BUPATI PACITAN ; PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 59 TAHUN 2011

dokumen-dokumen yang mirip
TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA KABUPATEN PACITAN ( DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN

BUEAn PACriAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 49 TAHUN 2012 TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN KABUPATEN PACITAN

BUPATI PACITAN! PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 1^ TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN PENGURANGAN, KERINGANAN, DAN PEMBEBASAN

I PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN PACITAN TAHUN 2013 BUPATI PACITAN

BUPATI PACITAN PENDELEGASIAN SEBAGIAN KEWENANGAN BUPATI KEPADA CAMAT DI KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG PETUNJuk PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT REKREASI DAN OLAH RAGA

BUPATI PACriAN. PERATURAN BUPATI PACITAN t NOHOR 25 A TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PACITAN TENTANO PENTELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF DI KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA I

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PACITAN TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI KABUPATEN PACITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Mcnimbang. Mengingat. Menetapkan. i i

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG JAMINAN KESUNGGUHAN DAN JAMINAN REKLAMASI I PERTAMBANGAN UMUM

PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMORTAHUN 2007 \ TENTANG URAIAN TUGAS. FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN I KABUPATEN PACITAN

BUPATI PACITAN PROVINSl JAWA TIIHUR PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH NO. 82/2001 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIHUR. PERATURAN BUPATI PACITAN i NOMOR;i-i Jl TAHUN 2014 TENTANG

j PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN 2012

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN

BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR. j PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAIIMATTUIIAN YANG MAMA ESA

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PENERBITAN IZIN TRAYEK, IZIN INSIDENTIL DAN REKOMENDASI

BUPATI PACriAN PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR TAHUN 2012 PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN TANG MAHA ESA BUPATI PACITAN,

I NOMOR..I.L.. TAHUN 2012

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN ; NOMOR 8 TAHUN 2001 SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA!

\ BUPATI PACITAN. PERATURAN BUPATI PACITAN j NOMOR XS TAHUN 2013 i TENTANG

MENTIEM ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL FEPUBLIK INDONESIA

^ PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR : 21 TAHUN 2008 TEIVTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BELANJA HIBAH

BUPATI PACITAN, PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR A? TAHUN TATA KEARSIPAN PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN

f BUPATI PACTEAN \ PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI PACITAN. ; PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR: 3g TAHUN 2010 TENTANG

BUEAn PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOHOR 47 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN SEWA BARANG MILIK DAERAH

! PERATURAN BUPATI PACITAN 1 NOMOR ^2) TAHUN 2011 i

PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR \i TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI RIALUKU TENGGARA BARAT

BUPATI PACITAN, PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN20IO TENTANG PEDOMAN TATA NASKAH DINAS DI UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) KABUPATEN PACITAN

* BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR > TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG

BUPATI PACITAN I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR 15 TAHUN 20U TENTANG

BUEAn PACriAN TENTANG GERAKAN MENANAM BIBIT KAYU-KAYUAN UNTUK PESERTA DIDIK BARU PADA PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN PACITAN

PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR \2. TAHUN 2012

PEMERINTAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PACITAN

MENTERI KOORD[NATOR BlDANG POLITlK, HUKUM DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI PACITAN. i PERATURAN BUPATI PACITAN j NOMOR 30 TAHUN 2008 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DI KABUPATEN PACITAN

MEMUTUSKAN. Pasal II. Ditetapkan di Pacitan ; Pada tanggal :i3 - JR, BUPATI PACITAN. i Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal diietapkan.

PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PEMBERIAN PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN BUPATI PACITAN,

TENTANG PENERBITAN SURAT TANDA KEBANGSAAN KAPAL DAN SERTIFIKAT KESEMPURNAAN KAPAL DENGAN RAIIMAT TUHAN YANG MAIIA ESA

BUPATI PACITAN. j PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 32 TAHUN 2011

i PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 93 TAHUN 2011 TATA CARA PENYALURAN DANA BAGI HASIL PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KEPADA DESA <

PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR ^ TAIlUN 20II. KETENTUAN BATAS JUMLAH UANG PERSEDIAAN TAIlUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAIIMAT TUIIAN YANG MAMA ESA

BUPATI PACITAN I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR A I TAHUN 2011

J~..f~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR /3 TAIIUN 2007 TENTANG

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 3 TAIIUN 2008 TENTANG. i TATA CARA MEMPEROLEH IZIN LOKASI, IZIN PEMANFAATAN TANAH, DAN PENETAPAN LOKASI

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH DAN PEMANFAATAN AIR LIMBAH

BUPATI OGAN KOMERING ULU SELATAN

PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUASIN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PACITAN NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 15 TAHUN 2010 I TENTANG PAJAK AIR TANAH

WALIKOTA BANJARMASIN

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Jatan Jaksa Agung Suprapto Nomor S Pacitao Kode Pot i. Jawa Timor : Tctp. (0357) Fai. (0357)

BUPATI PACITAN. : PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 20 TAHUN 2012 i. j IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHHAT TUHAN YANG HAHA ESA

PROVINSI BALI KEPUTUSAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 660/HK/2015 TENTANG PENUNJUKAN PEJABAT SEBAGAI KUASA PENGGUNA ANGGARAN/KUASA

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN I NOMOR 8 TAHUN2008 } TENTANG RENCANA BATAS WILAYAH KOTA ARJOSARI KECAMATAN ARJOSARI KABUPATEN PACITAN

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 Peraturan Menteri

PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 115 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PENENTUAN STATUS MUTU AIR MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

NOMOFT io renurt 2P1l

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2008 NOMOR

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TENGAH TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH, Pelayanan Informasi Publik Penyelenggaraan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

III. METODE PENELITIAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH BUPATI SLEMAN,

TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN BUPATI PACITAN,

\ PERATURAN BUFATf PACITAN ; NOMOR ^ TAHUN 2009

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. i ;

TENTANG DENGAN RAHBIAT TUHAN YANG BIAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

BUPATI PACITAN PROVINSIJAWA TDfUR. PERATURAN BUPATI PACITAN j NOMOR 2d TAHUN 2014 : TATA CARA PENGALOKASIAN ALOKASI DANA DESA KABUPATEN PACITAN

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN 2011 TENTANG JENIS DAN BESARAN DANA BAGI HASIL RETRIBUSI DAERAH KEPADA DESA I

PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG IJIN PEMBUANGAN DAN/ATAU PEMANFAATAN AIR LIMBAH DI KABUPATEN CILACAP

BUPATI PACITAN. PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR g TAHUN 2006

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara

PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 02 TAHUN 2006 TENTANG IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE AIR, SUMBER AIR DAN BADAN AIR

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BAUBAU PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR : 11 TAHUN 2013 TENTANG

> BUPATI PACITAN ^ PERATURAN BUPATI PACITAN ; NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN 1 NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PACITAN. I PERATURAN BUPATI PACITAN \ NOMOR ;i6tahun 2010

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR

i PERATURAN BUPATI PACITAN i NOMOR 51 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN DESA WONOSOBO DAN DESA WONOASRI KECAMATAN NGADIROJO KABUPATEN PACITAN

1 PERATURAN BUPATI PACITAN i NOMOR/ 3 TAHUN 2007 \ TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN. PARIWISATA. PEMUDA DAN OLAH RAGA

PEMERINTAH KOTA PADANG

MANUAL PROSEDUR PENGELOLAAN FUNGSIONAL DAN OPERASIONAL

Transkripsi:

BUPAT PACTAN ; PERATURAN BUPAT PACTAN NOMOR 59 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN KUALTAS AR DAN PENGENDALAN PENCEMARAN AR! D KABUPATEN PACTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPAT PACTAN Menmbang : a. bahwa ar merupakan salah satu sumber daya alam J yang memlk fungs sangat pentng bag kehdupan j manusa dan makhluk hdup lannya; b. bahwa untuk melestarkan fungs ar perlu! dlakukan pengelolaan kualtas ar dan pengendalan pencemaran ar secara bjaksana dengan \ memperhatkan kepentngan generas sekarang dan j mendatang serta kesembangan ekologs; c. bahwa berdasarkan pertmbangan sebagamana j dmaksud pada huruf a dan b perlu menetapkan \ Pengelolaan Kualtas Ar dan Pengendalan Pencemaran Ar d Kabupaten Pactan dalam Peraturan Bupat. Mengngat :. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang \ Kehutanan sebagamana dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004; 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Ar; 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang 1 Pemerntahan Daerah sebagamana telah dubah beberapa kal terakhr dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008; 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang j Perlndungan dan Pengelolaan Lngkungan Hdup; 5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang \ Kesehatan; 6. Peraturan Pemerntah Nomor 22 Tahun 1982 f tentang Tata Pengaturan Ar; 7. Peraturan Pemerntah Nomor 35 Tahun 1991 ' tentang Sunga;

8. Peraturan Pemerntah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analss Mengena Dampak Lngkungan Hdup; 9. Peraturan Pemerntah Nomor 27 Tahun 2012 tentang zn Lngkungan; 10. Peraturan Pemerntah Nomor 82 Tahun 2001 ; tentang Pengelolaan Kualtas Ar dan Pengendalan \ Pencemaran Ar; 11. Peraturan Pemerntah Nomor 20 Tahun 2006! tentang rgas; 12. Peraturan Pemerntah Nomor 38 Tahun 2007 ; tentang Pembagan Urusan Pemerntahan Antara Pemerntah, Pemerntahan Daerah Provns, dan! Pemerntahan Daerah Kabupaten/Kota; 13. Keputusan Menter Negara Lngkungan Hdup Nomor Kep-51/MENLH/10/1995 tentang Baku ; Mutu Lmbah Car ba^ Kegatan ndustr : sebagamana dubah dengan Keputusan Menter Negara Lngkungan Hdup Nomor 122 Tahun 2004; 14. Peraturan Daerah Propns Jawa Tmur Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Kualtas Ar dan Pengendalan Pencemaran Ar d Provns Jawa Tmur; 15. Peraturan Daerah Kabupaten Pactan Nomor 18 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerntahan Kabupaten Pactan; 16. Peraturan Daerah Kabupaten Pactan Nomor 21 Tahun 2007 tentang Organsas Lembaga Tekns ; Daerah Kabupaten Pactan sebagamana telah dubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Pactan Nomor 4 Tahun 2011; 17. Peraturan Daerah Kabupaten Pactan Nomor 1 \ Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah. HEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPAT PACTAN TENTANG PENGELOLAAN KUALTAS AR DAN PENGENDALAN PENCEMARAN AR D KABUPATEN PACTAN. BAB KETENTUAN UMUM ; Pasal 1 Dalam Peraturan Bupat n yang dmaksud dengan : 1. Kepala Daerah adalah Bupat Pactan; 2. Dnas adalah SKPD d lngkup Pemerntah Kabupaten Pactan yang berwenang dalam melakukan pembnaan terhadap usaha dan atau kegatan pengelolaan kualtas ar dan pengendalan pencemaran ar; 3. Ar adalah semua ar yang terdapat d atas dan d bawah permukaan tanah, kecual ar laut dan ar fosl; {

4. Sumber ar adalah wadah ar yang terdapat d atas dan d bawah permukaan tanah, termasuk dalam pengertan n mata ar, sunga, rawa, danau, stu, waduk dan muara; 5. Penggolongan kualtas ar adalah upaya pemelharaan ar, sehngga tercapa kualtas ar yang dngnkan sesua peruntukannya untuk menjamn agar kualtas ar tetap dalam konds alamahnya; 6. Pengendalan 'pencemaran ar adalah upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran ar serta pemuuhan kualtas ar untuk menjamn kualtas ar agar sesua dengan baku mutu ar; 7. Mutu ar adalah konds kualtas ar yang dukur dan atau duj berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 8. Kelas ar adalah perngkat kualtas ar yang dnla mash layak untuk dmanfaatkan bag peruntukan tertentu; 9. Krtera mutu ar adalah tolok ukur mutu ar untuk setap kelas ar; 10. Rencana pendayagunaan ar adalah rencana yang memuat potens pemanfaatan atau penggunaan ar, pcncadangan ar berdasarkan ketersedeannya, bak kualtas maupun kuanttasnya dan atau fungs ekologs; 11. Baku mutu ar. adalah ukuran batas atau kadar makhluk hdup, zat, energ, atau komponen yang ada atau harus ada dan atau unsur pencemar yang dtenggang keberadaannya d dalam ar; 12. Status mutu ar adalah tngkat konds mutu ar yang menunjukkan konds cemar atau konds bak pada suatu sumber ar dalam waktu tertentu dengan membandngjcan dengan baku mutu ar yang dtetapkan; \ 13. Pencemaran ar adalah masuknya atau dmasukkannya makhluk hdup, zat, energ dan atau komponen lan ke dalam ar oleh kegatan manusa, sehngga kualtas ar turun sampa ketngkat tertentu yang menyebabkan ar tdak dapat berfungs sesua dengan peruntukannya; 14. Beban pencemaran adalah jumlah suatu unsur pencemar yang terkandung dalam ar atau ar lmbah; 15. Daya tampung beban pencemaran adalah kemampuan ar pada suatu sumber ar untuk menerma masukan beban pencemaran tanpa mengekbatkan ar tersebut menjad cemar; 16. Ar lmbah adalah ssa dar suatu hasl usaha dan atau kegatan yang berwujud car; ' 17. Baku mutu ar Umbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar dan atau jumlah unsur pencemar yang dtenggang keberadaannya'dalam ar lmbah yang akan dbuang atau dlepas ke dalam sumber ar dar suatu usaha dan atau kegatan. s \ BAB MAKSUD DAN TUJUAN ; Pasal 2 (1) Pengelolaan kualtas ar dmaksudkan untuk menjamn ar yang dngnkan sesua peruntukannya agar tetap dalam konds alamahnya ; ] 1 ] \ 1

(2) Pengendalan pencemaran ar dlakukan untuk menjamn kualtas ar sesua dengan! baku mutu ar melalu upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran ar serta pemulhan kualtas ar. Pasal 3 Pengelolaan kualtas ar dan pengendalan pencemaran ar bertujuan untuk menjaga kelestaran ar pada sumber-sumber ar agar memenuh krtera mutu ar peruntukkannya secara berkelanjutan. BABm HAK DAN KEWAJBAN Bagan Pertama Masjrarakat Pasal4 (1) Setap orang mempunyal hak yang sama untuk : a. Mendapatkan kualtas ar yang bak; b. Mendapatkan nformas mengena suatu mutu ar, pengelolaan kualtas ar dan pengendalan pencemaran ar; c. Melaporkan kepada Bupat melalu Kepala SKPD yang menangan Lngkungan Hdup apabla menduga dan atau mengetahu terjadnya pelanggaran terhadap pengelolaan kualtas ar dan terjad pencemaran pada ar dan atau sumber ar d wlayah Kabupaten Pactan;! (2) Setap orang mempunya kewajban untuk: a. Berperan serta dalam menjaga pelestaran kualtas ar pada sumbersumber ar; \ b. Mengendalkan pencemaran ar pada sumber ar. Bagan Kedua Penanggung Jawab Usaha dan atau Kegatan t Pasal5 Setap penanggung jawab usaha dan atau kegatan mempxmya hak untuk mendapatkan nformas mengena mutu ar, pengelolaan kualtas ar serta pengendalan pencemaran ar. \ Pasae f (1) Setap penanggung jawab usaha dan atau kegatan berkewajban : a. Memberkan nformas yang benar dan akurat; b. Mentaat ketentuan pcrsyaratan dan pembatasan yang melekat pada zn; ) c. Membuat catatan debt haran alran pembuangan ar lmbah dan uj mutu ar lmbah d laboratonum ; d. Membuat laporan hasl uj laboratorxun mutu ar lmbah yang dbuang pada sumber ar setap bulan kepada Bupat.

r! (2) Laboratorum sebagamana dmaksud pada ayat (1) huruf d, harus merupakan laboratorum yang sudah terakredtas dan dtunjuk Gubemur Jawa Tmur. Pasal? (3) Selan kewajban sebagamana dmaksud dalam Pasal 6 ayat (1) setap penan^;ung jawab usaha dan atau kegatan yang membuang ar lmbah pada ar dan atau sumber ar wajb membuat rencana penanggulangan pencemaran ar pada keadaan darurat dan atau keadaan tdak terduga lannya; { (4) Dalam hal terjad keadaan darurat sebagamana dmaksud pada ayat (1) maka penanggung jawab usaha dan atau kegatan wajb melakukan penanggulangan dan pemulhan. ] Pasal 8 (1) Setap penanggung jawab usaha dan atau kegatan yang tdak melakukan tndakan sebagamana dmaksud dalam Pasal 7, Bupat dapat menugaskan phak ketga untuk melaksanakannya atas beban baya penan^qng jawab usaha dan atau kegatan yang bersangkutan ; (2) Phak ketga yang dtunjuk untuk melakukan penanggulangan pencemaran ar dan pemulhan kualtas ar pada keadaan darurat dan atau keadaan tdak terduga lannya d ar dan atau sumber ar sebagamana dmaksud pada ayat (1) wajb menyampakan laporannya kepada Bupat. ;! \ BABV ; PENGELOLAAN KUALTAS AR Bagan Pertama \ Pendayagunaan Ar Pasal 9 (1) Pemerntah Daerah menyusun rencana pendayagunaan ar ; (2) Dalam merencanakan pendayagunaan ar sebagamana dmaksud pada ayat (1) wajb memperhatkan fungs ekonoms dan fungs ekologs, nla-nla agama serta adat-stadat yang hdup dalam masyarakat; (3) Rencana pendayagunaan ar sebagamana dmaksud pada ayat (1) melput potens pemanfaatan atau penggunaan ar, pendayagunaan ar berdasarkan ketersedaannya, bak kualtas maupun kuanttas dan atau fungs ekologs. '. 1 t

Bagan Kedua JOaskas dan Krtera Mutu Ar Pasal 10 Klasfkas Kelas Ar dtetapkan menjad 4 (empat): a. Ar Kelas satu adalah ar yang peruntukannya mtuk ar baku ar mnum, dan atau peruntukan lan yang mempersyaratkan mutu ar yang sama dengan kegunaan tersebut; b. Ar Kelas dua adalah ar yang peruntukannya untuk prasarana/sarana rekreas r, pembuddayaan kan ar tawar, petemakan, ar untuk mengar pertanaman dan atau peruntukan lan yang mempersyaratkan mutu ar yang sama dengan kegunaan tersebut; c. Ar Kelas tga adalah ar yang peruntukannya untuk pembuddayaan kan tawar, petemakan, ar untuk mengar tanaman dan atau peruntukan lan yang mempersyaratkan mutu ar yang sama dengan kegunaan tersebut; d. Ar Kelas cmpat adalah ar yang peruntukannya untuk mengar tanaman dan atau peruntukan lan yang mempersyaratkan mutu ar yang sama dengan kegunaan tersebut. ' Ba^an Ketga Pemantauan Kualtas Ar Pasal 11 (1) Pcmantauan kualtas ar dlaksanakan oleh nstans yang berwenang ; (2) Pemantauan kualtas ar sebagamana dmaksud pada ayat (1) dlakukan sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sekal ; (3) Mekansme dan prosedur pemantauan kualtas ar dlaksanakan berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku. t Bagan Keempat Status Mutu Ar Pasal 12 (1) Status mutu ar dtetapkan untuk menyatakan : a. Konds cemar, apabla mutu ar tdak memenuh baku mutu ar; b. Konds bak, apabla mutu ar memenuh baku mutu ar ; c. Dalam hal status mutu ar menunjukkan konds cemar, maka perlu dlakukan upaya penanggulangan pencemaran dan pemulhan kualtas ar; ; d. Dalam hal status mutu ar menunjukkan konds bak, maka perlu dpertahankan dan atau dtmgkatkan kualtas ar; e. Dalam menentukan konds cemar dan konds bak sebagamana dmaksud pada ayat (1( dlakukan analss mutu ar. (2) Untuk melakukan analss mutu ar dapat dlakukan dengan dua cara : a. Memaka laboratorum lngkungan rujukan yang telah terakredtas mtuk tujuan tertentu;

b. Memaka laboratorum lngkungan perusahaan untuk tujuan sendr dalam rangka self montorng. BAB V PENGENDALAN PENCEMARAN AR Pasal 13 (1) Bupat berwenang melakukan pengendalan pencemaran ar pada ar dan atau sumber ar ; (2) Pengendalan pencemaran ar sebagamana dmaksud pada ayat () dlakukan oleh Kepala SKPD yang menangan Lngkungan Hdup bersama nstans terkat lannya ; (3) Dalam melaksanakan pengendalan pencemaran ar sebagamana dmaksud pada ayat (2), Kepala SKPD yang menangan Lngkungan Hdup mempunya tugas : a. Melakukan nventarsas dan dentfkas sumber-sumber ar dan sumber pencemaran; b. Melakukan penghtungan daya tampung beban pencemaran ; c. Menetapkan persyaratan ar lmbah untuk aplkas pada meda tanah; ; d. Menetapkan persyaratan pembuangan ar lmbah ke ar atau sumber ar; [ e. Memantau kualtas ar pada sumber ar ; f. Memantau faktor lan yang menyebabkan perubahan mutu ar. (4) Perhtungan daya tampung beban pencemaran sebagamana dmaksud pada ayat (3) huruf b dpergunakan untuk : a. Pemberan zn lokas; b. Pengelolaan ar dan sumber ar; b. Pemberan zn pembuangan ar lmbah ; c. Program kerja pengendalan pencemaran ar. (5) Penghtungan daya tampung sebagamana dmaksud pada ayat (3) huruf b mempergunakan pedoman sebagamana datur dajam Peraturan Perundang-Undangan; (6) Setap usaha } dan atau kegatan wajb membuat rencana penanggulangan; pencemaran ar pada keadaan darurat dan atau keadaan yang tdak terduga lannya ; (7) BUamana terjad keadaan darurat sebagamana dmaksud pada ayat (6) maka penan^ung jawab usaha dan atau kegatan wajb melakukan penanggulangan dan pemulhan. BAB V PELAPORAN Pasal 14 (1) Setap orang yang menduga atau mengetahu terjadnya pencemaran ar, wajb melaporkan kepada Bupat melalu Kepala SKPD yang menangan Lngkungan Hdup atau Pejabat yang dtunjuk ; (2) Pejabat yang dtunjuk untuk menerma laporan sebagamana dmaksud pada ayat (1) wajb mencatat: a. denttas Pelapor; b. Tan^al pelaporan; b. Waktu dan tempat; c. Perstwa yang terjad;

t J \ L d. Sumber penyebab ; e. Perkraan dampak. (3) Pejabat yang berwenang menerma laporan sebagamana dmaksud pada ayat (1) dalam jangka waktu selambat-lambatnya 3 (tga) har terhtung sejak tanggal dtermanya laporan, wajb meneruskannya kepada Bupat; (4) Bupat sebagamana dmaksud pada ayat (3) wajb segera melakukan verfkas untuk mengetahu tentang kebenaran terjadnya pelanggaran terhadap pengelolaan kualtas ar dan atau terjadnya pencemaran ar ; (5) Apabla hasl Verfkas sebagamana dmaksud pada ayat (4) menunjukkan j terjadnya pelanggaran, maka Bupat wajb memerntahkan penanggung jawab usaha dan atau kegatan untuk menanggulang pelanggaran dan atau pencemaran ar serta dampaknya. BAB V PERSYARATAN PEMANFAATAN DAN PEMBUANGAN AR LMBAH Bagan Pertama Pemanfaatan Ar Lmbah Pasal 15 (1) Setap usaha dan atau kegatan yang akan memanfaatkan ar lmbah ke tanah untuk aplkas pada tanah wajb mendapat zn tertuls dar Bupat atau Pejabat yang dtunjuk ; (2) Pemrakarsa melakukan kajan mengena pemanfaatan ar lmbah ke meda tanah untuk aplkas pada tanah dan melamprkan hasl analsa laboratorum ar lmbah ; (3) Hasl kajan sebagamana dmaksud pada ayat (1) melput sekurangkurangnya : a. Pengaruh terhadap pembuddaya kan, hewan dan tanaman ; b. Pengaruh terhadap kualtas tanah dan ar tanah ; c. Pengaruh terhadap kesehatan masyarakat. (4) Ketentuan mengena syarat dan tata cara perznan adalah : a. Pemrakarsa mengajukan permohonan kepada Bupat cq Kepala SKPD yang menangan Lngkungan Hdup ; b. Kepala SKPD yang menangan Lngkungan Hdup melakukan evaluas terhadap hasl kajan yang dajukan oleh pemrakarsa ; c. Apabla berdasarkan hasl evaluas menunjukkan bahwa pemanfaatan ar lmbeh ke tanah untuk aplkas pada tanah layak, maka Bupat atau pejabat yang dtunjuk menerbtkan zn pemanfaatan ar lmbah; d. Penerbtan zn pemanfaatan ar lmbah dterbtkan dalam jangka waktu selambat-lambatnya 30 (tga puluh) har keja terhtung sejak tanggal dtermanya permohonan zn.! E

Bagan Kedua Pembuangan Ar Lmbah Pasal 16 (1) Setap penan^ung jawab usaha dan atau kegatan yang membuang lmbah ke dalam ar dan atau sumber ar harus : a. Mematuh persyaratan baku mutu ar lmbah kelas ar sebagamana dmaksud dalam Pasal 10. yang telah dtetapkan ; b. Tdak melebh parameter krtera mutu ar berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku; (2) Ar sebagamana dmaksud pada ayat (1) harus dcantumkan Jumlah dan mutu ar lmbah yang dznkan untuk dbuang ke dalam ar dan atau sumber dalam dokumen Ungkungcn suatu usaha dcn atau kegatan. '[ Pasal 17 (1) Setap penanggung jawab usaha dan atau kegatan dlarang membuang langsung lmbah car ke meda tanah dan ar tanpa melakukan pengelolaan terlebh dahulu; (2) Setap penan^ung jawab usaha dan atau kegatan yang membuang ar lmbah ke ar atau sumber ar wajb mencegah dan menanggulang terjadnya pencemaran ar. Pasal 18 (1) Setap usaha dan atau kegatan yang akan membuang ar lmbah ke ar atau sumber ar. wajb mendapat zn tertuls dar Bupat atau pejabat yang dtunjuk; ; (2) Setap usaha dan atau kegatan yang akan membuang ar lmbah ke ar atau sumber ar wajb mentaat persyaratan yang dtetapkan dalam zn; ; (3) Dalam persyaratan zn pembuangan ar lmbah sebagamana dmaksud pada ayat (2) wajb dcantumkan : a. Kewajban mtuk mengolah lmbah ; b. Persyaratan mutu dan kuanttas ar lmbah yang boleh dbuang ke meda lngkungan; c. Persyaratan cara pembuemgan ar lmbah; d. Persyaratan : untuk mengadakan sarana dan prosedur penanggulangan keadaan darurat; e. Persyaratan untuk melakukan pemantauan mutu dan debt ar lmbah; j f. Persyaratan lan yang dtentukan oleh hasl pemerksaan analss mengena dampak lngkungan yang erat katannya dengan pengendalan pencemaran ar bag usaha dan atau kegatan yang wajb melaksanakan analss mengena dampak lngkungan ; g. Larangan pembuangan secara sekalgus dalam satu saat atau pelepasan dadakan; h. Larangan untuk melakukan pengenceran ar lmbah dalam upaya penaatan batas kadar yang dpersyaratkan ;

. Kewajban melakukan swapantau dan kewajban xmtuk melaporkan hasl swapantau. Pasal 19 (1) Pemrakarsa melakukan kajan mengena pembuangan ar lmbah ke ar atau sumber ar; (2) Kajan sebagamana dmaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya melput: a. Pengaruh terhadap pembudaya kan, hewan dan tanaman ; b. Pengaruh terhadap kualtas tanah dan ar tanah ; c. Pengaruh terhadap kesehatan masyarakat. (3) Ketentuan mengena tata cara perznan sebagamana dmaksud Pasal 18,ddasarkan pada: a. Hasl kajan sebagamana dmaksud pada ayat (2), selanjutnya pemrakarsa mengajukan permohonan zn kepada Bupat melalu Kepala SKPD yang menangan Lngkungan Hdup ; b. Kepala SKPD yang menangan Lngkungan Hdup melakukan evaluas terhadap permohonan pemrakarsa ; c. Apabla hasl kajan menunjukkan bahwa pembuangan ar lmbah ke ar atau sumber ar layak lngkungan, maka Bupat atau pejabat yang dtunjuk menerbtkan zn pembuangan lmbah car ; d. Pemberan zn pembuangem ar lmbah dterbtkan dalam jangka waktu selambat-lambatnya 30 (tga puluh) har kerja terhtung sejak tanggal dtermanya permohonan zn. > ] BAB V : PEMBNAAN DAN PENGAWASAN Bagan Pertama \ Pembnaan Pasal 20 (1) SKPD yang menangan Lngkungan Hdup melakukan pembnaan untuk menngkatkan ketaatan penanggung jawab usaha dan atau kegatan dalam pengelolaan kualtas ar dan pengendalan pencemaran ar ; (2) Pembnaan sebagamana dmaksud pada ayat (1) melput: a. Pemberan penyuluhan mengena peraturan perundang-undangan yang berkatan dengan pengelolaan lngkungan hdup; b. Penerapan kebjakan nsentf dan atau dsnsentf. Bagan Kedua Pengawasan Pasal 21 (1) SKPD yang menangan Lngkungan Hdup melakukan pengawasan terhadap persyaratan yang tercantum sebagamana dmaksud dalam Pasal 18; (2) Pelaksanaan pengawasan sebagamana dmaksud pada ayat (1) dlakukan oleh Pejabat Pengawas Lngkungan Hdup. t J! r 1

Pasal 22 Dalam hal tertentu Pejabat Pengawas Lngkungan Hdup melakukan pengawasan terhadap pcnaatan pcrsyaratan yang tercantum dalam zn melakukan usaha dan atau kegatan. Pasal 23 (1) DaJam melaksanakan tugasnya, Pejabat Pengawas Lngkungan Hdup sebagamana dmaksud dalam Pasal 21 ayat (2) dan Pasal 22, berwenang untuk: a. Melakukan pemantauan yang melput pengamatan, pemotretan, perekaman audo vsual dan pcngukuran ; b. Memnta keterangan pada masyarakat yang berkepentngan, kayawan yang bersangkutan; c. Membuat salnan dar dokumen dan atau membuat catatan yang dperlukan antara lan dokumen perjnan, dokumen AMDAL, UKL- UPL dan dokumen lannya ; d. Mengambl contoh ar lmbah yang dhaslkan, ar lmbah yang dbuang, bahan baku dan bah an penolong ; e. Memerksa peralatan yang dgunakan dalam proses produks, dan nstalas pengolahan lmbah ; f. Memerksa nstalas dan atau alat transportas; g. Memnta keterangan dar phak yang bertanggung jawab atas usaha dan atau kegatan. f (2) Kewenangan membuat catatan sebagamana dmaksud pada ayat (1) huruf c melput pembuatan denah, sketsa, gambar, peta dan atau deskrps yang dperlukan dalam pelaksanaan tugas pengawasan. Pasal 24! Pejabat Pengawas lngkungan Hdup dalam melaksanakan tugasnya wajb memperlhatkan sural tugas dan atau tanda pengenal. t j Pasal 25 (1) Setap penanggung jawab usaha dan atau kegatan yang akan membuang ar lmbah ke ar dan atau sumber ar wajb mengajukan zn pembuangan ar Umbah sesua ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku; (2) zn pembuangan ar lmbah ke ar dan atau sumber ar d Kabupaten Pactan dberkan setelah mendapat rekomendas dar SKPD terkat yang meuput: \ a. Kewajban untuk mengolah lmbah ; b. Kewajban untuk memlk operator dan penanggung jawab nstalas Pengolahan Ar Lmbah (PAL) yang bersertfkat; c. Kewajban untuk memenuh baku mutu dan jumlah ar lmbah yang boleh dbuang ke meda lngkungan ; d. Kewajban mengena cara pembuangan ar lmbah ; c. Kewajban untuk mengadakan sarana dan penanggulangan keadaan darurat; f. Kewajban untuk melakukan pemantauan ar lmbah ; g. Persyaratan lan yang dtentukan oleh hasl analss mengena dampak lngkungan yang erat dengan pengendalan pencemaran ar J 1

bag usaha dan atau kegatan yang wajb melaksanakan analss mengena dampak lngkungan ; h. Kewajban melakukan swapantau dan kewajban untuk melaporkan hasl swapantau ;. Kewajban untuk membayar baya jasa pengelolaan sumber daya ar sesua peraturan perundang-undangan ; j. Kewajbsn untuk memenuh baku mutu ar lmbah ; k. Kewajban untuk memasang alat ukur debt pembuangan ar lmbah; 1. Larangan pembuangan secara sekalgus dalam satu saat atau pelepasan dadakan; m. Larangan untuk melakukan pengenceran ar lmbah dalam upaya penaatan batas kadar yang dpersyaratkan; n. Larangan membuang lmbah padat, gas serta lmbah bahan berbahaya dan beracun dalam ar dan atau sumber ar d wlayah Kabupaten Pactan. BAB X PENUTUP Pasal 26 Peraturan Bupat n berlaku pada tanggal dundangkan. Agar setap orang mengetahunya, memerntahkan pengundangan Peraturan Bupat ;n dengan penempatannya dalam Berta Daerah Kabupaten Pactan.; Dtetapkan d Pactan pada tanggal: 3y - \^ -2011! BUPAT PACTAN NDARTATO

bag usaha dan atau kegatan yang wajb melaksanakan snalss mengena dampak lngkungan ; h. Kewajban melakukan swapantau dan kewajban untuk melaporkan hasl swapantau;. Kewajban untuk membayar baya jasa pengelolaan sumber daya ar sesua peraturan perundang-undangan ; j. Kewajban untuk memenuh baku mutu ar lmbah ; k. Kewajban untuk memasang alat ukur debt pembuangan ar lmbah; 1. Larangan pembuangan secara sekalgus dalam satu saat atau pelepasan dadakan; m. Larangan untuk melakukan pengenceran ar lmbah dalam upaya penaatan batas kadar yang dpersyaratkan; n. Larangan membuang lmbah padat, gas serta lmbah bahan berbahaya dan beracun dalam ar dan atau sumber ar d wlayah Kabupaten Pactan. BAB X ; PENUTUP Pasal 26 Peraturan Bupat n berlaku pada tanggal dundangkan. Agar setap orang mengetahunya, memerntahkan pengundangan Peraturan Bupat n dengan penempatannya dalam Berta Daerah Kabupaten Pactan. Dtetapkan d Pactan \ pada tanggal: 27-12 - 2011 BUPAT PACTAN ; Cap ttd NDARTATO Dundangkan d Pactan Pada tanggal 27 Desember 2011 SEKRETARS DAERAH KABUPATEN PACTAN r. MULYONO, MM Pembna Utama Madya NP. 19571017 198303 1 014 BERTA DAERAH KABUPATEN PACTAN TAHUN 2011 NOMOR 59