V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LINGKUNGAN INTERNAL

Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. H.Yusdin Abdullah dan sebagai pimpinan perusahaan adalah Bapak Azmar

BAB III BAHAN DAN METODE

SNI Standar Nasional Indonesia. Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Lampiran 1 Log book penangkapan ikan dengan alat tangkap rawai tuna dan pancing ulur.

5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

VII PERENCANAAN PENGADAAN PERSEDIAAN TUNA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Ikan tuna dalam kaleng Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

7 TINGKAT PEMANFAATAN KAPASITAS FASILITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

Evaluasi sistem dan prosedur pembelian bahan baku. pada perusahaan j rot galery. di Klaten. Oleh : Riasti F BAB I PENDAHULUAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Deskripsi Produk cakalang precooked loin beku di PT.GEM

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

4 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV PEMBAHASAN. Nama Produk Nama Spesies. Asal Ikan. Alur Proses. Kemasan Produk. Daya Tahan Produk. Penggunaan Produk Negara Tujuan Ekspor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Deskripsi Produk Tuna Loin Beku di PT. Awindo Internasional

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

5 FASILITAS PELAYANAN DI PPS NIZAM ZACHMAN JAKARTA

Ikan segar - Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

BAB 3 GAMBARAN SISTEM YANG BERJALAN. bermotor. Produk-produk yang dihasilkan dipasarkan

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III BAHAN DAN METODE

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Food Industries yang akan dibahas antara lain adalah: a) Tahapan audit yang dilakukan (survei pendahuluan dan evaluasi sistem

BAB V PRAKTEK PRODUKSI YANG BAIK

5 KONDISI AKTUAL FASILITAS DAN PELAYANAN KEPELABUHANAN TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 9. Deskripsi Produk Tuna Steak Beku di PT. Garaha Insan Sejahtera

KATA PENGANTAR Analisis Bahaya dan Titik Kendali Kritis pada Penanganan Tuna Loin Beku di PT. Awindo International

Tuna loin segar Bagian 1: Spesifikasi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat PT Kasa Husada Wira Jatim

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT. Agung Sumatera Samudera Abadi

6 KEBUTUHAN FASILITAS TERKAIT PENANGANAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN. impor dan penjualan ikan beku (frozen fish) dimana ikan-ikan yang telah masuk

BAB 2 LANDASAN TEORI

melakukan kegiatan-kegiatan produksinya, mulai dari memenuhi kebutuhan perbekalan untuk menangkap ikan di

6. KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA NIZAM ZACHMAN JAKARTA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR

I. PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kelautan dan perikanan adalah meningkatkan

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III BAHAN DAN METODE

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2002 TENTANG

6 PEMETAAN KARAKTERISTIK DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 3 TATA LAKSANA SISTEM YANG BERJALAN

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: 1-5 ISSN :

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Masing-Masing Jabatan di. PT. Intan Suar Kartika. 1. Menentukan visi dan misi perusahaan

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KADAR HISTAMIN PADA YELLOWFIN TUNA (Thunnus albacore) ABSTRAK

Bgn-1. Prosedur Penanganan

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan 2.2 Fungsi dan Peran Pelabuhan Perikanan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lingkungan Industri Perusahaan Ekspor Pembekuan

BAB 3 ANALISIS SISTEM. perusahaan serta akibat yang ditimbulkan masalah tersebut. dimana masih berstatus sewaan dari orang lain.

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

TEKNIK PENGOLAHAN IKAN TUNA (Thunnus sp.) BEKU DI PT. TRIDAYA ERAMINA BAHARI,MUARA BARU UJUNG, JAKARTA UTARA

SNI Standar Nasional Indonesia. Filet kakap beku Bagian 1: Spesifikasi

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

Penanganan Barang Tolakan pada Perusahaan XYZ di Lembang Jawa Barat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi

ANALISA KELAYAKAN INDUSTRI FILLET IKAN PATIN BEKU. (Pangasius hypophthalmus) DI KABUPATEN BOGOR. Oleh RONNY MARTHA FO

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. menempati lahan seluas 200 meter persegi. Diantaranya jasa yang dilayani sendiri adalah

BAB II LANDASAN TEORI. miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan

BAB 3 METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

BAB 3 ANALISA SISTEM DAN PERANCANGAN YANG BERJALAN

GAMBARAN UMUM PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu sumber protein yang mudah diperoleh dan harganya

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bagaimana perusahaan bapak mengatasi masalah keterlambatan produk yang dipesan? dan bagaimana menjelaskan keterlambatan tersebut ke customer?

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan RPHU Rawa Kepiting berbentuk kompleks dengan beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin

6 KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN JUMLAH ES DI PPS CILACAP

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 44 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pekerjaan yang selama ini jarang bahkan ada yang sama sekali belum pernah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT Tridaya Eramina Bahari berdiri pada tahun 1994 di Cirebon. Perusahaan ini didirikan oleh Bapak H. Danuri sebagai komisaris dan Bapak H. Dayat Suntoro sebagai direktur utama. Pada November 1994, perusahaan tersebut mendapatkan pengesahan dari Departemen Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia dengan No. 1184/09-04/PK/XII/94. Pabrik perusahaan domisili pertama kali di ruang proses Perum Prasarana Perikanan Samudera Jakarta dengan status sewa. Saat itu, perusahaan memproduksi produknya berupa produk segar dan beku. Sejak Mei 2003, PT Tridaya Eramina Bahari menempati bangunan sendiri di Jalan Muara Baru Ujung Blok K No. 3 dan mengkhususkan produknya pada produk beku. Saat ini perusahaan mengkonsentrasikan kegiatan bisnisnya 100 persen untuk ekspor dengan bahan baku dan produk yang spesifik yaitu produk beku. Negara-negara tujuan ekspor PT Tridaya Eramina Bahari meliputi Uni Eropa, Jepang, Vietnam, Iran, Israel, Rusia dan Amerika. Jepang merupakan negara tujuan ekspor utama. 5.2. Lokasi Perusahaan PT Tridaya Eramina Bahari terletak di kawasan Perum Prasarana Perikanan Samudera Jakarta, di Jalan Muara Baru Ujung Blok K No. 3, Kelurahan Penjaringan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. PT Tridaya Eramina Bahari berbatasan dengan PT Gabungan Era Mandiri di sebelah barat dan timur, dan PT Red Ribbon Indonesia Coorporation sebelah utara, dan PT Sandi Mas di selatan. Perusahaan ini memiliki area tanah seluas 2000 m 2. Luas bangunan yang dimiliki sebesar 1250 m 2. Status tanah yang hingga saat ini digunakan adalah hak guna bangunan. Hak guna bangunan tersebut dapat diperpanjang setiap lima tahun sekali. Status ini diberikan oleh Perum Prasarana Perikanan Samudera Jakarta tahun 2001. Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi di Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta, diantaranya Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta merupakan tempat yang digunakan untuk kegiatan industri

perikanan dengan fasilitas lengkap seperti listrik, es, air, dan jalan yang sudah cukup baik dan merupakan tempat transit kapal-kapal perikanan dari berbagai daerah sehingga perusahaan dekat dengan sumber bahan baku, serta tenaga kerja dan sarana transportasi mudah didapatkan. Selain itu, letaknya dekat dengan Pelabuhan Tanjung Priok, Kantor Dinas Perikanan, baik instansi pemerintah maupun swasta, sehingga memudahkan perusahaan dalam hal administrasi ekspor hasil produk perikanan. 5.3. Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Struktur organisasi menggambarkan hubungan tanggung jawab dan wewenang yang terdapat dalam perusahaan. Struktur organisasi PT Tridaya Eramina Bahari merupakan struktur yang fungsional. Struktur organisasi ini memiliki keunggulan dan kelemahan. Keunggulannya adalah struktur ini memberikan kemungkinan bagi karyawan untuk memusatkan perhatian pada satu aspek yang sedang dikerjakan. Sementara itu, kelemahannya adalah beberapa kegiatan penting perusahaan ditangani langsung oleh pemimpin perusahaan. Struktur organisasi perusahaan dapat dilihat pada Gambar 3. Deskripsi tugas dan wewenang dari masing-masing jabatan di PT Tridaya Eramina Bahari sebagai berikut : 1) Presiden Direktur a. Memimpin dan melaksanakan wewenang serta melakukan fungsi manajemen perusahaan dan bekerja sama dengan bagian-bagian yang ada di bawahnya b. Melaksanakan kebijakan perusahaan dalam rangka pencapaian tugas yang telah ditetapkan c. Melakukan pengarahan dan pembinaan serta menjaga hubungan yang harmonis dengan karyawan d. Bertanggung jawab terhadap semua asset yang dimiliki perusahaan e. Membina hubungan yang harmonis dengan pihak luar atau pemerintah setempat 37

Direktur Plan Manager Pemasaran Quality Control ADM dan Keuangan Produksi Laboratorium Sanitation Penerimaan Pembelian Processing Packaging Cold Storage Eksport Trimming Wasting Gambar 3. Struktur Organisasi PT Tridaya Eramina Bahari Tahun 2009 2) Plan manager a. Membuat dan menetapkan rencana serta target produksi b. Menetapkan tindakan yang dijalankan perusahaan c. Mengkoordinasikan sifatnya secara selaras atas segala tindakan untuk mencapai tujuan perusahaan d. Mengambil keputusan dan melaksanakan kontrol terhadap instruksi presiden direktur 3) Pemasaran a. Mengatur dan bertanggung jawab atas seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran produk b. Mencari pangsa pasar untuk produk yang dihasilkan c. Melakukan kegiatan pemasaran terhadap produk yang diproduksi 38

d. Mencari informasi keadaan pasar internasional maupun lokal 4) Administrasi dan Keuangan a. Mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan administrasi dan keuangan b. Mengkoordinasikan aktivitas pengelolaan administrasi dan keuangan untuk menunjang kelancaran operasional perusahaan c. Melakukan pengendalian biaya yang dikeluarkan untuk keperluan operasional d. Melakukan pengawasan terhadap arus dana e. Melakukan pengawasan terhadap kekayaan perusahaan 5) Kepala Produksi a. Memimpin dan menjalankan wewenang serta melaksanakan fungsi manajemen dalam bidang produksi dan bekerja sama dengan bagian lain agar tercapai hasil produk yang sesuai dengan standar yang ditetapkan b. Mengkoordinasikan pekerjaan produksi yang mencakup perencanaan dan pengelolaan aktivitas produksi c. Melakukan pengawasan terhadap arus produksi untuk mendapatkan produk yang bermutu d. Melakukan kerjasama dengan bagian lain e. Melakukan analisis produksi untuk mencapai hasil produksi yang optimal sesuai dengan target perusahaan 6) Quality Control (QC) a. Menjalankan wewenang serta tugas QC yang mencakup pengawasan terhadap semua mutu produk b. Melakukan pengujian terhadap mutu produk yang mencakup kualitas, ukuran, dan bobot c. Melakukan analisis terhadap kualitas produk dalam rangka peningkatan mutu produk d. Mengawasi bagian-bagian yang ada di bawahnya Adapun spesifikasi pekerjaan yang berkaitan langsung dengan kegiatan produksi diantaranya : 39

1) Pembelian a. mengadakan pembelian ikan yang memenuhi standar mutu ekspor b. melakukan koordinasi dengan divisi lain terutama bagian quality control dan penerimaan serta ABF/storaging c. membuat laporan kegiatan pembelian yang akurat 2) Laboratorium a. menguji semua mutu ikan mulai dari bahan baku sampai dengan produk akhir dari kandungan mikrobiologi, histamin, dan logam berat setelah dilakukan uji organoleptik b. menguji kualitas air dan es secara berkala sesuai standar yang telah ditentukan, minimal tiga bulan sekali c. mengontrol sanitasi dan hygiene, menjaga kebersihan semua barang dan produk d. mengajukan sampel untuk pengujian di laboratorium Departemen Kelautan dan Perikanan e. melakukan koordinasi dengan divisi lain f. membuat laporan kegiatan sehari-hari secara akurat 3) Penerimaan a. menimbang dan mencatat setiap ikan yang masuk dengan mencantumkan label pada masing-masing pemasok b. membuat laporan kegiatan secara akurat c. melakukan koordinasi dengan divisi lainnya 4) filleting a. mengawasi kegiatan filleting dengan selalu memperhatikan mutu, memperkecil penyusutan, dan lain-lain b. memberikan motivasi dan semangat kerja kepada bawahan agar target produksi dapat tercapai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan c. memelihara serta menjaga kebersihan lingkungan kerja 5) Cutting a. Memotong ikan sebelum diproses lebih lanjut dengan menggunakan mesin pemotong 40

b. merawat dan memelihara serta mencuci mesin sebelum dan sesudah produksi c. mencuci tangan sebelum produksi d. menjaga kebersihan area kerja terutama barang-barang produksi 6) Sanitasi a. menjaga kebersihan lingkungan kerja b. menyiapkan alat bantu proses seperti pisau, tempat cuci tangan, keranjang/plastik, alkohol, dan sebagainya c. membersihkan alat bantu proses 7) Room Equipment a. melayani pengambilan bahan yang dibutuhkan b. menerima bahan-bahan yang datang, tanda terima, dan mengatur penempatannya agar mudah diambil pada waktu yang dibutuhkan c. menjaga dan mengamankan barang yang ada d. mencatat dan membukukan semua transaksi yang berhubungan dengan masuk dan keluarnya barang e. mengarsipkan semua bukti penerimaan dan pengeluaran secara tertib dan teratur 8) Storing a. melakukan pengecekan secara periodik b. melakukan pengecekan forklift c. menjaga kebersihan cold storage, ABF, ante room, dan flat form d. mengawasi keluar masuk barang e. memberikan teguran kepada orang yang tidak berkepentingan 9) Packaging a. melakukan pengecekan terhadap semua alat bantu packing b. menjaga kebersihan lingkungan kerja c. melakukan koordinasi dengan bagian lain d. memperhatikan tiap produk yang akan dikemas dengan tetap memperhatikan mutu produk e. membuat laporan dengan akurat 41

10) Wasting a. mengumpulkan dan menimbang limbah b. mengemas dan meletakan ditempat yang ditentukan c. menjaga kebersihan secara intensif d. melakukan koordinasi dengan bagian lain e. membuat laporan dengan akurat 11) Ekspor a. menyiapkan sampling ke laboratorium untuk pengujian mutu b. meminta hasil pengujian c. menyiapkan hasil dokumen ( rekap packing, packing list, dan invoice) d. mengirim dokumen via DHL/Bank Tenaga kerja yang bekerja di PT Tridaya Eramina Bahari saat ini berjumlah 60 orang dengan spesifikasi tugas dan wewenang yang sudah jelas. Tenaga kerja tersebut terbagi menjadi karyawan tetap 35 orang, karyawan harian 18 orang, dan karyawan borongan tujuh orang. Untuk karyawan tetap, gaji diberikan setiap satu bulan sekali, untuk karyawan harian gaji diberikan secara mingguan, sedangkan untuk karyawan borongan gaji diberikan secara harian yang disesuaikan dengan tingkat produktivitas masing-masing tenaga kerja. Hari kerja perusahaan sebanyak enam hari kerja dalam satu minggu dengan jumlah jam kerja sebanyak delapan jam per hari kerja. Namun, tidak menutup kemungkinan kegiatan kerja terjadi pada hari libur. Hal ini dijadwalkan apabila waktu pengiriman produk sudah mendekati jatuh tempo. Khusus untuk tenaga kerja borongan, hari kerja disesuaikan dengan ada atau tidaknya ikan tuna yang dapat diproses.untuk menunjang kesejahteraan karyawananya, PT Tridaya memberikan asuransi Jamsostek kepada semua karyawannya. 5.4. Proses Produksi Produksi merupakan aktivitas dalam mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi atau bahan setengah jadi. Kegiatan produksi di PT Tridaya Eramina Bahari merupakan kegiatan produksi yang mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi. Sistem produksi yang dilakukan merupakan sistem produksi terputus. Produk yang diproduksi PT Tridaya Eramina Bahari 100 persen produk 42

beku. Tuna loin beku merupakan produk unggulan PT Tridaya Eramina Bahari karena ketersediaan bahan baku dan permintaannya ada sepanjang tahun. Loin merupakan bentukan dari ikan tuna atau sejenisnya yang dipotong menjadi empat bagian. Pada umumnya pembentukan produk olahan ikan diawali dengan membentuk loin terlebih dahulu. PT Tridaya Eramina Bahari melakukan produksi berdasarkan pesanan. PT Tridaya menggunakan bahan baku 100 persen ikan beku. Proses produksi tuna loin beku dapat dilihat pada Gambar 4 di bawah ini. Berikut penjelasan mengenai masing-masing tahapan proses produksi yang terdapat di PT Tridaya Eramina Bahari. Tahap 1 Penerimaan Tahap 2 Penyimpanan di Cold Storage Tahap 3 Pemotongan Bahan Baku Tahap 6 Trimming II Tahap 5 Pembekuan di ruang ABF Tahap 4 Trimming I Tahap 7 Glazing Tahap 8 Packaging Gambar 4. Alur Proses Produksi Tuna Loin PT Tridaya Eramina Bahari Tahun 2009 (1) Penerimaan Kegiatan produksi perusahaan diawali dengan penerimaan bahan baku dari pemasok. Perusahaan umumnya menggunakan bahan baku ikan beku karena resikonya lebih rendah dibandingkan bila menggunakan ikan segar. Selain itu, ikan segar sulit diperoleh di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zahman karena kebanyakan ikan segar langsung diekspor oleh pemasok ke luar negeri. Bahan baku ikan beku yang telah dibeli oleh perusahaan diterima oleh bagian penerimaan untuk kemudian disortir berdasarkan kualitas dan berat. Perusahaan membeli bahan baku dengan kualitas grade B dan C. 43

(2) Penyimpanan Beku (Cold Storage) Bahan baku yang telah disortir dan di timbang di ruang selanjutnya disimpan ke dalam Cold Storage untuk menjaga suhu ikan agar tetap rendah dan kualitas ikan dapat dipertahankan. Cold storage merupakan tempat penyimpanan ikan tuna sebelum dilakukan proses produksi. Ikan yang dikeluarkan dari cold storage disesuaikan dengan jadwal produksi yang telah ditetapkan selama 1 bulan. Sistem penggunaan bahan baku yang digunakan adalah FIFO (first in first out) dimana ikan yang pertama masuk dikeluarkan terlebih dahulu untuk diproses di ruang produksi. (3) Pemotongan Tuna Berdasarkan rencana produksi yang telah ditetapkan, bahan baku ikan yang disimpan dalam cold storage kemudian ditimbang kembali sebelum masuk ke ruang prosessing. Ikan yang masuk ruang prosessing dipotong pada meja pemotongan dengan menggunakan mesin pemotong. Ikan dipotong bagian kepala dan ekornya dan kemudian dibelah mengikuti garis tulang punggung menjadi empat bagian yang disebut loin. (4) Trimming I Potongan loin dibawa ke meja trimming untuk dirapihkan sisa-sisa tulang yang masih menempel pada ikan dan membuang daging ikan yang berwarna gelap. Bagian ini dibuang kerena banyak mengandung histidin yang berpotensi menghasilkan histamin. Kadar histamin sangat mempengaruhi mutu ikan karena peningkatan kadar histamin berbanding lurus dengan kemunduran mutu ikan. Kegiatan trimming dilakukan dengan menggunakan alat manual yaitu pisau. Setelah di trimming, ikan dibawa ke meja pencucian untuk dicuci dengan air klorin yang bersuhu dingin kurang lebih 5 o C. Ikan yang telah bersih dicuci, ditimbang kembali untuk kemudian dikemas pada ruang pengemasan atau dibekukan di ruang ABF. (5) Pembekuan di Ruang ABF (Air Blazt Frozen) Pembekuan di ruang ABF dilakukan apabila terdapat produk yang tidak langsung dikemas dalam karton melainkan akan disimpan pada cold storage khusus produk. ABF merupakan alat pembeku yang menggunakan tiupan udara dingin yang disirkulasikan ke sekitar produk dengan blower. Suhu Ruang ABF 44

tetap dijaga sekitar -30 o C dengan kapasitas penyimpanan produk sebanyak 10 ton. Produk dibekukan di ruang ABF selama kurang lebih 8-10 jam. (6) Trimming II Trimming II dilakukan sebelum packaging. Trimming kali ini dilakukan dengan tujuan untuk membersihkan sisa-sisa tulang ataupun daging gelap dan darah beku yang masih tersisa pada daging ikan. Kemudian produk loin ditimbang kembali. (7) Glazing Proses selanjutnya glazing, yaitu pelapisan es pada permukaan loin. Tujuan dari glazing yaitu agar loin tidak mengalami dehidrasi ketika proses pembekuan. Proses ini menggunakan air, es, dan klorin 20 ppm. Manfaat dari klorin adalah untuk menghilangkan kotoran yang melekat pada tubuh ikan dan mereduksi jumlah bakteri. Suhu air yang digunakan sekitar -5 o C. Setelah dilapisi es, produk loin diletakkan pada long pan yang dapat diisi oleh 2-4 produk loin. (8) Packaging Packaging dilakukan melalui dua fase atau dua tahap. Tahap pertama pengawasan awal berupa pembungkusan dengan menggunakan plastik yang terbuat dari polyetilen. Tahap kedua, produk dimasukkan dalam master karton dengan ukuran 89 cm x 30 cm x 13,5 cm. Setelah produk dikemas, dilakukan pelabelan dengan mencantumkan : nama perusahaan, jenis produk, berat, tipe produk, negara tujuan, dan tanggal kadaluarsa. Package kemudian disimpan dalam cold storage dengan suhu -25 o C. Dalam kegiatan ini, PT Tridaya Eramina Bahari menggunakan sistem first in first out agar produk yang disimpan teratur dan tanggal kadaluarsanya terkontrol. Setelah terkemas dengan baik, produk tersebut siap dikirim ke negara tujuan atau konsumen. Namun produk disimpan terlebih dahulu dalam cold storage sampai seluruh keperluan ekspor siap. 5.5. Sistem Pengadaan Persediaan Bahan Baku Perusahaan 5.5.1. Jenis dan Asal Bahan Baku Ikan tuna merupakan bahan baku utama yang penting bagi perusahaan. Bahan baku ini memiliki kontribusi yang besar terhadap biaya pengadaan bahan baku dan merupakan bahan baku dominan. Bahan baku ini menjadi unggulan 45

karena permintaannya yang selalu ada sepanjang tahun. Ikan tuna yang digunakan oleh perusahaan adalah ikan tuna beku yang memiliki kualitas B dan C. Perusahaan tidak menggunakan bahan baku grade A karena bahan baku dengan grade tersebut sangat jarang dalam keadaan beku. Kebanyakan bahan baku dengan grade A langsung diekspor oleh pemasok ke luar negeri dalam keadaan segar. Jenis tuna yang digunakan perusahaan adalah jenis Yellowfin dan Bluefin dengan berat rata-rata di atas 20 kg per ekornya dengan harga berkisar antara Rp 15.000,- sampai Rp 19.000,00. Perbedaan kedua jenis ikan ini terletak pada morfologi tubuhnya, sedangkan dari segi harga bahan baku keduanya memiliki harga yang sama. PT Tridaya memperoleh bahan baku ikan tuna dari pemasok yang ada di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zahman. Pelabuhan ini merupakan salah satu pelabuhan perikanan terbesar di Pulau Jawa dan menjadi salah satu sentra pendaratan ikan tuna di Indonesia. Diantara beberapa jenis ikan yang didaratkan di pelabuhan ini, ikan tuna menempati urutan pertama dengan persentase kurang lebih 40 persen. PT Sari Tuna Makmur dan PT Nusantara Bahari merupakan salah satu pemasok di pelabuhan tersebut yang merupakan pemasokutama perusahaan. Perusahaan memperoleh ikan tuna kurang lebih 70 persen dari PT Sari Tuna Makmur dan 20 persen dari PT Nusantara Bahari, sedangkan sisanya diperoleh dari pemasok-pemasok pengumpul yang juga berada di lokasi yang sama. 5.5.2. Proses Pengadaan Persediaan Tuna Proses pengadaan bahan baku merupakan bagian penting dalam suatu kegiatan bisnis yang melibatkan proses produksi di dalamnya. Keberadaan bahan baku mutlak diperlukan agar proses produksi berjalan dengan lancar. Perusahaan melakukan pembelian tuna, setelah mendapatkan informasi harga tuna dari pemasok-pemasok yang ada. Pengadaan tuna dilaksanakan oleh satu orang bagian pembelian didampingi satu orang quality control (checker). Proses pengadaan persediaan tuna dimulai dengan adanya informasi harga yang disampaikan pemasok kepada bagian pembelian melalui pesan singkat. Bagian pembelian menyampaikan informasi tersebut kepada direktur. Berdasarkan keputusan direktur, bagian pembelian membuat kesepakatan dengan pemasok untuk melakukan pembelian tuna. Setelah ada kesepakatan, bagian 46

pembelian pembelian dan QC pergi ke tempat pemasok untuk melakukan pengecekan mutu ikan. Pengecekan dilakukan secara organoleptik dengan didasarkan pada kemampuan panca indera checker. Ikan yang dirasa memenuhi kriteria mutu yang telah ditetapkan, kemudian diangkut ke perusahaan dengan menggunakan angkutan sewaan dan diterima oleh bagian penerimaan. Pembayaran dilakukan secara tunai/kontan. Berikut diagram alir mekanisme pemesanan tuna pada PT Tridaya Eramina Bahari. Pemasok Bahan Baku Pembelian Direktur Checker Gambar 5. Mekanisme Pemesanan Tuna pada PT Tridaya Eramina Bahari Tahun 2009. Perusahaan tidak memiliki tingkat persediaan bahan baku tertentu untuk mengantisipasi fluktuasi permintaan. Pengadaan persediaan bahan baku yang dilakukan lebih kepada upaya pemenuhan kebutuhan bahan baku berdasarkan perencanaan produksi dengan pertimbangan utama adalah kesesuaian harga. Tidak adanya stok khusus juga disebabkan oleh sifat bahan baku, dimana ikan tuna beku tidak bisa disimpan terlalu lama dalam cold storage. Tuna beku yang disimpan terlalu lama akan mengalami dehidrasi dan menurun kualitasnya. Berdasarkan gambaran tersebut, sistem pengadaan tuna yang dilakukan perusahaan memiliki beberapa kelebihan maupun kelemahan. Kelebihannya diantaranya keputusan pembelian yang langsung di bawah kendali direktur menyebabkan proses pengadaan persediaan menjadi lebih terkontrol dan biaya pembelian dapat lebih ditekan karena menyesuaikan dengan tingkat harga bahan baku yang terjadi. Adapun kekurangannya, keputusan pembelian yang langsung melibatkan direktur menyebabkan kurangnya koordinasi antara bagian pembelian dengan bagian produksi yang merupakan pihak berkepentingan terhadap pengadaan persediaan tuna. Pembelian bahan baku yang didasarkan pada pertimbangan harga lebih sering menyebabkan perusahaan tidak mendapatkan bahan baku. Persaingan harga 47

beli dengan perusahaan lain dalam mendapatkan bahan baku sering menyebabkan perusahaan kekurangan bahan baku karena alasan harga yang tidak sesuai. Sebagai antisipasi, perusahaan membeli dari pemasok lain. Namun, terkadang pembelian yang dilakukan kurang efisien karena perusahaan tidak membatasi jumlah minimum pembelian sehingga pembelian kecil-kecilan sering dilakukan. Perlu adanya pertimbangan lain berkaitan dengan pembelian bahan baku selain didasarkan pada harga bahan baku, yakni resiko-resiko jika jumlah kebutuhan bahan baku yang ada tidak terpenuhi. Selama ini, dalam mengantisipasi kekurangan produk, perusahaan meminta penangguhan waktu kepada pembeli atau membeli tuna loin dari perusahaan lain. Cara-cara ini kurang baik dilakukan karena penangguhan waktu dapat mempengaruhi loyalitas pembeli kedepannya, demikian juga pembelian tuna loin dari perusahaan lain perlu mempertimbangkan aspek efisiensi biaya. 5.5.3. Sistem Pengelolaan dan Penyimpanan Tuna Pengelolaan dan penyimpanan bahan baku tuna merupakan bagian penting dalam operasi produksi perusahaan. Bahan baku ikan tuna memiliki sifat kualitas yang mudah menurun apabila tidak dilakukan penanganan yang baik. Ikan tuna yang disimpan dalam waktu yang lama dapat menghasilkan histamin yang berpotensi menurunkan kualitas tuna. Produksi histamin pada ikan dapat direduksi atau diperlambat dengan memberikan perlakuan pembekuan. Oleh karena itu, untuk mempertahankan kualitas ikan, perusahaan menggunakan cold storage untuk menyimpan bahan baku dan produk jadinya. Perusahaan memiliki dua buah cold storage yang digunakan untuk menyimpan bahan baku sebelum diproses pada ruang processing dan untuk menyimpan produk sebelum diekspor. Kapasitas masing-masing cold storage adalah sebesar 100 ton. Keadaan bahan baku ikan yang beku membuat perusahaan sedikit mengalami kesulitan untuk melakukan pengecekan terhadap kualitas bahan baku. Keadaan ikan yang tertutupi oleh lapisan es, strukturnya berbeda dengan keadaan ikan saat segar. Untuk memastikan kualitas bahan baku yang dibeli, perusahaan melakukan pengecekan mutu dengan dua cara yaitu secara organoleptik menggunakan alat indera dan secara laboratorium menggunakan media pengujian. Bahan baku yang telah lulus pengecekan pada bagian pembelian kemudian 48

ditimbang untuk mengetahui berat bahan baku dan disortir berdasarkan ukuran ikan untuk kemudian disimpan di cold storage sebelum diproduksi pada ruang prosessing. Bahan baku beku dalam jumlah tertentu yang telah lulus pengecekan secara organoleptik, apabila tidak ada keraguan langsung dibawa ke ruang proses produksi untuk dibentuk menjadi loin. Namun apabila ada keraguan, maka sampel bahan baku tersebut diambil sebagian untuk diuji di laboratorium. Perusahaan dalam melakukan pengujian mutu ikan secara laboratorium didasarkan pada Standar Nasional Indonesia. Parameter pengujian ikan tuna yang layak untuk dikonsumsi berdasarkan Standar Nasional Indonesia adalah sebagai berikut. Tabel 2. Standar Mutu Ikan Tuna Layak Konsumsi Berdasarkan Standar Nasional Indonesia Tahun 1996 Parameter Pengujian Standar mutu Satuan Histamin < 50 Mg/kg TPC < 500 Koloni/g Coliform < 2 APM/g Pengujian histamin dilakukan dengan cara memotong sedikit daging ikan oleh bagian Quality Control (QC) laboratorium. Banyaknya sampel yang diambil tergantung kepada banyaknya ikan yang datang. Jika kadar histamin melebihi standar (lebih dari 50 ppm) maka harus dilakukan pengecekan ulang sekali lagi dan jika hasilnya menunjukkan kadar histamin tetap tinggi, maka ikan dikembalikan kepada pemasok. 5.5.4. Gambaran Pemasok PT Tridaya Eramina Bahari PT Tridaya Eramina Bahari memperoleh bahan baku ikan tuna dari pemasok ikan tuna yang ada di Pelabuhan Perikanan Samudera Nizam Zachman (PPSNZ) Jakarta. PPSNZ merupakan salah satu sentra pendaratan ikan tuna di Indonesia. Kapal yang berdomisili di PPSNZ selama tahun 2009 tercatat sebanyak 2.175 kapal dan didominasi oleh ukuran kapal antara 100-200 tonase yaitu sebanyak 721 kapal (Lampiran 12) dengan jenis alat tangkap yang dominan adalah rawai tuna, pukat cincin, dan jaring insang hanyut. Dari sisi produksi, selama tahun 2009 jenis ikan yang dominan diproduksi di PPSNZ adalah ikan tuna yang mencapai 8.742.059 kg atau sebesar 54 persen (Lampiran 13) dari 49

volume produksi total. Jika dibandingkan dengan rata-rata kebutuhan bahan baku perusahaan yang hanya 34.157 kg per bulan, rata-rata produksi ikan tuna PPSNZ jauh lebih besar yaitu mencapai 728.505 kg per bulan. Volume kebutuhan bahan baku perusahaan hanya 4,7 persen dari produksi ikan tuna yang ada. Produksi ikan tuna yang cukup besar tersebut merupakan sebuah potensi bagi PT Tridaya Eramina Bahari untuk dapat memenuhi kebutuhan bahan bakunya. Pemasok ikan tuna yang terdapat di PPSNZ kurang lebih ada 20 pemasok. Diantara pemasok yang ada, sebagian besar merupakan pengumpul yang menghimpun ikan-ikan yang didaratkan oleh kapal-kapal penangkap, hanya sedikit diantara pemasok tersebut yang memiliki kapal sendiri. Pemasok pengumpul biasanya memiliki cold storage untuk menampung ikan tuna sebelum dijual kepada perusahaan-perusahaan yang membutuhkan. Hampir semua perusahaan-perusahaan yang ada di PPSNZ memperoleh bahan bakunya dari para pemasok tersebut. Jumlah perusahaan pengolahan di PPSNZ yang sampai saat ini masih aktif mencapai 32 perusahaan dimana sebagian besar mengusahakan ikan tuna sebagai komoditi usahanya. Hal ini secara langsung menciptakan persaingan dalam mendapatkan bahan baku tuna. Harga beli dan daya beli merupakan faktor penentu dalam memenangkan persaingan. PT Triaya Eramina Bahari sampai saat ini memperoleh bahan baku dari pemasok-pemasok tersebut. Salah satu pemasok utama perusahaan yang ada di PPSNZ adalah PT Sari Tuna Makmur dan PT Nusantara Bahari. Perusahaan memperoleh bahan baku kurang lebih 70 persen dari PT Sari Tuna Makmur dan 20 persen dari PT Nusantara Bahari, sedangkan sisanya diperoleh dari pemasokpemasok lain. PT Sari Tuna Makmur merupakan perusahaan pemasok berbagai jenis ikan laut yang lokasi utamanya berada di Sulawesi dan memiliki cabang di PPSNZ. Perusahaan ini memiliki delapan buah kapal yang berfungsi untuk mengumpulkan ikan tuna dari nelayan-nelayan penangkap ikan di daerah-daerah. Kapasitas pengangkutan masing-masing sebesar 150 ton dengan ikan dominan tuna yaitu diatas 50 persen. 50