BAB 2 GRAF PRIMITIF. Gambar 2.1. Contoh Graf

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 GRAF PRIMITIF. 2.1 Definisi Graf

BAB 2 GRAF PRIMITIF. 2.1 Definisi Graf

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 DIGRAF PRIMITIF

BAB 2 DIGRAPH. Representasi dari sebuah digraph D dapat dilihat pada contoh berikut. Contoh 2.1. Representasi dari digraph dengan 5 buah verteks.

BAB 2 DIGRAF DWIWARNA PRIMITIF

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 2 DIGRAPH DWIWARNA PRIMITIF

2. Himpunan E yang merupakan himpunan pasangan berurut V V yang tak harus berbeda dari semua titik, elemen dari E disebut arc dari digraf D.

VERTEX EXPONENT OF A TWO-COLOURED DIGRAPH WITH 2 LOOPS ABSTRACT

DAFTAR ISI PERSETUJUAN PERNYATAAN PENGHARGAAN ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR GAMBAR BAB 1. PENDAHULUAN 1

3.1 Beberapa Nilai Dimensi Partisi pada Suatu Graf. Dalam dimensi partisi suatu graf, terdapat kelas graf yang nilai dimensi partisinya

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada

Sebuah graf sederhana G adalah pasangan terurut G = (V, E) dengan V adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi sebagai landasan teori dari penelitian ini.

II. TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini

PENGERTIAN GRAPH. G 1 adalah graph dengan V(G) = { 1, 2, 3, 4 } E(G) = { (1, 2), (1, 3), (2, 3), (2, 4), (3, 4) } Graph 2

Universitas Sumatera Utara

BAB II TEORI GRAF DAN PELABELAN GRAF. Dalam bab ini akan diberikan beberapa definisi dan konsep dasar dari

MA3051 Pengantar Teori Graf. Semester /2014 Pengajar: Hilda Assiyatun

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan. kromatik lokasi sebagai landasan teori pada penelitian ini.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Graf G adalah suatu struktur (V,E) dengan V(G) = {v 1, v 2, v 3,.., v n } himpunan

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi

Suatu graf G adalah pasangan himpunan (V, E), dimana V adalah himpunan titik

Bab 2. Teori Dasar. 2.1 Definisi Graf

v 3 e 2 e 4 e 6 e 3 v 4

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pertemuan 12. Teori Graf

BAB II LANDASAN TEORI

SCRAMBLING INDEX DARI KELAS DIGRAF HAMILTON DWIWARNA DENGAN N TITIK GANJIL SKRIPSI MERRYANTY LESTARI P

BAB II LANDASAN TEORI

Dasar-Dasar Teori Graf. Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Konsep Dasar

BAB III PELABELAN KOMBINASI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diperlihatkan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian

III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF. ini merupakan pengembangan dari konsep dimensi partisi dan pewarnaan graf.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF. Bilangan kromatik lokasi graf pertama kali dikaji oleh Chartrand dkk.(2002). = ( ) {1,2,3,, } dengan syarat

Graf. Program Studi Teknik Informatika FTI-ITP

II.TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan tentang definisi serta konsep-konsep yang mendukung

5. Representasi Matrix

Universitas Sumatera Utara

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Discrete Mathematics & Its Applications Chapter 10 : Graphs. Fahrul Usman Institut Teknologi Bandung Pengajaran Matematika

BAB 2 DEGREE CONSTRAINED MINIMUM SPANNING TREE. Pada bab ini diberikan beberapa konsep dasar seperti beberapa definisi dan teorema

Graf dan Analisa Algoritma. Pertemuan #01 - Dasar-Dasar Teori Graf Universitas Gunadarma 2017

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Teori Dasar Graf (Lanjutan)

BAB 2. Konsep Dasar. 2.1 Definisi graf

Teori Dasar Graf (Lanjutan)

COURSE NOTE : Graph Theory. By : Syaiful Hamzah Nasution

Graf. Matematika Diskrit. Materi ke-5

Bagaimana merepresentasikan struktur berikut? A E

2. TINJAUAN PUSTAKA. Chartrand dan Zhang (2005) yaitu sebagai berikut: himpunan tak kosong dan berhingga dari objek-objek yang disebut titik

Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Demak Semarang. Kend al. Salatiga.

Bab 2 TEORI DASAR. 2.1 Graf

DIMENSI PARTISI PADA GRAPH HASIL KORONA C m K n. Oleh : Yogi Sindy Prakoso ( ) JURUSAN MATEMATIKA. Company

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF ULAT

Penerapan Teorema Bondy pada Penentuan Bilangan Ramsey Graf Bintang Terhadap Graf Roda

BAB II LANDASAN TEORI

Digraph eksentris dari turnamen transitif dan regular (Eccentric digraph of transitive and regular tournaments)

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI BILANGAN PEWARNAAN λ-backbone PADA GRAF SPLIT DENGAN BACKBONE SEGITIGA

MATEMATIKA DISKRIT RELASI

BAB III KONSEP DASAR TEORI GRAF. Teori graf adalah salah satu cabang matematika yang terus berkembang

MATRIKS. Notasi yang digunakan NOTASI MATRIKS

SIFAT-SIFAT GRAF KOSET DAN GRAF KONJUGASI DARI GRUP NON KOMUTATIF

BAB 2 LANDASAN TEORI

KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON. Pada bab ini akan dijabarkan teori graf dan bilangan kromatik lokasi pada suatu graf

II. KONSEP DASAR GRAF DAN GRAF POHON. Graf G adalah himpunan terurut ( V(G), E(G)), dengan V(G) menyatakan

ALTERNATIF PEMBUKTIAN DAN PENERAPAN TEOREMA BONDY. Hasmawati Jurusan Matematika, Fakultas Mipa Universitas Hasanuddin

Matematik tika Di Disk i r t it 2

PENENTUAN BILANGAN DOMINASI SISI PADA GRAF HASIL OPERASI PRODUK TENSOR

PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA GRAF LENGKAP DENGAN METODE MODIFIKASI MATRIK BUJURSANGKAR AJAIB DENGAN n GANJIL, n 3

NILAI MAKSIMUM DAN MINIMUM PELABELAN- γ PADA GRAF LINTANG

Struktur dan Organisasi Data 2 G R A P H

Konsep. Graph adalah suatu diagram yang memuat informasi tertentu. Contoh : Struktur organisasi

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

IV. MATRIKS PEMADANAN MAKSIMAL

LANDASAN TEORI. Bab Konsep Dasar Graf. Definisi Graf

Graf dan Operasi graf

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DEFINISI. Relasi biner R antara himpunan A dan B adalah himpunan bagian dari A B. Notasi: R (A B).

SIFAT NILAI EIGEN MATRIKS ANTI ADJACENCY DARI GRAF SIMETRIK

= himpunan tidak-kosong dan berhingga dari simpul-simpul (vertices) = himpunan sisi (edges) yang menghubungkan sepasang simpul

DIMENSI METRIK PADA BEBERAPA KELAS GRAF

R = {(Amir, IF251), (Amir, IF323), (Budi, IF221), (Budi, IF251), (Cecep, IF323) }

BAB V PENERAPAN 5.1 PERMASALAHAN PENUGASAN PEGAWAI. Dalam suatu perusahaan, n pekerja-pekerja X 1, X 2,... X 3 tersedia untuk

Relasi. Relasi biner R antara himpunan A dan B adalah himpunan bagian dari A B. Notasi: R (A B).

Graph. Matematika Informatika 4. Onggo

Diktat Algoritma dan Struktur Data 2

I. LANDASAN TEORI. Seperti yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, teori graf merupakan salah satu ilmu

Transkripsi:

BAB 2 GRAF PRIMITIF Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai definisi graf, istilah-istilah dalam graf, matriks ketetanggaan, graf terhubung, primitivitas graf, dan scrambling index. 2.1 Definisi Graf Sebuah graf G terdiri atas suatu himpunanan tak kosong dan berhingga V (G) yang anggotanya disebut titik (vertex) dan sebuah himpunan berhingga E(G) yang anggotanya disebut sisi (edge) dimana sisi tersebut merupakan pasangan tak berurut dari titik-titik pada V (G). Sebuah sisi {v, w} adalah sisi yang menghubungkan titik v dan titik w, yang biasanya disingkat menjadi vw. Sebagai contoh, Gambar 2.1 merepresentasikan graf G dengan himpunan titik V (G) = {u, v, w, x, y} dan himpunan sisi E(G) yang terdiri dari sisi uw, ux, vx, vy, uy dan vw. Gambar 2.1. Contoh Graf 2.2 Istilah-istilah dalam Graf Andaikan terdapat sebuah graf G, berikut akan dijelaskan beberapa istilah dan notasi dalam graf yang digunakan dalam penjelasan selanjutnya. a. Jalan. Sebuah jalan merupakan sebuah barisan sisi yang berhingga dengan bentuk v 0 v 1, v 1 v 2,..., v m 1 v m juga dapat dinotasikan dengan v 0 v 1 v 2

6... v m dimana v 0 merupakan titik awal dan v m merupakan titik akhir. Sebuah jalan yang menghubungkan v i dan v j dinotasikan dengan W vi v j. Pada Gambar 2.1, w v y v x adalah sebuah jalan W wx. b. Panjang. Panjang dari sebuah jalan W vi v j adalah banyaknya sisi di jalan W vi v j dan dinotasikan dengan l(w vi v j ). Pada Gambar 2.1, w u y v adalah sebuah jalan W wv dengan panjang 3, atau dapat dinotasikan dengan l(w wv ) = 4. c. Lintasan. Lintasan merupakan sebuah jalan dengan titik yang berbeda kecuali jika titik awal juga merupakan titik akhir (v 0 = v m ). Lintasan yang menghubungkan v i dan v j dinotasikan dengan P vi v j. Pada Gambar 2.1, u x v y adalah sebuah lintasan P uy dengan panjang 3 atau dapat dinotasikan dengan l(p uy ) = 3. d. Cycle. Cycle merupakan sebuah lintasan yang berawal dan berakhir pada titik yang sama. Pada Gambar 2.1, lintasan u y v w u adalah sebuah cycle dengan panjang 4. Sebuah cycle dengan panjang ganjil disebut cycle ganjil dan sebuah cycle dengan panjang genap disebut cycle genap. e. Distance. Panjang dari jalan terpendek yang menghubungkan u dan v di G disebut distance dinotasikan dengan d(u, v). Pada Gambar 2.1, diperoleh d(w, y) = 2. 2.3 Matriks Ketetanggaan Matriks ketetanggaan (adjacency matrix) dari sebuah graf G atas n titik v 1, v 2,..., v n adalah sebuah matriks bujur angkar A = (a ij ) dengan ordo n yang setiap entrinya didefinisikan sebagai: 1, bila {v i, v j } E(G) a ij = 0, bila {v i, v j } / E(G). Oleh definisi tersebut, diperoleh bahwa a ij = a ji. Hal ini berakibat matriks ketetanggaan A(G) dari sebuah graf G adalah sebuah matriks simetrik. Graf

7 pada Gambar 2.1 dapat direpresentasikan menjadi matriks ketetanggaan A sebagai berikut: 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 A = 1 1 0 0 0. 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 Sebuah matriks A dikatakan matriks non negatif jika semua entri (a ij ) 0. Sedangkan sebuah matriks A dikatakan matriks positif jika semua entri (a ij ) 1. Perhatikan contoh berikut: 1 0 1 0 1 2 1 4 X = 1 2 0 0 1 1 1 0, Y = 2 3 1 4 3 1 1 1. 3 0 0 1 1 2 1 1 Matriks X merupakan matriks tak negatif karena semua entri (x ij ) 0. Sedangkan matriks Y merupakan matriks positif karena semua entri (y ij ) 1. Teorema 2.1 (Bona, 2006) Andaikan G adalah sebuah graf dan A = (a ij ) adalah sebuah matriks ketetanggaan dari G. Misalkan a k ij adalah entri (i, j) dari matriks A k. Maka a k ij menyatakan banyaknya jalan dengan panjang k yang menghubungkan titik i dengan titik j. Bukti. Kita buktikan dengan menggunakan induksi atas k. Bila k = 1 entri a (1) ij = a ij dari A yang menyatakan banyaknya jalan dengan panjang satu yang menghubungkan titik i dengan titik j. Asumsikan bahwa entri a (k) ij dari A k menyatakan banyaknya jalan dengan panjang k yang menghubungkan titik i dengan titik j. Karena A k+1 = A k A, maka a (k+1) ij = n l=1 a (k) il a lj. Untuk l = 1, 2,..., n, oleh hipotesis induksi dan prinsip perkalian a (k) il a lj adalah banyaknya jalan dengan panjang k + 1 yang melalui titik l. Sehingga oleh prinsip

8 penjumlahan a (k+1) il adalah banyaknya jalan dengan panjang k + 1 yang menghubungkan titik i dengan titik j. 2.4 Graf Terhubung Sebuah graf G dikatakan terhubung (connected graph) jika untuk setiap titik u dan v di G dihubungkan oleh sebuah jalan dengan u dan v merupakan titik ujung. Sebaliknya, graf tidak terhubung (disconnected graph) merupakan graf terdapat sembarang titik yang tidak terhubung ke titik lainnya di G. Dengan kata lain, tidak terdapat yang jalan menghubungkan titik tersebut ke titik yang lain di G. Gambar 2.2. (a) Graf Terhubung dan (b) Graf tidak Terhubung Graf pada Gambar 2.2(a) merupakan graf terhubung, karena untuk tiap titik terdapat jalan yang menghubungkan antara satu titik ke titik lainnya. Sedangkan graf pada Gambar 2.2(b) merupakan graf tidak terhubung, karena tidak terdapat jalan yang menghubungkan satu titik dengan titik lainnya seperti v 3 ke v 4, v 2 ke v 3 dan lainnya. Teorema 2.2 (Bona, 2006) Andaikan G adalah sebuah graf atas n titik dengan matriks ketetanggaan A. Graf G adalah terhubung jika dan hanya jika matriks A + A 2 +... + A n 1 mempunyai entri yang semuanya positif. Bukti. Andaikan G adalah sebuah graf terhubung dengan n titik dan misalkan B = A + A 2 +... + A n 1. Karena G adalah graf terhubung, maka untuk setiap pasangan titik i dan j terdapat sebuah lintasan yang menghubungkan titik i dan

9 titik j. Sebuah lintasan di G tidak terdapat titik berulang kecuali i = j, bila i j terdapat lintasan dengan panjang kurang dari n yang menghubungkan i dengan j. Hal ini berarti untuk setiap pasangan titik i dan j yang berbeda, terdapat sebuah bilangan bulat positif k dengan 1 k n 1 sehingga entri a k ij > 0. Sehingga semua entri di luar entri diagonal dari matriks B adalah positif. Bila i = j, maka terdaoat sebuah cycle dengan panjang 2 yang memuat titik i, sehingga entri a (2) ij > 0 untuk semua i = 1, 2,..., n. Jadi entri diagonal dari matriks B adalah positif. Sekarang dapat disimpulkan bahwa semua entri dari matriks B = A+A 2 +...+A n 1 adalah positif. Sekarang andaikan setiap entri dari matriks A+A 2 +...+A n 1 adalah positif. Akibatnya untuk setiap pasangan titik i dan j terdapat sebuah bilangan positif k dengan 1 k n 1 sehingga a k ij > 0. Hal ini berarti untuk setiap pasangan titik i dan j di G terdapat sebuah jalan dengan panjang k yang menghubungkan i dan j. Sehingga oleh definisi G adalah sebuah graf terhubung. 2.5 Primitivitas Graf Graf primitif merupakan graf terhubung dimana terdapat bilangan bulat positif k sehingga untuk setiap pasangan titik u dan v terdapat sebuah jalan W uv dengan panjang k. Sebuah graf G dikatakan primitif jika G merupakan graf terhubung dan terdapat paling sedikit satu cycle ganjil (Liu et al., 1990). Gambar 2.3. (a) Graf Primitif dan (b) Graf tidak Primitif

10 Graf pada Gambar 2.3(a) merupakan graf primitif, karena terdapat cycle dengan panjang ganjil. Sedangkan graf pada Gambar 2.3(b) bukan merupakan graf primitif, karena tidak terdapat cycle dengan panjang ganjil. Sebuah graf G dapat direpresentasikan menjadi sebuah matriks ketetanggaan A. Sebuah matriks persegi non negatif A dikatakan primitif jika terdapat bilangan bulat k sedemikian hingga semua entri di A k bernilai positif (Brualdi dan Ryser, 1991). Graf pada Gambar 2.3(a) dapat direpresentasikan menjadi matriks persegi non negatif A sebagai berikut: 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 A = 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0. 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 Untuk memperlihatkan bahwa matriks A merupakan matriks primitif, maka akan diperlihatkan terdapat bilangan bulat positif terkecil k sehingga semua entri di A k bernilai positif. Dengan kata lain, matriks A k merupakan matriks positif. Perhatikan matriks A 4 berikut : 9 8 10 6 8 8 8 9 10 6 8 8 A 4 = 10 10 29 4 10 10 6 6 4 5 6 6. 8 8 10 6 9 8 8 8 10 6 8 9 Diperoleh bahwa setiap entri di matriks A 4 bernilai positif. Karena terdapat bilangan bulat positif k sehingga matriks A k merupakan matriks positif, maka matriks A adalah primitif.

11 2.6 Scrambling Index Scrambling index dari graf primitif G dinotasikan dengan k(g) adalah bilangan bulat positif terkecil k sehingga untuk setiap pasangan titik yang berbeda u dan v, terdapat sebuah titik w sehingga terdapat jalan dari titik u dan titik v ke titik w dengan panjang k atau dengan kata lain terdapat W uw dan W vw dengan panjang k (Alkebek dan Kirkland 2009a, 2009b). Untuk setiap u, v V (G) dan u v, scrambling index lokal dari titik u dan v di G didefinisikan sebagai berikut: k u,v (G) = min {k : terdapat W uw dan W vw dengan panjang k}. w V (G) Jika scrambling index lokal dari titik u dan v di G adalah k u,v (G), maka untuk setiap k k u,v (G), terdapat titik w sehingga terdapat W uw dan W vw dengan panjang k. Sehingga scrambling index dari graf G didefinisikan sebagai berikut: k(g) = max {k u,v (G)}. u,v V (G) Contoh 2.1 Andaikan G adalah graf yang terdiri dari sebuah cycle dengan panjang 5 seperti pada Gambar 2.4. Gambar 2.4. Graf yang Terdiri Atas Sebuah Cycle dengan Panjang 5 Scrambling index dari graf G dapat diselesaikan dengan menentukan scrambling index lokal untuk tiap dua titik yang berbeda pada graf G terlebih dahulu.

12 k v1,v 2 (G) = min{k v1,v 2 (v 1 ), k v1,v 2 (v 2 ), k v1,v 2 (v 3 ), k v1,v 2 (v 4 ), k v1,v 2 = min{4, 4, 3, 2, 3} = 2 k v1,v 3 (G) = min{k v1,v 3 (v 1 ), k v1,v 3 (v 2 ), k v1,v 3 (v 3 ), k v1,v 3 (v 4 ), k v1,v 3 = min{2, 1, 2, 3, 3} = 1 k v1,v 4 (G) = min{k v1,v 4 (v 1 ), k v1,v 4 (v 2 ), k v1,v 4 (v 3 ), k v1,v 4 (v 4 ), k v1,v 4 = min{2, 3, 3, 2, 1} = 1 k v1,v 5 (G) = min{k v1,v 5 (v 1 ), k v1,v 5 (v 2 ), k v1,v 5 (v 3 ), k v1,v 5 (v 4 ), k v1,v 5 = min{4, 3, 2, 3, 4} = 2 k v2,v 3 (G) = min{k v2,v 3 (v 1 ), k v2,v 3 (v 2 ), k v2,v 3 (v 3 ), k v2,v 3 (v 4 ), k v2,v 3 = min{3, 4, 4, 3, 2} = 2 k v2,v 4 (G) = min{k v2,v 4 (v 1 ), k v2,v 4 (v 2 ), k v2,v 4 (v 3 ), k v2,v 4 (v 4 ), k v2,v 4 = min{3, 2, 1, 2, 3} = 1 k v2,v 5 (G) = min{k v2,v 5 (v 1 ), k v2,v 5 (v 2 ), k v2,v 5 (v 3 ), k v2,v 5 (v 4 ), k v2,v 5 = min{1, 2, 3, 3, 2} = 1 k v3,v 4 (G) = min{k v3,v 4 (v 1 ), k v3,v 4 (v 2 ), k v3,v 4 (v 3 ), k v3,v 4 (v 4 ), k v3,v 4 = min{2, 3, 4, 4, 3} = 2 k v3,v 5 (G) = min{k v3,v 5 (v 1 ), k v3,v 5 (v 2 ), k v3,v 5 (v 3 ), k v3,v 5 (v 4 ), k v3,v 5 = min{3, 3, 2, 1, 2} = 1 k v3,v 5 (G) = min{k v4,v 5 (v 1 ), k v4,v 5 (v 2 ), k v4,v 5 (v 3 ), k v4,v 5 (v 4 ), k v4,v 5 = min{3, 2, 3, 4, 4} = 2 Setelah memperoleh scrambling index lokal untuk tiap dua titik yang berbeda di graf G, selanjutnya adalah menentukan scrambling index untuk graf G. k(g) = max {k v i,v j (G)} = max{2, 1, 1, 2, 2, 1, 1, 2, 1, 2} = 2. v i,v j V (G) Scrambling index dari matriks primitif A adalah bilangan bulat positif terkecil k sehingga untuk setiap dua baris di A k terdapat sedikitnya satu entri positif pada posisi kolom yang sama (Alkebek dan Kirkland 2009a, 2009b). Pada Gambar 2.5, graf G dapat direpresentasikan menjadi matriks ketetanggan M seperti berikut:

13 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 M = 0 1 0 1 0. 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 Untuk k = 1, pada baris pertama dan kedua di M k = M tidak terdapat bilangan positif pada kolom yang sama. Sehingga, perlu dicari bilangan bulat positif k > 1, sehingga untuk setiap dua baris di M k terdapat sedikitnya satu entri positif pada posisi kolom yang sama. Perhatikan matriks M 2 berikut: 2 0 1 1 0 0 2 0 1 1 M 2 = 1 0 2 0 1. 1 1 0 2 0 0 1 1 0 2 Pada baris pertama dan baris kedua, terdapat entri positif pada kolom yang sama yaitu kolom keempat. Pada baris pertama dan baris ketiga, terdapat entri positif pada kolom yang sama yaitu kolom pertama dan ketiga. Pada baris pertama dan baris keempat, terdapat entri positif pada kolom yang sama yaitu kolom pertama dan keempat. Pada baris pertama dan baris kelima, terdapat entri positif pada kolom yang sama yaitu kolom ketiga. Pada baris kedua dan baris ketiga, terdapat entri positif pada kolom yang sama yaitu kolom kelima. Pada baris kedua dan baris keempat, terdapat entri positif pada kolom yang sama yaitu kolom kedua dan keempat.

14 Pada baris kedua dan baris kelima, terdapat entri positif pada kolom yang sama yaitu kolom kedua dan kelima. Pada baris ketiga dan baris keempat, terdapat entri positif pada kolom yang sama yaitu kolom pertama. Pada baris ketiga dan baris kelima, terdapat entri positif pada kolom yang sama yaitu kolom ketiga dan kelima. Pada baris keempat dan baris kelima, terdapat entri positif pada kolom yang sama yaitu kolom kedua. Oleh karena 2 merupakan bilangan bulat positif terkecil sehingga setiap dua baris di M 2 terdapat elemen positif pada posisi kolom yang sama, maka scrambling index dari matriks M adalah 2. Proposisi 2.3 Andaikan G adalah sebuah graf dan k adalah bilangan bulat genap positif. Jika untuk tiap pasangan titik yang berbeda u dan v di G, terdapat sebuah jalan dengan panjang genap W uv k, maka k(g) k /2. Bukti. Andaikan u dan v adalah dua titik yang berbeda di G dan andaikan W uv adalah jalan dengan panjang genap u = v 0 v 1 v 2... v 2m 1 v 2m = v untuk beberapa bilangan bulat positif m dengan panjang l(w uv ) k. Andaikan C 2 adalah cycle v 2m v 2m 1 v 2m dengan panjang 2. Maka jalan W uv yang berawal di u, bergerak ke v sepanjang jalan W uv dan bergerak k l(w uv ) kali disekitar C 2 adalah sebuah sebuah W uv dengan panjang k. Karena k adalah genap, maka terdapat sebuah titik w sehingga terdapat sebuah jalan W uw dengan panjang k dan 2 terdapat sebuah jalan W vw dengan panjang k k. Sehingga k(g). 2 2