PROFIL KESEHATAN TAHUN 2014

dokumen-dokumen yang mirip
KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO TAHUN 2013

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011

BAB II PERENCANAAN KINERJA

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran...

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

DINAS KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO JLN. R. A BASOENI NO. 4 SOOKO KABUPATEN MOJOKERTO TELP. (0321) , FAX. (0321)

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DEPOK TAHUN 2015

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

PROFIL DINAS KESEHATAN

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN TRIWULAN I

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2013

PERJANJIAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 2014

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

BUKU SAKU DINAS KESEHATAN KOTA MAKASSAR TAHUN 2014 GAMBARAN UMUM

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN. tahun. Berikut data ketenagaan pegawai di Puskesmas Banguntapan III per 31

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN TAHUN 2014

KATA PENGANTAR. Profil Kesehatan Kota Pekalongan Tahun 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2013

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si

PEMERINTAH KABUPATEN BATANG DINAS KESEHATAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan

KATA PENGANTAR. Plt. KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BONDOWOSO. dr. MOHAMMAD IMRON, M.MKes. NIP

Malang, April 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MALANG. dr. ABDURRACHMAN, M.Kes. Pembina Tk I NIP

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN

Standar Pelayanan Minimal Puskesmas. Indira Probo Handini

PEMERINTAH KABUPATEN BATANG DINAS KESEHATAN

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Tersusunnya laporan penerapan dan pencapaian SPM Tahun 2015 Bidang Kesehatan Kabupaten Klungkung.

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

Transkripsi:

PROFIL KESEHATAN TAHUN 2014 DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO 2015

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 DAFTAR ISI Halaman Sampul... Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kab. Ponorogo. i ii Daftar Pengantar iii Daftar Tabel.. viii Daftar Gambar / Grafik.. xiii BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang.. 1 B. Maksud dan Tujuan.. 2 C. Sistematika Penulisan.. 3 BAB II : GAMBARAN UMUM A. Keadaan Geografis... 5 B. Keadaan Penduduk.. 6 1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk.. 6 2. Komposisi Penduduk.. 6 C. Keadaan Sosial Ekonomi.. 8 D. Pendidikan 9 BAB III : SITUASI DERAJAT KESEHATAN A. Mortalitas..... 11 1. Angka Kematian Bayi (AKB). 11 2. Angka Kematian Balita (AKABA). 12 3. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI). 13 B. Morbiditas.... 14 1. Penyakit Menular. 14 iv

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 a. TB Paru 14 b. Pneumonia.. 16 c. HIV/AIDS.. 17 d. Kusta.. 19 e. Malaria 21 f. Filariasis. 22 2. Penyakit Menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). 23 a. Tetanus Neonatorum 24 b. Campak.... 24 c. Difteri.. 25 d. Polio.... 26 3. Penyakit Potensial KLB / Wabah. 27 a. Demam Berdarah Dengue (DBD) 27 b. Diare.... 29 4. Penyakit Tidak Menular... 31 a. Hipertensi/Tekanan Darah Tinggi 31 b. Obesitas.... 31 c. Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara.... 32 C. Status Gizi. 32 1. Berat Badan Rendah (BBLR)... 32 2. Status Gizi Balita... 33 BAB IV : SITUASI UPAYA KESEHATAN A. Pelayanan Kesehatan Dasar.. 36 v

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 1. Pelayanan Kesehatan Anak Sekolah. 36 2. Pelayanan Kesehatan Usila.. 36 B. Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Penunjang.. 37 1. Kunjungan Rawat Jalan... 37 2. Kunjungan Rawat Inap.... 38 3. Pelayanan Kesehatan Jiwa... 39 C. Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Anak.... 39 1. Pelayanan Ibu Hamil... 39 2. Pertolongan Persalinan.... 41 3. Penanganan Komplikasi... 42 4. Pelayanan Neonatus..... 43 5. Pelayanan Keluarga Berencana 45 6. Pelayanan Kesehatan Anak Balita 45 D. Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar. 46 1. Rumah Sehat... 46 2. Penyehatan Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM)... 47 3. Akses Air Minum..... 48 4. Penduduk dengan akses Jamban........ 49 E. Surveilans dan Imunisasi..... 50 1. Pelayanan Pencegahan Penyakit / Imunisasi 50 2. Imunisasi TT pada Ibu Hamil... 53 3. Imunisasi pada Bayi..... 54 4. Penanggulangan KLB (Kejadian Luar Biasa).. 56 vi

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 BAB V : SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN A. Sarana Kesehatan.. 57 1. Sarana Pelayanan Kesehatan... 57 2. UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) 57 3. Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar.. 59 4. Sarana Pelayanan Kesehatan Rujukan. 61 B. Tenaga Kesehatan..... 61 1. Jumlah Tenaga Medis... 61 2. Jumlah Tenaga Keperawatan 62 3. Jumlah Tenaga Kefarmasian.... 63 4. Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan. 63 5. Jumlah Tenaga Gizi..... 64 6. Jumlah Tenaga Keterapian Fisik.. 65 7. Jumlah Tenaga Keteknisian Medis.. 65 8. Jumlah Tenaga Kesehatan Lain... 66 9. Jumlah Tenaga Non Kesehatan... 66 C. Pembiayaan Kesehatan. 67 1. Jaminan Kesehatan Nasional.... 67 2. Anggaran Kesehatan. 68 BAB VI : PENUTUP A. Kesimpulan.. 70 B. Saran.. 71 LAMPIRAN-LAMPIRAN vii

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 DAFTAR TABEL Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16 Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melek Huruf dan Ijasah Tertinggi Yang Diperoleh Menurut Jenis Kelamin Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Jumlah Kelahiran Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Jumlah Kematian Neonatal, Bayi Dan Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompok Umur, Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Kasus Baru TB BTA+, Seluruh Kasus TB, Kasus TB Pada Anak dan Case Notification Rate (CNR) Per 100.000 Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Jumlah Kasus dan Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+ Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Angka Kesembuhan dan Pengobatan Lengkap TB Paru BTA+ serta Keberhasilan Pengobatan Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Jumlah Kasus HIV, AIDS dan Syphilis Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV Menurut Jenis Kelamin, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Kasus Diare Yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Jumlah Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun dan Cacat Tingkat 2 Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Jumlah Kasus dan Angka Prevalensi Penyakit Kusta Menurut tipe/jenis, Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 viii

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Tabel 17 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat (Release From Treatment/RFT) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Tabel 18 Tabel 19 Tabel 20 Tabel 21 Tabel 22 Tabel 23 Tabel 24 Tabel 25 Tabel 26 Tabel 27 Tabel 28 Tabel 29 Tabel 30 Tabel 31 Tabel 32 Tabel 33 Kasus AFP (Non Polio) Menurut Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Kesakitan dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Pengukuran Tekanan Darah Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Pemeriksaan Obesitas Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dengan Metode IVA dan Kanker Payudara dengan Pemeriksaan Klinis (CBE) Menurut Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Jumlah Penderita dan Kematian pada KLB Menurut Jenis Kejadian Luar Biasa (KLB), Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Kejadian Luar Biasa (KLB) di Desa/Kelurahan yang Ditangani < 24 Jam, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan, dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas Menurut Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Persentase Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil Menurut Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Persentase Cakupan Imunisasi TT pada Wanita Usia Subur Menurut Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Fe1 dan Fe3 Menurut Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Jumlah dan Persentase Penanganan Komplikasi Kebidanan dan Komplikasi Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 ix

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Tabel 34 Tabel 35 Tabel 36 Tabel 37 Tabel 38 Tabel 39 Tabel 40 Tabel 41 Tabel 42 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi, Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Jumlah Peserta KB Baru dan KB Aktif Menurut Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Cakupan Kunjungan Neonatal Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Jumlah Bayi Yang Diberi ASI Eksklusif Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Cakupan Imunisasi Hepatitis B <7 hari dan BCG Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Tabel 43 Cakupan Imunisasi DPT-HB/DPT-HB-Hib, Polio, Campak dan Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Tabel 44 Tabel 45 Tabel 46 Tabel 47 Tabel 48 Tabel 49 Tabel 50 Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi dan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Jumlah Anak 0-23 Bulan Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk Yang Mendapat Perawatan Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa SD & Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Menurut Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 x

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Tabel 51 Tabel 52 Tabel 53 Tabel 54 Tabel 55 Tabel 56 Tabel 57 Tabel 58 Tabel 59 Tabel 60 Tabel 61 Tabel 62 Tabel 63 Tabel 64 Tabel 65 Tabel 66 Tabel 67 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada Anak SD dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk Menurut Jenis Jaminan dan Jenis Kelamin, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap dan Kunjungan Gangguan Jiwa Di Sarana Pelayanan Kesehatan, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Angka Kematian Pasien Di Rumah Sakit, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Indikator Kinerja Pelayanan Di Rumah Sakit, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (Ber- PHBS) Menurut Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Penduduk dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum Berkualitas (Layak) Menurut Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Persentase Kualitas Air Minum di Penyelenggara Air Minum yang Memenuhi Syarat Kesehatan, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Penduduk dengan Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi Yang Layak (Jamban Sehat) Menurut Jenis Jamban, Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Desa Yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Persentase Tempat-tempat Umum Memenuhi Syarat Kesehatan Menurut Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) Menurut Status Higiene Sanitasi, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) Dibina dan Diuji Petik, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Tabel 68 Persentase Sarana Kesehatan (Rumah Sakit) dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat (Gadar) Level I, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 xi

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Tabel 69 Tabel 70 Tabel 71 Tabel 72 Tabel 73 Tabel 74 Tabel 75 Tabel 76 Tabel 77 Tabel 78 Tabel 79 Tabel 80 Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kecamatan dan Puskesmas, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Menurut Kecamatan, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Jumlah Desa Siaga Menurut Kecamatan, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Jumlah Tenaga Medis Di Fasilitas Kesehatan, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Jumlah Tenaga Keperawatan Di Fasilitas Kesehatan, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Jumlah Tenaga Kefarmasian Di Fasilitas Kesehatan, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan Lingkungan Di Fasilitas Kesehatan, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Jumlah Tenaga Gizi Di Fasilitas Kesehatan, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Jumlah Tenaga Keterapian Fisik Di Fasilitas Kesehatan, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Jumlah Tenaga Keteknisian Medis Di Fasilitas Kesehatan, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Jumlah Tenaga Kesehatan Lain Di Fasilitas Kesehatan, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Jumlah Tenaga Non Kesehatan Di Fasilitas Kesehatan, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Tabel 81 Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota, Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 xii

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 DAFTAR GAMBAR / GRAFIK Gambar 2.1. Peta Kabupaten Ponorogo 5 Gambar 2.2. Grafik Distribusi Penduduk Kabupaten Ponorogo Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2014 7 Gambar 3.1. Perkembangan Kematian Bayi Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2014 12 Gambar 3.2. Perkembangan Kematian Balita Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2014 13 Gambar 3.3. Perkembangan Kematian Ibu Melahirkan Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2014 14 Gambar 3.4. Perkembangan Penemuan Penderita TB BTA (+) Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2014 15 Gambar 3.5. Penemuan Kasus Pneumonia Balita Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2014 17 Gambar 3.6. Jumlah Kasus HIV/AIDS dan Donor Darah HIV (+) Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2014 18 Gambar 3.7. Perkembangan Prevalensi Kusta Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2014 21 Gambar 3.8. Penemuan Kasus Malaria Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2014 22 Gambar 3.9. Jumlah Penderita Filariasis Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2014 23 Gambar 3.10. Perkembangan Kasus Campak dan KLB Campak Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2014 25 Gambar 3.11. Penemuan Kasus Difteri Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2014 26 Gambar 3.12. Penemuan Kasus AFP Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2014 27 Gambar 3.13. Perkembangan Kasus DBD Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2014 28 Gambar 3.14. Penemuan Penderita Diare Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2014 30 Gambar 3.15. Perkembangan kasus BBLR di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2014 33 Gambar 3.16. Perkembangan Kasus Gizi Buruk Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2014 34 xiii

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Gambar 4.1. Prosentase Kunjungan Rawat Jalan pada Sarana Pelayanan Kesehatan Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 37 Gambar 4.2. Jumlah Kunjungan Rawat Inap pada Sarana Pelayanan Kesehatan Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 38 Gambar 4.3. Jumlah Kunjungan Ibu Hamil (K1 dan K4) Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2014 40 Gambar 4.4. Jumlah Pelayanan Persalinan Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2014 42 Gambar 4.5. Jumlah Kunjungan Neonatus dan Bayi Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2014 44 Gambar 4.6. Prosentase Rumah Sehat Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2014 47 Gambar 4.7. Jumlah Desa UCI Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2014 55 Gambar 4.8. Jumlah Bayi Imundaskap Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2011-2014 56 Gambar 5.1. Strata Posyandu Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 58 Gambar 5.2. Cakupan Program Promkes dan UKBM Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 58 Gambar 5.3. Komposisi Tenaga Kesehatan Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 67 Gambar 5.4. Sumber Dana Anggaran Kesehatan Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 69 xiv

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dengan tujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya, sebagai investasi dalam pembangunan berupa sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Peningkatan derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator bagi kesejahteraan masyarakat. Dalam kerangka tersebut pembangunan kesehatan dilaksanakan secara sistematis dan berkesinambungan. Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo yang merupakan penyelenggara pembangunan kesehatan di Kabupaten Ponorogo mempunyai Visi MASYARAKAT PONOROGO SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN yaitu suatu kondisi dimana semua lapisan masyarakat Ponorogo menyadari, mau dan mampu mengenali, mencegah dan mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi sehingga secara mandiri dapat bebas dari gangguan kesehatan, baik yang disebabkan karena penyakit termasuk gangguan kesehatan akibat bencana maupun lingkungan dan perilaku yang tidak mendukung untuk hidup sehat. Visi dan Misi Dinas Kesehatan dituangkan dalam Rencana Strategis Tahun 2010-2015 sehingga Indikator keberhasilan pembangunan kesehatan yang diukur dari pencapaian kinerja dan pelayanan kesehatan di masyarakat yang meliputi Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA) dan 1

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) serta derajat kesehatan masyarakat yang diketahui dari angka mortalitas, morbiditas dan status gizi masyarakat dapat diukur tingkat keberhasilannya selama kurun waktu 5 tahunan. Kebutuhan masyarakat akan informasi tentang kesehatan semakin meningkat, sehingga perlu diterbitkan suatu produk Sistem Informasi Kesehatan berupa Buku Profil Kesehatan yang mampu menggambarkan situsi kesehatan di Kabupaten Ponorogo selama 1 (satu) tahun. Selain itu buku Profil Kesehatan ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi dan bahan analisa keberhasilan pembangunan kesehatan apakah sudah sesuai dengan yang tertuang dalam rencana strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2015. B. MAKSUD DAN TUJUAN Pembuatan Profil Kesehatan Tahun 2014 dimaksudkan untuk menyediakan data dan informasi kesehatan bagi masyarakat yang bertujuan agar masyarakat Ponorogo secara mandiri mampu hidup sehat ; menyediakan data dan informasi kesehatan bagi penentu kebijakan yang bertujuan untuk sarana mengevaluasi berbagai pencapaian program kesehatan dan sebagai dasar perencanaan, pengambilan keputusan di bidang kesehatan di Kabupaten Ponorogo ; menyediakan data dan informasi kesehatan bagi lintas sektor dan lintas program yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat serta sebagai acuan kegiatan monitoring, pengendalian dan sebagai dasar perencanaan, pengambilan keputusan pelaksanaan kegiatan program kesehatan selama 1 (satu) tahun. 2

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Dengan kedudukan Profil Kesehatan sebagai produk Sistem Informasi Kesehatan yang strategis, maka penyusunan Profil Kesehatan ini perlu mendapatkan perhatian dari berbagai pihak yang terkait agar data dan informasi yang tersaji bersifat realistis, valid dan konsisten. C. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo 2014 ini adalah sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan. Menyajikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan disusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo 2014 dan sistematika penulisannya. Bab II : Gambaran Umum Kabupaten Ponorogo. Memuat tentang gambaran umum Kabupaten Ponorogo berupa letak geografis, administratif, kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lingkungan serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembangunan kesehatan. Bab III : Situasi Derajat Kesehatan. Memuat tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan, dan angka status gizi masyarakat. Bab IV : Situasi Upaya Kesehatan. Menyajikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pelayanan kesehatan ibu dan anak, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, surveilans dan imunisasi, perbaikan gizi masyarakat, promosi kesehatan dan pelayanan kefarmasian. 3

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Bab V : Situasi Sumber Daya Kesehatan. Menyajikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan. Bab VI : Penutup. Menyajikan tentang kesimpulan dari situasi kesehatan di Kabupaten Ponorogo periode tahun 2014 serta saran dan kritik guna perbaikan. Lampiran-lampiran 4

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 BAB II GAMBARAN UMUM A. KEADAAN GEOGRAFIS Kabupaten Ponorogo mempunyai luas wilayah sebesar 1.371,78 km 2 yang terletak antara 111 o 17-111 o 15 Bujur Timur dan 7 o 49-8 o 20 Lintang Selatan, dengan ketinggian antara 92 sampai dengan 2.563 meter diatas permukaan laut, yang berbatasan dengan Kabupaten Madiun, Magetan dan Nganjuk di sebelah utara, sebelah Timur Kabupaten Tulungagung dan Trenggalek, sebelah selatan Kabupaten Pacitan serta sebelah Barat Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Wonogiri (Propinsi Jawa Tengah). Gambar 2.1. PETA KABUPATEN PONOROGO 5

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Adapun jarak dengan ibu kota propinsi kurang lebih 200 km ke arah timur laut dan ke ibu kota negara berjarak kurang lebih 800 km ke arah barat. Dilihat dari keadaan geografisnya, Kabupaten Ponorogo dibagi menjadi 2 sub area, yaitu dataran tinggi yang meliputi Kecamatan Ngrayun, Sooko, Pulung, Pudak serta Ngebel dan sisanya merupakan daerah dataran rendah. Secara administratif wilayah Kabupaten Ponorogo terbagi menjadi 21 kecamatan, 26 kelurahan dan 281 desa. B. KEADAAN PENDUDUK 1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur, proyeksi penduduk Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 berdasarkan hasil sensus penduduk Tahun 2010 sebesar 859.615 jiwa terdiri dari 428.883 lakilaki dan 430.732 perempuan. Diantara 21 kecamatan yang ada, Kecamatan Ponorogo mempunyai penduduk yang paling banyak sebesar 74.745 jiwa atau 8,7% dari total penduduk. Sedangkan kepadatan penduduk di Kabupaten Ponorogo mencapai 627 jiwa/km 2 dengan kecamatan terpadat adalah Kecamatan Ponorogo yang mempunyai kepadatan 3.350 jiwa/km 2 dan kepadatan terkecil adalah Kecamatan Pudak sebesar 183 jiwa/km 2. 2. Komposisi Penduduk Distribusi penduduk menurut kelompok umur dapat dilihat pada grafik berikut. Dimana dengan interval 5 tahunan menunjukkan komposisi penduduk yang hampir merata. Gambaran lebih lengkap bisa dilihat dalam Tabel 3. 6

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Gambar 2.2. Grafik Distribusi Penduduk Kabupaten Ponorogo Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2014 Sumber data : Badan Pusat Statistik 7

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 C. KEADAAN SOSIAL EKONOMI Berdasarkan data Kantor Departemen Agama Kabupaten Ponorogo Tahun 2013, penduduk Kabupaten Ponorogo mayoritas memeluk agama Islam sebesar 99,16% ; Kristen Protestan 0,43% ; Katholik 0,30% ; Budha 0,05% dan Hindu 0,05%. Angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Ponorogo atas dasar harga berlaku (ADHB) selama kurun waktu tiga tahun terakhir adalah masing-masing 8.404,94 milyar rupiah (2011), 9.486,20 milyar rupiah (2012) dan 10.692,39 milyar rupiah (2013). Sementara angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Ponorogo atas dasar harga konstan (ADHK) 2000, selama kurun waktu tiga tahun terakhir adalah masing-masing 3.537,87 milyar rupiah (2011), 3.768,42 milyar rupiah (2012) dan 3.982,18 milyar rupiah (2013),. Peranan sektoral terhadap pembentukan PDRB menurut ADHB tahun 2013, terbesar pada sektor pertanian 32,48%. Sedangkan peranan terkecil adalah sektor listrik, gas dan air bersih yaitu sebesar 1,22%. Dari PDRB atas dasar harga konstan 2000, diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ponorogo selama tiga tahun terakhir masing-masing 6,21% (2011); 6,52% (2012) dan 5,67% (2013). Anggaran Kesehatan Kabupaten Ponorogo yang bersumber dari APBD Kabupaten sebesar Rp. 222.487.441.343,- atau sebesar 97,53% dari total anggaran kesehatan Tahun 2014 yang terdiri dari : Rp. 121.653.678,287,- (55%) anggaran RSUD Dr. Haryono Rp. 100.833.763,056,- (45%) anggaran SKPD Dinas Kesehatan 8

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Anggaran bidang kesehatan yang bersumber dari APBD tersebut digunakan untuk belanja tidak langsung (belanja gaji) sebesar Rp. 70.561.418.000,- (32%) dan belanja langsung (belanja kegiatan) sebesar Rp. 151.926.023,343,- (68%). Anggaran Kesehatan Kabupaten Ponorogo yang bersumber dari APBD Provinsi sebesar Rp. 1.206.532.000,- atau sebesar 0,53% dari total anggaran kesehatan, yang dialokasikan untuk gaji perawat ponkesdes, gaji dokter di puskesmas plus, pengembangan taman posyandu dan pembelian PMT bagi balita penderita gizi buruk. Anggaran kesehatan bersumber dari APBN sebesar Rp. 4.415.130.000,- (1,94%) yang terdiri dari anggaran Tugas Pembantuan sebesar Rp.1.554.480.000,- (0,68%) dan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Rp.2.860.650.000,- (1,25%). Sedangkan Bantuan Luar Negeri (BLN) sebesar Rp.23.254.960,- (0,01%). Sehingga total anggaran kesehatan di Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 sebesar Rp. 228.132.358.303,- (13,54%) dari total APBD Kabupaten Ponorogo. D. PENDIDIKAN Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan baik fisik maupun non fisik yang memadai serta pendukung lainnya merupakan upaya terhadap partisipasi sekolah penduduk. Pada tingkat TK jumlah sekolah 415; jumlah murid 14.683; jumlah guru 1.459; jumlah lulusannya 7.885. Jumlah fisik Sekolah Dasar (SD) sebanyak 601 dengan jumlah murid mencapai 66.333 anak, serta jumlah guru 6.618, sedangkan jumlah lulusan Sekolah Dasar sebanyak 11.935. 9

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Jumlah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) sebanyak 88 sekolah; dengan jumlah murid 25.765; dan jumlah guru 2.270; serta jumlah lulusannya mencapai 8.715. Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berjumlah 65 sekolah; dengan jumlah murid sebanyak 24.191; dan jumlah guru 2.211; serta jumlah lulusannya mencapai 7.385. Sedangkan keadaan madrasah di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Ponorogo, untuk tingkat Madrasah Diniyah sebanyak 506 sekolah; jumlah murid 41.578; dan jumlah guru 4.350; tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI) sebanyak 87 sekolah; jumlah murid 9.040; dan jumlah guru 1.044. Tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs) sebanyak 78 sekolah; dengan jumlah murid 14.619 anak; dan jumlah guru 1.622. Tingkat Madrasah Aliyah (MA) sejumlah 56 sekolah; dengan jumlah murid 9.705 anak; dan jumlah guru 1.116. (Sumber : Ponorogo Dalam Angka 2014). 10

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN A. MORTALITAS Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Disamping itu, kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. 1. Angka Kematian Bayi (AKB) Data kematian yang terdapat pada komunitas dapat diperoleh melalui survei, karena sebagian besar kematian terjadi di rumah, sedangkan data kematian pada fasilitas pelayanan kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan. Angka Kematian Bayi yang tercatat di Kabupaten Ponorogo pada Tahun 2014 ini mengalami penurunan dibandingkan angka kematian bayi yang tercatat pada Tahun 2013, dimana tercatat Angka Kematian Bayi Tahun 2014 adalah sebesar 14 (161 bayi) per 1000 kelahiran hidup sedangkan Tahun 2013 tercatat 14,45 (170 bayi) per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan Angka Kematian Bayi untuk Tahun 2010 sampai dengan 2012 berturut-turut adalah 169, 179, 184 per 1000 kelahiran hidup. 11

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Gambar 3.1. Perkembangan Kematian Bayi Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2014 Ada banyak faktor yang mempengaruhi tingkat Angka Kematian Bayi (AKB) tetapi tidak mudah untuk menemukan faktor yang paling dominan. Tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesbilitas dan pelayanan kesehatan dengan tenaga medis yang terampil, serta kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisional ke norma kehidupan modern dalam bidang kesehatan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap tingkat Angka Kematian Bayi (AKB). 2. Angka Kematian Balita (AKABA) Sebagaimana pada Angka Kematian Bayi yang merupakan salah satu indikator derajat kesehatan, Angka Kematian Balita (AKABA) Kabupaten Ponorogo di Tahun 2014 mengalami penurunan menjadi 10 per seribu kelahiran hidup (121 balita mati) dibandingkan Tahun 2013 yang mencapai 15,73 per seribu kelahiran hidup (185 balita mati, Tahun 2012 yang mencapai 12

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 16,14 per seribu kelahiran hidup (196 balita mati), Tahun 2011 yang mencapai 15,12 per seribu kelahiran hidup (188 balita mati). Tahun 2010 terdapat 178 kematian balita sebesar 14,64 per seribu kelahiran hidup yang mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Tahun 2009 sebesar 10,24 per seribu kelahiran hidup atau 124 balita mati. Gambar 3.2. Perkembangan Kematian Balita Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010 2014 3. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) Anka kematian ibu mengalami peningkatan mulai 2012 yang tercatat sebesar 98,82 per 100.000 kelahiran hidup ( 12 ibu mati ) sampai dengan tahun 2014. Pada tahun 2014, angka kematian ibu yang tercatat di Kabupaten Ponorogo adalah sebesar 127 per 100.000 kelahiran hidup ( 15 ibu mati ), angka ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2013 yang tercatat sebesar 102,03 per 100.000 kelahiran hidup ( 12 ibu mati ). Adapun penyebab kematian ibu diantaranya adalah Pre Eklamsi dan Eklamsi. 13

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Gambar 3.3. Perkembangan Kematian Ibu Melahirkan Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2014 B. MORBIDITAS Disamping Angka Kematian, derajat kesehatan juga bisa dilihat dari Angka Kesakitan dalam suatu wilayah tertentu. Angka kesakitan yang dituangkan dalam Profil Kesehatan ini didapat dari data yang berasal dari pengumpulan data Dinas Kesehatan yang bersumber dari Puskesmas maupun Rumah Sakit yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan. 1. Penyakit Menular Penyakit menular yang disajikan dalam Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo tahun 2014 antara lain adalah penyakit TB Paru, pneumonia, HIV/AIDS, diare, kusta, malaria, dan filariasis. a. TB Paru Penyakit TB Paru masih menjadi masalah kesehatan di masyarakat. Berbagai upaya pemerintah dilakukan untuk pengendalian penyakit ini yaitu dengan menemukan, mengobati dan menyembuhkan 14

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 penderita TB Paru dengan menggunakan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse). Gambar 3.4. Perkembangan Penemuan Penderita TB BTA (+) Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2014 Tahun 2014 jumlah perkiraan penemuan suspek TB sebanyak 9.198 orang, pencapaian program sebanyak 4.540 suspek atau 49,4% adalah dari yang ditargetkan. Untuk jumlah perkiraan kasus baru TB Paru (BTA+) sebanyak 920 kasus dengan angka penemuan kasus mencapai 32,6% atau sejumlah 300 orang kasus baru TB (BTA+). Penemuan kasus TB paru BTA (+) ini lebih sedikit dari yang ditargetkan yaitu 70% atau sebanyak 644 orang. Tingkat kesembuhan penderita TB paru BTA (+) yang diobati pada Tahun 2013 dan dievaluasi Tahun 2014 adalah 85.75 % atau sejumlah 325 orang penderita TB paru (BTA+) lebih tinggi dari target 85%. Permasalahan yang kini dihadapi terkait dengan Program Pengendalian Penyakit TB paru adalah kasus MDR Tb (Multi Drug 15

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Resitant Tuberculosis) yaitu timbulnya resistensi obat dalam terapi TB baik kasus baru maupun kasus yang telah diobati sebelumnya. Pengobatan pasien MDR Tb lebih sulit, mahal, banyak efek samping dan angka kesembuhannya relative rendah serta tatalaksana pasien MDR Tb masih tidak adekuat. Di Kabupaten Ponorogo sendiri sudah ditemukan kasus MDR Tb sebanyak 6 kasus, yang terdiri dari 2 pasien sembuh, 1 pasien DO dan 3 pasien masih dalam pengobatan. b. Pneumonia Penyakit ISPA yang paling menjadi perhatian dalam kesehatan masyarakat adalah pneumonia balita, karena secara nasional penyakit ini merupakan penyebab kematian balita paling banyak (80-90%) diantara penyakit ISPA. Di Kabupaten Ponorogo pada tahun 2014 jumlah penderita yang ditemukan dan ditangani sebanyak 764 penderita mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2013 dengan jumlah penderita sebanyak 832 penderita. Penderita pneumonia tahun 2012 sebanyak 1202 penderita, tahun 2011 sebanyak 971 penderita dan tahun 2010 sebanyak 220 penderita yang ditemukan dan ditangani. 16

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Gambar 3.5. Penemuan Kasus Pneumonia Balita Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2014 c. HIV / AIDS Kejadian dan kematian kasus HIV/AIDS terus terjadi peningkatan. Jumlah penderita HIV/AIDS di Kabupaten Ponorogo mulai Tahun 2010 hingga 2014 meningkat tajam dari tahun ke tahun. Sebagaimana pada fenomena gunung es kasus yang muncul kemungkinan masih sedikit dibanding jumlah kasus yang sesungguhnya ada tetapi belum terdeteksi. Hal ini mengingat resiko penularan yang tinggi sebagaimana pada penyakit IMS (infeksi menular seksual) serta perilaku masyarakat yang tidak sehat terutama pada kelompok masyarakat resiko tinggi. 17

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Gambar 3.6. Jumlah Kasus HIV/AIDS dan Donor Danar HIV (+) Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2014 Pada tahun 2014 ini jumlah kasus HIV/AIDS sebanyak 87 orang dengan kelompok umur mulai dari 4 tahun sampai dengan umur 50 tahun. Terjadi peningkatan yang luar biasa jika dibandingkan dengan kasus yang ditemukan dan ditangani Tahun 2013 yang hanya 46 penderita. Yang masih harus menjadi perhatian adalah adanya donor darah yang positif HIV, hal ini menunjukkan masih banyaknya kasus HIV yang belum ditemukan atau masih tersembunyi. Penderita HIV/AIDS Tahun 2012 sebanyak 51 kasus, Tahun 2011 sebanyak 38 kasus dan Tahun 2010 sebanyak 19 penderita. Berbagai cara telah dilakukan untuk pengendalian penyakit yang mematikan ini diantaranya dengan pemetaan populasi kunci, mobile VCT pada kelompok resiko tinggi sehingga kasus yang ditemukan dapat segera diobati dengan demikian penyebaran penyakit dapat dikendalikan. Upaya promotif dan juga pasien diskriminasi terus dilakukan melalui sosialisasi masyarakat dan kelompok remaja. 18

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Dalam penegakan diagnosa kerjasama dengan seluruh rumah sakit se-kabupaten Ponorogo juga dilakukan, terutama dalam surveilans epidemiologi HIV/AIDS. Penguatan sistem rujukan akses obat ARU untuk ODHA kerjasama dengan RSUD Dr. Harjono Ponorogo dan RSUD Dr.Soedono Madiun.yang dilakukan sebagai layanan CST (Care Suport Treatment). Adapun salah satu cara untuk memantau situasi HIV/AIDS di masyarakat yang sekaligus sebagai upaya pencegahan penularan adalah penapisan darah donor di Unit Transfusi Darah. Untuk pengobatan Anti Retrovirus (ARV) Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo bekerja sama dengan RSUD Dr. Harjono Ponorogo dan RSUD Dr. Soedono Madiun sebagai penyedia Anti Retrovirus (ARV) karena dengan pemberian anti retrovirus kematian pasien HIV dapat ditekan dan diharapkan usia hidup serta kualitas hidup pasien akan meningkat. d. Kusta Jumlah penderita kusta tercatat di Kabupaten Ponorogo pada tahun 2014 yang ditemukan dan diobati sebanyak 55 orang dengan angka NCDR 6.40 per 100.000 penduduk dan angka prevalensi 0.64 per 10.000 penduduk yang terdiri dari tipe PB sebanyak 7 orang dan tipe MB sebanyak 48 orang serta penderita selesai pengobatan (RFT) MB ada 45 orang (85%) dan RFT PB ada 2 orang ( 100% ). Penderita dengan cacat 2 sebanyak 11 orang (20%) dan penderita anak sebanyak 3 orang (5%). Tahun 2013 yang ditemukan dan diobati sebanyak 48 orang dengan angka prevalensi 0.56 per 10.000 penduduk. Terdiri dari tipe PB sebanyak 19

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 2 orang dan tipe MB sebanyak 46 orang. Pada tahun 2012 yang ditemukan dan diobati sebanyak 65 orang dengan angka prevalensi 0.76 per 10.000 penduduk. Terdiri dari tipe PB sebanyak 4 orang dan tipe MB sebanyak 61 orang serta penderita selesai pengobatan (RFT) MB ada 41 orang (87,23%) dan RFT PB ada 4 orang ( 100% ). Penderita dengan cacat 2 sebanyak 10 orang (21.28%) dan penderita anak sebanyak 7 orang (14.89%). Tahun 2011 yang ditemukan dan diobati sebanyak 54 orang (prevalensi : 0,56 per 10.000 penduduk) dengan perincian tipe PB ada 7 orang dan tipe MB ada 47 orang. Tahun 2010 penderita kusta yang ditemukan dan diobati sebanyak 44 orang (prevalensi : 0,51 per 10.000 penduduk) dengan perincian type MB 43 orang dan PB 1 orang. Tahun 2009 yang ditemukan dan diobati sebanyak 52 orang (prevalensi : 0,61 per 10.000 penduduk) dengan perincian type MB 51 orang dan PB 1 orang. Angka prevalensi menunjukkan besarnya masalah di suatu daerah, angka prevalensi kusta yang diharapkan < 1/10.000 penduduk dan angka prevalensi kusta di Kabupaten Ponorogo tahun 2014 kurang dari 1/10.000 penduduk namun untuk tingkat cacat 2 dan penderita anak umur 0 14 tahun yang masih menjadi masalah karena melebihi target yang diharapkan yaitu < 5%. 20

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Gambar 3.7. Perkembangan Prevalensi Kusta Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2014 e. Malaria Kasus penyakit malaria di Kabupaten Ponorogo masih ditemukan hingga tahun 2014 dengan jumlah kasus sebanyak 26 penderita. Angka tersebut telah mengalami penurunan kasus dibanding pada tahun 2013 yaitu sebanyak 64 penderita positif malaria. Tahun 2012 terdapat 87 penderita positif malaria. Tahun 2011 terdapat 37 penderita positif malaria dan tahun 2010 terdapat 24 penderita malaria positif. 21

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Gambar 3.8. Penemuan Kasus Malaria Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2014 Kasus malaria yang ditemukan di Kabupaten Ponorogo merupakan kasus import karena dari sekian kasus positif malaria didapatkan penularan dari luar Pulau Jawa. Sedangkan kalau dilihat dari pemetaan kasus sampai tahun 2014 ini kasus tertinggi berasal dari wilayah Puskesmas Sawoo (Tabel 22). f. Filariasis Filariasis atau yang lebih dikenal dengan penyakit kaki gajah adalah merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria yang ditularkan lewat gigitan vektor nyamuk. Pada Tahun 2014 penderita filariasis tidak diketemukan kasus baru dan jumlah seluruh kasus masih sama seperti tahun lalu sebanyak 32 orang, dengan angka kesakitan 4 per 100.000 penduduk. Pada Tahun 2013 penderita filariasis kasus baru ditemukan di Kabupaten Ponorogo sebanyak 4 orang dan jumlah seluruh kasus sebanyak 22

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 32 orang, dengan angka kesakitan 3,73 per 100.000 penduduk. Pada Tahun 2012 penderita filariasis jumlah seluruh kasus sebanyak 29 orang, dengan angka kesakitan 3,38 per 100.000 penduduk. Tahun 2011 Kabupaten Ponorogo mempunyai 27 penderita filariasis yang ditemukan dan mendapat tatalaksana, baik itu merupakan kasus baru ataupun kasus lama dan tahun 2010 jumlah kasus 14 penderita. Karena Kabupaten Ponorogo bukan merupakan daerah endemis, maka tidak ada program kegiatan pengobatan massal. Gambar 3.9. Jumlah penderita filariasis Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2014 2. Penyakit Menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi, pada profil kesehatan ini akan dibahas penyakit tetanus neonatorum, campak, difteri, dan polio. 23

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 a. Tetanus Neonatorum Tetanus Neonatorum merupakan penyakit tetanus yang menyerang pada bayi neonatus dengan tingkat resiko kematian yang tinggi. Melalui program Eliminasi Tetanus Neonatorum (ETN) diharapkan jumlah angka kesakitan dan kematian karena Tetanus Neonatorum dapat ditekan, dan kasus TN tidak terjadi lagi. Program-program untuk eliminasi tetanus neonatorum diantaranya adalah dengan Program Imunisasi TT WUS dan BIAS. Dari Tahun 2010, 2011, 2012, 2013 dan 2014 di Kabupaten Ponorogo tidak ditemukan adanya kasus Tetanus Neonatorum. b. Campak Pada Tahun 2014 jumlah kasus penyakit campak sebanyak 55 kasus yang mengalami penurunan jumlah penderita dari tahun sebelumnya namun masih terjadi KLB di Kelurahan Bangunsari Kecamatan Ponorogo sebanyak 10 penderita dengan Attack Rate sebesar 0.23%. Jumlah kasus sebanyak 55 tersebut terjadi dalam kurun waktu 1 tahun dan tidak mengelompok. Dikatakan KLB campak jika ditemukan 5 atau lebih kasus klinis dalam waktu 4 minggu berturut-turut yang terjadi mengelompok dan dibuktikan dengan adanya hubungan epidemiologi. Pada Tahun 2013 jumlah kasus penyakit campak sebanyak 150 kasus yang mengalami penurunan jumlah penderita dari tahun sebelumnya namun masih terjadi KLB di Kecamatan Mlarak sebanyak 45 penderita dengan Attack Rate sebesar 0.70%. 24

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Gambar 3.10. Perkembangan Kasus Campak dan KLB Campak Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2014 Tahun 2012 jumlah kasus penyakit campak sebanyak 224 kasus dimana terjadi KLB di 2 wilayah kecamatan yang tersebar di 3 desa sebanyak 60 penderita dengan Attack Rate sebesar 0.72%. Tahun 2011 jumlah kasus penyakit campak 69 penderita dan terjadi KLB penyakit campak 3 (tiga) kali dengan 44 penderita. Pada tahun 2010 terjadi 55 kasus campak namun tidak terjadi KLB campak. c. Difteri Tahun 2014 tidak diketemukan kasus dengan tanda-tanda difteri. Setiap diketemukan suspek difteri maka harus dilakukan isolasi penderita, penyuluhan dan profilaksis ke kontak penderita dan dilanjutkan dengan ORI (Outbreak Respon Imunization). Sedangkan di tahun 2013 jumlah penderita difteri yang ditemukan sebanyak 5 penderita dengan CFR (Case Fatality Rate) 0 %, dimana telah terjadi penurunan kasus dibandingkan tahun 2012. Jumlah penderita difteri yang ditemukan pada tahun 2012 sebanyak 8 penderita. Tahun 2011 25

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 diketemukan sebanyak 3 penderita dan tahun 2010 ditemukan 1 penderita difteri. Gambar 3.11. Penemuan Kasus Difteri Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2014 d. Polio Kejadian AFP saat ini diproyeksikan sebagai indikator untuk mengukur keberhasilan program Eradikasi Polio (ERAPO), yang dilaksanakan melalui Gerakan Imunisasi Nasional dan merupakan wujud kesepakatan global dalam pemberantasan Penyakit Polio di Indonesia. Penemuan kasus AFP merupakan upaya deteksi dini munculnya virus polio liar yang mungkin ada di masyarakat. Salah satu upaya untuk penemuan kasus AFP adalah dengan Surveilans secara aktif setiap ditemukan kasus lumpuh layuh mendadak pada anak usia <15 tahun. Indonesia sudah mendapatkan sertifikat bebas polio pada tanggal 27 Maret 2014 tetapi tetap harus dilakukan surveilans aktif karena masih ada kemungkinan tertular dari negara lain. 26

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 Gambar 3.12. Penemuan kasus AFP Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2014 Perkiraan kasus AFP yang ada di masyarakat sebesar 2 orang per 100.000 penduduk usia <15 tahun. Jumlah kasus AFP di Tahun 2014 ini ada 2 kasus dengan target sebanyak 5 penderita dengan AFP Rate (Non Polio) 1.12 per 100.000 penduduk usia <15 tahun. Jumlah penderita ini menurun dibandingkan jumlah penderita AFP tahun 2013 sebanyak 5 kasus. Adapun Jumlah penderita tahun 2013 naik dibandingkan dengan jumlah penderita AFP pada tahun 2012 sebanyak 4 penderita dan terjadi penemuan yang sama di tahun 2010 yaitu 4 kasus, tahun 2011 ditemukan sejumlah 1 kasus. 3. Penyakit Potensi KLB / Wabah a. Demam Berdarah Dengue (DBD) Pada Tahun 2014 ini penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah di Kabupaten Ponorogo. Selain sangat berpotensi 27

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB), selama sembilan tahun terakhir menjadikan Kabupaten Ponorogo sebagai Kabupaten Endemis. Suatu wilayah disebut endemis apabila selama 3 tahun berturut-turut selalu ditemukan adanya penderita DBD. Gambar 3.13. Perkembangan kasus DBD Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2014 Gambar di atas menunjukkan bahwa selalu terjadi kasus DBD dengan angka kejadian cenderung meningkat dan menurun sedikit di tahun 2014, sedangkan tahun 2010 ini kenaikan jumlah penderita cukup signifikan, mulai tahun 2011 kasus DBD sudah mengalami penurunan dengan jumlah kasus sebesar 241 dengan kematian 4, tahun 2012 jumlah kasus sebesar 228 dimana tidak sampai terjadi kematian dibanding dengan tahun 2010 dan tahun 2011. Mulai tahun 2013 terjadi peningkatan kasus lagi yang disertai adanya kematian penderita. Penyakit Demam Berdarah Dengue Tahun 2014 dengan jumlah penderita 389 dengan Incidence Rate 45.30 Per 100.000 penduduk 28

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 dan CFR 0.8 % yang disertai juga dengan kematian 3 penderita. Penyakit Demam Berdarah Dengue Tahun 2013 dengan jumlah penderita 394 mempunyai Angka Kesakitan 45.89 Per 100.000 penduduk dan CFR 1.02 % yang disertai juga dengan kematian 4 penderita. Upaya penanggulangan dan pencegahan penyakit DBD diantaranya dilakukan dengan kegiatan program Pemantauan Jentik Berkala (PJB), Abatisasi, Penyuluhan tentang penyakit DBD dan penanganan serta pencegahannya. Adapun setiap ada kasus dilakukan penyelidikan epidemiologi, gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan pengasapan (fogging) untuk memberantas nyamuk dewasa yang sesuai dengan prosedur karena tidak semua kasus DBD langsung dilakukan pengasapan (fogging). Dengan berbagai keadaan yang demikian, untuk penanggulangan sekaligus pencegahan penyakit DBD adalah pengendalian vektor diantaranya dengan PSN menjadi mutlak adanya. Gerakan PSN dan 3M Plus nya merupakan cara yang sangat efektif, murah dan mudah dilaksanakan. Dengan adanya peran serta aktif masyarakat dalam penanggulangan dan pencegahan DBD melalui gerakan PSN dan 3M Plus terbukti mampu mengendalikan perkembangan vektor nyamuk DBD. b. Diare Dari data yang ada bahwa penyakit diare masih menjadi masalah di Kabupaten Ponorogo, dengan jumlah kasus yang senantiasa tinggi, tetapi mulai tahun 2013 sampai tahun 2014 ini mengalami penurunan kasus yang ditangani. Pada tahun 2014 kasus diare yang ditangani sebanyak 18.232 29

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 kasus. Tahun 2014 ini terjadi penurunan kasus dikarenakan juga adanya menurunan angka kesakitan nasional yaitu dari 411/1000 jumlah penduduk menjadi 214/1000 jumlah penduduk. Tahun 2013 kasus diare yang ditangani sebanyak 20.257 kasus. Tahun 2012 kasus diare yang ditangani sebanyak 21.722 kasus juga terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) di 1 (satu) desa dengan 7 penderita 1 meninggal dunia (CFR 14.29 %). Pada tahun 2011 kasus diare yang ditangani sebanyak 19.019 dan tahun 2010 kasus penyakit diare yang terjadi sebanyak 18.793. Gambar 3.14. Penemuan penderita diare Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2014 Kasus diare yang tercatat belum menggambarkan angka kejadian sebenarnya karena banyak penderita diare yang tidak datang ke sarana kesehatan walaupun data yang ada sudah semua Puskesmas dan RSU/Swasta terlaporkan. 30

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 4. Penyakit Tidak Menular a. Hipertensi / Tekanan Darah Tinggi Hipertensi merupakan suatu penyakit kardiovaskuler dan merupakan salah satu faktor resiko utama gangguan jantung. Resiko penyakit jantung dan pembuluh darah meningkat sejalan dengan peningkatan tekanan darah. Hasil penelitian Framingham menunjukkan bahwa tekanan darah sistolik 130-139 mmhg dan tekanan diastolic 85-89 mmhg akan meningkat risiko penyakit jantung dan pembuluh darah sebesar 2 kali dibandingkan dengan tekanan darah kurang dari 120/80 mmhg. Hipertensi merupakan penyebab tersering penyakit jantung koroner dan stroke, serta faktor utama dalam gagal jantung kongestif. Tahun 2014 jumlah penduduk 15 tahun yang dilakukan pengukuran tekanan darah tinggi sebanyak 28.808 orang atau 4.23% dari jumlah penduduk usia 15 tahun. b. Obesitas Obesitas saat ini merupakan permasalahan yang muncul di dunia, bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mendeklarasikannya sebagai epidemic global. Prevalensinya meningkat tidak saja di negaranegara maju tetapi juga di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Sekitar 300 juta orang diseluruh dunia saat ini mengalami obesitas dan di amerika serikat penyakit ini diperkirakan menjadi pembunuh nomor satu menggeser kebiasaan merokok. Terkadang makanan yang masuk dalam kategori Fast Food dituding sebagai biang dari semakin meningkatnya 31

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 penyakit obesitas ini. Dimana data obesitas yang didapatkan dari pelaksanaan Posbindu rutin di Kabupaten Ponorogo sebesar 82 orang. c. Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara Kanker penyebab kematian ke-2 di dunia (WHO, 2005) dan ke-7 di Indonesia (Riskesdas, 2007). Kanker leher rahim dan payudara merupakan kanker terbanyak di Indonesia. Saat ini kanker terbanyak yang dialami wanita Indonesia adalah kanker serviks (36% dari semua kanker pada wanita). Akan tetapi angka kejadian kanker payudara juga semakin meningkat. Setiap tahunnya jumlah penderita kanker leher rahim semakin meningkat, tak kurang dari 15 ribu wanita terdeteksi menderita kanker. Kanker leher rahim dapat dideteksi dini dengan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) dan Paps Mear. Tahun 2014 jumlah perempuan yang diperiksa papsmear sebanyak 1655 orang dengan hasil negatif. C. STATUS GIZI Status gizi masyarakat dapat diukur melalui beberapa indikator, antara lain bayi dengan Berat Badan Rendah (BBLR) dan status gizi balita. 1. Berat Badan Rendah (BBLR) Jumlah bayi lahir hidup Tahun 2014 sebanyak 11.795, terdiri dari 6.119 bayi laki-laki dan 5.676 bayi perempuan. Bayi baru lahir yang ditimbang berat badannya sebanyak 11.795 (100 %). Dari jumlah bayi baru lahir yang ditimbang berat badannya, 447 bayi (3,8%) merupakan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Terjadi peningkatan jika 32

Profil Kesehatan Kabupaten Ponorogo Tahun 2014 dibandingkan dengan Tahun 2013 sebanyak 11.761, terdiri dari 6.053 bayi laki-laki dan 5.708 bayi perempuan yang ditimbang berat badannya 11.761 (100 %) dan jumlah bayi baru lahir dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah 185 bayi (1,57%). Tahun 2012 dari bayi baru lahir yang ditimbang berat badannya sebanyak 12.122 (99,83 %), 380 bayi (3,13%) merupakan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Tahun 2011, dari 12.359 balita yang ditimbang 325 bayi (2,63%) merupakan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), sedangkan Tahun 2010 dari 12.158 bayi baru lahir yang ditimbang, 297 bayi (2,44%) merupakan bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Gambar 3.16. Perkembangan kasus BBLR Di Kabupaten Ponorogo Tahun 2010 2014 2. Status Gizi Balita Jumlah balita ditimbang pada tahun 2014 sebanyak 45.625 balita, dengan 219 balita (0,5%) adalah balita BGM (di Bawah Garis Merah). 33