II. TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. sebuah geometri selain aksioma diperlukan juga unsur-unsur tak terdefinisi. Untuk. 2. Himpunan titik-titik yang dinamakan garis.

ISOMETRI TERHADAP GEOMETRI INSIDENSI TERURUT

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pemodelan Matematika (Mathematical Modeling) (biasanya bertujuan untuk memahami realita tersebut) dan mempunyai feature

BAB II LANDASAN TEORI

IKIP BUDI UTOMO MALANG GEOMETRI HAND OUT 2

BAB II LANDASAN TEORI

Menemukan Dalil Pythagoras

VEKTOR. 45 O x PENDAHULUAN PETA KONSEP. Vektor di R 2. Vektor di R 3. Perkalian Skalar Dua Vektor. Proyeksi Ortogonal suatu Vektor pada Vektor Lain

UKURAN RUAS-RUAS GARIS PADA SEGITIGA SKRIPSI

BAB I LANDASAN TEORI. 1.1 Fenomena angin

Kajian Matematika SMP Palupi Sri Wijiyanti, M.Pd Semester/Kelas : 3A3 Tanggal Pengumpulan : 14 Desember 2015

BAB III PERANCANGAN ALAT

E =Fu... (1) F = ρav(v-u) BAB II TEORI DASAR. 2.1 Energi Angin. Menurut Kadir (1987) bahwa sebagaimana telah banyak diketahui, angin

VEKTOR. maka a c a c b d b d. , maka panjang (besar/nilai) vector u ditentukan dengan rumus. maka panjang vector

BAB II TEORI DASAR. sering disebut sebagai Sistem Konversi Energi Angin (SKEA).

1 Mengapa Perlu Belajar Geometri Daftar Pustaka... 1

Sistem Koordinat Kartesian Tegak Lurus dan Persamaan Garis Lurus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

D. GEOMETRI 2. URAIAN MATERI

KUMPULAN SOAL OLIMPIADE MATEMATIKA Bagian Pertama

ANALISIS TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL DENGAN 4, 6 DAN 8 SUDU. Muhammad Suprapto

I. PENDAHULUAN. dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dan kegiatan yang lainnya.

Bab II TINJAUAN PUSTAKA. Aksioma-aksioma yang membentuk geometri Affin disebut dengan aksioma playfair

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Desain Turbin Angin Sumbu Horizontal

BAB II LANDASAN TEORI

KUMPULAN SOAL OLIMPIADE MATEMATIKA BAGIAN PERTAMA

B.1. Menjumlah Beberapa Gaya Sebidang Dengan Cara Grafis

II. LANDASAN TEORI. Dalam bab ini akan didiskusikan unsur tak terdefinisi, aksioma-aksioma, istilahistilah,

Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR

PENERAPAN FAKTOR PRIMA DALAM MENYELESAIKAN BENTUK ALJABAR (Andi Syamsuddin*)

Soal-Soal dan Pembahasan Matematika IPA SNMPTN 2012 Tanggal Ujian: 13 Juni 2012

Pesawat Terbang. gaya angkat. gaya berat

Matematika Semester IV

Vektor. Vektor memiliki besaran dan arah. Beberapa besaran fisika yang dinyatakan dengan vektor seperti : perpindahan, kecepatan dan percepatan.

Matematika Proyek Perintis I Tahun 1979

1 P E N D A H U L U A N

Modul ini adalah modul ke-7 dalam mata kuliah Matematika. Isi modul ini

SIMETRI BAHAN BELAJAR MANDIRI 3

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Hand-Out Geometri Transformasi. Bab I. Pendahuluan

2.1 Soal Matematika Dasar UM UGM c. 1 d d. 3a + b. e. 3a + b. e. b + a b a

BAB V GEOMETRI DAN TRANSFORMASI

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

TUGAS MATA KULIAH GEOMETRI TRANSFORMASI

Tentang. Isometri dan Refleksi

Jika persegi panjang ABCD di atas diketahui OA = 26 cm, maka panjang BO adalah... A. 78 cm. C. 26 cm B. 52 cm. D. 13 cm Kunci : C Penyelesaian :

I.PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu dasar yang juga dikenal sebagai Queen of Science.

SOAL 1. Diketahui bangun persegi panjang berukuran 4 6 dengan beberapa ruas garis, seperti pada gambar.

MODUL MATEMATIKA SMA IPA Kelas 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SOAL&PEMBAHASAN MATEMATIKATKDSAINTEK SBMPTN. yos3prens.wordpres.com

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014 TINGKAT PROVINSI

VEKTOR II. Tujuan Pembelajaran

Soal dan Pembahasan UN Matematika Program IPA 2008

RUAS GARIS BERARAH. Andaikan sekarang ada 2 ruas garis berarah AB dan CD. Dalam

TRANSFORMASI. Bab. Di unduh dari : Bukupaket.com. Translasi Refleksi Rotasi Dilatasi A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

Relasi, Fungsi, dan Transformasi

TUGAS KELOMPOK 5 GEOMETRI TALI BUSUR, GARIS SINGGUNG, DAN RUAS SECANT. Oleh: AL HUSAINI

Pembangkit listrik tenaga angin adalah suatu pembangkit listrik yang menggunakan angin sebagai sumber energi untuk menghasilkan energi listrik.

PENDAHULUAN. Gambar potongan kerucut berbentuk lingkaran, ellips, parabola dan hiperbola

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional

BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Energi Angin

MAKALAH. GEOMETRI BIDANG Oleh Asmadi STKIP Muhammadiyah Pagaralam

PRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL

MATEMATIKA. Sesi TRANSFORMASI 2 CONTOH SOAL A. ROTASI

GEOMETRI TRANSFORMASI SETENGAH PUTARAN

Jikax (2 x) = 57, maka jumlah semua bilangan bulat x yang memenuhi adalah A. -5 B. -1 C. 0 D. 1 E. 5

A. Pengantar B. Tujuan Pembelajaran Umum C. Tujuan Pembelajaran Khusus D. Materi Pelajaran Pendahuluan

II. TINJUAN PUSTAKA. lim f(x) = L berarti bahwa bilamana x dekat tetapi sebelah kiri c 0 maka f(x)

1.3 PENGUKURAN SUDUT. Program D3/D4 Teknik Sipil ITS ILMU UKUR TANAH 1

01. Perhatikan persegi panjang ABCD di bawah ini. Jika OA = 26 cm, maka panjang BO adalah... (A) 78 cm (B) 52 cm (C) 26 cm (D) 13 cm

Bab IV Analisis dan Pengujian

SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT PROVINSI 2014 TIM OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA Waktu : 210 Menit

OLEH : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU SEKOLAH TINNGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

2. Tentukan persamaan garis yang melalui titik P (x 1,y 1,z 1 ) dan R (x 2,y 2,z 2 ) seperti yang ditunjukkan pada gambar. Z P Q R

VEKTOR 2 SMA SANTA ANGELA. A. Pengertian Vektor Vektor adalah besaran yang memiliki besar dan arah. Dilambangkan dengan :

MATEMATIKA EBTANAS TAHUN 2002

D. 18 anak Kunci : C Penyelesaian : Gambarkan dalam bentuk diagram Venn seperti gambar di bawah ini :

MATERI : GESERAN (TRANSLASI) KELOMPOK 6 (VI.E)

1. Titik, Garis dan Bidang Dalam Ruang. a. Defenisi. Titik ditentukan oleh letaknya dan tidak mempunyai ukuran sehingga dikatakan berdimensi nol

TRIGONOMETRI BAB 7. A. Perbandingan Trigonometri pada Segitiga Siku-siku

STANDAR KOMPETENSI. 5. Menggunakan konsep matriks, vektor, dan transformasi dalam pemecahan masalah KOMPETENSI DASAR

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

Bab 5. Perbandingan dan Fungsi Trigonometri. Materi Pembelajaran: Tujuan Pembelajaran:

PENGGUNAAN KINCIR ANGIN SAVONIUS sebagai SUMBER ENERGI LISTRIK

FISIKA XI SMA 3

Ringkasan Materi Matematika Untuk SMP Persiapan UN Web : erajenius.blogspot.com --- FB. : Era Jenius --- CP

Bab IV. Mekanisme paling sederhana yang dipelajari adalah mekanisme. engkol-peluncur segaris seperti pada gambar 4.1

BAB IV TURBIN UAP. Secara umum, sebuah turbin uap secara prinsip terdiri dari dua komponen berikut:

1. Energi Surya 2. Energi Angin 3. Energi Air 4. Energi Biomassa

Bilangan Real. Modul 1 PENDAHULUAN

PAKET 3 LATIHAN UJIAN NASIONAL SMA/MA TAHUN 2009 MATA PELAJARAN MATEMATIKA

Satuan dari momen gaya atau torsi ini adalah N.m yang setara dengan joule.

A. Menemukan Dalil Pythagoras

Soal-Soal dan Pembahasan Matematika IPA SNMPTN 2012 Tanggal Ujian: 13 Juni 2012

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Angin Angin adalah gerakan udara dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Kekuatan angin berlebihan dapat dikontrol menggunakan sistem manual atau otomatik. Apabila angin bertiup dan mengenai bangunan, tekanan statik terbentuk di bagian dinding luar dan ditentukan oleh arah angin. Penyebaran tekanan angin dipengaruhi beberapa faktor : 1. Bentuk bangunan 2. Kecepatan angin dan arah angin 3. Lokasi dan lingkungan Tekanan permukaan positif terdapat di bagian angin datang dan negatif di bagian belakang angin. Walau bagaimanapun, tekanan pada sisi angin datang bisa negatif atau positif bergantung kepada arah angin dan bentuk bangunan (Harm, 1987). 2.2 Definisi Energi Angin Angin adalah udara yang bergerak yang diakibatkan oleh rotasi bumi dan juga karena adanya perbedaan tekanan udara disekitarnya. Angin bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Apabila dipanaskan, udara memuai. Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila

7 hal ini terjadi, tekanan udara turun karena udaranya berkurang. Udara dingin disekitarnya mengalir ke tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke tanah. Diatas tanah udara menjadi panas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara panas dan turunnya udara dingin ini dikarenakan konveksi. Tenaga angin menunjuk kepada pengumpulan energi yang berguna dari angin. Pada tahun 2005, kapasitas energi generator tenaga angin adalah 58.982 MW, hasil tersebut kurang dari 1% pengguna listrik dunia. Meskipun masih berupa sumber energi listrik minor dikebanyakan Negara, penghasil tenaga angin lebih dari empat kali lipat antara 1999 dan 2005. Kebanyakan tenaga angin modern dihasilkan dalam bentuk listrik dengan mengubah rotasi dari pisau turbin menjadi arus listrik dengan menggunakan generator listrik. Pada kincir angin energi angin digunakan untuk memutar peralatan mekanik untuk melakukan kerja fisik, seperti menggiling atau memompa air. Tenaga angin banyak jumlahnya, tidak habis-habis, tersebar luas dan bersih (Harm, 1987). 2.3 Kecepatan Rata-Rata Angin Angin yang berhembus memiliki kecepatan yang berbeda-beda tiap waktu. Sebelum melakukan penghitungan untuk mengetahui daya yang dihasilkan oleh turbin angin kita harus mengetahui kecepatan rata-rata angin yang bertiup di suatu

wilayah pada periode tertentu. Untuk menghitung kecepatan rata-rata angin digunakan persamaan: 8 V= N Vi t=1 N Dimana: Vi = nilai angin sesaat N = banyaknya pengamatan V = kecepatan Angin rata-rata (Harm, 1987). 2.4 Turbin Angin Turbin angin mengambil energi angin dengan menurunkan kecepatannya. Untuk bisa mencapai 100% efisien, maka sebuah turbin angin harus menahan 100% kecepatan angin yang ada, dan rotor harus terbuat dari piringan solid dan tidak berputar sama sekali, yang artinya tidak ada energi kinetik yang akan dikonversi. Energi angin bisa ditangkap dengan dua atau tiga buah baling-baling yang didesain seperti sayap pesawat terbang. Untuk mendapatkan kecepatan angin yang cukup tinggi, konstan, dan tidak terlalu banyak turbulensi biasanya turbin angin dipasang di atas sebuah menara pada ketinggian 30 meter atau lebih. Baling-baling yang digunakan berfungsi seperti sayap pesawat udara. Ketika angin bertiup melalui baling-baling tersebut, maka akan timbul udara bertekanan rendah di bagian bawah dari baling-baling, Tekanan udara yang rendah akan menarik baling-baling bergerak ke area tersebut. Gaya yang ditimbulkan dinamakan gaya angkat. Besarnya gaya angkat biasanya lebih kuat dari gaya tarik. Kombinasi antara gaya angkat dan gaya tarik menyebabkan rotor berputar seperti

9 propeler dan memutar generator. Turbin angin bisa digunakan secara stand-alone, atau bisa dihubungkan ke jaringan transmisi. Jenis-jenis turbin angin : Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) Horizontal Axis Wind Turbine (Buhl, 2009). 2.5 Definisi Turbin Angin Turbin angin adalah kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik. Turbin angin ini pada awalnya dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan para petani dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dan lain-lain. Turbin angin terdahulu banyak digunakan di Denmark, Belanda, dan Negaranegara Eropa lainnya dan lebih dikenal dengan windmill. Angin adalah salah satu bentuk energi yang tersedia di alam, Pembangkit Listrik Tenaga Angin mengubah energi angin menjadi energi listrik dengan menggunakan turbin angin atau kincir angin. Cara kerjanya cukup sederhana, energi angin yang memutar turbin angin, diteruskan untuk memutar rotor pada generator dibelakang bagian turbin angin, sehingga akan menghasilkan energi listrik. Energi listrik ini biasanya akan disimpan kedalam baterai sebelum dapat dimanfaatkan. 2.6 Geometri Insidensi Suatu geometri dibentuk berdasarkan aksioma yang berlaku dalam geometrigeometri tersebut. Geometri insidensi didasari oleh aksioma insidensi. Di dalam

10 sebuah geometri selain aksioma diperlukan juga unsur-unsur tak terdefinisi. Untuk membangun suatu geometri diperlukan unsur tak terdefinisi sebagai berikut : 1. Titik. Titik dilambangkan dengan bulatan kecil (.). Titik hanya mempunyai posisi, tetapi titik tidak mempunyai panjang, lebar, maupun ketebalan. 2. Himpunan titik-titik yang dinamakan garis. Garis dilambangkan dengan simbol AB. Garis mempunyai panjang tapi tidak mempunyai lebar maupun ketebalan. Suatu garis bisa lurus, melengkung, maupun kombinasi dari keduanya. 3. Himpunan titik-titik yang dinamakan bidang. Bidang mempunyai panjang dan lebar tapi tidak mempunyai ketebalan. Bidang adalah suatu permukaan di mana suatu garis yang menghubungkan dua titik pada permukaan tersebut secara keseluruhan akan terletak pada permukaan tersebut. Ketiga unsur tak terdefinisi tersebut dikaitkan satu sama lain dengan sebuah sistem aksioma. Pada geometri insidensi sistem aksioma yang digunakan adalah sistem aksioma insidensi yang terdiri dari enam aksioma, yaitu : 1.1 Garis adalah himpunan titik-titik yang mengandung paling sedikit dua titik. 1.2 Dua titik yang berlainan terkandung dalam tepat satu garis (satu dan tidak lebih dari satu garis). 1.3 Bidang adalah himpunan titik-titik yang mengandung paling sedikit tiga titik yang tidak terkandung dalam satu garis (tiga titik tak segaris atau tiga titik yang tak kolinear).

11 1.4 Tiga titik berlainan yang tak segaris terkandung dalam satu dan tidak lebih dari satu bidang. 1.5 Apabila sebuah bidang memuat dua titik berlainan dari sebuah garis, maka bidang itu akan memuat setiap titik pada garis tersebut (garis terkandung dalam bidang itu, atau garis terletak pada bidang itu). 1.6 Apabila dua bidang bersekutu pada sebuah titik maka kedua bidang itu akan bersekutu pada titik kedua yang lain (ada titik lain dimana bidang tersebut juga bersekutu). Sebuah himpunan titik-titik bersama dengan himpunan bagian seperti garis dan bidang yang memenuhi sistem aksioma 1.1 sampai dengan 1.6 disebut suatu geometri insidensi (Rawuh, 2009). 2.7 Geometri Insidensi Terurut Geometri insidensi terurut adalah geometri insidensi yang telah diperkaya dengan aksioma urutan. 2.7.1 Urutan Pada Garis Urutan adalah salah satu pengertian yang amat mendasar dalam matematika. Konsep urutan dapat dijumpai dalam kalkulus khususnya dalam himpunan bilangan real. Secara matematika diperkenalkan pengertian urutan tersebut dalam bentuk suatu aksioma yang selanjutnya akan dinamakan sistem Aksioma Terurut. Sistem aksioma tersebut adalah sebagai berikut: U 1 : (ABC) mengakibatkan (CBA), (ABC) dibaca titik B antara titik A dan titik C.

12 U 2 : (ABC) mengakibatkan ~ (BCA) dan ~ (BAC), ~ (BCA) dibaca tidak (BCA). U 3 : Titik-titik A, B, C berlainan dan segaris jika dan hanya jika (ABC), (BCA), atau (CAB). U 4 : Jika P segaris dan berbeda dengan A, B, C maka (APB) mengakibatkan (BPC) atau (APC) tetapi tidak sekaligus dua-duanya. U 5 : Jika A B maka ada X, Y, Z sehingga (XAB), (AYB), (ABZ). a. Ruas Garis (Schaum s, 2005) Ruas garis lurus dilambangkan dengan AB. Ruas garis lurus adalah bagian dari garis lurus yang berada di antara dua titik pada garis lurus tersebut, termasuk kedua titik tersebut. Jika suatu ruas garis dibagi menjadi bagian-bagian: 1. Panjang keseluruhan ruas garis sama dengan jumlah dari panjang semua bagiannya. 2. Panjang keseluruhan ruas garis lebih besar dari panjang bagiannya yang manapun. 3. Dua ruas garis yang mempunyai panjang sama dikatakan kongruen. Jadi, jika AB = CD maka AB kongruen dengan CD, sehingga ditulis AB CD. Jika suatu ruas garis dibagi menjadi dua bagian yang sama: 1. Titik bagiannya adalah titik tengah ruas garis tersebut.

13 2. Garis yang memotong pada titik tengah dikatakan membagi dua ruas garis tersebut. 3. Jika tiga titik A, B, dan C terletak pada satu garis, maka ketiganya disebut kolinear. Jika A, B, dan C kolinear dan AB + BC = AC, maka B terletak di antara A dan C. A B C Gambar 2.1. Tiga titik A, B, dan C yang kolinear. Teorema 2.1 (Rawuh, 2009) (ABC) mengakibatkan (CBA) dan (ABC) mengakibatkan ~ (BCA), ~ (BAC), ~ (ACB), dan ~ (CAB). Bukti: Menurut U 1, jika (ABC) mengakibatkan (CBA), menurut U 2, (ABC) dan (CBA) mengakibatkan ~ (BCA) dan ~ (BAC). Misalkan (ACB) maka menurut U 1 akan diperoleh (BCA). Hal ini berlawanan dengan (BCA). Jadi haruslah ~ (ACB). Misalkan (CAB) menurut U 2, maka diperoleh ~ (ABC). Hal ini berlawanan dengan (ABC). Ini haruslah ~ (CAB). b. Sinar atau setengah garis Definisi 2.1 (Rawuh, 2009) Jika ada dua titik A dan B, A B, maka himpunan H = X (XAB) dinamakan sinar atau setengah garis. Sinar ditulis sebagai A/B ( A atas

B ). Kadang-kadang A/B dinamakan perpanjangan AB. Titik A dinamakan suatu ujung sinar A/B. 14 X A B Gambar 2.2. Sinar atau setengah garis 2.7.2 Urutan Pada Bidang Pada garis berlaku aksioma U 1 sampai U 5, tapi aksioma tersebut kurang mencukupi untuk bidang, sehingga untuk bidang dilengkapi dengan aksioma U 6 yang biasa disebut dengan Aksioma Pasch. Aksiomanya berbunyi sebagai berikut: U 6 : Misalkan g sebuah garis yang sebidang dengan titik A, B, C tetapi g tidak melalui A, B, atau C. apabila g memotong AB maka g memotong BC atau AC tetapi tidak dua-duanya. U 6 juga berlaku apabila A, B, C berlainan dan segaris atau apabila C = A atau C = B. 2.7.3 Urutan sinar dan sudut a. Kedudukan antar Sinar A A 1 O B 1 B C 1 C Gambar 2.3. Kedudukan antar sinar

15 Definisi 2.2 (Rawuh, 2009) Misalkan OA, OB, dan OC tiga sinar yang berpangkalan sama di titik O. Misalkan pula OA dan OC berlainan dan tidak berlawanan. Jika ada titik A 1, B 1, C 1 sehingga A 1 OA, B 1 OB, C 1 OC dan (A 1, B 1, C 1 ) maka dikatakan bahwa sinar OB terletak antara OA dan OC, ditulis (OA OB OC). Persyaratan bahwa OA dan OC harus berlainan dan tidak berlawanan arah, adalah untuk menjamin sinar-sinar dalam suatu relasi antara supaya sinar-sinar itu berlainan. Pernyataan tersebut dapat pula dinyatakan dalam bentuk yang setara, yaitu: 1. O, A, C berlainan dan tak kolinear 2. O AC 3. OA dan OC tak kolinear. b. Sudut (Schaum s, 2005) Sudut adalah suatu gambar yang terbentuk oleh dua sinar yang mempunyai titik akhir yang sama. Sinar-sinar tersebut merupakan sisi-sisi sudut, sementara titik akhirnya merupakan titik sudutnya. Simbol untuk sudut adalah atau. B A C Gambar 2.4. Sudut

16 Pengertian sudut menyangkut berbagai konsep, yaitu: 1. Sebuah gambar yang terdiri atas dua garis. 2. Daerah pada bidang yang dibatasi oleh dua garis yang berpotongan. 3. Sebuah ukuran yang dinyatakan dengan bilangan real yang menggambarkan selisih arah dua garis yang berpotongan. 2.8 Isometri Definisi 2.3 (Jennings, 1997) Fungsi α : E n E n adalah isometri, jika untuk semua titik P dan Q berada di E n. α(p) α(q) = PQ P α(p) Q α(q) Gambar 2.5. Isometri Definisi 2.4 (Rawuh, 2009) Transformasi α dinamakan suatu isometri apabila α(p) = P, α(q) = Q sehingga jarak PQ = P Q untuk setiap pasang titik P dan Q. Jadi, suatu isometri adalah suatu transformasi titik yang mempertahankan jarak antara tiap pasang titik.

17 Teorema 2.2 (Rawuh, 2009) Jika α dan β adalah isometri-isometri sehingga α(p) = β (P), α(q) = β (Q), dan α(r) = β (R) untuk tiga titik yang tidak kolinear maka α = β. Bukti: Diketahui bahwa α dan β adalah isometri-isometri yang untuk tiga titik yang tidak kolinear menghasilkan α(p) = β (P), α(q) = β (Q), dan α(r) = β (R). Jika tiap persamaan tersebut, di sebelah kiri dikalikan dengan α ¹ maka α ¹ mempertahankan ketiga titik tersebut sehingga α ¹ β adalah suatu identitas. Jadi, α ¹ β = I, yang mengakibatkan bahwa α = β. 2.9 Refleksi Refleksi atau pencerminan adalah transformasi yang memindahkan titik-titik dari suatu objek dengan menggunakan sifat bayangan, yaitu: 1. Garis yang menghubungkan setiap titik dengan bayangannya tegak lurus dengan sumbu pencerminan. 2. Jarak antara setiap titik dan cermin sama dengan jarak bayangan ke cermin. 3. Bangun dan bayangannya adalah kongruen. Definisi 2.5 Sebuah refleksi dari titik P, yang hasil refleksi ditulis sebagai σ g (P) dengan g adalah garis yang dinamakan sebagai sumbu refleksi ditentukan sebagai berikut: σ g (P) = P, jika P g Q, jika P g

18 Dan g adalah sumbu ruas PQ P g Q Gambar 2.6. Refleksi titik P terhadap garis g Teorema 2.3 Jika g sebuah garis dan σ g adalah refleksi pada garis g, maka σ g adalah suatu isometri. Bukti: Misalkan, diketahui tiga titik segaris yang berurutan A, B, dan C yang terletak pada sisi yang sama terhadap garis g. Titik B terletak di antara A dan C, dapat ditulis A B C. jika σ g adalah refleksi pada g dan jika σ g (A) = A, σ g (B) = B, dan σ g (C) = C. Akan dibuktikan bahwa ABC = A B C. Misalkan, jika AA g, BB g, dan CC g. Diketahui AA memotong g di titik P, BB memotong g di titik Q, dan CC memotong g di titik R. Karena σ g adalah refleksi pada g, maka PA = PA, QB = QB, dan RC = RC. Sehingga diperoleh PAQ PA Q, dan QBR QB R yang mengakibatkan QA = QA dan RB = RB. Jadi, AQB = A QB dan BRC = B RC. Sehingga terbukti bahwa ABC = A B C dan σ g merupakan suatu isometri.

19 B C A P Q R g A B C Gambar 2.7 Refleksi tiga titik berurutan A, B, dan C terhadap garis g 2.10 Rotasi Definisi 2.6 Suatu rotasi dengan pusat P dan sudut rotasi α, adalah sebuah transformasi titik pada R 2, dapat ditulis R(P, α ) T: R 2 R 2 (x, y) (x, y ) Dimana x = x cos θ - y sin θ (4.2) y = x sin θ + y cos θ (4.3) Jika R(P, α ) : (x, y) (x, y ) dengan P(x p, y p ), maka x = x p + (x - x p ) cos θ - (y - y p ) sin θ (4.4) y = y p + (y - x p ) sin θ + (y - y p ) cos θ (4.5)

20 Rotasi terdiri dari 2 macam: rotasi melawan arah jarum jam (counter-clockwise) dan rotasi searah jarum jam (clockwise). Persamaan rotasi : 1. Rotasi melawan arah jarum jam x = x cos θ y sin θ y = x sin θ + y cos θ 2. Rotasi searah jarum jam x = x cos θ + y sin θ y = x sin θ + y cos θ (John. 2004).