VII. FORMULASI STRATEGI

dokumen-dokumen yang mirip
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS BUAH SEMANGKA CV SALIM ABADI

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif.

III. METODE PENELITIAN

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas,

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di

IV. METODE PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. usaha budidaya jamur dan pembibitan. Berdasarkan hasil analisis yang

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN. di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi di km

BAB IV METODE PENELITIAN

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis

BAB III METODE PENELITIAN

N = Ukuran populasi. IFE, EFE, SWOT dan QSP. Beberapa metode analisis yang digunakan dapat. a. Analisis Deskriptif. Keterangan : n = Jumlah sampel

IV. METODE PENELITIAN

2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik Manajemen Strategi

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

BAB 3 METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 LANDASAN TEORI

IV. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

BAB III METODE PENELITIAN

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pada produk teh siap minum Walini Peko yang diproduksi oleh

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh :

3. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PERUMUSAN STRATEGI DI X TRAVEL DENGAN METODE QSPM

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan dunia usaha berkembang dengan pesat, hal ini dapat kita

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Metode Kerja Pengumpulan Data

BAB 3 METODE PENELITIAN

Gambar 5 Kerangka pemikiran penelitian

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KENTANG (Solanum tuberosum L.) PADA PT. DAFA TEKNOAGRO MANDIRI KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUMAHAN BEKASI TIMUR REGENSI 3

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

Transkripsi:

VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi strategi. Sebelumnya telah dibahas mengeni identifikasi faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan di lingkungan perusahaan sedangkan faktor eksternal terdiri dari peluang dan ancaman. Faktor faktor dari analisis lingkungan internal tersebut kemudian dijabarkan ke dalam matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan faktor faktor dari analisis lingkungan eksternal dijabarkan ke dalam matriks EFE (External Factor Evaluation). 7.1.1 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) Berdasarkan analisis dan wawancara untuk faktor-faktor internal bagi CV.Wahyu Makmur Sejahtera, kemudian dilakukan pembobotan dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner pembobotan faktor internal membandingkan setiap faktor internal yang mempengaruhi CV Wahyu Makmur Sejahtera. Hasil penilaian bobot dan rating masing-masing responden kemudian dibuat dalam bentuk matriks IFE. Matriks IFE ini juga menggunakan bobot dan rating rata-rata dari keseluruhan responden. Penilaian matriks IFE ini disusun berdasarkan pemberian kuesioner kepada lima orang responden yang terdiri dari pemilik perusahaan, pengelola, bagian produksi, Dinas Pertanian Kabupaten Bogor dan pelanggan dengan memberikan proporsi persentase tiap responden yang telah ditetapkan. Pembobotan dilakukan dengan teknik Paired Comparison yang membandingkan setiap faktor internal. Evaluasi faktor internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan (Strengths) dan kelemahan (Weaknesses) merupakan langkah identifikasi pada perusahaan. Hasil identifikasi yang dilakukan pada perusahaan, kemudian dievaluasi respon terhadap masing masing faktor, sehingga diketahui berapa besar respon perusahaan terhadap faktor internal tersebut. Teknik tersebut dengan cara memberikan hasil pembobotan dan pemberian 73

rating yang disusun ke dalam matriks Internal Factor Evaluation (IFE) yang dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) CV Wahyu Makmur Sejahtera Faktor Internal Bobot Rating Skor KEKUATAN A. Produk berkualitas 0,108 4,00 0,432 B. Lokasi tempat usaha yang strategis 0,087 3,00 0,261 C.Memproduksi dan menjual baglog dan bibit jamur tiram putih 0,089 3,80 0,337 D. Komunikasi terjalin baik antara pemilik dan karyawan 0,076 3,00 0,228 E. Memiliki badan hukum 0,079 3,20 0,253 F. Memiliki dan menjalin hubungan yang baik dengan pemasok 0,086 3,85 0,338 KELEMAHAN G. Kapasitas produksi belum optimal 0,086 1,00 0,086 H.Teknologi yang digunakan masih sederhana 0,083 2,00 0,167 I. Promosi yang dilakukan masih sederhana 0,088 1,35 0,119 J. Keterbatasan modal 0,081 1,00 0,082 K. Sistem administrasi dan pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana 0,068 2,00 0,135 L. Rangkap jabatan 0,067 2,00 0,131 Total 1 30,20 2,570 Berdasarkan hasil analisis matriks IFE dapat dilihat bahwa kekuatan CV Wahyu Makmur Sejahtera adalah jamur tiram putih yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik dengan skor 0,432. Bobot ini merupakan bobot terbesar diantara kekuatan lainnya. Dengan adanya kekuatan utama tersebut maka akan memberikan kepercayaan kepada konsumen untuk membeli jamur tiram putih yang dihasilkan. Kekuatan kedua yang dimiliki adalah CV Wahyu Makmur Sejahtera mampu memproduksi dan menjual baglog serta bibit jamur tiram putih. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa perusahaan yang rata rata hanya memproduksi jamur tiram putih saja. Nilai skor kekuatan kedua ini 0,037. Kemudian kekuatan ketiga adalah memiliki dan menjalin hubungan yang baik dengan pemasok dimana nilai skor 0,337. Perusahaan memiliki hubungan yang baik dengan pemasok tentu dapat mempermudah dalam hal ketersediaan bahan baku untuk proses produksi. 74

Kekuatan berikutnya adalah lokasi usaha yang strategis dengan skor 0,261. Lokasi usaha ini dapat dikatakan strategis karena letaknya tidak jauh dari jalan raya dan memudahkan proses distribusi. Kekuatan kelima adalah perusahaan telah berbadan hukum dengan nilai skor 0,253. Kekuatan terahir yang dimiliki adalah komunikasi yang terjalin baik antara pemilik dan karyawan hal tersebut dapat memberikan keterbukaan kepada karyawan dalam berkomunikasi dengan pemilik. Selain itu, hubungan yang terjalin baik tersebut dapat memberikan kenyamanan kepada karyawan untuk bekerja. Nilai skor kekuatan terakhir ini sebesar 0,228. Kelemahan utama yang dimiliki perusahaan adalah keterbatasan modal, karena sumber modal yang ada hanya diperoleh dari modal pribadi pemilik perusahaan. Nilai skor kelemahan ini adalah 0,082. Kelemahan kedua adalah kapasitas produksi belum optimal dengan nilai skor sebesar 0,086. Kapasitas produksi yang belum optimal menyebabkan perusahaan belum mampu memenuhi permintaan yang ada. Kelemahan berikutnya adalah kegiatan promosi yang dilakukan masih sederhana dengan nilai skor sebesar 0,119. Kelemahan keempat adalah Adanya rangkap jabatan dalam struktur organisasi perusahaan. Saat ini perusahaan memiliki seorang pengelola yang mengurusi bagian pemasaran dan keuangan dan juga terkadang membantu dibagian produksi. Hal tersebut dapat mengakibatkan beberapa pekerjaan menjadi kurang efektif. Nilai skor kelemahan ini sebesar 0,134. Kelemahan berikutnya adalah sistem administrasi dan pencatatan keuangan masih sederhana dengan nilai skor sebesar 0,135. Kelemahan terakhir adalah teknologi yang digunakan masih sederhana dengan nilai skor sebesar 0,167. 7.1.2 Matriks EFE (External Factor Evaluation) Hasil analisis lingkungan eksternal CV Wahyu Makmur Sejahtera disusun dalam bentuk matriks EFE untuk mengetahui bobot dan rating masingmasing responden. Besarnya nilai bobot dan ratimg setiap responden diperoleh menggunakan kuesioner. Besarnya bobot dan rating yang digunakan adalah bobot dan rating rata-rata. Penilain matriks EFE ini disusun berdasarkan pemberian kuesioner kepada lima orang responden yang terdiri dari pemilik 75

perusahaan, pengelola, bagian produksi, pelanggan serta Dinas Pertanian Kabupaten Bogor dengan memberikan proporsi persentase tiap responden yang telah ditetapkan. Analisis faktor eksternal perusahaan terdiri dari peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats). Pada evaluasi ini, masing masing faktor diberikan bobot pada masing masing faktor kunci. Kemudian dengan menggunakan hasil identifikasi faktor peluang dan ancaman akan didapat hasil bobot dan rating yang disusun kedalam matriks EFE (External Factor Evaluation) yang dapat dilihat pada tabel 19. Tabel 19. Matriks EFE (External Factor Evaluation) CV Wahyu Makmur Sejatera Faktor Eksternal PELUANG Bobot Rating Skor A. Pertumbuhan ekonomi positif 0,126 4,000 0,505 B.Konsep back to nature dan tingkat kesadaran masyarakat semakin tinggi terhadap kesehatan 0,130 3,000 0,389 C. Adanya peran pemerintah serta lembaga yang dapat mendukung usaha jamur tiram putih 0,128 3,800 0,486 D.Sistem teknologi dan informasi semakin berkembang 0,113 3,150 0,355 ANCAMAN E. Serangan hama dan penyakit 0,128 2,000 0,257 F. Kebijakan mengenai perdagangan bebas 0,123 1,980 0,243 G. Persaingan usaha sejenis 0,121 4,000 0,485 H. Ancaman pendatang baru 0,131 3,600 0,473 Total 1,000 25,530 3,192 Berdasarkan hasil analisis faktor ekstenal pada matriks EFE, menunjukkan bahwa peluang terbesar yang dimiliki oleh perusahaan adalah pertumbuhan ekonomi yang positif. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia khususnya pada bagian hortikultura yang mengalami peningkatan (Tabel 15) memberikan peluang kepada industri sayuran khususnya jamur tiram putih untuk terus berkembang. Nilai dari skor pertumbuhan ekonomi yang positif ini sebesar 0,505. Peluang kedua berikutnya yang dimiliki oleh perusahaan adalah adanya peran pemerintah serta lembaga yang mendukung usaha jamur tiram 76

putih. Saat ini ada Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor serta kelembagaan masyarakat khususnya ntuk komoditas jamur yang dapat membantu keberlangsungan perkembangan usaha jamur itu sendiri. Nilai skor dari faktor ini sebesar 0,486. Peluang berikutnya adalah konsep back to nature dan tingkat kesadaran masyarakat semakin tinggi terhadap kesehatan dengan nilai skor sebesar 0,389. Saat ini masyarakat sudah banyak beralih dengan mengkonsumi makanan sayuran yang sehat akan gizinya. Hal tersebut dikenal dengan konsep back to nature. Selain itu, peralihan pola konsumsi masyarakat tersebut dipengaruhi oleh tingkat kesadaran masyarakat itu sendiri terhadap kesehatan. Sebagaimana diketahui mengkonsumsi sayuran dapat memberikan dampak yang baik untuk kesehatan. Peluang terakhir yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan adalah sistem teknologi dan informasi semakin berkembang. Pemanfaat teknologi dan informasi yang saat ini semakin berkembang dapat memberikan pertumbuhan positif bagi usaha jamur tiram putih. Nilai skor dari faktor ini adalah 0,355. Faktor ancaman yang ada di lingkungan perusahaan adalah persaingan usaha sejenis dengan nilai skor sebesar 0,485. Hal tersebut menjadi ancaman karena persaingan usaha sejenis tersebut dapat mengancam pasar pasar yang dituju oleh CV Wahyu Makmur Sejahtera. Ancaman yang kedua adalah ancaman pendatang baru. Pendatang baru yang mulai masuk ke dalam industri jamur tiram putih dapat dikatakan sangat mudah karena untuk mendirikan industri jamur tiram putih dapat dilakukan dalam skala usaha kecil. Nilai skor dari ancaman tersebut sebesar 0,473. Ancaman berikutnya adalah cuaca dan iklim tidak menentu serta serangan hama dan penyakit. Serangan hama dan penyakit ini dapat memberikan dampak yang tidak baik bagi perusahaan. Nilai skor dari faktor tersebut sebesar 0,257. Ancaman terakhir yang ada di lingkungan perusahaan adalah kebijakan mengenai perdagangan bebas dengan nilai skor sebesar 0,243. 77

7.2 Tahap Pencocokan (Matching Stage) Tahap pencocokan (matching stage) merupakan tahap kedua di dalam formulasi strategi. Dalam tahap ini dilakukan penyusunan matriks IE dan matriks SWOT untuk memperoleh alternatif strategi. 7.2.1 Matriks IE (Internal External) Matriks IE menggunakan hasil dari analisis matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan matriks EFE (External Matriks Evaluation) CV Wahyu Makmur Sejahtera. Hasil analisis matriks IFE diperoleh total skor 2,570 dan matriks EFE diperoleh total skor 3,192. Total skor dari matriks IFE dan EFE yang dimiliki oleh CV Wahyu Makmur Sejahtera yang dipetakan ke dalam matriks IE. Berikut merupakan hasil matriks IE pada CV Wahyu Makmur Sejahtera (Gambar 16). Skor IFE 4,0 Tinggi (3,00-4,00) Skor 3,0 EFE Menengah (2,00-2,99) 2,0 Rendah (1,00-1,99) Kuat Rata-rata Lemah (3,0-4,0) (2,0-2,99) (1,0-1,99) I II III IV V VI VII VIII IX 1,0 Gambar 16. Matriks IE CV Wahyu Makmur Sejahtera Dari matriks IE tersebut dapat diketahui bahwa perusahaan berada pada kuadran II atau posisi tumbuh dan kembangkan (grow and build). Strategi yang digunakan adalah strategi intensif dan strategi integratif. Strategi intensif mencakup penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk. Strategi integrasi mencakup strategi integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horizontal. 78

Strategi penetrasi pasar merupakan strategi untuk meningkatkan pangsa pasar yang ada untuk barang dan jasa yang ada saat ini melalui peningkatan usaha pemasaran. Salah satu contoh strategi yang dapat dilakukan CV Wahyu Makmur Sejahtera adalah meningkatkan kapasitas produksi agar dapat memenuhi permintaan terhadap jamur tiram putih. Strategi pengembangan pasar merupakan strategi untuk memperkenalkan produk produk yang sudah ada ke daerah pemasaran yang baru dan strategi pengembangan produk merupakan strategi untuk meningkatkan penjualan dengan cara memperbaiki atau memodifikasi produk baru atau jasa yang sudah ada. Salah satu contoh strategi pengembangan pasar yang dapat dilakukan CV Wahyu Makmur Sejahtera adalah meningkatkan promosi jamur tiram putih ke daerah pasar yang baru seperti memasarkannya kepada pasar-pasar modern ataupun restoran. Sedangkan salah satu contoh strategi pengembangan produk adalah dengan menjaga dan meningkatkan kualitas produk yaitu jamur tiram putih. Strategi lain yang mungkin dilakukan CV Wahyu Makmur Sejahtera berupa integrasi ke belakang merupakan strategi untuk memiliki atau meningkatkan kendali atas pemasok yaitu dengan memperoleh kepemilikan atau kendali atau kerjasama yang lebih besar dengan pemasok. Selain itu, strategi integrasi horizontal dapat dilakukan dengan memperoleh informasi dan hubungan baik dengan instansi terkait informasi serta teknologi untuk budidaya jamur tiram putih. Namun, strategi-strategi yang dapat dilakukan masih harus disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman pada matriks SWOT. 7.2.2 Matriks SWOT Analisis matriks SWOT dilakukan setelah menganalisis yang didapatkan dari matriks IFE da EFE kemudian matriks IE untuk mengetahui posisi perusahaan. Matriks SWOT digunakan untuk menyusun strategi yang didapat pada matriks IE. Penggunaan matriks SWOT ini akan diketahui strategi yang harus digunakan secara lebih detail. Matriks SWOT terdiri dari pengembangan empat alternatif strategi kekuatan (Strength), kelemahan 79

(Weakness), peluang (Opportunities) dan ancaman (Threat) pada perusahaan. Hasil analisis matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Matriks SWOT CV Wahyu Makmur Sejahtera Eksternal Internal Kekuatan (Strengths) 1.Produk yang dihasilkan berkualitas 2. Lokasi tempat usaha yang strategis 3.Memproduksi dan menjual baglog serta bibit jamur tiram putih 4.Komunikasi terjalin baik antara pemilik dan karyawan 5.Memiliki badan hukum 6.Memiliki dan menjalin hubungan yang baik dengan pemasok Kelemahan (Weaknesses) 1.Kapasitas produksi belum optimal 2.Teknologi yang digunakan masih sederhana 3.Promosi yang dilakukan masih sederhana 4. Keterbatasan modal 5.Sistem administrasi dan pencatatan keuangan yang dilakukan masih sederhana 6. Rangkap jabatan Peluang (Opportunities) 1.Pertumbuhan perekonomian yang positif 2. Konsep back to nature dan tingkat kesadaran masyarakat semakin tinggi terhadap kesehatan 3.Adanya peran pemerintah serta lembaga yang dapat mendukung usaha jamur tiram putih 4.Sistem teknologi dan informasi semakin berkembang Ancaman (Threats) 1.Kondisi cuaca dan iklim tidak menentu serta serangan hama dan penyakit 2.Kebijakan mengenai perdagangan bebas 3.Persaingan usaha sejenis 4.Ancaman pendatang baru Strategi S-O 1.Menjaga kualitas produk (S1,S3,S4,S6,O1, O2,O3,O4) 2.Meningkatkan volume penjualan jamur tiram putih (S1, S2, S4, S5, O1, O2, O3, O4) Strategi S-T 1.Menjaga hubungan baik dengan pemasok bahan baku, pelanggan serta seluruh karyawan (S1,S2,S3,S4,S6, T1, T2, T3, T4) Strategi W-O 1.Meningkatkan produksi (W1, O1,O2,O3) 2.Meningkatkan jamur tiram putih (W3,O2,O3,O4) 3.Memanfaatkan kapasitas promosi program pemerintah dan lembaga komoditi jamur untuk perolehan dana (W2, W4, O3, O1) Strategi W-T 1.Memperbaiki manajemen perusahaan (W5,W6,T3,T4) sistem 80

Berdasarkan hasil analisis matriks SWOT, diperoleh beberapa alternatif strategu yaitu strategi SO, strategi WO, strategi ST dan strategi WT. Alternatif strategi yang diperoleh adalah : 1) Strategi S-O (Strengths-Oportunities) Strategi S-O merupakan strategi yang dapat diterapkan oleh CV Wahyu Makmur Sejahtera menggunakan kekuatan internal untuk memanfaatkan peluang yang ada. Strategi S-O yang dapat diterapkan oleh CV Wahyu Makmur Sejahtera yaitu : a) Menjaga kualitas produk yang dihasilkan Jamur tiram putih yang dihasilkan oleh CV Wahyu Makmur Sejahtera memiliku kualitas yang baik. CV Wahyu Makmur Sejahtera telah melakukan integrasi ke belakang untuk menghasilkan jamur tiram putih yang baik yaitu dengan memenuhi seluruh kebutuhan produksi sendiri mulai dari bibit, media tanam dan melakukan proses produksi dengan baik. Selain itu, dengan memanfaatkan jalinan komunikasi yang baik antara pemilik dan karyawannya dapat mendukung segala proses produksi dengan baik. Di dalam usaha budidaya jamur tiram putih ini, kontinuitas dan kualitas bahan baku sangat diperlukan maka dari itu CV Wahyu Makmur Sejahtera terus menjalin hubungan yang baik dengan pemasok bahan baku guna memperlancar proses produksi. Kemampuan perusahaan untuk memproduksi bibit dan media tanam dan produksi sendiri merupakan kekuatan yang dimiliki CV Wahyu Makmur Sejahtera untuk terus mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas produk jamur tiram putih yang dihasilkan. CV Wahyu Makmur Sejahtera harus melakukan pengawasan yang baik untuk mengetahui penyebab utama jika ada penurunan kualitas jamur tiram putih yang dihasilkan. Dengan demikian CV Wahyu Makmur Sejahtera dapat melakukan penanganan dengan cepat untuk mengatasi masalah tersebut. Selain itu, perhatian dan peranan pemerintah serta kelembagaan, dapat membantu para petani atau perusahaan yang bergerak dalam usaha budidaya jamur tiram putih merupakan suatu peluang yang dapat dimanfaatkan dengan baik. Peranan pemerintah dan kelembagaan tersebut dapat dilakukan dengan cara 81

mengadakan penyuluhan, dan diskusi untuk memajukan usaha tersebut. Disamping itu, perkembangan teknologi dan informasi pun dapat membantu serta dimanfaatkan untuk peningkatan kualitas jamur tiram putih yang dihasilkan. b) Meningkatkan volume penjualan jamur tiram putih Meningkatkan volume penjualan jamur tiram putih merupakan satu hal yang dapat dilakukan oleh CV Wahyu Makmur Sejahtera. Dimana perusahan dapat menggunakan kekuatannya untuk memanfaatkan peluang yang ada. Saat ini produksi jamur tiram putih di CV Wahyu Makmur Sejahtera masih berfluktuasi. Namun, dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang yang ada dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan volume penjualannya. 2) Strategi W-O (Weaknesses-Opportunities) Strategi W-O adalah strategi yang ditujukan untuk mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal. Strategi yang dapat diterapkan oleh CV.Wahyu Makmur Sejahtera adalah : a) Meningkatkan kapasitas produksi Kesadaran masyarakat Indonesia terhadap pola hidup untuk lebih menerapkan konsep back to nature serta tingkat kesadaran yang semakin tinggi terhadap kesehatan diduga menjadi pemicu peningkatan permintaan terhadap jamur tiram putih. Sebagai mana diketahui selain lezat jamur tiram putih pun mudah dicerna dan berguna bagi bagi para penderita penyakit tertentu. Selain itu, kandungan gizi yang tinggi pada jamur tiram putih dan lebih menyehatkan dibandingkan dengan sumber nutrisi dari protein hewani. Permintaan terhadap jamur yang meningkat belum mampu diimbangi oleh penawaran dari produsen jamur tiram putih. Oleh karena itu, CV Wahyu Makmur Sejahtera dapat memanfaatkan peluang tersebut untuk meningkatkan penjualan perusahaan. Peluang tersebut dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kapasitas produksi. b) Meningkatkan promosi jamur tiram putih Promosi yang dilakukan oleh CV Wahyu Makmur Sejahtera masih dilakukan secara sederhana yaitu dengan cara mulut ke mulut. Sampai 82

sejauh ini CV Wahyu Makmur Sejahtera belum memanfaatkan teknologi informasi untuk melakukan kegiatan promosinya. Namun, saat ini peluang tersebut dapat dimanfaat dengan cara promosi melalui internet, iklan melalui koran ataupun majalah serta penyebaran brosur. Selain itu, mengikuti kegiatan yang diadakan oleh dinas atau pun lembaga yang berhubungan dengan usaha jamur tiram putih, dapat membantu memperlancar kegiatan promosi serta pemasaran produk jamur tiram putih. Disamping itu, kesadaran masyarkat terhadap kesehatan pun dapat dimanfaatkan sebagai ajang promosi. c) Memanfaatkan program pemerintah dan lembaga komoditi jamur untuk perolehan dana Saat ini adanya program pemerintah serta lembaga yang mendukung usaha jamur tiram putih yang bertujuan untuk memperlancar usaha salah satunya dalam masalah permodalan. Progam tersebut dirancang agar masyarakat mudah dalam mengakses perolehan modal yang dibutuhkan. Program yang saat ini dapat digunakan yaitu program dari perbankan dengan tawaran dana tambahan untuk pengembangan usaha seperti kredit usaha. Dengan memanfaatkan peluang pertumbuhan perekonomian yang semakin positif serta program program tersebut diharapkan dapat membantu perkembangan usaha jamur tiram putih. 3) Strategi S-T (Strengths-Threats) Strategi S-T adalah strategi yang menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman eksternal perusahaan. Strategi S-T yang dapat diterapkan oleh CV Wahyu Makmur Sejahtera adalah : a) Menjaga hubungan baik dengan pemasok bahan baku, pelanggan dan seluruh karyawan Hubungan baik yang telah dijalin dengan pemasok sangat penting untuk dijaga untuk menghadapi ancaman kompetitor yang baru dan lama. Selain itu, hal tersebut perlu dilakukan agar proses kebutuhan bahan baku tetap lancar. Selain itu, CV Wahyu Makmur Sejahtera harus mampu meningkatkan serta memberikan aturan-aturan dalam bekerja yang lebih 83

baik. Serta pengawasan yang lebih ketat dalam menjalankan pekerjaannya. Kondisi tersebut dapat mengganggu kelancaran proses produksi terutamaa dalam menghadapi ancaman seperti persaingan usaha sejenis, munculnya pendatang baru dan serangan hama dan penyakit. Selain itu semakin maraknya perdagangan bebas pun dapat menjadi ancaman tersendiri. Oleh karena itu CV Wahyu Makmur Sejahtera harus mampu untuk terus menjaga dan meningkatkan hubungan baik dengan pemasok, pengumpul dan seluruh karyawan. 4) Strategi W-T (Weaknesses-Threarts) Strategi W-T adalah strategi yang ditujukan untuk mengurangi kelemahan internal yang dimiliki perusahaan dan menghindari ancaman eksternal yang ada. Strategi yang diterapkan oleh CV Wahyu Makmur Sejahtera adalah : a) Memperbaiki sistem manajemen perusahaan Agar perusahaan berada pada kondisi yang stabil, maka pemimpin perlu mengambil beberapa langkah untuk perbaikan sistem manajemen perusahaan. Pada aspek produksi diperlukan perencanaan yang lebih matang kembali untuk meningkatkan kapasitas produksi agar selaras antara kebutuhan produksi dengan aspek keuangan dan pemasaran. pada aspek keuangan CV Wahyu Makmur Sejahtera sebaiknya dapat menerapkan sistem keuangan yang lebih profesional secara lebih terperinci sehingga dapat memudahkan dalam pencatatan keuangan. Sedangkan untuk aspek pemasaran perusahaan dapat memperluas jaringan pemasaran seperti melakukan pemasaran ke pasar pasar modern. Srategi ini dapat dilakukan untuk menghadapi tingkat persaingan usaha sejenis maupun pendatang baru. 7.3 Tahap Keputusan (Decision Stage) Tahap keputusan (decision stage) merupakan tahap ketiga atau terakhir dalam tahap-tahap formulasi strategi. Pada tahap ini dilakukan pemilihan strategi terbaik dari prioritas strategi yang dijalankan perusahaan. Alat analisis yang digunakan adalah QSPM (Quantitative Strategic Planning Matriks). 84

7.3.1 Analisis QSPM Hasil pada matriks SWOT diperoleh tujuh alternatif strategi yang dapat dilakukan oleh CV Wahyu Makmur Sejahtera. Diantara ketujuh alternatif strategi itu dipilih satu strategi yang menjadi prioritas untuk direkomendasikan kepada CV Wahyu Makmur Sejahtera. Daftar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi unit ini diambil langsung dari Matriks EFE dan Matriks IFE. Pemberian bobot pada Matriks QSP juga sama dengan bobot pada Matriks EFE dan IFE. Strategi yang diperoleh pada tahap pencocokan kemudian dikelompokkan dalam suatu rangkaian ekslusif (David 2009). Pada analisis QSPM terdapat nilai AS (Attractiveness Score) dan TAS (Total Atractiveness Score). Nilai AS merupakan nilai yang menunjukkan daya tarik dari masing-masing strategi terhadap faktor kunci yang dimiliki. Proses pengolahan pada QSPM dimulai oleh pimpinan perusahaan yaitu Bapak Wahyu dan Ibu Pipoh selaku pengelola. Kedua responden tersebut dipilih karena mengetahui cukup baik mengenai usaha budidaya jamur tiram putih. Selain itu Bapak Wahyu selaku pemilik merupakan pemberi wewenang dalam usaha tersebut. Pada matriks Quantitative Strategic Planning (QSP) pemilihan strategi QSPM dilakukan oleh pemilik dan pengelola CV.Wahyu Makmur Sejahtera selaku pengambil keputusan. Hal tersebut dikarenakan pemilik dan pengelola lebih mengetahui kondisi perusahaan. Alternatif strategi yang didapat dari matriks SWOT kemudian diperingkatkan sesuai dengan nilai Attractiveness Scores kemudian dihitung atau ditotalkan menjadi Total Attractiveness Score yang selanjutnya diurutkan sesuai nilai tertinggi dari strategi terpilih. Pada matriks QSP CV Wahyu Makmur Sejahtera (lampiran.9) strategi yang dijadikan prioritas adalah strategi yang memiliki skor daya tarik total tertinggi (Total Attractiveness Score-TAS). Nilai ini diperoleh dari hasil kali antara bobot setiap faktor (internal dan eksternal) dengan skor daya tarik relatif dari setiap rangkaian alternatif strategi. Skor daya tarik total mengindikasikan daya tarik setiap strategi alternatif, dengan hanya mempertimbangkan dampak faktor keberhasilan penting eksternal dan internal yang berdekatan (David 2008). 85

Dari hasil analisis QSPM prioritas strategi terpilih adalah strategi kelima yaitu memanfaatkan program pemerintah dan lembaga komoditi jamur untuk perolehan dana dengan nilai 7,565. Data QSPM terdapat pada Tabel Lampiran 2. Hasil perhitungan strategi QSPM adalah sebagai berikut : 1) Memanfaatkan program pemerintah dan lembaga komoditi jamur untuk perolehan dana dengan nilai 7,565 2) Meningkatkan kapasitas produksi dengan nilai 7,541 3) Meningkatkan volume penjualan dengan nilai 7,521 4) Menjaga kualitas produk yang dihasilkan dengan nilai 7,091 5) Meningkatkan promosi jamur tiram putih dengan nilai 7,021 6) Memperbaiki sistem manajemen perusahaan dengan nilai 6,766 7) Menjaga hubungan baik dengan pemasok bahan baku, pelanggan dan seluruh karyawan 6,354 Prioritas strategi terpilih yaitu memanfaatkan program pemerintah serta lembaga jamur untuk perolehan dana hal tersebut dapat dilakukan untuk meningkatkan kapasitas produksi dengan cara membangun sarana dan prasarana produksi yang dibutuhkan seperti memperluas area produksi dengan memanfaatkan lahan yang ada dan dapat juga melalui pembelian lahan baru sehingga volume penjualan jamur tiram putih dapat meningkat. Dengan adanya perluasan area produksi diharapkan dapat memberikan keuntungan yang lebih bagi perusahaan. Keuntungan yang didapat dapat dimanfaatkan untuk pengembangan usaha selanjutnya dalam skala usaha yang lebih besar. 86