RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 2014

dokumen-dokumen yang mirip
Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan)

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

PENETAPAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2014 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (Usia 0-6 Tahun)

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR Manajemen Pendidikan TK / RA 915,000,000

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

ISU-ISU STRATEGIS. 3.1 Analisis Situasi Strategis

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pemalang Tahun 2013 IKHTISAR EKSEKUTIF

Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal.

PAPARAN SAKIP SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Jalan Jenderal Sudirman Telp.(0746) B A N G K O

BAB III VISI DAN MISI

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

Visi : Ponorogo Lebih Maju, Berbudaya dan Religius

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor penyebab..., Rika Aristi Cynthia, FISIP UI, Universitas Indonesia

LAPORA AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 (LAKIP)

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... v

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB IX INDIKATOR KINERJA DAERAH. Indikator Kinerja Daerah merupakan alat ukur spesifik yang secara

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. negaranya, salah satunya yaitu dalam bidang pendidikan. Berdasarkan Badan Pusat Statistik pada tahun 2010, jumlah penduduk

BAB V RELEVANSI DAN EFEKTIVITAS APBD

pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, tenaga kerja, koperasi

C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011

KATA PENGANTAR. Salatiga, Oktober Tim Penyusun

2) Pendidikan Menengah. rasio guru dan murid. a) Angka Partisipasi Sekolah (APS)

Tabel 2 Ketimpangangan hasil pembangunan pendidikan antar wilayah masih belum terselesaikan

kualifikasi S1/D IV,S2 atau lebih. guru dan murid. a) Angka Partisipasi Sekolah (APS)

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun

KATA PENGANTAR H. DJOHAN SJAMSU, SH PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

Tahun), sampai saat ini pemerintah masih dihadapkan pada berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan secara formal dilakukan, memiliki sistem yang kompleks dan dinamis.

RAKER GUBERNUR KALBAR HUT PEMDA KALBAR KE 53 KOORDINASI PEMANTAPAN PENYELENGGARAAAN DAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. negara karena dari sanalah kecerdasan dan kemampuan bahkan watak bangsa di masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan temuan-temuan penelitian

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

METODE PENELITIAN. (time series),berupa data tahunan dalam kurun waktu periode Data

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 420 / /A/DIKBUD/2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) KABUPATEN EMPAT LAWANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN

MEWUJUDKAN MANDAILING NATAL YANG AGAMIS, CERDAS, SEHAT DAN SEJAHTERA

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan, teknologi dan sikap profesionalisme tinggi yang dapat

Meluaskan Akses Pendidikan 12 Tahun

DAFTAR ISI RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pemerintah menetapkan PP Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 22

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG

PENETAPAN SASARAN BSM BERBASIS RUMAH TANGGA UNTUK MELENGKAPI PENETAPAN SASARAN BERBASIS SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 6 PENUTUP. A. Simpulan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ENREKANG NOMOR 7 TAHUN 2014

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016

NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. skills) sehingga mendorong tegaknya pembangunan seutuhnya serta masyarakat

Rencana Kerja Dinas Pendidikan Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kabupaten Kepahiang Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

KATA PENGANTAR. Wassalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Mataram, Maret 2015 GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT. Dr.TGH. M.

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

ANALISIS LAYANAN PENDIDIKAN

Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Nias yang BERkeadilan, SEjahtera dan MandiRI yang dilayani oleh Pemerintah yang bersih dan responsif.

SASARAN Uraian Sasaran Indikator Satuan 1 2. Formulasi perhitungan: (Jumlah siswa usia tahun dijenjang SD/MI/Paket A,

B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Pengkajian Pendanaan Pendidikan Secara Masal

WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 17 TAHUN 2017

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

U R A I A N Belanja Pegawai 23,100, Belanja Barang Dan Jasa 889,440,000.00

Tabel 7.2 CAPAIAN KINERJA PROGRAM INDIKATOR

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II KEADAAN UMUM INSTANSI

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG

Hasil Pembahasan Pra-Musrenbangnas dalam Penyusunan RKP 2014

BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dinilai sangat penting dalam mendukung pertumbuhan. pendidikan bagi masyarakat di antaranya berkaitan dengan pengurangan

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM. Dana Alokasi Khusus. Infrastruktur. Juknis.

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

Misi 4. Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang Berkualitas tanpa Meninggalkan Kearifan Lokal

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Pekalongan Tahun 2014 BAB IV PENUTUP

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

PAPARAN SAKIP SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2016 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BLITAR

Transkripsi:

RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 2014 Sebagai ringkasan dari Laporan Kinerja Intansi Pemerintah Kabupaten Sukabumi Tahun 2014, dapat disimpulkan bahwa secara umum Pemerintah Kabupaten Sukabumi telah memperlihatkan pencapaian kinerja yang signifikan atas sasaran-sasaran strategisnya. Pada perencanaan kinerja tahun 2014, target-target kinerja yang ditetapkan dalam RPJMD sudah menjadi acuan, sehingga selaras antara perencanaan jangka menengah, jangka pendek (tahunan) dan penganggaran tahunan. Pencapaian pembangunan pada tahun 2014 jika dilihat dari 85 sasaran yang ditargetkan pada tahun 2014, secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Pencapaian sasaran yang berkaitan dengan misi kesatu Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia yang Berakhlak Mulia, terdiri dari 40 sasaran dengan 156 indikator sasaran. 2. Pencapaian sasaran yang berkaitan dengan misi kedua Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih dan Berkemampuan Memajukan Masyarakat, terdiri dari 20 sasaran dengan 73 indikator sasaran. 3. Pencapaian sasaran yang berkaitan dengan misi ketiga Membangun Perekonomian yang Tangguh, Berbasis Potensi Lokal, dan Berwawasan Lingkungan, terdiri dari 25 sasaran dengan 115 indikator sasaran. Adapun hasil pengukuran terhadap indikator kinerja sasaran pada masing-masing misi sebagai berikut: 1. Capaian pada misi pertama, sebanyak 134 indikator kinerja atau 85,90% dengan kategori penilaian tercapai sedangkan 22 indikator kinerja atau 14,10% dengan kategori penilaian tidak tercapai. 2. Capaian pada misi kedua, sebanyak 63 indikator kinerja atau 86,30% dengan kategori penilaian tercapai sedangkan 10 indikator kinerja atau 13,70% dengan kategori penilaian tidak tercapai.

3. Capaian pada misi ketiga, sebanyak 94 indikator kinerja atau 81,74% dengan kategori penilaian tercapai sedangkan 21 indikator kinerja atau 18,26% dengan kategori penilaian tidak tercapai. Indikator Kinerja Sasaran No Misi Tidak Jumlah Tercapai Tercapai 1 Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia yang Berakhlak Mulia 134 22 156 2 Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Bersih dan Berkemampuan Memajukan Masyarakat 63 10 73 3 Membangun Perekonomian yang Tangguh, Berbasis Potensi Lokal, 94 21 115 dan Berwawasan Lingkungan Jumlah 291 53 344 Pencapaian sasaran yang tidak tercapai dari Indikator Kinerja Utama (IKU) Kabupaten Sukabumi, yaitu : 1. Untuk misi 1, terdapat sasaran yang tidak tercapai, yaitu : Mempertahankan APM SD 100%, pada indikator sasaran Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI dari target yang ditetapkan sebesar 0,01% tercapai sebesar 0,02% atau sebesar 50%. Hal ini disebabkan terjadi penurunan jumlah siswa usia 7-12 tahun sedang bersekolah dan bertambahnya jumlah siswa di bawah usia 7 (tujuh) tahun sudah bersekolah pada jenjang SD/MI di Kabupaten Sukabumi. Meningkatnya APK dan APM SMP sederajat, pada indikator sasaran Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs dari target yang ditetapkan sebesar 0,06% tercapai sebesar 0,18% atau sebesar 33,33%. Penyebab tidak tercapainya target, dikarenakan penduduk berusia di bawah 13 tahun dan di atas 15 tahun ada yang berada di jenjang SMP/MTs. Meningkatnya Jumlah Ruang Kelas Kondisi Baik, terdapat pada indikator sasaran : a. Kondisi ruang kelas SD/MI yang rusak dari target yang ditetapkan sebesar 5,31% tercapai sebesar 13,67% atau sebesar 38,84%.

b. Kondisi ruang kelas SMP/MTs yang rusak dari target yang ditetapkan sebesar 3,70% tercapai sebesar 6,37% atau sebesar 58,08%. c. Kondisi ruang kelas SMA/MA/SMK yang rusak dari target yang ditetapkan sebesar 1,38% tercapai sebesar 6,9% atau sebesar 20,02%. Permasalahan tidak tercapainya target tersebut, dikarenakan pertama karena jumlah kerusakan sekolah setiap tahun selalu bertambah, dan kedua lambatnya penerbitan Juklak dan Juknis rehabilitasi sekolah dari pemerintah pusat dan provinsi untuk sumber dana DAK dan bantuan provinsi sehingga berdampak pada lambatnya penerbitan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) untuk melaksanakan rehabilitasi dan berdampak pula pada terbatasnya waktu menyelesaikan pekerjaan rehabilitasi bangunan dan anggaran tidak dapat terserap 100%. Meningkatnya APK dan APM SMA/sederajat, pada indikator sasaran Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK/MA dari target yang ditetapkan sebesar 0,07% tercapai sebesar 0,17% atau sebesar 41,18%, dikarenakan (1) persoalan ekonomi keluarga (kemampuan masyarakat untuk biaya personal pendidikan tingkat SMA dianggap masih mahal); (2) beberapa wilayah tertentu jarak tempuh tempat tinggal ke sekolah menjadi kendala untuk tidak melanjutkan ke jenjang SMA; (3) lulusan SMP/MTs memilih melanjutkan ke jenjang SMA/SMK ke luar kabupaten; dan (4) adanya kelompok masyarakat yang memiliki pemahaman pendidikan bukanlah investasi sehingga memilih untuk tidak menempuh pendidikan sampai jenjang pendidikan menengah. Menurunnya kasus kematian Ibu (AKI), pada indikator sasaran Jumlah Kematian Ibu dari target yang ditetapkan sebesar 20,00% tercapai sebesar 37,00% atau sebesar 54,05% hal ini disebabkan Bank Darah belum berjalan, sehingga permasalahan ibu dengan akibat perdarahan masih tinggi (17 kasus dengan perdarahan), kurangnya pemahaman remaja tentang seks bebas dan komplikasi kehamilan, kurangnya pembinaan, penjaringan dan pelayanan kesehatan ibu bagi wanita pekerja di pabrik masih menjadi prioritas permasalahan (80% kematian ada di wilayah industri), efek dari program Jampersal ke JKN menyebabkan ibu bersalin mulai meningkat ke paraji dan masih kurangnya SDM kesehatan khususnya dokter spesialis baik SpOG, SpA maupun anestesi yang mampu standby di rumah sakit.

2. Untuk misi 3, terdapat sasaran yang tidak tercapai, yaitu : Memperkuat Kelembagaan Perekonomian Rakyat melalui penataan dan pengembangan kelompok-kelompok usaha masyarakat dan koperasi, pada Pendirian Lembaga Keuangan Mikro dari target yang ditetapkan sebanyak 1 (satu) LKM, belum tercapai atau tercapai sebesar 0,00%. Hal ini dikarenakan tidak adanya pendanaan maupun penyertaan modal pemerintah daerah. Meningkatnya Tingkat Kemantapan Jalan/Jembatan, terdapat pada indikator sasaran : a. Pembangunan Jalan Kabupaten dari target yang ditetapkan sebesar 3 Km, belum tercapai atau tercapai sebesar 0,00%. Hal ini dikarenakan belum adanya anggaran yang memadai untuk memenuhi target tersebut. b. Pembangunan Jembatan Kabupaten dari target yang ditetapkan sebesar 2 unit, belum tercapai atau tercapai sebesar 0,00%. Hal ini dikarenakan belum adanya anggaran yang memadai untuk memenuhi target tersebut. c. Pemeliharaan Periodik Jalan dari target yang ditetapkan sebesar 69.56 Km tercapai sepanjang 22.15 Km atau sebesar 31,84%. Hal ini dikarenakan belum adanya anggaran yang memadai untuk memenuhi target tersebut. Meningkatnya tingkat pengendalian pemanfaatan ruang, pada indikator Jumlah Kawasan Industri dari target yang ditetapkan sebesar 2 kawasan belum satupun tercapai atau tercapai sebesar 0,00%. Hal ini dikarenakan proses perizinan yang belum selesai. Dari sasaran yang tidak tercapai serta permasalahan yang dihadapi, maka untuk menyikapi hal tersebut Pemerintah Kabupaten Sukabumi perlu melakukan upaya sebagai berikut : 1. Dalam rangka mempertahankan APM SD 100%, pemerintah perlu menjamin masyarakat untuk mendapatkan kesempatan layanan pendidikan dasar 9 tahun sampai jenjang SMP/MTs melalui penyediaan Anggaran Biaya Operasional Sekolah (BOS), bantuan siswa miskin (BSM) dan bea siswa transisi (bantuan biaya melanjutkan) dari SD/MI ke SMP/MTs. 2. Peningkatan APK dan APM SMP sederajat, pemerintah perlu menambah daya tampung sekolah di daerah potensial dengan mendirikan ruang kelas baru dan mendirikan Unit Sekolah Baru (USB), pemberian dana BOS pada jenjang SD, SMP dan SMA serta adanya peraturan bahwa sekolah tidak memungut biaya

dan mendirikan sekolah SD-SMP Satu Atap untuk daerah-daerah yang terpencil dengan jarak > 6 KM. 3. Dalam menyikapi permasalahan Ruang Kelas Kondisi Baik, hal yang perlu dilakukan Pemerintah melalui Dinas Pendidikan agar memfokuskan pada Pendataan Ruang Kelas dalam kondisi baik serta mendorong kepada Pemerintah Pusat dan Provinsi agar penerbitan Juklak dan Juknis rehabilitasi sekolah dapat dilaksanakan pada awal tahun sehingga tidak menggangu proses pelaksanaan pekerjaan. 4. Menyikapi permasalahan APK dan APM SMA/sederajat, pemerintah perlu memberikan bantuan siswa miskin (BSM) dan beasiswa transisi untuk siswa lulusan SMP/MTs yang rawan tidak melanjutkan ke jenjang SMA sederajat dan penambahan ruang kelas baru di sekolah-sekolah potensial. 5. Terhadap permasalahan Angka Kematian Ibu (AKI), Pemerintah Daerah perlu mengoptimalkan Bank Darah yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), sosialisasi kepada remaja tentang bahaya seks bebas dan komplikasi kehamilan, perlunya pembinaan penjaringan dan pelayanan kesehatan ibu bagi wanita pekerja di pabrik, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Jampersal ke JKN agar lebih ditingkatkan dan penambahan Tenaga Medis/Kesehatan khususnya tenaga Dokter Spesialis Kandungan. 6. Pemerintah Daerah perlu memperkuat kelembagaan perekonomian rakyat melalui penataan dan pengembangan kelompok-kelompok usaha masyarakat dan koperasi dengan pengalokasian anggaran dan penyertaaan modal Pemerintah kepada Lembaga Keuangan Mikro. 7. Pemerintah Daerah perlu memprioritaskan anggaran untuk kegiatan Pembangunan Jalan dan Jembatan Kabupaten di Tahun 2016 serta mengalokasikan anggaran untuk kegiatan Pemeliharaan Periodik Jalan. 8. Pemerintah Daerah agar mempercepat proses perizinan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang yang berkaitan dengan Kawasan Industri. Akhirnya, secara umum dapat disimpulkan bahwa pencapaian target sasaran terhadap beberapa indikator yang dicantumkan dalam RPJMD Kabupaten Sukabumi Tahun 2011-2015 khususnya Tahun Anggaran 2014 sebagaimana dituangkan dalam Keputusan Bupati Nomor 050/Kep.802-BAPPEDA/2014 Tentang Perubahan Atas Keputusan Bupati Nomor 050/Kep.665-BAPPEDA/2011 Tentang Indikator Kinerja Utama Pemerintah

Kabupaten Sukabumi Tahun 2010-2015 dapat dipenuhi sesuai harapan dengan capaian indikator sasaran yang tercapai 291 indikator sasaran atau sebesar 84,59% sedangkan yang tidak tercapai sebanyak 53 indikator atau sebesar 15,41% dari jumlah total indikator sasaran sebanyak 344 indikator. Masih terdapatnya beberapa indikator sasaran yang belum memenuhi target yang ditetapkan, menjadi bahan evaluasi bagi kami untuk memperbaikinya di tahun-tahun mendatang. Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT dan segala kekurangan semata-mata merupakan milik kami sebagai manusia, dan insya Allah hal tersebut menjadi motivasi bagi kami untuk senantiasa berusaha melakukan yang terbaik.