ANALISIS SEDIMENTASI PADA BENDUNG LAEYA KABUPATEN KONAWE SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERILAKU HIDRAULIK FLAP GATE PADA ALIRAN BEBAS DAN ALIRAN TENGGELAM ABSTRAK

Evaluasi Hasil Pelaksanaan Teknologi Modifikasi Cuaca di Jawa Barat Menggunakan Analisis Data Curah Hujan

KONSENTRASI SEDIMEN SUSPENSI RATA-RATA KEDALAMAN PADA SALURAN MENIKUNG BERDASARKAN HASIL PENGUKURAN DAN ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN

TRANSPOR SEDIMEN: DEGRADASI DASAR SUNGAI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HITUNGAN TRANSPOR SEDIMEN

FISIKA. Sesi GELOMBANG BUNYI A. CEPAT RAMBAT BUNYI

Perancangan Sliding Mode Controller Untuk Sistem Pengaturan Level Dengan Metode Decoupling Pada Plant Coupled Tanks

DEGRADASI DASAR SUNGAI Oleh : Imam Suhardjo. Abstraksi

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

STUDI PERBANDINGAN BELITAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI TIGA FASA PADA SAAT PENGGUNAAN TAP CHANGER (Aplikasi pada PT.MORAWA ELEKTRIK TRANSBUANA)

BAB II TEGANGAN TINGGI IMPULS

METODE PENELITIAN. penelitian quasi experimental. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman yang cepat seperti sekarang ini, perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN SUDUT TIKUNGAN TERHADAP DEBIT SEDIMEN PADA SALURAN SEGIEMPAT DAN DINDING TETAP

BAB V ANALISIS HASIL PERANCANGAN

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung kelas VII

Degradasi dan Agradasi Dasar Sungai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS SIMULASI STARTING MOTOR INDUKSI ROTOR SANGKAR DENGAN AUTOTRANSFORMATOR

Degradasi dan Agradasi Dasar Sungai

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI TANGGAPAN FREKUENSI

SOAL-PENYELESAIAN DEGRADASI-AGRADASI DASAR SUNGAI

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN DAN ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN CEMPAKA WANARAJA KECAMATAN GARUT KOTA

PEMILIHAN OP-AMP PADA PERANCANGAN TAPIS LOLOS PITA ORDE-DUA DENGAN TOPOLOGI MFB (MULTIPLE FEEDBACK) F. Dalu Setiaji. Intisari

Nama : Perli Iswanto KLS : 4EA04 NPM :

Kata engineer awam, desain balok beton itu cukup hitung dimensi dan jumlah tulangannya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VIII METODA TEMPAT KEDUDUKAN AKAR

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB II Dioda dan Rangkaian Dioda

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAJIAN TEORITIS DALAM MERANCANG TUDUNG PETROMAKS TEORETYCAL STUDY ON DESIGNING A PETROMAKS SHADE. Oleh: Gondo Puspito

Penyelesaian Soal Ujian Tengah Semester 2008

KAJIAN SEDIMENTASI PADA SUMBER AIR BAKU PDAM KOTA PONTIANAK

ANALISIS PENGARUH TEGANGAN INJEKSI TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

BAB III METODE PENELITIAN

RANCANG BANGUN PROTOTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO (PLTMH)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PACE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMBUKTIAN MATEMATIKA SISWA DI KELAS VII SMP MATERI GEOMETRI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester genap SMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS SISTEM ANTRIAN PELAYANAN NASABAH BANK X KANTOR WILAYAH SEMARANG ABSTRACT

Penentuan Jalur Terpendek Distribusi Barang di Pulau Jawa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERTEMUAN 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PROGRAM LINIER

ISSN MENENTUKAN PERSAMAAN KECEPATAN PENGENDAPAN PADA SEDIMENTASI

SISTEM PENGENDALI ARUS START MOTOR INDUKSI PHASA TIGA DENGAN VARIASI BEBAN

Simulasi dan Deteksi Hubung Singkat Impedansi Tinggi pada Stator Motor Induksi Menggunakan Arus Urutan Negatif

MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAYA LAYAN UJI GEOLISTRIK UNTUK MENDAPATKAN SUMBER AIR TANAH

PERBANDINGAN TUNING PARAMETER KONTROLER PD MENGGUNAKAN METODE TRIAL AND ERROR DENGAN ANALISA GAIN PADA MOTOR SERVO AC

PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN LABE (LANTAI BERHITUNG) PADA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA SD KELAS III TERHADAP HASIL BELAJAR

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA YP Unila

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

DESAIN SISTEM KENDALI MELALUI ROOT LOCUS

Kajian Solusi Numerik Metode Runge-Kutta Nystrom Orde Empat Dalam Menyelesaikan Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde Dua

STUDI PENGARUH SEDIMENTASI KALI BRANTAS TERHADAP KAPASITAS DAN USIA RENCANA WADUK SUTAMI MALANG

BAB III METODE PENELITIAN

Rahardyan Nugroho Adi BPTKPDAS

ALTERNATIF PENGGUNAAN ABRUPT RISE PADA USBR TIPE III UNTUK MENGURANGI GEJALA PULSATING WAVES

PENGARUH PERAWATAN KOMPRESOR DENGAN METODE CHEMICAL WASH TERHADAP UNJUK KERJA SIKLUS TURBIN GAS dan KARAKTERISTIK ALIRAN ISENTROPIK PADA TURBIN IMPULS

ANALISA STRUKTUR TIKUNGAN JALAN RAYA BERBENTUK SPIRAL-SPIRAL DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI

PEMODELAN MATEMATIK SATU DIMENSI PERUBAHAN DASAR SUNGAI (STUDI KASUS SHORTCUT SUNGAI WIDAS KABUPATEN NGANJUK)

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

MONEV E T ATA A IR D AS PERHITUNGAN AN SEDIME M N

SIMULASI SISTEM ANTRIAN DENGAN METODE MULTIPLE CHANNEL SINGLE PHASE

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik yang putaran rotornya

PENGARUH DURASI SERANGAN GELOMBANG TERHADAP TINGKAT KERUSAKAN LAPIS LINDUNG PEMECAH GELOMBANG. Ida Bagus Agung

III. METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini, yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Kedondong

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah, siswa kelas X semester genap, sebanyak

Lampiran B.2. Dimensi Kompetensi Kuantitatif. Komponen Literasi Kuantitatif

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman

W = F. s. Dengan kata lain usaha yang dilakukan Fatur sama dengan nol. Kompetensi Dasar

BAB X PEMBUATAN LENGKUNG ALIRAN DEBIT

Fisika adalah ilmu yang mempelajari benda-benda di alam, gejala-gejala fisis, dan kejadian-kejadian yang berlaku di alam ini.

Bala Keselamatan di Indonesia

ROOT LOCUS. 5.1 Pendahuluan. Bab V:

MODEL OPTIMASI PELAYANAN NASABAH BERDASARKAN METODE ANTRIAN (QUEUING SYSTEM)

ALGORITMA THRESHOLDING ADAPTIF BERDASARKAN DETEKSI BLOK TERHADAP CITRA DOKUMEN TERDEGRADASI Agus Zainal Arifin, Arya Yudhi Wijaya, Laili Cahyani 1

FIsika KARAKTERISTIK GELOMBANG. K e l a s. Kurikulum A. Pengertian Gelombang

TEKNOLOGI BETON Sifat Fisik dan Mekanik

TEORI ANTRIAN. Pertemuan Ke-12. Riani Lubis. Universitas Komputer Indonesia

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

Analisis Hemat Energi Pada Inverter Sebagai Pengatur Kecepatan Motor Induksi 3 Fasa

BAB VII. EVAPORATOR DASAR PERANCANGAN ALAT

ANALISIS SEDIMENTASI DI MUARA SUNGAI PANASEN

1. suara guntur terdengar 12 sekon setelah kilat terlihat. Jika jarak asal kilat dari pengamat adalah 3960 m, berapakah cepat rambat bunyi?

X. ANTENA. Z 0 : Impedansi karakteristik saluran. Transformator. Gbr.X-1 : Rangkaian ekivalen dari suatu antena pancar.

DAMPAK PENGHAPUSAN SUBSIDI BBM TERHADAP SURPLUS EKONOMI

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Transkripsi:

ANALISIS SEDIMENTASI PADA BENDUNG LAEYA KABUPATEN KONAWE SELATAN Ahmad Syarif Sukri Doen Fakulta Teknik Univerita Haluoleo ABSTRAK Bendung Laeya merupakan alah atu bendung yang dibangun oleh pemerintah yang berlokai di Kelurahan Ambalodangge, Kecamatan Laeya, Kabupaten Konawe Selatan yang digunakan ebagai arana irigai untuk mengairi areal perawahan elua 1393 Ha. Melihat kondiinya aat ini, bendung Laeya mengalami penumpukan edimen dihulu bendung yang menutupi mercu bendung, bahkan aat banjir ekalipun edimen dapat terlihat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteritik aliran pada Sub DAS Laeya erta mengetahui laju erta kuantita edimen yang mauk ke bendung Laeya. Bearnya eroi permukaan pada Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Laeya, digunakan peramaan daar yang dikenal dengan rumu Univeral Soil Lo Euetion (USLE), dimana dalam analia bearnya eroi dipengaruhi oleh intenita hujan, erodibilita tanah, kemiringan lereng, pengolahan tanaman, erta tindakan pengendalian eroi. Sedangkan rumu Forcheimer dan Schoklitch digunakan untuk menganalia banyaknya edimen yang mauk ke bendung. Berdaarkan hail analia diperoleh eroi aktual yang tejadi pada Sub DAS Laeya adalah eroi rendah, ekitar 21,155 ton/ha/tahun edangkan eroi potenial yang terjadi pada Sub DAS Laeya adalah 1057,752 ton/ha/tahun dan jumlah edimen melayang yang mauk ke Bendung Laeya ebear 1041,5 ton/tahun, edangkan jumlah edimen daar (bed load) yang mauk ke Bendung Laeya ebear 1455,985 ton/ tahun. Kata Kunci: Sungai, Bendung, Eroi, Sedimentai. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air bukan hanya ekedar memenuhi kebutuhan mendaar manuia ebagai air minum, namun juga berfungi ebagai umber penghidupan eperti mengairi lahan pertanian, perikanan, hingga pembangkit litrik. Terdapat berbagai kegiatan perekonomian lain juga angat tergantung kepada keterediaan air, bahkan air bia menjadi alah atu limiting factor dalam pertumbuhan ekonomi jika keterediaannya angat terbata. Kebutuhan air hampir dapat dipatikan mempunyai kecenderungan tidak ejalan dengan tingkat keterediaanya baik terkait dengan dimeni waktu dan ruang, maupun jumlah dan kualitanya. Aliran ungai merupakan aliran permukaan yang dapat menjadi umber air baku guna memenuhi kebutuhan manuia akan umber air, namun aat ini banyak ungai telah mengalami penurunan produktifita. Salah atu faktor yang menjadi penyebab menurunnya produktifita ungai adalah edimentai. Seiring hail pembangunan yang edemikian peat pada daerah pengaliran ekitar bending Laeya, terjadi perubahan pola tanam dan tata guna lahan eperti penggunaan lahan uaha dan penggunaan lahan untuk pemukiman yang cukup peat, ehingga menimbulkan permaalahan pada daerah pengaliran ungai pada bendung terebut. Sehubungan dengan adanya interaki kebutuhan perubahan ungai mauk kebendung karena kegiatan pengolahan terebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah penanggulangan 1111 edimen yang merupakan penyebab pendangkalan pada bendung. 1.2 Rumuan Maalah Berangkat dari latar belakang permaalahan yang telah diuraikan di ata, maka dapat dirumukan permaalahan penelitian yaitu Berapa bear edimentai tahunan yang terjadi pada Bendung Laeya Kabupaten Konawe Selatan? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah menganalia bearnya angkutan edimen yang terjadi pada Bendung Laeya. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitia ini berdaarkan tujuan diata adalah : 1. Dapat mengetahui eberapa bear angkutan edimen yang terjadi pada bendung Laeya 2. Sebagai bahan maukan dan acuan bagi intani terkait baik dari Pemerintah Provini maupun Pemerintah Kabupaten Konawe Selatan dalam menentukan kebijakan yang menyangkut rencana pengolahan dan peletarian kawaan pada bendung Laeya ecara terpadu. 1.4 Bataan Maalah Bataan maalah dalam tulian ini adalah : a. Analia hidrologi/curah hujan dengan menggunakan metode Gumbel dan metode log

peron Type III dengan menggunakan data curah hujan dengan periode ulang makimum 100 tahun. b. Analia eroivita pada bendung Laeya dengan USLE (Univeral Soil Lot Euation). c. Analia angkutan edimen pada bendung Laeya dengan analia konentrai edimen melayang (Supended Load), dan edimen daar (Bed Load) METODOLOGI PENELITIAN Hail edimentai (ediment yield) adalah bearnya edimen yang beraal dari eroi yang terjadi di daerah tangkapan air yang diukur pada periode waktu dan tempat tertentu. Hail edimen biaanya diperoleh dari pengukuran edimen terlarut dalam ungai (upended ediment) atau dengan pengukuran langung di dalam waduk Analia Curah Hujan Metode yang digunakan dalam menganalia curah hujan adalah metode Gumbel dan metode Log Peron Type III Metode Gumbel Gumbel beranggapan bahwa ditribui variabel hidroli tidak terbata, oleh ebab itu haru digunakan harga-harga terbear (harga makimum). Formula yang digunakan : = Angka hujan elama 1 hari yang mungkin timbul dalam T tahun = = Reduced rata-rata dari X 2 = Angka rata-rata dari X 2 (X) 2 = Angka kuadrat dari X = Reduced mean (lihat lampiran) = Reduced variated (lihat lampiran) B = Curah hujan makimum rata-rata elama pengamatan (mm/jam) Metode Log Peron Type III Pada perhitungan curah hujan dengan metode ini menggunakan cara tatitik, rumu yang digunakan : 1112 = Faktor frekueni = Jumlah data yang terkumpul = Curah hujan dengan priode ulang T tahun (mm/jam) 2. Analia Eroi Smith dan Weichmeier (1960) mengemukakan peramaan Univeral Soil Lo Euation (USLE) untuk menduga laju eroi rata-rata tahunan dengan peramaan ebagai berikut : E = R* K* LS* C* P E = Laju eroi aktual rata-rata tahunan (ton/ha/tahun) R = Faktor eroivitahujan K = Faktor erodibilita tanah LS = Faktor kemiringan lereng C = Faktor pengelolaan tanaman P = Faktor konervai tanah D = Kerapatan Drainae Aktual S = Kemiringan Lereng L = Panjang ungai (1) 3. Analia Sedimen (2) Sedimen daar (Bed Load) koefiien K dapat ditentukan dengan peramaan berikut: (3) Perkiraan tandar deviai : 68400det ik / tahun 1 ton3/ m St = K. (4) 1000000 Perkiraan koefiien kemencengan : Sedangkan kadar konentrai (C) dapat diperoleh C = dengan mengendapkan (5) material yang terkandung Perhitungan logaritma Xt : dalam air atau dengan cara menfilter atau menyaring. Sehingga dengan jalan (6) ini konentrai C dapat dihitung dengan rumu: = Curah hujan makimum rata-rata elama pengamatan (mm/jam) W C ( mg / liter ) = Standar deviai V = Koefiien kepencengan/pengaliran LS = Untuk kerapatan drainae aktual (D) dihitung dengan menggunakan rumu : D = 1,35 x d + 0,26 x S + 2,8 Untuk menghitung debit edimen melayang, maka digunakan rumu : Q m Q C K w Dimana: Q m = Angkutan edimen beban melayang (ton/tahun) Q w = C = debit air (m 3 /det) Konentrai edimen beban melayang (gram/ltr) K = koefiien Jika data dalam m 3 /det, berat 1 m 3 adalah 1 ton dan waktu yang digunakan adalah 24 jam, maka

W = berat kadar lumpur (gram) V = Volume air (ml) Untuk menghitung bearnya lengkungan edimen melayang berdaarkan data pengukuran dan bearnya ungai dapat dihitung dengan peramaan ebagai berikut: Q a Qw b Q = debit edimen (ton/hari) Qw = debit air (m 3 ) A,b = kontanta Analia edimen melayang dapat juga digunakan rumu Forcheimer ebagai perbandingan dari hail perhitungan edimen ecara logaritma : = kemiringan ungai Untuk mengetahui bearnya edimen per tahun dipakai peramaan : Gb B Gb = bearnya edimen pertahun (ton/tahun) B = lebar ungai (m) Q = berat bed load peratuan lebar peratuan (kg/mdet) ANALISA DAN PEMBAHASAN Hail analii dari penelitian penelitian ini dapat dilihat pada kajian berikut, Tabel 1 Hail Analii Bearnya Eroi Aktual (Ea) = 5 U 0,54 w Q w (15) debit edimen melayang per atuan lebar (m 3 /det) γ = berat volume (kg/m 3 ) γ w = berat jeni air (kg/m 3 ) Q = debit air (m 3 /det) Untuk mendapatkan kecepatan geer dipergunakan peramaan: U g h g = gravitai (m 2 /detik) H = kedalaman air (m) S = kemiringan ungai (m/m) Namun rumu untuk memperoleh bearnya edimen melayang adalah: G = = G (16) R = 1381,79 B (17) K = preentae edimen melayang (kd/dtk) debit edimen melayang peratuan lebar (m 3 /detik) γ = berat volume (kg/m 3 ) B = lebar ungai (m) Sedangkan untuk eroi potenial dapat diketahui dengan menggunakan rumu berikut : Ep = R x K x LS Hail analii untuk eroi potenial tahun 1996 diketahui : L = Ep = 1381,79 x x = 738,166Ton/Ha/tahun Analii elanjutnya dapat dilihat pada Tabel berikut, Tabel 2 Hail Analii Bear Eroi Potenial (Ep) Muatan Sedimen Daar (bed load) Untuk menghitung volume edimen muatan daar (bed load) ini, dapat digunakan peramaan Scohlith ebagai berikut : Q = h x v v = kecepatan aliran (m/detik) h = kedalaman air (m) d S 3 / 2 cr = 1113 Tahun R K L 1996 1381,79 1997 722,16 1998 5865,72 2,500 S 2/3 1999 3095,01 ( ) (18) cr 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 3913,28 822,09 1216,62 1183,51 2424,22 1512,93 1440,32 1347,89 1872,9 921,98 Ep (ton/ha/tahun) 738,166 385,785 3133,526 1653,385 2090,513 439,168 649,931 632,242 1295,043 808,222 769,433 720,056 1000,522 492,531

Rata-rata 1057,752 Analii Sedimen Analii Sedimen Melayang Rumu Forcheimer dapat menganalia bearnya edimen melayang yang mauk ke dalam bending, jika diketahui nilai nilai dari ; g = 9,8 m/ h = 0.646 m (kedalaman Bendung pada lampiran 12) = 0.0136% (kemiringan lereng pada lampiran 12) Q = 3,9098 m 3 /det (debit air pada hulu bendung pada lampiran 10) U * = g h = 9,8 0,646 0, 0136 = 0,2928 m/detik Maka jumlah edimen melayang per atuan lebar, yakni: = 5 1 0,2928 0,54 1,25 1 3,9089 = 0,0012 m 3 /det m Sehingga debit total edimen melayang per atuan lebar adalah: G = γ B = 0,0012 1,25 22,2 = 0,0331 kg/detik = 0,0331 10-3 24 3600 = 2,8534 ton/hari G = 1041,5 ton/tahun Analii Sedimen Daar Rumu Schoklitch dapat menganalia bearnya edimen daar (bed load) yang mauk ke bendung : Diketahui: Lebar penampang ungai (B) = 22,2 m Kedalaman (h ) = 0,646 m Kecepatan (v) = 1,1213 m/detik Kemiringan (S) = 0,0136 % D = 45,3 mm Maka perkiraan bearnya edimen daar Sungai Laeya dengan menggunakan rumu Schoklitch : 2,500 S 2/3 ( ) cr = h v = 0,646 1,1213 = 0,7243 m 2 /detik cr = = 0,6 0,0453 0,0136 d 0,6 S 3/ 2 = 0,8706 m 2 /detik 3 / 2 = 2,5 (0,0136) 2/3 (0,8706-0,7243) 1114 G b = = 0,0208 kg/m.detik B = 22,2 0,0208 = 0,4617 kg/detik = 4,617x10-4 ton/detik Untuk atu hari = 24 3600 4,736x10-4 = 3,9890 ton/hari Untuk atu tahun = 365 3,9890 = 1455,985 ton/tahun Analii Sedimen Total (Qt) Analia edimen total pada ungai Laeya Qt = Qd + Qm Sehingga hail analia diperoleh ebagai berikut : Qd = 1455,985 ton/tahun Qm = 1041,5 ton/tahun Maka bear edimen total adalah : Qt = 2501,485 ton/tahun. PENUTUP 4.1 Keimpulan Bear eroi aktual yang terjadi pada Sub DAS Laeya rata-rata adalah 21,155 ton/ha/tahun dan bearnya eroi potenial yang terjadi pada Sub DAS Laeya rata-rata adalah 1057,752 ton/ha/tahun. Jumlah edimen daar (bed load) lebih bear dibandingkan dengan jumlah edimen melayang (upended Load) dengan jumlah edimen melayang (upended Load) yang mauk ke Bendung Laeya ebear 1041,5 ton/tahun, edangkan jumlah edimen daar (bed load) ebear 1455,392 ton/ tahun. Maka jumlah edimen mengendap lebih banyak ehingga terjadi pendangkalan pada Bendung Laeya dan mengakibatkan berkurangnya aliran air yang mauk ke areal perawahan eperti kondii aat ini,dan berdaarkan hal teebut maka perkiraan 10 tahun kedepan Bendung Laeya udah tidak mampu menampung jumlah edimen. 4.2 Saran 1. Sebaiknya Pemerintah Provini Sulawei Tenggara, melalui koordinai Dina Pekerjaan Umum Provini Sulawei Tenggara untuk lebih memperhatikan maalah edimentai yang terjadi pada Bendung Laeya eperti melakukan pengerukan dan Obervai Pemeliharaan ecara rutin etiap tahun, ehingga kapaita air pada bendung dapat tetap mengairi lahan pertanian di Kecamatan Laeya euai dengan areal rencana awal. 2. Perlu adanya penyuluhan bagi warga mayarakat tentang cara pengolahan tanah yang baik agar mencegah tejadinya eroi yang kriti dan penyuluhan tentang dampak-dampak illegal

logging bagi kehidupan di maa yang akan datang. 3. Perlu ada penelitian elanjutnya ebaiknya menerukan penelitian mengenai pengendalian edimentai dialuran irigai dengan membangkitkan aru turbeleni. DAFTAR PUSTAKA Anonym. 2010. Laporan PU Balai Wilayah Sungai IV Prov.Sultra 2010 Direktorat Jendral Pengairan Departemen Pekerjaan Umum. 1986. Standar Perencanaan Irigai, Kriteria Perencanaan Bagian Parameter Bangunan, KP-06:CV, Galang Perada, Bandung. Dake, J.M.K.. 1982. Hidrologi Teknik. Erlangga. Jakarta. Fidyah, Yunita. 2009. Redeain Perencanaan Embung Makupa Kab. Konel. Skirpi Tidak Diterbitkan. Kendari Hermawan. 2001. Analia Hidrologi. Erlangga. Jakarta Iran. 2011. Analii Angkutan Sedimen Sungai Laeya Kaupaten Konawe Selatan, Skripi Tidak dipublikaikan. K. Linley, Ray. 1996. Hidrologi Ininyur. Erlangga, Jakarta. Mardjikoen, P., 1987, Angkutan Sedimen. PAU Ilmu Teknik, Univerita Gajah Mada, Yogyakarta Mawardi, Erman. 2007. Deain Hidraulik Bangunan Irigai. Alfabeta, Bandung. Oehadijono 1993, Daar-daar Teknik Sungai, Univerita Haanuddin, Makaar. Smith dan Weichmeier. 1990. Grazingland Hydrology Iue, Joil Water Conery, USA Soedibyo. 2003. Teknik Bendungan, Edii 2 Tahun 2003, Penerbit Pradnya Paramitha, Jakarta Soekarno, I. Strand, R.I. 1979. Sedimentation-Deign of Small, 2 nd, New Delhi, Oxford & IBH Publihinng Co. Soemurto. 1995. Hidrologi Teknik, Erlangga, Jakarta Soenarno, 1972. Perhitungan bendung tetap, Direktorat Irigai, Jakarta. Soewarno. 1991. Hidrologi Pengukuran Dan Pengolahan Data Aliran Sungai (Hidrometri), Nova, Bandung. Sujana. 1988. Metode Statitik, Bandung Tarito Sotrodarono, Suyono. 1984. Perbaikan dan Pengaturan Sungai, Pradny Paramita, Jakarta. Yang Chih Ted. 1994. Sedimen Tranport (Theory and Pratice). The Univeritie Pre (Belfat) Ltd. Singapore 1115