BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sigma bukan merupakan program kualitas yang berpegang pada zero defect (tanpa

dokumen-dokumen yang mirip
Sejarah Six Sigma Jepang ambil alih Motorola produksi TV dng jumlah kerusakan satu dibanding duapuluh Program Manajemen Partisipatif Motorola (Partici

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III SIX SIGMA. Six Sigma pertama kali digunakan oleh perusahaan Motorola pada tahun

Analisis Pengendalian Kualitas Produksi Tepung Terigu dengan Pendekatan Six Sigma dan Cost of Poor Quality

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat

BAB I PENDAHULUAN. an. Hanya dalam dua tahun setelah meluncurkan Six Sigma, Motorola. mendapatkan penghargaan Malcolm Baldrige National Quality Award.

3.1 Persiapan Penelitian

MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK MELALUI KONSEP DMAIC PADA SIX SIGMA

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Analisa Proses Bagan Alir Proses

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. research) yaitu penelitian yang melakukan pemecahan

BAB II LANDASAN TEORI. ada lima pakar utama dalam manajemen mutu terpadu (Total Quality. penggunaan itu didasarkan pada lima ciri utama berikut:

Damper DB2B24SSC, diantaranya adalah:

SKRIPSI. Disusun oleh : Muhammad Nugroho Karim Amrullah JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri - Fakultas Teknik SKRIPSI Semester Ganjil 2005/2006

Modul 5 Six Sigma MODUL 5 SIX SIGMA. Laboratorium OSI & K FT. UNTIRTA (Praktikum POSI 2011)

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 2 LANDASAN TEORI

MANAJEMEN KUALITAS PROYEK REFERENSI : PMBOK

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di

ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA

IDENTIFIKASI KUALITAS PRODUK GENTENG BETON DENGAN METODE DMAIC DI UD.PAYUNG SIDOARJO. Dedy Ermanto Jurusan Teknik Industri FTI UPN Veteran Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KUALITAS UNTUK MENGURANGI NO GOOD IN PROCESS CORE ASSY 2WV DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA (Studi Kasus di PT.

Bab 2 Landasan Teori

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan global yang dikarenakan oleh perkembangan pasar dunia yang semakin

Pertemuan 10 Manajemen Kualitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS MELALUI PENERAPAN METODE LEAN SIX SIGMA PADA PT. ABC

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah siklus DMAIC telah diterapkan dan diperoleh hasilnya, tujuan dari

KATA PENGANTAR. mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada: Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur.

ANALISIS KINERJA PELAYANAN PERBAIKAN GANGGUAN LISTRIK BERDASARKAN METODE SIX SIGMA DI PT. PLN (PERSERO) UNIT PELAYANAN DAN JARINGAN NGAGEL

BAB II KAJIAN LITERATUR

ANALISIS DEFECT RATE PENGELASAN DAN PENANGGULANGANNYA DENGAN METODE SIX SIGMA DAN FMEA DI PT PROFAB INDONESIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kearah yang lebih baik dengan didukung oleh kemajuan teknologi yang semakin

BAB IV PERANCANGAN SISTEM TERINTEGRASI

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI

ABSTRAK Kata Kunci: Six Sigma, Sigma Level, Kualitas Produk, DMAIC, Quality Control.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya konsumen yang semakin pintar dalam memilih produk. Hal ini

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

PENERAPAN METODE SIX SIGMA DENGAN KONSEP DMAIC SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BUSI MOBIL KIJANG 2000cc

BAB I PENDAHULUAN. Karakteristik lingkungan dunia usaha saat ini ditandai oleh perkembangan

ANALISIS KUALITAS PRODUK ALUMINIUM FLUORIDA. ) DENGAN METODE SIX SIGMA DI PT. PETROKIMIA GRESIK Tbk. SKRIPSI

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK ETIKET GUDANG GARAM FILTER SURYA 16 DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA PADA

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE SIX SIGMA DALAM UPAYA MENCAPAI ZERO DEFECT

PengantarTeknikIndustri

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan diri. Peningkatan ini dapat berbentuk perbaikan desain produk

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data

Bab 3 Metodologi Penelitian

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan yang dilakukaan oleh

MANAJEMEN PROYEK KONTEKS & PROSES PERTEMUAN 2

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Central Java Semarang

BAB II LANDASAN TEORI

Oleh Didik Samanhudi Teknik Industri FTI-UPV Veteran Jatim ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan kemajuan teknologi percetakan terus mengalami pertumbuhan.

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

Oleh : Miftakhusani

PERANCANGAN PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE SIX SIGMA PADA PRODUK SINGLET POLOS RENDA CABUT JARUM UD. SEKAWAN PUTRA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. mengirimkan produk atau jasa ke pelanggan. Apapun bentuk sektor industri baik

BAB I PENDAHULUAN. gilirannya akan mengakibatkan meningkatnyapersaingan di pasair internasional. Oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut :

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA USULAN PENINGKATAN KUALITAS PRODUK BUSHING FUTURA PADA PT. NUSA INDOMETAL MANDIRI DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

2.2 Six Sigma Pengertian Six Sigma Sasaran dalam meningkatkan kinerja Six Sigma Arti penting dari Six Sigma...

AKUNTANSI MANAJEMEN. Buku : Akuntansi Manajerial Garrison/Noreen. Dosen : 1. BUDI S. PURNOMO, SE., MM,.MSi. 2. POPPY SUSIANI H, SE, SE.

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Persaingan dunia industri yang semakin ketat khususnya di industri

PERBAIKAN KUALITAS PRODUK FURNITURE DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN DMAIC DI PT.PROSPEK MANUNGGAL ERA INDUSTRY

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK KWH METER PRIMA 1110 DENGAN MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA PADA PERUSAHAAN PT.INTI (PERSERO) *

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Proyek Minggu 2

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendahuluan Six Sigma merupakan konsep yang relatif baru bagi banyak organisasi. Six Sigma bukan merupakan program kualitas yang berpegang pada zero defect (tanpa cacat), tetapi memberi toleransi kesalahan hanya 3,4 per sejuta peluang (Brue, 2004). Di samping itu juga memberikan pengukuran-pengukuran skala statistik untuk membantu mengukur proses-proses perbaikan produk. Tiga bidang utama yang menjadi target dalam Six Sigma adalah meningkatkan kepuasan pelanggan, mengurangi waktu siklus, mengurangi defect (cacat). Peningkatan dalam bidang-bidang ini akan menghasilkan penghematan biaya yang dramatis, peluang untuk mempertahankan para pelanggan, masuk pasar baru, membangun reputasi bagi produk dan layanan dengan performa atau kinerja tinggi (Pande dan Holpp, 2003). B. Konsep Six Sigma Media bisnis seringkali menggambarkan Six Sigma sebagai metode teknis tingkat tinggi yang digunakan oleh para insinyur dan ahli statistik untuk menyelaraskan produk dan proses. Sebagian memang benar karena ukuran dan statistik adalah materi kunci dari perbaikan atau peningkatan Six Sigma, tetapi bukan penentu kisah keseluruhan (Pande dkk, 2003).

7 Memahami Six Sigma tidak mengharuskan banyak ketrampilan ataupun latar belakang dalam bidang statistik. Apa itu Six Sigma dapat dijawab dengan beberapa cara. 1. Menurut Pande dan Holpp (2003), definisi Six Sigma dikonsentrasikan dalam tiga hal yaitu : a. ukuran statistik terhadap kinerja sebuah proses atau sebuah produk, b. tujuan yang mencapai nyaris sempurna untuk perbaikan atau peningkatan kinerja, dan c. sistem manajemen untuk mencapai kepemimpinan bisnis terdepan dan kinerja kelas dunia. 2. Pande dkk (2003) menyatakan Six Sigma merupakan sebuah sistem yang komprehensif dan fleksibel untuk mencapai, mempertahankan, dan memaksimalkan sukses bisnis. Six Sigma secara unik dikendalikan oleh pemahaman yang kuat terhadap kebutuhan pelanggan, pemakaian dengan disiplin terhadap fakta, data, dan analisis statistik, dan perhatian yang cermat untuk mengelola, memperbaiki, dan menanamkan kembali proses bisnis. 3. Greg Brue (2004) mendefinisikan Six Sigma sebagai konsep statistik yang mengukur suatu proses yang berkaitan dengan cacat atau kerusakan. Mencapai enam sigma berarti bahwa proses menghasilkan hanya 3,4 cacat per sejuta peluang.

8 C. Kinerja Six Sigma Six Sigma merupakan program peningkatan kualitas yang memberikan toleransi kesalahan atau cacat. Semakin banyak cacat yang terjadi pada proses, menunjukkan semakin rendahnya pencapaian kualitas pada proses tersebut. Peluang-peluang kesalahan dan persentase item tanpa cacat dalam level sigma diberikan dalam Tabel 1. Tabel 1. Tabel konversi sigma sederhana Yield = persentase Defect per million Level sigma item tanpa cacat oppurtunities (DPMO) 30,9 690.000 1 69,2 308.000 2 93,3 66.800 3 99,4 6.210 4 99,98 320 5 99,9997 3,4 6 Sumber : Journal of construction engineering and management; Implementing and Applying Six Sigma in Construction (Pheng dan Hui, 2004). Sebagian orang menganggap keberhasilan pencapaian kualitas 99% merupakan suatu hasil yang sangat baik (pada tabel menunjukkan kualitas 99% mencapai level sigma kira-kira 3,8). Kesalahan yang hanya dalam 1 persen sebenarnya dapat berpengaruh buruk terhadap kepuasan pelanggan. Gambaran yang menunjukkan hasil kinerja kualitas 99 % dengan kinerja Six Sigma diberikan dalam Tabel 2.

9 Tabel 2. Perbandingan kualitas 99% dengan kinerja Six Sigma Pencapaian tujuan yang Dengan 99% Dengan Six Sigma akan diperoleh Untuk setiap 300.000 surat yang diantarkan 3.000 salah kirim 1 salah kirim Untuk 500.00 kali melakukan 5.000 berbenturan <2 berbenturan restart komputer Untuk 500 tahun dari tutup buku akhir bulan 60 bulan tidak seimbang 0,02 bulan tidak seimbang Untuk setiap minggu penyiaran TV (perchannel) 1,68 jam gagal mengudara 2 detik gagal mengudara Sumber : The Six Sigma Way (Pande dkk, 2003). D. Enam Tema Six sigma Elemen-elemen kritis Six Sigma dapat disaring menjadi enam tema. (Pande dkk, 2003 ; Pande dan Holpp, 2003). 1. Fokus yang sungguh-sungguh kepada pelanggan. Dalam Six Sigma, fokus pelanggan menjadi prioritas utama. Sebagai contoh, ukuran-ukuran kinerja Six Sigma dimulai dengan pelanggan. Perbaikan-perbaikan Six Sigma ditentukan oleh pengaruhnya terhadap kepuasan dan nilai pelanggan. 2. Manajemen yang digerakkan oleh data dan fakta. Six Sigma mengambil konsep manajemen berdasarkan fakta pada tingkat yang baru dan lebih powerful. Disiplin Six Sigma dimulai dengan menjelaskan ukuran-ukuran apa yang menjadi kunci untuk mengukur kinerja bisnis, dan kemudian menerapkan data dan analisis sedemikian rupa untuk membangun pemahaman terhadap variabel-variabel kunci dan hasil-hasil optimal.

10 3. Fokus pada proses, manajemen, dan perbaikan Dalam Six Sigma, proses adalah tempat di mana tindakan dimulai. Entah dalam perencanaan produk dan jasa, pengukuran kinerja, perbaikan efisiensi, dan kepuasan pelanggan. Six Sigma memposisikan proses sebagai kendaraan kunci dan sukses. 4. Manajemen proaktif Dalam penjelasan paling sederhana, menjadi proaktif adalah bertindak sebelum terjadinya peristiwa, ketimbang beraksi terhadap peristiwa. Tetapi dalam dunia nyata, manajemen proaktif berarti membuat kebiasaan yang terlalu sering diabaikan dalam praktik bisnis, yakni menentukan tujuantujuan yang ambisius dan sering menilainya, menentukan prioritas yang jelas, dan fokus pada pencegahan masalah ketimbang mengatasi masalah. 5. Kolaborasi tanpa batas Tanpa batas artinya mematahkan penghalang-penghalang dan memperbaiki team work di lini atas dan lini bawah, dan lintas lini organisasional. 6. Dorongan untuk sempurna, toleransi terhadap kegagalan Dorongan untuk sempurna dan toleransi kegagalan, dua ide yang kedengaran mengandung makna kontradiksi. Tetapi pada dasarnya kedua ide tersebut saling melengkapi. Tidak ada perusahaan yang akan memasuki Six Sigma tanpa meluncurkan ide-ide serta pendekatanpendekatan baru yang senantiasa melibatkan beberapa resiko.

11 E. Model Perbaikan Proses DMAIC Banyak model perbaikan yang diterapkan pada proses selama bertahuntahun sejak gerakan kualitas dimulai. Sebagian besar dari model tersebut didasarkan pada langkah-langkah yang diperkenalkan oleh W. Edwards Deming yaitu Plan, Do, Check, Act (PDCA). Sedangkan model perbaikan yang dikenal dalam Six Sigma menggunakan siklus perbaikan lima fase yaitu Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control atau biasa disingkat dengan DMAIC, yang dapat dijelaskan berikut ini (Thomas Pyzdek, 2000). 1. Define Menetapkan tujuan-tujuan kegiatan perbaikan. Level yang berbeda dalam organisasi akan mempunyai sasaran atau tujuan yang berbeda pula, misalnya pada level atas (manager) adalah strategi mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih besar, dan pada level operasi adalah peningkatan produksi. 2. Measure Mengukur sistem yang sudah ada, yaitu dengan menciptakan suatu pengukuran yang dapat diandalkan dan valid untuk membantu dalam memonitor perkembangan ke arah tujuan yang ditetapkan. 3. Analyze Mengevaluasi sistem dengan menemukan cara untuk mengeliminasi celah antara proses atau sistem yang ada pada saat ini dengan tujuan yang hendak dicapai. Menggunakan alat-alat statistik sebagai pedoman dalam melakukan analisis.

12 4. Improve Memperbaiki sistem yang ada dengan menemukan cara-cara baru untuk melakukan hal yang lebih baik, murah, dan cepat. 5. Control Mengontrol dan membudayakan sistem baru dengan kebijakan-kebijakan, prosedur, pedoman pengoperasian dan sistem manajemen lainnya. F. Peran dan Tanggung Jawab dalam Organisasi Six Sigma Keberhasilan organisasi Six Sigma tidak terlepas dari peran serta setiap anggotanya, namun tidak semua anggota ditetapkan untuk bertanggung jawab penuh atas Six Sigma. Beberapa orang yang memiliki peran dan tanggung jawab penting dalam organisasi Six Sigma disebut sebagai pemain kunci. Menurut Greg Brue (2004), mengimplementasikan Six Sigma dibutuhkan beberapa pemain kunci yaitu. 1. Executive Leadership (Pemimpin Eksekutif), untuk melakukan Six Sigma dan menyebarkannya di seluruh organisasi. 2. Executive Champion (Juara), untuk memperjuangkan keberhasilan demi sabuk hitam dan menyingkirkan penghalang. 3. Master Black Belts (Master Sabuk Hitam), untuk bertindak sebagai pelatih, penasehat, dan pemandu. 4. Black Belts (Sabuk Hitam), untuk bekerja full time pada proyek. 5. Green Belts (Sabuk Hijau), untuk membantu sabuk hitam paruh waktu.

13 1. Memilih sabuk hitam Proyek-proyek sabuk hitam sangat menentukan bagi Six Sigma, dengan tanggung jawab penting sebagai pakar teknis, pemimpin tim, dan kepala proyek. Greg Brue (2004) memaparkan ciri-ciri seorang sabuk hitam pada umumnya sebagai berikut. a. Dapat bekerja dengan baik, sendirian maupun dengan kelompok. b. Tetap tenang di bawah tekanan yang luar biasa. c. Mengantisipasi masalah dan segera bertindak. d. Menghormati dan juga dihormati rekan-rekan kerja. e. Menginspirasi orang lain. f. Dapat mendelegasikan tugas-tugas kepada anggota tim dan mengkoordinasikan usaha-usaha anggota tim. g. Memahami dan mengakui kemampuan dan keterbatasan sesama rekan kerja. h. Memperlihatkan perhatian yang tulus pada orang lain. i. Dapat menerima kritik dengan baik. j. Memberi perhatian pada proses dan hasil yang ada sekarang dan mampu memperbaiki sistem itu. k. Memiliki kecerdasan dan tertarik untuk belajar cara menerapkan alat-alat Six Sigma. Untuk menjadi seorang sabuk hitam diperlukan sifat-sifat tertentu, latihan dapat mengembangkan sifat-sifat itu, tetapi latihan tidak dapat menciptakannya.

14 G. Mengimplementasikan Six Sigma Apabila suatu organisasi memutuskan akan mengimplementasikan Six Sigma, mungkin pertanyaan yang sering muncul adalah, dari mana harus memulainya? Apakah Six Sigma akan membawa perubahan total bagi kultur organisasi? Jawaban yang tepat untuk pertanyaan-pertanyaan tadi adalah tergantung. Mengimplementasikan Six Sigma setidaknya memiliki tiga jalur dasar, yaitu transformasi bisnis, perbaikan strategi dan pemecahan masalah. Organisasi itu berbeda-beda, perbedaan itu membenarkan adanya berbagai pendekatan untuk mengimplementasikan proses perubahan Six Sigma (Pande dkk 2003). 1. Jalur transformasi bisnis Bagi perusahaan dengan kebutuhan visi, dan dorongan untuk meluncurkan Six Sigma sebagai inisiatif perubahan berskala penuh, jalur dasar ini merupakan pendekatan yang tepat. Kebiasaan lama akan segera ditinggalkan dan perubahan akan mengudara. Di semua tempat manajemen akan berusaha mendorong serta merangsang hasilhasil dari perubahan dan mengontrol pengaruh dari hasil-hasil tersebut. Tim Six Sigma ditantang untuk memperbaiki proses bisnis kritis atau sebuah produk kunci.

15 2. Jalur perbaikan strategis Jalur dasar menengah ini, menawarkan pilihan yang paling mungkin. Usaha perbaikan strategis dapat dibatasi pada satu atau dua kebutuhan kritis, dengan tim-tim dan pelatihan yang ditekankan pada peluang-peluang utama dan juga kelemahan-kelemahan utama. Usaha Six Sigma dikonsentrasikan pada unit bisnis terbatas atau bidang-bidang fungsional dari organisasi. 3. Jalur pemecahan masalah Jalur ini merupakan jalur yang paling gampang untuk perbaikan six Sigma. Target-target pendekatan ini masih terbatas pada masalah-masalah yang mendesak dan bersifat menetap, sering kali merupakan masalah yang mendapat fokus lebih dulu namun usaha perbaikan tidak berhasil. Pendekatan pemecahan masalah ini, paling baik dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang ingin mendapat manfaat Six Sigma, tanpa menciptakan reaksi perubahan mayor di dalam perusahaan. Jika perusahaan memilih pendekatan ini, ada kemungkinan kuat bahwa hanya sedikit orang yang akan terlibat secara signifikan dalam usaha Six Sigma. Manfaat dari pendekatan ini adalah fokus pada isu-isu yang berguna dan mengatasi akar permasalahannya dengan menggunakan data serta analisis yang efektif.

16 H. Pengukuran Yield dan DPMO Selain pelatihan, pengukuran merupakan investasi terbesar bagi organisasi yang mengimplementasikan Six Sigma. Manfaat yang dapat diperoleh dari pengukuran adalah kemampuan untuk memonitor dan merespon perubahan. Berikut ini adalah cara menghitung Yield dan DPMO (Pheng dan Hui, 2004). Yield adalah persentase item tanpa cacat. Misal tanda menunjukkan item bebas cacat, dan X menunjukkan item yang cacat. Maka, Yield (%) = (jumlah / total dari dan X )...(1) Defect per million opportunities (DPMO) adalah jumlah cacat dalam sebuah proses per satu juta peluang. jumlah " X" DPMO = x1.000.000 (2) Total x jumlah unit I. Biaya Kualitas Buruk (Cost of Poor Quality) Biaya kualitas buruk (Cost of Poor Quality) merupakan selisih atau perbedaan antara kualitas potensial (potential quality) dan kualitas aktual (actual quality). Kualitas potensial adalah nilai kualitas maksimum yang dapat diperoleh pada proses, sedangkan kualitas aktual adalah nilai kualitas yang dicapai proses pada saat ini. Untuk perusahaan yang belum menerapkan Six Sigma, biaya ini relatif besar. Apabila perusahaan beroperasi pada level sigma 3 sampai 4, maka akan menghabiskan kurang lebih 25 % dari pendapatannya (Thomas Pyzdek, 2000).

Gambar 1. Cost of poor quality versus level sigma Sumber : The Six Sigma Revolution (Thomas Pyzdek, 2000) 17