C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA

dokumen-dokumen yang mirip
Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan)

PENETAPAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2014 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (Usia 0-6 Tahun)

Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal.

Misi 4. Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang Berkualitas tanpa Meninggalkan Kearifan Lokal

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

TAMAN KANAK-KANAK Tabel 5 : Jumlah TK, siswa, lulusan, Kelas (rombongan belajar),ruang kelas, Guru dan Fasilitas 6

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR Manajemen Pendidikan TK / RA 915,000,000

pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, tenaga kerja, koperasi

INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR

INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2017 (Berdasarkan Format : PERMENPAN Nomor 53 Tahun 2014 dan PERMENPAN & RB Nomor: PER/20/menpan/II/2008)

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR YANG MENGACU PADA RPJMD PROVINSI JAWA TIMUR

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Ringkasan Eksekutif

2) Pendidikan Menengah. rasio guru dan murid. a) Angka Partisipasi Sekolah (APS)

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

SASARAN Uraian Sasaran Indikator Satuan 1 2. Formulasi perhitungan: (Jumlah siswa usia tahun dijenjang SD/MI/Paket A,

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BOJONEGORO. Jl. Pattimura No. 09 Bojonegoro

JUMLAH PAUD NON FORMAL DAN TK/PAUD FORMAL KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2016

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF PENDIDIKANJAWA TIMUR

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) & INDIKATOR KINERJA INDIVIDU (IKI)

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

Bab 6 INDIKATOR KINERJA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR. A. Tujuan dan Sasaran Strategis

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 129a/U/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

Tabel 3.28 Pencapaian Misi IV dan Indikator. tercapai. tidak tercapai

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 16

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan temuan-temuan penelitian

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

Pasal 2. permen_14_2008

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Jalan Jenderal Sudirman Telp.(0746) B A N G K O

Mengeluarkan uang dalam rangka membiayai proses pendidikan adalah investasi yang sangat menguntungkan dan dapat dinikmati selama-lamanya.

RPJMD Kab. Temanggung Tahun V I 23

kualifikasi S1/D IV,S2 atau lebih. guru dan murid. a) Angka Partisipasi Sekolah (APS)

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Bab III Akuntabilitas Kinerja

RPJMD Kab. Temanggung Tahun V I 24

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 ESELON III BIDANG PAUDNI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG

ISU-ISU STRATEGIS. 3.1 Analisis Situasi Strategis

B. PRIORITAS URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

PEMERINTAH KOTA KEDIRI DINAS PENDIDIKAN Jl. Mayor Bismo No Telp. (0354) Fax. (0354) Kode Pos Kediri

PENETAPAN KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

KONDISI AWAL TAHUN % 62.00% 50.00% 55.00% 98.40% % % 97.00%

LAPORA AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 (LAKIP)

FORM II : DAFTAR INFORMASI YANG DIKUASAI BADAN PUBLIK : Drs. T. Angkasa : Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Banda Aceh

PAPARAN SAKIP SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN CILACAP dan BUPATI CILACAP MEMUTUSKAN :

MATRIKS RENSTRA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

KATA PENGANTAR. Martapura, Desember 2014 Kepala Dinas Pendidikan Kab. Banjar. H. Gusti Ruspan Noor, SE Pembina Tingkat I NIP

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS PENDIDIKAN PERIODE

PERATURAN BERSAMA ANTARA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN MENTERI AGAMA NOMOR 04/VI/PB/2011 NOMOR MA/111/2011 TENTANG

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA RKPD TAHUN LALU

KEBIJAKAN STRATEGIS DI BIDANG PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu bersaing dalam era keterbukaan, pemerintah memandang perlu

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK

ANALISIS LAYANAN PENDIDIKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2011, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bersama antara Menteri Pend

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2017 DINAS PENDIDIKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pemerintah menetapkan PP Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib

PEMERINTAH KOTA PAREPARE RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH,ORGANISASI, PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2015

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 ESELON IV BIDANG PAUDNI SEKSI PAUD DAN TENAGA PENDIDIK DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan Kabupaten Bangka

Profil Pendidikan 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kotabaru

PERUBAHAN KEDUA ATAS SURAT KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN NOMOR 421/154-DISDIK TENTANG PERUBAHAN ATAS SURAT KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM DAN TATA CARA PENERIMAAN PESERTA DIDIK DI KOTA SEMARANG

DINAS PENDIDIKAN JL. PANDU KELURAHAN BINTANG HULU SIDIKALANG TELP./FAX KODE POS 22212

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PROFIL DATA PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Penanggung Jawab Pembuatan atau Penerbitan informasi. Waktu dan tempat pembuatan informasi. Banda Aceh, 2012

BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016

-1- PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

B. URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN 1. URUSAN PENDIDIKAN

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM BANYUWANGI CERDAS

Transkripsi:

C. ANALISIS CAPAIAN KINERJA Analisis capaian kinerja dilaksanakan pada setiap sasaran yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan setiap urusan pemerintahan daerah baik urusan wajib maupun urusan pilihan. URUSAN WAJIB. Pendidikan Pelaksanaan urusan pendidikan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Temanggung selama Tahun 03 dilakukan dalam rangka mencapai beberapa sasaran yang telah ditetapkan, yaitu :. Terwujudnya tuntas wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun. Meningkatnya mutu dan relevansi pendidikan 3. Terwujudnya pemerataan pendidikan Secara keseluruhan capaian kinerja sasaran pada urusan pendidikan yang meliputi 3 sasaran selama tahun 03 sebesar 95,03 % termasuk kategori Sangat Baik. Sedangkan rincian capaian kinerja masing-masing sasaran dijabarkan dalam beberapa indikator sebagai berikut : Tabel 3.4 Capaian Kinerja Sasaran Urusan Pendidikan SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Terwujudnya tuntas wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun Tahun 03 Capaian Tahun 0 3 Target Realisasi % 4 5 6 70,8 66,3 94,0 APK PAUD 99,98 APM PAUD 8,50 5,77 3 APK SD sederajat 04,00 05,68 4 APM SD sederajat 94,45 95,4 5 Angka lulusan SD 99,9 6 Angka putus sekolah SD 0,0 0,6 6,50 7 APK SMP sederajat 97,97 98,89 96,00 97,08 8 APM SMP sederajat 99,99 84,54 83,63 98,9 9 Angka lulusan SMP 88,04 99,77 0 Angka putus sekolah SMP,0 0,8 Angka melanjutkan ke SMP/MTs 98,00 9,53 5

Angka melanjutkan ke SMA/MA/SMK 8,84 8,7 64,36 77,80 3 APK SMA sederajat 44,56 55,0 4 APM SMA sederajat 30,94 38,99 5 Angka lulusan SMA 95,4 99,86 6 Angka putus sekolah SMA,64,3 Rata-rata Capaian sasaran Meningkatnya mutu dan relevansi pendidikan. Ruang kelas SD yang memenuhi standar. Ruang kelas SMP yang memenuhi standar 3. Ruang kelas SM yang memenuhi standar 4. SD yang memenuhi standar sarpras 5. SMP yang memenuhi standar sarpras 6. SM yang memenuhi standar sarpras 7. Guru PAUD yang berkualifikasi akademik 8. Guru SD yang berkua-lifikasi akademik 9. Guru SMP yang berkualifikasi akademik 0. Guru SM yang berkualifikasi akademik. Intensitas kegiatan kesiswaan. Prestasi siswa dalam bidang olahraga/seni/ UKS/kepramukaan dan lainnya Rata-rata Capaian sasaran Terwujudnya pemerataan pendidikan. Penduduk usia > 5 tahun melek huruf. Rata-rata lama sekolah 3. Lembaga PAUD 4. Kelompok belajar paket A 5. Kelompok belajar paket B 6. 7. 8. 9. Kelompok belajar paket C Lembaga kursus Taman Bacaan Masyarakat Fasilitasi penyelenggaraan pendidikan luar biasa 0. Lembaga pendidikan formal a. SD b. SMP c. SMA d. SMK e. SMPLB 98,80 95,65 3 4 5 6 90,00 90, 87,3 87,36 96,59 96,77 79,76 99,70 85,00 84,00 98,8 0,00,34 60,00 6,75 84,3 90,00 94,65 85 85 35 36 99,88 99,69 98,7 97,84 99, 4,00 44,05 7,0 03 0 49 7 90 0 7,0 38 30 4,86 33,33 60,00 97,5 444 68 0 433 7 3 3 97,5 5

. Terselenggaranya proses KBM secara efektif. Pemberian beasiswa bagi keluarga miskin 7 9.000 8.00 Rata-rata Capaian Sasaran 9,45 89,55 RATA-RATA CAPAIAN URUSAN 96,75 95,03 Berdasarkan kondisi yang telah diuraikan pada Tabel 3.4 di atas, pencapaian kinerja sasaran pada Urusan Pendidikan pada tahun 03 adalah sebesar 95,03% atau dengan kategori Sangat Baik dengan capaian kinerja paling baik pada sasaran strategis kedua yaitu Meningkatnya mutu dan relevansi pendidikan sebesar 99,88%; kemudian sasaran strategis kesatu yaitu Terwujudnya tuntas wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun sebesar 95,65%; dan terakhir sasaran strategis ketiga yaitu Terwujudnya pemerataan pendidikan sebesar 89,55%. Sasaran strategis Terwujudnya tuntas wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun terdiri atas 6 indikator kinerja. Sebanyak 0 (6,50%) indikator kinerja berhasil mencapai target. Bahkan beberapa indikator kinerja melampaui target, sedangkan sebanyak 6 (37,50%) indikator kinerja tidak mencapai target. Keenam indikator tersebut adalah APK PAUD, Angka Putus Sekolah SD, APK SMP Sederajat, APM SMP sederajat, Angka Melanjutkan ke SMP/MTs, dan Angka melanjutkan ke SMA/MA/SMK. Hambatan yang menyebabkan beberapa indikator kinerja tersebut tidak mencapai target dapat dibagi dalam dua kelompok besar yaitu hambatan internal dan hambatan eksternal. Pada indikator kinerja APK PAUD hambatan internal diantaranya : Sedikitnya lembaga pendidikan anak usia dini formal (TK) yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah. Lembaga TK negeri yang ada sebanyak 3 unit dari 308 lembaga (0,97%), selebihnya (99,03%) merupakan lembaga yang diselenggarakan oleh masyarakat yang sebagian besar tidak memiliki sumber daya yang memadai sehingga secara langsung atau tidak langsung dapat mengurangi daya tarik peserta didik. Belum adanya kewajiban menempuh PAUD terlebih dahulu sebelum memasuki jenjang SD/MI. 53

Hambatan eksternal yang dapat mempengaruhi rendahnya APK PAUD diantaranya adalah : Banyaknya siswa SD/MI usia 6 tahun, dan sedikitnya peserta didik PAUD usia 3 tahun. Siswa SD/MI usia 6 tahun sebesar 6.479 dari 75.64 peserta didik (8,57%), sedangkan peserta didik PAUD usia 3 tahun hanya 67 dari 8.95 peserta didik (,47%). Pada indikator kinerja Angka Putus Sekolah SD, anak putus sekolah adalah keadaan dimana anak mengalami keterlantaran karena sikap dan perlakuan orang tua yang tidak memberikan perhatian yang layak terhadap proses tumbuh kembang anak tanpa memperhatikan hak hak anak untuk mendapatkan pendidikan. Hambatan internal diantaranya adalah : Kurangnya sarana dan prasarana pembelajaran. Sarana adalah perlengkapan pembelajaran yang dapat dipindah-pindah, sedangkan prasarana adalah fasilitas dasar untuk menjalankan fungsi sekolah/madrasah. Hambatan eksternal yang dapat mempengaruhi siswa putus sekolah diantaranya adalah : Kurangnya minat untuk sekolah, jenis pekerjaan orangtua siswa, tingkat pendidikan orang tua siswa, dan kegiatan produktif anak dalam rumah tangga. Pada indikator kinerja APK SMP Sederajat, hambatan internal diantaranya adalah : Belum optimalnya pemanfaatan ruang kelas yang ditunjukkan dengan rendahnya rasio siswa per rombongan belajar (kelas). Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 5 Tahun 00 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 03 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 5 Tahun 00 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota yang menyatakan bahwa jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 orang. Pada tahun 03 data memperlihatkan jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar SMP/MTs sebesar 8,78 orang. Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan kapasitas ruang kelas belum optimal. Kapasitas ruang kelas yang dimanfaatkan sebesar 79,94% 54

artinya kapasitas ruang kelas yang tidak dimanfaatkan sebesar 0,06%. Adanya siswa SMP/MTs yang putus sekolah sebesar 96 dari 30.695 siswa atau 0,63%. Hambatan eksternal yang dapat mempengaruhi rendahnya APK SMP sederajat diantaranya adalah : Persentase pertumbuhan penduduk usia 3-5 tahun yang relatif cukup tinggi yaitu sebesar 0,74%. Pada tahun 0 penduduk usia 35 tahun berjumlah 35.740 meningkat menjadi 36.005 pada tahun 03, sementara itu jumlah siswa SMP/MTs menurun jika dibandingkan dengan tahun 0. Adanya lulusan SD/MI yang tidak melanjutkan ke SMP/MTs. Adanya lulusan SD/MI yang melanjutkan ke SMP/MTs di luar wilayah Kabupaten Temanggung. Pada indikator kinerja APM SMP Sederajat, hambatan internal dan eksternal hampir sama dengan indikator kinerja APK SMP Sederajat. Selain itu rendahnya siswa SMP/MTs yang berusia 3-5 tahun, yaitu 4.467 dari 30.965 siswa atau 79,79% merupakan salah satu faktor eksternal tambahan yang menyebabkan tidak tercapainya target indikator APM SMP Sederajat. Pada indikator Angka Melanjutkan ke SMP/MTs hambatan internal diantaranya adalah : Rendahnya daya tampung siswa baru tingkat I (kelas 7) SMP/MTs di satu pihak, dan meningkatnya jumlah lulusan SD/MI di pihak yang lain. Lulusan SD/MI pada tahun 0 berjumlah.04 meningkat 5,3% menjadi.799 pada tahun 03, sedangkan siswa baru tingkat I (kelas 7) SMP/MTs berjumlah 0.7 pada tahun 0 meskipun meningkat,76% menjadi.08 pada tahun 03 tetapi peningkatannya tidak sebanding dengan peningkatan jumlah lulusan SD/MI. Banyaknya ruang kelas SMP/MTs yang rusak ringan maupun rusak berat berpengaruh terhadap tidak optimalnya pemanfaatan daya tampung ruang kelas. Hambatan eksternal yang dapat melanjutkan ke SMP/MTs meliputi : menyebabkan rendahnya angka Tingginya angka kemiskinan 55

Rendahnya minat melanjutkan sekolah, budaya, aktifitas ekonomi calon siswa di rumah tangga Adanya siswa Temanggung. yang melanjutkan ke luar daerah Kabupaten Pada indikator Angka Melanjutkan ke SMA/MA/SMK hambatan internal diantaranya adalah : Rendahnya daya tampung siswa baru kelas 0 SMA/MA/SMK, dibandingkan dengan lulusan SMP/MTs. Jumlah ruang kelas yang tersedia untuk siswa kelas 0 sebanyak 9. Setiap ruang kelas ratarata menampung 36 siswa, maka daya tampungnya sebesar 6.876. Lulusan SMP/MTs sebanyak 9.394 orang, sehingga ruang kelas 0 hanya mampu menampung 73,0% lulusan SMP/MTs. Belum optimalnya pemanfaatan daya tampung siswa baru tingkat I (kelas 0). Pada tahun 03 siswa baru tingkat I (kelas 0) berjumlah 6.69 atau 9,7% dari daya tampung. Hambatan eksternalnya yang dapat mempengaruhi rendahnya angka melanjutkan ke SMA/MA/SMK meliputi : Belum meratanya lembaga pendidikan SMA/MA/SMK. Beberapa kecamatan belum memiliki lembaga pendidikan SMA/MA/SMK, yaitu Tlogomulyo, Wonoboyo, Tretep, Kledung, dan Bejen. Tingginya angka kemiskinan. Rendahnya minat melanjutkan sekolah, dan budaya. Aktifitas ekonomi calon siswa di rumah tangga. Adanya lulusan SMP/MTs yang melanjutkan ke SMA/MA/SMK di luar wilayah Kabupaten Temanggung. Sasaran strategis Meningkatnya mutu dan relevansi pendidikan terdiri atas indikator kinerja, sebanyak 0 (83,33%) indikator kinerja berhasil mencapai target, dan beberapa indikator kinerja melampaui target. Dua indikator yang tidak memenuhi target adalah SD memenuhi standar sarpras, dan SM memenuhi standar sarpras. Hambatan yang menyebabkan tidak tercapainya target beberapa indikator kinerja tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 4 Tahun 007 Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA, sarana terdiri dari perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, teknologi 56

informasi dan komunikasi, serta perlengkapan lain yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah, sedangkan prasarana terdiri dari lahan, bangunan, ruang-ruang, dan instalasi daya dan jasa yang wajib dimiliki oleh setiap sekolah/madrasah. Pada indikator SD memenuhi standar sarpras, hambatan internal tidak tercapainya target diantaranya adalah : Banyaknya macam dan jenis sarana dan prasarana yang harus tersedia. Sebagian besar SD/MI dibangun lama sebelum penetapan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 4 Tahun 007. Terbatasnya kemampuan anggaran untuk menyediakan sarana dan prasarana sesuai dengan Permendiknas. Hambatan eksternal yang dapat mempengaruhi tidak tercapainya target adalah : Rendahnya partisipasi masyarakat khususnya dalam penyediaan sarana prasarana pendidikan, dan umumnya pada pengelolaan pendidikan. Adanya pendapat yang kurang benar mengenai pendidikan gratis yang dikemukakan berbagai pihak untuk berbagai kepentingan. Dengan adanya pendapat tersebut partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan semakin rendah. Pada indikator SM memenuhi standar sarpras baik hambatan internal maupun hambatan eksternal hampir sama sebagaimana pada indikator SD memenuhi standar sarpras. Sasaran strategis Terwujudnya pemerataan pendidikan terdiri atas indikator kinerja, sebanyak 7 (58,33%) indikator kinerja berhasil mencapai target, sedangkan 5 (4,67%) indikator kinerja tidak dapat mencapai target, yaitu Penduduk usia > 5 tahun yang melek huruf, Kelompok Belajar Paket B, Lembaga Kursus, Taman Bacaan Masyarakat, dan Jumlah lembaga pendidikan formal SD. Hambatan yang menyebabkan tidak tercapainya target beberapa indikator kinerja tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. Pada indikator kinerja Penduduk usia > 5 tahun yang melek huruf diantaranya adalah : Tingginya prosentase penduduk usia 45 tahun yang buta huruf. Menurut Badan Pusat Statistik tanggal 6 Februari 03 (http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=&tabel=&daftar=&id_s ubyek=8&notab=5) penduduk usia 45 tahun merupakan kelompok usia penyumbang angka buta huruf terbesar di Indonesia, pada tahun 57