DEKOMPOSISI ADOMIAN UNTUK MENYELESAIKAN PERMASALAHAN PADA KALKULUS VARIASI ABSTRACT

Model Matematika (Linier) Populasi Anjing Rabies dengan Vaksinasi

METODE PSEUDO ARC-LENGTH DAN PENERAPANNYA PADA PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN NONLINIER TERPARAMETERISASI

Arisma Yuni Hardiningsih. Dra. Laksmi Prita Wardhani, M.Si. Jurusan Matematika. Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. hidup lainnya. Interaksi yang terjadi antara individu dalam satu spesies atau

KESTABILAN TITIK EQUILIBRIUM MODEL SIR (SUSCEPTIBLE, INFECTED, RECOVERED) PENYAKIT FATAL DENGAN MIGRASI TUGAS AKHIR

Oleh Nara Riatul Kasanah Dosen Pembimbing Drs. Sri Suprapti H., M.Si

ANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA DENGAN INTERFERENSI ANTARPEMANGSA FIKRI AZHARI

ANALISIS KESTABILAN DAN LIMIT CYCLE PADA MODEL PREDATOR - PREY TIPE GAUSE SKRIPSI

STABILISASI SISTEM DESKRIPTOR DISKRIT LINIER POSITIF

MODEL DINAMIK ETANOL, GLUKOSA, DAN ZYMOMONAS MOBILIS DALAM PROSES FERMENTASI

KESTABILAN MODEL SATU MANGSA DUA PEMANGSA DENGAN FUNGSI RESPON TIPE HOLLING III DAN PEMANENAN

SISTEM DINAMIK KONTINU LINEAR. Oleh: 1. Meirdania Fitri T 2. Siti Khairun Nisa 3. Grahani Ayu Deca F. 4. Fira Fitriah 5.

Penentuan Bifurkasi Hopf Pada Predator Prey

Edy Sarwo Agus Wibowo, Yuni Yulida, Thresye

MODEL MANGSA PEMANGSA DENGAN RESPON FUNGSIONAL TAK MONOTON RIDWAN IDHAM

ANALISIS KESTABILAN DAN PROSES MARKOV MODEL PENYEBARAN PENYAKIT EBOLA

PERBANDINGAN SOLUSI SISTEM PERSAMAAN NONLINEAR MENGGUNAKAN METODE NEWTON- RAPHSON DAN METODE JACOBIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Model Pertumbuhan Hidup Nyamuk Aedes Aegypti

Pengantar Persamaan Differensial (1)

Transkripsi:

ANALISIS MODEL MANGSA PEMANGSA PADA PENANGKAPAN IKAN YANG DIPENGARUHI OLEH KONSERVASI Eka Yuniarti 1, Abadi 1 Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Surabaya Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Surabaya email: ekay009@ymail.com 1, abadi4@yahoo.com ABSTRAK Dalam tulisan ini, dibentuk suatu model mangsa pemangsa pada kegiatan penangkapan ikan yang dipengaruhi konservasi, sehingga daerah penangkapan dibagi menjadi daerah bebas tangkap dan daerah konservasi. Model matematika terdiri dari tiga komponen spesies yakni populasi ikan di daerah bebas tangkap, populasi ikan di daerah konservasi dan populasi pemangsa. Kemudian ditentukan kestabilan penyelesaian sistem tersebut dengan menentukan titik kritis atau titik setimbangnya terlebih dahulu. Kemudian diambil beberapa kasus yang berkaitan dengan konservasi sebagai perbandingan. Dari analisis yang telah dilakukan diperoleh perubahan keadaan setimbang populasi ikan di daerah konservasi dan populasi pemangsa pada tiap-tiap kasus. Kata kunci: penangkapan ikan, konservasi, pemangsa 1. PENDAHULUAN Dalam kegiatan penangkapan ikan seringkali terdapat masalah yang dapat menyebabkan populasi ikan berkurang bahkan dapat mengakibatkan kepunahan, diantaranya adalah masalah pemangsa dan penangkapan berlebih (overfishing). Oleh karena itu, dilakukan suatu upaya perlindungan ikan dari penangkapan berlebih (overfishing), yakni dengan konservasi. Konservasi diharapkan mampu melindungi ikan-ikan dari kepunahan dan dapat meningkatkan kelestarian hidup biota laut. Dengan adanya konservasi, kegiatan penangkapan hanya dapat dilakukan di daerah bebas tangkap. Beberapa jurnal penelitian tentang model mangsa pemangsa dengan konservasi telah dilakukan oleh para peneliti, di antaranya Dubey [5] yang telah membuat model mangsa pemangsa dengan membagi menjadi dua kasus, yakni ketika pemangsa hidupnya bergantung penuh terhadap mangsa dan ketika pemangsa bergantung sebagian terhadap mangsa. Kar dan Pahar [8] membuat model mangsa pemangsa pada kegiatan penangkapan ikan di mana pemangsa harus berkompetisi untuk mendapatkan mangsa dan pemangsa dapat menangkap mangsa di daerah bebas tangkap maupun di daerah konservasi. Rui Zhang et al [11] membuat model mangsa pemangsa pada kegiatan penangkapan ikan dimana pemangsa diasumsikan selalu berada dan memangsa ikan di daerah bebas tangkap serta mengalami penangkapan bersama ikan mangsa yang ada di daerah tersebut. Penulisan ini merupakan modifikasi dari model yang dibuat oleh Rui Zhang et al [11] dengan mengasumsikan pemangsa tidak mengalami penangkapan. Daerah penangkapan dibagi menjadi daerah bebas tangkap dan daerah konservasi. Antara kedua daerah tersebut tidak terdapat sekat sehingga ikan-ikan dapat bermigrasi dari satu daerah ke daerah lainnya. Akan dikonstruksi model mangsa pemangsa pada kegiatan penangkapan ikan yang dipengaruhi oleh konservasi. Kemudian akan ditentukan titik kritis dari model tersebut dan selanjutnya akan dilakukan analisis kestabilan titik kritis tersebut berdasarkan kriteria nilai eigen yang diperoleh. Penulisan ini diharapkan mampu memberi wawasan tentang kegiatan penangkapan ikan di laut dengan adanya konservasi dan melibatkan adanya pemangsa.. PEMBAHASAN.1 Model Matematika Daerah penangkapan dibagi menjadi dua, yakni daerah bebas tangkap dan daerah konservasi. Oleh karena itu, populasi ikan juga dibagi menjadi populasi ikan di daerah bebas tangkap dan populasi ikan di daerah konservasi. Daerah konservasi hanya 1

diperuntukkan sebagai tempat perlindungan ikanikan dan terumbu karang sehingga kegiatan penangkapan ikan hanya dapat dilakukan di daerah bebas tangkap. Diasumsikan pemangsa selalu berada dan hidup di daerah bebas tangkap dan mendapatkan mangsa ikan-ikan di daerah tersebut. Akan tetapi, pemangsa tidak mengalami penangkapan meskipun hidupnya di daerah bebas tangkap. Diperoleh model mangsa pemangsa pada penangkapan ikan dengan konservasi yang berupa persamaan diferensial nonlinier sebagai berikut: dx 1 dt dx dt = r 1 x 1 1 x 1 qex 1 σ 1 x 1 + σ x αx 1 y = r x 1 x + σ 1 x 1 σ x (1.1) dy dt = my + βx 1y Dengan x 1 (t) adalah populasi ikan di daerah bebas tangkap, x (t) adalah populasi ikan di daerah konservasi, dan y(t) adalah populasi pemangsa. Semua parameter diasumsikan bernilai positif. σ 1 adalah banyaknya ikan yang bermigrasi masuk ke daerah konservasi dan σ adalah banyaknya ikan yang bermigrasi keluar dari daerah konservasi. r 1 dan r merupakan laju pertumbuhan populasi ikan di daerah bebas tangkap dan laju pertumbuhan populasi ikan di daerah konservasi. m adalah kematian alami pemangsa tanpa adanya mangsa. α merupakan penurunan jumlah mangsa x 1 akibat pemangsaan sedangkan β merupakan peningkatan jumlah pemangsa (y) akibat pemangsaan. dan merupakan kapasitas maksimum daerah bebas tangkap dan kapasitas maksimum daerah konservasi untuk dapat menampung ikan-ikan. q adalah indeks dari alat tangkap yang digunakan dan E merupakan upaya penangkapan yang dilakukan.. Titik kritis kritis: Dengan menggunakan teori mencari titik r 1 x 1 1 x 1 σ 1 x 1 + σ x αx 1 y qex 1 = 0 r x 1 x + σ 1 x 1 σ x = 0 my + βx 1 y = 0 maka diperoleh tiga kemungkinan titik kritis yakni, P 1 (0, 0, 0), P (x1, x, 0) dan P 3 (x 1, x, y ). Dari sistem persamaan diferensial (1.1) diperoleh x = 1 σ r 1 K x 1 (r 1 σ 1 qe)x1. Setelah mensubstitusikan x diperoleh x1 dalam suatu persamaan pangkat tiga: a = r r 1 σ ax1 3 + bx1 + cx1 + d = 0 b = r 1r σ (r 1 σ 1 qe) c = r σ r 1 σ 1 qe (r σ )r 1 σ d = r σ σ r 1 σ 1 qe σ 1 Selain itu, diperoleh: x 1 = m/β, x = r σ + (r σ ) +4 r K (σ 1x 1 ) r /, Dan y = r 1 σ 1 qe x 1 r 1 K1 (x 1 ) ±σ x.3 Nilai Eigen αx 1 Analisis kestabilan dilakukan dengan mencari nilai eigen pada masing-masing titik kritis di atas. Nilai eigen ditentukan dengan menggunakan rumus: det (A - λi) = 0 dengan A = matriks Jacobian. Nilai Eigen di Titik Kritis P 1 (0, 0, 0) titik kritis P 1, A = r 1 σ 1 qe σ 0 σ 1 r σ 0 0 0 m λ 3 + aλ + bλ + c = 0 a = (r 1 σ 1 qe + r σ m) b = m r 1 σ 1 qe + r σ + r 1 σ 1 qe r σ σ 1 σ c = m( r 1 σ 1 qe r σ σ 1 σ )

A = Nilai Eigen di Titik Kritis P (x 1, x, 0) titik kritis P, A = r 1 σ 1 qe r 1x 1 σ αx 1 σ 1 r σ r x 0 0 0 λ 3 + aλ + bλ + c = 0 a = ( m + βx1 + r 1 σ 1 qe r 1x 1 σ r x ) b = r 1 σ 1 qe r 1x 1 + r σ r x m + βx1 + r 1 σ 1 qe r 1x 1 r σ r x σ 1 σ + r c = r 1 σ 1 qe r 1x 1 r σ r x m + βx1 + σ 1 σ ( m + βx1) Nilai Eigen di Titik Kritis P 3 (x 1, x, y ) titik kritis P 3, r 1 σ 1 qe αy r 1x 1 σ αx 1 σ 1 r σ r x 0 βy 0 λ 3 + aλ + bλ + c = 0 a = ( + r 1 σ 1 qe αy r 1 x 1 ) + r σ r x b = r 1 σ 1 qe αy r 1x 1 + r σ r x + r 1 σ 1 qe αy r 1x 1 r σ r x + βαy x 1 σ 1 σ c = r 1 σ 1 qe αy r 1x 1 r x r σ + σ 1 σ βαy x 1 r σ r x.4 Analisis Kestabilan dan Penerapan Untuk menganalisis kestabilan titik kritis sistem diambil beberapa nilai parameter sebagai berikut: r 1 = 4; r = 3,5; σ 1 =,5; α = ; β = 1; m = ; q = 0,1; E = 3; = 40; = 50. Karena dalam tulisan ini model mangsa pemangsa dipengaruhi oleh konservasi, maka akan diambil beberapa kasus yang berkaitan dengan pengaruh konservasi, yakni adanya migrasi. Kasus 1: jika migrasi yang masuk daerah konservasi lebih kecil daripada migrasi yang keluar (σ 1 < σ ), kasus : jika migrasi yang masuk daerah konservasi sama dengan migrasi yang keluar (σ 1 = σ ), dan kasus 3: jika migrasi yang masuk daerah konservasi lebih besar daripada migrasi yang keluar (σ 1 > σ ). Oleh karena itu, diambil nilai σ pada kasus 1 sebesar 3, pada kasus sebesar,5 dan pada kasus 3 sebesar 1. Setelah mensubstitusikan nilai-nilai parameter ke dalam persamaan-persamaan di atas diperoleh hasil sebagai berikut: Kasus 1 menghasilkan titik kritis dan nilai eigen: P 1 (0, 0, 0) menghasilkan nilai eigen λ 1 = - 1,91; λ = -; λ 3 = 3,61. P (4,4; 4,58; 0) menghasilkan nilai eigen λ 1 = -9,3; λ = -3,47; λ 3 = 40,4. P 3 (; 1,75; 10,06) menghasilkan nilai eigen λ 1 = -17,48; λ = -1,56 + 0,7i; λ 3 = - 1,56 0,7i Kasus menghasilkan titik kritis dan nilai eigen: P 1 (0, 0, 0) menghasilkan nilai eigen λ 1 = - 1,4; λ = -; λ 3 = 3,6. P (40,36; 45,77; 0) menghasilkan nilai eigen λ 1 = -8,75; λ = -3,53; λ 3 = 38,36. 3

P 3 (; 18,1; 11,88) menghasilkan nilai eigen λ 1 = -1,0; λ = -1,74 + 0,68i; λ 3 = - 1,74-0,68i. Kasus 3 menghasilkan titik kritis dan nilai eigen: P 1 (0, 0, 0) menghasilkan nilai eigen λ 1 = 0,14; λ = 3,56; λ 3 = -. P (30,6; 55,7; 0) menghasilkan nilai eigen λ 1 = 8,6; λ = -3,45; λ 3 = -6,64. P 3 (; 37,61; 9,90) menghasilkan nilai eigen λ 1 = -16,83; λ = -,47 + 0,64i; λ 3 = -,47-0,64i. Melalui analisis kestabilan titik kritis berdasarkan nilai eigen diperoleh: Kasus 1 (jika migrasi yang masuk daerah konservasi lebih kecil dari migrasi keluar (σ 1 < σ )) menghasilkan tiga titik kritis yaitu P 1 (0,0,0) yang berupa sadel tidak stabil, P (4,4; 4,58; 0) berupa titik sadel yang tidak stabil, dan P 3 (; 1,75; 10,06) berupa titik fokus yang stabil. Kasus (migrasi masuk daerah konservasi sama dengan migrasi yang keluar (σ 1 = σ )) menghasilkan tiga titik kritis yaitu P 1 (0,0,0) yang berupa sadel tidak stabil, P (40,36; 45,77; 0) berupa titik sadel yang tidak stabil, dan P 3 (; 18,1; 11,88) berupa titik fokus yang stabil. Kasus 3 (migrasi masuk daerah konservasi lebih besar dari migrasi yang keluar (σ 1 > σ )) menghasilkan yaitu P 1 (0,0,0) yang berupa titik sadel tidak stabil, P (30,6; 55,7; 0) berupa titik sadel yang tidak stabil, dan P 3 (; 37,61; 9,90) berupa titik fokus yang stabil. Berikut ini merupakan beberapa gambar fase sistem pada kasus 1, kasus dan kasus 3. Gambar 1. Trayektori kasus 1 (σ 1 < σ ) Gambar. Trayektori kasus (σ 1 = σ ) Gambar 3. Trayektori kasus 3 (σ 1 > σ ) Ketiga gambar tersebut diambil dari beberapa nilai awal yang berbeda dan arah semua trayektori menuju titik kritis P 3 yang berupa titik fokus dan bersifat stabil. Pada gambar 1, semua trayektori menuju ke titik kritis P 3 (; 1,75; 10,06). Pada gambar, semua trayektori menuju ke titik kritis P 3 (; 18,1; 11,88). Pada gambar 3, semua trayektori menuju ke titik kritis P 3 (; 37,61; 9,90). 3. SIMPULAN DAN SARAN Dalam tulisan ini, model matematika dianalisis dalam tiga kasus. Hasil analisis menunjukan bahwa titik kritis P 3 pada tiap kasus berupa titik fokus yang bersifat stabil. Dari hasil analisis diperoleh bahwa semakin kecil angka migrasi σ terhadap σ 1, jumlah pemangsa akan semakin menurun. Hal ini disebabkan semakin sedikit populasi ikan di daerah bebas tangkap akibat migrasi x 1 ke daerah konservasi semakin banyak, sedangkan migrasi x ke daerah bebas tangkap semakin sedikit, sehingga berkurang pula populasi pemangsa (y) akibat berkurangnya mangsa di daerah bebas tangkap tersebut. Sedangkan populasi di daerah konservasi semakin meningkat. Model mangsa pemangsa pada penangkapan ikan ini diharapkan dapat dikembangkan dengan melibatkan pemangsa yang berkompetisi untuk mendapatkan mangsa sedangkan kompetisi mangsa tidak diperhatikan. 4

DAFTAR PUSTAKA [1] Anton, Howard. 1987. Aljabar Linear Elementer. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga. [] Beltrami, Edward. 1987. Mathematic For Dynamic Modelling. New York: Academic Press. [3] Borreli, Robert L, and Coleman Courtney S. 1996. Differential Equations a Modelling Perspective. Preliminary edition. United states of America. [4] Bretscher, Otto and Robert Winters. 005. Nonlinear System and Linearization (online). (www.math.rwinters.com/s1b/supplements/ nonlinear005.pdf). [5] Dubey, B. 007. A Prey-Predator Model with a Reserved Area. Modeling and Control Vol. 1, No. 4. [6] Dubey, B dkk. 003. A Model for Fishery Resource with Reserve Area. Nonlinear Analysis: Real World Applications 4. [7] Ekawati, Novi Oktaria. 006. Analisis Kestabilan Model Rantai Makanan Tiga Spesies dengan Manifold Pusat. Bogor: Program Studi Matematika FMIPA IPB. [8] Kar, T,K and U,K Pahar. 007. A Model Prey-Predator fishery with Marine Reserve. Journal of Fisheries and Aquatic Science Vol., No. 3. [9] Nugroho, Susilo. 009. Pengaruh Vaksinasi Terhadap Penyebaran Penyakit dengan Model Endemi SIR. Surakarta: FMIPA Universitas Sebelas Maret. [10] R, Grimshaw. 1990. Nonlinear Ordinary Differential Equations. Oxford: Blackwell Scientific Publications. [11] Zhang, Rui dkk. 007. Analisis of a Prey- Predator Fishery Model with Prey Reserve. Applied Mathematical Sciences vol. 1, No. 50. 5