HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELIKUEN SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Uji Asumsi. Sebelum melakukan analisis dengan menggunakan analisis regresi,

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai upaya penggambaran proses perjalanan dalam penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KENAKALAN REMAJA DITINJAU DARI KONSEP DIRI DAN JENIS KELAMIN NASKAH PUBLIKASI

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU DELINKUEN PADA REMAJA SMA NEGERI 1 POLANHARJO. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang telah peneliti lakukan menunjukkan bahwa di sekolah tersebut

HUBUNGAN RITUAL IBADAH DENGAN KENAKALAN REMAJA (JUVENILE DELINQUENCY) DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH 2 MALANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS HASIL. (10%); 31, 34, dan 35 tahun berjumlah 3 orang (7,5%); 27 tahun. tahun masing-masing 1 orang (2,5%).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. B. Identifikasi Variabel. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang digunakan yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan yang serba sulit dan masa-masa membingungkan

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada. Data yang terkumpul diwujudkan dalam bentuk angka-angka. akan menunjukkan sejauh mana dua hal saling berhubungan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan pendekatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mahasiswa tepatnya di Pondok Pesantren Putri An-Nuriyah yang sedang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KENAKALAN REMAJA PADA SISWA SMP PGRI 4 KOTA JAMBI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Anjarsari (2011: 19), mengatakan bahwa kenakalan adalah perbuatan anti. orang dewasa diklasifikasikan sebagai tindakan kejahatan.

BAB I PENDAHULUAN. dan lain sebagainya yang semuanya menyebabkan tersingkirnya rasa

BAB III METODE PENELITIAN. lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2009). Dalam metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Azwar (2000, h. 5) mengatakan bahwametode

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN PERKEMBANGAN MORAL PADA SANTRIWATI

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA. NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. hasil perhitungan distribusi frekuensi yang telah dilakukan. Tabel 4.1 Demografi Responden. Demografi Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


BAB III METODE PENELITIAN. berada pada tingkatan sekolah menengah pertama. Penelitian dilakukan di

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa

BAB 4 ANALISIS HASIL. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang terdiri

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS KORELASI ANTARA PEMBERIAN INSENTIF DENGAN KINERJA GURU MADRASAH IBTIDAIYAH DI KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP KEDISIPLINAN ANAK DI SEKOLAH KELOMPOK A TK ISLAM ORBIT 2 PRAON NUSUKAN SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB IV PEMBAHASAN. subyek dengan rentang usia dari 15 tahun sampai 60 tahun dan

BAB V HASIL PENELITIAN. normal atau tidak. Uji ini dilakukan dengan menggunakan One. Sample Kolmogorov-Smirnov Tes dan memberikan hasil sebagai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERILAKU ANTISOSIAL REMAJA DI SMA SWASTA RAKSANA MEDAN

MAKALAH PANCASILA OLEH : MIKHAEL ALEXIUS WAHIDMA NIM : : SYSTEM INFORMASI(S1-SI) DOSEN. : MOHAMMAD IDRIS.P,Drs,MM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan merupakan usaha sadar agar manusia dapat mengembangkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai gambaran umum subjek, hasil

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian,

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hijabers Community Bandung.

Hipotesa dalam penelitian ini adalah : ada hubungan antara keberfungsian. keluarga dengan kematangan emosi pada remaja laki-laki.

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi variabel-variabel penelitian. 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor- faktor yang berperanan dalam

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. apabila P > 0,05 dan diperoleh hasil sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Tergantung : Kecenderungan Kenakalan Remaja

BAB IV HASIL PENELITIAN. variabel yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan. Variabel dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Data Sebaran Responden

BAB III METODE PENELITIAN. Bandung, yang terletak di Jalan Pasir Kaliki Nomor 51. Pemilihan lokasi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU SOSIAL REMAJA DI DESA PANDUMAN KECAMATAN JILBUK JEMBER

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Intany Pamella, 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Magelang terletak di tengah-tengah Kabupaten Magelang,

BAB III METODE PENELITIAN

terbentuknya perilaku yang baik pula. Dari hasil beberapa penelitian, ditemukan bahwa salah satu faktor penyebab timbulnya kenakalan remaja adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan data,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subjek dalam penelitian ini adalah pengendara motor berusia tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand image dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ampel Surabaya semester 1, 3, 5, dan 7. Berikut ini adalah gambaran umum

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELIKUEN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi Oleh : FEBRI RACHMAWATI 01320330 FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2008

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELIKUEN Telah Disetujui Pada Tanggal Dosen Pembimbing ( Dr. Sukarti )

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELIKUEN Febri Rachmawati Dr. Sukarti INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara religiusitas dengan kecenderungan perilaku delikuen. Dugaan awal yang diajukan adalah ada hubungan negatif antara religiusitas dengan kecenderungan perilaku delikuen. Semakin tinggi religiusitas maka semakin rendah kecenderungan perilaku delikuen, demikian sebaliknya semakin rendah religiusitas maka semakin tinggi kecenderungan perilaku delikuen. Subjek dalam penelitian ini adalah remaja sekolah menengah atas. Jumlah populasi sebesar 75 orang. Skala religiusitas terdiri dari aspek-aspek religiusitas terdiri dari : (1) Iman (seberapa kokoh keyakinan), (2) Ihsan (seberapa dalam penghayatan atas agama yang dianut), (3) Amal (sejauh mana perilaku seseorang dalam kehidupan sehari-hari), (4) Ibadah (sejauh mana pelaksanaan ibadah seseorang), (5) Ilmu (seberapa jauh pengetahuan tentang agama), berdasarkan teori Ancok (1994), sedangkan kecenderungan perilaku delikuen dengan menggunakan alat ukur berupa skala kenakalan remaja yang disusun berdasarkan aspek-aspek kenakalan ramaja yang diambil dari teori Hurlock (1973) dan Jensen (dalam Sarwono, 2002) terdiri dari (1) Perilaku yang melanggar aturan dan status, (2) Perilaku yang mengakibatkan korban fisik, (3) Perilaku yang mengakibatkan korban materi, (4) Perilaku yang membahayakan orang lain, (5) Perilaku yang membahayakan diri sendiri. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis korelasi product moment dari Pearson. Data yang di dapat akan dianalisis menggunakan bantuan program SPSS 13,0 for windows, menunjukkan hubungan religiusitas dengan kecenderungan perilaku delikuen memiliki angka korelasi sebesar r=-0,685 dengan p=0,000. Rxy -0,685, yang artinya ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara religiusitas dengan kecenderungan perilaku delikuen atau semakin tinggi religiusitas maka semakin rendah kecenderungan perilaku delikuen, demikian sebaliknya semakin rendah religiusitas semakin tinggi kecenderungan perilaku delikuen yang dilakukan. Jadi hipotesis penelitian terbukti. Kata Kunci: Religiusitas, Kecenderungan Perilaku Delikuen

Pengantar Latar Belakang Masalah Masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisar antara 13 sampai 16 tahun atau yang biasa disebut dengan usia belasan yang tidak menyenangkan, dimana terjadi juga perubahan pada dirinya baik secara fisik, psikis, maupun secara sosial (Hurlock, 1973). Pada masa transisi tersebut kemungkinan dapat menimbulkan masa krisis, yang ditandai dengan kecenderungan munculnya perilaku menyimpang. Pada kondisi tertentu perilaku menyimpang tersebut akan menjadi perilaku yang mengganggu (Ekowarni, 1993). Kenakalan remaja atau yang disebut dengan juvenile deliquency merupakan perbuatan, kejahatan, pelanggaran yang dilakukan remaja remaja yang bersifat melawan hukum, anti sosial, anti susila dan menyalahi norma-norma agama (Sudarsono, 1995). Fenomena-fenomena terjadinya kenakalan remaja seperti tawuran pelajar yang terjadi di Yogya. Aksi tawuran itu dilakukan para pelajar sebuah SMA swasta di simpang empat SGM jalan Kusumanegara Yogya yang menyerang salah satu SMA. Aksi tawuran tersebut berhasil digagalkan oleh petugas gabungan Buser Samapta Poltabes dan Reskrim Polsektabes Umbulharjo Yogya. Sekitar 20 pelajar diamankan dan dibawa ke Polsektabes Umbulharjo untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Petugas memeriksa beberapa senjata tajam dan pentungan yang dibawa para pelajar. Pihak sekolah tempat mereka menuntut ilmu dan para orang trua sudah diberitahu perihal ulah ke 20 pelajar

itu (Kedaulatan Rakyat, 3 November 2007). Contoh lain tiga pelajar SMA dan SMK digrebek polisi saat sedang pesta seks dikamar hotel favorit di jalan Veteran, Kota Pamanukan, Kabupaten Subang, Cirebon, pukul 17.30. Mereka dicurigai oleh warga sekitar karena saat memasuki hotel masih memakai seragam sekolah (Jawa Pos, 30 Maret 2008). Berdasarkan hasil beberapa penelitian ditemukan bahwa salah satu faktor penyebab timbulnya kenakalan remaja adalah tidak berfungsinya orangtua sebagai figur tauladan bagi anak (Hawari, 1997). Sebab keluarga merupakan lingkungan pertama dari tempat kehadirannya dan mempunyai fungsi untuk menerima, merawat dan mendidik seorang anak. Jelaslah keluarga menjadi tempat pendidikan pertama yang dibutuhkan seorang anak. Dan cara bagaimana pendidikan itu diberikan akan menentukan. Sebab pendidikan itu pula pada prinsipnya adalah untuk meletakkan dasar dan arah bagi seorang anak. Pendidikan yang baik akan mengembangkan kedewasaan pribadi anak tersebut. Anak itu menjadi seorang yang mandiri, penuh tangung jawab terhadap tugas dan kewajibannya, menghormati sesama manusia dan hidup sesuai martabat dan citranya. Sebaliknya pendidikan yang salah dapat membawa akibat yang tidak baik bagi perkembangan pribadi anak. Salah satu pendidikan yang salah adalah pola asuh orang tua yang terlalu permisif termasuk diantaranya adalah religiusitas. Religiusitas menjadi nilai yang paling multi dimensi karena menyangkut banyak dimensi yang tidak hanya berkaitan dengan masalah hubungan manusia dengan Tuhan-Nya namun juga menyangkut masalah kehidupan sosial dan

bagaimana mengatur dirinya sendiri. Religiusitas sendiri diartikan sebagai kadar kualitas keagamaan seseorang yang menyangkut dimensi pengetahuan, keyakinan, peribadatan, pengamalan dan penghayatan (Diana, 1999). Di dalam religiusitas mengenal adanya standar moral yang memberikan kejelasan konsep-konsep yang baik dan buruk. Oleh karenanya apabila orang tua tidak memberikan penghayatan dan pengamalan religiusitas maka remaja akan tumbuh dalam kondisi dimana tidak dapat mengenali hal mana yang baik dan hal mana yang buruk bagi dirinya maupun bagi orang lain. Pada anak yang tidak mengenal nilai-nilai religiusitas maka akan mempunyai sifat kurang bertanggung jawab, sulit dikendalikan. Perilaku yang sering melangar peraturan tersebut akan membentuk penolakan dari lingkungan dan akibatnya kepercayaan diri goyah dan membuat perkembangan moralnya terganggu. (Atmaka, 1984). Sebaliknya pada anak yang mengenal religiusitas maka akan mengembangkan sikap, keyakinan, cara berfikir dan berperilaku tertentu yang mereka rumuskan dalam bentuk kebiasaan yang sangat positif; kebiasaan untuk selalu berorientasi pada apa yang dapat dilakukan dan apa yang telah dilakukan, dan kemudian menjadikannya sebagai dasar untuk peningkatan kualitas hidup mereka (Brech, 2001:6). Adanya nilai-nilai religiusitas, maka ketika remaja menjalani kehidupan bermasyarakat akan mampu mempertimbangkan dan memutuskan akibat dari tindakannya terhadap orang lain. Dengan kata lain, remaja tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan sosial.

Diharapkan dengan mengenalkan remaja terhadap nilai-nilai religiusitas akan menghindarkan diri dari perilaku yang termasuk juvenile delinquency. Oleh karenanya penulis merasa tertarik untuk mengangkat penelitian yang mengkaji hubungan antara religiusitas dengan kecenderungan perilaku delinkuen. Metode Penelitian Subjek Penelitian Subjek yang digunakan pada penelitian ini adalah remaja sekolah menengah atas. Jumlah populasi sebesar 75 orang. Adapun karakteristik subjek yang digunakan sebagai berikut : a. Remaja Sekolah Menengah Atas yang berusia antara 14-17 tahun. b. Bertempat tinggal di wilayah Yogyakarta atau menempuh pendidikan di wilayah Yogaykarta Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala. Bentuk skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala questionare tertutup. Dengan bentuk skala semacam ini subjek telah diberi beberapa alternatif jawaban dan subjek diminta untuk memilih salah satunya.

Alat Ukur Penelitian ini menggunakan dua alat ukur berupa skala religiusitas dan skala kenakalan remaja. Uji coba alat pengukuran skala religiusitas dan skala kenakalan remaja dilakukan secara acak kepada remaja sekolah menengah atas. Metode Analisis Data Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah korelasi product moment (r) dari Pearson. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi product moment dengan bantuan program SPSS for Windows versi 13.0. Deskripsi Hasil Penelitian Hasil penelitian yang berupa angka-angka dideskripsikan agar lebih memberikan manfaat dan gambaran mengenai subjek penelitian, dari data terkumpul dapat diketahui : Mean Hipotetik dan Mean Empirik Tabel 5 Deskripsi Data Penelitian Variabel Skor Empirik Skor Hipotetik X Min XMax Mean SD X Min Xmax Mean SD Religiusitas 109 188 145 18 50 200 100 2,0 Kecenderungan perilaku delikuen 43 99 70 15 50 200 100 2,0

Tujuan penelitian mean hipotetik dan mean empirik adalah untuk mengetahui tinggi rendahnya subjek penelitian mengenai Religiusitas dan Kecenderungan perilaku delikuen sehingga nantinya akan dikategorikan sebagai berikut:? Sangat tinggi (X>m + 1,5 SD )? Tinggi (m + 0,5 SD < X = m + 1,5 SD )? Sedang (m 0,5 SD < X = m + 0,5 SD )? Rendah (m 0,5 SD < X = - 0,5 SD )? Sangat Rendah (X = m-1.5 SD ) Azwar (1997) mengatakan bahwa Distribusi normal terbagi dalam enam satuan standar yaitu tiga bagian berada di sebelah kiri dan tiga di sebelah kanan. Skala Religiusitas terdiri dari 50 pertanyaan, setiap item diberi skor 1 sampai 4. Rentangan skor adalah 50 x 1 (jumlah item dikali skor terendah) sampai 50 x 4 (jumlah item kali skor tertinggi) yaitu 50 sampai dengan 200 dengan jarak sebaran 200 50 = 150. Berdasar perhitungan data deskriptif penelitian Religiusitas termasuk dalam kategori sedang.

Tabel 6 Kategori Skor Variabel Religiusitas Skor Kategori Jumlah Prosentase X > 172.28 154.05< X = 172.28 135.82< X = 154.05 117.59< X = 135.82 X = 117.59 Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah 4.00 21.00 24.00 20.00 6.00 5.33% 28.00% 32.00% 26.67% 8.00% Sedangkan skala kecenderungan perilaku delikuen terdiri dari 50 pertanyaan, setiap item diberi skor 1 sampai 4. Rentangan skor adalah 50 x 1 (jumlah item dikali skor terendah) sampai 50 x 4 (jumlah item kali skor tertinggi) yaitu 50 sampai dengan 200 dengan jarak sebaran 200 50 = 150. Berdasar perhitungan data deskriptif penelitian Kecenderungan perilaku delikuen termasuk dalam kategori rendah. Tabel 7 Kategori Skor Variabel Kecenderungan perilaku delikuen Skor Kategori Jumlah Prosentase X > 125,40 106,33< X = 125,40 87,26 < X = 106,33 68,2< X = 87,26 X = 68,2 Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah 5,00 21,00 22,00 24,00 3,00 6,67% 28,00% 29,33% 32,00% 4,00%

Berdasarkan perhitungan dapat diketahui bahwa mean Religiusitas sebesar 145 berada dalam kategori sedang, sedangkan mean Kecenderung an perilaku delikuen sebesar 70 berada dalam kategori rendah. Hasil Uji Asumsi Sebelum melakukan analisis data dengan menggunakan dengan teknik korelasi product moment, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang meliputi uji normalitas dan uji linearitas. Uji normalitas dan uji linearitas ini merupakan syarat sebelum dilakukannya pengetesan nilai korelasi, dengan maksud agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari kebenaran yang seharusnya. (Hadi,2000) Uji Normalitas Uji normalitas dengan menggunakan teknik one sample kolmogorov smirnov tes dari program SPSS 13,0 for windows diperoleh hasil sebaran skor variabel religiusitas dalam normal (K.S.Z) = 0,865 (p= 0,443 atau p> 0,05). Hasil sebaran skor variabel kecenderungan perilaku delikuen adalah normal (K.S.Z) = 0,669 (p = 0,763 atau p > 0,05) Uji Linearitas Uji linearitas dengan menggunakan fasilitas dari program SPSS 13,0 For windows terhadap variabel religiusitas dan kecenderungan perilaku delikuen menunjukan hasil linear (F = 82,056 p = 0,000) dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hubungan variabel religiusitas dan variabel kecenderungan

perilaku delikuen mengikuti garis linear (membentuk garis lurus). dan kecenderungan menyimpang dari garis linearnya sebesar p = 0,106 atau p > 0,05. Uji Korelasi Analisis data untuk korelasi antara variabel penerimaan diri variabel religiusitas menggunakan korelasi product moment Pearson melalui prosedur bivariate correlation dari program SPSS 13,0 for windows. Dari hasil analisis diperoleh besarnya koefisien korelasi antara variabel religiusitas dan kecenderungan perilaku delikuen diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 8 Uji Product Moment Pearson Antara Religiusitas dan Kecenderungan perilaku delikuen Religiusitas Pearson Correlation Religiusitas 1 Kecenderungan perilaku delikuen -.685(**) Sig. (2-tailed).000 N 75 75 Kecenderungan Pearson Correlation -.685(**) 1 perilaku delikuen Sig. (2-tailed).000 N 75 75 Hasil analisis Uji product moment Pearson antara religiusitas dengan kecenderungan perilaku delikuen menunjukkan bahwa nilai Rxy -0,685.. Dengan kata lain terdapat hubungan negatif yang sangat signifikan antara religiusitas dengan kecenderungan perilaku delikuen, dengan demikian

hipotesis penelitian diterima. Dalam hubungan ini maka apabila tingkat religiusitas tinggi maka kecenderungan perilaku delikuen rendah, demikian sebaliknya semakin rendah religiusitas maka semakin tinggi kecenderungan perilaku delikuen diterima. Sedangkan hasil uji korelasi product moment Pearson untuk tiap aspek dari perilaku delikuen dan religiusitas hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 9 Uji Product Moment Pearson untuk tiap aspek Antara Religiusitas dengan Kecenderungan Perilaku Delikuen Perilaku yang Merusak Aturan dan Status Perilaku yang Membawa Korban Fisik Perilaku yang Membawa Korban Materi Perilaku Membahayakan Orang Lain Perilaku Membahayakan Diri Sendiri Iman Ihsan Amal Ibadah Ilmu Pearson Correlation -,495(**) -,283(*) -,476(**) -,416(**) -,437(**) Sig. (2-tailed),000,014,000,000,000 Pearson Correlation -,398(**) -,321(**) -,304(**) -,290(*) -,364(**) Sig. (2-tailed),000,005,008,012,001 Pearson Correlation -,503(**) -,296(**) -,556(**) -,477(**) -,538(**) Sig. (2-tailed),000,010,000,000,000 Pearson Correlation -,678(**) -,237(*) -,428(**) -,454(**) -,464(**) Sig. (2-tailed),000,041,000,000,000 Pearson Correlation -,573(**) -,342(**) -,523(**) -,534(**) -,546(**) Sig. (2-tailed),000,003,000,000,000

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa : a. Perilaku yang Merusak Aturan dan Status berkorelasi negatif dan signifikan dengan Iman (Rxy=-0,495, p=0,000), berkorelasi negatif dan signifikan dengan Ihsan (Rxy=-0,283, p=0,014), berkorelasi negatif dan signifikan dengan Amal (Rxy=-0,476, p=0,000), berkorelasi negatif dan signifikan dengan Ibadah (Rxy=-0,416, p=0,000), berkorelasi negatif dan signifikan dengan Ilmu (Rxy=-0,437, p=0,000). b. Perilaku yang Membawa Korban Fisik berkorelasi negatif dan signifikan dengan Iman (Rxy=-0,398, p=0,000), berkorelasi negatif dan signifikan dengan Ihsan (Rxy=-0,321, p=0,005), berkorelasi negatif dan signifikan dengan Amal (Rxy=-0,304, p=0,008), berkorelasi negatif dan signifikan dengan Ibadah (Rxy=-0,290, p=0,012), berkorelasi negatif dan signifikan dengan Ilmu (Rxy=-0,364, p=0,001). c. Perilaku yang Membawa Korban Materi berkorelasi negatif dan signifikan dengan Iman (Rxy=-0,503, p=0,000), berkorelasi negatif dan signifikan dengan Ihsan (Rxy=-0,296, p=0,010), berkorelasi negatif dan signifikan dengan Amal (Rxy=-0,556, p=0,000), berkorelasi negatif dan signifikan dengan Ibadah (Rxy=-0,477, p=0,000), berkorelasi negatif dan signifikan dengan Ilmu (Rxy=- 0,538, p=0,000).

d. Perilaku Membahayakan Orang Lain berkorelasi negatif dan signifikan dengan Iman (Rxy=-0,678, p=0,000), berkorelasi negatif dan signifikan dengan Ihsan (Rxy=-0,237, p=0,041), berkorelasi negatif dan signifikan dengan Amal (Rxy=-0,428, p=0,000), berkorelasi negatif dan signifikan dengan Ibadah (Rxy=-0,454, p=0,00), berkorelasi negatif dan signifikan dengan Ilmu (Rxy=-0,464, p=0,000). e. Perilaku Membahayakan Diri Sendiri berkorelasi negatif dan signifikan dengan Iman (Rxy=-0,573, p=0,000), berkorelasi negatif dan signifikan dengan Ihsan (Rxy=-0,342, p=0,003), berkorelasi negatif dan signifikan dengan Amal (Rxy=-0,523, p=0,000), berkorelasi negatif dan signifikan dengan Ibadah (Rxy=-0,534, p=0,00), berkorelasi negatif dan signifikan dengan Ilmu (Rxy=-0,546, p=0,000). Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang sangat signifikan antara religiusitas dengan kecenderungan perilaku delikuen. Semakin tinggi religiusitas yang dimiliki remaja pelajar SMA, maka semakin rendah kecenderungan perilaku delikuen, sebaliknya semakin rendah tingkat religiusitas yang dimiliki pelajar SMA, maka semakin tinggi kecenderungan perilaku delikuen.

Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka penulis mengajukan saran sebagai berikut : 1. Bagi Pelajar SMA Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan bagi pelajar SMA untuk memperhatikan bahwa kenakalan remaja tidak hanya disebabkan dari faktor religiusitas saja namun juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain selain religiusitas, misalkan: pengaruh teman sebaya, kurangnya dukungan keluarga seperti kurangnya perhatian orangtua terhadap aktivitas anak, kurangnya penerapan disiplin yang efektif, serta khususnya peran orangtua, krisis identitas dan sebagainya. 2. Bagi Sekolah Dengan adanya penelitian ini diharapkan bagi sekolah agar aparat sekolah seperti kepala sekolah, guru, pengawas sekolah dan guru BP agar lebih menerapkan disiplin dan kegiatan yang positif yang dapat meningkatkan kualitas remaja yang posotif dan lebih produktif nantinya. Adanya pengawasan yang ketat dilingkungan sekolah untuk menghindarkan dari siswa yang bolos pada saat jam pelajaran sekolah. Lebih meningkatkan komunikasi antara siswa dan guru sehingga dapat di capai hubungan yang baik antara keduanya. 3. Bagi Peneliti Lain Bagi peneliti lain yang memiliki minat untuk melakukan penelitian terhadap kecenderungan perilaku delikuen remaja SMA, penulis menyarankan untuk lebih

memperhatikan faktor-faktor diluar religiusitas. Faktor-faktor tersebut antara lain pola asuh, faktor lingkungan terutama teman sebaya, dan lain-lain. Dengan demikian diharapkan akan menghasilkan penelitian-penelitian lain yang berkesinambungan dan dapat memberi manfaat yang lebih luas bagi dunia psikologi.