VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

VII. FORMULASI STRATEGI

BAB III 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas,

: Bachtiar Rifai NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Ir. Komsi Koranti, MM.

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis hasil pengolahan data maka dapat disimpulkan bahwa:

IV. METODE PENELITIAN

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA RESTORAN LASAGNA GULUNG BOGOR, JAWA BARAT

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO

STRATEGI PEMASARAN PRODUK OLAHAN WORTEL (Studi Kasus Kelompok Wanita Tani Kartini Di Kawasan Rintisan Agropolitan Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur)

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN AGROWISATA ECOTAINMENT

BAB IV METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

EVALUASI KINERJA PENYULUH DAN PENENTUAN PENGEMBANGAN STRATEGI KINERJA PENYULUH PERTANIAN ORGANIK ATAS DASAR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KOTA BATU

BAB 3 METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN. di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi di km

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. usaha budidaya jamur dan pembibitan. Berdasarkan hasil analisis yang

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... RIWAYAT HIDUP.. iii ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL...

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA TELUR PUYUH (KASUS PETERNAKAN PUYUH BINTANG TIGA, CIBUNGBULANG, BOGOR)

III. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

IX. FORMULASI STRATEGI. pencocokkan, dan tahap keputusan. Tahap masukan menggunakan analisis

STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA MAKANAN RINGAN PADA UD. HARUM SARI

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era globalisasi dan kemajuan teknologi yang perkembangannya demikian

BAB III METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian: Masterplan Sentul City (Atas); Jalur Sepeda Sentul City (Bawah) Tanpa Skala

III. METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN... xv

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

BAB IV METODE PENELITIAN

2. TINJAUAN PUSTKA 2.1. Kajian Teori Sayuran Organik Manajemen Strategi

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta

FORMULASI STRATEGI. Tabel 18. Faktor-Faktor Lingkungan InternalUKM Awal Putra Mandiri

Lampiran 1. Indikator dan Parameter Penilaian SWOT pada Pemasaran. Agroindustri Tahu Isi Goreng di Kecamatan Medan Polonia

N = Ukuran populasi. IFE, EFE, SWOT dan QSP. Beberapa metode analisis yang digunakan dapat. a. Analisis Deskriptif. Keterangan : n = Jumlah sampel

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan usahanya memiliki jumlah penjualan sebesar < Rp per

PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PERUSAHAAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) MEREK CITRABAS DELUXE (Studi Kasus di PT. Buana Tirta Abadi Jakarta)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

IV METODOLOGI PENELITIAN

VII. FORMULASI STRATEGI

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN CAFÉ LAMPIRI DALAM MEMASUKI PASAR PERSAINGAN

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT. Oleh : FANNY SEFTA ADITYA PUTRI A

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

BAB 3 METODE PENELITIAN

PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS BUAH SEMANGKA CV SALIM ABADI

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel

Mata Kuliah Manajemen Bank Program Studi Keuangan dan Perbankan Semester III TA

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

BAB IV METODE PENELITIAN

penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan alternatif strategi yang lebih objektif.

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

Bab 5 Analisis 5.1. Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) 5.2. Analisa Matriks ekternal Factor Evaluation (EFE)

IV. METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

STRATEGI KEUNGGULAN BERSAING PADA DIVA LAUNDRY DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN ANTAR USAHA JASA LAUNDRY DI MOJOKERTO

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian

Koppontren. Pengembangan Rami

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM MENINGKATANALISISKAN PENJUALAN KAMERA DSLR MERK CANON DI TOKO DIKS PHOTOGRAPHY

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Tahap pemasukan data ( The Input Stage ) Tahap pertama setelah identifikasi faktor internal dan eksternal yang dirumuskan menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman Gapoktan Silih Asih kemudian menyusun matriks EFE dan IFE. 7.1.1 Matriks IFE Analisis matriks IFE dilakukan terhadap faktor-faktor internal unit bisnis Beras SAE pada Gapoktan Silih Asih. Dari matriks IFE diperoleh kekuatan yaitu ketua yang berjiwa wirausaha tinggi, disiplin, dan bertanggung jawab, produk yang memiliki nilai ekonomis dan berdaya saing tingggi, prospek usaha yang baik dan ramah lingkungan, Inovasi dan variasi produk, surat izin PIRT, ketersediaan sumber modal, ketersediaan sarana dan prasarana serta kelemahan yang ada adalah administrasi yang masih rendah, kurangnya ketersediaan air, dan kompetensi SDM petani yang masih rendah. Tabel 15. Matriks IFE pada unit usaha Beras SAE Gapoktan Silih Asih No Faktor-faktor Strategis Internal Bobot rating total Kekuatan 1 Ketua yang berjiwa wirausaha tinggi, disiplin dan bertanggung jawab 0.107 4 0.428 2 Produk yang memiliki nilai ekonomis dan berdaya saing tingggi 0.078 3.333 0.26 3 Prospek usaha yang baik dan ramah lingkungan 0.089 3.333 0.297 4 Inovasi dan variasi produk 0.094 3 0.282 5 Surat izin PIRT 0.104 3.667 0.381 6 Ketersediaan sumber modal 0.098 4 0.392 7 Ketersediaan Sarana dan prasarana 0.113 3.333 0.377 Kelemahan 8 Administrasi yang masih rendah 0.105 2 0.21 9 Kurangnya ketersediaan air 0.081 1.667 0.135 10 Kompetensi SDM petani yang masih rendah 0.13 1.333 0.173 Jumlah 2.935

Tabel diatas menunjukkan faktor strategis internal apa saja yang menjadi kekuatan kelemahan utama bagi unit bisnis Beras SAE Gapoktan Silih asih. Kekuatan utama unit bisnis Beras SAE adalah variable kekuatan dengan nilai bobot skor rata-rata terbesar sedangkan kelemahan utama yaitu variabel kelemahan dengan nilai terkecil. Kekuatan utama unit bisnis beras SAE adalah Pemilik yang berjiwa wirausaha yang tinggi dengan skor 0,428 sehingga dengan variable kekuatan utama tersebut dapat mendukung faktor strategis internal lainnya untuk mengembangkan unit bisnis beras SAE. Sedangkan kelemahan utamanya yaitu kurangnya ketersediaan air untuk budidaya padi sehat tersebut. 7.1.2 Matriks EFE Analisis matriks EFE dilakukan terhadap faktor-faktor eksternal unit bisnis Beras SAE pada Gapoktan Silih Asih. Peluang yang ada meliputi trend back to nature, jumlah penduduk yang meningkat, kerjasama dengan Pemerintah Daerah setempat dan bermitra dengan beberapa Gapoktan lain, ketersediaan bahan baku, meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi hidup sehat, permintaan pasar terhadap beras sehat semakin terbuka luas, peranan LPS dalam pemasaran. Ancaman yang ada meliputi perubahan cuaca yang tak menentu, persaingan dalam industri dan adanya diversifikasi produk pangan. Tabel 16. Matriks EFE Unit Usaha Beras SAE Gapoktan Silih Asih No Faktor-faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Total Peluang 1 Tren back to nature 0.085 3.333 0.283 2 Jumlah penduduk yang meningkat 0.106 3 0.318 3 Kerjasama dengan Pemerintah Daerah setempat dan bermitra dengan beberapa Gapoktan lain 0.095 3.667 0.348 4 Ketersediaan bahan baku 0.128 3.333 0.427 5 Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi hidup sehat 0.085 3.333 0.283 6 Permintaan pasar terhadap beras sehat semakin terbuka luas 0.113 3.667 0.414 7 Peranan LPS dalam pemasaran 0.089 3.333 0.297 74

Ancaman 8 Perubahan cuaca yang tak menentu 0.117 2 0.234 9 Persaingan dalam industri 0.102 1.333 0.136 10 Adanya diversifikasi produk pangan 0.081 2 0.162 Jumlah 2.903 Tabel diatas menunjukkan faktor strategis eksternal apa saja yang menjadi peluang dan ancama utama bagi unit bisnis Beras SAE Gapoktan Silih asih. Peluang utama unit bisnis beras SAE. Peluang utama yang dihadapi Gapoktan Silih Asih adalah ketersediaan bahan baku sedangkan ancaman yang utama adalah perubahan cuaca yang tak menentu. 7.2Tahap Pencocokkan 7.2.1 Matriks IE Setelah matriks IFE dan IFE selesai dianalisis, dilanjutkan dengan analisis matriks IE (internal-eksternal). Total skor bobot rata-rata yang diperoleh dari matriks IFE dan EFE digunakan untuk menempatkan Gapoktan ke dalam salah satu dari Sembilan sel yang tersedia. Total skor bobot rata- rata matriks IFE sebesar 2,935 dan matiks EFE 2,903. Kuat Rata-rata Lemah 3,0 4,0 2,0-2,99 1,0-1,99 Tinggi 3,0-4,0 I II III Menengah IV V VI 2,0-2,99 Rendah VII VIII IX 1,0-1,99 Gambar 5. Matriks IE unit usaha beras SAE Gapoktan Silih Asih 75

Berdasarkan matriks IE, Gapoktan silih asih terdapat pada sel V yaitu dalam menjaga dan mempertahankan (penetrasi pasar dan pengembangan produk). Strategi penetrasi pasar yaitu meningkatkan pangsa pasar produk perusahaan yang ada saat ini melalui kegiatan pemasaran yang lebih gencar. Penetrasi pasar meliputi meningkatkan jumlah tenaga penjual, menawarkan promosi yang lebih luas lagi dan meningkatkan usaha publisitas pemasaran. Pengembangan produk yaitu strategi meningkatkan penjualan produk dengan perbaikan produk yang sudah ada atau mengembangkan produk yang baru. 76

7.2.2 Matriks SWOT Tabel 17. Matriks SWOT Gapoktan Silih Asih Kekuatan (Strenght) 8. Ketua yang berjiwa wirausaha tinggi, disiplin dan bertanggung jawab 9. Produk yang memiliki nilai ekonomis dan berdaya saing tingggi 10. Prospek usaha yang baik dan ramah lingkungan 11. Inovasi dan variasi produk 12. Surat izin PIRT 13. Ketersediaan sumber modal 14. Ketersediaan Sarana dan prasarana Kelemahan (Weakness) 4. Administrasi keuangan yang masih rendah 5. Kurangnya ketersediaan air 6. Kompetensi SDM petani yang masih rendah Peluang (Opputunities) 8. Trend Back to nature 9. Jumlah penduduk yang meningkat 10. Kerjasama dengan Pemerintah Daerah setempat dan bermitra dengan beberapa Gapoktan lain 11. Ketersediaan bahan baku 12. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi hidup sehat 13. Permintaan pasar terhadap beras sehat semakin terbuka luas 14. Peranan LPS dalam pemasaran S1. Meningkatkan promosi beras SAE untuk memenuhi kebutuhan pasar (S1,S2,S3,S4,S5,S6,O2,O3,O6,O7) S2. Meningkatkan pengembangan produk beras SAE untuk memenuhi permintaan pasar (S1,S2,S4,S5,S7,O1,O3,O4,O5,O6 ) S3. Meningkatkan keterampilan SDM petani Gapoktan Silih Asih untuk menghasilkan SDM yang kompeten (W1,W3,O3,O7) Ancaman (Threath) 4. Perubahan cuaca yang tak menentu 5. Persaingan dalam industri 6. Adanya diversifikasi produk pangan S4. Meningkatkan kualitas dan kuantitas beras SAE untuk memenangkan persaingan (S2,S4,S6,T1,T2,T3) S5. Mengefisienkan fasilitas Gapoktan untuk perbaikan ketersediaan air (W2,T1,T3) S6. Memperbaiki sistem administrasi untuk kelancaran Gapoktan (W1,T2) 77

Berdasarkan faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang diperoleh, kemudian diformulasikan alternative strategi dengan menggunakan matriks SWOT. Alternatif strategi yang dapat diterapkan unit usaha beras SAE Gapoktan Silih Asih antara lain 1) Strategi SO Strategi SO merupakan strategi yang memanfaatkan kekuatan internal Gapoktan untuk menarik keuntungan dari peluang eksternal. Strategi yang dilakukan adalah meningkatkan promosi beras SAE (S1) untuk memenuhi kebutuhan pasar. Selain promosi dari mulut ke mulut, pameran maka Gapoktan Silih Asih harus dapat meningkatkan kegiatan promosi dengan cara membuat selebaran, pamplet yang lebih banyak yang disebarkan ke wilayah-wilayah dengan adanya penghargaan-penghargaan yang didapat oleh Gapoktan agar lebih memberikan kualitas beras SAE tersebut. Adapun strategi yang lain adalah meningkatkan pengembangnan produk beras SAE (S2). Meningkatkan pengembangan produk beras untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat. Dengan adanya pengembangan produk beras SAE dapat meningkatkan penjualan beras SAE dengan adanya produk baru yang akan dikembangkan. 2) Strategi WO Strategi WO merupakan strategi yang bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal. Strategi yang dilakukan adalah meningkatkan keterampilan SDM petani Gapoktan Silih Asih (S3) dengan cara penyuluhan, pendampingan dengan penyuluh, pemberian motivasi dan lain-lain agar petani mempunyai keterampilan yang baik dalam mengusahakan beras SAE sehingga hasil dari beras SAE pun lebih baik. 3) Strategi ST 78

Strategi ST merupakan strategi yang menggunakan kekuatan sebuah Gapoktan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Strategi meningkatkan kualitas dan kuantitas beras SAE (S4). Kualitas yang ditingkatkan adalah dari segi produk, standar mutu, kemasan dan kalau perlu sampai menggunakan ke tahap sertifikasi organic sehingga konsumen pun tidak ragu akan kualitas beras SAE. Kuantitas produk pun harus ditingkatkan agar penjualannya pun meningkat seiring dengan permintaan yang meningkat juga. 4) Strategi WT Strategi merupakan strategi yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal. Strategi yang dilakukan adalah mengefisienkan fasilitas Gapoktan untuk perbaikan ketersediaan air (S5). Jadi dengan adanya pengefisienan fasilitas Gapoktan untuk perbaikan air dapat menjadikan Gapoktan untuk lebih memperhatikan tentang ketersediaan air untuk produksi beras SAE. Strategi yang lain adalah memperbaiki sistem administrasi (S6) untuk memenangkan persaingan. Administrasi yang dijalankan Gapoktan lebih dirapikan lagi agar tidak membingungkan dalam menjalankan tugasnya masing-masing. a. Tahap Keputusan 7.3.1 Matriks QSPM Tahap akhir dari perumusan strategi adalah pemilihan strategi tebaik dengan menggunakan alat analisis matriks QSPM yang berdasarkan matriks SWOT. Tujuan dari matriks QSPM adalah memperoleh alternative strategi yang terbaik yang dapat diterapkan Gapoktan Silih Asih dalam pengembangan unit usaha beras SAE. Berdasarkan matriks QSPM diperoleh prioritas strategi yang disarankan berdasarkan urutan pertama dengan nilai STAS tertinggi sampai urutan akhir dengan nilai STAS terendah : 1) Meningkatkan pengembangan produk beras SAE (S2 ; 6,4) 2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas beras SAE (S4 ; 6,07) 3) Meningkatkan promosi beras SAE (S1 ; 5,83) 79

4) Meningkatkan keterampilan SDM petani Gapoktan Silih Asih (S3 ; 5,05) 5) Mengefisienkan fasilitas Gapoktan untuk perbaikan ketersediaan air (S5 ; 4,67) 6) Memperbaiki system administrasi (S6 ; 4,23) Strategi yang menempati urutan tertinggi adalah meningkatkan pengembangan produk beras SAE. Dalam pengembangan produk yaitu mengupayakan peningkatan penjualan dengan cara memperbaiki atau memodifikasi jasa atau produk saat ini. 80