VII PERENCANAAN PENGADAAN PERSEDIAAN TUNA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VII PERENCANAAN PENGADAAN PERSEDIAAN TUNA"

Transkripsi

1 VII PERENCANAAN PENGADAAN PERSEDIAAN TUNA Perencanaan pengadaan persediaan tuna tahun 2010 didasarkan kepada proyeksi permintaan hasil ramalan metode peramalan time series terbaik yaitu dekomposisi aditif. Dalam menganalisis ramalan permintaan produk dilakukan berdasarkan volume ekspor yang terjadi pada PT Tridaya Eramina Bahari selama Januari 2004 sampai September Data volume ekspor PT Tridaya merupakan data yang mencerminkan tingkat permintaan yang terjadi selama ini yang mampu dipenuhi oleh perusahaan. Hasil ramalan yang diperoleh selanjutnya akan digunakan untuk menghitung jumlah dan frekuensi pemesanan tuna yang optimal berdasarkan penerapan metode EOQ Proyeksi Kebutuhan Tuna Berdasarkan hasil ramalan volume ekspor PT Tridaya Eramina Bahari tahun 2010, dapat diketahui proyeksi kebutuhan bahan baku tuna perusahaan. Tabel 7 menunjukkan besarnya proyeksi kebutuhan bahan baku berdasarkan ramalan penjualan (ekspor) tahun Tabel 7. Proyeksi Kebutuhan Bahan Baku Tuna PT Tridaya Eramina Bahari Tahun 2010 Bulan Ramalan Ekspor Kg) Proyeksi Kebutuhan Bahan Baku (Kg) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Rata-rata

2 Perhitungan proyeksi kebutuhan bahan baku tuna pada tahun 2010 didasarkan pada persentase rendemen yang dihasilkan dari setiap satu kilogram ikan tuna yang diproses. Berdasarkan informasi dari departemen produksi, satu kilogram bahan baku tuna yang diproses rata-rata menghasilkan tuna loin sebanyak 5,5 ons atau 55 persen dari bahan baku yang digunakan. Dengan demikian, besarnya kebutuhan bahan baku perusahaan dapat dicari dengan cara membagi jumlah proyeksi permintaan dengan persentase rendemen yang dihasilkan. Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui bahwa besarnya proyeksi kebutuhan ikan tuna tahun 2010 adalah sebanyak ,1 kg dengan rata-rata kebutuhan per bulan sebesar ,3 kg. Kebutuhan bahan baku ikan tuna tertinggi diproyeksikan terjadi pada bulan Juli yaitu sebesar ,4 kg. Kebutuhan bahan baku terendah diproyeksikan terjadi pada bulan September yaitu sebesar 5.739,5 kg Identifikasi Biaya Persediaan Tuna PT Tridaya Eramina Bahari Tahun 2008 Biaya persediaan mencakup biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Biaya pemesanan merupakan biaya yang terjadi karena melakukan pemesanan yang merupakan hasil perkalian antara biaya pemesanan per pesanan dengan frekuensi pemesanan. Komponen-komponen biaya pemesanan terdiri dari biaya telepon, biaya administrasi, dan biaya transportasi (Lampiran 14). Perincian biaya pemesanan rata-rata per pesanan tuna dapat dilihat pada Tabel 8 berikut. Tabel 8. Komponen Biaya Pemesanan Per Pesanan Tuna PT Tridaya Eramina Bahari Tahun 2008 Jenis Biaya Biaya Pemesanan Rata-rata Per Pesanan Persentase (%) Biaya Telepon (Rp) ,04 Biaya Administrasi (Rp) ,78 Biaya Transportasi (Rp/1x angkutan) ,18 Total ,00 Tabel 8 menunjukkan bahwa biaya pemesanan bahan baku dengan persentase terbesar ada pada biaya transportasi yaitu sebesar 84,17 persen. PT Tridaya Eramina Bahari tidak memiliki alat transportasi sendiri untuk mengangkut 59

3 tuna yang dibelinya. Selama ini perusahaan mengandalkan jasa angkutan yang tersedia di PPSNZ Jakarta. Biaya transportasi cukup mahal karena mobil angkutan yang digunakan dilengkapi dengan pendingin yang berfungsi menjaga suhu ikan tetap stabil sampai ikan tiba di perusahaan. Kapasitas angkutan tersebut sebesar 1200 kg per satu kali angkut. Pemesanan yang dilakukan oleh PT Tridaya Eramina Bahari tidak tentu, hal ini tergantung dari informasi harga dan ketersediaan bahan baku dari pemasok. Frekuensi pemesanan yang dilakukan selama tahun 2008 sebanyak 209 kali dengan rata-rata kuantitas pesanan per pemesanan sebanyak 1468,8 Kg. Biaya penyimpanan merupakan biaya-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila kuantitas bahan baku yang dipesan semakin banyak atau rata-rata persediaan semakin tinggi. Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya penyimpanan adalah biaya-biaya fasilitas penyimpanan, biaya modal, biaya keusangan, biaya penghitungan fisik, biaya asuransi persediaan, dan lain-lain yang bersifat variabel terhadap tingkat persediaan. Namun pada PT Tridaya, biaya fasilitas penyimpanan berupa cold storage merupakan biaya tetap yang dikeluarkan perusahaan sehingga besar kecilnya biaya tersebut tidak dipengaruhi oleh besarnya rata-rata persediaan yang ada. Komponen biaya penyimpanan yang terdapat di PT Tridaya hanya berupa biaya opportunity yaitu biaya kesempatan yang dikorbankan untuk pengadaan bahan baku atau produk yang dapat menghasilkan keuntungan bila biaya tersebut diinvestasikan. Perhitungan biaya opportunity didasarkan pada perkembangan tingkat suku bunga bulanan Bank Indonesia (Lampiran 15). Biaya ini dihitung berdasarkan besarnya tingkat pengadaan persediaan rata-rata yang ada di PT Tridaya, yaitu dihitung berdasarkan rata-rata volume pengadaan (pembelian) tuna yang terjadi di PT Tridaya pada tahun Tabel 9 menunjukan besarnya rata-rata pembelian bahan baku tuna di PT Tridaya. 60

4 Tabel 9. Pembelian Tuna PT Tridaya Eramina Bahari Tahun No. Bulan Pembelian (kg) 1 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Biaya opportunity diperoleh dari perhitungan perkalian antara nilai total pembelian tuna pada bulan tertentu dengan tingkat suku bunga pada bulan yang sama dibagi dengan jumlah kilogram pembelian tuna (Lampiran 16). Hasil perhitungan untuk biaya opportunity diperoleh sebesar Rp 19654,30/kg/tahun Analisis Perbandingan Efisiensi Biaya Persediaan 1) Perhitungan Biaya Persediaan Berdasarkan Metode Perusahaan Biaya persediaan yang terjadi selama tahun 2008 berdasarkan metode perusahaan diperoleh dari hasil penjumlahan antara total biaya pemesanan dengan total biaya penyimpanan. Selama tahun 2008, perusahaan melakukan pemesanan ikan tuna sebanyak 209 kali dengan jumlah pemesanan rata-rata sebesar 1.468,80 Kg. Total bahan baku ikan tuna yang dipesan (dibeli) perusahaan selama periode tersebut adalah sebanyak Kg. Perhitungan biaya pemesanan dan penyimpanan total dapat dilihat pada Tabel

5 Tabel 10. Perhitungan Biaya Pemesanan dan Biaya Penyimpanan Tuna PT Tridaya Eramina Bahari Tahun 2008 Variabel Notasi Nilai Frekuensi Pemesanan (Kali) (1) 209,00 Jumlah/pesanan Rata-rata (Kg) (2) 1.468,80 Biaya Pesan (Rp/pesanan) (3) ,00 Biaya Simpan (Rp/Kg/Tahun) (4) 19654,30 Biaya Pesan per Tahun (Rp) (5)=(1)x(3) ,00 Biaya Simpan per Tahun (Rp) (6)=(4)x(2)x(0,5) ,00 Total Biaya Persediaan (Rp) (7)=(5)+(6) ,00 Berdasarkan hasil perhitungan, biaya total persediaan yang dikeluarkan perusahaan selama tahun 2008 adalah sebesar Rp ,00 dimana biaya penyimpanan memiliki porsi yang paling besar yaitu sebesar Rp ,00 dengan persentase mencapai 69,93 persen dari total biaya persediaan yang terjadi. 2) Perhitungan Biaya Persediaan Berdasarkan Metode EOQ Metode manajemen persediaan yang digunakan adalah metode Economic Order Quantity (EOQ). Metode EOQ adalah metode yang mempunyai sasaran penetapan jumlah pemesanan optimal yang akan menimbulkan biaya total minimum untuk menyimpan sediaan dan proses produksi (Buffa & Sarin 1996). Metode EOQ memiliki persamaan rumus yang mengkombinasikan antara besarnya biaya pemesanan dan penyimpanan sehingga didapatkan kuantitas pesanan dan frekuensi pemesanan optimal. Hasil perhitungan pengadaan persediaan bahan baku tuna dapat dilihat pada Tabel 11. Perhitungan optimasi biaya persediaan bahan baku tuna terdapat pada Lampiran 17. Hasil perhitungan pada Tabel 11 menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode EOQ menimbulkan biaya total persediaan sebesar Rp ,45. Dari nilai tersebut, komponen biaya pemesanan dan biaya penyimpanan tidak memiliki perbedaan yang signifikan, biaya pemesanan memiliki persentase 0.06 persen lebih banyak dari biaya penyimpanan. 62

6 Tabel 11. Hasil Perhitungan Total Biaya Persediaan dengan Metode EOQ Pada PT Tridaya Eramina Bahari Tahun 2008 Variabel Notasi Nilai Frekuensi (kali) (1) 319,00 Jumlah Pesanan (Kg/pesanan) (2) 963,00 Biaya Pemesanan Rp/Kg/pesanan) (3) ,00 Biaya Penyimpanan (Rp/Kg/tahun) (4) ,30 Biaya Total Pemesanan (Rp) (5)= (1)x(3) ,00 Biaya Total Penyimpanan (Rp) (6)= (2)x(4)x0, ,45 Biaya Total Persediaan (Rp) (7)= (5)=(6) ,45 3) Perbandingan Biaya Persediaan antara Metode Perusahaan dengan Metode EOQ Berdasarkan perhitungan biaya persediaan antara metode perusahaan dengan metode EOQ, maka dapat dibandingkan besarnya biaya yang ditimbulkan dari kedua metode. Tabel 12 memperlihatkan perbandingan komponen biaya antara kedua metode tersebut. Tabel 12. Komponen Biaya Persediaan Metode Perusahaan dan Metode EOQ PT Tridaya Eramina Bahari Tahun 2008 Variabel Metode Perusahaan Metode EOQ Nilai Nilai Frekuensi (kali) 209,00 319,00 Jumlah Pesanan (Kg/pesanan) 1.468,80 963,00 Biaya Pemesanan (Rp/Kg/pesanan) , ,00 Biaya Penyimpanan (Rp/Kg/tahun) 19654, ,30 Biaya Total Pemesanan (Rp) , ,00 Biaya Total Penyimpanan (Rp) , ,45 Biaya Total Persediaan , ,45 Biaya Persediaan Rata-rata 67,19 61,64 Berdasarkan Tabel 12 dapat dilihat bahwa biaya total persediaan yang ditimbulkan oleh kedua metode berbeda. Metode EOQ menimbulkan biaya total persediaan yang lebih sedikit dibandingkan dengan metode perusahaan. Selisih penghematan yang diperoleh dengan menggunakan metode EOQ sebesar Rp 63

7 ,55. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang cukup signifikan antara total biaya persediaan dengan menggunakan metode EOQ dengan biaya persediaan berdasarkan kebijakan perusahaan. Nilai penghematan yang diperoleh apabila perusahaan menggunakan metode EOQ adalah sebesar 8,25 persen. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode EOQ, diperoleh jumlah pemesanan yang lebih rendah dengan frekuensi pemesanan yang lebih tinggi. Meskipun dengan adanya penambahan frekuensi pemesanan menyebabkan terjadinya penambahan biaya pemesanan, namun terjadi penurunan biaya penyimpanan yang signifikan sehingga biaya persediaan yang keluar menjadi lebih sedikit dibandingkan dengan total biaya persediaan berdasarkan metode perusahaan. Adanya penurunan biaya persediaan tersebut disebabkan pengendalian persediaan dengan menggunakan metode EOQ menghasilkan titik kombinasi optimal antara biaya pemesanan dengan biaya penyimpanan bahan baku sehingga didapat tingkat kuantitas pesanan yang paling ekonomis yang dapat meminimumkan biaya persediaan bagi perusahaan. Berdasarkan hal ini, maka metode EOQ dapat digunakan untuk melakukan perencanaan pengadaan persediaan bahan baku di PT Tridaya Eramina Bahari pada periode yang akan datang Analisis Perencanaan Persediaan Bahan Baku dengan Metode EOQ Pengadaan persediaan bahan baku dengan metode EOQ menjelaskan bagaimana perusahaan dapat memesan bahan baku dalam jumlah pemesanan dan frekuensi pemesanan yang optimal dengan biaya persediaan yang minimal. Berdasarkan hasil perhitungan biaya persediaan bahan baku pada tahun 2008, menunjukan bahwa perusahaan masih belum optimal dalam melakukan pengadaan persediaan bahan baku. Frekuensi pemesanan yang tidak terjadwal dengan baik dan jumlah pemesanan yang tidak tentu menjadi salah satu faktor penyebab belum efisiennya biaya persediaan. Penerapan metode EOQ dapat dijadikan sebagai alternatif cara untuk mencapai biaya persediaan yang lebih efisien. Perhitungan perencanaan persediaan bahan baku tahun 2010 dengan menggunakan metode EOQ memerlukan asumsi biaya persediaan yang akan terjadi pada periode tersebut. Asumsi biaya persediaan didasarkan pada 64

8 perkembangan biaya pemesanan dan penyimpanan yang terjadi pada tahun 2008 dan Biaya persediaan yang meliputi biaya pemesanan dan biaya penyimpanan pada semester awal 2009 tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan yang terjadi pada tahun Hal ini terlihat dari besarnya biaya transportasi yang tetap dan juga fluktuasi harga ikan tuna yang hampir sama dengan yang terjadi pada tahun Stabilnya harga BBM memiliki pengaruh langsung terhadap tarif angkutan dan harga ikan tuna di nelayan serta kurs rupiah yang cenderung menguat. Selain itu, tingkat suku bunga BI dan tingkat inflasi yang cenderung menurun pada tahun 2009 menjadi pertimbangan dalam pengambilan asumsi-asumsi tersebut (Lampiran 18). Dengan demikian, biaya persediaan yang meliputi biaya pemesanan dan biaya penyimpanan untuk tahun 2010 diasumsikan sama dengan biaya persediaan pada tahun Perhitungan perencanaan pengendalian persediaan bahan baku dengan menggunakan metode EOQ dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Perhitungan Tingkat Pemesanan Optimal Berdasarkan Metode EOQ Proyeksi Pemakaian Proyeksi Biaya Proyeksi Biaya EOQ (Kg) Bahan Baku (Kg) Pemesanan (Rp) Penyimpanan (Rp) A B C 4= ((2xaxb):c) 0, , , , ,06 Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan metode EOQ diperoleh kuantitas pemesanan optimal untuk bahan baku yaitu sebesar kg. Setelah diketahui kuantitas pemesanan optimal, maka dapat dihitung frekuensi pemesanan optimal selama satu tahun, yaitu dengan cara membagi jumlah proyeksi kebutuhan bahan baku berdasarkan hasil ramalan dengan nilai EOQ. Besarnya frekuensi pemesanan untuk pembelian ikan tuna tahun 2010 yaitu sebanyak 377 kali. Setelah diketahui kuantitas pemesanan optimal dan frekuensi pemesanan optimal, maka dapat dihitung proyeksi total biaya persediaan untuk periode tahun Proyeksi total biaya persediaan bahan baku untuk periode 2010 lebih lengkap pada Tabel 14 di bawah ini. 65

9 Tabel 14. Proyeksi Total Biaya Persediaan Tuna PT Tridaya Eramina Bahari Periode Variabel Notasi Nilai Frekuensi Pemesanan (kali) (1) 377 Jumlah /pesanan (Kg) (2) 1139,06 Biaya Pesan (Rp/pesanan) (3) Biaya Penyimpanan (Rp/Kg/tahun) (4) 19654,30 Biaya Pesan per Tahun (Rp) (5)= (1)x(3) ,00 Biaya Simpan per Tahun (Rp) (6)= (2)x(4)x0, ,48 Biaya Total Persediaan (Rp) (7)= (5)+(6) ,48 Biaya Persediaan Rata-Rata (Rp/kg/Tahun) (8)=(7):(1x2) 52,15 Berdasarkan hasil perhitungan EOQ, diperoleh biaya persediaan selama satu tahun sebesar Rp ,48 atau sebesar Rp 52,15/kg. Apabila dibandingkan dengan rata-rata biaya persediaan menggunakan metode perusahaan yang terjadi pada tahun 2008 yaitu sebesar Rp 67,19/kg, maka rata-rata biaya persediaan yang terjadi pada tahun 2010 berdasarkan metode EOQ dihasilkan biaya persediaan rata-rata yang lebih rendah. Hal ini tentu saja berlaku bila asumsi-asumsi yang menjadi dasar perhitungan EOQ pada tahun 2010 tidak mengalami perubahan yang signifikan seperti tidak terjadinya kenaikan BBM dan perkembangan tingkat suku bunga serta harga ikan pada tahun 2010 stabil atau setidaknya tidak berbeda jauh dengan yang terjadi pada tahun Titik Pemesanan Kembali dan Persediaan Pengaman Titik pemesanan merupakan batas dari jumlah persediaan yang ada di gudang saat pesanan harus dilakukan kembali. Hal ini bertujuan agar perusahaan dapat mengetahui kapan waktu yang tepat untuk melakukan pemesanan. Titik pemesanan kembali dapat ditentukan dengan cara menghitung rata-rata pemakaian bahan baku per hari selama waktu tunggu. Perhitungan titik pemesanan kembali berdasarkan metode EOQ disajikan pada Tabel 15. Rata-rata pemakaian per hari ditentukan dengan cara membagi total kebutuhan per tahun dengan jumlah hari dalam setahun atau jumlah hari kerja per tahun. Pada penelitian ini, jumlah hari 66

10 kerja dihitung berdasarkan jumlah hari kerja perusahaan yaitu enam hari dalam satu minggu atau dalam setahun sebanyak 313 hari. Tabel 15. Perhitungan Titik Pemesanan Kembali Berdasarkan Metode EOQ Bahan Baku Waktu Tunggu (Hari) Rata-rata Pemakaian/Hari (kg) Titik Pemesanan Kembali (kg) A B c = a x b Ikan Tuna 0,5 1371,6 685,8 Sesuai dengan Tabel 15, perusahaan harus segera melakukan pemesanan pada saat persediaan di gudang sudah mencapai tingkat 685,8 kg. Hal ini berearti bahwa pada saat persediaan bahan baku benar-benar habis, pesanan bahan baku yang telah dipesan 0,5 hari sebelumnya sudah tiba di gudang. Pada saat inilah persediaan yang tadinya sudah habis akan segera terisi lagi dengan bahan baku yang sudah diterima sesuai dengan jumlah pesanan hingga jumlah kuantitas persediaan optimal terpenuhi kembali. Ini berarti proses produksi dapat terus berjalan, tanpa perlu terhenti karena kehabisan bahan baku. Pada kenyataanya, jumlah pemakaian bahan baku setiap bulan tidak benarbenar konstan. Jumlah pemakaian bisa saja meningkat untuk memenuhi proses produksi, pada saat itulah dibutuhkan persediaan pengaman. Persediaan pengaman merupakan persediaan tambahan yang diadakan untuk menjaga kelangsungan produksi dari kemungkinan terjadinya kekurangan bahan. Penentuan kuantitas persediaan pengaman perusahaan dapat didasarkan atas toleransi maksimal keterlambatan bahan baku tiba di gudang, yaitu kurang lebih setengah hari, yaitu sebesar 685,8 kg Analisis Sensitivitas Hasil Proyeksi PT Tridaya Eramina Bahari menghadapi lingkungan bisnis yang penuh dengan ketidakpastian dalam menjalankan usahanya. Ketidakpastian tersebut menyangkut banyak faktor baik yang berasal dari lingkungan internal maupun eksternal perusahaan. Demikian halnya dalam melakukan perencanaan pengadaan persediaan bahan baku, terdapat kemungkinan terjadinya perubahan terhadap varabel-variabel yang berkaitan dengan persediaan bahan baku. Faktor-faktor tersebut diantaranya perubahan jumlah kebutuhan bahan baku yang mungkin 67

11 disebabkan adanya perubahan permintaan dari konsumen dan perubahan besarnya biaya-biaya persediaan baik biaya penyimpanan maupun biaya pemesanan yang mungkin dapat disebabkan oleh perubahan situasi ekonomi. Antisipasi untuk menghadapi ketidakpastian tersebut perlu dipersiapkan sejak dini agar perusahaan dapat menghadapi resiko negatif yang mungkin akan terjadi di masa yang akan datang. Analisis sensitivitas hasil proyeksi dilakukan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan oleh perubahan yang mungkin terjadi pada komponenkomponen yang berpengaruh langsung terhadap hasil proyeksi EOQ. Komponenkomponen tersebut diantaranya adalah perubahan jumlah kebutuhan bahan baku dan perubahan komponen biaya persediaan yakni biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. a. Analisis Sensitivitas Hasil Proyeksi EOQ Akibat Perubahan Jumlah Kebutuhan Bahan Baku Proyeksi kebutuhan bahan baku tahun 2010 yang didasarkan pada hasil ramalan permintaan tidak menjamin akurasi 100 persen. Terdapat kemungkinankemungkinan yang bisa terjadi pada periode tersebut. Termasuk diantaranya perubahan jumlah permintaan yang akan berdampak langsung terhadap jumlah kebutuhan bahan baku. Untuk melihat dampak dari kemungkinan tersebut, maka perlu dilakukan analisis sensitivitas perubahan biaya persediaan akibat kemungkinan terjadinya perubahan jumlah kebutuhan bahan baku. Berdasarkan hasil perhitungan sensitivitas terhadap jumlah kebutuhan bahan baku, tampak perubahan (kanaikan atau penurunan) jumlah kebutuhan bahan baku hasil peramalan tahun 2010 akan berdampak pada besarnya biaya persediaan yang harus dikeluarkan. Dalam perhitungan sensitivitas ini, diasumsikan besarnya biaya pemesanan (S) dan biaya penyimpanan (H) pada tahun 2010 tidak mengalami perubahan serta perusahaan melakukan penyesuaian dengan tetap mempertahankan besarnya kuantitas pesanan optimal (EOQ) dengan melakukan perubahan terhadap jumlah frekuensi pesanan. Hal tersebut tampak pada Tabel 16 sebagai berikut. 68

12 Tabel 16. Proyeksi Perubahan Biaya Persediaan Akibat Perubahan Jumlah Kebutuhan Bahan Baku Uraian Perubahan Jumlah Kebutuhan Bahan Baku (%) Perubahan Biaya Persediaan (Rp) Perubahan Biaya Persediaan (%) Biaya Persediaan Rata-rata (Rp/kg/tahun) Tetap ,48-52,15 Naik ,93 0, ,15 2, , ,69 7, , Berdasarkan Tabel 16, tampak bahwa asumsi kenaikan jumlah kebutuhan bahan baku per tahun sebesar satu persen yang dihitung berdasarkan hasil peramalan untuk periode tahun 2010 akan menyebabkan meningkatnya jumlah frekuensi pesanan dengan persentase yang sama apabila jumlah kuantitas pesanannya (nilai EOQ) tetap. Kenaikan jumlah kebutuhan bahan baku sebanyak satu persen juga akan berdampak pada naiknya jumlah biaya persediaan total sebesar 0,5 persen. Begitu pula bila sebaliknya, penurunan jumlah kebutuhan bahan baku sebesar satu persen akan menyebabkan berkurangnya frekuensi pemesanan sebesar satu persen. Hal ini berdampak pada turunnya biaya persediaan dengan persentase yang sama. Namun jika dilihat secara rata-rata, kenaikan jumlah kebutuhan bahan baku akan menyebabkan biaya rata-rata persediaan meningkat dan menurunnya jumlah kebutuhan bahan baku akan menyebabkan biaya persediaan rata-rata menurun. Dengan demikian, peningkatan proyeksi kebutuhan bahan baku pada tahun 2010 sebesar satu persen akan memberikan pertambahan biaya persediaan total sebesar 0,5 persen. Tabel 16 juga dapat memberikan ilustrasi terhadap PT Tridaya Eramina Bahari bahwa apabila perusahaan menggunakan kuantitas pesanan optimal dalam mendapatkan bahan baku yaitu sebanyak 1139 kg setiap melakukan pesanan, hal tersebut tidak akan memberikan dampak yang besar terhadap biaya persediaan rata-ratanya selama pertambahan jumlah kebutuhan bahan baku tersebut kurang dari 60 persen. Pada saat kebutuhan bahan baku bertambah sebanyak 60 persen 69

13 atau lebih, maka biaya persediaan rata-ratanya akan sama atau melebihi biaya persediaan rata-rata berdasarkan metode perusahaan, sehingga tidak akan terjadi penghematan. b. Sensitivitas Hasil Proyeksi EOQ Akibat Perubahan Besarnya Biaya Penyimpanann Perubahan yang mungkin terjadi di masa yang akan datang selain perubahan jumlah permintaan adalah perubahan komponen biaya persediaan. Perubahan tersebut dapat dipicu oleh variabel-variabel yang secara langsung berpengaruh terhadap jumlah komponen biaya persediaan. Perubahan tingkat suku bunga yang dapat mempengaruhi besarnya biaya opportunity atau kenaikan BBM yang dapat mempengaruhi biaya transportasi. Biaya-biaya tersebut merupakan salah satu komponen biaya-biaya persediaan. Oleh karena itu, perlu diketahui bagaimana dampak dari perubahan tersebut terhadap biaya persediaan total yang harus dikeluarkan perusahaan. Berdasarkan hasil perhitungan sensitivitas terhadap komponen biaya persediaan, tampak perubahan (kanaikan atau penurunan) proyeksi biaya persediaan pada tahun 2010 akan berdampak pada besarnya biaya total persediaan yang harus dikeluarkan. Dalam perhitungan sensitivitas ini, diasumsikan proyeksi biaya penyimpanan (H), nilai EOQ, dan frekuensi pesanan tidak berubah. Perubahan hanya terjadi pada biaya pemesanan (S). Hal tersebut tampak pada Tabel 17 sebagai berikut. Tabel 17. Proyeksi Perubahan Biaya Persediaan Akibat Perubahan Biaya Penyimpanan Uraian Perubahan Biaya Biaya Perubahan Biaya Penyimpanan (%) Persediaan (Rp) Biaya Persediaan (%) Persediaan Rata-rata (Rp) Tetap ,15 Naik , , , ,80 70

14 Berdasarkan Tabel 17, tampak bahwa asumsi kenaikan biaya penyimpanan per tahun sebesar satu persen yang dihitung berdasarkan proyeksi biaya persediaan tahun 2010 dengan tetap mempertahankan besarnya nilai EOQ dan frekuensi pesanan, akan menyebabkan meningkatnya jumlah biaya persediaan total sebesar 0,5 persen. Begitu pula sebaliknya, penurunan biaya penyimpanan per tahun sebesar satu persen akan menyebabkan menurunnya biaya persediaan total sebesar 0,5 persen. Kondisi yang sama juga berlaku untuk biaya persediaan rata-rata, dimana kenaikan biaya penyimpanan per tahun menyebabkan terjadinya kenaikan biaya persedian rata-rata. Dengan demikian, peningkatan biaya penyimpanan bahan baku pada tahun 2010 sebesar satu persen akan memberikan pertambahan biaya persediaan total sebesar 0,5 persen. Hal ini berlaku juga bila yang diasumsikan berubah adalah biaya pemesanan. Pada Tabel 18 tampak bahwa perubahan biaya pemesanan per tahun sebesar satu persen akan berdampak pada kenaikan biaya total persediaan sebesar 0,5 persen, demikian sebaliknya. Tabel 17 dan Tabel 18 juga memberikan ilustrasi terhadap PT Tridaya Eramina Bahari untuk melakukan antisipasi apabila terjadi perubahan komponen biaya persediaan di masa yang akan datang, dimana perusahaan harus mempersiapkan besarnya kemungkinan biaya yang dibutuhkan apabila terjadi perubahan biaya penyimpanan maupun biaya pemesanan. Nilai kuantitas pesanan optimal (EOQ) dapat dipertahankan dengan adanya kenaikan komponen biaya persediaan apabila pertambahan atau kenaikan biaya persediaan tidak melebihi 60 persen dari besarnya biaya yang telah diproyeksikan dalam hal ini biaya yang terjadi selama tahun Sedangkan penurunan komponen biaya persediaan tidak memberikan dampak yang merugikan bagi perusahaan, karena biaya rata-rata persediaan menjadi semakin kecil. 71

15 Tabel 18. Proyeksi Perubahan Biaya Persediaan Akibat Perubahan Biaya Pemesanan Uraian Perubahan Biaya Biaya Perubahan Biaya Biaya Persediaan Penyimpanan Persediaan (Rp) Persediaan (%) Rata-rata (Rp) (%) Tetap ,48-52,15 Kenaikan , , , , Implikasi Terhadap Kebijakan Perencanaan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Perusahaan Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode peramalan time series dan EOQ, ada beberapa masukan yang dapat dipertimbangkan perusahaan dalam melakukan perencanaan pengadaan persediaan agar masalahmasalah yang terjadi berkaitan dengan bahan baku seperti kekurangan dan kelebihan bahan baku, biaya persediaan bahan baku yang belum efisien, dan kelangkaan bahan baku akibat persaingan dengan perusahaan lain dapat diminimalisir. Peramalan yang dilakukan dapat digunakan perusahaan sebagai informasi yang dapat membantu mengurangi ketidakpastian biaya serta mendukung proses pengambilan keputusan dalam perencanaan strategi usaha. Perubahan-perubahan yang mungkin terjadi dalam perusahaan seperti penurunan atau peningkatan volume ekspor dapat diidentifikasi kecenderungannya, sehingga perusahaan dapat membuat suatu perencanaan dan keputusan yang tepat. Analisis perencanaan pengadaan persediaan yang dilakukan dengan menggunakan metode EOQ dan metode peramalan time series tidak dapat memberikan jaminan akurasi yang 100 persen mendekati kebenaran di masa yang akan datang. Hal ini karena PT Tridaya Eramina Bahari merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang agribisnis yang seringkali banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal, seperti perubahan situasi ekonomi, perubahan cuaca dan iklim, serta hal lainnya di luar kendali perusahaan. 72

16 Hasil ramalan yang diperoleh diharapkan dapat memberikan informasi tentang pola data ekspor yang terjadi selama ini sehingga dapat membantu dalam perencanaan dan pengambilan keputusan perusahaan. Berkaitan dengan bahan baku, hasil ramalan ekspor PT Tridaya dapat dijadikan pertimbangan perusahaan dalam perencanaan pengendalian persediaan bahan baku terutama dalam perhitungan efisiensi biaya. Sehingga komponen pengeluaran biaya di luar budget dan pengeluaran biaya yang boros dapat dikurangi, dengan demikian PT Tridaya Eramina Bahari dapat menekan dan mengurangi komponen biaya yang tidak dibutuhkan. Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya, analisis EOQ sangat berguna dalam menentukan jumlah pesanan dan frekuensi pesanan yang optimal. Berdasarkan analisis EOQ tersebut, ada beberapa hal yang berdampak pada perusahaan dan perencanaan pengadaan persediaan bahan baku yang akan dilakukan. Pertama, hasil perhitungan EOQ menunjukkan pengeluaran biaya yang lebih efisien dibandingkan dengan metode perusahaan. Melalui perhitungan EOQ tersebut, dapat diketahui berapa jumlah pemesanan optimal yang dapat dilakukan perusahaan. Dengan demikian akan memberikan pengaruh pada efisiensi biaya persediaan sehingga tidak perlu melakukan pemesanan berlebihan ataupun pemesanan kecil-kecilan. Pada akhirnya pengurangan komponen biaya persediaan tersebut memberikan dampak pada berkurangnya biaya-biaya variabel yang harus dikeluarkan perusahaan setiap tahunnya. Seperti yang telah diilustrasikan pada Tabel 12, maka dapat diambil sebuah dugaan bahwa perhitungan dengan menggunakan metode EOQ akan memberikan efisiensi pengeluaran biaya persediaan hingga Rp ,55 atau sebesar 8,25 persen. Berdasarkan proyeksi kebutuhan bahan baku tahun 2010 yaitu sebesar kg, jumlah pesanan bahan baku yang optimal berdasarkan perhitungan EOQ adalah sebesar kg untuk satu kali pesanan dengan frekuensi pesanan sebanyak 377 kali. Proyeksi biaya persediaan yang dibutuhkan selama satu tahun adalah sebesar Rp ,48. Hal ini menunjukkan bahwa apabila perusahaan akan menggunakan metode EOQ, perusahaan perlu meingkatkan jumlah frekuensi pemesanannya dan mengurangi kuantitas pesanan per pesanan. Sehubungan dengan tidak adanya kebijakan potongan harga dari pemasok terhadap jumlah kuantitas pembelian ikan tuna, maka pengurangan atau pun penambahan kuantitas 73

17 pesanan tidak berpengaruh terhadap keuntungan yang dapat diterima perusahaan. Sehingga perusahaan dapat menggunakan nilai hasil perhitungan dengan menggunakan metode EOQ. Perusahaan dapat membagi frekuensi tersebut secara proporsional kepada setiap pemasok. Untuk pemasok utama yakni PT Sari Tuna Makmur, perusahaan dapat memberikan proporsi yang lebih besar dalam penetapan kuantitas bahan baku. Data historis pembelian bahan baku perusahaan menunjukkan bahwa persentase terbesar bahan baku diperoleh dari PT Sari Tuna Makmur yaitu kurang lebih 70 persen. Sisanya selain diperoleh dari PT Nusantara Bahari, diperoleh juga dari pemasok lain namun dalam jumlah yang relatif sedikit. Tabel 19 memperlihatkan pembagian proporsi frekuensi pemesanan dan banyaknya kuantitas pesanan yang dapat dipertimbangkan oleh perusahaan. Tabel 19. Proporsi Kuantitas dan Frekuensi Pesanan untuk Pemasok PT Tridaya Eramina Bahari Tahun 2010 PT Sari Tuna Makmur Pemasok lainnya Kebutuhan Periode Ikan Tuna (kg) Frekuensi Frekuensi Jumlah (kg) Jumlah (kg) (kali) (kali) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah Jika dihubungkan dengan potensi permintaan tuna loin dari konsumen yang mencapai kg per bulan, maka PT Tridaya Eramina Bahari dapat mengambil kebijakan meningkatkan target volume ekspornya dari jumlah volume 74

18 ekspor hasil peramalan yang rata-rata hanya mencapai kg per bulannya. Hal ini sangat mungkin karena peluang untuk memenuhi kebutuhan bahan baku tersebut masih terbuka. Perusahaan perlu melakukan kerjasama yang lebih terikat dengan pemasok-pemasok yang selama ini telah loyal memasok bahan baku ke perusahaan dan mencari pemasok-pemasok baru yang potensial untuk menjaga kelancaran dalam memenuhi kebutuhan bahan baku. 75

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

B I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan

B I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan 1 B I A YA B A H AN Masalah yang dihadapi manajemen yang berhubungan dengan bahan adalah keterlambatan tersedianya bahan akan mempengaruhi kelancaran kegiatan produksi, sedangkan persediaan bahan yang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI Proses produksi PT Amanah Prima Indonesia dimulai dari adanya permintaan dari konsumen melalui Departemen Pemasaran yang dicatat sebagai pesanan dan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen Manajemen Keuangan Modul ke: Pengelolaan Persediaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad, SE, MM Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengelolaan Persediaan Materi Pembelajaran Persediaan

Lebih terperinci

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN Perusahaan memiliki persediaan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran usahanya. Bagi perusahaan dagang persediaan barang dagang memungkinkan perusahaan untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dagang selalu mengadakan persediaan (inventory).

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dagang selalu mengadakan persediaan (inventory). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan dagang selalu mengadakan persediaan (inventory). Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada risiko bahwa perusahaannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dalam menentukan jumlah optimasi. Data yang dikumpulkan berupa

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh : ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA Oleh : Boys Bidil Noor Fakultas Ekonomi, Univeritas 17 agustus Samarinda Email : boy.aidil@gmail.com ABSTRAKSI Penelitian ini untuk bertujuan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Manajemen Persediaan Manajemen persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi persediaan dengan pelayanan pelanggan (Heizer dan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah data yang didapat dari bulan Mei 2007 sampai bulan Juli 2007 yaitu berupa data-data yang berkaitan dengan perencanaan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif

BAB IV METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis/Disain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kuantitatif. Deskriptif yaitu menganalisa, mengendalikan dan mendiskripsikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini, dunia usaha tumbuh dengan semakin pesat. Sehingga menuntut perusahaan untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi persaingan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau persediaan barang-barang yang masi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pentingnya Persediaan Bagi Perusahaan Suatu perusahaan akan selalu mempunyai persediaan, baik persediaan berupa persediaan bahan baku, persediaan barang setengah jadi ataupun persediaan

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Blocher (2007:12) Husnanto (2013:1)

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Blocher (2007:12) Husnanto (2013:1) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan yang bergerak di bidang konveksi memiliki kegiatan untuk mengolah bakan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Perusahaan dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sering mengalami kemacetan. Awal mula masuknya sepeda ke Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang sering mengalami kemacetan. Awal mula masuknya sepeda ke Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan olahraga sepeda belakangan ini mulai berkembang kembali dikarenakan sepeda menjadi alat transportasi alternatif selain mobil dan motor yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Perusahaan PT.Subur Mitra Grafistama merupakan salah satu perusahaan percetakan yang berada di Jakarta yang telah ada sejak tahun

Lebih terperinci

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN 10.1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Persediaan Perusahaan Manufaktur pada umumnya mempertahankan 3 jenis persediaan: a. Persediaan Bahan Baku, Faktor- faktor yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory control), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan suatu kerangka yang mengungkapkan suatu teori-teori yang sesuai dengan pokok permasalahan penelitian yang dibahas.

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PENGADAAN PERSEDIAAN TUNA PADA PT TRIDAYA ERAMINA BAHARI MUARA BARU JAKARTA

ANALISIS PERENCANAAN PENGADAAN PERSEDIAAN TUNA PADA PT TRIDAYA ERAMINA BAHARI MUARA BARU JAKARTA ANALISIS PERENCANAAN PENGADAAN PERSEDIAAN TUNA PADA PT TRIDAYA ERAMINA BAHARI MUARA BARU JAKARTA SKRIPSI ELA ELAWATI H34050118 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah membuat bisnis di Indonesia sangat berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan sebuah solusi yang tepat agar dapat bertahan

Lebih terperinci

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier Hand Out Manajemen Keuangan I Disusun oleh Nila Firdausi Nuzula Digunakan untuk melengkapi buku wajib Inventory Management Persediaan berguna untuk : a. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya bahan

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Roti Guna Meminimumkan Biaya Persediaan Menggunakan Metode Economic Order Quantity (Studi Kasus Pada CV. Foker Cake Cimahi)

Lebih terperinci

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT) Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT) Objektif: 12. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dan jenis-jenis persediaan. 13. Mahasiswa dapat menghitung biaya-biaya dalam persediaan. 14.

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY) KONSEP DASAR Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting dalam operasional suatu perusahaan adalah pengendalian persediaan (inventory controll), karena kebijakan persediaan

Lebih terperinci

Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan

Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan Persediaan merupakan faktor yang penting dalam mencapai tujuan perusahaan, karena kekurangan/kelebihan persediaan akan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU BAJA MS DI DIREKTORAT PRODUKSI ATMI CIKARANG Siti Rohana Nasution 1, Temotius Agung Lukito 2 1,2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila 1) nasutionana@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY

BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY BAB III METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DAN PERIOD ORDER QUANTITY A. Penentuan Ukuran Pemesanan (Lot Sizing) Lot sizing merupakan teknik dalam meminimalkan jumlah barang yang akan dipesan, sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di UD. Pilar Jaya yang berlokasi di Desa Banjarejo, Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang memproduksi

Lebih terperinci

Persediaan. Ruang Lingkup. Definisi. Menetapkan Persediaan. Keuntungan & Kerugian Persediaan

Persediaan. Ruang Lingkup. Definisi. Menetapkan Persediaan. Keuntungan & Kerugian Persediaan EMA402 - Manajemen Rantai Pasokan EMA-402 Manajemen Rantai Pasokan Materi #11 Manajemen Persediaan Definisi Persediaan Sekumpulan produk fisik pada berbagai tahap proses transformasi dari bahan mentah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan ekonomi dewasa ini dimana dunia usaha tumbuh dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien dalam menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan terhadap Objek Studi Sejarah CV. Vannisa Gambar 1.1 Logo CV. Vannisa Sumber : CV.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan terhadap Objek Studi Sejarah CV. Vannisa Gambar 1.1 Logo CV. Vannisa Sumber : CV. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan terhadap Objek Studi 1.1.1 Sejarah CV. Vannisa CV. Vannisa merupakan salah satu perusahaan industri di bidang makanan yang berada di Kota Bandung. Produksi utamanya adalah

Lebih terperinci

INVENTORY. (Manajemen Persediaan)

INVENTORY. (Manajemen Persediaan) INVENTORY (Manajemen Persediaan) Pendahuluan Yaitu: Segala sesuatu/sumber-sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan Sekumpulan produk phisikal pada berbagai

Lebih terperinci

VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK

VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK VIII PENGENDALIAN PERSEDIAAN BERAS ORGANIK Analisis pengendalian persediaan dilakukan hanya pada ani Sejahtera Farm karena ani Sejahtera Farm menjadi inti atau fokus analisis dalam rantai pasok beras organik.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Kesimpulan yang akan dikemukakan merupakan jawaban atas identifikasi masalah yang telah dikemukakan sebelumnya. Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laju perekonomian yang semakin meningkat dan tingkat persaingan yang semakin tajam, suatu perusahaan harus lebih giat dalam mencapai tujuan. Tujuan perusahaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MARTABAK MANIS

MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MARTABAK MANIS VI. MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU MARTABAK MANIS Persediaan sangat dipengaruhi oleh permintaan akan produk jadi tersebut yaitu martabak manis. Tingkat persediaan juga berubah-ubah dipengaruhi permintaan

Lebih terperinci

INVESTASI DALAM PERSEDIAAN

INVESTASI DALAM PERSEDIAAN INVESTASI DALAM PERSEDIAAN Persediaan (Inventory) mrpk elemen utama dari Modal Kerja karena : 1. Jml persediaan paling besar dj dibanding dg Modal Kerja lainnya 2. Aktiva yg selalu dlm keadaan berputar,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode

Lebih terperinci

Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA

Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 1 BAB 5 MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN MODAL KERJA Manajemen dan Kebijakan Modal Kerja 2 PENGERTIAN DAN PENTINGNYA MODAL KERJA Terdapat dua konsep tentang modal kerja yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Jenis-Jenis Anggaran 1. Pengertian Anggaran Pengertian anggaran terus berkembang dari masa ke masa. Dulu anggaran hanya merupakan suatu alat untuk menyeimbangkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Fungsi Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Pengertian persediaan menurut Handoko (1996) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau sumberdaya-sumberdaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan produksi maka dari itu sebelum mengetahui mengenai manajemen produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Jenis sediaan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Jenis sediaan yang ada dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sediaan 1 pada umumnya merupakan salah satu jenis aktiva lancar yang jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Jenis sediaan yang ada dalam perusahaan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI

MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI INVENTORY MANAGEMENT MANAJEMEN PRODUKSI- OPERASI Manajemen Persediaan Manajemen persediaan merupakan suatu cara untuk mengelola dan mengendalikan persediaan agar dapat melakukan pemesanan yang tepat sehingga

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Selama kurang lebih 1 (satu) bulan terhitung sejak 05 Juli s/d 13 Agustus 2010 penulis melaksanakan kerja praktek di Balai Besar Bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dipengaruhi oleh pengendalian persediaan (inventory), karena hal

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dipengaruhi oleh pengendalian persediaan (inventory), karena hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada hakikatnya setiap perusahaan baik jasa maupun perusahaan produksi selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah produksi merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh perusahaan. Apabila

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN PERSEDIAAN: TIPE, MANFAAT DAN BIAYA Jenis Persediaan: a. Persediaan bahan mentah. Bahan mentah adalah bahan yang akan digunakan untuk memproduksi barang dagangan. b. Persediaan barang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Persediaan Menurut Pardede (2005), persediaan (inventory) adalah sejumlah barang atau bahan yang tersedia untuk digunakan sewaktu-waktu di masa yang akan datang. Sediaan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. dagang maupun manufaktur. Bagi perusahaan manufaktur, persediaan menjadi. berpengaruh pada kegiatan produksi dan penjualan.

BAB II BAHAN RUJUKAN. dagang maupun manufaktur. Bagi perusahaan manufaktur, persediaan menjadi. berpengaruh pada kegiatan produksi dan penjualan. BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Semua jenis perusahaan memiliki persediaan, baik itu perusahaan jasa, dagang maupun manufaktur. Bagi perusahaan manufaktur, persediaan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal, tetapi mencakup kawasan regional dan global sehingga setiap perusahaan berlomba untuk terus mencari

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis MANAJEMEN KEUANGAN Modul ke: 12 Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen Keuangan www.mercubuana.ac.id Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D.,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 64 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Penjualan BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN PT. Surya Toto Indonesia bergerak di bidang ceramic sanitary wares and plumbing hardware., salah satu produknya yaitu kloset tipe

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Asti Widayanti S.Si M.T

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Asti Widayanti S.Si M.T MANAJEMEN PERSEDIAAN Asti Widayanti S.Si M.T Pengertian Persediaan Persediaan merupakan bagian dari modal kerja yang tertanam dalam bahan baku, barang setengah jadi, maupun berupa barang jadi tergantung

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN Manajemen Investasi dan Pasokan Julius Nursyamsi MANAJEMEN PERSEDIAAN Persediaan membentuk hubungan antara produksi dan penjualan produk Persediaan dikelompokan : 1. Bahan baku 2.

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI Bab 2 LANDASAN TEORI 1.8 Persediaan 2.1.1 Definisi dan Fungsi Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi tiap saat di bidang usaha, baik dagang ataupun industri.

Lebih terperinci

HALASAN B SIRAIT, PARAPAT GULTOM, ESTHER S NABABAN

HALASAN B SIRAIT, PARAPAT GULTOM, ESTHER S NABABAN Saintia Matematika Vol. 1, No. 5 (2013), pp. 469 482. PERENCANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY (Studi Kasus: PT. XYZ) HALASAN B SIRAIT, PARAPAT GULTOM,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Mengenai Pengendalian Persediaan Bahan Baku

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Mengenai Pengendalian Persediaan Bahan Baku II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Mengenai Pengendalian Persediaan Bahan Baku Febrina (2002) menganalisis sistem pengendalian persediaan bahan baku tepung terigu Cakra dan Segitiga Biru pada PT. Kuala

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Persediaan bahan baku dalam perusahaan industri memegang peranan yang

Bab 1. Pendahuluan. Persediaan bahan baku dalam perusahaan industri memegang peranan yang Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar belakang penelitian Persediaan bahan baku dalam perusahaan industri memegang peranan yang sangat penting. Dalam perusahaan industri masalah perencanaan, pengaturan serta pengendalian

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ Hanna Lestari, M.Eng 1 Masalah produksi merupakan hal penting bagi perusahaan karena berkaitan dengan pencapaian laba perusahaan. Jika proses

Lebih terperinci

Manajemen Produksi dan Operasi. Inventory M-4

Manajemen Produksi dan Operasi. Inventory M-4 Manajemen Produksi dan Operasi Inventory M-4 1 2 PENGERTIAN PERSEDIAAN Persediaan merupakan bagian dari modal kerja yang tertanam dalam bahan baku, barang setengah jadi, maupun berupa barang jadi tergantung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk digunakan dalam proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis dan metode yang digunakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini adalah

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis dan metode yang digunakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini adalah 32 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian Jenis dan metode digunakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini adalah dengan menggunakan jenis penelitian deskriptif dan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Fungsi Pengendalian Persediaan Masalah pengendalian persediaan merupakan salah satu masalah penting yang dihadapi oleh perusahaan. Kekurangan bahan baku akan mengakibatkan adanya

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN YULIATI,SE,MM

MANAJEMEN PERSEDIAAN YULIATI,SE,MM MANAJEMEN PERSEDIAAN YULIATI,SE,MM Mengapa Perusahaan Mempunyai Persediaan? Persediaan diperlukan untuk mengantisipasi ketidaksempurnaan pasar. Contoh: Jika perusahaan membutuhkan bahan mentah untuk proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara agraris, pengendalian persediaan merupakan fungsi-fungsi yang sangat penting, karena dalam persediaan melibatkan Investasi rupiah terbesarnya

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak sangat ketatnya persaingan dan cepatnya terjadi perubahan lingkungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bagian bab ini memuat teori-teori dari para ahli yang dijadikan sebagai pendukung teori adanya penelitian ini. Teori-teori yang menjadi bahan rujukan berkaitan tentang manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Having inventory is cost company money and not having inventory is cost company money (

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Having inventory is cost company money and not having inventory is cost company money ( BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persediaan (inventory) dapat diartikan sebagai sumber daya mengganggur (idle resource) yang keberadaanya menunggu proses yang lebih lanjut (Nur Bahagia, 2006),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan setiap waktu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan setiap waktu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Persediaan Bahan Baku 2.1.1.1. Pengertian Persediaan Persediaan bahan baku merupakan aktiva perusahaan yang digunakan untuk proses produksi didalam suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam memasuki perkembangan dunia ekonomi yang semakin luas saat ini, setiap perusahaan yang tumbuh dan berkembang memerlukan suatu pengendalian intern persediaan

Lebih terperinci

ARTIKEL ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY EOQ PADA PERUSAHAAN KECAP MURNI JAYA

ARTIKEL ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY EOQ PADA PERUSAHAAN KECAP MURNI JAYA ARTIKEL ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY EOQ PADA PERUSAHAAN KECAP MURNI JAYA Oleh: DWI PRASTYO 13.1.01.04.0080 Dibimbing oleh : 1. Dr. M.Anas,

Lebih terperinci

Syukriah, Putri Narisa Lia. Jurusan Teknik Industri, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Indonesia

Syukriah, Putri Narisa Lia. Jurusan Teknik Industri, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Indonesia PENGENDALIAN PENGOLAHAN BIJI KOPI MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDERQUANTITY(EOQ) PADA PABRIK KOPERASI BAITUL QIRADH (KBQ) BABURRAYYAN TAKENGON ACEH TENGAH Syukriah, Putri Narisa Lia Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara

MANAJEMEN PERSEDIAAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara MANAJEMEN PERSEDIAAN ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara A. Pendahuluan Manajemen persediaan merupakan hal yang mendasar dalam penetapan keunggulan kompetatif

Lebih terperinci

Persediaan. by R.A.H

Persediaan. by R.A.H Persediaan by R.A.H MANAJEMEN PERSEDIAAN PENGERTIAN Persediaan adalah bahan atau barang yg disimpan yg akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu. Persediaan dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu,

Lebih terperinci

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU Universitas Esa Unggul Jakarta PENGERTIAN BAHAN BAKU Adalah bahan yang membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi. Bahan baku dapat diperoleh dari pembelian

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Perusahaan Kecamatan Cibinong yang termasuk dalam Kabupaten Bogor dengan luas wilayah 42,49 km 2 mencakup 12 desa dan termasuk klasifikasi desa swasembada dan

Lebih terperinci

Manajemen Persediaan INVENTORY

Manajemen Persediaan INVENTORY Manajemen Persediaan INVENTORY Pendahuluan Yaitu: Segala sesuatu/sumber-sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan. Sekumpulan produk phisikal pada berbagai

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG

ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG ANALISIS PERENCANAAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU MENGGUNAKAN TEKNIK LOTTING DI PT AGRONESIA INKABA BANDUNG I Made Aryantha dan Nita Anggraeni Program Studi Teknik Industri, Universitas Komputer Indonesia,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN PENGERTIAN Persediaan : - Segala sesuatu/sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan - Sekumpulan produk phisikal pada berbagai tahap proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengendalian bahan baku kayu di perusahaan manufaktur Sagitria Collection yang beralamat di Jl.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Dalam perancangan sistem terlebih dahulu harus mengerti sub sistem. Sub sistem yaitu serangkaian kegiatan yang dapat ditentukan identitasnya, yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 15 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian ini dilakukan di PT.CHEETHAM GARAM INDONESIA yang berlokasi di Jl. Australia I Kav.1.3 No. 01, Kawasan Industri KIEC, Kotasari- Grogol, Cilegon, Banten

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ristono (2009) persediaan adalah barang-barang yang disimpan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ristono (2009) persediaan adalah barang-barang yang disimpan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan Menurut Ristono (2009) persediaan adalah barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa atau periode yang akan datang. Persediaan terdiri dari persediaan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN Bahan baku merupakan salah satu faktor yang memiliki pengaruh besar dalam memperlancar proses produksi. Banyaknya yang tersedia akan menentukan besarnya penggunaan

Lebih terperinci

FUNGSI PENTING PERSEDIAAN UNTUK PERUSAHAAN TEKSTIL

FUNGSI PENTING PERSEDIAAN UNTUK PERUSAHAAN TEKSTIL FUNGSI PENTING PERSEDIAAN UNTUK PERUSAHAAN TEKSTIL Oleh: Ir. R. Budi Setiawan, M.M., CISCP Senior Consultant at Supply Chain Indonesia Persediaan secara umum dapat didefinisikan sebagai barang yang disimpan

Lebih terperinci

Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan

Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan Petunjuk Sitasi: Fatimah, Syukriah, & Nurul, A. (2017). Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. H137-142). Malang: Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekurangan atau kelebihan persediaan merupakan faktor yang memicu peningkatan biaya. Jumlah persediaan yang terlalu banyak akan berakibat pemborosan dalam biaya simpan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini tidak sedikit industri konveksi/industri pakaian jadi

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini tidak sedikit industri konveksi/industri pakaian jadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini tidak sedikit industri konveksi/industri pakaian jadi di Indonesia mengalami penurunan akibat semakin melemahnya pasar domestik karena penurunan daya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Persediaan Persediaan merupakan komponen penting dalam suatu kegiatan produksi maupun distribusi suatu perusahaan. Persediaan digunakan sebagai cadangan atau simpanan pengaman

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengendalian Persediaan Setiap perusahaan, apakah itu perusahaan dagang, pabrik, serta jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting. Tanpa adanya

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENGADAAN BAHAN BANGUNAN DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (Studi Kasus: Pembangunan Gedung Fakultas Hukum Tahap I)

MANAJEMEN PENGADAAN BAHAN BANGUNAN DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (Studi Kasus: Pembangunan Gedung Fakultas Hukum Tahap I) MANAJEMEN PENGADAAN BAHAN BANGUNAN DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (Studi Kasus: Pembangunan Gedung Fakultas Hukum Tahap I) Ester Oktavia Mumu Alumni Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Era globalisasi saat ini membuat persaingan antar produk yang sejenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Era globalisasi saat ini membuat persaingan antar produk yang sejenis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi saat ini membuat persaingan antar produk yang sejenis baik dalam kualitas maupun harga semakin ketat.perusahaan harus memiliki produktivitas yang tinggi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam analisis pada PT.Tirta Aroma Sari, yang terkait dengan peramalan permintaan, persediaan, dan pengambilan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Pasar Ikan Higienis Pejompongan Jakarta Pusat. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2013 hingga Mei 2013. 3.2

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia 46 BAB IV PEMBAHASAN MASALAH 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia PT Indomo mulia merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi peralatan rumah tangga salah satu produk

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PEMBELIAN DAN PEMAKAIAN BAHAN MANUFAKTUR DAN BUKAN MANUFAKTUR. Dr. Kartika Sari. Universitas Gunadarma

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PEMBELIAN DAN PEMAKAIAN BAHAN MANUFAKTUR DAN BUKAN MANUFAKTUR. Dr. Kartika Sari. Universitas Gunadarma KOMP. PERANGGARAN 2 PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PEMBELIAN DAN PEMAKAIAN BAHAN MANUFAKTUR DAN BUKAN MANUFAKTUR Dr. Kartika Sari Universitas Gunadarma Materi 1-1 Anggaran Bahan dan Komponen Suku Cadang

Lebih terperinci