BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL ANALISIS DATA. kesengajaan karena kondisi keluarga yang pindah ke Babadan untuk

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III. Disesuaikan dengan tujuan penelitian, jenis penelitian yang digunakan

ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA PT. INDOVICKERS FURNITAMA SKRIPSI

BAB IV METODE PENELITIAN

LAMPIRAN I. WAWANCARA PENELITIAN Analisis SWOT Dalam Menciptakan Strategi Bisnis Untuk Meningkatkan Daya Saing Perusahaan PT. ELECTRONIC INDONESIA

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

Gambar 2. Peta Area Magang Sentul City: Masterplan Sentul City (Atas) dan Lokasi magang di kawasan permukiman Sentul City (Bawah)

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Nofianty ABSTRAK

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

VII. FORMULASI STRATEGI

3. METODOLOGI PENELITIAN

Form Kuesioner. (Persepsi Karyawan Account Officer Komersial mengenai Pelatihan Pada PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB V ANALISA DAN HASIL

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

IV. METODE PENELITIAN

4.3.2 Tingkat Kepuasan dan Tingkat Kepentingan (Bagian II) Ranking (Bagian III)...4-9

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

S1 : Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompetensi 1. S2 : Mengutamakan kesejahteraan karyawan 4

DAFTAR ISI. Lembar judul... Lembar pengesahan... Lembar pernyataan... Kata pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Intisari...

BAB III METODE PENELITIAN

6 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 104 Saran 105 DAFTAR PUSTAKA 106 LAMPIRAN 111 RIWAYAT HIDUP

Lampiran 1. Daftar pertanyaan dan kuesioner wawancara penelitian. DAFTAR PERTANYAAN dan KUESIONER WAWANCARA PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.

Analisis Strategi Bisnis Pada Sunburst Adventurindo

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Gambar 2. Peta Jakarta Timur Gambar 3. Pata Lokasi Taman Mini Indonesia (Anonim, 2010b) Indah (Anonim, 2011)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Metode Kerja Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI KAJIAN. deskriptif dengan survey. Menurut Whitney (1960) dalam Natsir (1999), metode

IV. METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. research) menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... RIWAYAT HIDUP.. iii ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL...

DAFTAR LAMPIRAN WAWANCARA PENELITIAN ANALISA PERUMUSAN PERENCANAAN STRATEGI BAGI PENGEMBANGAN BISNIS PADA PT PUSTAKA KENCANA

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (1993:10), penelitian deskriptif terbatas pada usaha mengungkapkan suatu

IV. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

Kedua lingkungan dituntut untuk seimbang (balance) agar proses kinerja dan pengelolaan berjalan semaksimal mungkin.

III. METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

Lingkungan umum Lingkungan operasional (Struktur Industri) Tahapan dalam Penyusunan Strategi

BAB IV ANALISA STRATEGI PERUSAHAAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Ciburuy, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat.

IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Metode Pengambilan Sampel

ANALISIS TEKNOLOGI INFORMASI PADA AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER BINA SRIWIJAYA PALEMBANG MENGGUNAKAN MATRIK EFAS DAN IFAS

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan offset di Semarang. Tabel Obyek dan Lokasi Penelitian

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE KAJIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN. di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi di km

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

DAFTAR ISI. Halaman. DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiv DAFTAR LAMPIRAN...xv

Tuti Damayati

N = Ukuran populasi. IFE, EFE, SWOT dan QSP. Beberapa metode analisis yang digunakan dapat. a. Analisis Deskriptif. Keterangan : n = Jumlah sampel

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

5.3.4 Persepsi Responden terhadap Pengembangan Karir di PTBA Analisis Hubungan Sistem Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. frekuensi berkunjung di Toko Mas Kerbau Weleri. Penyebaran. umum responden berdasarkan umur mereka:

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI KAJIAN

BAB 4 PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

BAB 3 METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. L2. Kuesioner SWOT

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian: Masterplan Sentul City (Atas); Jalur Sepeda Sentul City (Bawah) Tanpa Skala

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH "AL MIHRAB" DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT

IV. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pelatihan Kerja PT Jasa Marga (persero) Tbk Cabang Jakarta - Tangerang Salah satu upaya PT Jasa Marga (persero) Tbk Cabang Jakarta - Tangerang untuk mempersiapkan SDM yang kompetitif adalah meningkatkan kompetensi karyawan melalui pelatihan dan pengembangan. Program pelatihan dan pengembangan dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill), dan mengembangkan sikap kerja positif (attitude) yang diselenggarakan secara in-house training maupun public. Jasa Marga Development Center yang didirikan sejak tahun 2009 merupakan wadah pelatihan dan peningkatan kompetensi karyawan Jasa Marga. Program pelatihan dan pengembangan didahului dengan training need analysis agar setiap karyawan memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk mendapatkan pelatihan sesuai dengan kebutuhan. Pelatihan dibagi dalam tiga kelompok progam, yaitu organisasi, unit dan individu. a. Program diklat dalam kelompok organisasi antara lain bertujuan untuk menyiapkan kader pimpinan, meningkatkan serta mengembangkan kompetensi dalam rangka efektifitas organisasi serta mengembangkan tata nilai organisasi (corporate values). Program pelatihan kelompok 49

50 organisasi mencakup, antara lain, kursus kepemimpinan berjenjang, executive/management development program, good corporate governance, Jasa Marga executive gathering, entrepreneurship and intrapreneurship, corporate culture, training for trainer, pendalaman kriteria Malcolm Baldrige, pelatihan manajemen SDM bagi manajer non- SDM, ESQ leadership training serta pelatihan enterprise resource planning (ERP). b. Program diklat dalam kelompok unit bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan teknis sesuai kebutuhan unit serta pengembangan sesuai tuntutan level jabatan. Program pelatihan mencakup, antara lain, pelatihan penanggulangan penderita gawat darurat, pertolongan pertama gawat darurat, pelatihan pemadam kebakaran, pelatihan sistem pengumpulan tol, dan sebagainya. c. Program diklat untuk individu bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan sesuai kebutuhan individu. Program yang diberikan, antara lain kursus komputer, kursus bahasa Inggris serta pelatihan purna bhakti sebagai bekal bagi karyawan yang memasuki usia pensiun. B. Deskripsi Hasil Penelitian Ini merupakan deskripsi hasil-hasil penelitian dimana data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada seluruh sampel dalam penelitian ini yakni para karyawan divisi SDM PT Jasa Marga (persero) Tbk Cabang

51 Jakarta - Tangerang yang berjumlah 30 orang dan para pengguna ruas jalan tol Jakarta Tangerang yang berjumlah 30 orang. Berdasarkan data yang diperoleh dari sampel pada penelitian ini, berikut ini adalah hasil penelitian yang berkaitan dengan analisa SWOT terhadap strategi pelatihan kerja di PT Jasa Marga (persero) Tbk Cabang Jakarta - Tangerang. Hasil data yang diperoleh setelah dikategorikan menurut kelompoknya masing-masing, disajikan ke dalam bentuk tabel-tabel yang diuraikan secara rinci di bawah ini. 1. Karakteristik responden Analisis karakteristik yang akan dibahas adalah karakteristik responden seperti jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, lama bekerja, jenis profesi, dan lama menggunakan ruas jalan tol. Untuk lebih jelasnya data analisis akan disajikan dalam tabel-tabel distribusi frekuensi berikut ini: Variabel Jenis Kelamin Pria Wanita Usia < 25 tahun 25 30 tahun 31 40 tahun > 40 tahun Pendidikan Terakhir SMA/sederajat Akademi/setingkat Strata I Lainnya Tabel 4.1 Karakteristik Responden Persentase Jumlah Jumlah (%) 13 17 3 15 10 2 4 14 10 2 43,3 56,7 10,0 50,0 33,3 6,7 13,3 46,7 33,3 6,7 19 11 5 13 9 3 Persentase (%) 63,3 36,7 16,7 43,3 30,0 10,0

52 Profesi Mahasiswa/Pelajar Pegawai Swasta/Negeri Wiraswasta Tenaga Ahli Lama Bekerja < 5 tahun 5 10 tahun 11 15 tahun > 15 tahun 3 12 11 4 10,0 40,0 36,7 13,3 2 16-12 6,7 53,3-40,0 Lama menggunakan ruas jalan tol < 1 tahun 1 2 tahun 2 5 tahun > 5 tahun 2 3 13 12 6,7 10,0 43,3 40,0 Sumber : Data Hasil Kuisioner Berdasarkan dari keterangan tentang table karakteristik di atas, maka dapat dilihat bahwa mayoritas responden dari kalangan internal adalah wanita dengan 56,7% dan dari kalangan eksternal adalah responden pria dengan 63,3%. Untuk usia baik dari kalangan internal maupun eksternal mayoritas responden berusia antara 25 sampai dengan 30 tahun, yakni sebesar 50,0% dan 43,3%. Selanjutnya untuk kalangan internal mengenai pendidikan terakhir, mayoritas responden merupakan lulusan akademi/setingkat dengan 46,7%, kemudian untuk kalangan eksternal mengenai profesi responden, ternyata mayoritas responden berprofesi sebagai pegawai yakni sebesar 53,3%. Karakteristik responden terakhir adalah lama bekerja untuk kalangan internal dan mayoritas responden telah bekerja antara 5 sampai dengan 10 tahun dengan 40,0%, dan untuk kalangan eksternal adalah lama menggunakan ruas jalan tol, dimana mayoritas responden menggunakan ruas jalan tol antara 2 sampai dengan 5 tahun yakni sebesar 43,3%.

53 2. Tanggapan responden atas faktor-faktor internal (Strengths dan Weakness) Faktor-faktor internal merupakan suatu bagian penting untuk melakukan analisa SWOT, yakni untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam penelitian ini adalah kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh PT Jasa Marga (persero) Tbk Cabang Jakarta Tangerang dalam melakukan pelatihan kerja kepada karyawannya. Berikut ini pernyataan-pernyataan mengenai faktor-faktor internal, yaitu kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness). Pernyataan pertama untuk kekuatan adalah PT Jasa Marga memiliki Jasa Marga Development Center yang merupakan wadah pelatihan dan peningkatan kompetensi karyawan Jasa Marga. Tabel 4.2 PT Jasa Marga memiliki Jasa Marga Development Center yang merupakan wadah pelatihan dan peningkatan kompetensi karyawan Jasa Marga 1. Sangat setuju 9 30,0 11 36,7 2. Setuju 14 46,7 9 30,0 3. Netral 7 23,3 8 26,7 4. Tidak setuju - - 2 6,7 5. Sangat tidak setuju - - - Berdasarkan tabel 4.2 di atas mayoritas responden internal sebesar 46,7% menilai setuju mengenai PT Jasa Marga memiliki Jasa Marga Development Center yang merupakan wadah pelatihan dan peningkatan

54 kompetensi karyawan Jasa Marga. Demikian halnya untuk responden eksternal menilai sangat setuju yakni sebesar 36,7% mengenai Jasa Marga Development Center yang merupakan wadah pelatihan dan peningkatan kompetensi karyawan. Pernyataan selanjutnya adalah adanya training need analysis agar setiap karyawan memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk mendapatkan pelatihan sesuai dengan kebutuhan. Tabel 4.3 Adanya training need analysis agar setiap karyawan memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk mendapatkan pelatihan sesuai dengan kebutuhan 1. Sangat setuju 5 16,7 11 36,7 2. Setuju 17 56,7 10 33,3 3. Netral 8 26,7 7 23,3 4. Tidak setuju - - 2 6,7 5. Sangat tidak setuju - - - Berdasarkan tabel 4.3 di atas mayoritas responden internal sebesar 56,7% menilai setuju dengan adanya training need analysis agar setiap karyawan memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk mendapatkan pelatihan sesuai dengan kebutuhan. Demikian halnya untuk responden eksternal menilai sangat setuju yakni sebesar 36,7% mengenai training need analysis agar setiap karyawan memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk mendapatkan pelatihan sesuai dengan kebutuhan. Pernyataan selanjutnya adalah adanya memiliki serikat pekerja dengan nama Serikat Karyawan Jasa Marga atau SKJM.

55 Tabel 4.4 Memiliki serikat pekerja dengan nama Serikat Karyawan Jasa Marga atau SKJM 1. Sangat setuju 9 30,0 10 33,3 2. Setuju 12 40,0 12 40,0 3. Netral 8 26,7 7 23,3 4. Tidak setuju 1 3,3 1 3,3 5. Sangat tidak setuju - - - Berdasarkan tabel 4.4 di atas mayoritas responden internal sebesar 40,0% menilai setuju dengan keberadaan serikat pekerja dengan nama Serikat Karyawan Jasa Marga atau SKJM. Demikian halnya untuk responden eksternal menilai sangat setuju yakni sebesar 40,0% mengenai adanya serikat pekerja dengan nama Serikat Karyawan Jasa Marga atau SKJM Pernyataan selanjutnya adalah adanya memiliki suatu sistem untuk melakukan Pengukuran Kompetensi Karyawan. Tabel 4.5 Memiliki suatu sistem untuk melakukan Pengukuran Kompetensi Karyawan 1. Sangat setuju 9 30,0 9 30,0 2. Setuju 7 23,3 13 43,3 3. Netral 8 26,7 5 16,7 4. Tidak setuju 4 13,3 3 10,0 5. Sangat tidak setuju 2 6,7 - Berdasarkan tabel 4.5 di atas mayoritas responden internal sebesar 40,0% menilai sangat mengenai adanya suatu sistem untuk melakukan Pengukuran Kompetensi Karyawan, meskipun tidak secara signifikan.

56 Namun, untuk responden eksternal menilai setuju yakni sebesar 40,0% mengenai adanya suatu sistem untuk melakukan Pengukuran Kompetensi Karyawan Pernyataan selanjutnya adalah adanya memiliki suatu sistem untuk melakukan Perencanaan Karir. Tabel 4.6 Memiliki suatu sistem untuk melakukan Perencanaan Karir 1. Sangat setuju 11 36,7 8 26,7 2. Setuju 9 30,0 12 40,0 3. Netral 5 16,7 9 30,0 4. Tidak setuju 4 13,3 1 3,3 5. Sangat tidak setuju 1 3,3 - Berdasarkan tabel 4.6 di atas mayoritas responden internal sebesar 36,7% menilai sangat setuju mengenai adanya suatu suatu sistem untuk melakukan Perencanaan Karir. Kemudian, untuk responden eksternal menilai setuju yakni sebesar 40,0% mengenai adanya suatu sistem untuk melakukan Perencanaan Karir Pernyataan selanjutnya adalah merupakan perusahaan BUMN. Tabel 4.7 Perusahaan merupakan perusahaan BUMN 1. Sangat setuju 11 36,7 11 36,7 2. Setuju 9 30,0 10 33,3 3. Netral 7 23,3 6 20,0 4. Tidak setuju 2 6,7 3 10,0 5. Sangat tidak setuju 1 3,3 -

57 Berdasarkan tabel 4.7 di atas mayoritas responden internal sebesar 36,7% menilai sangat setuju mengenai perusahaan merupakan perusahaan BUMN, untuk responden eksternal menilai sangat setuju pula, yakni sebesar 36,7% mengenai perusahaan merupakan perusahaan BUMN. pelatihan. Pernyataan selanjutnya adalah biaya yang besar untuk program Tabel 4.8 Biaya yang besar untuk program pelatihan 1. Sangat setuju 14 46,7 7 23,3 2. Setuju 10 33,3 15 50,0 3. Netral 4 16,7 5 20,0 4. Tidak setuju 2 6,7 2 6,7 5. Sangat tidak setuju - - 1 3,3 Berdasarkan tabel 4.8 di atas mayoritas responden internal sebesar 36,7% menilai sangat setuju mengenai biaya yang besar untuk program pelatihan. Kemudian, untuk responden eksternal menilai setuju, yakni sebesar 40,0% mengenai biaya yang besar untuk program pelatihan. Pernyataan selanjutnya adalah peserta pelatihan tenaga kerja yang semakin bertambah.

58 Tabel 4.9 Peserta pelatihan tenaga kerja yang semakin bertambah 1. Sangat setuju 14 46,7 7 23,3 2. Setuju 7 23,3 15 50,0 3. Netral 7 23,4 5 20,0 4. Tidak setuju 2 6,7 2 6,7 5. Sangat tidak setuju - - 1 3,3 Berdasarkan tabel 4.9 di atas mayoritas responden internal sebesar 36,7% menilai sangat setuju mengenai peserta pelatihan tenaga kerja yang semakin bertambah. Kemudian, untuk responden eksternal menilai setuju, yakni sebesar 36,7% mengenai peserta pelatihan tenaga kerja yang semakin bertambah. relatif lama. Pernyataan selanjutnya adalah pelatihan yang membutuhkan waktu Tabel 4.10 Pelatihan yang membutuhkan waktu relatif lama 1. Sangat setuju 12 40,0 11 36,7 2. Setuju 9 30,0 9 30,0 3. Netral 5 16,7 6 20,0 4. Tidak setuju 3 10,0 4 13,3 5. Sangat tidak setuju 1 3,3 - - Berdasarkan tabel 4.10 di atas mayoritas responden internal sebesar 40,0% menilai sangat setuju mengenai pelatihan yang membutuhkan waktu relatif lama. Kemudian, untuk responden eksternal menilai sangat setuju pula,

59 yakni sebesar 36,7% mengenai pelatihan yang membutuhkan waktu relatif lama. meningkat. Pernyataan selanjutnya adalah kebutuhan akan pelatihan yang Tabel 4.11 Kebutuhan akan pelatihan yang meningkat 1. Sangat setuju 11 36,7 12 40,0 2. Setuju 9 30,0 9 30,0 3. Netral 7 23,3 7 23,3 4. Tidak setuju 3 10,0 2 6,7 5. Sangat tidak setuju - - - - Berdasarkan tabel 4.11 di atas mayoritas responden internal sebesar 40,0% menilai sangat setuju mengenai kebutuhan akan pelatihan yang meningkat. Kemudian, untuk responden eksternal menilai sangat setuju pula, yakni sebesar 40,0% mengenai kebutuhan akan pelatihan yang meningkat. pelatihan. Pernyataan selanjutnya adalah menggunakan jasa konsultan untuk Tabel 4.12 Menggunakan jasa konsultan untuk pelatihan 1. Sangat setuju 7 23,3 9 30,0 2. Setuju 16 53,3 12 40,0 3. Netral 4 13,3 7 23,3 4. Tidak setuju 2 6,7 2 6,7 5. Sangat tidak setuju 1 3,3 - -

60 Berdasarkan tabel 4.12 di atas mayoritas responden internal sebesar 53,3% menilai setuju penggunaan jasa konsultan untuk pelatihan. Kemudian, untuk responden eksternal menilai setuju pula, yakni sebesar 40,0% mengenai menggunakan jasa konsultan untuk pelatihan. 3. Tanggapan responden atas faktor-faktor eksternal (Opportunities dan Threats) Faktor-faktor eksternal merupakan suatu bagian penting untuk melakukan analisa SWOT, yakni untuk mengetahui peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan. Dalam penelitian ini adalah peluang dan ancaman yang dimiliki oleh PT Jasa Marga (persero) Tbk Cabang Jakarta Tangerang dalam melakukan pelatihan kerja kepada karyawannya. Berikut ini pernyataan-pernyataan mengenai faktor-faktor eksternal, yaitu peluang (opportunites) dan ancaman (threats). Pernyataan pertama adalah pertumbuhan jumlah kendaraan yang tinggi. Tabel 4.13 Pertumbuhan jumlah kendaraan yang tinggi 1. Sangat setuju 13 43,3 10 33,3 2. Setuju 10 33,3 13 43,3 3. Netral 5 16,7 6 20,0 4. Tidak setuju 2 6,7 1 3,3 5. Sangat tidak setuju - - - -

61 Berdasarkan tabel 4.13 di atas mayoritas responden internal sebesar 43,3% menilai sangat setuju mengenai pertumbuhan jumlah kendaraan yang tinggi. Demikian halnya untuk responden eksternal menilai setuju yakni sebesar 43,3% mengenai pertumbuhan jumlah kendaraan yang tinggi. ruas jalan tol. Pernyataan selanjutnya adalah melakukan pengembangan jumlah Tabel 4.14 Melakukan pengembangan jumlah ruas jalan tol 1. Sangat setuju 14 46,7 10 33,3 2. Setuju 9 30,0 9 30,0 3. Netral 7 23,3 6 20,0 4. Tidak setuju - - 3 10,0 5. Sangat tidak setuju - - 2 6,7 Berdasarkan tabel 4.14 di atas mayoritas responden internal sebesar 46,7% menilai sangat setuju mengenai pengembangan jumlah ruas jalan tol. Demikian halnya untuk responden eksternal menilai sangat setuju yakni sebesar 33,3% mengenai pengembangan jumlah ruas jalan tol. jalan tol. Pernyataan selanjutnya adalah adanya peningkatan pengguna ruas

62 Tabel 4.15 Adanya peningkatan pengguna ruas jalan tol 1. Sangat setuju 14 46,7 13 43,3 2. Setuju 9 30,0 8 26,7 3. Netral 6 20,0 7 23,3 4. Tidak setuju 1 3,3 2 6,7 5. Sangat tidak setuju - - - - Berdasarkan tabel 4.15 di atas mayoritas responden internal sebesar 46,7% menilai sangat setuju mengenai peningkatan pengguna ruas jalan tol. Demikian halnya untuk responden eksternal menilai sangat setuju yakni sebesar 43,3% mengenai peningkatan pengguna ruas jalan tol. Pernyataan selanjutnya adalah adanya peningkatan dan perkembangan teknologi. Tabel 4.16 Adanya peningkatan dan perkembangan teknologi 1. Sangat setuju 13 43,3 8 26,7 2. Setuju 14 46,7 13 43,3 3. Netral 3 10,0 7 23,3 4. Tidak setuju - - 2 6,7 5. Sangat tidak setuju - - - - Berdasarkan tabel 4.16 di atas mayoritas responden internal sebesar 46,7% menilai setuju mengenai adanya peningkatan dan perkembangan teknologi. Demikian halnya untuk responden eksternal menilai setuju yakni sebesar 43,3% mengenai adanya peningkatan dan perkembangan teknologi.

63 Pernyataan selanjutnya adalah mengenai kondisi perekonomian yang tidak stabil akibat adanya inflasi. Tabel 4.17 Kondisi perekonomian akibat adanya inflasi 1. Sangat setuju 12 40,0 9 30,0 2. Setuju 10 33,3 15 50,0 3. Netral 5 16,7 6 20,0 4. Tidak setuju 2 6,7 - - 5. Sangat tidak setuju 1 3,3 - - Berdasarkan tabel 4.17 di atas mayoritas responden internal sebesar 40,0% menilai sangat setuju mengenai kondisi perekonomian yang tidak stabil akibat adanya inflasi. Demikian halnya untuk responden eksternal menilai setuju yakni sebesar 50,0% mengenai kondisi perekonomian yang tidak stabil akibat adanya inflasi. Pernyataan terakhir adalah mengenai kondisi regulasi pemerintah yang tidak menentu. Tabel 4.18 Regulasi pemerintah yang tidak menentu 1. Sangat setuju 9 30,0 10 33,3 2. Setuju 14 46,7 16 53,3 3. Netral 4 13,3 4 13,3 4. Tidak setuju 2 6,7 - - 5. Sangat tidak setuju 1 3,3 - - Berdasarkan tabel 4.18 di atas mayoritas responden internal sebesar 46,7% menilai setuju mengenai regulasi pemerintah yang tidak menentu.

64 Demikian halnya untuk responden eksternal menilai setuju yakni sebesar 53,3% mengenai regulasi pemerintah yang tidak menentu. C. Analisa SWOT atas Strategi Pelatihan Kerja PT Jasa Marga (persero) Tbk Cabang Jakarta - Tangerang Dalam melakukan pelatihan kerja, perusahaan perlu melihat peluang yang ada untuk menaikan kinerja perusahaan dan mengidentifikasikan ancaman secara dini supaya dapat mengantisipasinya. Disamping itu melihat bagaimana faktor kondisi internal perusahaan tersebut yang berupa faktor kekuatan dan kelemahan. Dengan memadukan antara faktor internal dan eksternal diharapkan perusahaan akan dapat menaikan penampilan dan kinerja usahanya. Dan juga dapat dinilai efektifitas, strategi pelatihan kerja yang telah ditetapkan selama ini, sehingga dapat diambil tindakan untuk tetap mempertahankan strategi atau mengganti dengan strategi pelatihan kerja yang baru bila ternyata tidak sesuai dengan standard dan kriteria yang ditetapkan Berikut ini tingkat kesesuaian atas penilaian internal dengan eksternal terhadap pelatihan kerja.

65 Tabel 4.19 Tingkat Kesesusaian Penilaian dan Pelatihan Kerja Penilaian Penilaian Tingkat Q Kesesuaian SS S N TS STS Nilai SS S N TS STS Nilai (%) 1 11 9 8 2-119 11 9 8 2-119 102.5 2 11 10 7 2-120 11 10 7 2-120 97.5 3 10 12 7 1-121 10 12 7 1-121 98.3 4 9 13 5 3-118 9 13 5 3-118 90.7 5 8 12 9 1-117 8 12 9 1-117 98.3 6 11 10 6 3-119 11 10 6 3-119 98.3 7 12 10 8 - - 124 12 10 8 - - 124 101.6 8 7 15 5 2 1 115 7 15 5 2 1 115 107.0 9 11 9 6 4-117 11 9 6 4-117 100.9 10 12 9 7 2-121 12 9 7 2-121 97.5 11 9 12 7 2-118 9 12 7 2-118 98.3 12 10 13 6 1-122 10 13 6 1-122 101.6 13 10 9 6 3 2 112 10 9 6 3 2 112 113.4 14 13 8 7 2-122 13 8 7 2-122 103.3 15 8 13 7 2-117 8 13 7 2-117 111.1 16 9 15 6 - - 123 9 15 6 - - 123 97.6 17 10 16 4 - - 126 10 16 4 - - 126 93.7 Sumber: Hasil Kuesioner diolah Berdasarkan tabel di atas menunjukkah bahwa mayoritas tingkat kesesuaian antara responden internal dan eksternal tidak terlalu signifikan. Hal tersebut menerangkan bahwa hasil penilaian internal dan eskternal tidak jauh berbeda, kecuali pada pernyataan no. 4 mengenai sistem pengukuran kinerja dimana tingkat kesesuaiannya hanya 90,7% dan dan pernyataan no. 13 pengembangan ruas jalan tol dimana tingkat kesesuaiannya mencapai 113,4% dimana penilaian internal jauh diatas penilaian eksternal. Selanjutnya adalah perhitungan dari penilaian internal dan eksternal yang mempengaruhi pelatihan skill dan teamwork.

66 Tabel 4.20 Perhitungan Penilaian dan Pelatihan Kerja Uraian Penilaian Penilaian Jumlah Strengths 1. Memiliki Jasa Marga Development Center 122 119 241 2. Adanya training need analysis 117 120 237 3. Memiliki serikat pekerja 119 121 240 4. Sistem Pengukuran Kompetensi Karyawan 107 118 225 5. Memiliki Sistem Perencanaan Karir 115 117 232 6. Merupakan Perusahaan BUMN 117 119 236 Weakness 7. Biaya pelatihan yang besar 126 124 250 8. Peserta yang semakin bertambah 123 115 238 9. Pelatihan memakan waktu relatif lama 118 117 235 10. Kebutuhan pelatihan yang meningkat 118 121 239 11. Menggunakan jasa konsultan 116 118 234 Opportunities 12. Pertumbuhan jumlah kendaraan 124 122 246 13. Pengembangan jumlah ruas jalan tol 127 112 239 14. Peningkatan pengguna ruas jalan tol 126 122 248 Threats 15. Perkembangan teknologi 130 117 247 16. Inflasi Ekonomi 120 123 243 17. Regulasi pemerintah 118 126 244 Sumber: Data Hasil Kuesioner diolah Selanjutnya langkah yang dilakukan adalah mencari nilai bobot dan ranking berdasarkan tabel perhitung tersebut. Nilai bobot dicari dengan cara berikut ini:.. ( ) = ( ) = h + ( ) h + ( h ) Kemudian untuk penentuan ranking dilakukan dengan Quartil dalam Likert Summating Rating (LSR) dengan Total Skor jika semua responden menjawab:

67 Batas bawah B = jumlah responden x skor terendah (1) Batas atas (max) A = jumlah responden x skor tertinggi (5) Kemudian mencari nilai untuk batas bawah dan batas atas untuk penelitian ini sebagai berikut : Batas bawah dalam penelitian ini adalah : B = jumlah responden x skor terendah = 60 x 1 = 60 Batas atas (max) dalam penelitian ini adalah : A = jumlah responden x skor tertinggi = 60 x 5 = 300 Kemudian setelah diketahui angka-angka tersebut, selanjutnya dicari jarak antar kelas, yakni : n = A B n = 300 60 n = 240 selanjutnya mencari masing-masing Quartil dengan rumus berikut ini: 240 Quartil I (Q 1 ) = B n 60 120 4 4 240 Quartil II(Q 2 ) = B n 60 180 2 2.3 240 3 Quartil III (Q 3 ) = B n 60 240 4 4

68 Setelah mengetahui masing-masing Quartil langkah selanjutnya adalah menentukan posisi ranking tersebut, dengan kriteria pada tabel berikut: Tabel 4.21 Penentuan Ranking SWOT Pelatihan Jumlah I + E Rank B s/d Q1 1 Q1 s/d Q2 2 Q2 s/d Q3 3 Q3 s/d A 4 Selanjutnya adalah melakukan perhitungan antara nilai bobot dan ranking untuk pelatihan peningkatan skill dan teamwork, yaitu pada tabel berikut ini: Tabel 4.22 Perhitungan matriks IFE dan EFE atas Pelatihan Kerja Karyawan Uraian Bobot Ranking Skor Komentar Strengths 1. Memiliki Jasa Marga Pusat pengembangan dan pelatihan kerja yang 0.09 4 0.37 Development Center berkualitas 2. Adanya training Menganalisa pegawai yang berhak menerima 0.09 3 0.27 need analysis pelatihan kerja secara efektif dan efisien 3. Memiliki serikat Menjadi penampung aspirasi para pegawai 0.09 3 0.28 pekerja sebagai penyeimbang manajemen 4. Sistem Pengukuran Kompetensi Karyawan 0.09 3 0.26 5. Memiliki Sistem Perencanaan Karir 0.09 3 0.27 6. Merupakan Perusahaan BUMN Jumlah Strenghts 1.72 Weakness 7. Biaya pelatihan yang besar 8. Peserta yang semakin bertambah 9. Pelatihan memakan waktu relatif lama 0.09 3 0.27 10. Kebutuhan pelatihan yang meningkat 0.09 3 0.28 Pengukuran kemampuan dan keahlian pegawai sesuai dengan bidang pekerjaan Memiliki jenjang karir kepada setiap para pegawai untuk peningkatan kesejahteraan 0.09 3 0.27 Salah satu perusahaan BUMN yang strategis 0.10 4 0.38 Anggaran yang terbatas untuk pelatihan 0.09 3 0.27 Keterbatasan pegawai dengan kompetensi tinggi Tidak efisien dan efektif dalam proses pelatihan kerja Keterbatasan pegawai dengan skill dan keahlian khusus

69 11. Menggunakan jasa konsultan 0.09 3 0.27 Jumlah Weakness 1.47 Total (S+W) 1.00 3.19 Opportunities 12. Pertumbuhan jumlah kendaraan 0.17 4 0.67 13. Pengembangan jumlah ruas jalan tol 0.16 3 0.49 14. Peningkatan pengguna ruas jalan 0.17 4 0.68 tol Jumlah Opportunites 1,84 Threats 15. Perkembangan teknologi 0.17 4 0.67 Keterbatasan para trainer dan instruktur dalam pelatihan Meningkatkan kualitas pelayanan khususnya sumber daya manusia Meningkatkan pelayanan di dalam penyediaan jalan bebas hambatan Meningkatkan pelayanan di dalam penyelenggaran jalan bebas hambatan Mengantisipasi perkembangan teknologi dengan pelatihan 16. Inflasi Ekonomi 0.17 4 0.66 Mengantisipasi perekonomian yang tidak stabil 17. Regulasi pemerintah 0.17 4 0.67 Jumlah Threats 2,00 Total (O+T) 1.00 3,84 Sumber: Data diolah Mengantisipasi kebijakan dari peraturan terkait perundang-undangan yang berlaku Berdasarkan matriks IFE di atas terlihat dengan didirikannya Jasa Marga Development Centre menjadi wadah pelatihan dan pengembangan kerja para pegawai merupakan kekuatan yang besar dalam proses pelatihan kerja para karyawan, hal ini dapat dilihat pada nilai bobot yang tinggi. Dengan adanya JMDC pelatihan kerja dapat dilakukan secara maksimal. Kemudian pengeluaran yang besar untuk program pelatihan kerja menjadi beban bagi perusahaan, karena nilai bobot yang tinggi. Dari total nilai yang dihasilkan yaitu 3,19 menunjukkan sisi internal perusahaan kuat dalam program pelatihan kerja karyawan. Selanjutnya melihat matriks EFE di tabel tersebut menunjukkan respon yang baik dari segi pertumbuhan jumlah kendaraan dan peningkatan pengguna ruas jalan tol. Hal ini ditandai dengan tingginya nilai bobot pada dua peluang

70 tersebut untuk meningkatkan kualitas pelayanan perusahaan khususnya dengan melakukan program pelatihan kerja karyawan. Demikian pula mengenai perkembangan teknologi yang cepat, kemudian kondisi inflasi ekonomi, dan regulasi pemerintah yang bergerak begitu cepat dan tidak menentu menjadi perhatian utama bagi PT Jasa Marga (persero) Tbk cabang Jakarta Tangerang dalam melakukan peningkatan kualitas SDM. Dengan total nilai sebesar 3,84 menunjukkan bahwa PT Jasa Marga (persero) Tbk cabang Jakarta Tangerang telah optimal dalam memanfaatkan setiap peluang dan mengantisipasi semua ancaman yang ada dalam peningkatan kualitas SDM. Selanjutnya adalah melakukan penentuan posisi PT Jasa Marga (persero) Tbk cabang Jakarta Tangerang dalam strategi pelatihan kerja melalui matriks internal dan eksternal pada gambar berikut ini.

71 Gambar 4.1 Strategi Matriks Dengan melihat gambar di atas maka strategi matriks pada PT Jasa Marga (persero) Tbk cabang Jakarta Tangerang adalah di posisi I dimana nilai matriks IFE sebesar 3,19 dan nilai matriks EFE sebesar 3,84. Hal ini menunjukkan strategi yang cocok adalah strategi pertumbuhan dengan konsentrasi melalui integrasi vertikal, yaitu suatu kegiatan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia secara optimal dengan melakukan pemanfaatan teknologi supaya dapat bersaing dalam perkembangan dunia usaha. Strategi pelatihan kerja pada PT Jasa Marga (persero) Tbk cabang Jakarta Tangerang dengan berdasarkan analisa SWOT, dapat dilihat berikut ini:

72 Tabel 4.23 Matriks SWOT PT Jasa Marga (persero) Tbk cabang Jakarta Tangerang IFE EFE Opportunities 1. Pertumbuhan jumlah kendaraan 2. Pengembangan jumlah ruas jalan tol 3. Peningkatan pengguna jalan tol Threats 1. Perkembangan teknologi 2. Inflasi Ekonomi 3. Regulasi pemerintah Sumber: data diolah, internal perusahaan Strengths 1. Jasa Marga Development Center 2. training need analysis 3. Memiliki serikat pekerja dengan nama Serikat Karyawan Jasa Marga 4. Sistem Pengukuran Kompetensi Karyawan 5. Sistem Perencanaan Karir 6. Merupakan BUMN Strategi S-O 1. Pertahankan kualitas pelatihan karyawan 2. Peningkatan kualitas karyawan 3. Perekrutmen karyawan sesuai dengan kompetensi yang diperlukan Strategi S-T 1. Pemanfaatan teknologi dalam membantu pelayanan publik dan meringankan karyawan Weakness 1. Biaya pelatihan yang besar 2. Peserta pelatihan tenaga kerja yang semakin bertambah 3. Pelatihan yang membutuhkan waktu relatif lama 4. Kebutuhan pelatihan yang meningkat 5. Menggunakan jasa konsultan Strategi W-O 1. Anggaran lebih disesuaikan dengan kebutuhan 2. Efektivitas dan efisiensi waktu dalam pelatihan kerja Strategi W-T 1. Melakukan penganggaran secara efektif dan efeisien untuk kebutuhan pelatihan kerja Berdasarkan tabel 4.23 di atas, maka strategi yang diperolah untuk pelatihan kerja karyawan pada PT Jasa Marga (persero) Tbk cabang Jakarta Tangerang dengan analisa SWOT adalah sebagai berikut: 1. Strategi Strength Opportunities (S O) a. Pertahankan kualitas pelatihan karyawan yang dilakukan oleh JMDC b. Peningkatan kualitas karyawan dalam kompetensi dan keahlian c. Perekrutmen karyawan sesuai dengan kompetensi yang diperlukan

73 2. Strategi Strength Threat (S T) Pemanfaatan teknologi dalam membantu pelayanan publik dan meringankan karyawan 3. Strategi Weakness Opportunity (W O) a. Anggaran lebih disesuaikan dengan kebutuhan b. Efektivitas dan efisiensi waktu dalam pelatihan kerja 4. Strategi Weakness Threat (W T) Melakukan penganggaran secara efektif dan efeisien untuk kebutuhan pelatihan kerja dengan melihat kondisi perekonomian dan kemajuan teknologi.