BAB III METODOLOGI. Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian (Sumber: dan Googlemaps, 2009) Peta Kota Bandung Tanpa Skala.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI. Hospital. Tapak berupa

STUDI EVALUASI TAMAN KOTA SEBAGAI TAMAN TERAPEUTIK

STUDI EVALUASI TAMAN KOTA SEBAGAI TAMAN TERAPEUTIK STUDI KASUS: TAMAN CILAKI ATAS, KOTA BANDUNG

BAB V ANALISIS SINTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI. Gambar 6 Peta Lokasi Studi (Sumber: dan

Evaluasi Nilai Fungsional dan Estetika Taman Maccini Sombala Kota Makassar sebagai Taman Hortikultura

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III. Penelitian inii dilakukan. dan Danau. bagi. Peta TANPA SKALA

BAB III BAHAN DAN METODE

METODOLOGI PENELITIAN

3 METODE Jalur Interpretasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia

Gambar 2 Peta lokasi studi

BAB III BAHAN DAN METODE

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODOLOGI. Gambar 1 Peta lokasi penelitian

METODOLOGI. Gambar 6 Peta lokasi penelitian. Sumber: www. wikimapia.com 2010 dan BB Litbang Sumber Daya Lahan, 2008.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

BAB III METODOLOGI. Gambar Peta Lokasi Tapak

Aspek Konsep Utama Theravada : Bagan 5.2. Kerangka Pikir Konsep dari Aspek Theravada Konsep ini muncul dari tiga elemen penting dalam interior yaitu e

KUESIONER KENYAMANAN PENGGUNA

VII. RENCANA TAPAK. Tabel 15. Matriks Rencana Pembagian Ruang, Jenis Aktivitas dan Fasilitas (Chiara dan Koppelman, 1990 dan Akmal, 2004)

BAB III METODOLOGI. Gambar 8 Peta Lokasi Penelitian (Sumber:

BAB III METODE PENELITIAN. metode pengumpulan data, metode analisis data serta metode penyajian hasil analisis data.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI. Peta Jawa Barat. Peta Purwakarta Peta Grama Tirta Jatiluhur. Gambar 2. Peta lokasi penelitian, Kawasan Wisata Grama Tirta Jatiluhur

METODE PENELITIAN. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 9. Peta Orientasi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok

BAB V ARAHAN PERBAIKAN FISIK PASAR TRADISIONAL DI KOTA BANDUNG

BAB VI KONSEP 6.1 Konsep Umum

BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Studi

BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN

EVALUASI TAMAN RUMAH SAKIT SEBAGAI HEALING GARDEN (STUDI KASUS: SANTOSA BANDUNG INTERNATIONAL HOSPITAL) RACHMA KANIA

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

BAB V KONSEP PERANCANGAN

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

V. KONSEP Konsep Dasar Perencanaan Tapak

Survey Pasien Healing Garden (Taman Penyembuhan)

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGAMATAN PERILAKU

BAB VI KESIMPULAN. berdasarkan kebutuhan pengguna? 6.1 Penilaian Pengguna Mengenai Komponen Setting Fisik Ruang Terbuka Publik Kawasan Eks MTQ

BAB III METODOLOGI. Gambar 6 Peta Lokasi Penelitian (Sumber: Bappeda, 2004 dan 2010)

STUDI EVALUASI TAMAN KOTA SEBAGAI TAMAN TERAPEUTIK

BAB 3 METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA Estetika

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MEDICAL SPA (DESTINATION SPA)

III. METODOLOGI. Gambar 3. Lokasi Penelitian

I. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran

BAB 1 PENDAHULUAN 3, , ,59. 14,16 Rata-rata ,29 8,85

BAB III METODE PENELITIAN

dan perancangan Pasar Seni di Muntilan adalah bagaimana wujud rancangan sebagai tempat pemasaran dan wisata berdasarkan kontinuitas antar ruang

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

METODOLOGI. Tempat dan Waktu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli Lokasi penelitian adalah di kawasan

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN

Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian

Tabel 1. Alat yang Digunakan pada Penelitian

BAB IV PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGGUNA TERHADAP PENATAAN PASAR TRADISIONAL

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kondisi Sistem Setting dan Livabilitas Ruang Terbuka Publik di Lapangan Puputan

Gambar 12. Lokasi Penelitian

BAB VI KONSEP RANCANGAN

Halaman Judul... i Abstrak... ii Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... x Daftar Diagram...

RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH DI KABUPATEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

REDESAIN RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI DI SURAKARTA

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

GEDUNG PAMERAN SENI RUPA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI

Linda Lidiawati. Studi Konsep Taman Islam pada Lanskap Mesjid A1 Hurriyah, Kampus IPB Darmaga, Bogor. (Dibawah bimbingan Andi Gunawan).

VI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN

VI. PERENCANAAN HUTAN KOTA

BAB 3 METODE PERANCANGAN. data dari sumber literatur hingga survey langsung obyek-obyek komparasi untuk

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Gambar 1 Lokasi penelitian.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III METODOLOGI. Desa Ketep. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian. Tanpa Skala

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR DAN PENERAPAN DESAIN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

Gambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival. : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung. : Jl. Astana Anyar

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN (Kasus: Taman Lesmana dan Taman Pandawa)

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

III. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

13 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Studi Penelitian ini dilakukan di Taman Cilaki Atas (TCA), Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat (Gambar 2). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli dan Agustus 2009 dengan kegiatan yang meliputi persiapan, pengumpulan data dan informasi, pengolahan data, dan penyusunan hasil studi sampai bulan Januari 2010. Peta Kota Bandung Tanpa Skala U Tanpa Skala Kompleks Gedung Sate Taman Cilaki Atas Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian (Sumber: www.worldatlas.com dan Googlemaps, 2009)

14 3.2 Bahan dan Alat Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah denah taman kota (Dinas Pertamanan), citra satelit (Googlemaps), kuesioner, dan literatur. Sedangkan alat yang digunakan antara lain kamera, alat tulis, alat gambar, dan perangkat komputer yang dilengkapi dengan program pendukung seperti AutoCAD 2006, CorelDRAW X3, Adobe Photoshop CS2, Adobe ImageReady CS2, Google SketchUp 6, Microsoft Word 2007, dan Microsoft Excel 2007. 3.3 Tahapan Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan teradpat pada bagan tahapan penelitian yang disajikan pada Gambar 3. Taman Umum Taman Umum Fungsi Taman Umum T. Ketetanggaan T. Kota F. Ekologi & Sosial F. Terapi Kondisi Taman : Kondisi fisik dan Fisik Aspek Desain: Denah, Konsep dan rancangan awal, elemen pembentuk Prog ram/ak tivitas: Sosial Aspek Sosial : - Peengunjung - Pemilik/ Pengelola Rekreasi rehabilitasi Kriteria Desain: *) Persiapan dan Inventarisasi Evaluasi Aktivitas Pengunjung : Pendapat responden terhadap taman terapi Konfirmasi Verifikasi Pengamatan perilaku pengunjung Analisis dan Evaluasi Sesuai dengan kriteria desain dan fungsional Tidak sesuai dengan kriteria desain dan tidak fungsional Rekomendasi Sintesis Gambar 3 Tahapan Penelitian

15 *) Kriteria Desain Fungsional menurut berbagai sumber: Menurut Marcus dan Barnes (2008), dan Marcus (2000) 1. Keragaman ruang 2. Meratanya material hijau 3. Mendukung aktifitas 4. Menyediakan pengalihan yang positif 5. Meminimalisasi gangguan 6. Meminimalisasi ketidakjelasan(ambigu) 7. Kesempatan untuk membuat pilihan dan mencari ruang privasi 8. Kesempatan yang mendukung untuk bersosialisasi 9. Kesempatan untuk pergerakan fisik dan gerak tubuh 10. Bersentuhan dengan alam 11. Jarak penglihatan taman 12. Aksesibilitas 13. Rasa aman 14. Kenyamanan fisiologis 15. Ketenangan 16. Keakraban 17. Desain yang jelas dan tidak abstrak Menurut McDowell dan McDowell (2008) 1. Penyediaan pintu masuk khusus yang menarik dan mengajak pengunjung masuk ke taman 2. Penggunaan elemen air untuk efek psikologi dan fisik 3. Penggunaan warna dan pencahayaan yang kreatif 4. Penekanan (emphasis) terhadap aspek alami 5. Penggabungan dengan seni 6. Kemampuan elemen untuk menarik satwa liar 7. Penyediaan sarana penunjang untuk atraksi alami Menurut Stigsdotter dan Grahn (2002). 1. Mempertimbangkan siapa pengunjung utama dan tingkat kekuatan mentalnya 2. Menstimulasi kelima panca indra 3. Mengakomodasi kegiatan aktif dan pasif 4. Berkomunikasi dengan pengunjung melalui cara yang suportif dan positif 5. Akses yang mudah dicapai 3.3.1 Persiapan Tahapan ini merupakan tahapan awal penelitian yang meliputi desk study yang merupakan metode pengumpulan dan pemilihan data sekunder mengenai taman kota, taman terapeutik, evaluasi taman, serta kriteria desain taman fungsional untuk terapi. Kemudian melakukan pengenalan taman studi agar dapat dipersiapkan mengenai data yang akan diambil. Selain itu, dilakukan persiapan administrasi keperluan studi/penelitian seperti surat perizinan penelitian kepada dinas/instansi terkait serta proposal penelitian. 3.3.2 Inventarisasi Tahapan ini merupakan tahap pengambilan dan pengumpulan data pada aspek fisik, desain, sosial, dan terapi. Inventarisasi data dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. studi pustaka, yaitu mendapatkan data sekunder sebagai penunjang penelitian. b. observasi lapang, yaitu mendapatkan data primer dari lapangan sebagai data penelitian.

16 c. wawancara/kuesioner, yaitu mengambil data dan informasi dari pihak-pihak terkait yang sesuai dengan keberadaan taman, seperti pengelola/pemilik dan pengunjung. Tahapan ini bertujuan mengumpulkan data dan informasi yang mendukung kegatan penelitian. Secara rinci jenis data, interpretasi data dan sumber data inventarisasi akan disajikan pada Tabel 1. Tabel 1 Jenis, Interpretasi, dan Sumber Data yang Diperlukan Aspek No Jenis Data Interpretasi Sumber Fisik Dan Desain 1. Peta denah taman Batas taman Dinas Pertamanan kota 2. Ruang-ruang taman Fungsi dan aktivitas Lapang, studi pustaka dan Dinas Pertamanan 3. Kualitas taman Visual, akustik, aromatik Lapang, dan wawancara/ kuesioner 4. Elemen (Hard materials Jenis, desain, dan fungsi. Lapang, studi pustaka dan Soft dan Dinas Pertamanan materials) 5. Fasilitas dan utilitas Penerangan, kebersihan, pedagang, saluran air dan drainase, dan toilet Jalan masuk-keluar taman 6. Jalur jalan dan aksesibilitas Sosial 7. Pengunjung Pengetahuan, identitas, jumlah dan jenis pengunjung, aktivitas dan pola perilaku pengunjung Lapang, studi pustaka dan Dinas Pertamanan Lapang Lapang, dan wawancara/ kuesioner. 8. Pemilik/Pengelola Persepsi dan program kebijakan Dinas Pertamanan Terapi 9. Fasilitas terapi Persepsi Wawancara/Kuesioner dan studi pustaka. Deskripsi jenis data dan informasi yang disajikan pada Tabel 1 diuraikan berikut ini: 3.3.2.1 Denah Taman Kota Berdasarkan denah taman kota ini dapat ditentukan batas taman kota yang dikelola. Data ini dapat diambil dari pengelola dan dipetakan sendiri berdasarkan citra satelit yang terdapat dalam situs jasa peta globe virtual yang dapat diakses secara bebas (situs Googlemaps). Peta tersebut dapat dijadikan sebagai peta pedoman penelitian yang dapat menentukan batasan taman studi yang akan dilakukan. 3.3.2.2 Ruang-Ruang Taman Data ini diperlukan untuk menentukan fungsi dan aktivitas pada ruangruang taman. Fungsi yang akan diamati adalah fungsi ruang sebagai ruang

17 rekreasi dan potensinya untuk rekreasi terapi/rehabilitasi, serta aktivitas yang akan diamati, yaitu aktivitas yang sering dilakukan oleh pengunjung taman. Fungsi dan aktivitas tersebut akan diterapkan ke dalam fungsi terapi berdasarkan kriteria desain. Data ini diambil berdasarkan observasi lapang, studi pustaka, dan yang bersumber dari pihak pengelola. 3.3.2.3 Kualitas Taman Data ini terdiri dari data visual, akustik, dan aromatik. Data visual yaitu untuk menentukan kualitas pemandangan di sekitar taman. Akustik diperlukan untuk menentukan kenyamanan terhadap bunyi atau suara yang ada dalam taman. Aromatik diperlukan untuk menentukan kualitas aroma terhadap indera penciuman bagi kenyamanan pengunjung taman. Data ini diambil berdasarkan observasi lapang, yaitu dengan pengamatan langsung yang didukung dengan studi pustaka dan wawancara/kuesioner pengunjung untuk mendapatkan persepsi. 3.3.2.4 Elemen (Hard Materials dan Soft Materials) Data ini diperlukan untuk menentukan jenis bahan yang dipergunakan, desain yang diterapkan dan fungsinya pada taman. Data tersebut kemudian disesuaikan dengan standar yang sudah ditentukan dari kriteria desain Marcus (2000), Marcus dan Barnes (2008), McDowell dan McDowell (2008), dan Stigsdotter dan Grahn (2002) yang sesuai dengan batasan studi yang dilakukan. Data ini diambil berdasarkan observasi lapang, studi pustaka, dan informasi dari pihak pengelola 3.3.2.5 Fasilitas dan utilitas Data ini terdiri dari data penerangan, tempat pembuangan sampah, pedagang, jalur jalan, dan saluran air. Data tersebut diperlukan untuk menentukan kesesuaian fungsi taman berdasarkan konsep taman, kemudian diterapkan berdasarkan standar dan kriteria desain untuk fungsi terapi pada taman. Data ini diambil berdasarkan observasi lapang, wawancara/ kuesioner, serta dari pihak pengelola. 3.3.2.6 Jalur Jalan dan Aksesibilitas Data ini untuk mengetahui jalan masuk-keluar taman tersebut dengan kemudahan dan kenyamanan pengunjung taman untuk akses menuju taman ini.

18 Data ini diukur berdasarkan kriteria desain Marcus (2000), Marcus dan Barnes (2008), McDowell dan McDowell (2008), dan Stigsdotter dan Grahn (2002. 3.3.2.7 Pengunjung Data ini untuk mengetahui pengetahuan, identitas, jumlah dan jenis pengunjung dengan aktivitas dan pola perilaku pengunjung. Data mengenai pengetahuan, identitas, jumlah, dan jenis pengunjung diambil dengan wawancara/kuesioner sederhana dengan serangkaian pertanyaan mengenai taman dan fungsi terapi bagi pengunjung. Hasilnya dianalisis untuk mengetahui seberapa penting fungsi terapi yang diperlukan oleh pengunjung. Data mengenai pola perilaku pengunjung diambil untuk mengetahui pergerakan dan aktivitas pengunjung di dalam taman. Pengamatan dilakukan pada pagi, siang dan sore hari agar dapat diketahui jumlah terbanyak pengunjung didalam taman. Pengamatan ini dilakukan dengan cara pemetaan pergerakan tiap pengunjung dan pemetaan aktivitas tiap pengunjung. Selanjutnya dilakukan perhitungan jumlah aktivitas dan pergerakan pengunjung yang dominan didalam taman tersebut sehingga diketahui konsentrasi pergerakan dan aktivitas pengunjung taman. Konsentrasi tersebut dipetakan kembali dalam bentuk peta zonasi pergerakan dan aktivitas pengunjung secara keseluruhan. Pengamatan ini dilakukan dengan observasi lapang dan dilakukan beberapa kali agar didapatkan data yang akurat dan sesuai. Cara pengambilan contoh responden untuk kuesioner dilakukan berdasarkan waktu kedatangan pengunjung. Waktu kedatangan yang ditentukan untuk pengambilan data, yaitu pukul 07.00-17.00 WIB dengan selang waktu tiap satu jam untuk masing-masing kategori pengunjung. Pengunjung tersebut dibagi dalam tiga kategori, yaitu anak-anak/remaja, dewasa dan orang tua, dan tiap kategori memiliki perbedaan waktu 30 menit untuk dilakukan pengambilan contoh kuesioner. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi subyektivitas pengunjung dalam pengambilan data. Selain itu, pengambilan data ini dilakukan dalam beberapa hari agar didapatkan data yang akurat dan sesuai. 3.3.2.8 Pemilik/Pengelola Data ini untuk mengetahui persepsi keberadaan taman dan program kebijakan yang ditentukan sehingga dapat menetukan keinginan pemilik/pengelola

19 taman. Informasi ini didapatkan dari Dinas Pertamanan selaku pemilik dan pengelola taman. 3.3.2.9 Fasilitas Terapi Informasi ini untuk mengetahui keberadaan fasilitas terapi pada taman tersebut. Informasi yang didapatkan berupa persepsi dari pengunjung dan keinginan pengunjung terhadap fasilitas tersebut. Pengambilan informasi ini dilakukan dengan penyebaran kuesioner dan wawancara kepada pengunjung. Tabel 2 Jenis Data Berdasarkan Kondisi Aktual Beserta Kriteria Desain Fungsional Taman Terapeutik No Kriteria Desain Aspek yang dinilai pada taman aktual Sumber 1. Pintu masuk khusus yang mengundang dan mengajak pengunjung ke taman Fisik (aksesibilitas) 2. Elemen air untuk efek psikologi, spiritual, dan Elemen taman (elemen pendukung) fisik 3. Penunjukan warna dan pencahayaan yang Kualitas taman (pencahayaan dan warna) kreatif 4. Penekanan (emphasis) terhadap aspek alami Fisik (area), kualitas taman (pemandangan) 5. Penggabungan dengan seni Elemen taman (elemen pendukung) 1. Keragaman ruang Ruang-ruang taman (jenis/macam ) 2. Meratanya material hijau Fisik (area) 3. Mendukung aktifitas Sosial dan aktifitas (jenis aktifitas) 4. Menyediakan pengalihan yang positif Kualitas taman (pemandangan, penciuman, pendengaran, perabaan) 5. Meminimalisasi gangguan Kualitas taman (keamanan) 6. Meminimalisasi ketidakjelasan(ambigu) Kualitas taman (kenyamanan) 7. Kesempatan untuk membuat pilihan dan Ruang-ruang taman (jenis/macam) mencari ruang privasi 8. Kesempatan yang mendukung untuk Ruang-ruang taman (jenis/macam) bersosialisasi 9. Kesempatan untuk pergerakan fisik dan gerak Ruang-ruang taman (jenis/macam) tubuh 10. Bersentuhan dengan alam Fisik (area) 11. Jarak penglihatan taman Fisik (luasan) 12. Aksesibilitas Fisik (aksesibilitas) 13. Rasa aman Kualitas taman (keamanan) 14. Kenyamanan fisiologis Kualitas taman (kenyamanan, keamanan) 15. Ketenangan Kualitas taman (kenyamanan) 16. Keakraban Kualitas taman (kenyamanan) 17. Desain yang jelas dan tidak abstrak Ruang-ruang taman (desain) 1. Mempertimbangkan siapa pengunjung utama dan tingkat kekuatan mentalnya Pengguna dan aktivitas (pengunjung) 2. Menstimulasi kelima panca indra Kualitas taman (pemandangan, penciuman, pendengaran, perabaan) 3. Mengakomodasi kegiatan aktif dan pasif Ruang-ruang taman (jenis/macam), Pengguna dan aktivitas (jenis aktivitas) 4. Berkomunikasi dengan pengunjung melalui Ruang-ruang taman (desain area dan ruang), cara yang suportif dan positif kualitas taman (pemandangan, penciuman, pendengaran, warna, keamanan, kenyamanan) 5. Akses yang mudah dicapai Fisik (aksesibilitas) McDowell dan McDowell (2008) Marcus (2000), dan Marcus dan Barnes (2008) Stigsdotter dan Grahn (2002)

20 Jenis data berdasarkan kondisi aktual yang disajikan dengan kriteria rujukan sebagai bahan pembanding dalam menentukan fungsi taman dan desain taman terapeutik yang tepat (Tabel 2). 3.3.3 Analisis Data yang diperoleh hasil inventarisasi kemudian dianalisis untuk menilai fungsi terapi dan fungsionalisasi desain taman kota. Analisis yang dilakukan meliputi: a. analisis deskriptif konsep desain dan implementasinya pada taman kota. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui fungsi dan aktivitas pengunjung yang diinginkan; b. analisis deskriptif dan kualitatif karakteristik pengunjung untuk mengetahui karakter pengunjung berdasarkan asal, usia, jenis kelamin, dan aktivitas, serta persepsi pengunjung mengenai informasi taman, keindahan, kenyamanan, dan fungsi terapi terhadap kesehatannya; c. analisis penilaian dengan metode Key Performance Index (KPI). Analisis ini untuk mengetahui fungsi taman sebagai taman terapeutik dan mengacu pada kriteria desain menurut Marcus (2000), Marcus dan Barnes (2008), McDowell dan McDowell (2008), dan Stigsdotter dan Grahn (2002). Tahap penilaian pada unsur terapeutik taman dilakukan pada desain, elemen taman, implementasi dan aktivitas pengunjung dengan mengkonfirmasikan aktivitas responden dan memverifikasi perilaku responden terhadap taman terapi. Cara penilaian adalah dengan membubuhkan tanda ( ) pada kolom evaluasi nilai aktual yang sesuai dengan selang nilai 1 sampai 3, dengan nilai 1 berarti tidak sesuai menurut standar, nilai 2 berarti kurang sesuai dengan standar, dan nilai 3 berarti sesuai dengan standar. KPI ini diperoleh dari hasil perhitungan jumlah nilai aktual dibagi dengan jumlah nilai standar berdasarkan indikator penilaian. Nilai aktual ini didapatkan berdasarkan pengamatan lapang terhadap fungsi terapi pada taman pada setiap indikator. Sedangkan nilai standar didapatkan berdasarkan nilai maksimum yang terdapat pada setiap indikator. Berdasarkan nilai minimum tiap komponen sama dengan 1 dan nilai maksimum tiap komponen sama dengan 3, maka nilai KPI ini memiliki

21 nilai terendah 0.33 dan nilai tertinggi 1 pada setiap indikator. Nilai inilah yang akan menentukan penggambaran kualitas terapeutik pada taman tersebut. Secara rinci proses penilaian unsur terapi pada taman kota akan disajikan pada Tabel 3. Tabel 3 Penilaian Unsur Terapeutik Taman Kota Aktual No Komponen Indikator Pemantauan Kondisi Aktual Evaluasi Kualitas Standar Penilaian Nilai Nilai 1 2 3 Aktual Standar 1. Fisik Aksesibiltas Kemudahan lokasi dan akses pintu masuk Pintu masuk yang mengundang pengunjung Dapat dilalui oleh pengunjung dengan keterbatasan fisik Sirkulasi Kondisi fisik jalur jalan dengan tekstur dan warna yang menarik Lebar Jalur jalan sesuai intensitas dan fungsinya Area Penekanan (emphasis) terhadap aspek alami Material hijau yang merata KPI* 2. Kualitas taman Pemandangan Penekanan kesan alami Menyediakan pengalihan yang positif dan menstimulasi indera dengan jarak pandang yang jelas Pencahayaan dan Warna Tidak gelap, sinar matahari cukup Bayangan alami Tidak monoton, perpaduan warna secara kreatif Penciuman Menyediakan pengalihan yang positif dan menstimulasi indera dengan aroma wangi Pendengaran Menyediakan pengalihan yang positif dan menstimulasi indera dengan suara alami Perabaan Menyediakan pengalihan yang positif dan menstimulasi kelima panca indera dengan tekstur elemen Keamanan Memberikan rasa aman dan tidak berbahaya pada elemen Bebas dan meminimalisasi gangguan vandalisme Kenyamanan Kenyamanan suhu dan kenyamanan fisiologis Desain (site furniture) jelas dan tidak abstrak/ambigu 3. Ruang-ruang taman Desain Jenis/macam Luasan Sirkulasi Terorientasi Kesempatan untuk membuat pilihan dan mencari ruang privasi, kesempatan yang mendukung untuk besosialisasi Tidak sempit, nyaman Nyaman, tidak panas

22 Lanjutan Tabel 3 4. Soft manetrial Jenis Tanaman lokal, keragaman spesies Bentuk Ornamental/dapat dibentuk dan tidak abstrak Pertumbuhan Sepanjang tahun Keamanan Tidak toksik, tidak berduri Kesesuaian Sesuai dengan lokasi/ lokasi/fungsi Pemeliharaan fungsinya Mudah dipelihara Hard material Jenis Jalur jalan dan site furniture (bangku taman, signboard, signage, tempat sampah, bangunan peneduh, dll) Bentuk Ornamental/memiliki bentuk beragam, bertekstur Keamanan Tidak licin dan dilengkapi aspek keselamatan Bahan Tidak memantulkan cahaya panas, tidak mudah pecah Kondisi Berfungsi dengan baik Elemen Pendukung Elemen Elemen air untuk efek psikologi, spiritual dan fisik. Bentuk Penggabungan dengan nilai seni, dan menyediakan habitat tumbuhan/hewan Visual Adanya dinamika/pergerakan air dan refleksi langit-langit 5. Pengunjung dan aktivitas Pengunjung Semua golongan umur Jenis Aktivitas Mendukung aktivitas aktif dan pasif Aktivitas sesuai dengan fungsi ruang dan elemen total *KPI : Key Performance Index KPI= Nilai aktual Nilai Standar Keterangan : 1 = tidak sesuai dengan standar, 2= kurang sesuai dengan standar, 3= sesuai dengan standar Sumber: Arifin et. al. (2008), Marcus (2000) dan Marcus dan Barnes (2008), McDowell dan McDowell (2008), dan Stigsdotter dan Grahn (2002) 3.3.4 Evaluasi Tahapan ini yaitu melakukan evaluasi hasil dari penilaian unsur terapeutik pada taman kota berdasarkan kriteria desain menurut Marcus (2000), Marcus dan Barnes (2008), McDowell dan McDowell (2008), dan Stigsdotter dan Grahn (2002). Evaluasi ini dilakukan untuk merekapitulasi nilai KPI yang terdapat pada Tabel 3 dengan konfirmasi aktivitas pengunjung terhadap penilaian fungsi terapi pada taman tersebut. Konfirmasi ini akan menetukan desain dan fasilitas yang dibutuhkan oleh pengunjung, sehingga fungsionalitas taman dapat ditentukan.

23 Selanjutnya dilakukan verifikasi perilaku pengunjung dengan melihat pergerakan pengunjung didalam taman. Verifikasi ini akan menentukan pergerakan dominan yang dilakukan pengunjung. Akhir penilaian inilah akan didapatkan suatu kesimpulan mengenai ada atau tidaknya pengaruh fungsi terapi dari taman tersebut terhadap pengunjungnya. 3.3.5 Sintesis Tahapan ini memberikan suatu kesimpulan mengenai hubungan taman kota terhadap fungsi terapi bagi pengunjungnya, terutama dalam menunjang fungsi terapi seperti fungsi sebagai rekreasi rehabilitasi bagi pengunjung. Kesimpulan diperoleh berdasarkan hasil analisis dan evaluasi terhadap penilaian kriteria standar desain fungsional taman terapeutik, sosial dan aktivitas yang diperoleh dari hasil pengamatan dan kuesioner, serta data dari aspek terapi. Berdasarkan kesimpulan tersebut, jika kondisi taman sesuai dengan kriteria desain fungsional atau memiliki nilai KPI=1, dilakukan implementasi pengelolaan berlanjut pada taman tersebut, dan jika taman tersebut tidak sesuai dengan kriteria desain fungsional (KPI<1), diusulkan rekomendasi fungsional taman kota sebagai taman terapeutik yang ditunjanng berdasarkan data dari konfirmasi responden dan verifikasi pengamatan perilaku pengunjung.