BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. PT.MRC didirikan di Jakarta berdasarkan akte Notaris Jony Fredrik Berthold

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor 24/2006. Yang

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. design penelitian menyatakan, baik struktural masalah penelitian maupun. mengenai hubungan hubungan dalam masalah.

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA PELAKSANA KONSTRUKSI

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka penulis membuat simpulan dari seluruh pembahasan yaitu sebagai

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. penyelenggara pembuatan rumah, gedung, jalanan, jembatan, dan lainnya. Perusahaan

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha

Ruang Lingkup Jasa Konstruksi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2008 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI USAHA JASA KONSTRUKSI

ANALISIS PERHITUNGAN PENGHASILAN KENA PAJAK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO BIAYA DAN TINGKAT PENYELESAIAN DALAM RANGKA PENGHEMATAN PAJAK BADAN

BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PENGHASILAN DENGAN TARIF KHUSUS YANG BERSIFAT FINAL DAN TIDAK FINAL BAB V

MAKALAH PERPAJAKAN. Disusun Oleh : Florentina Rosalia Marseli UNIVERSITAS SRIWIJAYA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pasal 1 Undang-Undang No.16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

DAFTAR KONVERSI KLASIFIKASI USAHA JASA PELAKSANA KONSTRUKSI

BAB 1 PENDAHULUAN. tidaklah sedikit dan tidak mungkin untuk ditanggung oleh pemerintah sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor dengan tujuan untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

Buku Panduan Perpajakan Bendahara Pemerintah. BAB V PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 4 AYAT (2)

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan UUD 1945 alinea 4 yaitu, memajukan kesejahteraan umum. Agar tujuan

Abstrak. Keyword : Hulu hilir, aspek perpajakan, real estat

BAB III OBJEK PENELITIAN. penjualan maka berdasarkan peraturan perpajakan PT SCE yang telah

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. III. 1. Sejarah Singkat Perkembangan Perusahaan. PI adalah perusahaan yang berbadan hukum CV (Commanditaire

BAB IV ANALISIS. Daftar Pajak Penghasilan Pasal 23 yang Dipotong PT.PLN (Persero) Area Garut Periode Tahun 2010

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PT. ROHEDA SEJATI

BAB III PROSES PENGUMPULAN DATA. pesat guna meningkatkan standar hidup berbangsa dan bernegara. Semua pihak baik

BAB III DASAR PENGENAAN PPh PASAL 23 DAN DASAR PENGENAAN PPN ATAS EPC PROJECT. Jasa konstruksi merupakan salah satu jasa yang cukup berkembang di

BAB 1 PENDAHULUAN. penerimaan negara yang terbesar dan paling dominan sampai saat ini adalah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI SERI C NO.3/C 19 AGUSTUS 2009 SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Akuntansi Pajak Atas Liabilitas (Kewajiban)

BAB IV PEMBAHASAN. Pengenaan Pajak atas Penghasilan PT PIBS. PT PIBS adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. beralamat Jl. HR. Soebrantas Blok A No. 38 Komplek Ruko Mertopolitan

PT. PELITA NUSA PERKASA

ANALISIS PENERAPAN PEMOTONGAN DAN PENYETORAN SERTA PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN PASAL 26 TAHUN (STUDI KASUS: PERUM PERURI)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. swasta yang bergerak di bidang kontraktor. CV. Oki Suganda Kabupaten

S-1081/PJ.313/2005 PENGENAAN TARIF ATAS JASA KONSTRUKSI (SE- 13/PJ.42/2002)

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan dan membiayai pembangunan sendiri. Bagi negara, pajak adalah salah

Apakah Pemilik Indekos Harus Bayar Pajak Juga?

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. di bidang perdagangan eceran khusus untuk pelumas/oli industri.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. kualitatif. Berdasarkan penelitian penulis, maka objek penelitian yang

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi yang Melatarbelakangi Kesalahan atas Kewajiban Pemotongan PPh 23

DPN APPEKNAS ANGGARAN DASAR ASOSIASI PENGUSAHA PELAKSANA KONTRAKTOR DAN KONSTRUKSI NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk membiayai pengeluaran yang berkaitan dengan pembangunan

Modul Perpajakan PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26 DEFINISI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 140 TAHUN 2000 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI USAHA JASA KONSTRUKSI

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pendirian perusahaan nomor 11 tanggal 21 Februari 2003 dihadapan notaris

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat Penelitian dan Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB II PROFIL PT. MULTI RAYA ARTTECH. Sumatera Utara. Sebagai sebuah perusahaan yang mengkhususkan diri untuk

PAJAK PENGHASILAN PASAL 23/26

PAJAK PENGHASILAN PASAL 4 AYAT 2. Pasal 4 ayat 2 Undang-undang Pajak Penghasilan menyebutkan, bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran negara yang ditujukan

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Gambaran Umum Perusahaan PT. Sehat Sukses Sentosa

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

Persainganpadamasadepan bukanlahusahauntukmerebut market share akantetapibagaimanamerebutopportunity share.

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Kegiatan Perusahaan Serta Perubahan Peraturan yang Terjadi Pada Perusahaan

MINGGU KE LIMA PPH PASAL 23, 26, DAN 25 PAJAK PENGHASILAN PASAL 23

PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI USAHA JASA KONSTRUKSI Oleh : Gun Gun Gunawan, SST

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Objek yang digunakan sebagai penelitian dalam skripsi adalah PT. Dipta

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI WALIKOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. bergerak dalam bidang jasa konsultan teknik, perencanaan konstruksi dan UKDW

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Pada tahun 1989, perusahaan ini didirikan dengan nama PT. Bhineka

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP)

Modul ke: PERPAJAKAN II BUNGA PINJAMAN. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1) Pengertian Pajak Penghasilan. 2) Subjek Pajak Penghasilan. Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 tahun 2008, yaitu.

BAB I PENDAHULUAN. Angka laba ini sangat penting bagi pemakai laporan keuangan untuk pengambilan. keputusan sehingga harus dihitung secara tepat.

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NASIONAL NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti menggunakan penelitian deskriptif

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi ketergantungan Negara kita terhadap hutang luar negeri. Sektor pajak

AGEN LPG 3KG DAN ASPEK PERPAJAKANNYA KPP PRATAMA JEMBER

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Perbedaan antara Laba Komersial dan Laba Fiskal. Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha diwajibkan untuk menyusun

2017, No Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, perlu menetapkan

Transkripsi:

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Penyajian Data 4.1.1. Seajarah Singkat Perusahaan PT. Sasmito Surabaya dirintis sejak tanggal 29 Agustus 1995 dengan Badan Usaha berpa Perseroan Komanditer dengan nama CV. Sasmito dengan Akta pendirian No.88 dari Kantor Notaris/ PPAT Bertha Trihardjo Saelan Sondakh, SH yang berlokasi awal di Jalan batok VI/2 Mojokerto. Pada tanggal 20 April 2000 lokasi perusahaan berpindah di Jl. PC IC No.27, Komplek YKP Surabaya dengan Akta No.24 dari Kantor Notaris/PPAT Titik Lintang Trenggonowati,SH Seiring dengan lajunya perkembangan disektor Jasa Konstruksi, CV. Sasmito melakukan peningkatan status Badan Usaha menjadi Badan Hukum yaitu Perseroan Terbatas pada tanggal 7 Maret 2003 dengan nama PT. Sasmito Surabaya dengan alamat Jl. PS I B No.8, Kompleks YKP Surabaya dan Ir. Teguh Prasetyo, MBA sebagai Direktur Utamanya dengan Akta Pendirian No.6 yang dikeluarkan oleh Kantor Notaris/ PPAT Ariyani,SH. 50

51 4.1.2. Pengertian Visi dan Misi Dalam hal pencapaian suatu tujuan di perlukan suatu perencanaan dan tindakan nyata untuk dapat mewujudkannya, secara umum bisa di katakan bahwa Visi dan Misi adalah suatu konsep perencanaan yang di sertai dengan tindakan sesuai dengan apa yang di rencanakan untuk mencapai suatu tujuan. Bagi mereka yang berkecimpung dalam kegiatan organisasi tentu tidak asing dengan kalimat Visi dan Misi di karenakan suatu organisasi, kelompok atau badan suatu instansi pasti memiliki Visi dan Misi untuk mewujudkan tujuannya, tapi apakah Visi dan Misi hanya bisa di miliki dan di terapkan oleh Suatu Organisasi, kelompok atau bandan suatu instansi. Jawabnya tentu tidak, Visi dan Misi pun bisa di miliki dan di terapkan secara personal dan individu. Pengertian visi dan misi menurut Saujana. Visi adalah suatu pandangan jauh tentang perusahaan, tujuan - tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut pada masa yang akan datang. Visi itu tidak dapat dituliskan secara lebih jelas menerangkan detail gambaran sistem yang ditujunya, dikarenakan perubahan ilmu serta situasi yang sulit diprediksi selama masa yang panjang tersebut. Beberapa persyaratan yang hendaknya dipenuhi oleh suatu pernyataan visi Berorientasi ke depan Tidak dibuat berdasarkan kondisi saat ini

52 Mengekspresikan kreatifitas Berdasar pada prinsip nilai yang mengandung penghargaan bagi masyarakat Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus oleh lembaga dalam usaha mewujudkan Visi. Misi perusahaan adalah tujuan dan alasan mengapa perusahaan itu ada. Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan. Arti lain visi dan misi menurut Menurut Wibisono (2006, p. 43), Visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan. Atau dapat dikatakan bahwa visi merupakan pernyataan want to be dari organisasi atau perusahaan. Visi juga merupakan hal yang sangat krusial bagi perusahaan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang Misi (mission) adalah apa sebabnya kita ada (why we exist / what we believe we can do). Di dalam misi produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan, pasar yang dilayani dan teknologi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dalam pasar tersebut. Pernyataan misi harus mampu menentukan kebutuhan apa yang dipuasi oleh perusahaan, siapa yang memiliki kebutuhan tersebut, dimana mereka berada dan bagaimana pemuasan tersebut dilakukan.

53 Pada dasarnya misi merupakan alasan mendasar eksistensi suatu organisasi. Pernyataan misi organisasi, terutama di tingkat unit bisnis menentukan batas dan maksud aktivitas bisnis perusahaan. Jadi perumusan misi merupakan realisasi yang akan menjadikan suatu organisasi mampu menghasilkan produk dan jasa berkualitas yang memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggannya. Jadi dapat disimpulakan bahwa visi adalah cita cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di masa depan untuk menjamin kelestarian dan kesuksesan jangka panjang. Jadi dapat disimpulkan bahwa Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam usahanya mewujudkan Visi. Dalam operasionalnya orang berpedoman pada pernyataan misi yang merupakan hasil kompromi intepretasi Visi. Misi merupakan sesuatu VISI PT. Sasmito Surabaya Menjadi General Contractor yang berskala International Misi PT. Sasmito Surabaya Dalam menjalakan kegiatan usahanya, maka PT.SASMITO Surabya memiliki tujuan : 1. Memberikan Pelayanan terbaik kepada pelanggan 2. Mengutamakan Kepuasan Pelanggan 3. Memiiki Jaringan kerja yang luas dan dikenal oleh semua kalangan terkait dengan bidang jasa kontraktor

54 PT. Sasmito Surabaya bergerak dibidang General Contractor terutama untuk pekerjaan Jasa Konstruksi dengan golongan atau kualifikasi Besar (B2) dengan ruang lingkup 1. Bidang Arsitektur Sub Bidang : - Perumahan Tunggal dan Koppel - Perumahan Multi hunian - Bangunan Pergudangan dan Industri - Bangunan Komersial - Bangunan2 non Perumahan Lainnya - Fasilitas Pelatihan Sport Diluar Gedung, Fasilitas Rekreasi - Pertamanan - Pekerjaan Interior 2. Bidang Sipil Sub Bidang : - Jalan Raya, Jalan Lingkungan - Jalan Kereta Api - Irigasi dan Drainase - Pengerukan dan Pengerugan - Pekerjaan Penyiapan dan Pengupasan Lahan - Pekerjaan Pembetonan

55 3. Mekanikal Sub Bidang : - Instalasi pemanasan, ventilasi Udara dan AC dalam bangunan, - Perpipaan air dalam bangunan 4. Elektrikal Sub Bidang : - Jaringan dfistribusi Tenaga Listrik Tegangan Menengah - Instalasi Kontrol dan Instrumentasi - Instalasi listrik gedung dan pabrik - Instalasi listrik lainnya 5. Tata Lingkungan Sub Bidang : - Perpipaan air bersih / limbah - Pengolahan air bersih Sampai saat ini ruang lingkup wilayah usaha PT. Sasmito Surabaya telah meliputi hampir di seluruh Indonesia. 4.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi perusahaan adalah salah satu persyaratan penting yang harus dimiliki perusahaan, karena dengan struktur organisasi merupakan suatu alat dalam proses manajemen dan proses bisni yang dijalankan dapat dipertanggung jawabkan.

56 Dengan adanya struktur organisasi setiap individu yang terlibat dalam kegiatan bisnis perusahaan dapat menjalankan tugan dan kewajibannya sesuai dengan bidangnya sehingga bisa mencapai tujuan dari perusahaan tersebut. P.T Sasmito Surabaya memiliki struktur organisasi sebagai berikut : 1. Direktur Bertugas untuk mengetahui kegiatan pengelolaan perusahaan dan bertanggung jawab terhadap setiap aktivitas operasional perusahaan serta penilaian terhadap kinerja perusahaan. 2. Manajer Bertugas untuk menjalankan kebijakan yang diputuskan oleh pimpinan. Membuat program kerja dan bertanggung jawab dalam memberikan laporan kinerja perusahaan. 3. Accounting Bertugas mengawasi langsung hal hal yang berkaitan dengan masalah keuangan, pajak, hutang piutang dan aset. 4. Customer Service Memiliki tugas untuk menangani rekanan kerja dari marketing, mem follow up suatu kinerja proyek dan menyiapkan dokumen yang diperlukan dalam suatu proyek. 5. Operasional Divisi ini memiliki beberapa staff yang bertugas menangani segala kegiatan operasional perusahaan yang secara langsung kepada rekanan

57 kerja. Baik dalam memastikan pelayanan yang baik dan mengatur proses pengerjaan proyek yang baik dan benar serta sesuai jadwal. 6. HRD (Human Recource Departement) Departemen ini menangani semua yang berkaitan dengan karyawan perusahaan. 7. Kurir Bertugas memasukan dan menagih biaya konstruksi ke pelanggan menyetor dana yang diterima, kliring untuk membantu kelancaran kegiatan perusahaan.

58 Berikut gambaran struktur organisasi PT. Sasmito Surabaya. Gambar 4.1 Direktur Manajer HRD Accounting Customer Service Kurir Opersional Opersional Opersional Sumber : PT. Sasmito Surabaya

59 4.2. Analisa Data 4.2.1. Proyek PT. Sasmito Surabaya 2011 Tabel 4.1 Rincian proyek dan anggaran dana PT. Sasmito Surabaya 2011 No Proyek Nilai Kontrak pph final 2% 1 2 3 Pembangunan Rumah Kertajaya Regency Blok A no 33 Pembangunan Sentra Jajanan Pucang Selatan Perbaikan Saluran Air Kalijudan Utara Rp. 1.872.525.000 Rp. 2.435.721.000 Rp. 980.365.700 Rp. 37.450.500 Rp. 48.714.420 Rp. 19.607.314 total pembayaran pph final 2011 Rp. 5.288.611.700 Rp. 105.772.234 Sumber PT. Sasmito Surabaya Sebelum diatur dalam PP Nomor 51 Tahun 2008 dan pada PP Nomor 5 Tahun 2002, bangunan PPh atas penghasilan dari jasa kontruksi dan sewa atas tanah dan/atau bangunan diatur dalam Pasal 23 UU PPh. Sejak tahun 1995 penghasilan atas pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan yang merupakan objek pajak menurut Pasal 4 Ayat (2) UU PPh, diatur dalam PP Nomor 79 Tahun 1999 yang kemudian diubah dengan PP Nomor 51 Tahun 2008, dan mulai berlaku tanggal 4 November 2008. Perubahan yang mendasar dengan adanya pemotongan pajak yang bersifat final adalah potongan pajak tersebut dianggap sebagai pembayaran atas pajak penghasilan terhutang, sehingga atas potongan tersebut tidak dapat dikreditkan kembali dengan PPh Badan tahun yang bersangkutan.hal ini berbeda dengan ketentuan PPh Pasal 23 UU PPh, dimana potongan pajak

60 merupakan pajak yang dibayar dimuka, sehingga atas potongan tersebut dapat diperhitungkan kembali dengan PPh Badan Tahun yang bersangkutan. Perubahan lain yang terjadi setelah diterapkan PPh final adalah menyangkut besar tarif dan pengenaan pajak. Seperti halnya PPh Pasal 23, tarif PPh final menggunakan tarif khusus, namun besarnya tarif dan dasar pengenaan pajak yang berbeda. Perbedaan tersebut akan diuraikan sebagai berikut : Berdasarkan PP Nomor 51 Tahun 2008, pembayaran pajak atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan sebesar 2% (dua persen) dari jumlah bruto. Sifat pengenaannya dibedakan menjadi dua, yaitu : a. Bagi orang pribadi bersifat final, dan b. Bagi Wajib Pajak Badan merupakan pembayaran PPh Pasal 25 yang dapat diperhitungkan dengan PPh Badan terhutang untuk tahun yang bersangkutan. Walaupun adanya pemberlakuan tarif final bertujuan untuk merangsang pertumbuhan jasa konstruksi tetapi pengenaan pajak dengan tarif final ini jelas. Jadi pada hakekatnya penerapan pajak penghasilan dengan tarif final tidak memenuhi azas azas perpajakan yang adil dan menyimpang dari sistem akuntansi keuangan, karena selain dapat merugikan kedua belah pihak, yakni perusahaan atau pemerintah, pelaksanaan pajak penghasilan dari nilai bruto pengalihan/penyerahan tidak sesuai dengan

61 prinsip pengenaan pajak penghasilan yang mengemukakan bahwa semakin tinggi pula pajak terutangnya. Begitu pula sebaliknya semakin rendah penghasilansemakin berkurang pengenaan pajak terutangnya (pasal 17 Undang-undang pajakpenghasilan). Table 4.2 Laporan Laba Rugi PT. Sasmito Surabaya 31 Desember 2011 Transaksi Kegiatan Jumlah Penerimaan Proyek Rp. 5.288.611.700 Pembelian Bahan Rp. 2.003.462.900 Biaya Tenaga Kerja Rp. 2.371.533.000 Biaya Lain - Lain Rp. 103.963.000 Laba Usaha Rp. 809.652.800 sumber PT. Sasmito Surabaya 4.2.2. Perbandingan Penggunaan Tarif PPh Final (PP no 51 tahun 2008) Dengan Menggunakan Tarif Pasal 17 (UU PPh no 79 tahun 1999) Menggunakan Tarif PPh Final Untuk tariff PPh final sebesar Rp 105.772.234 (Tabel 4.1). Menggunakan Tarif pasal 17 dan pasal 31 E 4.800.000.000 X Rp 809.652.800 = Rp. 734.849.458 5.288.611.700

62 50% X 25% X Rp 734.849.458 = Rp 9.185.818 25% X Rp 809.652.800 Rp. 9.185.818 = Rp 193.227.382 Jadi pph terutang pasal 25 PT. Sasmito jika menggunakan tariff pasal 17 dan pasal 31E Rp. 9.185.818 + Rp. 193.227.382 = Rp. 202.413.200 Dengan menggunakan pph final 2% hasilnya adalah Rp. 105.772.234 Selisih pajak bila menggunakan perhitungan pph final dengan tarif pasal 17 dan pasal 31E Rp. 96.640.966 karena itu PT. Sasmito Surabaya menggunakan tarif berdasarkan PP no.51 tahun 2008. Pada saat pelaporan SPT 2011 PT. Sasmito Surabaya melaporkan kewajiban pph pasal 25 dilaporkan nihil. Karena PT. Sasmito Surabaya telah membayar pph pasal 4 ayat 2 yang bersifat final.