BAB 3 PEMODELAN TANGKI REAKTOR BIODIESEL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 DASAR TEORI. Universitas Indonesia. Pemodelan dan..., Yosi Aditya Sembada, FT UI

UNIVERSITAS INDONESIA PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM KENDALI CONTINOUS STIRRED TANK REACTOR (CSTR) BIODIESEL THESIS YOSI ADITYA SEMBADA

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kinetika Reaksi Homogen Sistem Reaktor Alir (Kontinyu)

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1]

Kinetika Reaksi Homogen Sistem Reaktor Alir (Kontinyu)

Lampiran 1 Data metode Joback

Soal-Soal. Bab 4. Latihan. Laju Reaksi. 1. Madu dengan massa jenis 1,4 gram/ cm 3 mengandung glukosa (M r. 5. Diketahui reaksi:

I. PENDAHULUAN. Potensi PKO di Indonesia sangat menunjang bagi perkembangan industri kelapa

BAB VI KINETIKA REAKSI KIMIA

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

Pemodelan Teknik Kimia Bebarapa Contoh Aplikasi Persamaan Diferensial (oleh: Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA.)

BAB II DISKRIPSI PROSES

PEMBUATAN BIODIESEL. Disusun oleh : Dhoni Fadliansyah Wahyu Tanggal : 27 Oktober 2010

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

OAL TES SEMESTER I. I. Pilihlah jawaban yang paling tepat! a. 2d d. 3p b. 2p e. 3s c. 3d 6. Unsur X dengan nomor atom

METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah

Kesetimbangan dinamis adalah keadaan dimana dua proses yang berlawanan terjadi dengan laju yang sama, akibatnya tidak terjadi perubahan bersih dalam

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Kinetika Reaksi Transesterifikasi Minyak Goreng Bekas

MODUL LAJU REAKSI. Laju reaksi _ 2013 Page 1

LAMPIRAN. x PERHITUNGAN A. ANALISA BILANGAN IOD BAHAN BAKU a. Kebutuhan Reagen Na 2 S 2 O 3.5H 2 O 0,1 N dalam 1000 ml.

RASIO MOL DAN RASIO ENERGI PROSES PRODUKSI BIODIESEL MINYAK JELANTAH SECARA NON-KATALITIK DENGAN REAKTOR KOLOM GELEMBUNG

Bab VIII Teori Kinetik Gas

PERANCANGAN SISTEM KONTROL ph BERBASIS SINTESA REAKSI INVARIAN DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PADA STUDI KASUS TITRASI ASAM HCl DAN BASA NaOH

REAKTOR KIMIA NON KINETIK KINETIK BALANCE R. YIELD R. STOIC EQUILIBRIUM R. EQUIL R. GIBBS CSTR R. PLUG R.BATCH

TUTORIAL III REAKTOR

BAB II LANDASAN TEORI

MODUL PRAKTIKUM LABORATORIUM INSTRUKSIONAL TEKNIK PANGAN

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penelitian Pendahuluan (Pembuatan Biodiesel)

MODUL 1 TERMOKIMIA. A. Hukum Pertama Termodinamika. B. Kalor Reaksi

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin)

Perancangan dan Simulasi MRAC PID Control untuk Proses Pengendalian Temperatur pada Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR)

Gambar 7.4 skema trickle bed reactor

KESETIMBANGAN KIMIA SOAL DAN PEMBAHASAN

D kj/mol E kj/mol

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

Teori Kinetik Gas. C = o C K K = K 273 o C. Keterangan : P2 = tekanan gas akhir (N/m 2 atau Pa) V1 = volume gas awal (m3)

Prosiding Matematika ISSN:

III. METODA PENELITIAN

Kesetimbangan Kimia. Tim Dosen Kimia Dasar FTP

KONVERSI KATALITIK GLYCEROL MENJADI ACETOL (HYDROXI-2 PROPANON) Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Suprapto, DEA

LAPORAN SKRIPSI PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN KATALIS PADAT BERPROMOTOR GANDA DALAM REAKTOR FIXED BED

Transesterifikasi parsial minyak kelapa sawit dengan EtOH pada pembuatan digliserida sebagai agen pengemulsi

Kinetika Reaksi Transesterifikasi CPO terhadap Produk Metil Palmitat dalam Reaktor Tumpak

Kelarutan (s) dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

kimia LAJU REAKSI 1 TUJUAN PEMBELAJARAN

SOAL LAJU REAKSI. Mol CaCO 3 = = 0.25 mol = 25. m Mr

AZAS TEKNIK KIMIA (NERACA ENERGI) PRODI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. sawit kasar (CPO), sedangkan minyak yang diperoleh dari biji buah disebut

Reaksi Transesterifikasi Multitahap-Temperatur tak Seragam untuk Pengurangan Kadar Gliserol Terikat

SOAL LATIHAN CHEMISTRY OLYMPIAD CAMP 2016 (COC 2016)

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

kimia KTSP & K-13 KESETIMBANGAN KIMIA 1 K e l a s A. Reaksi Kimia Reversible dan Irreversible Tujuan Pembelajaran

HUKUM RAOULT. campuran

3. METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil

Pokok Bahasan. Teori tentang asam, basa dan garam Kesetimbangan asam-basa Skala ph Sörensen (Sörensen ph scale) Konstanta keasaman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Fraksi mol adalah perbandingan antara jumiah mol suatu komponen dengan jumlah mol seluruh komponen yang terdapat dalam larutan.

MATERI HIDROLISIS GARAM KIMIA KELAS XI SEMESTER GENAP

II. DESKRIPSI PROSES

PEMERINTAH KOTA SURABAYA DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 16 SURABAYA JL. RAYA PRAPEN TELP FAX KODE POS 60299

kimia KTSP & K-13 TERMOKIMIA I K e l a s A. HUKUM KEKEKALAN ENERGI TUJUAN PEMBELAJARAN

PENGGUNAAN CANGKANG BEKICOT SEBAGAI KATALIS UNTUK REAKSI TRANSESTERIFIKASI REFINED PALM OIL

HASIL ANALISIS KEBENARAN KONSEP PADA OBJEK PENELITIAN. Penjelasan Konsep

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teknologi Produksi Biodiesel

Kimia Proyek Perintis I Tahun 1979

Laju Reaksi KIM 2 A. KEMOLARAN B. LAJU REAKSI C. UNGKAPAN LAJU REAKSI LAJU REAKSI. materi78.co.nr

Kesetimbangan Kimia. A b d u l W a h i d S u r h i m

B T A CH C H R EAC EA T C OR

PROSES PEMBUATAN BIODIESEL MINYAK JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) DENGAN TRANSESTERIFIKASI SATU DAN DUA TAHAP. Oleh ARIZA BUDI TUNJUNG SARI F

Cara Menggunakan Tabel Uap (Steam Table)

Xpedia Fisika. Soal Zat dan Kalor

Soal Soal Kesetimbangan Kimia. Proses Haber-Bosch merupakan proses pembentukan atau produksi ammonia berdasarkan reaksi:

III PEMBAHASAN. (3.3) disubstitusikan ke dalam sistem koordinat silinder yang ditinjau pada persamaan (2.4), maka diperoleh

Kesetimbangan Kimia KIM 2 A. PENDAHULUAN B. REAKSI KESETIMBANGAN. α = KESETIMBANGAN KIMIA. materi78.co.nr. setimbang

Komponen Materi. Kimia Dasar 1 Sukisman Purtadi

METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan a. Bahan Baku b. Bahan kimia 2. Alat B. METODE PENELITIAN 1. Pembuatan Biodiesel

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES. teknologi proses. Secara garis besar, sistem proses utama dari sebuah pabrik kimia

4/16/2017. Start-up CSTR A, B Q A, B A, B. I Gusti S. Budiaman, Gunarto, Endang Sulistyawati Siti Diyar Kholisoh. (Levenspiel, 1999, page 84)

LAMPIRAN A. : ton/thn atau kg/jam. d. Trigliserida : 100% - ( % + 2%) = 97.83% Tabel A.1. Komposisi minyak jelantah

WUJUD ZAT (GAS) Gaya tarik menarik antar partikel sangat kecil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SOAL KIMIA 2 KELAS : XI IPA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

Gambar 4.1. Perbandingan Kuantitas Produk Bio-oil, Gas dan Arang

BAB II KONSEP DASAR PERMODELAN RESERVOIR PANAS BUMI. Sistem hidrotermal magma terdiri dari dua bagian utama yaitu ruang magma dan

Chapter 6. Gas. Copyright The McGraw-Hill Companies, Inc. Permission required for reproduction or display.

Kunci jawaban dan pembahasan soal laju reaksi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ORDE REAKSI PADA LAJU KETENGIKAN MINYAK KELAPA

Perancangan Proses Kimia PERANCANGAN

Gambar 7 Desain peralatan penelitian

Transkripsi:

BAB 3 PEMODELAN TANGKI REAKTOR BIODIESEL 3.1. Proses Reaksi Biodiesel Dari serangkaian proses pembuatan biodiesel, proses yang terpenting adalah proses reaksi biodiesel yang berlangsung di dalam tangki CSTR (Continous Stirred Tank Reactor). Proses reaksi biodiesel ini digambarkan di gambar (4) sebagai berikut[4] Gambar 1 Tangki Reaktor Biodiesel[4] Pada gambar di atas, TG melambangkan minyak sawit (Trigliserida) dan A melambangkan alkohol. V, ρ, dan T berturut-turut melambangkan volume reaktor, massa jenis cairan, dan temperatur reaksi. Q adalah laju alih panas yang digunakan untuk memanaskan reaktor pada temperatur reaksi yang diinginkan. 3.2. Pemodelan reaksi biodiesel Sebelum reaktor biodiesel ini dimodelkan, dibuat dulu beberapa asumsi berikut[4] 1. CSTR tercampur dengan sempurna 2. Massa jenis dari bahan baku dan produk sama dan konstan (ρ). 3. Volume cairan V dalam reaktor dibuat konstan dengan adanya aliran keluar 4. Pertukaran entalpi antara campuran bahan baku dalam tangki diabaikan terhadap pertukaran entalpi di reaksi kimia. 5. Gaya baling-baling dan rugi-rugi panas dapat diabaikan. Dalam pemodelan ini, digunakan persamaan reaksi (1.1), (1.2), dan (1.3). untuk memudahkan dan mempersingkat penulisan, CH 3 OH dituliskan A, R i COOCH 3 17

18 dituliskan E (Ester). Dengan demikian persamaan (1.1), (1.2) dan (1.3) menjadi berikut ini: + + (3.1) + + (3.2) + + (3.3) Dimana = Untuk asumsi-asumsi di atas, kesetimbangan massa untuk CSTR adalah berikut ini () = + (3.4) Dimana q TGi adalah laju volume trigliserida masuk, q Ai adalah laju volume alkohol masuk dan q o adalah laju volume keluar. Karena V dan ρ konstan, persamaan (3.4) dapat direduksi menjadi = + (3.5) Dengan demikian, meskipun laju aliran masuk dan keluar berubah-ubah tergantung kondisi di hulu dan hilir, persamaan di atas harus terpenuhi. Untuk asumsi-asumsi yang telah ditetapkan, kesetimbangan komponen TG dalam satuan molar adalah Dimana [] = [] []+ (3.6) = / [][]+ / [][] (3.7) Sehingga [] = [] [] / [][]+ / [][](3.8) Kesetimbangan komponen DG dalam satuan molar adalah [] = []+ (3.9)

19 Dimana Sehingga = / [][] / [][] / [][]+ / [][] (3.1) [] = []+ / [][] / [][] / [][]+ / [][] (3.11) Kesetimbangan komponen MG dalam satuan molar adalah [] = []+ (3.12) Dimana Sehingga = / [][] / [][] / [][]+ / [][] (3.13) [] = []+ / [][] / [][] / [][]+ / [][] (3.14) Kesetimbangan biodiesel (komponen E) dalam satuan molar adalah [} = []+ (3.15) Dimana Sehingga = / [][] / [][]+ / [][] / [][]+ / [][] / [][] (3.16) [} = []+ / [][] / [][]+ / [][] / [][]+ / [][] / [][] (3.17) Kesetimbangan alkohol (komponen A) dalam satuan molar adalah

2 [] = [] []+ (3.18) Dimana Sehingga = / [][]+ / [][] / [][]+ / [][] / [][]+ / [][] (3.19) [] = [] [] / [][]+ / [][] / [][]+ / [][] / [][]+ / [][] (3.2) Kesetimbangan gliserol (komponen GL) dalam satuan molar adalah [] = []+ (3.21) Dimana Sehingga = / [][] / [][] (3.22) [] = []+ / [][] / [][] (3.23) Dari persamaan (3.6) sampai (3.23), keterangan dari besaran-besaran yang digunakan adalah berikut ini: K 1 sampai k 5 adalah konstanta preeksponensial laju reaksi persamaan (3.1) sampai (3.3) (1/(mol menit)) E1 sampai E5 adalah energi aktivasi (J/kg mol) V adalah volume reaktor (liter) [TG] adalah konsentrasi molar minyak sawit (trigliserida) (mol) q TGi adalah laju aliran minyak sawit yang masuk ke dalam reaktor (liter/menit) q o adalah laju aliran produk yang keluar reaktor (liter/menit) [TG] i adalah konsentrasi minyak sawit yang dimasukkan ke reaktor (mol) r TG adalah laju reaksi minyak sawit per volume [DG] adalah konsentrasi digliserida (mol)

21 r DG adalah laju reaksi digliserida per volume [MG] adalah konsentrasi monogliserida (mol) r MG adalah laju reaksi monogliserida per volume [E] adalah konsentrasi biodiesel (ester) (mol) r E adalah laju reaksi biodiesel per volume [A] adalah konsentrasi alkohol (mol) q Ai adalah laju aliran alkohol yang masuk ke dalam reaktor (liter/menit) [A] i adalah konsentrasi alkohol yang masuk ke reaktor r A adalah laju reaksi alkohol per volume [GL] adalah konsentrasi gliserol (mol) r GL adalah laju reaksi gliserol per volume Kesetimbangan energi dari CSTR yang didapat dari asumsi-asumsi di atas adalah berikut ini Dimana Dan = ( )+ ( ) ( ) + + (3.24) = (3.25), = (3.26), = (3.27) Sehingga dengan mensubstitusi persamaan (3.25), (3.26) dan (3.27) ke persamaan (3.24) didapat persamaan berikut ini = ( )+ ( ) ( ) + + (3.28) Dengan membagi persamaan (3.28) dengan VρC p didapat persamaan berikut = ( )+ ( ) ( )+ + (3.29) Keterangan besaran-besaran yang digunakan dari persamaan (3.24) hingga (3.29) adalah sebagai berikut:

22 V adalah volume reaktor (liter) ρ adalah massa jenis larutan (kg/liter) C p adalah kapasitas panas larutan dalam reaktor adalah laju massa minyak sawit (TG) yang masuk ke reaktor (kg/menit) C ptg adalah kapasitas panas minyak sawit (TG) T TGi adalah temperatur minyak sawit yang masuk ke reaktor ( C) T adalah temperatur larutan dalam reaktor ( C) adalah laju massa alkohol yang masuk ke reaktor (kg/menit) C pa adalah kapasitas panas alkohol T Ai adalah temperatur alkohol yang masuk ke reaktor ( C) adalah laju massa yang dihasilkan (kg/menit) C po adalah kapasitas panas cairan yang dihasilkan T o adalah temperatur cairan yang dihasilkan ( C) Q Rx adalah laju panas yang dihasilkan oleh reaksi Q adalah laju pengalihan panas dari pemanas ke reaktor 3.3. Penurunan persamaan ruang keadaan proses reaksi biodiesel Dengan memasukkan nilai-nilai yang telah ditetapkan di tabel 1 dan tabel 2[4][8] pada persamaan (3.8), (3.11), (3.14), (3.17), (3.2), (3.23) dan (3.29) maka didapatkan persamaan berikut Dengan memasukkan nilai-nilai pada tabel 2, maka didapatkan persamaan berikut ini [] =8,3 1 8,3 1 [] 661937,618, [][] +9723,779,/ [][] (3.3) [] = 8,3 1 []+661937,618, [][] 9723,779, [][] 1,1766 1,/ [][]+ 1,669468 1,/ [][] (3.31) [] = 8,3 1 []+1,1766 1, [][] 1,669468 1,/ [][] 89,761,/ [][]+ 361,935,/ [][] (3.32)

23 [] = 8,3 1 []+661937,618, [][] 9723,779, [][] +1,1766 1,/ [][] 1,669468 1,/ [][]+ 89,761,/ [][] 361,935,/ [][] (3.33) Tabel 2 nilai besaran besaran Besaran Nilai Satuan Nilai Satuan k 1 k 2 k 3 k 4 k 5 k 6 39716257,1 583426,71 Liter/(mol menit) 661937,618 Liter/(mol detik) Liter/(mol menit) 9723,779 Liter/(mol detik) 6,1594 X 1 12 Liter/(mol menit) 1,1766 x 1 11 Liter/(mol detik) Liter/(mol menit) 1,669468 x 1 8 Liter/(mol detik) Liter/(mol menit) 89,761 Liter/(mol detik) 5385,67 Liter/(mol menit) 361,935 Liter/(mol detik) 21716,1 E 1 13145 Cal/ mol 13145 Cal/ mol E 2 9932 Cal/ mol 9932 Cal/ mol E 3 1986 Cal/ mol 1986 Cal/ mol E 4 14639 Cal/ mol 14639 Cal/ mol E 5 6421 Cal/ mol 6421 Cal/ mol E 6 9588 Cal/ mol 9588 Cal/ mol V 2 Liter 2 Liter ρ 839 Gr/liter 839 Gr/liter q TGi 5 Liter/menit.83 Liter/detik q Ai 5 Liter/menit.83 Liter/detik q o 1 Liter/menit.167 Liter/detik [TG] i 2 Mol/liter 2 Mol/liter [A] i 12 Mol/liter 12 Mol/liter C p,537 cal/g C,537 cal/g C C ptg,48 cal/g C,48 cal/g C C pa,599 cal/g C,599 cal/g C C po,537 cal/g C,537 cal/g C T TGi 7 C 343 K T Ai 7 C 343 K T o 7 C 343 K

24 [] =,5 8,3 1 [] 661937,618, [][]+ 9723,779, [][] 1,1766 1, [][]+ 1,669468 1, [][] 89,761,/ [][]+ 361,935,/ [][] (3.34) [] 361,935,/ [][] = 8,3 1 []+89,761, [][] (3.35) =3,724 1 (343 )+4,648 1 (343 ) 8,3 1 ( 343)+ 1,19 1 +1,19 1 (3.36) Dengan mengabaikan Q Rx, maka didapatkan persamaan sebagai berikut =,572 1,667 1+1,19 1 (3.37) Dengan memasukkan x 1 =[TG], x 2 =[DG], x 3 =[MG], x 4 =[E], x 5 =[A], x 6 =[GL], x 7 =T, u=q dan y= [E] didapatkan persamaan ruang keadaan dan keluaran sebagai berikut = 8,3 1 661937,618, +9723,779,/ + 8,3 1 (3.38) =661937,618, 8,3 1 9723,779, 1,1766 1,/ + 1,669468 1,/ (3.39) =1,1766 1, 8,3 1 1,669468 1, 89,761, + 361,935, (3.4) =661937,618, 9723,779, + 1,1766 1, 1,669468 1, +89,761, 8,3 1 361,935, (3.41)

25 = 661937,618, +9723,779, 1,1766 1, +1,669468 1, 89,761, + 361,935, 8,3 1 +,5 (3.42) =89,761, 361,935,/ 8,3 1 (3.43) =,572 1,667 1 +1,19 1 (3.44) = (3.45) Dari persamaan ruang keadaan yang didapat pada persamaan (3.38) hingga (3.44), terlihat bahwa persamaan ruang keadaan ini adalah persamaan yang tidak linier sehingga untuk dapat melakukan analisa lebih lanjut perlu dilakukan linierisasi. 3.4. Linierisasi persamaan ruang keadaan Dari pemodelan didapatkan persamaan ruang keadaan pada persamaan (3.38) hingga (3.44). Karena persamaan ruang keadaan yang didapat tidak linier, maka akan dilakukan linierisasi dengan ekspansi deret Taylor setiap persamaan ruang keadaan pada titik-titik tertentu dengan mengabaikan orde tinggi. Persamaan umum linierisasi dengan ekspansi deret Taylor adalah berikut ini. = (,,,,,,, ) +,,,,,,, ( ) +,,,,,,, ( ) =(,,,,,,, )+ +,,,,,,, ( ) Dari linierisasi di sekitar titik mapan didapat dan (,,,,,,, )=,,,,,,, ( ) (,,,,,,, )=

26 Karena turunan dari konstanta adalah nol =( ( ) Maka persamaan ruang keadaan dapat dituliskan dalam bentuk berikut ini,,, =, +, [ ], = +,, [ ], Dari persamaan ruang keadaan yang didapat, maka turunan parsial dari setiap fungsi adalah berikut ini == 8,3 1 661937,618, +9723,779,/ +8,3 1 Turunan parsial dari f 1 adalah = 8,3 1 661937,618, (3.46) =9723,779,/ (3.47) = = = (3.48) =9723,779,/ (3.49) = 661937,618, (3.5) =,, +,,/ (3.51)

27 ==661937,618, 8,3 1 9723,779, 1,1766 1,/ + 1,669468 1,/ Turunan parsial dari f2 adalah =661937,618, (3.52) = 8,3 1 9723,779, 1,1766 1,/ (3.53) =1,669468 1,/ (3.54) = 9723,779, +1,669468 1,/ (3.55) =661937,618, 1,1766 1,/ (3.56) = = (3.57) =,,,,,,,/ +,/ (3.58) ==1,1766 1, 8,3 1 1,669468 1, 89,761, + 361,935, = (3.59) =1,1766 1, (3.6) = 8,3 1 1,669468 1, 89,761, (3.61) = 1,669468 1, +361,935, (3.62)

28 =1,1766 1, 89,761, (3.63) =361,935, (3.64) =,,,,,,, +, (3.65) = (3.66) ==661937,618, 9723,779, + 1,1766 1, 1,669468 1, +89,761, +8,3 1 361,935, =661937,618, (3.67) = 9723,779, +1,1766 1, (3.68) = 1,669468 1, +89,761, (3.69) = 9723,779, 1,669468 1, 8,3 1 361,935, (3.7) =661937,618, +1,1766 1, +89,761, (3.71) = 361,935, (3.72)

29 =,,,,, +,,, +,,,, (3.73) = (3.74) == 661937,618, +9723,779, 1,1766 1, +1,669468 1, 89,761, +,5 + 361,935, 8,3 1 = 661937,618, (3.75) =9723,779, 1,1766 1, (3.76) =1,669468 1, 89,761, (3.77) =9723,779, +1,669468 1, +361,935, (3.78) = 661937,618, 1,1766 1, 89,761, 8,3 1 (3.79) = 361,935, (3.8) =,,,, +,,,,, +,, +, (3.81) = (3.82) ==89,761, 361,935,/ 8,3 1 = (3.83)

3 = (3.84) =89,761, (3.85) = 361,935,/ (3.86) =89,761, (3.87) = 361,935,/ 8,3 1 (3.88) = 2.92 1 5 x2 7, 1,748 16 x2,/ (3.89) 7 = (3.9) ==,572 1,667 1 +1,19 1 Karena persamaan pada f7 dan keluaran y sudah linier, maka tidak dilakukan penurunan parsial Dengan memasukkan nilai-nilai pada keadaan mantap adalah berikut ini: x 1s = x 2s =,236 x 3s = x 5s =3,79 x 4s =2,291 x 6s =,764 x 7s =343 Maka didapatkan =,11 =,1 = =,1 = = =1,39 1 = =,1 =,92 =,177 =,1 =,5 = =,2 =

31 = =,81 =,25 =2,125 1 =,5 =6,373 1 4 =2,198 1 = =,1 =,71 =,15 =,2 =,5 = 6,373 1 4 =,2 = =,1 =,71 =,15 =7,875 1 =,6 =6,373 1 4 =,2 = = = =,27 = 2,125 1 4 = =,1 = 1,999 1 = Dengan memasukkan nilai-nilai di atas, serta menggunakan variable deviasi =, =,236, =, = 2,291, = 3,79, =,764, = 343, maka didapatkan persamaan ruang keadaan yang telah dilinierisasi adalah berikut ini =,11,1,1,1,1,92,81,71,71,177,25,15,15,27,1,1 2,125 1,2 7,875 1 2,125 1,5,5,5,6 6,373 1 6,373 1 6,373 1,1 1.39 1,2 2,198 1,2,2 1,999 1 1,667 1 + [ ] 1,19 1

32 () =[ 1 ] Dari matriks persamaan ruang keadaan di atas didapat fungsi alihnya adalah berikut ini = 1 (1,11 1 +,222 +,53 +,1 +8,122 1 2,18 1 3,1 1 ) +,319 +,1 +8,423 1 +2,394 1 +2,923 1 +1,6 1 3.5. Analisa Kestabilan dengan Root Locus Dari persamaan diatas, gambar root locusnya adalah berikut ini Gambar 11 Root Locus Persamaan Apabila gambar diperbesar, maka didapat gambar nilai-nilai pole dan zero adalah berikut ini

33 Gambar 12 Root Locus diperbesar Gambar 13 Root Locus diperbesar

34 Gambar 14 Root Locus diperbesar Gambar 15 Root Locus diperbesar

35 Fungsi alih memiliki enam buah nilai zero loop terbuka yaitu -1,998 X 1 8 ; -,21; -,2; 1,772 X 1-3 ; -1-3 ; dan -1,51 X 1-4. Fungsi alih memiliki tujuh buah nilai pole loop terbuka yaitu -,285; -,23; -,7; -,2; -,1; -9,133 X 1-4 ; dan - 4,2 X 1-4.. Dari analisa root locus, terlihat bahwa seluruh pole terletak di sebelah kiri sumbu imajiner, sehingga sistem yang dilinierisasi ini bersifat stabil. Karena koefisien s, s 1, s 2 dan s 6 pada pembilang serta koefisien s 4, s 3, s 2, s 1 dan s pada penyebut bernilai sangat kecil maka akan dilakukan analisa Root Locus pada sistem dengan mengabaikan nilai-nilai koefisien tersebut. Dengan demikian, persamaan fungsi alihnya menjadi berikut ini. ()= () () = 1 7 (,222 5 +,53 4 +,1 3 ) = 1 7 (,222 2 +,53+,1) 7 +,319 6 +,1 5 4 +,319 3 +,1 2 Root locus dari fungsi alih di atas adalah berikut ini Gambar 16 Root Locus dengan mengabaikan nilai kecil Fungsi alih memiliki tiga buah nilai zero loop terbuka yaitu -,22; dan -,21. Fungsi alih juga memiliki empat buah nilai pole loop terbuka yaitu dua buah akar kembar

36 (nol); -,284; dan -,35. Dari analisa root locus, terlihat bahwa sistem memiliki seluruh akar pole yang bernilai negatif, sehingga sistem ini stabil. 3.6. Pengujian Controllability dan Observatibility Sebuah sistem persamaan ruang keadaan dengan persamaan =+ = Dimana A berorde n x n dikatakan controllable sempurna jika memenuhi syarat =[ ] Mempunyai rank sebesar n atau bersifat independen linier. Berdasarkan perhitungan didapat =1 Dari perhitungan, matriks Qc mempunyai rank sebesar 7. Dengan demikian Sistem bersifat controllable sempurna. Sebuah sistem persamaan ruang keadaan dikatakan observable sempurna jika =[ ] Memiliki rank sebesar n atau bersifat linier independen. Berdasarkan perhitungan didapat =1 Dari perhitungan didapat Rank dari Qo=6. Dengan demikian, sistem tidak Observable sempurna.