BAB I PENDAHULUAN. ginekologi utama di Amerika Serikat, sekitar 1 dari 70 wanita di Amerika

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan terdapat kasus baru kanker ovarium dan kasus meninggal

BAB 1 PENDAHULUAN. dari semua kanker pada organ reproduksi. Diantara kanker yang ditemukan pada

BAB I PENDAHULUAN. Selama tiga dasawarsa terakhir, kanker ovarium masih merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. jutaan wanita di seluruh dunia terkena kanker payudara tiap tahunnya. Walaupun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan penyakit keganasan yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyebab kematian utama yang memberikan kontribusi

BAB I PENDAHULUAN. Kanker ovarium adalah suatu massa atau jaringan baru yang. abnormal yang terbentuk pada jaringan ovarium serta mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling. mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, mencakup faktor genetik, infeksi Epstein-Barr Virus (EBV) dan

BAB I PENDAHULUAN. metode deteksi dini yang akurat. Sehingga hanya 20-30% penderita kanker

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian pada wanita setelah kanker payudara. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah kesehatan utama di dunia. Pada tahun 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma serviks uteri merupakan masalah penting dalam onkologi ginekologi di

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat. Peningkatan ini terjadi salah satunya karena perubahan pola

BAB I PENDAHULUAN. sering ditemukan pada wanita usia reproduksi berupa implantasi jaringan

PETANDA TUMOR (Tumor marker) ELLYZA NASRUL Bagian Patologi Klinik FK Unand/RS.dr.M.Djamil Padang

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara pada wanita masih menjadi masalah kesehatan yang utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Karsinoma ovarium adalah keganasan yang berasal. dari jaringan ovarium. Ovarian Cancer Report mencatat

BAB I PENDAHULUAN. kanker yang paling sering ditemukan pada wanita, setelah kanker mulut

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai stadium lanjut dan mempunyai prognosis yang jelek. 1,2

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. morbiditas dan mortalitas. Di negara-negara barat, kanker merupakan penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma servik merupakan penyakit kedua terbanyak pada perempuan

BAB I PENDAHULUAN. dari 40% keganasan pada perempuan merupakan kanker ginekologi. Kanker

BAB 1 PENDAHULUAN. kasus diantaranya menyebabkan kematian (Li et al., 2012; Hamdi and Saleem,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker paru merupakan keganasan penyebab kematian. nomer satu di dunia (Cancer Research UK, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara adalah keganasan pada payudara. yang berasal dari sel epitel kelenjar payudara.

BAB I PENDAHULUAN. Kanker Ovarium Epitel (KEO) merupakan kanker ginekologi yang. mematikan. Dari seluruh kanker ovarium, secara histopatologi dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. seksama, prevalensi mioma uteri meningkat lebih dari 70%, karena mioma

Bab IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jalan Dr. Soetomo No.16, Semarang, Jawa Tengahmerupakan Satuan

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita dan merupakan kanker kelima paling sering pada wanita di seluruh dunia

BAB I PENDAHULUAN. Endometriosis adalah kelainan ginekologi dengan karakteristik. adanya implantasi jaringan endometrium di lokasi ektopik, misal:

I. PENDAHULUAN. saat ini menjadi permasalahan dunia, tidak hanya di negara berkembang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) adalah tumor ganas yang berasal dari sel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karsinoma larings merupakan keganasan yang cukup sering dan bahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penelitian yang dilakukan oleh Weir et al. dari Centers for Disease Control and

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kanker ovarium berada pada urutan keempat dari seluruh kanker yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Staging tumor, nodus, metastasis (TNM) Semakin dini semakin baik. di bandingkan dengan karsinoma yang sudah invasif.

BAB 6 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 45 penderita karsinoma epidermoid serviks uteri

BAB I PENDAHULUAN. endometrium diluar lokasi normalnya dikavum uteri. kelainan ini

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. adanya heterogenitas pada perubahan genetik. Kanker payudara menjadi penyebab

I. PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah utama bagi masyarakat karena menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. informasi namun juga untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. I. A. Latar Belakang. Kanker paru merupakan salah satu dari keganasan. tersering pada pria dan wanita dengan angka mortalitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maju maupun di negara berkembang. Di Indonesia, karsinoma payudara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) adalah suatu karsinoma epitel skuamosa yang timbul

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan fase prapubertas menjadi pubertas membutuhkan jalur yang

BAB I PENDAHULUAN. Keganasan ini dapat menunjukkan pola folikular yang tidak jarang dikelirukan

Ovarian Cysts: A Review

BAB I PENDAHULUAN. meluas ke rongga mulut. Penyakit-penyakit didalam rongga mulut telah menjadi perhatian

ABSTRAK PERBEDAAN KADAR CANCER ANTIGEN 125 DAN HUMAN EPIDIDIMIS PROTEIN 4 PADA PASIEN KANKER OVARIUM EPITELIAL TIPE I DAN TIPE II

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kanker ovarium merupakan keganasan ginekologi yang menempati urutan

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan hormon. Di dalam setiap ovarium terjadi perkembangan sel telur

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan tumor ganas yang berasal dari epitel

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan kanker tersering pada wanita di seluruh

I. BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara merupakan jenis keganasan terbanyak pada wanita

Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tumor ganas ovarium tipe epitel adalah kanker ginekologi yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dewasa ini paling banyak mendapat perhatian para ahli. Di. negara-negara maju maupun berkembang, telah banyak penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tumor secara umum merupakan sekumpulan penyakit. yang membuat sel di dalam tubuh membelah terlalu banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. 5 15% wanita usia reproduktif pada populasi umum. rumah sakit pemerintah adalah sebagai berikut : di RSUD dr.

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia kanker payudara merupakan penyakit kanker dengan. presentase kasus baru tertinggi sebesar 43,3%, dan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Epstein-Barr Virus (EBV) menginfeksi lebih dari. 90% populasi dunia. Di negara berkembang, infeksi

BAB I PENDAHULUAN. berbeda memiliki jenis histopatologi berbeda dan karsinoma sel skuamosa paling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagian besar meningioma berlokasi di kavitas intra kranial, diikuti

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara (KPD) merupakan salah satu tumor ganas penyebab

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 6 PEMBAHASAN. tahun, usia termuda 18 tahun dan tertua 68 tahun. Hasil ini sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang memalui serangkaian fase yang disebut siklus sel. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kanker kolorektal merupakan kanker ketiga terbanyak dan penyebab

OBAT YANG MEMPENGARUHI REPRODUKSI PRIA KELOMPOK 23

Tumor jinak pelvik. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

BAB I PENDAHULUAN. keganasan yang berasal dari sel epitel yang melapisi daerah nasofaring (bagian. atas tenggorok di belakang hidung) (KPKN, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun yang besar,

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia dan di Bali khususnya insiden karsinoma tiroid sangat tinggi sejalan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Karsinoma laring adalah keganasan pada laring yang berasal dari sel epitel laring.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma payudara merupakan kanker yang paling. sering pada wanita di negara maju dan berkembang, dan

marker inflamasi belum pernah dilakukan di Indonesia.

BAB VI PEMBAHASAN. Pemeriksaan tumor pada kolon secara makroskopis, berhasil tumbuh 100%

PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh perempuan usia produktif. Sebanyak 25% penderita mioma uteri dilaporkan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak dari seluruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kanker ginekologi perempuan. Kanker ovarium dapat terjadi akibat faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kepala leher dan paling sering ditemukan di Indonesia dan sampai saat ini belum

Dr. HAKIMI, SpAK. Dr. MELDA DELIANA, SpAK. Dr. SISKA MAYASARI LUBIS, SpA

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. banyak pada wanita dan frekuensi paling sering kedua yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. KHS terjadi di negara berkembang. Karsinoma hepatoseluler merupakan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tumor ganas ovarium tipe epitel adalah penyebab kematian kanker ginekologi utama di Amerika Serikat, sekitar 1 dari 70 wanita di Amerika Serikat terkena tumor ganas ovarium tipe epitel, dimana jumlah kasus baru dan angka mortalitas tumor ganas ovarium tipe epitel meningkat setiap tahunnya. Di Amerika Serikat pada tahun 2007 terdapat 22.430 kasus baru tumor ganas ovarium tipe epitel dan sebanyak 15.280 orang meninggal akibat tumor ganas ovarium tipe epitel. Angka kejadian tumor ganas ovarium tipe epitel di Indonesia berdasarkan data Badan Registrasi Kanker pada tahun 2006 mencapai 5,3%. 1 Dari tahun 1989-1992 terdapat 1726 kasus kanker ginekologi di Departemen Obstetri dan Ginekologi RSCM, Jakarta dan 13,6% adalah tumor ganas ovarium tipe epitel. Pada umumnya penderita datang sudah dalam stadium II-IV (42,5%). Diketahui juga angka kematian akibat tumor ganas ovarium tipe epitel sebanyak 22,6% dari 327 kematian kanker ginekologi. 2 Dari seluruh kanker keganasan ginekologi pada wanita ternyata tumor ganas ovarium tipe epitel mempunyai permasalahan yang paling besar dan angka kematiannya hampir mencapai separuh dari angka kematian seluruh keganasan ginekologik.hal ini disebabkan tumor ganas ovarium tipe epitel tidak mempunyai gejala klinis yang khas pada awalnya 1

sehingga penderita tumor ganas ovarium tipe epitel datang berobat dalam keadaan stadium lanjut. Diperkirakan 70-80% tumor ganas ovarium tipe epitel baru ditemukan setelah menyebar luas atau telah bermetastasis jauh sehingga hasil pengobatan tidak seperti yang diharapkan. 3 Beberapa pemeriksaan dilakukan untuk mendiagnosa kanker pada stadium dini dan menurunkan kemungkinan kematian dari tumor ganas ovarium tipe epitel. Beberapa tes dilakukan untuk menemukan kanker pada beberapa orang, walaupun, tidak membuktikan hasil yang signifikan pada percobaan klinis bahwa penggunaan tes ini menurunkan resiko kematian kanker. 4 Tumor marker yang biasa digunakan pada tumor ganas ovarium tipe epitel termasuk: CA-125 digunakan untuk membantu diagnosis, penilaian respon terhadap terapi dan monitoring untuk rekurensi; Alphafetoprotein (AFP) dan Beta-hCG digunakan untuk ovarian germ cell tumor, untuk menilai stadium, prognosis dan respon terhadap pengobatan; HE4 dapat digunakan untuk mendiagnosis tumor ganas ovarium tipe epitel pada wanita dengan gejala dan lebih sensitif daripada CA125, dan dapat juga digunakan untuk menilai respon terhadap pengobatan dan monitor rekurensi; Inhibin A & B adalah hormon yang secara normal diproduksi dari jaringan ovarian, namun dapat juga meningkat pada beberapa tipe dari tumor ganas ovarium tipe epitel (mucinous epithelial carcinoma, granulose cell tumors), dapat juga untuk menilai respon dari pengobatan dan monitor rekurensi; CEA dapat juga meningkat pada tumor jinak 2

ovarium tipe epitel dan dapat berguna untuk mengevaluasi respon terhadap pengobatan. 5 Kisspeptin adalah penemuan yang relatif baru dalam kontrol hormon reproduksi, dan bisa dibilang penemuan paling penting dalam dekade terakhir di bidang reproduksi biologi. Sebelum diketahui mengenai Kisspeptin, mekanisme terjadinya pubertas - sekresi gonadotropin releasinghormone(gnrh) tetap misteri. Dalam lima sampai enam tahun belakangan ini telah terjadi ledakan besar penelitian dan kemajuan besar dalam pemahaman kita tentang proses ini. 5 Sebuah tim peneliti di Hershey, Pennsylvania awalnya diidentifikasi KiSS1, gen encoding Kisspeptin. Mereka memutuskan untuk nama gen ini sebagai pengakuan yang terkenal dengan sebutan KiSS cokelat Hershey. Pada tahun 2001, tiga kelompok independen menunjukkan bahwa G protein-coupled receptor 54 (GPR54) memiliki afinitas tinggi untuk Kisspeptin. Terobosan utama di bidang reproduksi datang pada tahun 2003, ketika dua kelompok menunjukkan bahwa GPR54 sangat penting untuk pubertas normal. 6 Pengaruh Kisspeptin pada gonadotropin sekresi adalah melalui sekresi GnRH sebagai GnRH antagonis seperti acyline menghambat kemampuan Kisspeptin untuk menginduksi LH dan FSH. 7 Baru-baru ini, produk gen KiSS (Kisspeptin) telah ditemukan menghambat metastasis berbagai tumor via mekanisme yang belum jelas, kemungkinan dengan mengikat reseptor G-protein, GPR54 (AXOR12 dan hot7t175). GPR54 terletak pada kromosom 19p13,3, famili rodopsin 3

reseptor Gprotein. GPCR54 menginisiasi peningkatan Ca2+ intraselular dan inositol 1,4,5-trifosfat. Sekarang, reseptor in dikenal sebagai reseptor ini dikenal sebagai reseptor Kisspeptin (KiSS1) dengan 7 domain transmembran. 8 Kisspeptin akan mengikat GRP54 untuk aktivasi Gαq sehingga terjadi inhibisi kemotaksis FBS, aktivasi ERK1/2, p38 MAPK, formasi serabut stres, fosforilasi kompleks adhesi fokal, penurunan aktivitas MMP, dan penurunan proliferasi sel pada reseptor transfektan. Becker et al. 2005 menunjukkan downregulasi proliferasi sel dan induksi apoptosis KiSS1 melaui GPR54.Dittmer et al. (2006) juga menunjukkan silens KiSS1 pada sel MDA-MB-231 dengan penurunan fosforilasi ERK1/2. Kotani et al. 2001) menunjukkan aktivasi GPR54 dengan fosforilasi oleh FAK dan membentuk kompleks adhesi fokal. 9,10 Di Indonesia, belum ada penelitian yang membedakan KiSS1 pada tumor ganas ovarium tipe epitel dan tumor jinak ovarium tipe epitel. Oleh karena itu, penelitian ini merupakan sesuatu hal yang menarik untuk dilakukan. 1.2. Rumusan Masalah Dari paparan diatas maka diambil suatu rumusan masalah pada penelitian ini Apakah terdapat perbedaan ekspresi KiSS1 pada tumor ganas ovarium tipe epitel bila dibandingkan dengan tumor jinak ovarium tipe epitel? Sehingga dengan demikian diharapkan prognosa yang lebih 4

baik pada penderita tumor ganas ovarium tipe epitel agar dapat didiagnosa lebih dini. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui perbedaan ekspresi imunohistokimia KiSS1 pada tumor ganas ovarium tipe epitel dibandingkan dengan tumor jinak ovarium tipe epitel. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi karakteristik sampel penelitian berdasarkan usia dan paritas. 2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi sampel penelitian berdasarkan stadium tumor ganas ovarium tipe epitel. 3. Untuk mengetahui perbedaan rerata total skor Allred antara tumor ganas ovarium tipe epitel dengan tumor jinak ovarium tipe epitel. 4. Untuk mengetahui perhubungan ekspresi KiSS1 berdasarkan skor Allred dengan kejadian tumor ganas ovarium tipe epitel. 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis Dapat diketahui bagaimana ekspresi gen KiSS1 pada jaringan ovarium penderita tumor ganas ovarium tipe epitel dan tumor jinak ovarium tipe epitel sebagai dasar pada penelitian selanjutnya. 5

1.4.2. Manfaat Metodologis Dapat diketahui bagaimana pemeriksaan ekspresi gen KiSS1 pada jaringan ovarium dengan pemeriksaan imunohistokimia. 1.4.3. Manfaat Aplikatif Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk memperoleh data tentang bagaimana ekspresi gen KiSS1 pada jaringan ovarium penderita tumor ganas ovarium tipe epitel dan tumor jinak ovarium tipe epitel sehingga dapat menjadi landasan pilihan pemeriksaan dan mendiagnosis lebih spesifik. 6