a11 a12 x1 b1 Definisi Vektor di R 2 dan R 3

dokumen-dokumen yang mirip
BESARAN VEKTOR. Gb. 1.1 Vektor dan vektor

BAB 1 BESARAN VEKTOR. A. Representasi Besaran Vektor

VEKTOR. Gambar 1.1 Gambar 1.2 Gambar 1.3. Liduina Asih Primandari, S.Si., M.Si.

BESARAN SKALAR DAN VEKTOR. Besaran Skalar. Besaran Vektor. Sifat besaran fisis : Skalar Vektor

Matematika II : Vektor. Dadang Amir Hamzah

Ruang Vektor Euclid R 2 dan R 3

MATRIKS & TRANSFORMASI LINIER

Pengantar Vektor. Besaran. Vektor (Mempunyai Arah) Skalar (Tidak mempunyai arah)

----- Garis dan Bidang di R 2 dan R

Arahnya diwakili oleh sudut yang dibentuk oleh A dengan ketigas umbu koordinat,

L mba b ng n g d a d n n n o n t o asi Ve V ktor

BAB II BESARAN VEKTOR

Selain besaran pokok dan turunan, besaran fisika masih dapat dibagi atas dua kelompok lain yaitu besaran skalar dan besaran vektor

L mba b ng n g d a d n n n o n t o asi Ve V ktor

BAB II V E K T O R. Untuk menyatakan arah vektor diperlukan sistem koordinat.

fi5080-by-khbasar BAB 1 Analisa Vektor 1.1 Notasi dan Deskripsi

Geometri pada Bidang, Vektor

Vektor. Vektor memiliki besaran dan arah. Beberapa besaran fisika yang dinyatakan dengan vektor seperti : perpindahan, kecepatan dan percepatan.

VEKTOR. 45 O x PENDAHULUAN PETA KONSEP. Vektor di R 2. Vektor di R 3. Perkalian Skalar Dua Vektor. Proyeksi Ortogonal suatu Vektor pada Vektor Lain

Vektor di Bidang dan di Ruang

a11 a12 x1 b1 Kumpulan Materi Kuliah #1 s/d #03 Tahun Ajaran 2016/2016: Oleh: Prof. Dr. Ir. Setijo Bismo, DEA.

BAB 1 Vektor. Fisika. Tim Dosen Fisika 1, Ganjil 2016/2017 Program Studi S1 - Teknik Telekomunikasi Fakultas Teknik Elektro - Universitas Telkom

VEKTOR A. Vektor Vektor B. Penjumlahan Vektor R = A + B

Bab 1 : Skalar dan Vektor

VEKTOR. Oleh : Musayyanah, S.ST, MT

Hasil Kali Titik, Hasil Kali Silang, dan Hasil Kali Tripel

Vektor Ruang 2D dan 3D

Matematika Lanjut 1. Sistem Persamaan Linier Transformasi Linier. Matriks Invers. Ruang Vektor Matriks. Determinan. Vektor

BAB III RUANG VEKTOR R 2 DAN R 3. Bab ini membahas pengertian dan operasi vektor-vektor. Selain

Definisi Jumlah Vektor Jumlah dua buah vektor u dan v diperoleh dari aturan jajaran genjang atau aturan segitiga;

BAB 2 ANALISIS VEKTOR

dengan vektor tersebut, namun nilai skalarnya satu. Artinya

FISIKA UNTUK UNIVERSITAS OLEH

Vektor-Vektor. Ruang Berdimensi-2. Ruang Berdimensi-3

MATRIKS A = ; B = ; C = ; D = ( 5 )

A x pada sumbu x dan. Pembina Olimpiade Fisika davitsipayung.com. 2. Vektor. 2.1 Representasi grafis sebuah vektor

MATEMATIKA INFORMATIKA 2 TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS GUNADARMA FENI ANDRIANI

BESARAN, SATUAN & DIMENSI

VEKTOR. Makalah ini ditujukkan untuk Memenuhi Tugas. Disusun Oleh : PRODI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Vektor

Aljabar Linier Elementer. Kuliah ke-9

BAB I MATRIKS DEFINISI : NOTASI MATRIKS :

Pelabelan matriks menggunakan huruf kapital. kolom ke-n. kolom ke-3

Matematika Teknik Dasar-2 5 Perkalian Antar Vektor. Sebrian Mirdeklis Beselly Putra Teknik Pengairan Universitas Brawijaya

Perkalian Titik dan Silang

RANGKUMAN MATERI VEKTOR Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Matematika Sekolah Dosen Pembina: Dr. Tatag Yuli Eko Siswono, M.Pd.

Rudi Susanto, M.Si VEKTOR

Analisis Vektor. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY

VEKTOR II. Tujuan Pembelajaran

Geometri pada Bidang, Vektor

BESARAN VEKTOR B A B B A B

Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR

(Departemen Matematika FMIPA-IPB) Matriks Bogor, / 66

Pengantar KULIAH MEDAN ELEKTROMAGNETIK MATERI I ANALISIS VEKTOR DAN SISTEM KOORDINAT

MAKALAH VEKTOR. Di Susun Oleh : Kelas : X MIPA III Kelompok : V Adisti Amelia J.M.L

Vektor di ruang dimensi 2 dan ruang dimensi 3

II. TINJAUAN PUSTAKA. nyata (fenomena-fenomena alam) ke dalam bagian-bagian matematika yang. disebut dunia matematika (mathematical world).

MATRIKS. Notasi yang digunakan NOTASI MATRIKS

Bab 1 Vektor. A. Pendahuluan

VEKTOR YUSRON SUGIARTO

BAB II LANDASAN TEORI. yang biasanya dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut: =

GESERAN atau TRANSLASI

VEKTOR 2 SMA SANTA ANGELA. A. Pengertian Vektor Vektor adalah besaran yang memiliki besar dan arah. Dilambangkan dengan :

VEKTOR. Notasi Vektor. Panjang Vektor. Penjumlahan dan Pengurangan Vektor (,, ) (,, ) di atas dapat dinyatakan dengan: Matriks = Maka = =

DIKTAT MATEMATIKA II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tegak, perlu diketahui tentang materi-materi sebagai berikut.

MODUL PERTEMUAN KE 2. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks) Definisi Vektor, Komponen Vektor, Penjumlahan Vektor, Perkalian Vektor.

Matematika Teknik INVERS MATRIKS

Diferensial Vektor. (Pertemuan II) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

PENGUKURAN BESARAN. x = ½ skala terkecil. Jadi ketelitian atau ketidakpastian pada mistar adalah: x = ½ x 1 mm = 0,5 mm =0,05 cm

VEKTOR YUSRON SUGIARTO

BAB I BESARAN DAN SATUAN

ALJABAR LINIER MAYDA WARUNI K, ST, MT ALJABAR LINIER (I)

Pertemuan 3 & 4 INTERPRETASI GEOMETRI DAN GENERALISASI VARIANS. Interpretasi Geometri pada Sampel. Generalisasi varians

DIKTAT ALJABAR LINIER DAN MATRIKS VEKTOR. Penyusun Ir. S. Waniwatining Astuti, M.T.I.

a menunjukkan jumlah satuan skala relatif terhadap nol pada sumbu X Gambar 1

Outline Vektor dan Garis Koordinat Norma Vektor Hasil Kali Titik dan Proyeksi Hasil Kali Silang. Geometri Vektor. Kusbudiono. Jurusan Matematika

Aljabar Linear dan Matriks (Persamaan Linear dan Vektor) Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pertemuan 4 Aljabar Linear & Matriks

9.1. Skalar dan Vektor

Bagian 2 Matriks dan Determinan

Pengantar Teknologi dan Aplikasi Elektromagnetik. Dr. Ramadoni Syahputra Jurusan Teknik Elektro FT UMY

ALJABAR LINEAR DAN MATRIKS. MODUL 9 Vektor dalam Ruang Euklidian

Aljabar Linier & Matriks

MATRIKS. Definisi: Matriks adalah susunan bilangan-bilangan yang berbentuk segiempat siku-siku yang terdiri dari baris dan kolom.

VEKTOR GAYA. Gambar 1. Perkalian dan pembagian vektor

SILABUS PENGALAMAN BELAJAR ALOKASI WAKTU

Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari objek yang diatur berdasarkan baris (row) dan kolom (column). Objek-objek dalam susunan tersebut

Penyelesaian SPL dalam Rangkaian Listrik

Interpretasi Geometri Dari Sebuah Determinan

VEKTOR. Besaran skalar (scalar quantities) : besaran yang hanya mempunyai nilai saja. Contoh: jarak, luas, isi dan waktu.

IKIP BUDI UTOMO MALANG. Analytic Geometry TEXT BOOK. Alfiani Athma Putri Rosyadi, M.Pd

BAB MATRIKS. Tujuan Pembelajaran. Pengantar

Ruang Vektor Euclid R n

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Kompetensi Inti (KI) KI-1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

VEKTOR. Matematika Industri I

2. MATRIKS. 1. Pengertian Matriks. 2. Operasi-operasi pada Matriks

GLOSSARIUM. A Akar kuadrat

MODUL PEMBELAJARAN KALKULUS II. ALFIANI ATHMA PUTRI ROSYADI, M.Pd

Transkripsi:

a11 a12 x1 b1 a a x b 21 22 2 2 Definisi Vektor di R 2 dan R 3 a11 a12 x1 b1 a a x b 21 22 2 2

Pendahuluan Notasi dan Pengertian Dasar Skalar, suatu konstanta yang dituliskan dalam huruf kecil Vektor, simbol atau variabelnya juga akan dituliskan menggunakan huruf kecil (akan berbeda dengan skalar sesuai konteksnya): cetak tebal (bold) bila menggunakan topi (tanda caping, ^) di atasnya atau cetak biasa bila menggunakan tanda panah di atasnya. Vektor satuan, adalah suatu vektor yang ternormalisasi, yang berarti panjangnya bernilai 1 (satu satuan). Umumnya dituliskan dengan menggunakan topi (bahasa Inggris: hat), sehingga: û dibaca "u-topi" ('u-hat').

Teori Ruang Vektor (#1) Ruang vektor adalah struktur matematika yang dibentuk oleh sekumpulan vektor, yaitu objek yang dapat dijumlahkan dan dikalikan dengan suatu skalar. Ruang vektor merupakan subjek yang harus dipahami dengan baik dalam aljabar linier, terutama karena ruang vektor yang dicirikan oleh dimensinya spesifikasi banyaknya arah independen dalam ruang. Teori ruang vektor juga dikembangkan dengan memperkenalkan struktur tambahan, seperti norma atau hasilkali dalam. Ruang seperti ini muncul dengan alamiah dalam analisis matematika, dalam bentuk ruang fungsi berdimensi takhingga, dengan vektornya adalah fungsi.

Teori Ruang Vektor (#2) Skalar umumnya bilangan riil, tapi perumusan ruang vektor dapat juga berupa perkalian skalar dengan bilangan kompleks, bilangan rasional, atau bahkan medan. Operasi penjumlahan dan perkalian vektor harus memenuhi persyaratan tertentu aksioma. Contoh ruang vektor adalah vektor Euklides yang sering digunakan untuk melambangkan besaran fisika seperti gaya. Dua gaya dengan jenis sama dapat dijumlahkan untuk menghasilkan gaya ketiga, dan perkalian vektor gaya dengan bilangan riil menghasilkan vektor gaya lain. Vektor yang melambangkan perpindahan pada bidang atau pada ruang tiga dimensi juga membentuk ruang vektor.

Sifat dan Aplikasi Ruang Vektor Ruang vektor sudah banyak diterapkan di seluruh bidang: matematika, sains dan rekayasa. Ruang vektor merupakan konsep aljabar linear yang sesuai untuk penyelesaian sistem persamaan linear (SPL), sebagai kerangka kerja untuk deret Fourier (untuk pemampatan citra), atau untuk dapat digunakan dalam teknik solusi persamaan diferensial parsial (PDP). Lebih jauh lagi, ruang vektor menyajikan cara abstrak dan bebas koordinat untuk penganan objek geometris dan fisis seperti tensor. Dua buah vektor dikatakan sama apabila keduanya memiliki panjang dan arah yang sama Dua buah vektor disebut sejajar (paralel) apabila garis yang merepresentasikan keduanya adalah sejajar.

Resultan Penjumlahan dan Dilatasi dalam Ruang Vektor Penjumlahan vektor dan perkalian skalar: Sebuah vektor v (biru) ditambahkan ke vektor lain w (merah). v w Resultan = v+w Berikut ini, w diregangkan (dilatasi) dengan faktor 2, menghasilkan jumlah v + 2 w. Resultan = v+2 w v 2 w

Beberapa Notasi dan Pengertian Vektor Secara umum, suatu vektor merupakan vektor kolom, v v v v v namun jika ingin menuliskan vektor baris: k,1 k,2 kn, T v b,1 b,2 b, n v v v maka diberi indeks-atas yang menyatakan simbol transpos (x T ) Jika Jika diperlukan, dimensi vektor dan atau vektor dapat dituliskan dalam indeks-bawah (u mxn, y nx1, dlsb)

Notasi Matriks (Ulangan) Matrik, dalam matematika dan fisika, adalah kumpulan bilangan, simbol, atau ekspresi (ungkapan), berbentuk persegi panjang yang disusun menurut baris dan kolom. Bilangan-bilangan yang terdapat di dalam suatu matriks disebut dengan elemen atau anggota matriks. Matriks, simbolnya dituliskan dalam huruf besar (kapital). Contoh matriks dengan 2 baris dan 3 kolom (2 x 3) yaitu: M A 23 1 7 11 17 3 4 a a a a a a 1,1 1,2 1,3 2,1 2,2 3,3

Skalar [#1] Konsep skalar dipakai dalam ilmu matematika dan fisika serta ilmu teknik sebagai terapannya. Konsep yang dipakai dalam ilmu fisika dan teknik adalah versi yang lebih konkret (aplikatif yang nyata) dibandingkan yang ada dalam matematika. Dalam ilmu matematika (mathematics), arti skalar bergantung pada konteksnya; kata ini dapat berkaitan dengan bilangan nyata atau bilangan kompleks atau bilangan rasional. Secara umum, ketika vektor ruang dalam medan F dipelajari, maka F disebut medan skalar. Dalam aljabar matriks, skalar didefinisikan sebagai matriks berordo 1 1 dan memiliki sifat-sifat seperti bilangan belaka. Dalam ilmu fisika (physics), skalar adalah kuantitas yang dapat dijelaskan dengan suatu angka (baik tanpa dimensi, atau dalam suatu kuantitas fisika). Berbeda dengan vektor, kuantitas skalar mempunyai besar (magnitude), tetapi tidak mempunyai arah. Secara lebih formal, suatu skalar adalah besaran yang tidak berubah dalam rotasi koordinat (atau transformasi Lorentz, untuk relativitas).

Skalar [#2] Bila kita mengukur suatu besaran fisika, maka kita akan dapatkan suatu angka, nilai atau kumpulan angka-angka dan susunan tertentu. Contoh: jika kita mengukur massa, jarak, waktu, muatan listrik, suhu (temperatur), volume, usaha, kerja, kecepatan, energi, densitas, dsb, maka akan didapatkan besaran sebagai skalar. Beberapa skalar dapat diperbandingkan bila mereka memiliki satuan yang sama. Misalnya, kita dapat membandingkan variabel-variabel kecepatan yang memiliki satuan km/jam (atau bahkan m s -1 ), namun kita tak dapat membandingkan suatu variabel kecepatan dengan densitas, densitas dengan viskositas dan seterusnya.

Skalar dan Larik ( Array) (Array Suatu barisan atau runtunan (sequence) skalar dalam order tertentu disebut juga suatu larik (array). Sebagai contoh, bila pengukuran kita lakukan dalam 1 hari penuh dan mencatatnya dalam sekuens (urutan yang teratur) maka akan kita dapatkan suatu larik pengukuran (array of a mesurements) Suatu larik dari larik yang disusun berdasarkan nilai-nila skalar seperti di atas sehingga membentuk tabel berbentuk persegi panjang, maka tabel yang terbentuk dinamakan juga suatu matriks. Sebagai contoh, bila pengukuran seperti di atas kita lanjutakan sampai beberapa hari berbeda dan setiap harinya kita lakukan sejumlah pengukuran yang sama seperti hari-hari sebelumnya, sehingga kita dapat menyusunnya sebagai sebuat tabel persegi-empat, maka tabel tersebut dinamakan matriks. Suatu matriks terdiri atas m baris dan n kolom.

Produk Skalar (#1) Konsep produk skalar (scalar dot product) berkaitan dengan operasi 2 buah vektor yang dapat dijelaskan sbb: Bila vektor u u u u dan v maka,,, n 1 2 v1, v2,, v n, produk skalar dari kedua vektor di atas didefinisikan sebagai v1 v T uv uv u, u,, u u v 1 2 n 2 n i i i1 di mana Σ melambangkan notasi penjumlahan (summation notation) dan n adalah dimensi ruang vektor. v n

Produk Skalar (#2) Misalnya, dalam ruang tiga dimensi, produk skalar dari vektor-vektor: adalah u 1, 3, 5 dan v 4, 2, 1 uv 4 T uv 1, 3, 5 2 1 (14) (32) ( 51) 3 Hal produk skalar seperti di atas akan dibahas lebih jauh dan komprehensif dalam pembahasan vektor selanjutnya.

Vektor: Definisi dan Konsep Vektor dalam ilmu matematika dan fisika didefinisikan sebagai suatu obyek geometri yang memiliki besar dan arah dalam ruang. Vektor, jika digambarkan dalam ruang, dilambangkan dengan tanda panah ( ). Besar vektor proporsional dengan panjang panah dan arahnya bertepatan dengan arah panah. Vektor dapat melambangkan perpindahan dari titik A ke B. Vektor sering ditandai sebagai AB Vektor memiliki peran yang sangat penting dalam ilmu fisika, yaitu dalam perhitungan dan penentuan: posisi, medan listrik, kecepatan dan percepatan (dari suatu obyek yang bergerak), serta gaya.

Vektor secara Geometris (#1) Vektor sebagai panah dapat ditranslasikan sepanjang garis lintasan vektor tersebut (disebut garis aplikasi) dan dapat dipindahkan (digeser) sejajar dengan garis aplikasi tersebut dan vektor dapat juga diaplikasikan ke setiap titik ruang sepanjang besarnya (magnitude) dan arahnya tidak berubah.

Vektor secara Geometris (#2) Setiap VEKTOR dinyatakan secara geometris sebagai segmen garis berarah pada bidang (R 2 ) atau ruang (R 3 ), dengan notasi garis berpanah. Ekor panah garis tersebut merupakan titik awal vektor, sedangkan ujung panah sebagai titik akhir (ujung atau pucuk) vektor tersebut (Gambar [a]) Vektor-vektor yang memiliki panjang dan arah yang sama dinamakan ekivalen (Gambar [b]) B B A a AB [a] A [b]

Vektor sebagai titik Ketika vektor direpresentasikan sebagai titik di dalam ruang, kita juga dapat memandangnya bahwa vektor tersebut sebagai panah yang dimulai dari awal suatu sistem koordinat yang mengarah (menuju) ke titik tersebut. Karena sistem koordinatnya tidak berubah, maka kita hanya perlu untuk menggambarkan titik-titik jalurnya tanpa panah. Menggunakan vektor sebagai titik, akan mewakilkan nilai multidimensi hanya sebagai satu titik dalam ruang multidimensi. Hal ini sangat menyderhanakan.

Vektor secara Aljabar Misalkan u (û atau kadang ditulis u ) merupakan suatu vektor di 2 R uˆ u,u, dimana u,u R 1 2 1 2 Misalkan pula bahwa ˆv (atau v ) merupakan suatu vektor di 3 R v v,v,v 1 2 3, dimana v,v,v R 1 2 3 komponen u, Maka: dalam hal seperti di atas: u,u 1 2 disebut sedangkan v,v,v disebut 1 2 3 komponen Dua buah vektor dikatakan ekivalen jika dan hanya jika besar dan arahnya sama atau dengan kata lain: komponen yang bersesuaian sama Contoh: Diketahui u u,u dan q q,q 1 2 1 2 u w u w dan u w v 1 1 2 2

Vektor Posisi Vektor posisi adalah vektor yang berpangkal pada titik asal ordinat y A= x y 1, 1 OA = 1 1 vektor posisi titik x, y, A a O x

Vektor dan Larik (Array( Array) Tidak seperti larik (array) biasa, vektor adalah sesuatu yang khusus yang dapat kita bisa dilihat dalam sudut pandang yang berbeda, baik dalam pengertian aljabar atau pun geometris. Secara aljabar, sebuah vektor adalah hanyalah sebuah larik yang beranggotakan elemen-elemen skalar. Dari sudut pandang komputasi (aplikasi pemrograman komputer), suatu vektor direpresentasikan sebagai larik 2-dimensi, sementara larik biasa direpresentasikan sebagai larik 1-dimensi, seperti telah dibahas di atas. Secara geometris, vektor direpresentasikan sebagai panah atau titik dalam ruang.

Vektor: Contoh dan Perbandingan Contoh dari vektor dalam ilmu fisika, adalah: perpindahan (displacement), kecepatan, percepatan, gaya, momentum, medan listrik, dll. Dua buah vektor (atau lebih) dapat diperbandingkan jika mereka memiliki satuan fisik dan dimensi geometrik yang sama. Sebagai contoh, suatu gaya 2-dimensi dapat bandingkan dengan gaya 2-dimensi yang lain, tetapi suatu gaya 2- dimensi tak dapat dibandingkan dengan gaya lain yang 3- dimensi. Demikian pula, kita tak dapat membandingkan suatu gaya dengan kecepatan karena keduanya tidak memiliki satuan fisik yang sama.

Vektor: Ukuran dan Panjang Jumlah total elemen (anggota) himpunan dalam suatu vektor disebut juga sebagai dimensi atau ukuran dari vektor. Karena vektor dapat memiliki sejumlah n elemen, maka ruang di mana vektor tersebut berada disebut sebagai ruang multidimensi dengan dimensi n. Ukuran (magnitude) suatu vektor disebut juga sebagai panjang vektor, atau norma suatu vektor. Arah suatu vektor dalam ruang diukur (secara relatif) dengan vektor sejenis lainnya (yaitu: standard basis vector), direpresentasikan oleh sudut cosinus yang terbentuk di antara kedua vektor tersebut. y v cos 0x 0v 0 φ x

Vektor Satuan (Unit( Vector) Vektor satuan (unit vector) adalah suatu vektor dengan panjang "satu satuan" digunakan untuk menunjukkan arah. Seperti sebelumnya, suatu vektor satuan dapat diindikasikan dengan sebuah "topi" di atas huruf "a" kecil sebagaimana â. Vektor satuan dari sebuah vektor dapat juga dihitung dengan cara sbb: a a ˆ ˆ a ˆ a ˆ a a a a 1 2 3 a i j k

Normalisasi Vektor (Vector( Normalizing ) Vektor satuan (unit vector) adalah suatu vektor dengan panjang "satu satuan" digunakan untuk menunjukkan arah. Normalisasi (normalizing) vektor: suatu vektor dengan panjang sembarang dibagi oleh panjangnya untuk mendapatkan vektor satuan. Untuk normalisasi vektor a = [a 1, a 2, a 3 ], bagilah vektor tersebut dengan panjangnya a, sehingga: a a1 a2 a3 aˆ e e e a a a a 1 2 3 Normalisasi suatu vektor a menjadi vektor satuan â:

Menentukan Panjang Vektor Menentukan panjang sebuah vektor dalam ruang euklidian 3-dimensi, digunakan cara berikut: a e e e 2 2 2 2 2 2 a ai aj ak 1 2 3 sebagai konsekuensi logis dari Teorema Pythagoras, karena pada dasarnya e 1, e 2, e 3 merupakan vektorvektor satuan yang saling tegak-lurus (ortogonal). Persamaan di atas, sebenarnya identik dengan akar pangkat dua dari produk titik (dot product) dari vektor itu sendiri: a aˆa ˆ a a

Vektor Nol (Null( Vector) Vektor nol (null vector atau zero vector) adalah suatu vektor yang panjangnya nol". Penulisan dalam koordinat vektor ini adalah (0,0,0), dan biasanya diberi lambang 0, atau 0. Vektor nol tidak dapat dinormalisasi (tak ada vektor satuan sebagai kelipatan vektor nol). Jumlah vektor nol dengan vektor sembarang a adalah a (artinya: 0 + a = a).

Aksioma Operasi Vektor Ruang Suatu ruang vektor adalah kumpulan vektor V, bersama-sama dengan dua operasi, yaitu penjumlahan vektor dan perkalian skalar, yang memenuhi aksiomaaksioma berikut: Aksioma dan Definisi Sifat asosiatif penjumlahan Sifat komutatif penjumlahan Elemen identitas penjumlahan Elemen invers penjumlahan Sifat distributif perkalian skalar terhadap penjumlahan vektor Sifat distributif perkalian skalar terhadap penjumlahan medan Kesesuaian perkalian skalar dengan perkalian medan Elemen identitas pada perkalian skalar u + (v + w) = (u + v) + w v + w = w + v Pernyataan (Ungkapan) Terdapat elemen 0 V, dinamakan sebagai vektor nol, sedemikian sehingga v + 0 = v untuk semua v V Untuk semua v V, terdapat elemen w V, dinamakan sebagai invers penjumlahan v, sedemikan sehingga v + w = 0. Invers penjumlahan ini dilambangkan sebagai v a(v + w) = av + aw (a + b)v = av + bv a(bv) = (ab)v Aksioma ini tidak menyatakan sifat asosiatif operasi, karena ada dua operasi dalam hal ini, perkalian skalar: bv; dan perkalian medan: ab 1v = v, dengan 1 melambangkan entitas perkalian dalam F

Operasi-operasi Vektor: [#01]. Penjumlahan Vektor Hanya vektor-vektor yang berukuran (jumlah elemen) dan berbentuk (kolom atau baris) sama dapat dijumlahkan atau dikurangkan. 4 2 4 a 3 1 0 ; b 3 ; c ; d 1 5 ; e 3 2 1 Jika: maka a b tidak dapat hasil b c tidak dapat hasil a c tidak dapat hasil b d tidak dapat hasil a d tidak dapat hasil b e tidak dapat hasil a e tidak dapat hasil c d tidak dapat hasil c e diperoleh hasil d e tidak dapat hasil

Operasi-operasi Vektor: [#02]. Perkalian Vektor dengan Skalar Semua jenis vektor, yang berukuran (jumlah elemen) atau berbentuk (kolom atau baris) apapun dapat dikalikan dengan suatu vektor (konstanta). 4 2 a 3 1 0 ; b 3 ; c 3 1 Jika: maka r 3 a 9 3 0 s 1 t 5 b c 4 3 1 10 15

Operasi-operasi Vektor: [#03a]. Transpos Vektor Operator transpos (transpose) mengindikasikan atau menyatakan pertukaran posisi atau perubahan tempat antara baris dengan kolom dan sebaliknya. Misalnya: jika u adalah T suatu vektor kolom, maka vektor barisnya dinyatakan sebagai u. 4 2 3 a 3 1 ; b 3 ; c 0 1 1 Jika: maka T a 3 1 T b 4 3 1 T c 2 0 3 1

Operasi-operasi Vektor: [#03b]. Sifat-sifat Transpos Vektor Operator transpos (transpose) mengindikasikan atau menyatakan pertukaran posisi atau perubahan tempat antara baris dengan kolom dan sebaliknya. Misalnya: jika u adalah suatu vektor kolom, maka vektor barisnya T dinyatakan sebagai u. Jika: Suatu operasi transpos merupakan "involusi" (self-inverse) Operasi transpos mengikuti operasi penjumlahan atau pengurangan

SOAL - Latihan Diketahui dua vektor berikut ini: P 2i 4j 3k R 6i 2j k Selesaikanlah hasil-hasil operasi vektor seperti di bawah ini: (a). P R (b). P x R

a11 a12 x1 b1 a a x b 21 22 2 2 Operasi Vektor dan Hasil Kali Vektor a11 a12 x1 b1 a a x b 21 22 2 2

Aritmetika Vektor (Review #1) u P Q v u v w u v w R w S Perhatikan! Vektor u v w dan u v w adalah sama!

Aritmetika Vektor (Review #2) u Q v R w P S Perhatikan! u v w Vektor dan u v w adalah sama

Norma suatu Vektor (Review #1) Jika =, v v v adalah vektor di 1 2 2 R (ruang dimensi 2), maka "norma" (panjang) vektor v ditulis v didefinisikan sebagai (ingat rumus phytagoras!): 2 2 v = v + v 1 2 Di w = w, w, w 3 R (ruang dimensi 3), jika vektor 1 2 3 maka norma dari vektor w tersebut adalah: 2 2 2 w = w + w + w 1 2 3

Norma suatu Vektor (Review #2) Jika = x, y, z dan =,, P 1 1 1 1 P 2 2 2 2 x y z adalah 2 3 titik di R (ruang dimensi 3), maka jarak d di antara kedua titik tersebut adalah norma vektor P P 1 2, karena: P P = x x, y y, z z 1 2 2 1 2 1 2 1 Maka, jarak d dapat dihitung sebagi berikut: d P P 1 2 = 2 2 2 x x y y z z 2 1 2 1 2 1

Norma suatu Vektor (Review #3) Jarak dari titik = x, y, z ke = x, y, z P 1 1 1 1 PP adalah norma vektor 1 2 z P 2 2 2 2, yang digambarkan: P 2 = x 2, y 2, z 2 P 1 = x 1, y 1, z 1 y x Suatu vektor bernorma 1 (satu), disebut vektor satuan

Resultan Penjumlahan Dua Buah Vektor Penjumlahan dua buah vektor: perhatikan di bawah ini, vektor v (biru) ditambahkan ke vektor w (merah), ilustrasinya adalah: Resultan = r v v r r w w Jika r adalah hasil penjumlahan (= resultan) dua buah vektor, maka: r v w w 2 2 2 v cos( )

Hal PENTING yang perlu diketahui Jika dua buah vektor F 1 dan F 2 dengan besar nilai yang sama dan keduanya membentuk sudut 120º, maka resultan kedua vektor tersebut besarnya sama dengan besar salah satu vektornya. Perhatikan ilustrasi gambar di bawah ini: F 1 F 1 R F F 1 2 120º 60º 60º F 2 F 2

(Ulangan #1) Operasi Penjumlahan Vektor di R 2 2 Penjumlahan di R (bidang atau ruang 2 dimensi): 2 Jika ada 2 buah vektor di R, masing-masing adalah p x, y r x, y, maka hasil penjumlahan 1 1 keduanya adalah: dan 2 2 p r x x, y y 1 2 1 2 Secara geometri dapat digambarkan sbb: y p r = x +x, y +y 1 2 1 2 p = x1, y1 r = x2, y2 x

(Ulangan #2) Operasi Penjumlahan Vektor di R 3 Penjumlahan di 3 R (ruang 3 dimensi): Jika ada 2 buah vektor di R 3, masing- u x, y, z v x, y, z, masing 1 1 1 dan 2 2 2 maka hasil penjumlahan keduanya adalah: u v x x, y y, z z 1 2 1 2 1 2

(Ulangan #3) Operasi Perkalian Vektor dengan Skalar Perkalian Vektor dengan SKALAR: u x, y Definisi: 1 1 adalah sembarang vektor di 2 R (ruang 2 dimensi) dan k adalah bilangan riil (nyata) tak nol (berupa SKALAR), maka hasil kali k u didefinisikan sebagai vektor yang panjangnya k kali panjang u dan arahnya sama seperti arah u jika k 0 dan berlawanan arah jika k 0.

Operasi Hasil Kali Titik pada Vektor Perkalian dot Vektor: Hasil kali titik (dot product) merupakan operasi perkalian antara dua buah vektor yang akan menghasilkan skalar. Misal a dan b adalah vektor-vektor pada ruang yang sama, maka hasil kali titik dari dua vektor tersebut didefinisikan: ab= ab<0 ab>0 ab=0 a b cos ; a, b0 0; a= 0 atau b 0 sudut tumpul sudut lancip ortogonal

Operasi Hasil Kali Silang pada Vektor Perkalian cross Vektor: Hasil kali silang (cross product) merupakan perkalian antara dua vektor yang akan menghasilkan suatu vektor baru Definisi: Jika u u, u, u 1 2 3 R 3 dan v v, v, v 1 2 3 adalah vektor-vektor dalam (ruang dimensi 3), maka perkalian silang u v akan menghasilkan vektor yang didefinisikan sebagai: uv uv uv, uvuv, uv u v 2 3 3 2 3 1 1 3 1 2 2 1 u u u u u u,, v v v v v v 2 3 1 3 1 2 2 3 1 3 1 2

Sifat-sifat Operasi Hasil Kali Silang pada Vektor Sifat hasil kali silang yang penting, antara lain: 1. uuv 0 2. vuv 0 2 2 2 2 3. uv u v uv 2 2 u v u v cos u v u v cos 2 2 2 u v 1 cos 2 2 2 u v sin 2 2 2 2 2 2

CONTOH #1: Perkalian dot dan cross Diketahui dua vektor berikut ini (Howard Anton, 188 & 201): u 0i 0 j k 0,0,1 v 0i 2 j 2k 0,2,2 Sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 2, sudut antara vektor u dan v adalah 45º (= 4 ), selesaikanlah hasil-hasil operasi vektor seperti di bawah ini: (a). (b). uv u v

Pembahasan: CONTOH #1 (Perkalian dot dan cross ) Lihat juga di Howard Anton, halaman 188 dan 201!!! (a). uv 0i 0j 1k0i 2j 2k 0i 0i 0i 2j 0i 2k 0j 0i 0j 2j 0j 2k 1k0i 1k2j 1k2k 0ii 0i j 0ik 0 ji 0 j j 0 jk 0ki 2k j 2kk 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 (b). uv 0i 0j 1k0i 2j 2k 0i0i 0i2j 0i2k 0j0i 0j2j 0j2k 1k0i 1k2j 1k2k 0ii 0i j 0ik 0ji 0j j 0jk 0ki 2k j 2kk 0 0 0 0 0 0 0 6i 0 6i 0j 0k 6,0,0

CONTOH #2: Perkalian dot dan cross Diketahui dua vektor berikut ini: p 2i 4j 3k r 6i 2j k Selesaikanlah hasil-hasil operasi vektor seperti di bawah ini: (a). (b). pr pr

Pembahasan: CONTOH #2 (Perkalian dot dan cross ) Pelajari!!! (a). pr 2i 4j 3k6i 2j k 2i6i 2i2j 2 i( k) 4j i 4j 2j 4 j ( k) 3k6i 3k2j 3 k( k) 12ii 4i j 2ik 24 ji 8 j j 4 jk 18ki 6k j 3kk 12 0 0 0 8 0 0 0 3 1 (b). pr 2i 4j 3k6i 2j k 2i6i 2i2j 2 i( k) 4ji 4j2j 4 j( k) 3k6i 3k2j 3 k( k) 12ii 4i j 2ik 24ji 8j j 4jk 18ki 6k j 3kk 0 4k 2j 24k 0 4i 18j 6i 0 2i 20j 28k

Metode Penjumlahan Dua Buah Vektor (#1) Aturan Jajaran Genjang: Metode jajaran-genjang adalah metode penentuan vektor resultan dengan memodifikasi titik himpit dan arah vektor, seperti di bawah ini: Jika dua buah vektor dengan pangkal berimpit digambarkan sebagai dua sisi yang berdekatan dari sebuah bangun jajaran-genjang, maka jumlah kedua vektor tersebut adalah sama dengan vektor diagonal yang pangkalnya sama dengan pangkal kedua vektor yang berhimpit tadi. Dua vektor (vektor a dan Vektor b ) sebelumnya terpisah, kemudian kita himpitkan pangkalnya sedemikian rupa sehingga keduanya membentuk sudut dan masingmasing vektor menjadi sisi-sisi yang berdekatan dari sebuah jajaran genjang.

Metode Penjumlahan Dua Buah Vektor (#2) Aturan Jajaran Genjang: Melalui aturan jajaran-genjang seperti di atas, resultan dua buah vektor dapat dicari dengan rumus seperti di bawah ini: r 2 2 a b a b 2 cos( ) a OA ; b OA ; r OR Berlaku juga "aturan sinus" pada segitiga untuk menentukan sudut-sudut resultan, sebagai berikut: a b r sin sin sin 1 2

Metode Penjumlahan Dua Buah Vektor (#3) Aturan Sinus: Dari "aturan sinus" seperti dijelaskan sebelumnya, a b r sin sin sin 1 2 asalnya adalah dapat diilustrasikan sebagai berikut:

Metode Penjumlahan Dua Buah Vektor (#4) Aturan Segitiga: Aturan segi-tiga ini mirip dengan aturan jajaran genjang. Penjumlahan atau selisih dua buah vektor dapat dicari menggunakan metode segitiga dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pangkal dari vektor Kedua diletakkan pada ujung vektor pertama 2. Resultan hasil penjumlahan digambarkan mulai dari pangkal vektor pertama ke ujung vektor kedua.

Metode Penjumlahan Dua Buah Vektor (#5) Rumus Aturan Segitiga: Melalui aturan segi-tiga seperti di atas, resultan dua buah vektor dapat dicari dengan rumus seperti di bawah ini: 2 2 r A B 2AB cos( ) Di sini, berlaku juga "aturan sinus" pada segitiga untuk penentuan sudut-sudut resultan: A B R sin sin sin

Metode Penjumlahan Dua Buah Vektor (#6) Metode Vektor Komponen (Penguraian Vektor): Alternatif lain menentukan resultan vektor dapat dilakukan dengan menguraikan setiap vektor ke dalam komponen-komponen x dan y -nya.

Metode Penjumlahan Dua Buah Vektor (#6) Contoh Metode Vektor Komponen Sebuah vektor dengan panjang 20 satuan dan membentuk sudut 60º dengan sumbu x, maka cara menguraikannya adalah sbb: F y Fx Fcos( ) 20 0,5 10 F F y sin( 3 ) F Fy Fsin( ) 20 0,5 3 10 3 3 Resultan vektor: F F F 2 2 x y F F x cos( ) F x Sudut apit: Fy arctan Fx

Perluasan Vektor: Operasi Perluasan Vektor Jika diketahui u u, u, u u dan v 3 R, maka: 1 2 3 uv u v u v u v 1 1 2 2 3 3 dan v v, v, v 1 2 3 dengan Atau, jika u u u u dan v v v v dengan u dan v,,, n n R, maka: 1 2 uv u v u v u v 1 1 2 2 n n,,, n 1 2 dan uu u u u u u u u 1 1 2 2 n n 2

Proyeksi Ortogonal (Pemisahan Komponen Vektor) Secara geometri, proyeksi ortogonal suatu vektor terhadap vektor lain (di ruang yang sama) dapat diilustrasikan sebagai berikut: w 2 a w Proy a 1 b a w 1 w 2 w 1 = proyeksi ortogonal a pada b w = komponen a yang tegak-lurus pada b 2 b

Proyeksi Ortogonal (Pemisahan Komponen Vektor) Jika diketahui terdapat w1 k b, k suatu konstanta, maka: a w1 w2 k b w2 a b kb w 2 b kbb w2 b ingat: w 2 b 2 a b ab k b k 2 b Sehingga diperoleh a b a b w1 2 b dan w 2 a 2 b b b Panjang proyeksinya a b w1 b

SOAL - Latihan Soal No. 1 Diberikan dua buah vektor gaya yang sama, masing-masing sebesar 10 N (Newton) dan keduanya saling membentuk sudut 60º seperti pada gambar berikut ini: F 1 60º F 2 Tentukanlah nilai resultan dari kedua vektor tersebut! Pembahasan Resultan untuk dua buah vektor yang diketahui sudutnya adalah: R F F 2F F cos 2 2 1 2 1 2 2 10 10 2 10 10 cos(60 ) 300 10 3 Newton 2

Soal No. 2 SOAL - Latihan Dua buah vektor kecepatan u dan v, masing-masing besarnya 20 m s -1 dan 40 m s -1 membentuk sudut 60º seperti gambar berikut: u v 60º Tentukanlah selisih dari kedua vektor di atas! Pembahasan Selisih dari dua buah vektor dengan sudut 60º seperti di atas adalah: v v 2 v cos(60) 2 2 u u u 2 2 20 40 2 20 40 (0,5) 1200 m s 20 3 m s 1 1

SOAL - Latihan Soal No. 3 Dua buah vektor gaya, masing-masing besarnya 8 N dan 4 N, saling mengapit dengan sudut 2 3 (120º). Tentukanlah besar resultan kedua vektor tersebut! Pembahasan F F 1 2 8 N 4 N 2 membentuk sudut (120 ) 3 Resultan dari dua buah vektor tersebut dengan sudut 2 3, adalah: 2 2 2 2 2 1 F2 1 2 2F1 2cos( ) 3 F F F F 2 2 8 4 2 8 4 ( 0,5) 64 16 32 m s 4 3 ms 1 1 Catatan: cos cos

SOAL - Latihan Soal No. 4 Perhatikan gambar di bawah ini: F 1 F 2 Jika satu kotak mewakili 10 Newton, tentukanlah resultan dari kedua vektor F 1 dan F 2 tersebut!

SOAL - Latihan Pembahasan Dari gambar seperti di atas, untuk mencari resultan gaya-gaya yang bekerja pada sumbu-x dan sumbu-y, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: yang pertama, perhatikanlah kotak dari masing-masing vektor F 1 (sumbux: 30 N ke kanan dan sumbu-y: 40 N ke atas) dan F 2 (sumbu-x: 50 N ke kanan dan sumbu-y: 20 N ke atas), kemudian, hitunglah jumlah gaya-gaya yang bekerja pada arah sumbu-x dan sumbu-y, sebagai berikut: F F x y 30 50 80 Newton 20 40 60 Newton terakhir, hitung resultan keduanya dengan menggunakan rumus di bawah ini, dengan memperhatikan sudut 90 : R F F 2 2 x y 2 2 80 60 10 Newton