BAB 6 PRINSIP INKLUSI DAN EKSKLUSI

dokumen-dokumen yang mirip
PRINSIP INKLUSI- EKSKLUSI INCLUSION- EXCLUSION PRINCIPLE

SOLUSI TUGAS I HIMPUNAN

BAB 5 BARISAN DAN DERET KOMPLEKS. Secara esensi, pembahasan tentang barisan dan deret komlpeks sama dengan barisan dan deret real.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Statistika Deskriptif dan Statistika Inferensial. 1.2 Populasi dan Sampel

BAB 2 LANDASAN TEORI. Regresi linier sederhana yang variabel bebasnya ( X ) berpangkat paling tinggi satu.

Di dunia ini kita tidak dapat hidup sendiri, tetapi memerlukan hubungan dengan orang lain. Hubungan itu pada umumnya dilakukan dengan maksud tertentu

BAB III UKURAN PEMUSATAN DATA

UKURAN GEJALA PUSAT DAN UKURAN LETAK

KALKULUS LANJUT. Pertemuan ke-4. Reny Rian Marliana, S.Si.,M.Stat.

Notasi Sigma. Fadjar Shadiq, M.App.Sc &

BAB 2 LANDASAN TEORI. Regresi linier sederhana merupakan bagian regresi yang mencakup hubungan linier

PERTEMUAN III PERSAMAAN REGRESI TUJUAN PRAKTIKUM

SIFAT-SIFAT LANJUT FUNGSI TERBATAS

STATISTIKA: UKURAN PEMUSATAN. Tujuan Pembelajaran

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam pengambilan sampel dari suatu populasi, diperlukan suatu

TUGAS MATA KULIAH TEORI RING LANJUT MODUL NOETHER

BAB III PERSAMAAN PANAS DIMENSI SATU

Sudaryatno Sudirham. Permutasi dan Kombinasi

Penarikan Contoh Acak Sederhana (Simple Random Sampling)

MINGGU KE-10 HUBUNGAN ANTAR KONVERGENSI

NORM VEKTOR DAN NORM MATRIKS

BAB 5. ANALISIS REGRESI DAN KORELASI

S2 MP Oleh ; N. Setyaningsih

STATISTIKA A. Definisi Umum B. Tabel Distribusi Frekuensi

PENDAHULUAN Metode numerik merupakan suatu teknik atau cara untuk menganalisa dan menyelesaikan masalah masalah di dalam bidang rekayasa teknik dan

Mean untuk Data Tunggal. Definisi. Jika suatu sampel berukuran n dengan anggota x1, x2, x3,, xn, maka mean sampel didefinisiskan : n Xi.

BAB IV BATAS ATAS BAGI JARAK MINIMUM KODE SWA- DUAL GENAP

SUM BER BELA JAR Menerap kan aturan konsep statistika dalam pemecah an masalah INDIKATOR MATERI TUGAS

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. perkiraan (prediction). Dengan demikian, analisis regresi sering disebut sebagai

BAB III MENYELESAIKAN MASALAH REGRESI INVERS DENGAN METODE GRAYBILL. Masalah regresi invers dengan bentuk linear dapat dijumpai dalam

* MEMBUAT DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI MENGGUNAKAN ATURAN STURGES

Ruang Banach. Sumanang Muhtar Gozali UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

4/1/2013. Bila X 1, X 2, X 3,,X n adalah pengamatan dari sampel, maka rata-rata hitung dirumuskan sebagai berikut. Dengan: n = banyak data

BAB III INTEGRAL RIEMANN-STIELTJES. satu pendekatan untuk membentuk proses titik. Berkaitan dengan masalah

IMPLEMENTASI DAN KOMPARASI ATURAN SEGIEMPAT UNTUK PENYELESAIAN INTEGRAL DENGAN BATAS MENGGUNAKAN MATLAB

BAB II LANDASAN TEORI

Pada saat upacara bendera, kita sering memperhatikan teman-teman kita.

MATEMATIKA INTEGRAL RIEMANN

BAB 2. Tinjauan Teoritis

STATISTIKA. A. Tabel Langkah untuk mengelompokkan data ke dalam tabel distribusi frekuensi data berkelompok/berinterval: a. Rentang/Jangkauan (J)

ANALISIS ALGORITMA REKURSIF DAN NONREKURSIF

ALGORITMA MENENTUKAN HIMPUNAN TERBESAR DARI SUATU MATRIKS INTERVAL DALAM ALJABAR MAX-PLUS

b) Untuk data berfrekuensi fixi Data (Xi)

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 4 Tilamuta Kabupaten

8. MENGANALISIS HASIL EVALUASI

III. METODE PENELITIAN. yang hidup dan berguna bagi masyarakat, maupun bagi peneliti sendiri

Regresi & Korelasi Linier Sederhana. Gagasan perhitungan ditetapkan oleh Sir Francis Galton ( )

BAB 2 : BUNGA, PERTUMBUHAN DAN PELURUHAN

BAB IX PENGGUNAAN STATISTIK DALAM SIMULASI

BAB III PEMBENTUKAN SKEMA PEMBAGIAN RAHASIA

I adalah himpunan kotak terbatas dan tertutup yang berisi lebih dari satu

BAB 1 STATISTIKA RINGKASAN MATERI

FMDAM (2) TOPSIS TOPSIS TOPSIS. Charitas Fibriani

LANGKAH-LANGKAH UJI HIPOTESIS DENGAN 2 (Untuk Data Nominal)

TAKSIRAN UMUR SISTEM DENGAN UMUR KOMPONEN BERDISTRIBUSI SERAGAM. Sudarno Jurusan Matematika FMIPA UNDIP

3/19/2012. Bila X 1, X 2, X 3,,X n adalah pengamatan dari sampel, maka rata-rata hitung dirumuskan sebagai berikut

TEKNIK SAMPLING. Hazmira Yozza Izzati Rahmi HG Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas

Dasar Ekonomi Teknik: Matematika Uang. Ekonomi Teknik TIP FTP UB

BAB III ISI. x 2. 2πσ

100% r n. besarnya %. n. h t t p : / / m a t e m a t r i c k. b l o g s p o t. c o m =. 400

MASALAH NORM MINIMUM PADA RUANG HILBERT DAN APLIKASINYA

II. LANDASAN TEORI. Pada bab II ini, akan dibahas pengertian-pengertian (definisi) dan teoremateorema

47 Soal dengan Pembahasan, 46 Soal Latihan

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari teori gangguan bebas waktu yang mencakup:

Ukuran Pemusatan Data. Arum Handini P., M.Sc Ayundyah K., M.Si.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UKURAN GEJALA PUSAT (UGP)

INTERPOLASI. FTI-Universitas Yarsi

ANALISIS REGRESI. Model regresi linier sederhana merupakan sebuah model yang hanya terdiri dari satu peubah terikat dan satu peubah penjelas:

STATISTIK. Ukuran Gejala Pusat Ukuran Letak Ukuran Simpangan, Dispersi dan Variasi Momen, Kemiringan, dan Kurtosis

Penurunan Persamaan Perpetuitas dan Anuitas

PELABELAN GRACEFUL PADA DIGRAF LINTASAN DAN DIGRAF BIPARTIT LENGKAP

2.2.3 Ukuran Dispersi

On A Generalized Köthe-Toeplitz Duals

STUDI KELAYAKAN: ASPEK FINANSIAL. F.Hafiz Saragih SP, MSc

Uji Statistika yangb digunakan dikaitan dengan jenis data

8.4 GENERATING FUNCTIONS

11/10/2010 REGRESI LINEAR SEDERHANA DAN KORELASI TUJUAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling

TAKSIRAN PARAMETER DISTRIBUSI WEIBULL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MOMEN DAN METODE MAKSIMUM LIKELIHOOD

BAB III TEOREMA GLEASON DAN t-desain

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. regresi berkenaan dengan studi ketergantungan antara dua atau lebih variabel yaitu

REGRESI & KORELASI LINIER SEDERHANA

POLIGON TERBUKA TERIKAT SEMPURNA

ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA : PERSOALAN ESTIMASI DAN PENGUJIAN HIPOTESIS

Penelitian Operasional II Teori Permainan TEORI PERMAINAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pendahuluan. Relasi Antar Variabel. Relasi Antar Variabel. Relasi Antar Variabel 4/6/2015. Oleh : Fauzan Amin

3 Departemen Statistika FMIPA IPB

Orbit Fraktal Himpunan Julia

BAB 2 LANDASAN TEORI

Penggunaan Aritmetika Modulo dan Balikan Modulo pada Modifikasi Algoritma Knapsack

BAB II LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA Evaluasi Pengajaran

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

III PEMBAHASAN. Karena vektor-vektor kolom X adalah bebas linear, maka L(ε) mempunyai n vektor eigen yang bebas linear. (Terbukti)

Penarikan Contoh Acak Berlapis (Stratified Random Sampling) Pertemuan IV

Edge Anti-Magic Total Labeling dari

Transkripsi:

BB 6 PRINSIP INKLUSI DN EKSKLUSI Pada baga aka ddskuska topk berkutya yatu eumeras yag damaka Prsp Iklus da Eksklus. Kosep dalam bab merupaka perluasa de dalam Dagram Ve beserta oepras rsa da gabuga, amu dalam bab kosep tersebut dperluas, da dperkaya dega lustras peerapa yag bervaras dalam matematka kombatork. Kta awal dega sebuah lustras: Sebuah perkulaha umum dhadr oleh 0 mahasswa yag memlk kegemara membaca da 0 mahasswa yag memlk kegemara meuls. Berapa mahasswa d dalam perkulaha tersebut yag memlk kegemara membaca atau meuls? Dar permasalaha terlhat bahwa formas yag dketahu belum memada. Bayakya mahasswa yag memlk kegemara membaca atau meuls haya dapat dketahu jka bayakya mahasswa yag meggemar kedua kegata tersebut dketahu. 6. Prsp Iklus-Eksklus Bayakya aggota hmpua gabuga atara hmpua da hmpua B merupaka jumlah bayakya aggota dalam hmpua tersebut dkurag bayakya aggota d dalam rsaya. Dega demka, B=B- B Cotoh 6. Dalam sebuah program stud peddka matematka yag terdr atas 50 mahasswa, terdapat 75 mahasswa yag megambl mata kulah persamaa dferesal da 5 mahasswa yag megambl mata kulah aalss kompleks, da 50 mahasswa yag megambl mata kulah persamaa dferesal da aalss kompleks. da berapa mahasswa d dalam perkulaha tu jka setap mahasswa megambl mata kulah persamaa dferesal, aalss kompleks, atau kedua-duaya? Peyelesaa: 56

Msalka adalah bayakya mahasswa yag megambl mata kulah persamaa dferesal da B meyataka mahasswa yag megambl mata kulah aalss kompleks. Maka B merupaka hmpua mahasswa yag megambl kedua mata kulah tersebut. Bayakya mahasswa d dalam kelas tu yag megambl mata kulah persamaa dferesal, aalss kompleks, atau kedua-duaya adalah B = B - B = 75 5 50 = 50. I berart, terdapat 50 mahasswa d dalam kelas yag megambl mata kulah persamaa dferesal, aalss kompleks, atau kedua-duaya. Karea bayakya sswa keseluruha d dalam kelas tersebut adalah 50 mahasswa, artya tdak terdapat mahasswa yag tdak memlh salah satu dar kedua kosetras tu. Perhatka dlustras berkut. B B S Gambar 6.. Dagram hmpua mahasswa peserta kulah Cotoh 6. D sebuah jurusa dalam suatu pergurua tgg terdapat 4 mahasswa tgkat. Dar seka bayak mahasswa tersebut, 87 d ataraya megambl mata kulah teor graf dskrt, 7 megambl mata kulah matematka ekoom, da 9 megambl mata kulah teor graf da matematka ekoom. Berapa bayak mahasswa yag tdak megambl sebuah mata kulah bak dalam teor graf maupu dalam matematka ekoom? Peyelesaa: Utuk meetuka bayakya mahasswa tgkat yag tdak megambl mata kulah teor graf ataupu matematka ekoom, kuraglah bayakya mahasswa yag megambl mata kulah dar salah satu mata kulah dar keseluruha bayakya mahasswa tgkat. Msalka merupaka hmpua semua mahaswa tgkat yag megambl mata kulah teor graf, da B adalah hmpua mahasswa yag megambl mata kulah matematka 57

ekoom. Maka =87, B=7, da B = 9. Bayakya mahasswa tgkat yag megambl mata kulah teor graf atau matematka ekoom adalah B = B - B = 87 7-9 = 60-9 =. I artya terdapat sebayak 4 = mahasswa tgkat yag tdak megambl mata kulah teor graf ataupu matematka ekoom. Dalam baga berkutya pada bab aka duraka bagamaa cara-cara meetuka bayakya aggota dalam gabuga atara hmpua terhgga dar sebuah hmpua. Hasl kemuda aka dkembagka mejad sebuah prsp yag damaka Prsp Iklus-Eksklus. Sebelum membcaraka gabuga dar hmpua, dega sebaga blaga bulat postf, sebuah rumusa bag bayakya aggota dalam gabuga hmpua, B, da C aka dturuka. Utuk meyusu rumus perlu dgat bahwa BC memblag tap aggota tepat satu kal dar ketga hmpua tersebut satu kal, aggota yag tepat kal dar hmpua-hmpua tu adalah dua kal, da aggota-aggota dalam hmpua tersebut kal. I dlustraska dalam Gambar 6.. Utuk membuag perhtuga yag berlebh dar bayakya agota dalam lebh dar satu hmpua, kurag bayakya aggota dalam rsa semua pasaga hmpua, sehgga memberka hasl BC- B- C - B C B S C Gambar 6.. Dagram tga hmpua 58

Ekspres mash mecakup aggota-aggota yag mucul tepat satu kal dar hmpua sebayak satu kal. Sebuah aggota yag mucul tepat dua kal dar hmpua juga dhtug tepat satu kal, karea aggota aka mucul dalam satu dar rsa hmpua terambl dalam sekal waktu. Namu, semua aggota yag mucul dalam hmpua tu aka terhtug ol kal dalam ekspres, karea mereka mucul dalam keseluruha dar rsa hmpua yag dambl kal dalam satu kal pegambla. Utuk memperbak kekuraga perhtuga, tambahka bayakya aggota dalam rsa seluruh hmpua. Ekspres fal memblag tap aggota satu kal, apakah tu, atau dalam hmpua. Jad, B C = BC- B- C-B C B C. Teorema 6. (Prsp Iklus-Eksklus) Msalka,,, adalah hmpua terhgga. Maka j j ). j k j k ( Cotoh 6.. Berka rumus bag bayakya aggota dalam gabuga 4 hmpua. Peyelesaa: Prsp Iklus-Eksklus membuktka bahwa Perhatka bahwa rumus megadug 5 suku yag berlaa, satu bag tap-tap hmpua baga tak kosog dar,,, 4. 6.. Betuk lteratf Prsp Iklus-Eksklus Bayak sekal masalah pemblaga yag dapat dselesaka dega megguaka Prsp Iklus-Eksklus. Sebaga cotoh, kta dapat megguaka prsp utuk meetuka bayakya blaga prma yag kurag dar sebuah blaga bulat postf. Bayakya masalah pemblaga yag dapat dselesaka dega memblag bayakya fugs oto dar suatu hmpua terhgga ke hmpua laya. Prsp Iklus-Eksklus dapat dguaka utuk meetuka bayakya fugs yag demka. Masalah 59

meujukka probabltas bahwa tak ada orag yag medapat top yag tepat dar seorag pejaga top yag memberka topya kembal secara acak. Terdapat betuk la dar Prsp Iklus-Eksklus yag bergua dalam masalah pemblaga. Secara khusus, betuk dapat dguaka utuk meyelesaka masalah yag memta bayakya aggota dalam sebuah hmpua yag tdak memlk sfat-sfat P, P,..., P. Msalka bahwa adalah hmpua baga yag megadug aggota-aggota yag memlk sfat P. Bayakya aggota dega semua sfat-sfat P P,, P,, dyataka dega ( P, P,, P ). Dega meuls kuattas dalam betuk suku-suku hmpua, kta peroleh ( P P P ) k k. Jka bayakya aggota yag tdak memlk sfat-sfat P, P,..., P dyataka dega ( P, P,, P ), maka berlaku ( P, P,, P ) = S-. Dar Prsp Iklus-Eksklus, kta dapat melhat bahwa ( P P P ) S P P Pj j k Pj Pk ( ) PP P j k P. Cotoh 6. memperlhatka bahwa prsp Iklus-Eksklus dapat dguaka utuk meetuka bayakya peyelesaa dalam blaga bulat dar sebuah persamaa dega beberapa persyarata. Cotoh 6.4. Berapakah bayakya peyelesaa dar persamaa x x x =0, jka x,, adalah blaga bulat tak egatf dega x, 4, da x 5? Peyelesaa: x x da x Utuk meyelesakaya kta guaka prsp klus-eksklus. Msalka sebuah peyelesaa memlk () sfat P, yatu x ; 60

() sfat P, yatu x 4; da () sfat P, yatu x 5. Utuk meetuka bayakya peyelesaa yag memeuh x, x 4, da x 5, kta msalka S= bayakya seluruh peyelesaa = C(0-,0)= 66. P = bayakya peyelesaa yag memeuh x 4 adalah C(6-,6) =8. P = bayakya peyelesaa yag memeuh x 5 adalah C(5-,5) =. P = bayakya peyelesaa yag memeuh x 6 adalah C(4-,4) = 5. P P = bayakya peyelesaa yag memeuh x 4 da x 5 adalah. P = bayakya peyelesaa yag memeuh x 4 da x 6 adalah. P = bayakya peyelesaa yag memeuh x 5 da x 6 adalah 0. P P = bayakya peyelesaa yag memeuh x 4, x 5, da x 6 adalah 0. Maka bayakya peyelesaa yag memeuh pertdaksamaa x, x 4, da x 6 adalah P P = S P P P P P P P P P = 66 8 5 0 0 = 5. 6.. plkas Prsp Iklus-Eksklus Prsp Iklus-Eksklus memlk bayak aplkas, d ataraya dalam peyeldka bayakya blaga prma dalam yag tdak melebh suatu blaga bulat postf tertetu. Perhtuga dapat dmafaatka dalam mejawab permasalaha sarga Eratosthees. Dalam sarga Eratosthees, kta membuat suatu sarga yag mampu meyargg blaga-blaga, demka sehgga yag terss setelah dsarg hayalah blaga prma yag dmaksud. Utuk memaham prsp, pertama-tama kta kaj pegerta blaga bulat kompost. Blaga kompost adalah blaga yag habs dbag oleh blaga prma yag tdak melebh akar kuadratya. Sebaga cotoh, 50 adalah blaga kompost. Blaga 6

dapat dbag habs oleh blaga prma yag tdak lebh dar 50 7. Dalam hal 50 habs dbag da 5. Utuk mecar bayakya blaga prma yag tdak lebh dar 00, kta perlu mecar blaga kompost yag tdak melebh 00. Karea 00 0, maka blagabaga prma yag kurag dar 0 adalah,, 5, 7. Dega demka bayakya blaga rpma yag tdak lebh dar 00 adalah 4 dtambah dega bayakya blaga bulat postf atara 00 yag habs dbag,, 5, atau 7. msalka Utuk memecahka masalah aka kta guaka prsp Iklus-Eksklus. Kta P : sfat bahwa sebuah blaga bulat habs dbag ; P : sfat bahwa sebuah blaga bulat habs dbag ; P : sfat bahwa sebuah blaga bulat habs dbag 5; P 4 : sfat bahwa sebuah blaga bulat habs dbag 7. Maka bayakya blaga prma yag tdak melebh 00 adalah 4 P. ' P Meggat bahwa blaga postf atara da 00 seluruhya ada 99, maka P = 99 P P P P P P P P P P P ' P P 4 P P P P P P P P = 99 00 00 00 00 5 7 00 00 5 00 7 00 5 00 7 00 00 00 00 00 = 5 7 5 7 5 7 5 =. Dega demka, terdapat 4 = 5 blaga prma yag tdak melebh 00. 7 6