II. TINJAUAN PUSATAKA

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dibahas beberapa konsep mendasar meliputi ruang vektor,

TINJAUAN PUSTAKA. Ruang metrik merupakan ruang abstrak, yaitu ruang yang dibangun oleh

REPRESENTASI OPERATOR PADA RUANG BARISAN TERBATAS. ( Skripsi ) Oleh ANGGER PAMBUDHI

REPRESENTASI OPERATOR LINIER PADA RUANG BARISAN

REPRESENTASI OPERATOR LINIER PADA RUANG BARISAN. Oleh ARTHA KURNIA ALAM

II. LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan

REPRESENTASI OPERATOR LINIER PADA RUANG BARISAN TERBATAS l. (Skripsi) Oleh. Nanda Arsy Syafitri Islami

BAB III OPERATOR LINEAR TERBATAS PADA RUANG HILBERT. Operator merupakan salah satu materi yang akan dibahas dalam fungsi

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

OPERATOR PADA RUANG BARISAN TERBATAS

Analisis Fungsional. Oleh: Dr. Rizky Rosjanuardi, M.Si Jurusan Pendidikan Matematika UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB III KEKONVERGENAN LEMAH

RENCANA KEGIATAN PERKULIAHAN Kode Mata Kuliah : MAA 526 Nama Mata Kuliah : Analisis Fungsional

BAB 2 RUANG HILBERT. 2.1 Definisi Ruang Hilbert

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Integral Lebesgue merupakan suatu perluasan dari integral Riemann.

Beberapa Sifat Operator Self Adjoint dalam Ruang Hilbert

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan Integral Bawah Darboux, Integral Darboux, Teorema Bolzano Weierstrass,

BAB III TRANSFORMASI MATRIKS DERET DIRICHLET HOLOMORFIK. A. Transformasi Matriks Mengawetkan Kekonvergenan

Sifat-sifat Ruang Banach

untuk setiap x sehingga f g

BAB III PEMBAHASAN. Bab III terbagi menjadi tiga sub-bab, yaitu sub-bab A, sub-bab B, dan subbab

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 ; untuk k = n 0 ; untuk k n. e [n]

BAB 3 KONDISI SPECTRUM. Pada bab ini akan diperlihatkan hasil utama dari penelitian ini. Hasil utama yang

BAB I PENDAHULUAN. Misalkan diberikan suatu ruang vektor atas lapangan R atau C. Jika

BAB I PENDAHULUAN. Analisis fungsional merupakan salah satu cabang dari kelompok analisis

PROYEKSI ORTHOGONAL PADA RUANG HILBERT. ROSMAN SIREGAR Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Jurusan Matematika Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

Ketunggalan titik Tetap Pemetaan Kondisi Tipe Kontraktif pada Ruang Banach

II. LANDASAN TEORI ( ) =

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

TRANSFORMASI LINIER PADA RUANG BANACH

BAB II RUANG LINEAR BERNORM

BAB 2 RUANG BERNORM. 2.1 Norm dan Ruang `p. De nisi 2.1 Misalkan V ruang vektor atas R, Sebuah fungsi k:k : V! R yang memenuhi sifat-sifat berikut :

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Kelengkapan Ruang l pada Ruang Norm-n

BAB III FUNGSI UJI DAN DISTRIBUSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Karakteristik Operator Positif Pada Ruang Hilbert

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

TEOREMA TITIK TETAP BANACH UNTUK MENDAPATKAN SYARAT KEKONVERGENAN METODE JACOBY

Sifat Barisan Subhimpunan Tutup di Ruang Metrik yang Completion-nya adalah Ruang Atsuji

PENGANTAR ANALISIS FUNGSIONAL

EKSISTENSI TITIK TETAP DARI SUATU TRANSFORMASI LINIER PADA RUANG BANACH

Pertama, daftarkan kedua himpunan vektor: himpunan yang merentang diikuti dengan himpunan yang bergantung linear, perhatikan:

Memahami definisi barisan tak hingga dan deret tak hingga, dan juga dapat menentukan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

KEKONVERGENAN LEMAH PADA RUANG HILBERT

16. BARISAN FUNGSI Barisan Fungsi dan Kekonvergenan Titik Demi Titik

UNIVERSITAS INDONESIA SKRIPSI DANIEL SALIM FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI MATEMATIKA DEPOK 2012

URAIAN POKOK-POKOK PERKULIAHAN

ABSTRAK 1 PENDAHULUAN

Keterbatasan Lokal Suatu Operator Superposisi Pada Ruang Barisan Real. Lina Nurhayati, Universitas Sanggabuana

Ruang Linear Metrik: Sifat Sifat Dasar Dan Struktur Ruang Dalam Ruang Linear Metrik

0. Pendahuluan. 0.1 Notasi dan istilah, bilangan kompleks

ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. September 12, Dosen FMIPA - ITB

Teorema Titik Tetap di Ruang Norm-2 Standar

Operasi perkalian skalar merupakan suatu aturan yang mengasosiasikan setiap skalar k dan setiap objek u pada v dengan suatu objek ku, yang disebut

BIMODUL-C* HILBERT. Oleh: Raden Muhammad Hadi. Departemen Pendidikan Matematika, Universitas Pendidikan Indonesia

PENGHITUNGAN VEKTOR-KHARAKTERISTIK SECARA ITERATIF MENGGUNAKAN TITIK TETAP BROUWER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEKONVERGENAN BARISAN DI RUANG HILBERT PADA PEMETAAN TIPE-NONSPREADING DAN NONEXPANSIVE

R maupun. Berikut diberikan definisi ruang vektor umum, yang secara eksplisit

KONVERGENSI DAN KELENGKAPAN PADA RUANG QUASI METRIK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 5 RUANG VEKTOR A. PENDAHULUAN

KAJIAN KONSEP RUANG NORMA-2 DENGAN DOMAIN PEMETAAN BERUPA RUANG BERDIMENSI HINGGA

PENGEMBANGAN RUANG FUNGSI KLASIK Oleh: Encum Sumiaty FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Bandung

BAB II TEORI KODING DAN TEORI INVARIAN

BAB II LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. negatifnya. Yang termasuk dalam bilangan cacah yaitu 0,1,2,3,4, sehingga

BAB 2 LANDASAN TEORI

TEOREMA TITIK TETAP PADA RUANG BERNORMA CONE BERNILAI-

BAB III INTEGRAL LEBESGUE. Pada bab sebelumnya telah disebutkan bahwa ruang dibangun oleh

NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN disebut vektor eigen dari matriks A =

RUANG LIPSCHITZ. Departemen Pendidikan Matematika FPMIPA UPI. *Surel: : (, ) Ϝ

MA3231 Analisis Real

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROYEKSI ORTOGONAL PADA RUANG HILBERT. Skripsi

TITIK TETAP NADLR FUNGSI MULTI NILAI KONTRAKTIF PADA RUANG METRIK ( ) Rinurwati Jurusan Matematika FMIPA-ITS Jl. Arif Rahman Hakim Surabaya 60111

BAB II KAJIAN TEORI. memahami sifat-sifat dari barisan fungsi. Pada bab ini akan diuraikan materimateri

BAB 2 LANDASAN TEORI

Aljabar Linear Elementer

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) MATA KULIAH ANALISIS REAL I ( MT403) / 3 SKS KOSIM RUKMANA

SIFAT-SIFAT PEMETAAN BILINEAR

BAB I PENDAHULUAN. Y dikatakan linear jika untuk setiap x, Diberikan ruang Hilbert X atas lapangan F dan T B( X ), operator T

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada Bab III dan Bab IV maka dapat disimpulkan sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Syarat Fritz John pada Masalah Optimasi Berkendala Ketaksamaan. Caturiyati 1 Himmawati Puji Lestari 2. Abstrak

BAB II DASAR TEORI. Di dalam BAB II ini akan dibahas materi yang menjadi dasar teori pada

Aljabar Linier & Matriks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pengantar Vektor. Besaran. Vektor (Mempunyai Arah) Skalar (Tidak mempunyai arah)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

REFLEKSIVITAS PADA RUANG ORLICZ DENGAN KEKONVERGENAN RATA-RATA

9. Teori Aproksimasi

F. RANCANGAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Transkripsi:

4 II. TINJAUAN PUSATAKA 2.1 Operator Definisi 2.1.1 (Kreyszig, 1989) Suatu pemetaan pada ruang vektor khususnya ruang bernorma disebut operator. Definisi 2.1.2 (Kreyszig, 1989) Diberikan ruang Bernorm X dan Y atas field yang sama. a. Pemetaan dari X dan Y disebut operator. b. Operator A : X Y dikatakan linear jika untuk setiap X dan setiap skalar berlaku A( x) = Ax dan A( x + y) = Ax + Ay. Definisi 2.1.3 (Kreyszig, 1989) Diberikan ( ) dan ( ) masing-masing ruang bernorm. a. Operaror A : X Y dikatakan terbatas jika ada bilangan M R dengan M 0 sehingga untuk setiap berlaku. b. Operator A dikatakan kontinu di jika diberikan bilangan ada bilangan sehingga untuk setiap dengan berlaku.

5 c. Jika A kontinu di setiap, A disebut kontinu pada X. Teorema 2.1.1 (Ruckle, 1991) Jika X dan Y masing-masing ruang Bernorm atas field yang sama maka l c (X, Y) merupakan ruang linear. Bukti : Diambil sebarang dan sebarang untuk setiap diperoleh Jadi, merupakan operator linear. Karena A dan B terbatas maka ada bilangan real M 1, M 2 0 sehingga, = =

6 = Dengan demikian, terbatas (kontinu). Jadi Telah dibuktikan bahwa untuk setiap dan sebarang skalar berlaku. Jadi linear. Teorema 2.1.2 (Maddox, 1970) Jika Y ruang Banach maka ruang Banach. Bukti : Diambil sebarang barisan Cauchy { }. Jadi untuk setiap bilangan terdapat sehingga jika dengan berlaku. Misal, untuk setiap dan diperoleh = Jelas untuk setiap bilangan (dapat dipilh bilangan sehingga ada sehingga untuk setiap dengan berlaku. Dengan demikian diperoleh barisan Cauchy { } dan Y lengkap, dengan kata lain { } konvergen ke

7 Jadi, dan x menentukan suatu operator A sehingga. Proses di atas dapat diulang untuk tetap, dengan. Jadi diperoleh dan z menentukan suatu operator A sehingga. Untuk setiap skalar a dan b, diperoleh, dan menentukan suatu operator A sehingga. Jadi = = = = Jadi operator A bersifat linear. Untuk diperoleh = = = Jadi operator dengan bersifat linear terbatas.

8 Karena dan masing-masing terbatas, serta maka A terbatas (kontinu). Jadi dengan kata lain ruang Banach. Definisi 2.1.4 (Kreyszig, 1989) Diberikan ruang Bernorm X dengan field. a. Pemetaan disebut fungsi. b. Himpunan semua fungsi linear kontinu pada X disebut ruang dual X, biasanya ditulis. Teorema 2.1.3 (Ruckle, 1991) Misal X dan Y ruang BK (Banach lengkap). Jika A matriks tak hingga yang memetakan X ke Y maka A kontinu. Bukti : Misal A = X = ( ) y = dapat dinyatakan Mendefinisikan suatu fungsi linear kontinu pada X. Jelas bahwa untuk setiap :

9 Misal, dan ( )

10 Berdasarkan (i) dan (ii) terbukti merupakan fungsi linear pada X. Selanjutnya akan ditunjukkan kontinu pada X. Hal ini sama saja membuktikan terbatas pada X. Diketahui X ruang BK maka terdapat M > 0 sehingga Oleh karena itu : Berdasarkan pembuktian di atas, mendefinisikan fungsi linear kontinu pada x Maka f juga kontinu pada x. Karena y ruang BK diperoleh Atau

11 [ ] [ ] ( ) [ ] ( ) Jika y = Ax maka bukti lengkap Definisi 2.1.5 (Berberian, 1996) a. Matriks takhingga adalah matriks dengan dan elemen pada baris dan kolom sebanyak takhingga. b. Jika dan masing-masing matriks takhingga dan skalar maka ( ) ( ) dan dengan. (Cooke, 1955)

12 Definisi 2.1.6 (Fuhrmann, 1987) Diketahui suatu operator maka disebut operator adjoint operator T jika untuk setiap dan berlaku. 2.2 Ruang Matriks Ruang Matriks merupakan ruang abstrak, yaitu ruang yang dibangun oleh aksioma-aksioma tertentu. Ruang Matriks merupakan hal yang fundamental dalam analisis fungsional, sebab memegang peranan yang sama dengan jarak pada real line R. Definisi 2.2.1 (Kreyszig, 1989) Misal X adalah himpunan tak kosong, suatu matriks di X adalah suatu fungsi [, sehingga untuk setiap pasangan berlaku : i. untuk setiap ii. jika dan hanya jika x = y iii. untuk setiap (sifat simetri) iv. untuk setiap (ketidaksamaan segitiga) Selanjutnya pasangan (X, d) dengan d adalah Matriks pada X disebut ruang Matriks. Setiap anggota X disebut titik dan nilai d(x,y) disebut jarak(distance) dari titik x ke titik y atau jarak antara titik x dan titik y.

13 Definisi 2.2.2 (Kreyszig, 1989) Suatu barisan (x n ) dalam ruang Matriks (X, d) dikatakan barisan Cauchy jika untuk setiap bilangan terdapat bilangan asli sehingga untuk setiap. Ruang X dikatakan X dikatakan lengkap jika setiap barisan Cauchy di dalamnya konvergen. Definisi 2.2.3 (Maddox, 1970) Suatu ruang Matriks (X, d) dikatakan lengkap jika dan hanya jika setiap barisan Cauchy di dalamnya konvergen. Dengan kata lain jika maka terdapat seningga. Definisi 2.2.4 (Beberian, 1996) Misal (X,d) adalah suatu ruang Matriks. Suatu barisan dikatakan konvergen jika terdapat suatu titik sehingga untuk (yaitu untuk setiap maka ). Titik x adalah unik sebab jika menunjukkan bahwa x = y. Dapat dikatakan x n konvergen ke limit x (dalam X) sehingga dapat ditulis Lemma 2.2.1 (Kreyszig, 1989) Jika X = (X,d) adalah ruang Matriks, maka : i. Suatu barisan konvergen di X adalah terbatas dan limitnya adalah unik. ii. Jika dan di X, maka.

14 Teorema 2.2.1 (Parzynsky dan Zipse, 1987) Setiap barisan Cauchy adalah terbatas. Bukti : Jika {a n } barisan Cauchy maka untuk ada bilangan asli N sehingga dimana n, m > N. Perhatikan bahwa untuk maka untuk setiap n > N. Jika jelas untuk setiap bilangan asli N sehingga barisan {a n } terbatas. 2.3 Ruang Vektor Definisi 2.3.1 (Maddox, 1970) Ruang vektor adalah suatu himpunan tak kosong X yang dilengkapi dengan fungsi penjumlahan dan fungsi perkalian skalar sehingga untuk setiap skalar dengan elemen berlaku : i. ii. iii. ada sehingga iv. ada sehingga v. vi. vii.

15 viii. 2.4 Ruang Bernorma Definisi 2.4.1 (Darmawijaya, 1970) Diberikan ruang linear X. Fungsi yang mempunyai sifat-sifat : i. untuk setiap ii., jika dan hanya jika, (0 vektor nol) iii. untuk setiap skalar dan. iv. untuk setiap disebut norma(norm) pada X dan bilangan nonnegatif disebut norma vektor x. Ruang linear X yang dilengkapi dengan suatu norma disebut ruang bernorma (norm space) dan dituliskan singkat dengan atau X saja asalkan normanya telah diketahui. Lemma 2.4.1 (Maddox, 1970) Dalam ruang linier bernorm X berlaku untuk setiap. Bukti : untuk setiap diperoleh :.

16 2.5 Ruang Banach Definisi 2.5.1 (Darmawijaya, 2007) Ruang Banach (Banach space) adalah ruang bernorma yang lengkap (sebagai ruang Matriks yang lengkap) jika dalam suatu ruang bernorm X berlaku kondisi bahwa setiap barisan Cauchy di X adalah konvergen. 2.6 Barisan Definisi 2.6.1 (Mizrahi dan Sulivan, 1982) Barisan adalah suatu fungsi yang domainnya adalah himpunan bilangan bulat positif. Misal terdapat bilangan bulat positif 1, 2, 3,...,n,... yang bersesuaian dengan bilangan real x n tertentu, maka x 1, x 2,...,x n,... dikatakan barisan. Definisi 2.6.2 (Yahya, Suryadi, Agus, 1990) Bilangan-bilangan disebut barisan bilangan tak hingga c n disebut suku umum dari barisan. Bilangan n, (n = 1, 2, 3,...) adalah nomor urut atau indeks yang menunjukkan letak bilangan tersebut dalam barisan. Definisi 2.6.3 (Mizrahi dan Sulivan, 1982) Misal L adalah suatu bilangan real dan {x n } suatu barisan, {x n } konvergen ke L jika untuk setiap bilangan terdapat suatu bilangan asli N, sehingga untuk setiap

17 Suatu bilangan L dikatakan limit dari suatu barisan takhingga jika ada bilangan real positif sehingga dapat ditemukan bilangan asli N yang tergantung pada sehingga untuk setiap, daan suatu barisan dikatakan konvergen jika ia mempunyai nilai limit. Teorema 2.6.1 (Martono, 1984) Setiap barisan bilangan real yang konvergen selalu terbatas. Bukti : Misalkan barisan bilangan real {a n } konvergen ke a, akan ditunjukkan terdapat suatu bilangan real sehinga untuk setiap. Karena {a n } konvergen ke a, maka terapat suatu sehingga. Akibatnya untuk setiap. Ambillah ( ), maka setiap berlaku, yang berarti bahwa barisan bilangan real {a n } terbatas. Definisi 2.6.4 (Maddox, 1970) Suatu barisan dikatakan terbatas jika dan hanya jika terdapat suatu bilangan sehingga. Himpunan dari semua barisan terbatas dilambangkan dengan Definisi 2.6.5 (Yahya, Suryadi, Agus, 1990) Suatu barisan {x n } dikatakan mempunyai limit L bila untuk setiap bilangan dapat dicari suatu nomor indeks sedemikian sehingga untuk berlaku

18 (atau ) artinya jika L adalah limit dari {x n } maka x n mendekati L jika n mendekati tak hingga. Definisi 2.6.6 (Martono, 1984) Suatu barisan yang mempunyai limit dinamakan barisan konvergen dan barisan yang tak konvergen dinamakan barisan divergen. Definisi 2.6.7 (Soeparna, 2007) Diberikan yaitu koleksi semua barisan bilangan real, jadi : { { } } a. Untuk setiap bilangan real p dengan didefinisikan { { } } dan norm pada yaitu ( ) b. Untuk didefinisikan { { } } dan norm pada yaitu Definisi 2.6.8 (Darmawijaya, 2007) Misal dengan (q konjugat p), untuk dan

19 ( ) Teorema 2.6.2 (Darmawijaya, 2007) merupakan ruang bernorma terhadap norm. Bukti : a) Akan dibuktikan bahwa merupakan ruang bernorm terhadap. Untuk setiap skalar { } { } diperoleh { } berdasarkan i), ii) dan iii) terbukti bahwa merupakan ruang linear dan norm pada. Dengan kata lain ruang bernorma. b) Untuk diambil sebarang { } { } dan skalar. Diperoleh : { }

20 { } { } { } { } jelas bahwa { } { } Berdasarkan iv), v) dan vi) terbukti bahwa merupakan ruang linear dan norm pada. Dengan kata lain ( ) ruang bernorm. Teorema 2.6.3 (Darmawijaya, 2007) Jika bilangan real p dengan, maka ( ) merupakan ruang banach. Bukti : Telah dibuktikan bahwa ( ) merupakan ruang bernorm Jadi tinggal membuktikan bahwa ruang bernorm itu lengkap. Dibuktikan dahulu untuk diambil sebarang barisan Cauchy { } dengan a) { } ( ) Untuk sebarang terdapat bilangan asli sehingga untuk setiap dua bilangan asli berlaku b) ( ).

21 Hal ini berakibat untuk setiap dua bilangan asli diperoleh untuk setiap k. Dengan kata lain diperoleh barisan Cauchy untuk setiap k. Jadi terdapat bilangan sehingga atau. Berdasarkan b) diperoleh untuk berlaku. Selanjutnya dibentuk barisan { }. Menurut ketidaksamaan minkowski. c) { } { } { } { } { } Yang berarti { }. Berdasarkan pertidaksamaan a) diperoleh untuk berlaku d) { } { } Maka barisan { } konvergen ke. Berdasarkan hasil c) dan d), terbukti bahwa barisan Cauchy { } konvergen ke { } atau terbukti bahwa ( ), merupakan ruang banach. Definisi 2.6.9 (Ruckle, 1991) Misalkan X merupakan ruang barisan, X dikatakan ruang BK (Banach lengkap)

22 jika X merupakan ruang banach dan pemetaan koordinatnya kontinu. Contoh ruang BK (Banach lengkap) adalah ruang barisan,. 2.7 Basis Definisi 2.7.1 (Darmawijaya, 2007) Ruang vektor V dikatakan terbangkitkan secara hingga (finitely generated) jika ada vektor-vektor sehingga [ ]. Dalam keadaan seperti itu { } disebut pembangkit (generator) ruang vektor V. Menurut definisi di atas, ruang vektor V terbangkitkan secara hingga jika dan hanya jika ada vektor-vektor sehingga untuk setiap vektor ada skalar-skalar sehingga Secara umum, jika dan V terbangkitkan oleh B, jadi atau B pembangkit V, maka untuk setiap terdapat vektor-vektor dan skalar sehingga

23 Definisi 2.7.2 (Darmawijaya, 2007) Diberikan ruang vektor V. Himpunan dikatakan bebas linear jika setiap himpunan bagian hingga di dalam B bebas linear. Definisi 2.7.3 (Darmawijaya, 2007) Diberikan ruang vektor V atas lapangan. Himpunan disebut basis (base) V jika B bebas linear dan. Contoh : Himpunan { }, dengan vektor di dalam yang komponen ke-k sama dengan 1 dan semua komponen lainnya sama dengan 0, merupakan basis ruang vektor.