METODE MAGANG. Waktu dan Tempat

dokumen-dokumen yang mirip
METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN. I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif yang menurut

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ini dapat terlihat dari munculnya pesaing pesaing baru maupun pesaing. pesaing yang sudah mapan dalam suatu bidang usaha.

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

Bab II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

3. METODOLOGI PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

III..METODOLOGI. A. Lokasi dan Waktu Kajian

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas,

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis

III. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

3 METODE PENELITIAN. Gambar 10 Lokasi penelitian.

BAB III METODOLOGI. Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia (Anonim, 2010b) Indah (Anonim, 2011)

BAB 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 Metodologi Penelitian

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis persaingan antara pengusaha (perusahaan) dengan

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.

IV. METODE PENELITIAN. di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi di km

IV METODE PENELITIAN

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI KAJIAN

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dileksanakan dari bulan Juni sampai September 2013, lahan

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 5 Analisis 5.1. Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) 5.2. Analisa Matriks ekternal Factor Evaluation (EFE)

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

METODOLOGI PENELITIAN

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

III. METODE PENELITIAN

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH "AL MIHRAB" DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT

III. KERANGKA PEMIKIRAN

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan data B. Metode Analisis

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

N = Ukuran populasi. IFE, EFE, SWOT dan QSP. Beberapa metode analisis yang digunakan dapat. a. Analisis Deskriptif. Keterangan : n = Jumlah sampel

BAB II LANDASAN TEORI

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

IV. METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Data persentase hidup (%) bibit A. marina dengan intensitas naungan pada pengamatan 1 sampai 13 Minggu Setelah Tanam (MST)

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PRODUKSI DAN PEMASARAN BENIH KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT MARIHAT, SUMATERA UTARA

BAB 3 METODE PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

time horizon atau dimensi waktu yang digunakan adalah cross sectional, yang berarti

Koppontren. Pengembangan Rami

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Prosedur Penelitian Pengumpulan Data

III. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

METODE MAGANG Waktu dan Tempat Kegiatan magang ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan Juni 2009 yang bertempat di Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Unit Usaha Marihat, Sumatera Utara. Metode Pelaksanaan Metode yang dilaksanakan dalam kegiatan magang ini adalah metode langsung dan metode tidak langsung. Metode langsung meliputi : 1. Bekerja secara aktif dalam kegiatan produksi benih di Satuan Usaha Strategis Bahan Tanaman (SUSBHT) PPKS. 2. Wawancara dan diskusi dengan berbagai pihak (Kelompok Peneliti, Staf Produksi, Staf Lapangan, mandor lapangan dan pollinator) untuk lebih memahami produksi benih kelapa sawit. Kuisioner diberikan kepada tiga responden yaitu supervisor Divisi Produksi, supervisor divisi Pohon Bapak, dan supervisor Divisi BRD. Pemilihan responden ini didasarkan bahwa ketiga responden memiliki pengetahuan yang cukup tinggi terhadap internal dan eksternal perusahaan karena didukung oleh latar belakang pendidikan dan kerja sama yang erat diantara tiap-tiap manager. 3. Melakukan penelitian pengaruh panjang kecambah terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit di pre nursery. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui panjang radikula dan plumula yang terbaik untuk keseragaman pertumbuhan bibit di pembibitan. Percobaan ini dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2009 di kebun pembibitan Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Unit Usaha Marihat dengan mengunakan Rancangan Acak Lengkap berfaktor. Faktor tersebut adalah asal kecambah terdiri atas kecambah asal Medan dan Marihat, dan kriteria kecambah terdiri atas kecambah muntup (kecambah yang belum dapat

dibedakan antara plumula dan radikula), panjang kecambah (ujung plumula sampai ujung radikula) 0-0.5 cm, 0.5-1 cm, dan 1-2 cm. Kedua faktor dikombinasikan menjadi delapan kombinasi perlakuan. Terdapat tiga ulangan untuk setiap kombinasi perlakuan, sehingga terdapat 24 satuan percobaan. Setiap satuan percobaan terdiri atas 10 kecambah sehingga total keseluruhan dibutuhkan 240 kecambah. Bahan tanaman (kecambah) yang digunakan adalah varietas D x P Simalungun (SM-B) yang diproduksi di PPKS Medan dan PPKS Unit Usaha Marihat. Media tanam yang digunakan berupa tanah bagian atas (top soil) yang sebelumnya telah disaring yang kemudian dimasukkan dalam polibag warna hitam berdiameter 14 cm, tinggi 22 cm dan tebal 0.07 mm. plumula P0 P1 P2 P3 P0 P1 P2 P3 rradikula Gambar 3. Panjang kecambah (ujung plumula sampai ujung radikula). P0) muntup, P1) 0-0.5 cm, P2) 0.5-1 cm, dan P3) 1-2 cm. Tanda panah hitam menunjukkan arah kecambah saat penanaman. Kecambah ditanam dengan plumula menghadap ke atas dan radikula ke bawah sedalam 2-3 cm dan kemudian ditutup kembali. Polibag yang telah ditanami kecambah kelapa sawit tersebut kemudian diletakkan di bawah naungan pembibitan beratap paranet warna hitam dengan intensitas naungan 60 %. Pemeliharaan bibit meliputi penyiraman, penyiangan, pemupukan dan pengendalian hama dan penyakit tanaman. Penyiraman dilakukan dua kali sehari (tergantung curah hujan yang turun) pagi dan sore hari. Penyiangan gulma dilakukan terhadap gulma yang tumbuh di polibag dan di sekitar polibag. Penyiangan dilakukan secara manual dan frekuensinya tergantung kepada kecepatan pertumbuhan gulma di lapangan. Pemupukan pertama dilakukan 4 minggu setelah tanam, kemudian pemberian selanjutnya dengan

interval 2 minggu sekali. Pupuk yang digunakan adalah pupuk Urea. Pemberian pupuk dengan penyemprotan melalui daun dengan konsentrasi 0.20 % untuk seratus bibit. Pengamatan terhadap peubah pertumbuhan dilakukan pada 5 tanaman contoh untuk setiap satuan percobaan yang diambil secara acak. Pengamatan dilakukan setiap satu minggu sekali selama 3 bulan. Peubah yang diamati adalah sebagai berikut : 1. Tinggi Bibit (cm) Tinggi bibit diukur dari permukaan tanah sampai pada ujung daun tertinggi. Pengukuran dilakukan mulai dari bibit berumur 2 MST sampai 12 MST. 2. Diameter batang Diameter batang diukur dari pangkal pelepah batang menggunakan caliper. Pengukuran dimulai dari bibit berumur 5 MST sampai 12 MST. 3. Jumlah daun (helai) Jumlah daun dihitung pada daun yang telah membuka sempurna. Penghitungan dari bibit berumur 4 MST sampai 12 MST. Metode tidak langsung meliputi : 1. Pengumpulan data sekunder yang diperoleh dari laporan-laporan, arsip kantor dan pustaka yang terkait dengan kegiatan magang ini. 2. Studi literatur untuk mencari informasi data-data yang dapat digunakan sebagai referensi dalam penyusunan skripsi, dengan menggunakan buku-buku yang terdapat di perpustakaan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) dan perpustakaan Institut Pertanian Bogor. Analisis Data Data Penelitian Pengaruh Panjang Kecambah terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit di Pre Nursery dianalisis dengan sidik ragam pada taraf nyata 5 %. Apabila terdapat pengaruh nyata pada peubah yang diamati maka akan dilanjutkan dengan menggunakan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf nyata 5 %.

Metode pengolahan dan pengumpulan data yang digunakan adalah dengan pendekatan konsep manajemen strategis. Data dan informasi yang terkumpul diolah dan dianalisa secara kualitatif dan kuantitatif untuk memperoleh alternatif strategi bagi perusahaan. Alat analisis yang digunakan adalah matrik IFE (Internal Factor Evaluation) dan matrik EFE (External Factor Evaluation). Sedangkan penyusunan strategi dilakukan dengan bantuan matriks IE dan matrik SWOT yang akan menghasilkan beberapa alternatif strategi. Analisis strategi produksi dan pemasaran benih kelapa sawit dilakukan melalui dua tahapan mulai dari tahap input sampai tahap pencocokan. 1. Tahap Input Alat analisis yang dipakai pada tahap ini adalah matrik EFE dan Matrik IFE. Matrik EFE digunakan untuk analisis faktor-faktor strategi eksternal untuk mengetahui kemungkinan peluang dan ancaman. Matrik IFE untuk analisis faktor-faktor strategi internal untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan. Matrik EFE dan IFE dibuat berdasarkan lima tahapan yaitu : a) Membuat daftar faktor-faktor yang diidentifikasikan ke dalam lingkungan eksternal dan internal yang mencakup peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan. b) Menentukan bobot masing-masing faktor tersebut dengan nilai 0 (tidak penting) sampai dengan 1 (penting). c) Menentukan bobot masing-masing faktor dengan nilai 1 sampai 4. Untuk matrik EFE, rating menunjukkan pengaruh masing-masing faktor terhadap kondisi perusahaan. Untuk matrik IFE, rating menunjukkan seberapa besar ancaman dan kelemahan perusahaan, semakin besar ancaman nilainya semakin kecil. d) Mengalikan masing-masing bobot faktor dengan rating untuk menentukan masing-masing skor. e) Menjumlahkan nilai skor dari masing-masing variabel untuk menentukan skor total. 2. Tahap Pencocokan

Alat analisis yang digunakan untuk memadukan faktor-faktor internal dan eksternal untuk menghasilkan berbagai alternatif rumusan strategi adalah Matrik SWOT dan Matrik Internal Eksternal. Kedua model ini digunakan, agar dapat memperoleh analisis yang lebih lengkap dan akurat. a) Matrik SWOT Matrik SWOT merupakan alat analisis yang dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis yaitu : 1) Strategi SO (Strength, Opportunies) Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. 2) Strategi ST (Strength, Treaths) Menciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman. 3) Strategi WO (Weaknesses, Opportunies) Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang. 4) Strategi WT (Weaknesses, Treaths) Menciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. b) Matrik Internal Eksternal (IE) Nilai yang dihasilkan dari matriks IFE dan matriks EFE dimasukkan ke matriks IE untuk melihat strategi mana yang tepat untuk diterapkan. Jumlah skor bobot IFE berada pada sumbu x dan jumlah skor bobot EFE berada pada sumbu y, dengan jumlah skor bobot IFE sebesar 1.00 hingga 1.99 menggambarkan posisi internal yang lemah, skor 2.00 hingga 2.99 merupakan pertimbangan rata-rata, dan skor 3.00 hingga 4.00 adalah kuat. Begitu pula dengan sumbu y, jumlah skor bobot 1.00 hingga 1.99 adalah pertimbangan rendah, skor 2.00 hingga 2.99 menengah, dan skor 3.00 hingga 4.00 adalah tinggi. Model matrik IE disajikan pada Gambar 4.

Tinggi Skor EFE Medium Rendah 4 3 2 1 Skor IFE Kuat Rata-rata Lemah 4 3 2 1 1 Konsentrasi melalui integrasi vertikal 4 STABILITY Hati-hati 7 Diversifikasi kosentrik 2 Konsentrasi melalui integrasi horizontal 5 Konsentrasi melalui integrasi horizontal 8 Diversifikasi Konglomerat Gambar 4. Matriks Internal Eksternal (IE) (Rangkuti, 1997). Matrik Internal dan Eksternal ini digunakan untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail. Matrik Internal Eksternal dapat mengidentifikasikan 9 sel strategi perusahaan, tetapi pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu : 3 RETRENCHMENT Turnaround 6 RETRENCHMENT Captive Company atau divestment 9 RETRENCHMENT Bangkrut atau likuidasi a. Growth strategy yang merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri (sel 1, 2, dan 5) atau upaya diversifikasi (sel 7 dan 8). Strategi pertumbuhan didesain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam penjualan, asset, profit atau kombinasi ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan cara menurunkan harga, mengembangkan produk baru, menambah kualitas produk atau jasa atau meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas. Usaha yang dapat dilakukan adalah dengan cara meminimalkan biaya sehingga dapat meningkatkan profit. Cara ini merupakan strategi terpenting apabila kondisi perusahaan tersebut berada dalam pertumbuhan yang cepat dan terdapat kecenderungan pesaing untuk melakukan perang harga dalam usaha untuk meningkatkan pasar. Dengan demikian perusahaan yang belum mencapai critical mass (mendapat profit dari large-scale production) akan mengalami kekalahan, kecuali jika

perusahaan ini dapat memfokuskan diri pada pasar tertentu yang menguntungkan. Ada dua strategi dasar dari pertumbuhan pada tingkat korporat, yaitu konsentrasi pada satu industri atau diversifikasi ke industri lain. Berdasarkan hasil penelitian, perusahaan yang memiliki kinerja yang baik cenderung mengadakan konsentrasi, sedangkan perusahaan yang relatif kurang memiliki kinerja yang baik cenderung mengadakan diversifikasi agar dapat meningkatkan kinerjanya. Jika perusahaan tersebut memilih strategi konsentrasi, perusahaan dapat tumbuh melalui integrasi horizontal maupun vertikal, baik secara internal melalui sumber dayanya sendiri atau secara eksternal dengan menggunakan sumber daya dari luar. Jika perusahaan tersebut memilih strategi diversifikasi, perusahaan dapat tumbuh melalui konsentrasi atau diversifikasi konglomerat, baik secara internal maupun pengembangan produk baru, maupun eksternal melalui akuisisi. Pertumbuhan melalui konsentrasi dapat dicapai melalui integrasi vertikal dengan cara backward integration (mengambil alih fungsi supplier) atau dengan cara forward integration (mengambil alih fungsi distributor). Hal ini merupakan strategi utama untuk perusahaan yang memiliki posisi kompetitif pasar yang kuat dalam industri yang berdaya tarik tinggi. Agar dapat meningkatkan kekuatan bisnisnya atau posisi kompetitifnya, perusahaan ini harus melaksanakan upaya meminimalkan biaya dan operasi yang tidak efisien untuk mengontrol kualitas serta distribusi produk. Integrasi vertikal pada umumnya terdapat dalam industri perminyakan, kimia dasar, mobil serta produk yang memanfaatkan hasil hutan. Beberapa keuntungan dari integrasi vertikal ini adalah turunnya biaya serta meningkatnya koordinasi dan kontrol. Hal ini merupakan cara terbaik bagi perusahaan yang kuat dalam rangka meningkatkan competitive advantage di dalam industri atraktif. Konsentrasi melalui integrasi horizontal adalah suatu kegiatan untuk memperluas perusahaan dengan cara membangun di lokasi yang lain dan meningkatkan jenis produk serta jasa. Jika perusahaan tersebut berada dalam

industri yang sangat atraktif (sel 2), tujuannya adalah untuk meningkatkan penjualan dan profit dengan cara memanfaatkan keuntungan economic of scale baik di produksi maupun pemasaran. Sementara jika perusahaan ini berada dalam moderate attractive industry, strategi yang diterapkan adalah konsolidasi (sel 5). Tujuannya relatif lebih defensif, yaitu menghindari kehilangan penjualan dan kehilangan profit. Perusahaan yang berada di sel ini dapat memeperluas pasaar, fasilitas produksi, dan teknologi melalui akuisisi atau joint venture dengan perusahaan lain dalam industri yang sama. b. Stability strategy adalah strategi stabilitas. Perusahaan pada posisi ini berada dalam kondisi yang tetap, hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan pasarnya mulai melambat, sehingga perlu hati-hati jika pertumbuhan pasar justru menurun. c. Retrenchment strategy (sel 3, 6, dan 9) adalah usaha memperkecil atau mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan.