BAB III METODOLOGI. Hospital. Tapak berupa
|
|
- Budi Dharmawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kawasan pusat kota atau Central Business District (CBD) Bandung, Jawaa Barat, tepatnya di Santosa Bandung International Hospital. Tapak berupa healing garden pada lantai empat dan sembilan. Waktu persiapan, pengumpulan, dan pengolahan data dilakukan dari bulan Agustus sampai Oktober 2009 dan penyusunan skripsi dilakukan dari November Peta U Tanpa Skala Sumber gambar: Situs Indotravelers dan situs SBIH, April (2009) Jl. Pasir Kaliki Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian
2 Alat dan Bahan Penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini merupakan literatur dari studi pustaka dan data dari lokasi studi. Alat yang digunakan adalah kuesioner untuk survei, tabel kriteria standar untuk penilaian terhadap healing garden, alat tulis, alat gambar, kamera, dan perangkat komputer dengan program yang mendukung Metode dan Tahapan Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap yang meliputi persiapan, inventarisasi data, analisis, evaluasi, dan sintesis untuk memformulasikan hasil analisis Persiapan Pada tahap pertama ini, dilakukan desk study untuk menyusun konsep dan kriteria evaluasi berdasarkan studi pustaka seperti artikel, paper, skripsi, tesis, jurnal, atau makalah yang terkait dengan permasalahan. Hasil studi yang diperoleh kemudian dianalisis. Melalui berbagai sumber-sumber tersebut, dicari berbagai pendapat baik yang sama maupun berbeda mengenai definisi dan konsep healing garden, perumusan kriteria desain fungsional healing garden menurut beberapa ahli yang dianggap mewakili, dan data lainnya yang terkait. Studi pustaka ini berperan dalam mengumpulkan dan memilah berbagai sumber informasi yang didapatkan sebelum memulai penelitian. Selanjutnya, dilakukan pengenalan terhadap tapak dengan mendatangi langsung lokasi penelitian, serta mengenai data apa saja yang akan diambil. Selain itu, mempersiapkan masalah administrasi yang diperlukan untuk kepentingan penelitian, seperti surat perizinan penelitian, proposal dan lain-lain Inventarisasi Tahap ini merupakan tahap pengambilan data di lapangan, yaitu peneliti pengumpulan data secara langsung di lokasi penelitian. Inventarisasi dilakukan untuk mengetahui keadaan tapak sebenarnya sebagai acuan untuk dianalisis. Data yang dibutuhkan berupa data mengenai desain aktual, keadaan sosial dari pengguna taman, dan data dari aspek terapi (lihat Tabel 3.1).
3 18 Tabel 3.1 Jenis, Bentuk, dan Sumber Data No Jenis Data Bentuk Data Sumber Data 1. Desain aktual a. Kondisi fisik tapak (letak, aksesibilitas, luas, dan batas tapak) Observasi lapang dan lokasi studi healing garden b. Konsep dan denah rancangan awal healing garden Observasi lapang dan lokasi studi c. Zonasi ruang dan area yang ada Observasi lapang d. Kualitas pada tapak Observasi lapang, dan studi pustaka e. Elemen taman (cahaya, tanaman, warna, wangi, suara) Observasi lapang dan studi pustaka 2. Aspek pengguna a. Pengetahuan dan pendapat pengguna mengenai healing garden Wawancara dan survei sederhana b. Identitas pengguna (nama, umur, pekerjaan) Wawancara dan survei sederhana c. Jumlah, jenis, dan kriteria pengguna Wawancara dan survei sederhana d. Bentuk aktivitas dan tujuan pengguna yang datang ke healing garden Wawancara dan survei sederhana e. Pengaruh adanya healing garden menurut pengguna Wawancara dan survei sederhana f. Pola perilaku pengguna Observasi lapang 3. Aspek a. Program/aktivitas terapi yang telah ada Wawancara terapi b. Kriteria kondisi pasien dalam Wawancara melaksanakan terapi c. Kriteria kegiatan terapi yang dapat Wawancara dilakukan di ruang luar d. Fasilitas yang dibutuhkan dalam terapi Wawancara e. Kriteria desain taman terapi Studi pustaka berikut. Penjelasan mengenai data yang dikumpulkan dideskripsikan sebagai 1. Data mengenai denah rancangan fisik dan konsep awal healing garden seperti lokasi, aksesibilitas, luas, dan batas tapak diperoleh dari lokasi studi. Selanjutnya, dianalisis kesesuaiannya berdasarkan kriteria desain fungsional modifikasi dari McDowell dan McDowell (1998), Marcus (1999, 2000), serta Stigsdotter dan Grahn (2002) yang dapat dilihat pada Tabel Konsep dan denah rancangan awal dari healing garden diperoleh untuk mengetahui kesesuian konsep taman dengan konsep dari healing garden yang memiliki kriterianya tersendiri. Denah rancangan awal diperoleh untuk membandingkan perubahan yang terjadi antara rancangan awal dengan rancangan yang terdapat pada saat ini (aktual).
4 19 Tabel 3.2 Kriteria Desain Fungsional Berdasarkan Para Ahli No Kriteria Healing Garden Aspek yang Dinilai di Tapak Aktual Menurut McDowwel dan McDowwel (1998) 1. Pintu masuk khusus yang mengundang Fisik (aksesibilitas) dan mengajak pengunjung ke taman 2. Elemen air untuk efek psikologi, Elemen taman (elemen pendukung) spiritual, dan fisik 3. Penggunaan warna dan pencahayaan Kualitas tapak (pencahayaan dan warna) yang kreatif 4. Penekanan (emphasis) terhadap aspek Fisik (area), kualitas tapak (pemandangan) alami 5. Penggabungan dengan seni Elemen taman (elemen pendukung) Menurut Marcus (1999, 2000) 1. Keragaman ruang Ruang-ruang taman (jenis/macam ) 2. Meratanya material hijau Fisik (area) 3. Mendukung aktivitas Sosial dan aktivitas (jenis aktivitas) 4. Menyediakan pengalihan yang positif Kualitas tapak (pemandangan, penciuman, pendengaran, perabaan) 5. Meminimalisasi gangguan Kualitas tapak (keamanan) 6. Meminimalisasi ketidakjelasan(ambigu) Kualitas tapak (kenyamanan) 7. Kesempatan untuk membuat pilihan dan Ruang-ruang taman (jenis/macam) mencari ruang privasi 8. Kesempatan yang mendukung untuk Ruang-ruang taman (jenis/macam) bersosialisasi 9. Kesempatan untuk pergerakan fisik dan Ruang-ruang taman (jenis/macam) gerak tubuh 10. Bersentuhan dengan alam Fisik (area) 11. Jarak penglihatan taman Fisik (luasan) 12. Aksesibilitas Fisik (aksesibilitas) 13. Rasa aman Kualitas tapak (keamanan) 14. Kenyamanan fisiologis Kualitas tapak (kenyamanan, keamanan) 15. Ketenangan Kualitas tapak (kenyamanan) 16. Keakraban Kualitas tapak (kenyamanan) 17. Desain yang jelas dan tidak abstrak Ruang taman (desain area dan ruang) Menurut Stigsdotter dan Grahn (2002) 1. Mempertimbangkan siapa pengguna Sosial dan aktivitas (Jenis pengunjung) utama dan tingkat kekuatan mentalnya 2. Menstimulasi kelima panca indra Kualitas tapak (pemandangan, penciuman, pendengaran, perabaan) 3. Mengakomodasi kegiatan aktif dan pasif Ruang-ruang taman (jenis/macam) 4. Berkomunikasi dengan pengguna melalui Ruang-ruang taman (desain area dan cara yang suportif dan positif ruang), kualitas tapak (pemandangan, penciuman, pendengaran, warna, keamanan, kenyamanan) 5. Akses yang mudah dicapai Fisik (aksesibilitas) Sumber: McDowwel dan McDowwel (1998), Marcus (1999, 2000), Stigsdotter dan Grahn (2002) 3. Data zonasi, ruang, kualitas, dan elemen pada tapak diamati dari observasi lapang. Data tersebut memberi gambaran mengenai aspek desain tapak secara keseluruhan agar dapat dievaluasi kesesuaiannya dengan konsep dari healing garden.
5 20 4. Data mengenai pengguna adalah tentang pengetahuan dan pendapat pengguna mengenai healing garden identitas pengguna, jumlah dan jenis pengguna, bentuk aktivitas dan tujuan pengguna, serta pendapat mereka dengan keberadaan healing garden dan pengaruh apa yang dirasakan. Data tersebut diperoleh dengan serangkaian pertanyaan sederhana pada survei yang dilakukan pada pengunjung taman. Hasilnya digunakan dalam analisis untuk mengetahui seberapa jauh healing garden ini berpengaruh terhadap penggunanya. 5. Data mengenai pola perilaku pengguna healing garden diperoleh langsung dari observasi ke lapangan dengan mengamati pergerakan dan perilaku pengguna serta pusat aktivitas selama berada di tapak. Pengamatan dilakukan pada pagi, siang, dan sore hari untuk melihat pada waktu mana pengguna paling banyak mengunjungi tapak. Pengamatan dilakukan beberapa kali untuk mendapatkan data yang sesuai. 6. Data mengenai aspek terapi meliputi program/aktivitas terapi yang telah ada, kriteria kondisi pasien dalam melaksanakan terapi, kriteria kegiatan terapi yang dapat dilakukan di ruang luar, dan fasilitas yang dibutuhkan dalam terapi. Data tersebut diperoleh dengan melakukan wawancara terhadap dokter spesialis tertentu sebagai bahan rujukan dalam melakukan evaluasi. 7. Data mengenai kriteria desain taman terapi didapatkan dari studi pustaka berdasarkan teori Marcus McDowell dan McDowell (1998), Marcus (1999, 2000) serta Stigsdotter dan Grahn (2002). Kriteria ini kemudian dimodifikasi dan dijadikan rujukan sebagai bahan pembanding dalam menentukan desain healing garden yang tepat. Jenis data yang diambil pada penelitian ini adalah data primer dan sekunder yang berupa data fisik dan non fisik. Data primer diperoleh dengan observasi lapang, teknik wawancara, dan kuesioner sederhana. Data sekunder sebagai data penunjang yang tidak didapatkan dari observasi lapang diperoleh melalui kepustakaan atau dokumen seperti profil instansi terkait. a. Observasi lapang dilakukan untuk mengetahui langsung kondisi tapak. Hal ini dilakukan dengan memetakan atau menggambarkan desain dari taman, dan mengamati langsung kondisi fisik lanskap pada tapak, pemotretan
6 21 untuk mendokumentasikan kegiatan lapang dan gambaran tapak, karakter lanskap dan lingkungan sekitarnya, serta mengamati aktivitas dan perilaku pengguna tapak. Situasi dan kondisi taman dan perilaku pengguna tapak yang diamati yaitu pada pada pagi, siang dan sore hari. b. Wawancara dan kuesioner dilakukan untuk memperoleh data dan informasi dari pengguna tapak yaitu pasien dan pengunjung pasien, serta pihak-pihak yang bersangkutan. Data yang didapatkan berkaitan dengan kondisi desain tapak aktual, kondisi sosial pengguna dan aspek terapi yang berpengaruh. Wawancara dilakukan terhadap dokter spesialis yang bersangkutan dalam menangani terapi yang dapat dilakukan di ruang luar, sedangkan kuesioner ditanyakan kepada pengguna tapak. Pengguna tapak yaitu pasien dan pengunjung pasien yang menggunakan tapak sehari-hari. Kuesioner dilakukan dengan menggunakan metode sampling yang ditentukan secara sistematik, yaitu pengunjung yang datang ke taman pada urutan nomor ganjil. Jumlah responden yang disurvei berjumlah 42 orang Analisis Pada tahap ini dilakukan pengamatan, penilaian, dan pencatatan terhadap desain healing garden aktual yang terdapat di tapak. Hasil tersebut kemudian dibandingkan kesesuaiannya dengan kualitas standar healing garden dan komponennya menurut kriteria McDowell dan McDowell (1998), Marcus (1999, 2000) serta Stigsdotter dan Grahn (2002). Analisis yang digunakan dalam penilaian kriteria desain fungsional healing garden ini menggunakan analisis deskriptif. Analisis kondisi aktual taman dilakukan dengan format yang dimodifikasi dari penilaian Key Performance Index (KPI) menurut Arifin, Munandar, Arifin, Pramukanto, dan Damayanti (2008). KPI didapatkan berdasarkan perbandingan nilai aktual (lapang) dengan nilai standar. aktual memiliki kisaran nilai dari 1 sampai 3. Sedangkan nilai standar adalah 3. Kisaran nilai dari hasil pembagian tersebut adalah 0,33 hingga 1. Kisaran tersebut memiliki kriteria kesesuaian standar, dimana 0,33 KPI < 0,67 berarti Tidak sesuai kriteria standar, dan kisaran KPI 0,67 berarti Sesuai dengan standar. Cara penilaian adalah dengan membubuhkan angka pada kolom Aktual antara 1 sampai 3, dimana nilai 1 berarti Tidak sesuai menurut
7 22 kriteria, nilai 2 berarti Kurang sesuai menurut kriteria, dan nilai 3 berarti Sesuai menurut kriteria. Penilaian kriteria standar desain fungsional healing garden menggunakan tabel checklist (Tabel 3.3). Indikator dari komponen-komponen healing garden disusun berdasarkan kualitas standar yang ditetapkan menurut McDowell dan McDowell (1998), Marcus (1999, 2000) serta Stigsdotter dan Grahn (2002). Penilaian dilakukan berdasarkan interpretasi penulis terhadap setiap komponen indikator. Interpretasi tersebut dinyatakan berdasarkan acuan standar tersebut. Pada Tabel 3.3 terdapat contoh penilaian dan perhitungannya untuk komponen pertama (Fisik) dengan nilai KPI sebesar 0,6. Tabel 3.3 Kriteria Standar Healing Garden Modifikasi dari McDowell dan McDowell (1998), Marcus (1999, 2000), Stigsdotter dan Grahn (2002) No Komponen Lapang* Indikator Kualitas Standar 1. Fisik Aksesibilitas Akses yang mudah dicapai, aksesibilitas 2 3 Pintu masuk khusus yang mengundang dan mengajak 1 3 pengunjung ke taman Tidak berbahaya, dapat dilalui oleh pengunjung dengan 3 3 keterbatasan fisik Area Penekanan (emphasis) terhadap aspek alami, bersentuhan dengan alam dan meratanya material 1 3 hijau Luasan Tidak terlalu sempit, jarak penglihatan pada taman 2 3 Jumlah Kualitas Pemandangan tapak Pencahayaan Warna Penciuman Penekanan (emphasis) terhadap aspek alami Menyediakan pengalihan yang positif, menstimulasi kelima panca indra Tidak terlalu gelap/terang, bayangan alami dan sinar matahari cukup/tidak berlebihan Penggunaan warna dan pencahayaan yang kreatif Tidak monoton, perpaduan yang kreatif dengan kualitas lain Menimbulkan wangi yang menenangkan Menyediakan pengalihan yang positif, menstimulasi kelima panca indra Standar KPI ** 9/15 = 0,6
8 23 Lanjutan Tabel 3.3 No Komponen 3. Ruangruang taman 4. Elemen taman Indikator Pendengaran Perabaan Keamanan Kenyamanan Desain area dan ruang Jenis/macam Luasan Sirkulasi Soft material Kualitas Standar Tidak gaduh, suara alami Menyediakan pengalihan yang positif, menstimulasi kelima panca indra Tekstur dari material yang beragam, Menyediakan pengalihan yang positif, menstimulasi kelima panca indra Memberi rasa aman, tidak membahayakan Bebas vandalisme Meminimalisasi gangguan Suhu nyaman, kenyamanan fisiologis Desain jelas dan tidak abstrak, meminimalisasi ketidakjelasan (ambigu) Ketenangan, keakraban Desain yang jelas dan tidak abstrak, tidak disorientasi Jumlah Kesempatan untuk membuat pilihan dan mencari ruang privasi Kesempatan yang mendukung untuk bersosialisasi Keragaman ruang, kesempatan untuk pergerakan fisik dan gerak tubuh, mengakomodasi kegiatan aktif dan pasif Tidak sempit, nyaman Nyaman, tidak panas Jumlah Jenis tanaman lokal Bentuk ornamental dan tidak abstrak Pertumbuhan sepanjang tahun Aman, tidak toksik, tidak berduri Lokasi sesuai dengan fungsinya Mudah dipelihara Lapang* Standar KPI **
9 24 Lanjutan Tabel 3.3 No Komponen 4. Elemen taman 5. Sosial dan aktivitas Indikator Hard material Elemen pendukung Jenis pengunjung Jenis aktivitas Kualitas Standar Jenisnya berupa jalur jalan dan site furniture (bangku taman, tempat sampah, dll.) Bentuk ornamental, bertekstur, tidak abstrak Aman, tidak licin, dilengkapi handrails Tidak memantulkan cahaya panas, tidak mudah pecah Adanya fasilitas terapi (jalur refleksi, dll.) Elemen air untuk efek psikologi, spiritual, dan fisik Penggabungan dengan seni, benda seni yang tidak abstrak dan ambigu Jumlah Mempertimbangkan siapa pengguna utama dan tingkat kekuatan mentalnya (pasien, pengunjung dan karyawan) Mendukung aktivitas aktif dan pasif Jumlah Jumlah Total Lapang* Standar Keterangan: * 1 : tidak sesuai dengan kriteria standar 2 : kurang sesuai dengan kriteria standar 3 : sesuai dengan kriteria standar **KPI: Key Performance Index *** Format tabel berdasarkan modifikasi dari Arifin, Munandar, Arifin, Pramukanto, dan Damayanti (2008) KPI ** Evaluasi Setelah analisis dilakukan, selanjutnya adalah evaluasi desain healing garden dengan kriteria desain yang fungsional menurut McDowell dan McDowell (1998), Marcus (1999, 2000), serta Stigsdotter dan Grahn (2002). Evaluasi ini dilakukan untuk mendapatkan nilai KPI yang menggambarkan perbedaan kualitas dari healing garden, bagian atau komponen tamannya antara kondisi aktual dengan kualitas standar bagi setiap indikator. KPI diperoleh dari perhitungan yang dilakukan, yaitu membagi jumlah nilai yang berada di kolom Lapang dengan jumlah nilai yang berada di kolom Standar (Tabel 3.3). lapang, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, merupakan nilai yang didapatkan melalui pengamatan kondisi aktual healing garden terhadap semua indikator.
10 25 standar adalah nilai maksimum yang terdapat pada setiap indikator. Hasil penilaian KPI berupa nilai selang antara nilai terendah 0,33 dan nilai tertinggi 1. Konfirmasi atau verifikasi dilakukan terhadap fungsi yang berdasarkan ada atau tidaknya program aktivitas terapi yang dilakukan terhadap proses penyembuhan pasien, tinjauan pustaka terhadap kriteria desain taman yang seharusnya, dan konsultasi dengan dokter spesialis mengenai aspek terapi. Aspek terapi yang dikonfirmasi adalah mengenai jenis terapi yang dapat dibawa ke ruang luar dan fasilitas yang dibutuhkannya. Hasil yang akan didapatkan berupa simpulan apakah healing garden tersebut sesuai atau tidak secara keseluruhan dan apakah terdapat pengaruh terhadap penggunanya dengan keberadaan healing garden tersebut Sintesis Tahapan ini dilakukan dengan mengembangkan hasil analisis dan evaluasi yang telah dilakukan mengenai kesesuaian desain taman menurut definisi dari healing garden menurut para ahli dan bagaimana pengaruh healing garden terhadap penggunanya. Simpulan diperoleh berdasarkan hasil analisis dan evaluasi terhadap penilaian kriteria standar desain fungsional healing garden, keadaan sosial dari pengguna taman yang diperoleh dari hasil survei dengan kuesioner sederhana serta data dari aspek terapi, serta adanya potensi dan kendala dari healing garden yang mempengaruhi penggunanya. Hasil simpulan tersebut dapat berupa sesuai atau tidaknya healing garden tersebut dengan kriteria desain yang fungsional menurut McDowell dan McDowell (1998), Marcus (1999, 2000) serta Stigsdotter dan Grahn (2002) dan peran healing garden tersebut dalam keberadaannya di lingkungan rumah sakit. Jika hasil yang didapatkan menyatakan bahwa healing garden tersebut sesuai menurut kriteria desain yang fungsional menurut para ahli dan adanya pengaruh yang positif dari keberadaan taman tersebut di lingkungan rumah sakit, sintesis yang akan dihasilkan adalah upaya mempertahankan konsep tersebut dan dapat menjadikannya acuan bagi pembuatan healing garden serupa di tempat lainnya. Sedangkan, sintesis untuk mencari solusi pemecahan masalah dilakukan jika dari hasil analisis dan evaluasi ditemukan ketidaksesuaian yang diperoleh menurut kriteria desain yang fungsional menurut McDowell dan McDowell
11 26 (1998), Marcus (1999, 2000) serta Stigsdotter dan Grahn (2002) serta tidak terdapatnya pengaruh positif yang didapatkan dari keberadaan tapak. Solusi dapat berupa suatu usulan program mengenai pemanfaatan tapak secara maksimal atau berupa usulan rancangan healing garden. 3.4 Alur Penelitian Berikut adalah skema alur penelitian berlangsung yang dapat dilihat pada Gambar 3.2. Taman Healing garden Desain healing garden aktual A. Aspek fisik B. Denah rancangan C. Konsep dan rancangan awal D. Zonasi ruang yang ada E. Elemen taman (cahaya, tanaman, warna, wangi, suara) F. Kondisi sosial G. Aspek terapi Kriteria desain dan fungsi Kriteria desain fungsional (McDowell dan McDowell (1998), Marcus (1999, 2000) serta Stigsdotter dan Grahn (2002): - Penggunaan warna dan pencahayaan yang kreatif - Penekanan (emphasis) terhadap aspek alami - Kesempatan yang mendukung untuk bersosialisasi - Meminimalisasi gangguan - Menstimulasi kelima panca indra - dll. Wawancara mengenai aspek terapi Konfirmasi Evaluasi Pengamatan pola dan perilaku pengguna Survei pengguna Verifikasi Konfirmasi Tidak sesuai kriteria desain dan fungsional Sesuai kriteria desain dan fungsional Pemecahan masalah Dipertahankan Gambar 3.2 Skema Tahapan Penelitian
BAB III METODOLOGI. Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian (Sumber: dan Googlemaps, 2009) Peta Kota Bandung Tanpa Skala.
13 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Studi Penelitian ini dilakukan di Taman Cilaki Atas (TCA), Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat (Gambar 2). Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taman Kota Taman kota merupakan salah satu bentuk ruang terbuka hijau yang terletak di kota dan banyak digunakan oleh masyarakat sebagai tempat aktivitas sosial. Secara umum,
Lebih terperinciEVALUASI TAMAN RUMAH SAKIT SEBAGAI HEALING GARDEN (STUDI KASUS: SANTOSA BANDUNG INTERNATIONAL HOSPITAL) RACHMA KANIA
EVALUASI TAMAN RUMAH SAKIT SEBAGAI HEALING GARDEN (STUDI KASUS: SANTOSA BANDUNG INTERNATIONAL HOSPITAL) RACHMA KANIA DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010
Lebih terperinciBAB V ANALISIS SINTESIS
BAB V ANALISIS SINTESIS 5.1 Aspek Fisik dan Biofisik 5.1.1 Letak, Luas, dan Batas Tapak Tapak terletak di bagian Timur kompleks sekolah dan berdekatan dengan pintu keluar sekolah, bangunan kolam renang,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Gambar 6 Peta Lokasi Studi (Sumber: dan
BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Studi Studi ini dilakukan di Sekolah Alam dan Sains Al-Jannah yang terletak di jalan Jambore No.4 Pondok Ranggon, Cipayung, Jakarta Timur. Peta lokasi studi dapat
Lebih terperinciEvaluasi Nilai Fungsional dan Estetika Taman Maccini Sombala Kota Makassar sebagai Taman Hortikultura
Evaluasi Nilai Fungsional dan Estetika Taman Maccini Sombala Kota Makassar sebagai Taman Hortikultura CRI WAHYUNI BRAHMI YANTI 1*, NURFAIDA 1, A KAISAR ALRIAN PRAMASARANDY 1 1. Program Studi Agroteknologi,
Lebih terperinciSurvey Pasien Healing Garden (Taman Penyembuhan)
LAMPIRAN 106 Lampiran 1 Kuesioner untuk Survey Survey Pasien Healing Garden (Taman Penyembuhan) Responden yang terhormat. Perkenalkan, nama saya Rachma Kania. Saya sebagai mahasiswa Institut Pertanian
Lebih terperinciSTUDI EVALUASI TAMAN KOTA SEBAGAI TAMAN TERAPEUTIK
STUDI EVALUASI TAMAN KOTA SEBAGAI TAMAN TERAPEUTIK (Studi Kasus: Taman Cilaki Atas, Kota Bandung) AZI MUHAMAD ALIF HIDAYAH DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
Lebih terperinciSTUDI EVALUASI TAMAN KOTA SEBAGAI TAMAN TERAPEUTIK STUDI KASUS: TAMAN CILAKI ATAS, KOTA BANDUNG
STUDI EVALUASI TAMAN KOTA SEBAGAI TAMAN TERAPEUTIK STUDI KASUS: TAMAN CILAKI ATAS, KOTA BANDUNG Evaluation Study of Urban Park as Therapeutic Park (Case: Upper Cilaki Park, Bandung City) Azi Muhamad Alif
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Marzoeki Mahdi, Bogor, Jawa Barat. Penelitian dilakukan pada Agustus Oktober 2010, mencakup pelaksanaan penelitian
Lebih terperinciMETODOLOGI. Lokasi dan Waktu. Keterangan Jl. KH. Rd. Abdullah Bin Nuh. Jl. H. Soleh Iskandar
20 METODOLOGI dan Waktu Studi dilakukan di kawasan Jalan Lingkar Luar Kota Bogor, Jawa Barat dengan mengambil tapak di kawasan lanskap Jalan KH. Rd. Abdullah bin Nuh dan Jalan H. Soleh Iskandar. Kegiatan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
14 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI Kegiatan penelitian ini dilakukan di Pusat Kota Banda Aceh yang berada di Kecamatan Baiturrahman, tepatnya mencakup tiga kampung, yaitu Kampung Baru,
Lebih terperinciDAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR ISI Lembar Judul i Lembar Pengesahan.ii Abstraksi.....iii Lembar Persembahan..iv Kata Pengantar.v Daftar Isi...viii Daftar Gambar..xiii Daftar Skema... xvi Daftar Tabel xvii BAB I PENDAHULUAN A.
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Jakarta Timur, Kota Jakarta, Propinsi DKI Jakarta dengan sampel tujuh Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) dan lokasi
Lebih terperinciGambar 4. Peta Lokasi Penelitian
33 METODOLOGI Lokasi Penelitian Penelitian mengenai Rencana Penataan Lanskap Kompleks Candi Muara Takus sebagai Kawasan Wisata Sejarah dilakukan di Desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar,
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Panti Rumah; tempat (kediaman); - asuhan, tempat memelihara anak yatim (piatu); - derma, rumah tempat merawat yatim piatu (orang tua dsb). Poerwadarminta, W. J.S. (1003)
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. Gambar 1 Peta lokasi penelitian
16 III. METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Studi mengenai Perencanaan Jalur Hijau Jalan sebagai Identitas Kota Banjarnegara dilakukan di jalan utama Kota Banjarnegara yang terdiri dari empat segmen,
Lebih terperinciBAB III. METODOLOGI PENELITIAN
15 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Studi ini dilakukan di Kecamatan Kebayoran Baru, Kotamadya Jakarta Selatan, DKI Jakarta. Survei pendahuluan tapak dilakukan pada bulan
Lebih terperinci3 METODE Jalur Interpretasi
15 2.3.5 Jalur Interpretasi Cara terbaik dalam menentukan panjang jalur interpretasi adalah berdasarkan pada waktu berjalan kaki. Hal ini tergantung pada tanah lapang, jarak aktual dan orang yang berjalan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Studi
10 BAB III METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Studi Penelitian mengenai perencanaan lanskap ini dilakukan di kawasan bersejarah Komplek Candi Gedong Songo,, Kecamatan Ambarawa, Semarang, Jawa Tengah. Peta,
Lebih terperinciMETODOLOGI. Gambar 6 Peta lokasi penelitian. Sumber: www. wikimapia.com 2010 dan BB Litbang Sumber Daya Lahan, 2008.
METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian berlokasi di Yayasan Pengembangan Insan Pertanian Indonesia (YAPIPI) yang secara administratif berlokasi di Kp. Bojongsari RT 03 RW 05 Kecamatan
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
33 BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Studi ini dilakukan di Kota Padang Panjang, Sumatera Barat. Secara administrasi pemerintahan Kota Padang Panjang terletak di Provinsi Sumatera
Lebih terperinciGambar 1 Lokasi penelitian (Sumber: Wikimapia.org)
10 III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian ini bertempat di sebidang lahan pertanian di Desa Krajan, Kelurahan Pangulah Utara dan Selatan, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat (Gambar
Lebih terperinciKUESIONER KENYAMANAN PENGGUNA
LAMPIRAN-A STUDI KENYAMANAN PENGGUNA TERHADAP RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK PADA RUMAH SUSUN SUKARAMAI MEDAN DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 Tanggal: Waktu : (Pagi/
Lebih terperinciSumber: Anonim (2011) Gambar 2. Peta Lokasi Ocean Ecopark Ancol
10 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Magang Kegiatan magang dilaksanakan di Ocean Ecopark Ancol yang terletak di Jalan Lodan Timur No.7, Jakarta Utara (Gambar 2). Ocean Ecopark yang terletak
Lebih terperinciMETODOLOGI Waktu dan Tempat
41 METODOLOGI Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian dilaksanakan di base camp Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi, Jawa Barat (Gambar 15). Kegiatan ini dilaksanakan dari bulan Mei 2011 sampai dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Hubungan Manusia dengan Alam dalam Konteks Kesehatan Sehat alami adalah sehat rohani dan jasmani yang diupayakan sendiri secara alami. Tentu saja hal ini sudah dilakukan sejak
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Gambar 8 Peta Lokasi Penelitian (Sumber:
13 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Studi Lokasi penelitian ini berada pada CBD Sentul City, yang terletak di Desa Babakan Maday, Kecamatan Citeuruep, Kabupaten DT II Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and
BAB 3 METODE PERANCANGAN Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and Exhibition Center di Kota Batu ini menggunakan penelitian dengan metode analisis dan sintesis. Metode tersebut
Lebih terperinciBAB.IV. KONSEP DESAIN. IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic,
BAB.IV. KONSEP DESAIN IV.1 Tema Perancangan Tema Perancangan Proyek medical spa ini adalah, Refreshing, Relaxing and Theurapetic, Refreshing, berarti tidak kaku, mampu memotivasi pengguna Relaxing, mampu
Lebih terperinciMEDICAL SPA (DESTINATION SPA)
MEDICAL SPA (DESTINATION SPA) LAPORAN TUGAS AKHIR DESAIN INTERIOR / DI 40Z0 SEMESTER II TAHUN 2006-2007 SEBAGAI SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA DARI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Oleh : Sita Fitriana
Lebih terperinciBAB III. Penelitian inii dilakukan. dan Danau. bagi. Peta TANPA SKALA
14 BAB III METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian inii dilakukan di Sentul City yang terletak di Kecamatan Babakan Madang dan Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat (Gambar
Lebih terperinciIII METODOLOGI. Desa Ketep. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian. Tanpa Skala
14 III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian berada di Desa Ketep, Kecamatan Sawangan yang merupakan bagian dari Kawasan Agropolitan Merapi Merbabu, Kabupaten Magelang, Provinsi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zaman sekarang ini kemajuan di bidang olahraga semakin maju dan pemikiran manusia makin meningkat dalam mencapai suatu prestasi yang tinggi, maka negara-negara yang
Lebih terperinciAnalisis Kualitas Faktual Sebagai Salah Satu Alat Evaluasi Penentu Kualitas Ruang Terbuka Publik di Kota Bandung
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Analisis Kualitas Faktual Sebagai Salah Satu Alat Evaluasi Penentu Kualitas Ruang Terbuka Publik di Kota Bandung Hari Hajaruddin Siregar Mahasiswa Magister Rancang Kota, Sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancangan Peredaran dan penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang saat ini menjadi persoalan yang memprihatinkan. Peningkatan jumlah pengguna dari tahun ke tahun
Lebih terperinciKONDISI UMUM Batas Geografis dan Administratif Situs Candi Muara Takus
30 KONDISI UMUM Batas Geografis dan Administratif Wilayah perencanaan situs Candi Muara Takus terletak di Desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Jarak kompleks candi
Lebih terperinciGambar 12. Lokasi Penelitian
III. METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di jalur wisata Puncak, terletak di Kabupaten Bogor. Jalur yang diamati adalah jalur pemasangan reklame yang berdasarkan data
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN
BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN Kerangka kajian yang digunakan dalam proses perancangan Hotel Resort Batu ini secara umum, diuraikan dalam beberapa tahap antara lain: 3.1 Pencarian Ide/Gagasan Tahapan kajian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dunia pendidikan adalah salah satu bidang yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat sekarang ini, terlebih lagi dengan adanya program pemerintah yang mewajibkan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian
III. METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di jalur pedestrian kawasan Jalan M.H. Thamrin Jend. Sudirman, Jakarta (Gambar 4). Jalur pedestrian pada Jalan M.H. Thamrin
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Proses Perancangan 3.1.1 Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso Kabupaten Malang ini mempunyai ruang lingkup
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kota Jakarta sebagai pusat pemerintahan, pusat perdagangan, pusat perbankan dan pusat perindustrian menuntut adanya kemajuan teknologi melalui pembangunan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. berdasarkan kebutuhan pengguna? 6.1 Penilaian Pengguna Mengenai Komponen Setting Fisik Ruang Terbuka Publik Kawasan Eks MTQ
BAB VI KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini merupakan hasil dari analisis dan pembahasan terhadap penilaian komponen setting fisik ruang terbuka publik dan non fisik (aktivitas) yang terjadi yang
Lebih terperinciIV. METODOLOGI 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan
IV. METODOLOGI 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Tapak secara geografis terletak di 3 o 16 32-3 o 22 43 Lintang Selatan dan 114 o 3 02 114 o 35 24 Bujur Timur administratif termasuk ke dalam Kelurahan Kertak
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Lokasi yang dijadikan fokus penelitian berlokasi di TWA Cimanggu Sesuai administrasi pemangkuan kawasan konservasi, TWA Cimanggu termasuk wilayah kerja Seksi Konservasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Proses merancang membutuhkan suatu metode atau runtutan langkah-langkah kerja untuk memudahkan perancang dalam mengembangkan idenya. Metode dalam merancang Balai Penelitian Infrastruktur
Lebih terperinciBAB VI KONSEP 6.1 Konsep Umum
BAB VI KONSEP 6.1 Konsep Umum Perancangan taman terapi di Sekolah Alam dan Sains Al-Jannah ini terutama diperuntukkan bagi anak berkebutuhan khusus. Tapak akan dikembangkan menjadi taman yang dapat memberikan
Lebih terperinciGambar 2 Peta lokasi studi
15 III. METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Studi Studi dilakukan di Kebun Anggrek yang terletak dalam areal Taman Kyai Langgeng (TKL) di Jalan Cempaka No 6, Kelurahan Kemirirejo, Kecamatan Magelang Tengah,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3. 1 Tempat dan Waktu 3. 2 Alat dan Bahan 3. 3 Metode dan Pendekatan Perancangan 3. 4 Proses Perancangan
BAB III METODOLOGI 3. 1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di areal kompleks perguruan tinggi ISI Yogyakarta, Panggungharjo, Sewon, Bantul. Pelaksanaan penelitian dimulai bulan Januari 2008.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap dan Lanskap Kota Lanskap merupakan suatu bagian dari muka bumi dengan berbagai karakter lahan/tapak dan dengan segala sesuatu yang ada di atasnya baik bersifat alami maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ruang luar dan ruang dalam. Masing-masing dari dua bagian tersebut mempunyai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ruang, pada dasarnya terjadi oleh adanya hubungan antara sebuah obyek dan manusia yang melihatnya. Hubungan itu mula-mula ditentukan oleh penglihatan, tetapi bila
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. metode pengumpulan data, metode analisis data serta metode penyajian hasil analisis data.
BAB III METODE PENELITIAN Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu optimalisasi peran dan fungsi ruang publik Taman Sungai Kayan kota Tanjung Selor Kalimantan Utara, maka diperlukan penajaman metode penelitian
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. Selatan, pemerintah telah membuat kebijakan dan program yang tertuang dalam
Bab I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Pemilihan Kasus Kota Banjarmasin sebagai ibu kota provinsi Kalimantan Selatan, mempunyai tingkat pendidikan penduduk yang masih rendah. Hal ini dapat dilihat
Lebih terperinciTabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Perkampungan Portugis Kampung Tugu Jakarta Utara Lanskap Sejarah Aspek Wisata Kondisi Lanskap: - Kondisi fisik alami - Pola Pemukiman - Elemen bersejarah - Pola RTH
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. daksa yang dapat menerima segala umur dan kelas sosial, memudahkan
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Ide Perancangan Ide rancangan pada Pusat Rehabilitasi Tuna Daksa di Surabaya berawal dari fakta di lapangan, yaitu fasilitas-fasilitas umum yang kurang memberikan kemudahan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan
Lebih terperinciGambar 1 Lokasi penelitian.
7 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Perencanaan tapak ini dilaksanakan di KHDTK Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat (Gambar 1). Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei-Juli 2012. Gambar
Lebih terperinciMETODOLOGI. Tabel 1. Jenis, Sumber, dan Kegunaan data No Jenis Data Sumber Data Kegunaan
METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Pantai Kelapa Rapat (Klara) Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, dengan luas area ± 5.6 Ha (Gambar 2). Penelitian ini dilaksanakan selama 4
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
digilib.uns.ac.id BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Pada penelitian ini materi yang diteliti adalah kendaraan roda 4 yang menggunakan fasilitas parkir Solo Grand Mall baik itu di dalam gedung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Judul : Apartemen dengan Pendekatan Desain Biophilik Di Jakarta Selatan
BAB I PENDAHULUAN Judul : Apartemen dengan Pendekatan Desain Biophilik Di Jakarta Selatan 1.1 Pemahaman Judul Apartemen Apartemen adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan
Lebih terperinciIII METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian.
III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kawasan Gunung Kapur Cibadak Ciampea Bogor, Propinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian terlihat pada Gambar 2. Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciGambar 3. Peta Orientasi Lokasi Studi
BAB III METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Kegiatan studi dilakukan di Dukuh Karangkulon yang terletak di Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan luas
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Dasar Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar (tata ruang luar) tetapi juga bagian dalam (tata ruang dalam) bangunan. Inti dari konsep
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Metode Perancangan Sebuah proses perancangan dibutuhkan sebuah metode untuk memudahkan perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode deskriptif analisis adalah salah
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau
BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Metode Umum Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau tahapan-tahapan dalam merancang, yang disertai dengan teori-teori dan data-data yang
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam
BAB III METODE PERANCANGAN Suatu proses perancangan membutuhkan suatu metode yang memudahkan bagi perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam Perancangan Pusat Dokumentasi
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. natural dan therapist, sehingga sangat berbeda dengan Rumah Sakit Kanker pada
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Panti Terapi dan Rehabilitasi Kanker Panti Terapi dan Rehabilitasi Kanker merupakan bangunan yang diciptakan sebagai media terhadap penyembuhan penderita kanker yang mengarah
Lebih terperinciPERENCANAAN LANSKAP JALUR PENCAPAIAN KAWASAN AGROWISATA PADA AGROPOLITAN CIPANAS, CIANJUR. Oleh : Annisa Budi Erawati A
PERENCANAAN LANSKAP JALUR PENCAPAIAN KAWASAN AGROWISATA PADA AGROPOLITAN CIPANAS, CIANJUR Oleh : Annisa Budi Erawati A34201035 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1 Waktu Magang
12 BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu Magang Kegiatan magang berlangsung sekitar tiga bulan (Tabel 1) dimulai pada bulan Februari dan berakhir pada bulan Mei Tabel 1 Kegiatan dan Alokasi Waktu Magang Jenis Kegiatan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli Lokasi penelitian adalah di kawasan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli 2014. Lokasi penelitian adalah di kawasan hutan mangrove pada lahan seluas 97 ha, di Pantai Sari Ringgung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia memiliki kebutuhan primer yang merupakan kebutuhan utama manusia yang harus dipenuhi. Salah satu kebutuhan utama manusia adalah kebutuhan untuk kesehatan. Pada
Lebih terperinciV. KONSEP Konsep Dasar Perencanaan Tapak
V. KONSEP 5.1. Konsep Dasar Perencanaan Tapak Konsep perencanaan pada tapak merupakan Konsep Wisata Sejarah Perkampungan Portugis di Kampung Tugu. Konsep ini dimaksudkan untuk membantu aktivitas interpretasi
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. Metode Perancangan merupakan cara berfikir dengan menyesuaikan rumusan
BAB III METODE PERANCANGAN Metode Perancangan merupakan cara berfikir dengan menyesuaikan rumusan masalah dan tujuan perancangan hingga menghasilkan suatu produk (hasil rancangan). Dengan metode perancangan
Lebih terperinciTeknik sampel yang dipakai adalah teknik pengambilan contoh atau sampel kasus
Model Unit Kesehatan Ibu dan AnaJ^ RSU Tipe CPKU. MuAammadiya^ Jogjakarta Yjana Rehabilitatif dan Bernuansa Tempat Tmaaaf BabIII BAB in RANCANGAN PENELITIAN Rancangan penelitian yang dilakukan meliputi
Lebih terperinci2. Bagi keluarga pasien dan pegunjung Tenang dan percaya akan kemampuan rumah sakit dalam menangani pasien yang menyatakan tersirat dalam interiornya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan rumah sakit sebagai suatu lembaga yang menyediakan pelayanan jasa kesehatan sering kali menimbulkan tekanan psikologis dan ekonomi bagi konsumennya. Selama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah bangunan gedung atau sarana kesehatan yang memerlukan perhatian khusus dari segi keamanan, keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan, dimana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PROYEK Tinjauan Umum : Pusat Rehabilitasi Medik Tema Arsitektur : Healing Architecture
2.1. Tinjauan Umum Nama Proyek : Pusat Rehabilitasi Medik Tema Arsitektur : Healing Architecture Sifat Proyek : Fiktif Lokasi Proyek : Jl. Adiyaksa Raya, Jakarta Selaan Batas Barat : Perkantoran, hotel
Lebih terperinciBAB VI KONSEP RANCANGAN
BAB VI KONSEP RANCANGAN Lingkup perancangan: Batasan yang diambil pada kasus ini berupa perancangan arsitektur komplek Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh meliputi fasilitas terapi, rawat inap, fasilitas
Lebih terperinciRUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH DI KABUPATEN SEMARANG BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit Khusus Bedah merupakan sebuah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan
Lebih terperinciGambar 3.1 Peta Kota Cirebon Sumber: Hasil Penelitian, 2013.
A. Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian Pada penelitian ini, daya tarik wisata yang akan dikaji adalah potensi wisata budaya kota Cirebon provinsi Jawa Barat. Wilayah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 3, , ,59. 14,16 Rata-rata ,29 8,85
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kota Purwokerto adalah ibukota kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Bertambahnya jumlah fasilitas perekonomian dan pendidikan yang ada di Kota Purwokerto dari waktu ke
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
27 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dari penelitian ini menunjukkan kualitas estetika pohon-pohon dengan tekstur tertentu pada lanskap jalan dan rekreasi yang bervariasi. Perhitungan berbagai nilai perlakuan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI. Gambar 3. Lokasi Penelitian
III. METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Studi mengenai perencanaan lanskap jalur interpretasi wisata sejarah budaya ini dilakukan di Kota Surakarta, tepatnya di kawasan Jalan Slamet Riyadi. Studi ini dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1. Proses Perancangan dan Metode Umum 3.1.1. Identifikasi Masalah Pencarian idea tau gagasan tentang rumah sakit yang dibutuhkan di Kota Malang Menggunakan pola berfikir deduktif
Lebih terperinciPERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR. Oleh: Siswanti Asri Trisnanih ( ) 08 PAC
PERANCANGAN INTERIOR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HERMINA DI JAKARTA BARAT PAPER TUGAS AKHIR Oleh: Siswanti Asri Trisnanih (1401083134) 08 PAC School of Design Interior Design Department Universitas Bina Nusantara
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xiv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 LATAR BELAKANG... 1 1.2 TUJUAN DAN SASARAN...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolam renang merupakan fasilitas umum yang digemari oleh anakanak, remaja dan juga dewasa. Terutama remaja dan anak-anak sangat menyukai tempat yang menyediakan kebutuhan
Lebih terperinciSEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA
BAB V KONSEP 5.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep perancangan Sekolah Tinggi Seni Teater ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah INTERAKSI. Interaksi dapat diartikan sebuah bangunan yang dirancang
Lebih terperinciVI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET
42 VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET Pengembangan konsep dalam studi perencanaan kawasan ini akan terbagi ke dalam empat sub konsep, yaitu perencanaan lanskap pedestrian shopping street,
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Kesimpulan Hasil Analisa Kondisi Penerapan Healing Environment Hasil penelitian studi banding menyimpulkan bahwa rumah sakit-rumah sakit terkemuka di Jakarta
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan, dimulai bulan Februari 2011 hingga bulan Juni 2011 di Sentra Produksi Rambutan Gedongjetis, Tulung, Klaten (Gambar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan kondisi perekonomian nasional mendorong orientasi pembangunan Kota DKI Jakarta kearah barang dan jasa. Reorientasi mendorong dikembangkannya paradigma
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang
Lebih terperinciBAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Tujuan Perencanaan dan Perancangan Perencanaan dan perancangan Penataan PKL Sebagai Pasar Loak di Sempadan Sungai Kali Gelis Kabupaten Kudus
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
12 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III BAHAN DAN METODE Penelitian di lapang berlangsung dari April 2011 sampai Juni 2011. Kegiatan penelitian ini berlokasi di Kawasan Industri Karawang International
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
158 BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Konsep Dasar Diagram 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar dari perancangan Rumah Sakit Jantung ini merujuk pada tema Healing Environment yang mengedepankan aspek
Lebih terperinciPerancangan Convention and Exhibition di Malang
BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan ini pada dasarnya diperoleh dari hasil analisis pada bab analisis perancangan yang kemudian disimpulkan (sintesis). Sintesis didapat berdasarkan pendekatan tentang
Lebih terperinci2015 RUMAH SAKIT KHUSUS JANTUNG KOTA BANDUNG
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan Dewasa ini kehidupan modern telah menjadi prioritas utama bagi sebagian besar masyarakat di Indonesia, khususnya kalangan masyarakat ekonomi menengah dan
Lebih terperinci