BAB V ARAHAN PERBAIKAN FISIK PASAR TRADISIONAL DI KOTA BANDUNG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V ARAHAN PERBAIKAN FISIK PASAR TRADISIONAL DI KOTA BANDUNG"

Transkripsi

1 BAB V ARAHAN PERBAIKAN FISIK PASAR TRADISIONAL DI KOTA BANDUNG Pada bab ini akan dibahas mengenai temuan studi berdasarkan analisis yang telah dilakukan. Temuan studi tersebut disusun menjadi sebuah arahan bagi penataan fisik pasar tradisional di Kota Bandung. Selain temuan studi, akan dibahas pula rekomendasi bagi penataan pasar tradisional di Kota Bandung, saran bagi studi lanjutan yang perlu dilakukan, serta catatan studi yang berisikan kelemahan studi yang dilakukan. 5.1 Temuan Studi Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, diperoleh beberapa temuan yang berkaitan dengan penataan fisik pasar tradisional di Kota Bandung. Temuan tersebut antara lain: Ketiga kelas pasar tradisional di Kota Bandung didominasi oleh pengunjung berjenis kelamin wanita (82,22). Pengunjung yang paling banyak ditemukan bekerja sebagai ibu rumah tangga (51%), merupakan tamatan SMU/sederajat (37,78%), dan memiliki pendapatan kena pajak (50%). Jarak yang ditempuh pengunjung ke pasar kelas I lebih besar dibandingkan jarak yang ditempuh pengunjung kelas II, dan jarak tempuh pengunjung pasar kelas II lebih besar dibandingkan pasar kelas III. Sebagian besar pengunjung pasar tradisional berbelanja lebih dari 4x seminggu (60%), pada selang waktu (55,56%), selama jam (58,89%) dan berjalan kaki untuk sampai ke lokasi pasar (38,89%). Namun khusus untuk pengunjung pasar kelas I sebagian besar menggunakan motor pribadi (35,67%). Barang dagangan yang paling banyak dibeli di ketiga kelas adalah sayuran (84,44%) Berdasarkan observasi, didapatkan penilaian terhadap penataan fisik pasar sampel sebagai berikut: 99

2 o Sebagian besar penilaian kriteria penataan pasar di ketiga kelas pasar tergolong cukup baik. Meskipun pasar kelas III memiliki nilai paling tinggi d iantara ketiga kelas pasar (2.08 dari skala 3), namun perbedaan nilai keseluruhan kriteria pada ketiganya hanya sedikit (2.01 dan 1.92). Dari 9 pasar yang diteliti hanya 1 unit pasar yang memiliki nilai baik, yaitu Pasar Gang Saleh. Pasar yang memiliki nilai kurang baik pun hanya 1 unit, yaitu Pasar Karapitan. Satu-satunya kriteria yang dinilai kurang baik secara keseluruhan adalah estetika pasar. Namun estetika pasar kelas III ternyata sudah tergolong kategori cukup baik dengan nilai 2,33. o Nilai kriteria paling tinggi dari keseluruhan pasar sampel adalah tingkat keselamatan di dalam pasar dengan nilai Dalam kriteria ini pasar kelas I memiliki nilai paling tinggi (2.37) dan termasuk kategori baik, sedangkan nilai terendah dimiliki pasar kelas III dengan nilai o Ketiga unit pasar kelas I memiliki nilai terendah pada kriteria estetika (1.00). Pasar Ujungberung dan Pasar Anyar memiliki nilai tertinggi pada kriteria keselamatan (2.44), sedangkan Pasar Kiaracondong memiliki nilai tertinggi pada aksesibilitasnya (2.25). o Nilai kriteria tertinggi rata-rata pada pasar kelas II berada pada tingkat keselamatannya (2.11), namun pada Pasar Cihaurgeulis dan Pasar Cihapit nilai tertinggi berada pada kriteria keamanan (2.60 dan 2.40). Sebaliknya pada kriteria keamanan tersebut, Pasar Karapitan memiliki penilaian yang paling rendah dibandingkan kriteria yang lain (1.20). o Kriteria penataan yang dinilai paling rendah dari keseluruhan sampel pasar kelas III adalah faktor kenyamanan (1.92). Tetapi untuk penilaian per pasarnya, Pasar Gempol memiliki nilai terendah pada kriteria estetika (1.50), dan Pasar Puyuh memiliki nilai terendah pada kriteria keselamatan (1.67). Berkebalikan dengan Pasar Gempol, nilai estetika Pasar Gang Saleh dan Pasar Puyuh merupakan nilai tertinggi (2.75), dan menjadikan kriteria tersebut sebagai kriteria dengan nilai rata-rata tertinggi pada pasar kelas III (2.33). 100

3 o Komponen pasar yang dinilai paling baik dari ketiga kelas pasar adalah air bersih (2.58), dan nilai paling rendah pada komponen papan informasi (1.00). Penilaian komponen tiap pasar sampel sangat beragam, pada setiap unit pasar nilai terbesar terdapat pada komponen yang berbeda-beda meskipun berada dalam kelas yang sama. Berdasarkan persepsi responden, didapatkan penilaian terhadap penataan fisik pasar sampel sebagai berikut: o Sebagian besar penilaian kriteria penataan pasar di ketiga kelas pasar tergolong cukup baik (1.78). Nilai rata-rata kriteria pasar kelas I paling tinggi dari pasar kelas II dan III, dan nilai rata-rata kriteria pasar kelas II lebih tinggi (1.74) daripada pasar kelas III (1.69). o Nilai kriteria paling tinggi dari keseluruhan pasar sampel adalah tingkat keamanan di dalam pasar dengan nilai Sementara kriteria yang secara umum dinilai kurang baik adalah estetika (1.51) dan kecukupan fasilitas (1.61). o Pasar kelas I memiliki nilai tertinggi pada aksesibilitas (2.46) dengan nilai terendah 1.57 pada kriteria estetika. Pasar Anyar memiliki nilai rata-rata kriteria paling tinggi dalam sampel pasar kelas I (2.39). Ketiga unit pasar kelas I memiliki nilai terendah pada kriteria estetika. Nilai kriteria tertinggi untuk Pasar Ujungberung dan Kiaracondong terdapat pada kriteria aksesbilitas (2.27 dan 2.70), sedangkan nilai tertinggi bagi kriteria penataan Pasar Anyar adalah 2.65 untuk kriteria kenyamanan. o Pasar kelas II memiliki nilai tertinggi pada tingkat keamanan (2.33) dengan nilai terendah 1.51 pada kriteria estetika. Pada pasar kelas II, kriteria dengan nilai tertinggi untuk Pasar Cihaurgeulis dan Pasar Cihapit terlihat pada kriteria keamanan (2.05 dan 2.50) dan nilai terendah pada kriteria estetika (1.43 dan 1.53). Sementara pada Pasar Karapitan nilai tertinggi terlihat pada kriteria keselamatan (2.10) dengan nilai terendah pada kecukupan fasilitasnya (1.55). 101

4 o Pasar kelas III memiliki nilai tertinggi pada kriteria keamanan (2.46) dengan nilai terendah 1.39 pada kecukupan fasilitasnya. Ketiga pasar kelas III memiliki nilai paling tinggi pada kriteria keselamatan di dalam pasar. Sementara nilai terendah Pasar Gang Saleh terdapat pada kriteria kecukupan fasilitas (1.33), Pasar Gempol pada kriteria estetika (1.30), dan Pasar Puyuh pada kriteria kesehatan (1.40). Berdasarkan perbandingan penilaian berdasarkan observasi dan persepsi responden didapatkan penilaian yang sama di sebagian besar kriteria. Perbedaan penilaian observasi dan persepsi pada tiap kelas hanya ditemukan beberapa kriteria, yaitu pada aksesibilitas dan keselamatan pada pasar kelas I, kecukupan fasilitas pada pasar kelas II, dan kesehatan, estetika serta kecukupan fasilitas pasar kelas III. Pengguna di tiga kelas pasar memilih bangunan pasar dan tempat pembuangan sampah sebagai komponen pasar yang paling perlu untuk diperbaiki (prioritas I). Komponen pasar kelas I yang menurut penggunanya perlu mendapatkan prioritas untuk mengalami perbaikan adalah bangunan utama. Menurut pengguna pasar kelas II, perbaikan komponen yang perlu diutamakan adalah bangunan dan gang antar kios. Sementara itu di pasar kelas III, prioritas komponen yang perlu diperbaiki antara lain bangunan pasar, dan tempat pembuangan sampah. Komponen-komponen yang dijadikan prioritas perbaikan oleh pengguna di masing-masing pasar, seperti bangunan, gang antar kios, dan tempat pembuangan sampah lebih cenderung berkaitan dengan kenyamanan dan aksesibilitas dari suatu pasar. Sedangkan jika dilihat, komponen yang paling sedikit dipilih oleh pengguna, seperti pemadam kebakaran, papan informasi, dan drainase, berkaitan dengan kriteria keselamatan dan kesehatan dari suatu pasar. 102

5 Sebagian besar responden (58,89%) di ketiga kelas pasar berpendapat bahwa tidak ada fasilitas baru yang perlu ditambahkan namun perlu dilakukan perbaikan terhadap fasilitas yang sudah ada. 5.2 Kesimpulan Studi Dari temuan-temuan studi di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan berdasarkan tujuan dan sasaran studi ini, antara lain: a. Dari kajian literatur yang telah dilakukan, didapatkan 7 kriteria penataan pasar yang baik, yaitu aksesibilitas, keamanan, keselamatan, kesehatan, kenyamanan, estetika dan kecukupan fasilitas pasar serta fasilitas penunjangnya. Komponen penilaian penataan fisik pasar antara lain: Komponen utama, yang meliputi bangunan, kios dagang, gang antar kios, dan jalan utama. Komponen pendukung, yang meliputi identitas (papan nama, gapura atau tugu), papan informasi, toilet, mushola, air bersih, drainase, parkir, pemadam kebakaran dan tempat pembuangan sampah. Dari kriteria dan komponen yang tersebut, kemudian dirumuskan indikator penilaian sebagai berikut: Tabel V.1 Komponen dan Indikator Penilaian Penataan Fisik Pasar Tradisional Komponen Bangunan pasar Kios dagang Indikator Akses keluar masuk dapat mudah ditemukan Dilengkapi penerangan yang dapat menjangkau seluruh wilayah (Ma ruf, 2006). Terdapat pagar pembatas dengan lingkungan luar pasar (Triyono, 2006). Terdapat pos keamanan Kondisi bangunan baik, tidak mudah runtuh, tidak membahayakan keselamatan. Bangunan bersih, bebas sampah, tidak lapuk, berjamur dan berserangga Ventilasi bangunan mencukupi Bangunan permanen (Sulistyowati, 1999). Bangunan menarik dan menyenangkan melalui indera (Gold,1980) Ukuran pasar mencukupi jumlah pedagang yang berjualan dan pelanggan yang datang, tidak ada pasar tumpah (Triyono, 2006). Setiap kios dagang dapat mudah diakses oleh pengguna pasar Kondisi kios baik, tidak mudah runtuh, tidak membahayakan keselamatan Kios dagang bersih dan bebas sampah Terdapat pembagian segmen kios berdasarkan barang yang didagangkan (Ma ruf, 2006). 103

6 Komponen Indikator Kios dagang menarik dan menyenangkan melalui indera (Gold, 1980) Ukuran kios mencukupi kebutuhan pedagang dan pembeli untuk beraktivitas Gang antar Gang tertata dengan baik sehingga dapat memudahkan sirkulasi (Ma ruf, 2006). kios Gang tidak terlalu sempit dan berdesakan Gang mendapatkan cukup penerangan Gang bersih dari rintangan yang menghalangi sirkulasi jalan (Ma ruf, 2006). Gang terhindar dari lalu lintas barang dan kendaraan Gang bersih, bebas dari sampah, tidak becek dan cukup mendapat cahaya (Ma ruf, 2006). Lebar gang tidak terlalu sempit untuk dilalui, cukup untuk minimal 2 orang (Ma ruf, 2006). Jalan utama Jalan utama mudah ditemukan dan dicapai Jalur masuk pejalan dan kendaraan terpisah Jalan bersih dari sampah dan tidak berlubang atau becek Kondisi jalan rata, tidak bergelombang, tidak berlubang dan layak digunakan Jalan masuk cukup lebar untuk 2 orang jalan beriringan (Ma ruf, 2006). Dapat dilalui kendaraan darurat, seperti ambulans & pemadam kebakaran Identitas Identitas pasar diletakkan di tempat yang menarik perhatian dan mudah dilihat Identitas menarik, mudah dimengerti dan dapat dibaca dengan jelas Terdapat papan nama, gapura atau tugu yang memberikan identitas pasar Papan Papan informasi letaknya menarik untuk dilihat (Triyono, 2006). informasi Papan informasi mudah dimengerti dan dapat dibaca dengan jelas (Triyono, 2006). Papan informasi menarik perhatian Tersedia beberapa papan informasi yang menunjukkan arah ke bagian-bagian pasar yang sulit ditemukan Toilet Toilet umum mudah ditemukan Kondisi toilet baik dan tidak membahayakan keselamatan Toilet harus selalu kering, beraroma harum, bersih dan bebas sampah (Triyono, 2006). Toilet umum tersedia mencukupi kebutuhan pelanggan Mushola Mushola mudah ditemukan Kondisi mushola baik dan tidak membahayakan keselamatan Mushola bersih dan bebas sampah Tersedia perlengkapan shalat seperti mukena dan sajadah Mushola tersedia dan ukurannya mencukupi Air bersih Fasilitas air bersih mudah ditemukan Air bersih layak pakai, bersih dan tidak bau (minum dan MCK) Air bersih tidak berada di dekat pembuangan sampah Air bersih mencukupi kebutuhan pedagang dan pelanggan Drainase Drainase kering, dan tidak tersumbat sampah Tidak ada air yang tergenang akibat drainase yang kurang Parkir Tempat parkir mudah diakses, pintu keluar dan masuk mudah ditemukan (Ma ruf, 2006). Tersedia petugas pengatur parkir (Triyono, 2006). Tempat parkir bersih dan cukup mendapat cahaya (Ma ruf, 2006). Terdapat garis-garis pembatas parkir yang sesuai dengan ukuran mobil/motor (Triyono, 2006). Ruang parkir yang tersedia mencukupi kebutuhan Pemadam kebakaran Tempat pembuangan sampah Sumber: Hasil Analisis, 2007 Letak tabung pemadam dan tempat hidran mudah diketahui pelanggan dan pedagang (Triyono, 2006). Tabung pemadam dan tempat hidran tersedia lengkap yang dapat menjangkau seluruh wilayah pasar (Triyono, 2006) Tabung pemadam dan tempat hidran tersedia mencukupi kebutuhan Tempat pembuangan sampah mudah ditemukan dan dapat diakses dengan truk pengangkut sampah Daerah sekitar pembuangan sampah tidak terdapat sampah yang berceceran Tempat pembuangan sampah tidak menyatu dengan bangunan pasar Besarnya tempat pembuangan mencukupi kebutuhan 104

7 b. Berdasarkan penilaian dari hasil observasi dan studi persepsi yang telah dilakukan terhadap 9 unit pasar tradisional, diketahui bahwa kondisi fisik pasar berdasarkan observasi dan persepsi sebagian besar sama dengan kondisi cukup. Hal ini dapat terjadi karena karakteristik penduduk Indonesia yang cenderung tidak ekstrim kiri maupun ekstrim kanan, sehingga sebagian besar memilih cukup untuk seluruh indikator. Sedangkan nilai keduanya yang cenderung cukup, menunjukkan bahwa pasar tradisional saat ini masih dapat bertahan untuk jangka waktu tertentu.namun, untuk memiliki daya tarik pasar terhadap konsumen yang besar, kita tidak boleh puas dengan nilai cukup ini. c. Dari banyaknya komponen yang diprioritaskan untuk diperbaiki (prioritas I dan II) makin rendah kelas pasar, makin banyak komponen yang diprioritaskan untuk dilakukan perbaikan. Prioritas utama perbaikan komponen pasar di seluruh pasar sampel adalah bangunan pasar. Prioritas tersebut sama pada ketiga kelas pasar, namun untuk pasar kelas I gang antar kios juga termasuk prioritas utama, dan tempat pembuangan sampah untuk pasar kelas III. Komponen-komponen yang dijadikan prioritas perbaikan oleh pengguna di masing-masing pasar, seperti bangunan, gang antar kios, dan tempat pembuangan sampah lebih cenderung berkaitan dengan kenyamanan dan aksesibilitas dari suatu pasar. Sedangkan komponen yang paling sedikit dipilih oleh pengguna, seperti pemadam kebakaran, papan informasi, dan drainase, berkaitan dengan kriteria keselamatan dan kesehatan dari suatu pasar. Prioritas kelas I sebagian besar berkaitan dengan faktor kenyamanan dan kecukupan fasilitas, Pasar Kelas II lebih memprioritaskan pada komponen-komponen kenyamanan, keselamatan, kesehatan dan kecukupan fasilitas. Sedangkan untuk Pasar Kelas III, kompoenn yang diprioritaskan untuk diperbaiki berkaitan dengan kenyamanan dan kecukupan fasilitas. Perbedaan antara prioritas kelas I, III dengan prioritas pasar kelas II dipengaruhi oleh kondisi setiap unit pasar di kelas-kelas tersebut, dimana diketahui kondisi fisik Pasar Kelas II memiliki nilai yang paling rendah meskipun masih dalam rentang kategori nilai yang sama. 105

8 d. Sebagian besar responden di ketiga kelas pasar berpendapat bahwa tidak perlu dilakukan penambahan fasilitas baru, namun responden menyatakan perlu dilakukan perbaikan terhadap fasilitas yang sudah ada. Fasilitas baru yang menurut sebagian kecil responden perlu ditambahkan antara lain: fasilitas keamanan, drainase/selokan, taman atau ruang terbuka hijau, dan fasilitas parkir di pasar kelas I, tempat parkir, pagar, tempat sampah organik dan non organik, fasilitas keamanan, dan segmentasi pasar di pasar kelas II, dan fasilitas kebersihan, parkir, toilet, pengerasan lantai/ubin, dan penyediaan pos keamanan di pasar kelas III. Perbedaan antara masing-masing kelas pasar terjadi karena perbedaan peniliaian responden di setiap kelas pasar terhadap kondisi fisiknya. Hal ini juga dapat terjadi karena perbedaan kebutuhan responden terhadap fasilitas di dalam pasar. e. Perbaikan fisik pasar tradisional dapat meningkatkan daya tarik pasar terhadap konsumennya. Namun perbaikan kondisi fisik saja belum cukup untuk meningkatkan daya saing pasar tradisional terhadap pasar modern. Untuk itu, perlu dilakukan pengelolaan pasar yang sejalan dengan perbaikan kondisi fisik pasar tradisional. 5.3 Rekomendasi Hasil studi ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi penataan pasar tradisional dan penataan pusat perdagangan di Kota Bandung. Beberapa arahan perbaikan yang dapat diberikan untuk setiap pasar tradisional di Kota Bandung antara lain: Pengelola pasar hendaknya memperhatikan keindahan pasar melalui dekorasi ruangan di dalam dan diluar bangunan, penataan vegetasi dan penerangan, dan sebagainya. Kondisi estetika pasar tradisional saat ini secara umum kurang baik, sehingga dengan penataan estetika tersebut diharapkan dapat meningkatkan daya tarik pasar tradisional. 106

9 Penyediaan fasilitas pendukung di dalam pasar seperti tempat parkir, toilet, mushola dan tempat pembuangan sampah juga perlu diperhatikan dan disediakan sesuai kebutuhan. Untuk meningkatkan kenyamanan di dalam pasar, perlu dilakukan pengerasan lantai/ubin di dalam dan luar bangunan, karena pada umumnya kondisi lantai pasar sudah buruk dan seringkali becek. Kios-kios dagang juga perlu dibagi berdasarkan barang yang dijual sehingga memudahkan pengunjung pasar untuk berbelanja. Dari arahan perbaikan tiap unit pasar sampel penelitian di atas, dapat dirumuskan arahan perbaikan untuk tiap kelas pasar dan pasar tradisional di Kota Bandung secara umum. Arahan perbaikan tersebut antara lain: a. Pasar Kelas I Perbaikan estetika pasar melalui penataan komponen dan penyediaan vegetasi baik di dalam maaupun di luar bangunan pasar. Komponen yang perlu diperhatikan antara lain kondisi bangunan yang pada umumnya sudah tua dan perlu dilakukan revitalisasi, perbaikan jalan utama, serta penyediaan identitas, papan informasi, toilet, mushola, kios dagang dan tempat parkir yang mencukupi kebutuhan pengunjungnya. b. Pasar Kelas II Estetika dari pasar-pasar kelas ini masih rendah dan perlu dilakukan perbaikan berupa penataan komponen di dalam dan di luar bangunan pasar. Perbaikan komponen dengan memprioritskan perbaikan bangunan pasar dan kios dagangnya. Komponen lain yang perlu diperbaiki, yaitu kios dagang dan jalan utama. Fasilitas pasar yang perlu disediakan antara lain papan informasi, tempat pembuangaan sampah, toilet, tempat parkir, pos keamanan dan mushola. c. Pasar Kelas III Pada pasar kelas ini komponen yang perlu diperhatikan adalah kondisi bangunan pasar serta penyediaan tempat pembuangan sampah. Pada 107

10 umumnya unit-unit pasar pada kelas ini tidak disediakan tempat pembuangan khusus sehingga sampah yang berserakan seringkali menjadi penyebab ketidaknyamanan berbelanja di pasar-pasar tersebut. Komponen lain yang perlu diperhatikan adalah kondisi kios dagang, dan drainase, apakah masih cukup layak untuk digunakan. Sementara komponen yang perlu diperhatikan penyediaannya adalah identitas pasar, papan informasi, toilet, mushola, alat pemadam kebakaran, tempat parkir dan tempat pembuangan sampah. Arahan perbaikan untuk setiap unit pasar sampel adalah sebagai berikut: a. Pasar Ujungberung: Perbaikan yang diutamakan adalah perbaikan tingkat kenyamanan pasar melalui perbaikan bangunan, dan penambahan serta perbaikan kios dagang. Perbaikan lain yang perlu dilakukan antara lain perbaikan jalan utama, penambahan fasilitas toilet, papan informasi, tempat parkir, identitas dan papan informasi pasar, serta penambahan dan perbaikan tempat pembuangan sampah. Perbaikan estetika pasar juga perlu dilakukan dengan penataan kios dagang dan perbaikan bangunan. b. Pasar Anyar: Perbaikan utama yang perlu dilakukan adalah perbaikan bangunan pasar, jalan utama dan drainase, serta penambahan toilet. Perbaikan lain yang perlu dilakukan antar lain pengaturan gang antar kios, perbaikan fasilitas mushola, serta penyediaan papan informasi, identitas pasar, dan air bersih. c. Pasar Kiaracondong: Komponen yang diutamakan untuk diperbaiki pada pasar ini adalah jalan utamanya. Perlu dilakukan pengerasan ulang karena banyaknya lubang dan permukaan jalan yang bergelombang. 108

11 Perbaikan lain yang perlu dilakukan adalah pengaturan gang yang terlalu sempit, perbaikan papan identitas pasar, serta penambahan fasilitas mushola dan papan informasi. d. Pasar Cihaurgeulis: Perbaikan yang diprioritaskan untuk dilakukan adalah renovasi bangunan yang sudah cukup tua, dan pembuatan tempat pembuangan sampah yang lebih layak dan mencukupi kebutuhan. Komponen lain yang perlu diperbaiki antara lain jalan utama dan gang antar kios, serta penambahan toilet, tempat parkir, papan informasi, mushola, serta pos keamanan. e. Pasar Karapitan Perbaikan yang perlu diutamakan pada pasar ini adalah perbaikan bangunan pasar dan kios dagang, pelebaran gang antar kios, serta penyediaan toilet dan tempat pembuangan sampah. Perbaikan selanjutnya yang perlu dilakukan antara lain perbaikan jalan utama dan drainase, penyediaan air bersih yang mencukupi kebutuhan, serta penambahan identitas, papan informasi, tempat parkir, mushola dan pos keamanan. f. Pasar Cihapit: Komponen yang perlu diutamakan untuk diperbaiki adalah gang antar kios dan jalan utama pasar. Jalan utama pasar ini hanya berupa gang sempit dan menurunkan aksesbilitas pengunjung untuk mencapai kios dagang, sehingga jika memungkinkan akses masuk perlu dipindahkan atau dilakukan pelebaran. Komponen lain yang perlu diperbaiki antara lain bangunan pasar, kios dagang dan identitas pasar. Komponen yang perlu dilakukan penambahan antara lain papan informasi, toilet, alat pemadam kebakaran, air bersih, tempat pembuangan sampah, serta tempat parkir. 109

12 g. Pasar Gang Saleh: Komponen yang perlu diutamakan untuk diperbaiki dari pasar ini adalah bangunan pasar, kios dagang dan penyediaan fasilitas toilet dan tempat parkir yang memadai. Perbaikan lain yang selanjutnya perlu dilakukan antara lain penyediaan papan informasi, alat pemadam kebakaran, air bersih, dan fasilits kebersihan, serta penataan gang antar kios. h. Pasar Gempol: Komponen yang perlu diperbaiki pada pasar ini antara lain bangunan pasar, kios dagang, gang antar kios, dan penerangan di dalam dan luar pasar. Komponen yang perlu ditambahkan pada pasar ini antara lain identitas pasar, papan infornasi, toilet, mushola, alat pemadam kebakaran, dan tempat pembuangan sampah i. Pasar Puyuh: Perbaikan yang perlu diutamakan pada pasar ini berupa perbaikan identitas pasar, perbaikan drainase dan penambahan tempat pembuangan sampah. Perbaikan yang juga perlu dilakukan antara lain perbaikan bangunan, dan penambahan fasilitas berupa papan informasi, toilet, mushola, alat pemadam kebakaran, air bersih, tempat parkir, dan pos keamanan. 5.4 Catatan Studi Studi mengenai arahan penataan fisik pasar tradisional ini tidak luput dari berbagai keterbatasan. Keterbatasan dalam studi ini antara lain: a. Responden yang dipilih hanya merupakan pengunjung pasar tradisional sehingga tidak diperoleh alasan tidak memilih pasar tradisional dari masyarakat yang berbelanja di pasar modern. b. Studi ini hanya terbatas pada penataan fisik pasar tradisional, dimana untuk meningkatkan daya tarik dan daya saing pasar tidak hanya tergantung kepada penataan fisiknya saja melainkan pengelolaannya juga. 110

13 c. Studi ini hanya bersifat arahan, sehingga belum bersifat teknis atau secara terperinci menjelaskan konsep penataan yang harus diterapkan pada setiap komponennya. d. Pengambilan responden yang tidak terbagi antara waktu dan hari kerja atau hari libur menyebabkan kurang beragamnya responden yang didapat dan tidak dapat dilakukan analisa keterkaitan karakteristik responden tersebut dengan persepsi dan preferensi yang diberikan. 5.5 Studi Lanjutan Studi ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi penataan fisik pasar tradisional di Kota Bandung dan dapat dijadikan masukan bagi penataan pasar di kota-kota lainnya. Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam studi, maka untuk melengkapi hasil studi perlu dilakukan beberapa studi lanjutan sebagai berikut: a. Studi mengenai peningkatan pengelolaan pasar tradisional. b. Studi mengenai konsep penataan pasar tradisional. c. Studi mengenai daya saing pasar tradisional terhadap perkembangan pasar modern. 111

BAB IV PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGGUNA TERHADAP PENATAAN PASAR TRADISIONAL

BAB IV PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGGUNA TERHADAP PENATAAN PASAR TRADISIONAL BAB IV PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGGUNA TERHADAP PENATAAN PASAR TRADISIONAL Pada bab sebelumnya telah dibahas mengenai kriteria dan indikator kinerja yang diperlukan untuk dapat mendeskripsikan kondisi

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Bennet, Corwin Space for People, Human Factors in Design. Prentice Hall, New York.

DAFTAR PUSTAKA. Bennet, Corwin Space for People, Human Factors in Design. Prentice Hall, New York. DAFTAR PUSTAKA BUKU Bennet, Corwin. 1977. Space for People, Human Factors in Design. Prentice Hall, New York. Bromley, Rosemary DF et. al. 1993. Retail Change: Contemporary Issues. UCL Press Limited. London.

Lebih terperinci

BAB III KONDISI PASAR TRADISIONAL DI KOTA BANDUNG

BAB III KONDISI PASAR TRADISIONAL DI KOTA BANDUNG BAB III KONDISI PASAR TRADISIONAL DI KOTA BANDUNG Pada bab ini akan dibahas mengenai kondisi penataan fisik pasar tradisional di Kota Bandung berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada pasar sampel.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perdagangan eceran merupakan salah satu unsur penting dalam proses kegiatan distribusi barang. Bentuk dari perdagangan eceran dapat berupa pasar, supermarket, mini market, toko/kios,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar merupakan tempat berkumpulnya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli. Pasar dibedakan menjadi dua, yaitu pasar modern dan pasar tradisional.

Lebih terperinci

BAB II KRITERIA DAN INDIKATOR PENATAAN PASAR TRADISIONAL

BAB II KRITERIA DAN INDIKATOR PENATAAN PASAR TRADISIONAL BAB II KRITERIA DAN INDIKATOR PENATAAN PASAR TRADISIONAL Pasar tradisional merupakan suatu bentuk kegiatan pendistribusian barang dari produsen kepada konsumen. Kegiatan ini terbentuk karena adanya permintaan

Lebih terperinci

ARAHAN PERBAIKAN FISIK PASAR TRADISIONAL DI KOTA BANDUNG TUGAS AKHIR ADE CAHYA TRISTYANTHI

ARAHAN PERBAIKAN FISIK PASAR TRADISIONAL DI KOTA BANDUNG TUGAS AKHIR ADE CAHYA TRISTYANTHI ARAHAN PERBAIKAN FISIK PASAR TRADISIONAL DI KOTA BANDUNG TUGAS AKHIR ADE CAHYA TRISTYANTHI 15403009 PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN, DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan pertumbuhan kota sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh berbagai macam faktor-faktor perubahan yang menyangkut segi-segi sosial, ekonomi, politik

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan menguraikan kesimpulan studi yang merupakan ringkasan hasil studi yang dilakukan sesuai dengan tujuan dan sasaran dalam melakukan studi, serta saran-saran

Lebih terperinci

BAB V KONDISI PASAR TRADISIONAL DI KOTA BOGOR

BAB V KONDISI PASAR TRADISIONAL DI KOTA BOGOR 58 BAB V KONDISI PASAR TRADISIONAL DI KOTA BOGOR 5.1 Kondisi Bangunan Fisik Pasar Tradisional di Kota Bogor Berdasarkan pada hasil penelitian dilapangan, kondisi bangunan fisik pasar tradisional yang terdapat

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival. : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung. : Jl. Astana Anyar

BAB III DESKRIPSI PROYEK. : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival. : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung. : Jl. Astana Anyar BAB III DESKRIPSI PROYEK 3.1. Gambaran Umum Nama Proyek Astana Anyar Sifat Proyek Pemilik Lokasi Luas Lahan : Relokasi Pasar Astana Anyar Pasar Festival : Fiktif : PD Pasar Bermartabat Kota Bandung : Jl.

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 171 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari masing-masing analisa adalah : 5.1.1 Simpulan Analisa Environment Secara aspek lokasi, lokasi pasar Karang Anyar yang sekarang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Studi Elemen Preservasi Kawasan Kota dengan studi kasus Koridor Jalan Nusantara Kecamatan Karimun Kabupaten Karimun diantaranya menghasilkan beberapa kesimpulan:

Lebih terperinci

BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN

BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN BAB 4 PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN 4.1 Temuan Studi Berdasarkan hasil analisis, terdapat beberapa temuan studi, yaitu: Secara normatif, terdapat kriteria-kriteria atau aspek-aspek yang

Lebih terperinci

BAB II TRUTHS. bukunya yang berjudul Experiencing Architecture, mengatakan bahwa arsitektur

BAB II TRUTHS. bukunya yang berjudul Experiencing Architecture, mengatakan bahwa arsitektur BAB II TRUTHS Setelah menemukan adanya potensi pada kawasan perancangan, proses menemukan fakta tentang kawasan pun dilakukan. Ramussen (1964) dalam bukunya yang berjudul Experiencing Architecture, mengatakan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Berdasarkan hasil perhitungan indeks kepuasan pelanggan, diperoleh nilai

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Berdasarkan hasil perhitungan indeks kepuasan pelanggan, diperoleh nilai BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dibahas pada bab V, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil perhitungan indeks

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi untuk kelangsungan hidup masyarakat.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK

BAB II TINJAUAN OBJEK 18 BAB II TINJAUAN OBJEK 2.1. Tinjauan Umum Stasiun Kereta Api Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 9 dan 43 Tahun 2011, perkeretaapian terdiri dari sarana dan prasarana, sumber daya manusia, norma,

Lebih terperinci

Kuesioner Karakteristik Pejalan Kaki Di Koridor Jalan Pasar Ruteng

Kuesioner Karakteristik Pejalan Kaki Di Koridor Jalan Pasar Ruteng Kuesioner Karakteristik Pejalan Kaki Di Koridor Jalan Pasar Ruteng Mohon untuk menjelaskan: 1. Berapa usia Anda? a. < 20 th b. 21-34 th c. 35-54 th d. > 55 th 2. [JANGAN DITANYAKAN] Pewawancara, menandai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perancangan Pasar Astana Anyar ini merupakan konsep yang menjadi acuan dalam mengembangkan konsep-konsep pada setiap elemen perancangan arsitektur

Lebih terperinci

UU 11/1962, HYGIENE UNTUK USAHA USAHA BAGI UMUM

UU 11/1962, HYGIENE UNTUK USAHA USAHA BAGI UMUM UU 11/1962, HYGIENE UNTUK USAHA USAHA BAGI UMUM Presiden Republik Indonesia, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang tentang Pokok-pokok Kesehatan perlu ditetapkan Undang-undang Hygiene

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik (2012), Kota Bandar Lampung merupakan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik (2012), Kota Bandar Lampung merupakan 46 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Menurut Badan Pusat Statistik (2012), Kota Bandar Lampung merupakan ibukota Propinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN (Kasus: Taman Lesmana dan Taman Pandawa)

PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN (Kasus: Taman Lesmana dan Taman Pandawa) PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN TAMAN LINGKUNGAN (Kasus: Taman Lesmana dan Taman Pandawa) TUGAS AKHIR Oleh: ADRIADI DIMASTANTO 15403057 PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA SEKOLAH ARSITEKTUR PERENCANAAN

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Makro Perancangan pasar tradisional bantul menerapkan pendekatan analogi shopping mall. Yang dimaksud dengan pendekatan analogi shopping mall disini adalah dengan mengambil

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan seperti yang telah diuraikan penulis dalam pembahasan tentang hubungan persepsi konsumen atas Retail Mix dengan preferensi

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUA}I JTJRNAL

LEMBAR PERSETUJUA}I JTJRNAL LEMBAR PERSETUJUA}I JTJRNAL Skripsi Yang Berjudul DESKRIPSI KAJIAN PENATAAI\I PASAR TRADISIONAL DI KOTA GORONTALO Oleh RICKIE S. DJIBRAN 451 410 033 Telah diperiksa dan disetujui Pembimbing I Nip.19691209

Lebih terperinci

Pasar rakyat SNI 8152:2015

Pasar rakyat SNI 8152:2015 Standar Nasional Indonesia ICS 03.080.99 Pasar rakyat Badan Standardisasi Nasional BSN 2015 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini

Lebih terperinci

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA BAB II: TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teoritis 2.1.1 Pengertian Sirkulasi Sirkulasi menurut Kim W Todd mempunyai pengertian gerakan dari orangorang atau benda-benda yang diperlukan oleh orang-orang melalui

Lebih terperinci

KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMAL

KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMAL LAMPIRAN XII PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KOTA MEDAN TAHUN 2015 2035 KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMAL 1. MS Mangrove atau

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TINGKAT PELAYANAN TERMINAL LEUWIPANJANG BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT SEBAGAI PENGGUNA

BAB IV ANALISIS TINGKAT PELAYANAN TERMINAL LEUWIPANJANG BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT SEBAGAI PENGGUNA BAB IV ANALISIS TINGKAT PELAYANAN TERMINAL LEUWIPANJANG BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT SEBAGAI PENGGUNA Pada bab ini akan dilakukan analisis yaitu mulai pengolahan data yang diperoleh di lapangan maupun

Lebih terperinci

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN STUDI PENGARUH TATA RUANG TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN DI MALIOBORO MALL, GALERIA MALL DAN AMBARRUKMO PLAZA, YOGYAKARTA 2014 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan V.1.1. Luas Total Perancangan Total luas bangunan adalah 6400 m 2 Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan

Lebih terperinci

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler BAB I Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler Kampung Hamdan merupakan salah satu daerah di Kota Medan yang termasuk sebagai daerah kumuh. Hal ini dilihat dari ketidak beraturannya permukiman warga

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar Peta Dasar TPU Tanah Kusir (Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, 2011) Perumahan Warga

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar Peta Dasar TPU Tanah Kusir (Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, 2011) Perumahan Warga 19 BAB IV KONDISI UMUM 4.1. Letak, Batas, dan Luas Tapak TPU Tanah Kusir merupakan pemakaman umum yang dikelola oleh Suku Dinas Pemakaman Jakarta Selatan di bawah Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta.

Lebih terperinci

ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG

ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh : Arif Rahman Hakim L2D 303 283 JURUSAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii ABSTRAK... iii KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 127 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bagian ini merupakan akhir dari seluruh tahapan studi yang telah dilakukan. Bab ini berisi temuan dan kesimpulan studi yang menjelaskan secara umum mengenai ketersediaan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN ARAHAN

BAB VI KESIMPULAN DAN ARAHAN BAB VI KESIMPULAN DAN ARAHAN VI.1. KESIMPULAN Kegiatan pasar minggu pagi di kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada diminati oleh kalangan pelajar, mahasiswa, dan masyarakat luas sebagai sarana relaksasi

Lebih terperinci

STANDAR USAHA TAMAN REKREASI. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Tempat dan Ruang

STANDAR USAHA TAMAN REKREASI. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Tempat dan Ruang LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 NOMOR 2014 TENTANG STANDAR USAHA TAMAN REKREASI STANDAR USAHA TAMAN REKREASI I. PRODUK A. Tempat dan Ruang B. Fasilitas

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Terdapat beberapa faktor yang harus dianalisis dalam perencanaan sebuah bangunan, yaitu analisis lingkungan, manusia, dan bangunan itu sendiri. Perancangan bangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang terus membenahi dirinya melalui pembangunan di segala bidang agar dapat menjadi negara yang makmur setara dengan negara-negara maju

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi bertambah banyaknya kebutuhan akan sarana dan prasarana

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi bertambah banyaknya kebutuhan akan sarana dan prasarana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama ini kita mengenal bahwa Yogyakarta adalah daerah yang terkenal sebagai kota pelajar, dari tahun ke tahun semakin bertambah jumlah penduduknya, terutama

Lebih terperinci

KUESIONER KENYAMANAN PENGGUNA

KUESIONER KENYAMANAN PENGGUNA LAMPIRAN-A STUDI KENYAMANAN PENGGUNA TERHADAP RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK PADA RUMAH SUSUN SUKARAMAI MEDAN DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 Tanggal: Waktu : (Pagi/

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berkembangnya suatu kota membawa konsekuensi terhadap perubahan fisik kota yang biasanya juga dibarengi pertumbuhan penduduk dan pembangunan fasilitas ekonomi yang cukup

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Pada penelitian ini materi yang diteliti adalah kendaraan roda 4 yang menggunakan fasilitas parkir Solo Grand Mall baik itu di dalam gedung

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Untuk menjawab tujuan dari penelitian tugas akhir ini. berdasarkan hasil analisis dari data yang diperoleh di lapangan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Untuk menjawab tujuan dari penelitian tugas akhir ini. berdasarkan hasil analisis dari data yang diperoleh di lapangan BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Untuk menjawab tujuan dari penelitian tugas akhir ini berdasarkan hasil analisis dari data yang diperoleh di lapangan dan pembahasan yang sudah dilakukan, kesimpulan

Lebih terperinci

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Gambar simulasi rancangan 5.30 : Area makan lantai satu bangunan komersial di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan 5.6.3 Jalur Pedestrian Jalur

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN KUMUH KELURAHAN TANJUNG KETAPANG TAHUN 2016

IDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN KUMUH KELURAHAN TANJUNG KETAPANG TAHUN 2016 Syauriansyah Tugas Akhir Fakultas Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Esa Unggul LAMPIRAN I LEMBAR KUESIONER MASYARAKAT IDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil analisis dari studi yang dilakukan terhadap persepsi wisatawan terhadap Objek Wisata Batu Mentas, maka selanjutnya diuraikan kesimpulan dan rekomendasi

Lebih terperinci

sekitarnya serta ketersediaannya yang belum optimal (pada perbatasan tertentu tidak terdapat elemen gate). d. Elemen nodes dan landmark yang

sekitarnya serta ketersediaannya yang belum optimal (pada perbatasan tertentu tidak terdapat elemen gate). d. Elemen nodes dan landmark yang BAB 5 KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian secara subyektif (oleh peneliti) dan obyektif (pendapat responden) maka elemen identitas fisik yang membentuk dan memperkuat karakter (ciri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Perkembangan Pasar Pasar tradisional mempunyai peran signifikan dalam perkotaan. Pasar tumbuh dan berkembang sebagai simpul dari pertukaran barang dan jasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH 1.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu provinsi yang ada di Indonesia yang terletak di Pulau Jawa. Aktivitas ekonomi

Lebih terperinci

RETRIBUSI PASAR DAN PENYEDIAAN FASILITAS UNTUK PEDAGANG PASAR DI PASAR TANJUNG JEMBER

RETRIBUSI PASAR DAN PENYEDIAAN FASILITAS UNTUK PEDAGANG PASAR DI PASAR TANJUNG JEMBER Jurnal Pendidikan Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi, dan Ilmu Sosial 126 RETRIBUSI PASAR DAN PENYEDIAAN FASILITAS UNTUK PEDAGANG PASAR DI PASAR TANJUNG JEMBER Ida Lailatul Musyarrofah

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 24 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 24 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 24 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CILEGON,

Lebih terperinci

Terdapat 3 (tiga) metode dalam memarkir kendaraan, diantaranya adalah:

Terdapat 3 (tiga) metode dalam memarkir kendaraan, diantaranya adalah: Parkir adalah suatu kondisi kendaraan yang berhenti atau tidak bergerak pada tempat tertentu yang telah ditentukan dan bersifat sementara, serta tidak digunakan untuk kepentingan menurunkan penumpang/orang

Lebih terperinci

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT DESKRIPSI OBJEK RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA) Definisi : Konsep ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai

Lebih terperinci

VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 46 VII. PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 7.1. Perencanaan Alokasi Ruang Konsep ruang diterjemahkan ke tapak dalam ruang-ruang yang lebih sempit (Tabel 3). Kemudian, ruang-ruang tersebut dialokasikan ke dalam

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat Indonesia selain sebagai muara dari produk-produk rakyat, pasar juga berfungsi sebagai tempat

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Atribut yang dianggap penting oleh pelanggan BSW Mart Skala peringkat untuk tingkat kepentingan suatu atribut menggunakan skala 4 titik (1,2,3,4). Rata-rata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pusat perbelanjaan atau yang sering disebut shopping mall belakangan

BAB I PENDAHULUAN. Pusat perbelanjaan atau yang sering disebut shopping mall belakangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat perbelanjaan atau yang sering disebut shopping mall belakangan diketahui sebagai produk yang ada karena imbas dari kombinasi antara perkembangan infrastruktur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kotler (2002:83) pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kotler (2002:83) pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pelayanan Menurut Kotler (2002:83) pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. praktiknya, pengaturan tata letak memiliki beragam dampak strategis dalam kegiatan. tanggapan yang cepat (Heizer dan Render, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. praktiknya, pengaturan tata letak memiliki beragam dampak strategis dalam kegiatan. tanggapan yang cepat (Heizer dan Render, 2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pengaturan tata letak (layout) merupakan suatu keputusan penting untuk menentukan efisiensi sebuah manajemen operasional secara jangka panjang. Pada praktiknya,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Gambar 5.1 Lokasi Proyek Luas total perancangan Luas bangunan : 26976 m 2 Luas tapak : 7700 m 2 KDB 60% : 4620 m 2

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 78 Tahun : 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 78 Tahun : 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 78 Tahun : 2015 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

Pasar Umum Gubug Di Kabupaten Grobogan Dengan Pengolahan Tata Ruang Luar Dan Dalam Melalui Pendekatan Ideologi Fungsionalisme Utilitarian

Pasar Umum Gubug Di Kabupaten Grobogan Dengan Pengolahan Tata Ruang Luar Dan Dalam Melalui Pendekatan Ideologi Fungsionalisme Utilitarian BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 1.1 Latar Belakang Pengadaan proyek Pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah, swasta, badan usaha milik negara dan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil dari uraian bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Pasar Gembrong Cipinang Besar perlu diremajakan. Hal ini dikarenakan kualitas fisik dan aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan hidupnya dengan memproduksi makanan minuman dan barang lain dari sumber daya alam. Aktivitas tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya

Lebih terperinci

3.1 Karakteristik Pusat Perbelanjaan Paris Van Java

3.1 Karakteristik Pusat Perbelanjaan Paris Van Java BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI Bab ini membahas gambaran umum wilayah studi kawasan pusat perbelanjaan Paris Van Java yang mencakup karakteristik pusat perbelanjaan Paris Van Java, karakteristik ruas

Lebih terperinci

3. Pengelolaan air kotor dan kotoran manusia (Sawage and Exreta Disposal) 4. Hygiene dan sanitasi makanan (Food Hygiene and Sanitation)

3. Pengelolaan air kotor dan kotoran manusia (Sawage and Exreta Disposal) 4. Hygiene dan sanitasi makanan (Food Hygiene and Sanitation) 2.2.3 Pengertian Sanitasi Tempat-tempat Umum Menurut Mukono (2006) Sanitasi tempat umum merupakan problem kesehatan masyarakat yang cukup mendesak. Karena tempat umum merupakan tempat bertemunya segala

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PASAR TRADISIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMPUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa pasar tradisional merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS VITALITAS DAN PENGEMBANGAN KAWASAN PASAR ATAS

BAB IV ANALISIS VITALITAS DAN PENGEMBANGAN KAWASAN PASAR ATAS BAB IV ANALISIS VITALITAS DAN PENGEMBANGAN KAWASAN PASAR ATAS 4.1 Analisis Simpul-simpul Pelayanan Pasar di Wilayah Kota Cimahi Ada 2 kelompok simpul pelayanan yang dapat menggambarkan jangkauan pelayanan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Tujuan Perencanaan dan Perancangan Perencanaan dan perancangan Penataan PKL Sebagai Pasar Loak di Sempadan Sungai Kali Gelis Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI STUDI DALAM PENGEMBANGAN KA BANDARA SOEKARNO-HATTA

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI STUDI DALAM PENGEMBANGAN KA BANDARA SOEKARNO-HATTA BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI STUDI DALAM PENGEMBANGAN KA BANDARA SOEKARNO-HATTA Pada bab sebelumnya telah dilakukan analisis-analisis mengenai karakteristik responden, karakteristik pergerakan responden,

Lebih terperinci

STANDAR USAHA LAPANGAN GOLF NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR. I. PRODUK A. Tempat 1. Luas lahan paling sedikit 10 ha dengan batas-batas yang jelas.

STANDAR USAHA LAPANGAN GOLF NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR. I. PRODUK A. Tempat 1. Luas lahan paling sedikit 10 ha dengan batas-batas yang jelas. LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA LAPANGAN GOLF STANDAR USAHA LAPANGAN GOLF I. PRODUK A. Tempat 1. Luas lahan paling sedikit 10 ha dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULAN 1.1 Tinjauan Umum 1.2 Latar Belakang

BAB I PENDAHULAN 1.1 Tinjauan Umum 1.2 Latar Belakang BAB I PENDAHULAN 1.1 Tinjauan Umum Pertumbuhan penduduk rata-rata di Semarang pada tahun 2006 sebesar 1,43% dengan jumlah penduduk 1.434.025 jiwa. Oleh karena itu, Semarang termasuk 5 besar kota yang memiliki

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, 130 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulkan sebagai berikut: 1. Kawasan Cihampelas termasuk

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data, analisis dan usulan yang telah dilakukan oleh peneliti, maka pada tahap akhir penelitian ini peneliti menarik beberapa kesimpulan.

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN BERBELANJA DI PASAR MODERN PLAJU

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN BERBELANJA DI PASAR MODERN PLAJU ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN BERBELANJA DI PASAR MODERN PLAJU oleh : Endang Kusmala Dewi NRP : 3110207713 Dosen konsultasi : Christiono Utomo, ST, MT, Ph.D. PROGRAM PASCA SARJANA MANAJEMEN

Lebih terperinci

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan Syarat kesehatan yang mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat: A. Lokasi 1. Lokasi sesuai dengan Rencana Umum

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktor-Faktor yang dipentingkan konsumen dalam memilih Apotek sebagai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut : BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang digunakan pada Pasar Modern adalah mengutamakan konsep ruang dan sirkulasi dalam bangunannya,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Konsep Manusia Pelaku Kegiatan No. Pelaku 1. Penghuni/Pemilik Rumah Susun 2. Pengunjung Rumah Susun 3. Pengunjung Pasar Tradisional

Lebih terperinci

Evaluasi Kinerja Pelayanan Pusat Belanja dalam Mendukung Kegiatan Rekreasi Berdasarkan Persepsi & Preferensi Pengunjung Fatty Rakhmaniar

Evaluasi Kinerja Pelayanan Pusat Belanja dalam Mendukung Kegiatan Rekreasi Berdasarkan Persepsi & Preferensi Pengunjung Fatty Rakhmaniar EVALUASI KINERJA PELAYANAN PUSAT BELANJA DALAM MENDUKUNG KEGIATAN REKREASI BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PENGUNJUNG (Studi Kasus : Kota Bandung) 1 Jenis : Tugas Akhir Tahun : 2007 Penulis : Fatty

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENATAAN PASAR TRADISIONAL, PUSAT PERBELANJAAN DAN TOKO MODERN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Rancangan Tapak Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Jalur pedestrian di Jalan Sudirman Kota Pekanbaru dinilai dari aktivitas pemanfaatan ruang dan Pedestrian Level of Service. Jalur pedestrian di Jalan Sudirman

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Program Perencanaan Didasari oleh beberapa permasalahan yang ada pada KOTA Kudus kususnya dibidang olahraga dan kebudayaan sekarang ini, maka dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA Pada bab ini akan dilakukan evaluasi mengenai Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM) dari aspek kondisi fisik, non-fisik, dan spesifikasi khusus GKGM

Lebih terperinci

V. KONSEP Konsep Dasar Perencanaan Tapak

V. KONSEP Konsep Dasar Perencanaan Tapak V. KONSEP 5.1. Konsep Dasar Perencanaan Tapak Konsep perencanaan pada tapak merupakan Konsep Wisata Sejarah Perkampungan Portugis di Kampung Tugu. Konsep ini dimaksudkan untuk membantu aktivitas interpretasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kendaraan itu harus berhenti, baik itu bersifat sementara maupun bersifat lama atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kendaraan itu harus berhenti, baik itu bersifat sementara maupun bersifat lama atau 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Parkir Kendaraan tidak mungkin bergerak terus-menerus, akan ada waktunya kendaraan itu harus berhenti, baik itu bersifat sementara maupun bersifat lama atau biasa

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Faktor-faktor yang Menjadi Pertimbangan Konsumen Dalam Memilih Salon Dari hasil penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa faktor-faktor yang dipentingkan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Dapat dilihat hasil perhitungan pada Brand Awareness ( Kesadaran Merek ) yang dimiliki oleh pasar swalayan dengan merek Toserba Yogya memiliki persentase terbesar

Lebih terperinci

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban HOUSEKEEPING Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban Penerapan housekeeping yang baik dapat mendukung terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan nyaman. Housekeeping

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL PENUMPANG DI KABUPATEN MAGELANG

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL PENUMPANG DI KABUPATEN MAGELANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 8 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL PENUMPANG DI KABUPATEN MAGELANG

Lebih terperinci

BIDANG KEGIATAN: PKM-GAGASAN TERTULIS

BIDANG KEGIATAN: PKM-GAGASAN TERTULIS USULAN PROGRAM KREATIVITIAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM REVITALISASI PASAR TRADISIONAL: SOLUSI UNTUK PENINGKATAN PERANAN PASAR TRADISIONAL SEBAGAI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) BIDANG KEGIATAN: PKM-GAGASAN

Lebih terperinci

KUESIONER Pertanyaan Untuk Pebelanja. Kelurahan :.. Kecamatan :.. Kota :.. DKI Jakarta

KUESIONER Pertanyaan Untuk Pebelanja. Kelurahan :.. Kecamatan :.. Kota :.. DKI Jakarta Lampiran 1 KUESIONER Pertanyaan Untuk Pebelanja A. Identitas Responden 1. Nama : 2. Alamat : Jl. RT./ RW. Kelurahan :.. Kecamatan :.. Kota :.. DKI Jakarta 3. Status gender : 1. Lelaki / 2. Perempuan 4.

Lebih terperinci