BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keterampilan mendengarkan yang digunakan guru dalam pembelajaran (1) 9.1

dokumen-dokumen yang mirip
PENILAIAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENDENGARKAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TAPA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 OLEH NIA PURWANDARI

BAB I PENDAHULUAN. keempat keterampilan tersebut keterampilan mendengarkan merupakan salah satu

SILABUS PEMBELAJARAN

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA DAERAH (JAWA) SMP/ MTs

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

MATA PELAJARAN MULOK BAHASA JAWA

Narasumber. (siswa) menit 2 x 40. Tentukan pola. Tulislah enam pokok laporan dari laporan. urutan laporan dan buktikan. dengarkan! yang kamu.

MATA PELAJARAN MULOK BAHASA JAWA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAAN (RPP)

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunarungu (SMALB B)

BAB III METODE PENELITIAN

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER

MATA PELAJARAN MULOK BAHASA JAWA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 78 Jakarta Mata Pelajaan : Bahasa Indonesia 2 (IND 2) Beban Belajar : 4 sks. Materi Pembelajaran.

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunanetra (SMALB A)

SILABUS BAHASA INDONESIA KELAS VI SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN

RENCANA PELAKSANAANAN PEMBELAJARAN (RPP)

SILABUS. Nama Sekolah : SMP Negeri 3 Bukittinggi Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : VII / I Tahun Pelajaran :

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 2

SILABUS. Jenis Tagihan: pokok-pokok isi. Mendengarkan sambutan atau khotbah. tugas individu sambutan/ isi sambutan. khotbah yang didengarkan

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

SEKOLAH DASAR (SD) / MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)

SILABUS. Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi Waktu

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA)

SILABUS. Penilaian. Sumber Belajar. Kompetensi Dasar. Materi Pokok. Alokasi Waktu. Kegiatan Pembelajaran. Bentuk Instrumen

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA DAERAH (JAWA) SMP/ MTs

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Menyampaikan tanggapan. Memberikan tanggapan terhadap pernyataanpernyataan. Melakukan tanya jawab dengan teman. terhadap isi penjelasan

SILABUS PEMBELAJARAN

Mapel : Bahasa Indonesia SMP Kelas : 7 Semester : 1

Silabus. Bahasa Indonesia 5 SD/MI. Kompetensi Dasar. Pembelajaran. Materi Pokok/ Menjawab pertanyaan tentang isi cerita.

SILABUS BAHASA JAWA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR JAWA TENGAH

Maksimum. 1. Kebenaran jawaban Bahasa (ejaan dan tambahan) Ketepatan waktu 20. Pagerpelah, 13 Juli Mengetahui

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

Aloka Kompetensi aMendengarkan Teks

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN

35. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunalaras (SDLB-E)

32. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A)

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN

SILABUS. o Menyimpulkan isi. dengan alasan yang logis. pendapat tiap-tiap o Mendata pendapat tiap-tiap narasumber. narasumber.

SILABUS. Semester : 1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung /tidak langsung

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS VI SEMESTER 2

07. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. A. Latar Belakang

SILABUS PEMBELAJARAN

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

34. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa(SMPLB D)

Kelas Tema Materi Waktu P1 Diri sendiri Mendengarkan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN METODE DRILLPADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1KALIBAWANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS. Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Medan Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : XII / 1 Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS V SEMESTER 2

SILABUS PEMBELAJARAN

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS VI SEMESTER 1

Budi Waluyo Rudi Adi Nugroho BAHASA INDONESIA. Tingkat Semenjana. untuk SMK Kelas X. Pusat Perbukuan. Departemen Pendidikan Nasional

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 8

31. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PROGRAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SEKOLAH DASAR KELAS I SEMESTER 2

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 4

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB V SIMPULAN SAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

Silabus. 30 Silabus. Kompetensi Dasar. makna imbuhan. Unsur cerita (tokoh dan latar) Pembelajaran. Materi Pokok/ ter- Menuliskan kalimat

SILABUS PEMBELAJARAN

Silabus. Bahasa Indonesia 4 SD/MI 19. Kompetensi Dasar. Pengumuman Mendengarkan pengumuman. Pembelajaran. Materi Pokok/ Mampu mengembangkan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nomor 1

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Satuan Pendidikan : SMP/MTs. Kelas/Semester : VII s/d IX /1-2. Nama Guru :... NIP /NIK :... Sekolah :...

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam mencapai tujuan

Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

dkk, 2006, hlm. 64 Wendi Widya R. D., Indonesia 5 SD/MI, Buku Bahasa (5 35 menit) Dengarkan terdapat Ular n Daung cerita rakyat cerita yang

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai. berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek yang

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

BAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan

BAB 3 METODE PENELITIAN

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 7

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 9

BAB III METODE PENELITIAN. kelas merupakan penelitian yang berbasis kelas, maka masalah-masalah yang diteliti

SILABUS. Mendengarkan diskusi Merangkum seluruh isi pembicaraan. Menanggapi rangkuman yang dibuat teman. Mendengarkan pendapat seseorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Marfuah, 2013

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

SILABUS. Nama Sekolah :

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) B. KOMPETENSI DASAR 5.1 Menyampaikan kembali isi pengumuman yang dibacakan

I. PENDAHULUAN. atau berita, fakta, dan pendapat dari seorang penutur kepada pendengar.

SILABUS PEMBELAJARAN. Kewirausahaan/ Ekonomi Kreatif. Pengalaman Belajar

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pada bab ini diuraikan hasil penelitian yang meliputi teknik penilaian pembelajaran keterampilan mendengarkan, bentuk instrumen penilaian pembelajaran keterampilan mendengarkan dan rumusan soal pembelajaran keterampilan mendengarkan yang digunakan guru dalam pembelajaran (1) 9.1 menyimpulkan pikiran, pendapat seorang tokoh/narasumber yang sisampaikan dalam wawancara; (2) 9.2 menuliskan dengan singkat hal -hal penting yang dikemukakan narasumber dalam wawancara; (3) 13.1 menanggapi cara pembacaan puisi; (4) 13.2 merefleksi isi puisi yang dibacakan. Ketiga hasil penelitian tersebut diuraikan berikut ini. 4.1.1 Teknik Penilaian Pembelajaran Keterampilan Mendengarkan 4.1.1.1 Teknik Penilaian Menyimpulkan Pikiran, Pendapat dan Gagasan Seorang Tokoh/Narasumber yang Disampaikan dalam Wawancara Kompetensi dasar menyimpulkan pikiran, pendapat dan gagasan seorang tokoh/narasumber yang disampaikan dalam wawancara merupakan salah satu kompetensi dasar keterampilan mendengarkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dari hasil analisis data ditemukan bahwa teknik penilaian yang digunakan guru untuk menilai kemampuan siswa menyimpulkan pikiran, pendapat dan gagasan seorang tokoh/narasumber yang disampaikan dalam wawancara adalah teknik penugasan dalam silabus, sedangkan dalam RPP teknik penilaian yang digunakan oleh guru adalah tes tulis. Perbedaan teknik penilaian

yang ada dalam silabus dan RPP terlihat pula dari perbedaan indikator yang ada dalam silabus dan RPP. Hal ini dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut: Tabel 3 Teknik Penilaian Menyimpulkan Pikiran, Pendapat dan Gagasan Seorang Tokoh/Narasumber yang Disampaikan dalam Wawancara Silabus 9.1 Menyimpulkan pikiran, pendapat dan gagasan seorang tokoh/narasumber yang disampaikan dalam wawancara 1. Mendata pikiran, pendapat dan gagasan yang dikemukakan narasumber; 2. Menyimpulkan pikiran, pendapat dan gagasan narasumber; 3. Menuliskan informasi yang diperoleh dalam wawancara dalam beberapa kalimat singkat. Teknik penilaian Teknik penugasan RPP 9.1 Menyimpulkan pikiran, pendapat dan gagasan seorang tokoh/narasumber yang disampaikan dalam wawancara 1. Peserta didik dapat menyebutkan pikiran, pendapat, gagasan seorang tokoh/narasumber yang disampaikan dalam wawancara; 2. Peserta didik dapat menyimpulkan pikiran, pendapat, gagasan seorang tokoh/narasumber yang disampaikan dalam wawancara; 3. Peserta didik dapat menuliskan informasi yang diperoleh dari wawancara yang didengar ke dalam beberapa kalimat. Teknik penilaian Tes tulis Jika dicermati teknik penilaian penugasan dan tes tulis yang digunakan untuk mengukur kompetensi siswa menyimpulkan pikiran, pendapat dan gagasan seorang tokoh/narasumber yang disampaikan dalam wawancara tidak sesuai. Hal ini dikarenakan oleh teknik penilaian yang digunakan tidak sesuai untuk keterampilan mendengarkan. Jadi teknik penilaian yang tepat digunakan adalah

teknik nontes karena teknik nontes dapat mengukur tingkat pemahaman dan keberhasilan siswa untuk keterampilan mendengarkan. 4.1.1.2 Teknik Penilaian Menuliskan Kembali dengan Singkat Hal-hal Penting yang Dikemukakan Narasumber dalam Wawancara Kompetensi dasar menuliskan kembali dengan singkat hal-hal penting yang dikemukakan narasumber dalam wawancara merupakan salah satu kompetensi dasar keterampilan mendengarkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dari hasil analisis data ditemukan bahwa teknik penilaian yang digunakan guru untuk menilai kemampuan siswa menuliskan kembali dengan singkat hal-hal penting yang dikemukakan narasumber dalam wawancara adalah teknik penilaian penugasan dalam silabus sedangkan dalam RPP teknik penilaian yang digunakan adalah tes tulis. Pada kompetensi dasar menuliskan kembali dengan singkat hal-hal penting yang dikemukakan narasumber dalam wawancara terdapat perbedaan indikator antara silabus dan RPP. Teknik penilaian penugasan dan tes tulis yang digunakan untuk mengukur kompetensi siswa menuliskan kembali dengan singkat hal-hal penting yang dikemukakan narasumber dalam wawancara tidak sesuai. Teknik penilaian yang digunakan tidak sesuai untuk keterampilan mendengarkan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini:

Tabel 4 Teknik Penilaian Menuliskan Kembali dengan Singkat Hal- Hal Penting yang Dikemukakan Narasumber dalam Wawancara Silabus 9.2 Menuliskan kembali dengan singkat hal-hal penting yang dikemukakan narasumber dalam wawancara 1. Mendata hal-hal penting dari wawancara narasumber pada siaran TV One; 2. Menulis hal-hal penting dari suatu wawancara dalam satu paragraf dengan bahasa yang komunikatif. Teknik penilaian Teknik penugasan RPP 9.2 Menuliskan kembali dengan singkat hal-hal penting yang dikemukakan narasumber dalam wawancara 1. Peserta didik dapat menyebutkan hal-hal penting dari suatu wawancara dengan bahasa yang komunikatif; 2. Peserta didik dapat menuliskan hal-hal penting dari suatu wawancara dengan bahasa yang komunikatif. Teknik penilaian Tes tulis Jadi teknik penilaian yang tepat digunakan adalah teknik nontes karena teknik nontes ini lebih tepat digunakan untuk keterampilan mendengarkan. 4.1.1.3 Teknik Penilaian Menanggapi Cara Pembacaan Puisi Kompetensi dasar menanggapi cara pembacaan puisi merupakan salah satu kompetensi dasar keterampilan mendengarkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dari hasil analisis data ditemukan bahwa teknik penilaian yang digunakan guru untuk menilai kemampuan siswa menanggapi cara pembacaan puisi adalah teknik penugasan dalam silabus, sedangkan dalam RPP teknik penilaian yang digunakan oleh guru adalah teknik observasi. Perbedaan seperti ini

tidak hanya terjadi pada teknik penilaian yang digunakan. Akan tetapi, perbedaan seperti ini juga terdapat pada indikator pada silabus dan RPP. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini: Tabel 5 Teknik Penilaian Menanggapi Cara Pembacaan Puisi Silabus 13.1 Menanggapi cara pembacaan puisi 1. Mengemukakan hal-hal yang diperhatikan dalam membaca puisi; 2. Memberi tanggapan pembacaan puisi dengan alasan yang logis. Teknik penilaian teknik penugasan RPP 13.1 Menanggapi cara pembacaan puisi 1. Peserta didik mampu mengungkapkan isi puisi; 2. Peserta didik mampu menangkap isi puisi sesuai dengan gambaran pengindraan; 3. Peserta didik mampu merefleksi isi puisi Teknik penilaian Teknik observasi Jika dicermati teknik penilaian penugasan dan observasi yang digunakan untuk mengukur kompetensi siswa menanggapi cara pembacaan puisi tidak sesuai. Hal ini dikarenakan oleh teknik penilaian yang digunakan tidak sesuai untuk keterampilan mendengarkan. Jadi teknik penilaian yang tepat digunakan adalah teknik nontes karena dengan teknik nontes ini akan menguji tingkat pemahaman siswa untuk menanggapi cara pembacaan puisi.

4.1.1.4 Teknik Penilaian Merefleksi Isi Puisi yang Dibacakan Kompetensi dasar merefleksi isi puisi yang dibacakan merupakan salah satu kompetensi dasar keterampilan mendengarkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dari hasil analisis data ditemukan bahwa teknik penilaian yang digunakan guru untuk menilai kemampuan siswa merefleksi isi puisi yang dibacakan adalah teknik penugasan dalam silabus, sedangkan dalam RPP teknik penilaian yang digunakan oleh guru adalah tes tulis, uraian, dan tes praktik atau kinerja. Teknik penilaian penugasan, tes tulis, uraian dan tes praktik atau kinerja yang digunakan untuk mengukur kompetensi siswa merefleksi isi puisi yang dibacakan tidak sesuai. Teknik penilaian yang digunakan tidak sesuai untuk keterampilan mendengarkan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini: Tabel 6 Teknik Penilaian Merefleksi Isi Puisi yang Dibacakan Silabus 13.2 Merefleksi isi puisi yang dibacakan 1. Menentukan imaji/pencitraan dalam puisi (pendengaran, penglihatan dan perasaan); 2. Mengemukakan isi/pesan dalam puisi; 3. Menghubungkan isi/pesan dalam puisi dengan kehidupan nyata siswa Teknik penilaian Teknik penugasan RPP 13.2 Merefleksi isi puisi yang dibacakan 1. Peserta didik mampu mendengarkan pembacaan puisi; 2. Peserta didik mampu menanggapi pembacaan puisi; 3. Peserta didik mampu menemukan isi puisi yang didengarkan Teknik penilaian Tes tulis, uraian, dan tes praktik atau kinerja

Teknik penilaian yang tepat digunakan adalah teknik nontes karena dengan teknik ini lebih mudah untuk melihat daya ingat siswa dari puisi yang dibacakan kemudian untuk dikaitkan dengan kehidupan nyata. Jadi dapat disimpulkan teknik penilaian penugasan, tes tulis, observasi, uraian dan tes praktik atau kinerja yang digunakan pada kompetensi dasar keterampilan mendengarkan tidak tepat. 4.1.2 Bentuk Instrumen Penilaian Keterampilan Mendengarkan 4.1.2.1 Bentuk Instrumen Penilaian Menyimpulkan Pikiran, Pendapat dan Gagasan Seorang Tokoh/Narasumber yang Disampaikan dalam Wawancara Kompetensi dasar menyimpulkan pikiran, pendapat dan gagasan seorang tokoh/narasumber yang disampaikan dalam wawancara merupakan salah satu kompetensi dasar keterampilan mendengarkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dari hasil analisis data ditemukan bahwa bentuk instrumen penilaian yang digunakan guru untuk menilai kemampuan siswa menyimpulkan pikiran, pendapat dan gagasan seorang tokoh/narasumber yang disampaikan dalam wawancara dalam silabus adalah uraian dan unjuk kerja, sedangkan dalam RPP bentuk instrumen penilaian yang digunakan adalah uraian. Perbedaan-perbedaan tersebut terjadi secara terus menerus tidak hanya pada bentuk instrumen penilaian pada silabus dan RPP yang berbeda. Akan tetapi, indikator pembelajaran dalam silabus dan RPP juga berbeda. Bentuk instrumen penilaian uraian dan unjuk kerja yang digunakan untuk mengukur kompetensi siswa menyimpulkan pikiran, pendapat dan gagasan seorang tokoh/narasumber yang disampaikan dalam wawancara tidak sesuai.

Bentuk penilaian yang digunakan tidak sesuai untuk keterampilan mendengarkan. Hal ini dapat dilihat pada tebel 7 berikut ini: Tabel 7 Bentuk Instrumen Penilaian Menyimpulkan Pikiran, Pendapat dan Gagasan Seorang Tokoh/Narasumber yang Disampaikan dalam Wawancara Silabus 9.1 Menyimpulkan pikiran, pendapat dan gagasan seeorang tokoh/narasumber yang disampaikan dalam wawancara 1. Mendata pikiran, pendapat dan gagasan yang dikemukakan narasumber; 2. Menyimpulkan pikiran, pendapat dan gagasan narasumber; 3. Menuliskan informasi yang diperoleh dalam wawancara dalam beberapa kalimat singkat. Bentuk instrumen Uraian dan unjuk kerja RPP 9.1 Menyimpulkan pikiran, pendapat dan gagasan seeorang tokoh/narasumber yang disampaikan dalam wawancara 1. Peserta didik dapat menyebutkan pikiran, pendapat, gagasan seorang tokoh/narasumber yang disampaikan dalam wawancara; 2. Peserta didik dapat menyimpulkan pikiran, pendapat, gagasan seorang tokoh/narasumber yang disampaikan dalam wawancara; 3. Peserta didik dapat menuliskan informasi yang diperoleh dari wawancara yang didengar ke dalam beberapa kalimat. Bentuk instrumen Uraian Jadi bentuk instrumen penilaian yang tepat digunakan adalah kuesioner atau angket. Kuesioner atau angket ini berisi pertanyaan yang ditujukan kepada peserta didik mengenai kegiatan wawancara yang diperdengarkan oleh guru yang bertujuan untuk mendapatkan tanggapan balik dari peserta didik untuk wawancara yang diperdengarkan.

4.1.2.2 Bentuk Instrumen Penilaian Menuliskan dengan Singkat Hal-hal Penting yang Dikemukakan Narasumber dalam Wawancara Kompetensi dasar menuliskan kembali dengan singkat hal-hal penting yang dikemukakan narasumber dalam wawancara merupakan salah satu kompetensi dasar keterampilan mendengarkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dari hasil analisis data ditemukan bahwa bentuk instrumen yang digunakan guru untuk menilai kemampuan siswa menuliskan kembali dengan singkat hal-hal penting yang dikemukakan narasumber dalam wawancara dalam silabus uraian dan unjuk kerja, sedangkan dalam RPP bentuk instrumen penilaian yang digunakan adalah uraian. Hal ini dapat dilihat pada tabel 8 berikut ini: Tabel 8 Bentuk Instrumen Penilaian Menuliskan Kembali dengan Singkat Hal-Hal Penting yang Dikemukakan Narasumber dalam Wawancara Silabus 9.2 Menuliskan kembali dengan singkat hal-hal penting yang dikemukakan narasumber dalam wawancara 1. Mendata hal-hal penting dari wawancara narasumber pada siaran TV One; 2. Menulis hal-hal penting dari suatu wawancara dalam satu paragraf dengan bahasa yang komunikatif. Bentuk instrumen Uraian dan unjuk kerja RPP 9.2 Menuliskan kembali dengan singkat hal-hal penting yang dikemukakan narasumber dalam wawancara 1. Peserta didik dapat menyebutkan hal-hal penting dari suatu wawancara dengan bahasa yang komunikatif; 2. Peserta didik dapat menuliskan hal-hal penting dari suatu wawancara dengan bahasa yang komunikatif. Bentuk instrumen Uraian

Jika dicermati bentuk instrumen penilaian uraian dan unjuk kerja yang digunakan untuk mengukur kompetensi siswa menuliskan kembali dengan singkat hal-hal penting yang dikemukakan narasumber dalam wawancara tidak sesuai. Hal ini dikarenakan oleh bentuk instrumen penilaian yang digunakan tidak sesuai untuk keterampilan mendengarkan. Jadi bentuk instrumen penilaian yang tepat digunakan adalah penugasan karena dengan penugasan guru dapat memperoleh informasi tentang kompetensi siswa dengan cara pemberian tugas tertentu yang dirancang secara sistematis dan disesuaikan dengan kompetensi dasar yang ada. 4.1.2.3 Bentuk Instrumen Penilaian Menanggapi Cara Pembacaan Puisi Kompetensi dasar menanggapi cara pembacaan puisi merupakan salah satu kompetensi dasar keterampilan mendengarkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dari hasil analisis data ditemukan bahwa bentuk instrumen penilaian yang digunakan guru untuk menilai kemampuan siswa menanggapi cara pembacaan puisi adalah uraian dan unjuk kerja dalam silabus, sedangkan dalam RPP bentuk instrumen penilaian yang digunakan oleh guru adalah lembar observasi. Bentuk instrumen penilaian uraian, unjuk kerja dan lembar observasi yang digunakan untuk mengukur kompetensi siswa menanggapi cara pembacaan puisi tidak sesuai. Bentuk instrumen penilaian yang digunakan tidak sesuai untuk keterampilan mendengarkan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 9 berikut ini:

Tabel 9 Bentuk Instrumen Penilaian Menanggapi Cara Pembacaan Puisi Silabus 13.1 Menanggapi cara pembacaan puisi 1. Mengemukakan hal-hal yang diperhatikan dalam membaca puisi; 2. Memberi tanggapan pembacaan puisi dengan alasan yang logis. Bentuk instrumen Uraian dan unjuk kerja RPP 13.1 Menanggapi cara pembacaan puisi 1. Peserta didik mampu mengungkapkan isi puisi; 2. Peserta didik mampu menangkap isi puisi sesuai dengan gambaran pengindraan; 3. Peserta didik mampu merefleksi isi puisi Bentuk instrumen Lembar observasi Jadi bentuk instrumen penilaian yang tepat digunakan adalah wawancara karena wawancara merupakan salah satu cara yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi dari siswa dengan melakukan tanya jawab kepada siswa secara sepihak seputar materi pembelajaran menanggapi cara pembacaan puisi. 4.1.1.4 Bentuk Instrumen Penilaian Merefleksi Isi Puisi yang Dibacakan Kompetensi dasar merefleksi isi puisi yang dibacakan merupakan salah satu kompetensi dasar keterampilan mendengarkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dari hasil analisis data ditemukan bahwa bentuk instrumen penilaian yang digunakan guru untuk menilai kemampuan siswa merefleksi isi puisi yang dibacakan adalah uraian dan unjuk kerja dalam silabus, sedangkan dalam RPP

bentuk instrumen penilaian yang digunakan oleh guru adalah uraian dan uji petik kerja. Hal ini dapat dilihat pada tabel 10 sebagai berikut: Tabel 10 Bentuk Instrumen Penilaian Merefleksi Isi Puisi Yang Dibacakan Silabus 13.2 Merefleksi isi puisi yang dibacakan 1. Menentukan imaji/pencitraan dalam puisi (pendengaran, penglihatan dan perasaan); 2. Mengemukakan isi/pesan dalam puisi; 3. Menghubungkan isi/pesan dalam puisi dengan kehidupan nyata siswa Bentuk instrumen Uraian dan unjuk kerja RPP 13.2 Merefleksi isi puisi yang dibacakan 1. Peserta didik mampu mendengarkan pembacaan puisi; 2. Peserta didik mampu menanggapi pembacaan puisi; 3. Peserta didik mampu menemukan isi puisi yang didengarkan Bentuk instrumen Uraian dan uji petik kerja Jika dicermati bentuk instrumen penilaian uraian, unjuk kerja dan uji petik kerja yang digunakan untuk mengukur kompetensi siswa merefleksi isi puisi yang dibacakan tidak sesuai. Hal ini dikarenakan oleh bentuk instrumen penilaian yang digunakan tidak sesuai untuk keterampilan mendengarkan. Jadi bentuk instrumen penilaian yang tepat digunakan adalah jenis penilaian produk karena dengan penilaian produk ini guru dapat mengukur pemahaman siswa pada materi pembelajaran merefleksi isi puisi yang dibacakan dengan memberikan tugas kepada siswa untuk menghasilkan suatu karya dari sebuah puisi menjadi cerita singkat yang berhubungan dengan kehidupan nyata.

Jadi dapat disimpulkan bentuk instrumen penilaian uraian, unjuk kerja, lembar observasi, dan uji petik kerja yang digunakan pada kompetensi dasar keterampilan mendengarkan tidak tepat. 4.1.3 Rumusan Soal Pembelajaran Keterampilan Mendengarkan 4.1.3.1 Rumusan Soal Menyimpulkan Pikiran, Pendapat dan Gagasan Seorang Tokoh/Narasumber yang Disampaikan dalam Wawancara Kompetensi dasar menyimpulkan pikiran, pendapat dan gagasan seorang tokoh/narasumber yang disampaikan dalam wawancara merupakan salah satu kompetensi dasar keterampilan mendengarkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dari hasil analisis data ditemukan bahwa rumusan soal yang digunakan oleh guru untuk menilai kemampuan siswa menyimpulkan pikiran, pendapat dan gagasan seorang tokoh/narasumber yang disampaikan dalam wawancara tidak sesuai. Hal ini dapat dilihat pada contoh sebagai berikut: Rumusan soal yang digunakan untuk mengukur kompetensi siswa menyimpulkan pikiran, pendapat dan gagasan seorang tokoh/narasumber yang disampaikan dalam wawancara tidak sesuai. Perbedaan ini tidak hanya pada rumusan soal antara silabus dan RPP yang berbeda. Akan tetapi, perbedaan ini terdapat pula pada indikator. Rumusan soal yang ada dalam silabus dan RPP tidak sesuai dengan indikator yang ada dalam silabus dan RPP. Ketidaksesuaian rumusan soal pada kompetensi dasar menyimpulkan pikiran, pendapat dan gagasan seorang tokoh/narasumber yang disampaikan dalam wawancara dapat dilihat pada tabel 11 berikut:

Tabel 11 Rumusan Soal Menyimpulkan Pikiran, Pendapat dan Gagasan Seorang Tokoh/Narasumber yang Disampaikan dalam Wawancara Silabus 9.1 Menyimpulkan pikiran, pendapat dan gagasan seorang tokoh/ narasumber yang disampaikan dalam wawancara 1. Mendata pikiran, pendapat dan gagasan yang dikemukakan narasumber; 2. Menyimpulkan pikiran, pendapat dan gagasan narasumber; 3. Menuliskan informasi yang diperoleh dalam wawancara dalam beberapa kalimat singkat. Rumusan soal 1. Datalah pikiran pendapat dan gagasan narasumber dalam wawancara! 2. Simpulkan pikiran pendapat dan gagasan narasumber! 3. Tuliskanlah informasi yang diperoleh dari wawancara dalam beberapa kaliamat! 4. Datalah hal-hal penting dalam wawancara pada siaran TV One!. RPP 9.1 Menyimpulkan pikiran, pendapat dan gagasan seorang tokoh/ narasumber yang disampaikan dalam wawancara 1. Peserta didik dapat menyebutkan pikiran, pendapat, gagasan seorang tokoh/narasumber yang disampaikan dalam wawancara; 2. Peserta didik dapat menyimpulkan pikiran, pendapat, gagasan seorang tokoh/narasumber yang disampaikan dalam wawancara; 3. Peserta didik dapat menuliskan informasi yang diperoleh dari wawancara yang didengar ke dalam beberapa kalimat. Rumusan soal 1. Datalah berbagai pikiran, pendapat dan gagasan narasumber dalam wawancara yang kamu dengarkan! 2. Simpulkan pikiran, pendapat dan gagasan narasumber! 3. Tulislah informasi yang terdapat dalam wawancara yang kamu dengarkan! Jadi, rumusan soal yang tepat untuk mengukur kompetensi siswa adalah (1) dengarkanlah rekaman wawancara berikut! (2) jawablah pertanyaan yang

disediakan dalam kuesioner sesuai dengan isi rekaman wawancara yang anda dengar tadi! (3) simpulkanlah pikiran, pendapat, dan gagasan narasumber dalam wawancara sesuai dengan jawaban yang anda tulis dalam angket tadi! 4.1.3.2 Rumusan Soal Menuliskan dengan Singkat Hal-hal Penting yang Dikemukakan Narasumber dalam Wawancara. Kompetensi dasar menuliskan kembali dengan singkat hal-hal penting yang dikemukakan narasumber dalam wawancara merupakan salah satu kompetensi dasar keterampilan mendengarkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dari hasil analisis data ditemukan bahwa rumusan soal yang digunakan guru untuk menilai kemampuan siswa menuliskan kembali dengan singkat hal-hal penting yang dikemukakan narasumber dalam wawancara tidak sesuai. Rumusan soal yang digunakan untuk mengukur kompetensi siswa menuliskan kembali dengan singkat hal-hal penting yang dikemukakan narasumber dalam wawancara tidak sesuai. Hal ini dikarenakan oleh rumusan soal yang digunakan tidak sesuai untuk keterampilan mendengarkan. Pada kompetensi dasar menuliskan kembali dengan singkat hal-hal penting yang dikemukakan narasumber dalam wawancara terdapat indikator yang berbeda dalam silabus dan RPP, sehingga rumusan soal yang terdapat dalam silabus dan RPP juga berbeda. Perbedaan rumusan soal pada kompetensi dasar menuliskan kembali dengan singkat hal-hal penting yang dikemukakan narasumber dalam wawancara dapat dilihat pada tabel 12 berikut:

Tabel 12 Rumusan Soal Menuliskan Kembali dengan Singkat Hal-Hal Penting yang Dikemukakan Narasumber dalam Wawancara Silabus 9.2 Menuliskan kembali dengan singkat hal-hal penting yang dikemukakan narasumber dalam wawancara 1. Mendata hal-hal penting dari wawancara narasumber pada siaran TV One; 2. Menulis hal-hal penting dari suatu wawancara dalam satu paragraf dengan bahasa yang komunikatif. Rumusan soal 1. Tulislah hal-hal penting dari wawancara pada siaran TV One dengan bahasa yang komunikatif RPP 9.2 Menuliskan kembali dengan singkat hal-hal penting yang dikemukakan narasumber dalam wawancara 1. Peserta didik dapat menyebutkan hal-hal penting dari suatu wawancara dengan bahasa yang komunikatif; 2. Peserta didik dapat menuliskan halhal penting dari suatu wawancara dengan bahasa yang komunikatif. Rumusan soal 1. Datalah berbagai hal-hal penting dari narasumber dari wawancara yang kamu dengarkan! 2. Tuliskan hal-hal penting yang terdapat di dalam wawancara yang kamu dengarkan! Jadi, rumusan soal yang tepat digunakan untuk mengukur kompetensi siswa adalah (1) d engarkanlah rekaman wawancara berikut ini! (2) tulislah hal - hal penting yang dikemukakan oleh narasumber dalam rekaman wawancara yang anda dengarkan tadi! 4.1.3.3 Rumusan Soal Menanggapi Cara Pembacaan Puisi Kompetensi dasar menanggapi cara pembacaan puisi merupakan salah satu kompetensi dasar keterampilan mendengarkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dari hasil analisis data ditemukan bahwa rumusan soal yang digunakan

guru untuk menilai kemampuan siswa menanggapi cara pembacaan puisi tidak sesuai. Rumusan soal yang disusun tidak dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa pada kompetensi dasar keterampilan mendengarkan. Untuk mengukur kemampuan siswa pada kompetensi dasar keterampilan mendengarkan diperlukan penyesuaian penyusunan rumusan soal dengan indikator pencapaian kompetensi dasar dan diperlukan media yang dapat menunjang pada kompetensi dasar keterampilan mendengarkan. Ketidaksesuaian penyusunan rumusan soal dapat dilihat pada tabel 13 berikut ini: Tabel 13 Rumusan Soal Menanggapi Cara Pembacaan Puisi Silabus 13.1 Menanggapi cara pembacaan puisi 1. Mengemukakan hal-hal yang diperhatikan dalam membaca puisi; 2. Memberi tanggapan pembacaan puisi dengan alasan yang logis. Rumusan soal 1. kemukakan hal-hal yang diperhatikan dalam membaca puisi! 2. berilah tanggapan pembacaan puisi yang kamu dengar dengan alasan logis! RPP 13.1 Menanggapi cara pembacaan puisi 1. Peserta didik mampu mengungkapkan isi puisi; 2. Peserta didik mampu menangkap isi puisi sesuai dengan gambaran pengindraan; 3. Peserta didik mampu merefleksi isi puisi Rumusan soal 1. pelafalan tanggapan terhadap pembacaan puisi: sangat jelas, jelas, kurang jelas, tidak jelas! 2. isi tanggapan sesuai dengan unsur-unsur pembacaan puisi: sesuai semua, sebagian besar sesuai, sebagian kecil tidak sesuai, dst!

Jadi, rumusan soal yang tepat untuk mengukur pemahaman siswa dari materi menanggapi cara pembacaan puisi adalah (1) dengarkanlah pembacaan puisi berikut ini! (2) menurut anda bagaimanakah cara pembacaan puisi tadi! (3) bagaimana dengan penghayatan dari pembacaan puisi tadi! (4) bagaimana mimiknya! (5) bagaimana intonasinya! Dan seterusnya disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi pembelajaran. 4.1.3.4 Rumusan Soal Merefleksi Isi Puisi yang Dibacakan Kompetensi dasar merefleksi isi puisi yang dibacakan merupakan salah satu kompetensi dasar keterampilan mendengarkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Dari hasil analisis data ditemukan bahwa rumusan soal yang digunakan guru untuk menilai kemampuan siswa merefleksi isi puisi yang dibacakan tidak sesuai. Rumusan soal yang digunakan untuk mengukur kompetensi siswa merefleksi isi puisi yang dibacakan tidak sesuai. Hal ini dikarenakan oleh rumusan soal yang digunakan tidak sesuai untuk keterampilan mendengarkan. Perbedaan ini juga terjadi pada indikator yang ada dalam silabus dan RPP. Perbedaan indikator dalam silabus dan RPP menyebabkan perbedaan rumusan soal yang ada dalam silabus dan RPP. Ketidaksesuaian rumusan soal pada kompetensi dasar merefleksi isi puisi yang dibacakan dapat dilihat pada tabel 14 berikut ini:

Tabel 14 Rumusan Soal Merefleksi Isi Puisi yang Dibacakan Silabus 13.2 Merefleksi isi puisi yang dibacakan 1. Menentukan imaji/pencitraan dalam puisi (pendengaran, penglihatan dan perasaan); 2. Mengemukakan isi/pesan dalam puisi; 3. Menghubungkan isi/pesan dalam puisi dengan kehidupan nyata siswa Rumusan soal 1. Temukan imaji/pencitraan dalam puisi (pendengaran, penglihatan, perasaan)! 2. Kemukakan isi atau pesan/ dalam puisi! 3. Hubungkanlah isi atau pesan dalam puisi dengan kehidupan nyata siswa! RPP 13.2 Merefleksi isi puisi yang dibacakan 1. Peserta didik mampu mendengarkan pembacaan puisi; 2. Peserta didik mampu menanggapi pembacaan puisi; 3. Peserta didik mampu menemukan isi puisi yang didengarkan Rumusan soal 1. Tulislah gambaran pengindraan, perasaan dan pendapat yang terdapat dalam puisi yang dibacakan! 2. Tulislah pesan-pesan yang terdapat di dalam puisi yang dibacakan! 3. Deskripsikan persamaan dan perbedaan kehidupan pribadimu dengan kehidupan dalam puisi! Rumusan soal yang sesuai untuk kompetensi dasar merefleksi isi puisi yang dibacakan adalah (1) dengarkanlah pembacaan puisi berikut ini! (2) puisi yang dibacakan tadi berisi tentang apa! (3) menurut anda bagaimana puisi tadi jika dihubungkan dengan kehidupan nyata! (4) berdasarkan puisi yang dibacakan tadi buatlah sebuah cerita dari puisi tadi yang dihubungkan dengan kehidupan nyata anda sekarang!

Jadi dapat disimpulkan rumusan soal yang digunakan pada keterampilan mendengarkan tidak tepat jika akan mencapai indikator pencapaian kompetensi dasar keterampilan mendengarkan. 4.2 Pembahasan Teknik penilaian pembelajaran keterampilan mendengarkan dilakukan dengan cara kompetensi dasar harus disesuaikan dengan indikator pencapaian keberhasilan siswa. Secara umum dapat dikatakan bahwa jika alat penilaian digunakan untuk melakukan suatu kegiatan itu baik, peluang untuk mendapatkan hasil yang baik cukup besar. Sebaliknya, jika alat yang dipergunkan itu sendiri kurang dapat dipertanggungjawabkan, tipis (untuk tidak dikatakan mustahil) kemungkinan mendapatkan hasil yang diharapkan (Nurgiyantoro, 2012: 89). Hal terpenting yang harus diperhatikan dalam teknik penilaian adalah pemilihan teknik penilaian yang sesuai dengan keterampilan mendengarkan. Pemilihan teknik penilaian yang sesuai sangat menunjang keberhasilan pembelajaran di dalam kelas. Penggunaan teknik penilaian yang sesuai dengan keterampilan mendengarkan juga akan lebih menarik minat belajar siswa. Untuk memperoleh data tentang proses dan hasil belajar siswa dapat menggunakan berbagai teknik penilaian secara komplementer sesuai dengan kompetensi yang dinilai, Arifin (2011: 60-61) melihat ada 12 bentuk penilaian menurut pedoman BNSP yang dapat digunakan antara lain sebagai berikut: Tes kinerja; demonstrasi; observasi; penugasan; portofolio; tes tertulis; tes lisan; jurnal; wawancara; inventori; penilaian diri; dan penilaian antar teman.

Kenyataanya yang terjadi di lapangan berbeda. Dari hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil yang tidak sesuai untuk penyusunan teknik penilaian jika akan mencapai indikator yang sudah direncanakan. Hal ini dapat dilihat dari temuan teknik penilaian yang digunakan oleh guru adalah teknik penugasan, tes tulis, observasi, uraian dan tes praktik atau kinerja. Jika dilihat secara seksama teknik penilaian yang dicantumkan oleh guru dalam perangkat pembelajaran ini merupakan bagian dari bentuk instrumen penilaian bukan bagian dari teknik penilaian. yang akan di capai dalam pembelajaran sangat tinggi, tetapi guru menggunakan teknik penilaian untuk mengukurnya tidak sesuai. Pada mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Tapa kelas VII memiliki 2 tenaga pengajar untuk mata pelajaran bahasa Indonesia. Setelah ditelusuri dari kedua guru ini mereka hanya menggunakan perangkat pembelajaran silabus dan RPP yang sama. Seharusnya, mereka menyusun teknik penilaian, bentuk instrumen penilaian dan rumusan soal sendiri dan harus disesuaikan dengan kompetensi dasar yang ada dan indikator yang akan dicapai pada proses pembelajaran. Kenyataan yang ada di sekolah teknik penilaian keterampilan mendengarkan yang digunakan tidak sesuai dengan indikator pembelajaran yang akan dicapai. Teknik penilaian pembelajaran bahasa Indonesia keterampilan mendengarkan yang tepat adalah teknik nontes. Hal ini sesuai dengan pendapat (Nurgiyantoro, 2012: 90) yang mengatakan bahwa teknik nontes merupakan alat penilaian yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi tentang keadaan siswa

atau peserta tes tanpa melalui tes dengan alat tes. Selain itu, untuk mencapai indikator pembelajaran teknik penilaian nontes lebih sesuai digunakan untuk kompetensi dasar keterampilan mendengarkan. Hal demikian dipertegas dengan pernyataan (Sanjaya, 2011: 187) bahwa teknik nontes adalah alat evaluasi yang biasa digunakan untuk menilai aspek tingkah laku, termasuk sikap, minat dan motivasi. Khusus keterampilan mendengarkan dapat dipergunakan alat evaluasi tersebut karena untuk mengukur kemampuan siswa pada kompetensi dasar keterampilan mendengarkan tidak hanya dinilai dari pekerjaan siswa saja tetapi dilihat dari sikap, minat dan motivasi serta dorongan yang baik dari guru pada saat proses pembelajaran. Bukan hanya teknik penilaian yang digunakan oleh guru saja yang tidak sesuai untuk mengukur kemampuan siswa. Dari hasil penelitian di dapatkan penyusunan teknik penilaian, bentuk instrumen dan rumusan soal yang tidak sesuai antara silabus dan RPP. Hal ini menunjukkan bahwa guru tidak memahami secara langsung indikator apa yang akan dicapai. Bentuk instrumen penilaian adalah salah satu bagian penunjang pada proses pembelajaran. Bentuk instrumen penilaian harus disesuaikan dengan teknik penilaian yang digunakan dalam pembelajaran. Pada mata pelajaran bahasa Indonesia khusus keterampilan mendengarkan teknik penilaian yang sesuai ialah teknik penilaian nontes. Jika teknik penilaian yang digunakan adalah teknik nontes, maka bentuk instrumen penilaian yang digunakan harus sesuai dengan teknik nontes pula. Misalnya teknik penilaian yang digunakan adalah tes tertulis

maka bentuk instrumen penilaian yang digunakan adalah tes uraian atau essay. Sebaliknya, jika teknik penilaian yang digunakan nontes maka bentuk instrumen penilaian yang digunakan adalah unjuk kerja atau performance. Hal ini sesuai dengan pendapat (Nurgiyantoro, 2012:91-142) yang membagi bentuk instrumen penilaian untuk keterampilan medengarkan yaitu: kuesioner atau angket, pengamatan atau observasi, wawancara, penugasan, penilaian produk dan penilaian portofolio. Hasil penelitian memperoleh data bentuk instrumen penilaian yang digunakan oleh guru adalah uraian, unjuk kerja, lembar observasi, uji petik kerja. Jika dicermati unjuk kerja dan lembar observasi merupakan bagian dari bentuk instrumen penilaian nontes. Akan tetapi, untuk menggunakan bentuk instrumen penilaian unjuk kerja dan lembar observasi harus disesuaikan dengan kompetensi dasar keterampilan mendengarkan dan teknik penilaian yang digunakan. Penggunaan bentuk instrumen penilaian tidak semata dilihat bahwa bentuk instrumen penilaian itu merupakan bagian dari teknik nontes tetapi guru harus menyesuaikan dengan indikator yang akan dicapai pada proses pembelajaran. Guru juga harus memperhatikan bentuk instrumen penilaian antara silabus dan RPP, karena hal ini sangat penting sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran. Silabus yang sesuai berarti RPP juga demikian dan hal ini sangat menunjang keberhasilan siswa. Kesalahan penyusunan bentuk instrumen penilaian yang tidak sesuai akan sangat berpengaruh pada proses pembelajaran yang lebih ditakutkan lagi hal demikian akan berpengaruh pada hasil penilaian nantinya dan

akan menyulitkan guru untuk melihat tingkat pemahaman siswa pada materi yang diajarkan. Sesuai dengan pernyataan di atas untuk menghindari terjadinya hal demikian alangkah baiknya bentuk instrumen yang disusun harus disesuaikan antara silabus dan RPP dan yang paling penting keterkaitan antara teknik penilaian dan bentuk instrumen penilaian yang digunakan harus disesuaikan. Dari pengamatan yang dilakukan, peneliti mengambil kesimpulan bahwa teknik penilaian dan bentuk instrumen yang disusun oleh guru tidak menggunakan pedoman atau contoh yang sesuai. Seharusnya, guru harus memperhatikan kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai dalam pembelajaran. Rumusan soal khusus keterampilan mendengarkan dirancang sesuai dengan indikator pencapaian pembelajaran keterampilan mendengarkan. Dalam rumusan soal guru harus lebih banyak merumuskan soal yang lebih menantang daya ingat, kecekatan, pemahaman, dan ketelitian siswa. Biasanya dalam merumuskan soal keterampilan mendengarkan penggunaan media merupakan penunjang utama seperti radio, televisi, leptop dan sound. Benda-benda ini lebih banyak diperlukan untuk pembelajaran bahasa Indonesia keterampilan mendengarkan. Rumusan soal yang sesuai untuk keterampilan mendengarkan yakni dengan media radio, lagu, dialog yang direkam. Untuk media radio dapat diberikan contoh soal sebagai berikut: (1) dengarkanlah berita yang disiarkan di radio! (2) catatlah informasi yang a da dalam radio yang anda dengar tadi! (3)

buatlah salah satu paragraf narasi yang berisi berita yang disiarkan di radio tadi menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar! Keterangan di atas sesuai dengan pendapat (Ghazali, 2010:189) yang membagi cara merumuskan soal keterampilan mendengarkan dalam beberapa bagian, yaitu: (1) berbagai macam jenis teks, seperti pengumuman radio, lagu, dialog yang direkam, deskripsi lisan dengan diberikan media visual; (2) berbagai macam topik, seperti makanan, cuaca, olahraga; (3) berbagai macam fungsi bahasa seperti memberi informasi, memberi peringatan, berusaha meyakinkan lawan bicara, memuji, memberi petunjuk arah; (4) berbagai macam struktur wacana; dan (5) berbagai macam unsur linguistik. Kenyataan hasil penelitian di lapangan menunjukkan penyusunan rumusan soal yang ada di dalam silabus dan RPP sangat berbeda. Sesuai pengamatan yang dilakukan rumusan soal yang ada dalam silabus dan RPP hampir tidak diajarkan. Rumusan soal yang digunakan oleh guru untuk melaksanakan pembelajaran hanya berpatokan pada buku pelajaran bahasa indonesia saja. Guru tidak pernah mengajarkan rumusan soal yang dirancang dalam silabus maupun RPP. Berdasarkan temuan tersebut yang menjadi pertanyaan mengapa rumusan soal itu tidak diajarkan? hal ini menjadi perbincangan yang menarik, kesalahan ini terjadi karena guru tidak mampu mengajarkan atau media pembelajaran yang akan digunakan yang tidak ada di sekolah. Menurut (Sanjaya, 2011: 70-71) ada empat kekeliruan dalam proses belajar mengajar. Pertama, ketika mengajar guru tidak berusaha mencari informasi, apakah materi yang diajarkan sudah dipahami siswa

atau belum. Kedua, dalam proses belajar mengajar guru tidak berusaha mengajak berfikir kepada siswa. Komunikasi yang terjadi satu arah, hanya dari guru ke siswa tidak ada timbal-baliknya. Ketiga, guru tidak berusaha mencari umpan balik mengapa siswa tidak mau mendengarkan penjelasanya. Keempat, guru menganggap bahwa ia adalah orang yang paling mampu dan menguasai pelajaran dibandingkan dengan siswa. Kekeliruan seperti ini akan selamanya terjadi jika tidak diluruskan karena pada dasarnya guru mengajar bukan untuk menjadikan guru itu lebih pintar. Akan tetapi, guru mengajar untuk mencerdaskan siswanya dengan berbagi ilmu yang dia miliki dengan siswanya. Penyusunan teknik penilaian, bentuk instrumen penilaian dan rumusan soal yang sesuai merupakan penunjang utama agar terjadi proses pembelajaran yang seimbang antara guru dan siswa. Siswa akan lebih leluasa bertanya kepada guru tentang materi yang belum ia mengerti, dan guru akan lebih mudah menjawab pertanyaan siswa dengan pedoman yang menunjang yang disusun sendiri oleh guru mata pelajaran. Guru juga sangat berperan penting dalam proses pembelajaran. Menurut (Sanjaya 2011: 147) peran guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai sumber belajar, fasilitator, manajer, demonstrator, administrator, motivator, organisator dan evaluator. Guru berperan penting bagi siswa karena guru merupakan sumber pengetahuan mereka, guru yang menguasai materi pembelajaran, guru yang menyusun perangkat pembelajaran, guru yang melaksanakan pembelajaran, guru yang menilai proses pembelajaran sampai guru

yang memberikan penghargaan atas keberhasilan evaluasi dari siswa. Maka dari itu mengingat guru sangat penting dan sangat dibutuhkan, sebagai sesorang guru alangkah baiknya kuasailah materi yang akan diajarkan, susunlah perangkat pembelajaran dengan benar, ajarkan dengan benar kepada siswa dan berikanlah evaluasi yang sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing siswa.