BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Isu Kejahatan di Ruang Publik Tingkat Kejahatan di Kabupaten Sleman

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 : KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Aksesibilitas a. Geometri koridor jalan b. Tautan & kontinuitas akses spasial & visual

BAB I PENDAHULUAN Kawasan Ampel (Koridor Jalan Nyamplungan - Jalan Pegirian)

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kawasan yang pesat di perkotaan memberikan tantangan dan

ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai kota yang menyandang predikat kota pelajar dan juga yang sekarang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Obyek. Perkembangan kota tergantung dari lokasi, kepadatan kota, dan berkaitan

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Perempatan Ring Road Condong Catur pada Kabupaten Sleman

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pusat kota, terutama kawasan bantaran sungai di tengah kota. Status kepemilikan

ARAHAN PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) DI KAWASAN PENDIDIKAN TEMBALANG TUGAS AKHIR. Oleh: SULISTIANTO L2D

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan terbesar terjadi di tahun 2012, sedangkan pada tahun 2013 hingga

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1.3 Tujuan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta. Lalu lintas di Yogyakarta sudah semakin padat dengan meningkatnya

KONDISI LIVABILITAS KORIDOR JALAN

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil analisis dan pembahasan terhadap

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V PEMBAHASAN. Kota Surakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TUGAS AKHIR. Oleh: WINDRA PAHLEVI L2D

BAB I PENDAHULUAN. berada di Kota Yogyakarta dan banyaknya juga obyek wisata, menjadikan

3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi secara langsung sehingga transportasi mempunyai peranan yang penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

sumber: roshvisual.wordpress.com

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan Perumahan bagi Penduduk Jakarta

Bab VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kawasan stasiun Pasar Nguter, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN Jaringan Kereta Api di Surakarta dan Kota-Kota Sekitarnya

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad XXI, bersamaan dengan evaluasi 5 (lima) tahunan dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB VI KESIMPULAN. berdasarkan kebutuhan pengguna? 6.1 Penilaian Pengguna Mengenai Komponen Setting Fisik Ruang Terbuka Publik Kawasan Eks MTQ

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang memiliki sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak sungai,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengurangan tingkat..., Arini Yunita, FE UI, Universitas Indonesia

Takdir Kota-Kota Penyangga. Arie Putra

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan manusia untuk ruang akan selalu bertambah, di sisi lain pasokan ruang

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

UKDW. Pengertian Rusunawa Apartemen sejahtera Bentuk bangunan rusunawa Rusunawa Juminahan Konstruksi bangunan Rusunawa Sanitasi bangunan rusunawa

BAB 2 LANDASAN TEORI. kembali adalah upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan cara

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Lahan menjadi salah satu unsur utama dalam menunjang kehidupan. manusia. Fungsi lahan sebagai tempat manusia beraktivitas untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita sekalian

BAB I PENDAHULUAN. tentunya dengan perencanaan terpadu dengan peningkatan kegiatan manusia di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kajian mengenai rasa takut menjadi korban kejahatan (fear of crime) telah

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini seringkali terdengar terjadinya tindakan kriminal yang

TINJAUAN PUSTAKA. tengah-tengah masyarakat telah memberikan dampak negatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, Laju pertumbuhan penduduk dan

TINJAUAN BENCANA SITU GINTUNG DARI SUDUT PANDANG PENATAAN RUANG

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Bangsa dan negara Indonesia sejak proklamasi pada tanggal 17 Agustus

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dari ruang lingkup pembahasan yaitu setting fisik, aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah. Perkembangan globalisasi sangat berpengaruh terhadap pola dan

BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. ini sudah merupakan salah satu masalah serius yang sering ditemui di lapangan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Aditya Putrantono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

PENGARUH PENURUNAN KAPASITAS ALUR SUNGAI PEKALONGAN TERHADAP AREAL HUNIAN DI TEPI SUNGAI TUGAS AKHIR

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. bantaran sungai Bengawan Solo ini seringkali diidentikkan dengan kelompok

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ruang Kota dan Perkembangannya

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pembelian kendaraan bermotor yang tinggi. motor meningkat setiap tahunnya di berbagai daerah.

STUDI MANAJEMEN ESTAT PADA KAWASAN SUPERBLOK MEGA KUNINGAN, JAKARTA (Studi Kasus: Menara Anugrah dan Bellagio Residences) TUGAS AKHIR

STRATEGI PERWUJUDAN KERJASAMA ANTAR DAERAH DALAM PERCEPATAN PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

EVALUASI ALTERNATIF LOKASI PASAR INDUK SAYUR DI KOTA SURABAYA TUGAS AKHIR. Oleh: YANUAR RISTANTYO L2D

BAB I PENGANTAR. segala bentuk dan prakteknya telah berupaya dikembangkan, namun. cacat dan kekurangan dari sistem tersebut semakin terlihat nyata.

Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya

pengaduan, kritik dan saran secara online demi terciptanya Polri yang Profesional dalam melaksanakan tugas pokoknya.

FUNGSI SELOKAN MATARAM BAGI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Theresiana Ani Larasati

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. A. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Kejahatan Pencurian Kendaraan Bermotor

BAB I PENDAHULUAN STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY

BAB I PENDAHULUAN. Sudah menjadi pemandangan sehari-hari bila jalan protokol di Jakarta dipadati

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dalam sebuah kota, maupun pendapatan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara hukum, dengan jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. waktu. Kota tidak bersifat statis, akan tetapi selalu bergerak, berkembang dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Transportasi merupakan komponen utama dalam sistem kehidupan, sistem

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KETERKAITAN KEMAMPUAN MASYARAKAT DAN BENTUK MITIGASI BANJIR DI KAWASAN PEMUKIMAN KUMUH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini tingkat kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kelalaian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

dua benua dan dua samudera. Posisi unik tersebut menjadikan Indonesia sebagai

Transkripsi:

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Ruang jalan merupakan elemen penting dalam sebuah kota yang berfungsi untuk menghubungkan tempat satu ke tempat yang lain dengan menggunakan berbagai moda transportasi ataupun tidak menggunakan moda transportasi. Ruang jalan merupakan ruang publik yang dapat digunakan siapa saja dan untuk kegiatan apa saja baik itu kegiatan positif atau negatif berupa tindak kejahatan. Kejahatan adalah hal yang normal di dalam masyarakat, dengan kata lain masyarakat tidak akan mungkin dapat terlepas dari tindak kejahatan karena kejahatan itu sendiri terus berkembang sesuai dengan kedinamisan masyarakat, namun tindak kejahatan merupakan sesuatu yang harus dicegah baik itu sudah terjadi ataupun belum terjadi, sehingga masyarakat tidak merasa takut saat beraktivitas. 1.1.1. Isu Kejahatan di Ruang Publik Maraknya aksi pembegalan beberapa waktu lalu cukup membuat resah masyarakat, sehingga warga takut beraktivitas pada malam hari karena khawatir menjadi korban pembegalan. Media Online Vivanews mengatakan Aksi pembegalan ini telah marak di beberapa kota di Indonesia, seperti : Lampung, Pandeglang, Depok, Bekasi, Karawang dan Bogor. Dalam kasus ini pembegal mengincar wilayah-wilayah yang penerangan jalannya minim, pos polisi yang tidak ada, dan jalanan yang sepi lalu lintas, Ada pun Jam-jam rawan aksi pembegalan itu rata-rata jam pulang kerja pada malam sampai dini hari, antara pukul 12 malam sampai pukul 5 pagi (2015). 1.1.2. Tingkat Kejahatan di Kabupaten Sleman Berdasarkan Antara news, kasus kejahatan di Yogyakarta pada tahun 2013 tercatat telah mengalami peningkatan 2,3% dibanding tahun sebelumnya. Berdasarkan Harian Jogja, pada tahun 2015 peristiwa kriminalitas berbagai jenis terjadi secara tidak terkendali di seluruh wilayah DIY dan tercatat angka kriminalitas selama setahun meningkat 1

tajam dibanding dengan tahun 2014, total peristiwa gangguan kamtibmas atau kriminalitas selama tahun 2015 menembus angka 6.619 peristiwa. Naik sebanyak 940 kasus atau 16,55% dari 2014 sebanyak 5.679 kasus. Dari banyaknya peristiwa itu, 2.063 kasus ditangani Polres Sleman, 1.771 kasus Polresta Jogja, 1.120 kasus ditangani Polda DIY, 893 kasus oleh Bantul, 429 kasus di Kulonprogo dan 343 kasus di Gunungkidul. Wilayah Sleman menjadi peringkat pertama soal kerawanan kriminalitas pada tahun 2015. 1.1.3. Pertumbuhan dan Tingkat Kejahatan di Kecamatan Depok Terdapat tidak kurang 23 perguruan tinggi berada di Kecamatan Depok beberapa diantaranya yaitu : STMIK AMIKOM Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Universitas Islam Indonesia, Universitas Sanata Dharma (USD), Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Yogyakarta, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, dan STIE YKPN. Keberadaan berbagai perguruan tinggi tersebut menghadirkan ribuan mahasiswa dan pendatang yang berdomisili di daerah ini. Selain menjadi kawasan yang tumbuhan Kecamatan Depok adanya juga memiliki angka kriminalitas tertinggi di Kabupaten Sleman, bahkan hampir 3/4 kasus kriminalitas di Kabupaten Sleman terjadi di wilayah ini. Berdasarkan Harian Jogja (2013) Polres Sleman masih menempatkan Kecamatan Depok sebagai daerah dengan angka kerawanan KAMTIBMAS (Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) paling tinggi. Salah satu yang perlu diantisipasi yakni bentrok antarwarga serta tindakan kriminalitas. Diduga kerawanan di Kecamatan Depok terjadi karena wilayah itu dihuni masyarakat dengan latar belakang heterogen. Selain itu Depok termasuk kecamatan menuju metropolitan yang berbatasan langsung dengan Kota Jogja 2

1.1.4. Jalan Selokan Mataram Selokan Mataram merupakan salah satu peninggalan sejarah khususnya bagi warga Yogyakarta pada masa perlawanan melawan kerja paksa romusha yang dilakukan oleh Jepang. Sebelum selokan Mataram dibuat Yogyakarta adalah wilayah pertanian yang gersang dengan hasil pertanian yang sangat minim. Pengairan lahan pertanian di masa itu hanya mengandalkan air hujan karena minimnya sumber air alami. Sungai dan kali ada seperti sungai Code, sungai Winongo dan sungai Gajah Wong tidak bisa diandalkan untuk irigasi karena posisi aliran air berada di dasar jurang, padahal kawasan dataran yang memungkinkan untuk dijadikan lahan pertanian berada jauh di atas aliran sungai tersebut. Perkembangan jaman dan pembangunan serta perubahan sosial budaya masyarakat yang berada di tepian selokan Mataram tentunya tidak bisa disamakan antara daerah hulu, tengah dan hilir sepanjang aliran irigasi pertanian ini. Perubahan yang sangat mencolok di sepanjang aliran selokan Mataram di mulai dari daerah Desa Sinduadi Mlati hingga Desa Caturtunggal Depok Sleman. Selain itu jalan selokan Mataram yang berada persis di sisi selokan Mataram awalnya merupakan jalan inspeksi yang tidak difasilitasi dengan jalan yang lebar, namun pada tahun 2011 pemerintah kabupaten Sleman memprioritas pembangunan peningkatan dan penataan Jalan Inspeksi Selokan Mataram. Perubahan ini sebagai bentuk konsekuensi pengembangan wilayah pendidikan yang lebih mengarah di Yogyakarta bagian utara dan belahan selatan Kabupaten Sleman. Paska pemindahan Universitas Gadjah Mada dari Kraton menuju kawasan Bulak sumur menjadi titik awal dibangunnya beberapa perguruan tinggi yang berada tidak jauh dari daerah aliran sungai Selokan Mataram. Keberadaan kampus-kampus tersebut ikut merangsang pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui penyediaan berbagai barang dan jasa dengan sasaran mahasiswa. 3

1.1.5. Penggal Jalan Affandi/ Gejayan hingga Jalan Nangka III Ruang jalan Selokan Mataram penggal jalan Affandi/ Gejayan hingga jalan Nangka III merupakan ruang jalan yang berada Kecamatan Depok yang memiliki angka kriminalitas paling tinggi di Kabupaten Sleman dan merupakan ruang jalan yang mengalami perubahan-perubahan penggunaan fungsi lahan yang awalnya berupa lahan pertanian dan perkebunan kini menjadi bangunan hunian maupun komersial, dan perubahan fungsi bangunan yang awalnya berupa rumah tinggal kini menjadi ruang-ruang yang disewakan menjadi ruang usaha yang dilatar belakangi oleh keberadaan perguruan tinggi. Pertumbuhan yang terjadi di ruang jalan Selokan Mataram penggal jalan Affandi/ Gejayan hingga jalan Nangka III, tidak sepenuhnya memberikan dampak yang baik untuk ruang jalan ini, karena kenyataannya pertumbuhan di jalan ini lebih cepat dibandingkan dengan perencanaannya, hal tersebut dapat dilihat di ruang jalan Selokan Mataram penggal jalan Affandi/ Gejayan hingga jalan Nangka III yang tidak memiliki fasilitas ruang jalan yang baik. Berkaitan dengan isu-isu kejahatan di ruang jalan dan tidak meratanya pengaruh perkembangan kawasan terhadap Ruang jalan Selokan Mataram penggal jalan Affandi/ Gejayan hingga jalan Nangka III, dan juga jalan ini cukup diminati pengguna sebagai jalan pintas sehingga cukup ramai, sejatinya ruang jalan yang baik merupakan ruang jalan dapat menjamin penggunanya merasa aman. Hal ini menjadikan ruang jalan ini perlu dikaji dan diharapkan dapat mengetahui pengaruh elemen pendukung keamanan ruang jalan terhadap rasa aman pengguna pada tindak kejahatan serta penataan ruang jalan yang efektif sehingga ruang jalan dapat memberi jaminan rasa aman kepada penggunanya. 4

Dalam hal ini pengguna yang menjadi sasaran adalah mahasiswa karena mahasiswa merupakan pengguna dari perguruan tinggi yang menjadi pemicu perkembangan kawasan sekitar. 1.2.Rumusan Permasalahan Ruang jalan merupakan elemen penting dalam sebuah kota yang berfungsi untuk menghubungkan tempat satu ke tempat yang lain dengan menggunakan berbagai moda transportasi ataupun tidak menggunakan moda transportasi, yang dapat digunakan siapa saja dan untuk kegiatan apa saja baik itu kegiatan positif atau negatif berupa tindak kejahatan. Bercampurnya semua kegiatan di ruang jalan tentunya berpeluang terjadinya tindak kejahatan, ditambah dengan tidak meratanya pertumbuhan yang terjadi di ruang jalan Selokan Mataram penggal jalan Affandi/ Gejayan hingga jalan Nangka III, mengingat jalan ini memiliki tingkat kepadatan yang cenderung ramai. Dari rumusan permasalahan di atas dapat ditarik pertanyaan penelitian: 1. Bagaimana pengaruh elemen pendukung keamanan tindak kejahatan di jalan Selokan Mataram penggal jalan Affandi/ Gejayan hingga jalan Nangka III terhadap rasa aman pengguna? 2. Bagaimana penataan ruang jalan yang efektif sehingga ruang jalan Selokan Mataram penggal jalan Affandi/ Gejayan hingga jalan Nangka III dapat memberi jaminan rasa aman kepada penggunanya? 1.3.Tujuan Penelitian 1. Pengaruh elemen pendukung keamanan tindak kejahatan di jalan Selokan Mataram penggal jalan Affandi/ Gejayan hingga jalan Nangka III terhadap rasa aman pengguna 2. Memberi arahan penataan ruang jalan yang efektif sehingga ruang jalan Selokan Mataram penggal jalan Affandi/ Gejayan hingga jalan Nangka III dapat memberi jaminan rasa aman kepada penggunanya. 1

1.4.Manfaat Penelitian Penelitian diharapkan dapat menilai secara kritis fenomena yang terjadi di jalan amatan penelitian sehingga dari hasil penelitian ini dapat memberikan rekomendasi dan arahan yang tepat untuk penataan jalan amatan penelitian. 2

2.1.Keaslian Penelitian Tabel 2.1.1 Keaslian penelitian No Peneliti Judul Tujuan Metode Hasil Mengetahui konflik apa saja dan faktor-faktor Kualitatif Vinca yang mempengaruhi konflik di ruang jalan Penataan Ruang Jalan Di Kawasan Wawancara Yulintania kawasan Ampel Surabaya 1 Ampel Dengan Konsep Livable Kuesioner Konflik yang terjadi di ruang jalan dan penataan jalan yang livable (2013), Thesis Mendapatkan arahan pemanfaatan ruang jalan Street S2 Placed senter yang livable dan dapat menampung kebutuhan mapping pengguna jalan 2 3 4 5 Ria Roida Minarta (2013), Tugas Akhir S1 Jati Pramono (2013), Tugas Akhir S1 Zakiah Hidayati (2011), Thesis Fabiola C K Analisa (2015), Thesis Konsep Daya Hidup Jalan (Livable Street) Pada Jalan Gajah Mada Dan Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pengaruh Penataan Ruang Kota Terhadap Tindak Kriminal Malam Hari di Jalan Jalan Seturan Raya Yogyakarta Hubungan Layout Perumahan dan Faktor Kriminalitas di Perumnas Air Putih Samarinda Arahan desain elemen fisik yang antisipatif terhadap aktivitas kriminal pada malam hari di kawasan Kota Lama Semarang Memverifikasi konsep daya hidup jalan (livable street) pada jalan gajah mada dan Hayam Wuruk Jakarta Menilai sejauh apa daya hidup (livability) jalan gajah mada dan Hayam Wuruk Jakarta Mengidentifikasi ruang-ruang dalam malam hari yang memiliki tindakan kriminal. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya tindakan kriminal pada pengguna ruang pada malam hari. Analisis hubungan antara layout perumahan dan faktor kriminalitas Hubungan desain lingkungan fisik dan aktivitas kriminal di Kota Lama Semarang dengan lingkup karakter elemen fisik ruang jalan yang mempengaruhi aktivitas kriminal Deduktif kualitatif - kuantitatif Deduktif kualitatif Kualitatif Deduktif kualitatif Dari hasil memverifikasi, dapat disimpulkan jalan tersebut sudah memiliki daya hidup namun belum Mencapai 100%, yang dinilai dari : Jalur pedestrian Ruang bagi pengendara umum Namun tidak memiliki jalur sepeda Hubungan antara pemanfaatan ruang pada malam hari dengan resiko tindakan kejahatan perkelahian, pencurian penjambretan dan perusakan di pengaruhi oleh beberapa faktor: Keragaman aktivitas aksesibilitas pencahayaan dan pengawasan Hubungan paling erat antara layout perumahan dan faktor kriminalitas: Keterhubungan langsung antara rumah dengan akses keluar masuk perumnas air putih dan kedalaman ruang. Index axial connectivity jalan. Fungsi bangunan sebagai fungsi hunian saja hunian & komersial komersial saja Perletakan fasilitas dengan hunian dalam satu area (mixed-use) Area rawan aktivitas kriminal di kawasan Kota Lama Semarang, elemen fisik yang berpengaruh dan hubungan dengan aktivitas kriminal di kawasan Kota Lama Semarang 3