Anggraini, Gandung Sugita Kata Kunci: Tutor Sebaya, Penguasaan mahasiswa, Struktur Aljabar I

dokumen-dokumen yang mirip
Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di

Baharuddin Dosen Prodi Pendidikan Matematika Universitas Tadulako

Syafwan SMPN 2 Poso Pesisir Kab. Poso ABSTRAK

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika 2 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Potensi Utama

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

P 45 MENINGKATKAN AKTIFITAS MAHASISWA MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION BERBASIS PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS PADA SISWA MTs

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI PECAHAN DI KELAS IV SDN MAROMBUN UJUNG JAWI

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang bersifat reflektif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan Metode STAD dalam Meningkatkan Hasil Belajar. Matematika Pokok Bahasan Geometri Siswa Kelas V A Madrasah

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 2 No. 4 ISSN X

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MIN Awang Baru Hulu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN. Pembelajaran penerapan trigonometri melalui belajar kooperatif tipe Student

Peningkatan Kemampuan Menyusun Paragraf Melalui Metode Latihan Terbimbing Siswa Kelas III SDN 5 Ampana

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dijadikan

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA Kelas V Melalui Model Kooperatif Tipe STAD di SD Inpres 1 Ongka

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini yaitu siswa kelas X-2 dengan jumlah siswa 25 orang terdiri dari 10

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menerapkan model pembelajaran Modelling The Way pada materi

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

PROSIDING ISBN :

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III Dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD Pada Mata Pelajaran PKn Di SDK Lengaruh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah

BAB III METODE PENELITIAN. 2013/2014. Dengan jumlah siswa 36 anak, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN No. 1 Enu Pada Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Diskusi Kelompok

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.3

Oleh: Mutiara Rizky Ilzanorha Syofni Titi Solfitri ABSTRACT

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERAIF TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LINGKARAN DI KELAS VIII-G SMP NEGERI 9 MALANG ARTIKEL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

PERBAIKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI POKOK BANGUN RUANG MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA DI KELAS

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TUTOR SEBAYA UNTUK SISWA KELAS VII-F SMP NEGERI 7 MALANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. evaluasi dan refleksi (Aqip, 2006) seperti gambar berikut.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Wiwik Astuti Guru Matematika SMA Negeri 1 Palu. Kata Kunci: Kooperatif, NHT, Hasil Belajar, Sinus, Cosinus, SMA Negeri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI. Mubarokah

BAB III METODE PENELITIAN

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SUPERITEM SECARA KOOPERATIF

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. dari 20 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan.

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 04 Lakea

Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar meruapakan suatu perubahan di dalam diri seseorang dari tudak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ulfiana

BAB III METODE PENELITIAN. Way Kandis, Jalan Bunga Sedap Malam Raya Kecamatan Tanjung. Senang Kota Bandar Lampung.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah merosotnya moral siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas VIIe SMP Negeri 1 Sukoharjo tahun

BAB III METODE PENELITIAN

Peningkatan Kemampuan Siswa Menyimak Cerita Rakyat Melalui Metode Tanya Jawab di Kelas V SDN Watutinonggo

Peningkatan Hasil Belajar, Pembelajaran Kooperatif, Team Assisted Individualization

BAB IV HASIL PENELITIAN. Darussalam Bati-Bati Kecamatan Bati-Bati Kabupaten Tanah Laut pada Tahun

Rencana Perkuliahan. Kelas : A, B, C, D. SKS/JS : 3/3 : Yus Mochamad Cholily

Penggunaan Metode Demontrasi Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Puisi Murid Kelas II SD Taba

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan

Samriani. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

17 Media Bina Ilmiah ISSN No

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dimulai pada tanggal 7 Januari 2013 dan diawali dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Saida M. Oden Tau, Irwan Said, dan Anang Wahid. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBANTUAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PADA MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR I Anggraini, Gandung Sugita E-mail: anggiplw@yahoo.co.id Abstrak : Rumusan masalah pada penelitian ini, yaitu apakah penguasaan mahasiswa pendidikan matematika pada mata kuliah struktur Aljabar I dapat ditingkatkan dengan melaksanakan pembelajaran berbantuan tutor sebaya?. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Rancangan penelitian ini mengacu pada model Kemmis dan Mc. Taggart. Berdasarkan hasil penelitian, bahwa pembelajaran berbantuan tutor sebaya, yakni: Penguasaan mahasiswa terhadap mata kuliah Struktur Aljabar I dapat ditingkatkan dengan menerapkan pembelajaran berbantuan tutor sebaya. Peningkatan tersebut ditandai dengan peningkatan jumlah mahasiswa yang lulus pada siklus I dan II. Kata Kunci: Tutor Sebaya, Penguasaan mahasiswa, Struktur Aljabar I Struktur Aljabar I merupakan salah satu mata kuliah wajib di semester V Program Studi (Prodi) Pendidikan Matematika. Materi yang menjadi fokus penelitian yaitu: Grup dan sifatsifatnya, Subgrup dan sifat-sifatnya, Koset dan sifat-sifatnya, serta Subgrup Normal dan sifatsifatnya. Topik-topik ini membahas tentang suatu sistem bilangan yang memerlukan daya abstraksi lebih tinggi dari sistem bilangan asli atau bilangan bulat. Demikian juga operasi hitung dalam suatu himpunan sangat berbeda dengan operasi hitung pada bilangan bulat. Dalam topik-topik ini terdapat aturan tersendiri dalam melakukan operasi hitung pada suatu himpunan. Oleh karena itu materi dalam Struktur Aljabar I senantiasa merupakan materi yang sulit dipahami mahasiswa dari tahun ke tahun. Dari hasil diskusi yang dilakukan tim pengajar, diperoleh informasi bahwa topiktopik yang disebutkan di atas yang sulit dipahami mahasiswa. Kesulitan itu terlihat baik dalam kegiatan pembelajaran terutama dalam membahas contoh maupun dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan mahasiswa dalam mengerjakan soal-soal tes. Kesalahan-kesalahan yang biasa terjadi: (1) sulit mengerjakan soal yang berbeda dengan contoh, (2) salah dalam menjumlahkan atau mengalikan anggota himpunan, selain himpunan bilangan real, (3) kurang mampu menggunakan sifat-sifat Grup, Subgrup, Koset dan Subgrup Normal, dan (4) kurang mampu dalam membuktikan teorema-teorema yang terkait dengan Grup, Subgrup, Koset dan Subgrup Normal. Beberapa bentuk kesalahan yang menandakan adanya kesulitan mahasiswa memahami topik disebutkan antara lain: mahasiswa tetap menggunakan operasi seperti pada himpunan bilangan real, padahal operasi yang diberikan didefinisikan berbeda atau mahasiswa tetap menganggap himpunan bilangan real, padahal himpunan yang diberikan berbeda. Mahasiswa tidak dapat menggunakan sifat-sifat Grup, Subgrup, Koset dan Subgrup Normal untuk membuktikan teorema sehingga lebih lama atau bahkan salah dalam membuktikan teorema. Selain itu jumlah mahasiswa yang banyak setiap tahunnya, yang memprogramkan mata kuliah Struktur Aljabar I, juga menjadi salah satu penyebab dosen tidak dapat memberi bimbingan secara maksimal. Rata-rata jumlah mahasiswa pada tiga tahun terakhir ini sekitar 55-7 orang untuk satu kelas. Memperhatikan problema seperti telah diuraikan di atas, tim pengajar (tim peneliti) berkesimpulan bahwa pembelajaran yang berbantuan tutor sebaya sangat cocok digunakan untuk meningkatkan penguasaan mahasiswa pada mata kuliah Struktur Aljabar I. Melalui pembelajaran dengan berbatuan tutor sebaya diharapkan (a) tugas dosen untuk Anggraini, Gandung Sugita, Penerapan Pembelajaran Berbantuan Tutor Sebaya... 19

memberi bantuan kepada para mahasiswa secara individual menjadi lebih ringan, (b) mahasiswa yang berkemampuan rendah dapat terlayani kebutuhan belajarnya, (c) mahasiswa yang malu, segan atau takut bertanya kepada dosen, dapat bertanya kepada teman sebayanya, (d) mahasiswa dapat berkomunikasi dengan bahasa sehari-hari yang mungkin lebih mereka pahami, (e) bagi tutor, dapat memperkuat konsep atau pengetahuan yang sedang atau telah mereka pelajari, sebab semakin sering suatu pengetahuan dikomunikasikan kepada orang lain, maka semakin tertanam kuat konsep atau pengetahuan tersebut dalam struktur kognitif mahasiswa. Dalam pembelajaran yang berbantuan tutor sebaya, setiap mahasiswa dalam satu kelas dibagi dalam beberapa kelompok heterogen yang beranggotakan 4-5 mahasiswa. Pada setiap kelompok ditempatkan satu mahasiswa yang berkemampuan tinggi yang bertugas sebagai tutor. Mahasiswa lain dalam satu kelompok dapat bertanya kepada tutor jika mengalami kesulitan. Pembelajaran berbantuan tutor sebaya adalah pembelajaran yang menyenangkan setiap mahasiswa, sebab mahasiswa tidak mendapat beban secara individu, segala beban ditanggung secara berkelompok. Pembelajaran dengan seting kelompok dan setiap kelompok ada seorang tutor maka belajar matematika tidak menjadi sesuatu yang menakutkan. Mahasiswa yang berkemampuan rendah tidak menjadi obyek kesalahan, atau bahkan bahan olok-olokan atau bahan tertawaan. Dengan demikian pembelajaran dengan tutor sebaya merupakan pembelajaran yang selaras dengan pendekatan PAKEM. Pembelajaran dengan tutor sebaya memberikan hasil positif bagi peningkatan aktivitas dan hasil belajar mahasiswa. Beberapa hasil penelitian menunjukkan tentang hal ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Yuliana R. Ambodalle (Ambodalle, 25). Dari hasil penelitian beliau dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan tutor sebaya dapat meningkatkan pemahaman siswa kelas III Tulip SMPN 4 Palu dalam menggambar grafik funsi kuadrat dan belajar dengan tutor sebaya membuat siswa lebih berpartisipasi aktif dalam belajar baik fisik, mental maupun sosial. Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah apakah penguasaan mahasiswa pendidikan matematika pada mata kuliah struktur Aljabar I dapat ditingkatkan dengan melaksanakan pembelajaran berbantuan tutor sebaya?. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas, yang desainnya mengacu pada model Kemmis dan Mc. Taggart (Depdikbud, 1992:21), terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan, tindakan dan pengamatan, serta refleksi. Subjek penelitian adalah mahasiswa semester V yang terdaftar pada tahun ajaran 213/214. Jenis data yang diperoleh berupa data kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi, hasil wawancara dan catatan lapangan. Sementara data kuantitatif diperoleh dari hasil belajar mahasiswa. Keberhasilan tindakan dapat dilihat dari aktivitas dosen dalam mengelola pembelajaran di dalam kelas, aktivitas tutor dan mahasiswa selama mengikuti pembelajaran serta penguasaan mahasiswa pada materi ajar. Kriteria penilaian FKIP UNTAD: Mahasiswa dikatakan lulus jika memperoleh nilai minimal 4 atau D. HASIL PENELITIAN Untuk keperluan penelitian, peneliti melakukan tes prasyarat yang diikuti oleh 45 orang mahasiswa. Hasil analisis menunjukkan, umumnya 21 orang mahasiswa belum mampu menyelesaikan soal no. 2, karena himpunannya Anggraini, Gandung Sugita, Penerapan Pembelajaran Berbantuan Tutor Sebaya... 2

terbatas dan berbeda dengan soal no. 1. Hasil tes ini juga menuntun pembagian kelompok belajar. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I dan siklus II, setiap siklus terdiri dari tiga pertemuan. Pada pertemuan pertama dan kedua siklus I, peneliti membahas materi tentang grup dan subgrup serta sifat-sifatnya, dan pada pertemuan pertama dan kedua pada siklus II, peneliti membahas materi tentang koset dan subgrup normal serta sifat-sifatnya. Untuk pertemuan ketiga pada setiap siklus peneliti memberikan tes akhir tindakan. Pada pembelajaran setiap siklus peneliti menerapkan pembelajaran berbantuan tutor sebaya. Pada setiap siklus mahasiswa dituntut agar dapat menyelesaikan LKM yang diberikan oleh pengajar, sesuai dengan waktu yang telah ditentukan yaitu 6 menit. Dalam mengerjakan LKM, dosen menekankan agar mahasiswa yang mengalami kesulitan untuk bertanya kepada tutor dan kepada tutor untuk memberi bantuan kepada temannya. Kemudian pengajar mengawasi aktivitas mahasiswa agar tidak terjadi aktivitas yang tidak relevan dengan pembelajaran. Setelah waktu yang ditentukan selesai, dosen menyuruh mahasiswa untuk mengehentikan pengerjaan LKM. Selanjutnya dosen mengundi nomor I X dan 1 6 untuk menentukan kelompok dan mahasiswa yang akan mempersentasekan hasil kerja kelompoknya. Meminta kelompok lain untuk menanggapi atau menanyakan hal-hal yang terkait dengan presentasi kelompok tadi. Memimpin diskusi kelas sedemikian sehingga tercipta suasana diskusi yang kontruktif dan menyenangkan siswa. Setelah semua hal yang tercantum dalam LKM dibahas dan didiskusikan, selanjutnya dosen memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mencatat hal-hal yang penting. Aspek yang diamati pada lembar observasi aktivitas pengajar untuk kegiatan awal meliputi: 1) menjawab salam mahasiswa dan meminta mahasiswa duduk sesuai anggota kelompoknya masing-masing, 2) menyampaikan bentuk kegiatan belajar yang akan dilalui mahasiswa, 3) menginformasikan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran, 4) memotivasi mahasiswa untuk belajar dan memberi apersepsi, 5) membahas kesalahan-kesalahan mahasiswa pada tes awal. Aspek-aspek yang diamati pada kegiatan inti meliputi: 6) menjelaskan konsep materi yang akan diajarkan, 7) dalam mengerjakan LKM 1 dan 2, dosen menekankan agar mahasiswa yang mengalami kesulitan untuk bertanya kepada tutor dan kepada tutor untuk memberi bantuan kepada temannya, 8) mengawasi aktivitas mahasiswa agar tidak terjadi aktivitas yang tidak relevan dengan pembelajaran, 9) mengundi I - X dan 1 6 untuk menentukan kelompok dan mahasiswa (kecuali tutor) yang akan mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, 1) meminta kelompok lain untuk menanggapi atau menanyakan hal-hal yang terkait dengan presentasi kelompok tadi, 11) memimpin diskusi kelas sedemikian sehingga tercipta suasana diskusi yang kontruktif dan menyenangkan siswa,. Aspek yang diamati pada kegiatan akhir meliputi: 12) mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan dari materi yang telah dipelajari, 13) memberikan PR untuk melatih kemampuan mahasiswa dengan mengerjakan LTM 1 dan 2, 14) Menyampaikan bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan tes dengan materi pertemuan 1 dan 2, 15) Efektivitas pengelolaan waktu. Pada siklus I, aspek nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 11, 12, 13, 14 memperoleh skor 4; aspek nomor 3, 1, 15 memperoleh skor 3. Olehnya itu aktivitas guru dalam penelitian ini dikategorikan baik. Pada siklus II, aspek nomor 9 memperoleh skor 5; aspek nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 1, 11, 12, 13, 14, 15 memperoleh skor 4. Olehnya itu aktivitas guru dalam mengelolah pembelajaran dikategorikan baik. Adapun aspek yang diamati pada lembar observasi aktivitas mahasiswa meliputi: 1) duduk sesuai kelompok yang telah ditentukan pengajar, 2) memperhatikan penjelasan dosen, 3) menanyakan hal yang dianggap sulit kepada teman sebayanya yang lebih mampu (tutor), 4) mempersentasikan hasil kerja kelompok di papan tulis, 5) tutor dapat diterima dalam kelompoknya, 6) kemampuan tutor membimbing teman sekelompoknya, 7) keaktifan tutor memberi semangat belajar kepada teman-temannya, 8) Anggraini, Gandung Sugita, Penerapan Pembelajaran Berbantuan Tutor Sebaya... 21

tutor melaksanakan diskusi dalam kelompoknya, 9) ketepatan waktu menyelesaikan LKM, dan 1) kerjasama kelompok. Pada siklus I aspek nomor 1, 2, 4, memperoleh skor 4; aspek nomor 3, 5, 6, 7, 8, 1, memperoleh skor 3; aspek nomor 9 memperoleh skor 2. Olehnya itu aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dikategorikan baik. Berdasarkan hasil observasi siswa pada siklus I diperoleh pula data bahwa masih banyak kelompok yang belum tepat waktu dalam menyelesaikan LKM, serta masih banyak mahasiswa yang memerlukan bimbingan lebih dari tutor agar dapat menyelesaikan LKM. Selanjutnya pada siklus II, aspek nomor 1, 3, 5 memperoleh skor 5; aspek nomor 2, 4, 6, 8, 9, 1 memperoleh skor 4; aspek nomor 7 memperoleh skor 3. Olehnya itu aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dikategorikan baik. Tes akhir tindakan pada siklus I terdiri dari lima nomor soal. Dari hasil tes akhir tindakan siklus I diperoleh tabel berikut. Tabel 1. Hasil Analisis Tes Akhir Siklus I Jumlah Mahasiswa Berdasarkan Kategori Nilai Kategori Jumlah Mahasiswa (orang) A B C 18 D 15 E 19 Jumlah 52 Masih banyak kesalahan mahasiswa ketika menyelesaikan tes. Seperti pada no. 1, mahasiswa tidak membuktikan 4 sifat yang dimiliki grup, dan salah dalam membuat tabel. Untuk soal no. 2, langsung membuat kesimpulan, tanpa membuktikan sifat tertutup dan asosiatif terlebih dahulu. Untuk soal no. 3, mahasiswa lebih banyak salah pada bagian c, sedangkan untuk bagian a dan b hanya salah dalam membuktikan. Untuk soal no. 4, mahasiswa tidak menuliskan operasi pada grup yang ditentukan. Sedangkan soal no. 5, mahasiswa tidak dapat membuktikan karena waktunya tidak cukup. Tes akhir tindakan pada siklus II terdiri dari empat nomor soal. Dari hasil tes akhir tindakan siklus II diperoleh tabel berikut. Tabel 2. Hasil Analisis Tes Akhir Siklus II Jumlah Mahasiswa Berdasarkan Kategori Nilai Kategori Jumlah Mahasiswa (orang) A 17 B 1 C 12 D 8 E 6 Jumlah 53 Refleksi terhadap hasil yang diperoleh dalam pelaksanaan tindakan siklus II, dan melihat adakah peningkatan pemahaman mahasiswa pada materi Struktur Aljabar I. Analisis Hasil tes pada siklus I dan II dapat dilihat pada table berikut. Anggraini, Gandung Sugita, Penerapan Pembelajaran Berbantuan Tutor Sebaya... 22

Tabel 3. Nilai Perolehan Mahasiswa pada Siklus I dan II Jumlah Mahasiswa Berdasarkan Kategori Nilai Kategori Jumlah Mahasiswa (orang) A B C D E 18 15 19 17 1 12 8 6 Jumlah 52 53 Dari tabel di atas terlihat bahwa, perbandingan nilai yang diperoleh pada siklus I dan II mengalami peningkatan. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilakukan melalui dua siklus. Setiap siklus terdiri atas 4 komponen yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi, sebagaimana yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (Arikunto, 27: 16) bahwa model penelitian terdiri atas 4 komponen yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Pada pelaksanaan tindakan, dosen menerapkan pendekatan konstruktivisme sosial (pembentukan pengetahuan melalui bantuan orang lain/tutor). Dalam pembelajarannya, mahasiswa menyelesaikan LKM yang diberikan dosen dengan bantuan tutor sebaya. Pada siklus I dilaksanakan 3 kali pertemuan dengan 2 kali pertemuan untuk pembelajaran 1 kali pertemuan untuk tes akhir tindakan, dan begitu pula untuk siklus II. Penelitian ini diawali dengan kegiatan pra tindakan. Dosen menyampaikan kepada mahasiswa bahwa akan dilaksanakan tes awal dengan materi syarat-syarat Ruang Vektor, yang merupakan materi prasyarat untuk mempelajari Grup. Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap hasil kerja mahasiswa terhadap tes awal, umumnya mahasiswa belum mampu menyelesaikan soal no.2, karena himpunannya terbatas dan berbeda dengan soal no.1. 23 Setelah pelaksanaan tes awal, kegiatan selanjutnya melakukan pelatihan pada tutor. Selanjutnya dosen melaksanakan pembelajaran pada siklus I. Pada awal pembelajaran siklus I, dosen meminta mahasiswa untuk duduk sesuai kelompok yang telah ditentukan. Hal ini bertujuan agar terjadi penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, sosial, jenis kelamin, kemampuan dan ketidakmampuan matematikanya. Tidak hanya itu, agar mahasiswa dapat mengkomunikasikan ide-ide matematisnya kepada orang lain, sehingga dapat meningkatkan kemampuan matematisnya. Hal ini sejalan dengan yang dikemukan oleh Nur (25:1-2) yakni pembelajaran secara berkelompok merupakan strategi pembelajaran dimana siswa bekerjasama dalam kelompok yang beranggotakan mahasiswa yang berbeda kemampuannya, jenis kelamin bahkan latar belakangnya untuk membantu belajar satu sama lain. Kemudian dosen memberikan motivasi dan memberi apersepsi, serta membahas kesalahan-kesalahan mahasiswa pada tes awal. Selama proses pembelajaran terlihat mahasiswa belum terbiasa dengan pembelajaran melalui bantuan tutor. Hal ini ditandai dengan adanya mahasiswa yang masih bertanya pada dosen apabila mengalami kesulitan. Berdasarkan hasil pembelajaran siklus I pertemuan pertama diperoleh bahwa masih ada kelompok yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan LKM yang diberikan. Dari hasil diskusi kelas, ada 2 kelompok yang masih membuktikan Grup tidak secara umum. Setelah semua hal yang tercantum dalam LKM

1 dibahas dan didiskusikan, selanjutnya dosen memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mencatat hal-hal yang penting. Berdasarkan hasil pembelajaran siklus I pertemuan kedua diperoleh masih ada kelompok yang mengalami kesulitan dalam membuktikan subgroup menggunakan teorema, sehingga dosen menjelaskan caranya kembali. Pada pelaksanaan siklus II tidak jauh berbeda dengan pelaksanaan pada siklus I, hanya saja dosen melakukan perbaikan-perbaikan dalam beberapa aspek kegiatan pembelajaran, penyajian materi, diskusi, interaksi personal serta dari segi pengelolaan waktu, karena suasana sosial yang dibuat di dalam kelas dan materi yang didiskusikan mempunyai pengaruh yang besar terhadap apa yang mahasiswa pelajari dan sebaik apa pemahaman mereka (Van De Walle, 26:3). Dari keseluruhan hasil serta pembahasan yang telah dosen paparkan sebagaimana di atas, maka dapat dikatakan bahwa penerapan pembelajaran berbantuan tutor sebaya dapat meningkatkan penguasaan mahasiswa program studi pendidikan matematika pada mata kuliah struktur aljabar I. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbantuan tutor sebaya, yakni: (1) penguasaan mahasiswa terhadap mata kuliah Struktur Aljabar I dapat ditingkatkan dengan menerapkan pembelajaran berbantuan tutor sebaya. Peningkatan tersebut ditandai dengan peningkatan jumlah mahasiswa yang lulus pada siklus I dan II; (2) kemampuan tutor dalam membantu teman-temannya turut mempengaruhi pemahaman mahasiswa terhadap mata kuliah Struktur Aljabar I; (3) pembelajaran dengan tutor sebaya membuat mahasiswa lebih berpartisipasi aktif dalam belajar baik secara fisik, mental maupun social, hal ini nampak melalui aktifitas mahasiswa dalam menyelesaikan tugas secara kelompok; (4) pembelajaran berbantuan tutor sebaya dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran dalam mata kuliah struktur Aljabar I. SARAN Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, saran yang dapat diberikan adalah tim dosen dalam merancang pembelajaran Struktur Aljabar I dengan jumlah mahasiswa yang besar, hendaknya memperhatikan kemampuan mahasiswa yang dapat mengajari temantemannya. Mereka dapat dijadikan tutor saat belajar kelompok. DAFTAR PUSTAKA Ambodalle, Yuliana R., 25. Penerapan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Pemhaman Siswa Kelas III Tulip SMPN 4 Palu Dalam Menggambar Grafik Fungsi Kuadrat. (Skripsi tidak diterbitkan). Prodi Pend. Matematika FKIP Untad, Palu. Depdikbud. 1992. Penelitian Tindakan (Action Research). Jakarta: Depdikbud Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Nur, Muh. (25). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Pusat SAINS dan Matematika Sekolah UNESA. Van De Walle, J. A. (26). Pengembangan Pengajaran Matematika Sekolah Dasar dan Menengah. Jakarta: Erlangga. Anggraini, Gandung Sugita, Penerapan Pembelajaran Berbantuan Tutor Sebaya... 24