DISTRIBUSI BERKAS CAHAYA LASER DISTRIBUSI GAUSS, HERMITE-GAUSS, LAGUERRE-GAUSS, BESSEL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II MEDAN LISTRIK DI SEKITAR KONDUKTOR SILINDER

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. banyaknya komponen listrik motor yang akan diganti berdasarkan Renewing Free

Gerak melingkar beraturan

Gelombang Elektromagnetik

Ini merupakan tekanan suara p(p) pada sembarang titik P dalam wilayah V seperti yang. (periode kedua integran itu).

TRANSFER MOMENTUM TINJAUAN MIKROSKOPIK GERAKAN FLUIDA

Solusi Persamaan Ricci Flow dalam Ruang Empat Dimensi Bersimetri Bola

BAB V PERAMBATAN GELOMBANG OPTIK PADA MEDIUM NONLINIER KERR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MODIFIKASI DISTRIBUSI MASSA PADA SUATU OBJEK SIMETRI BOLA

Hand Out Fisika II MEDAN LISTRIK. Medan listrik akibat muatan titik Medan listrik akibat muatan kontinu Sistem Dipol Listrik

LAMPIRAN A. (Beberapa Besaran Fisika, Faktor konversi dan Alfabet Yunani)

TRANSFER MOMENTUM ALIRAN DALAM ANULUS

dengan dimana adalah vektor satuan arah radial keluar. F r q q

GRAFITASI. F = G m m 1 2. F = Gaya grafitasi, satuan : NEWTON. G = Konstanta grafitasi, besarnya : G = 6,67 x 10-11

Mata Pelajaran : FISIKA Satuan Pendidikan : SMA. Jumlah Soal : 40 Bentuk Soal : Pilihan Ganda

Talk less... do more...!!!!!

Chap 6 Model-Gas Real dan Ekspansi Virial. 1. Ekspansi Virial 2. Gugus Mayer

Fisika I. Gerak Dalam 2D/3D. Koefisien x, y dan z merupakan lokasi parikel dalam koordinat. Posisi partikel dalam koordinat kartesian diungkapkan sbb:

PENYELESAIAN SOAL SOAL INSTALASI CAHAYA

BAB III REGERSI COX PROPORTIONAL HAZARD. hidup salahsatunyaadalah Regresi Proportional Hazard. Analisis

trigonometri 4.1 Perbandingan Trigonometri

Hand Out Fisika 6 (lihat di Kuat Medan Listrik atau Intensitas Listrik (Electric Intensity).

BAB III EKSPEKTASI BANYAKNYA PENGGANTIAN KOMPONEN LISTRIK MOTOR BERDASARKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY DUA DIMENSI

Gerak Melingkar. Gravitasi. hogasaragih.wordpress.com

Sejarah. Charles Augustin de Coulomb ( )

MAKALAH SABUK ELEMEN MESIN

Fisika Dasar I (FI-321)

1 Sistem Koordinat Polar

BAB 2 DASAR TEORI. on maka S 1. akan off. Hal yang sama terjadi pada S 2. dan S 2. Gambar 2.1 Topologi inverter full-bridge

HUKUM COULOMB Muatan Listrik Gaya Coulomb untuk 2 Muatan Gaya Coulomb untuk > 2 Muatan Medan Listrik untuk Muatan Titik

Perpindahan Panas Konduksi. Steady-state satu arah pada permukaan datar, silinder, dan bola

Konstruksi Fungsi Lyapunov untuk Menentukan Kestabilan

Pengaturan Footprint Antena Ground Penetrating Radar Dengan Menggunakan Susunan Antena Modified Dipole

Fisika Dasar I (FI-321)

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

HANDOUT KULIAH LISTRIK MAGNET I. Oleh: Dr. rer. nat. Ayi Bahtiar

II. KINEMATIKA PARTIKEL

r, sistem (gas) telah melakukan usaha dw, yang menurut ilmu mekanika adalah : r r

Gambar 4.3. Gambar 44

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK

BAB 11 GRAVITASI. FISIKA 1/ Asnal Effendi, M.T. 11.1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 7 Difraksi dan Hamburan

IDENTITAS TRIGONOMETRI. Tujuan Pembelajaran

SUMBER MEDAN MAGNET. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd. Ke Menu Utama

Difraksi. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung

Fisika Dasar II Listrik - Magnet

FISIKA DASAR 2 PERTEMUAN 2 MATERI : POTENSIAL LISTRIK

Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1

KERETAKAN KRISTAL TUNGGAL LITHIUM NIOBATE YANG DITUMBUHKAN DENGAN METODE CZOCHRALSKI

TES UNIT II MEKANIKA SABTU, 08 DESEMBER 2007 JAM

USAHA DAN ENERGI USAHA DAN ENERGI. Usaha. r r. Usaha dalam pengertian di Fisika sebanding dengan gaya dan perpindahan

BAB II Tinjauan Teoritis

Kegiatan Belajar 2. Identitas Trigonometri

Model Matematika Sistem Persediaan (Q, R) Yang Terkait Dengan Mutu Barang Dan Informasi Permintaan Lengkap

LISTRIK MAGNET. potensil listrik dan energi potensial listrik

BAB 17. POTENSIAL LISTRIK

Modulasi Sudut / Modulasi Eksponensial

Interferensi Cahaya. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

Teori Dasar Medan Gravitasi

MOMENTUM LINEAR DAN TUMBUKAN

BAB PENERAPAN HUKUM-HUKUM NEWTON

Komponen Struktur Tekan

BAB 1 LASER. Gambar 1.1. Tiga jenis interaksi cahaya dengan materi, yaitu (a). absorpsi, (b). emisi spontan dan (c). emisi terstimulasi.

Fisika Dasar I (FI-321)

BAB II DASAR TEORI. S 12 Gambar 2-1. Jaringan Dua Port dan Parameter-S

BAB IV GERAK DALAM BIDANG DATAR

III. TEORI DASAR. Metoda gayaberat menggunakan hukum dasar, yaitu Hukum Newton tentang

INTERFERENSI GELOMBANG

LAMPIRAN I. Alfabet Yunani

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

STUDI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK GOVERNOR JENIS PROELL DAN HARTNELL HASIL DESAIN YANG DIGUNAKAN SEBAGAI MODUL PRAKTIKUM FENOMENA

Penggunaan Hukum Newton

BAB MEDAN DAN POTENSIAL LISTRIK

FISIKA. Sesi LISTRIK STATIK A. GAYA COULOMB

Jl. Ganesha No. 10 Bandung, Telp. (022) , , Fax. (022) Homepage :

Hukum Coulomb Dan Medan Listrik

Program Perkuliahan Dasar Umum Sekolah Tinggi Teknologi Telkom Integral Garis

LISTRIK STATIS. F k q q 1. Gambar. Saling tarik menarik. Saling tolak-menolak. Listrik Statis * MUATAN LISTRIK.

Pengantar Statistika Matematika II

TRIGONOMETRI. Untuk SMA dan Sederajat. Penerbit. Husein Tampomas

BAB 2 ANTENA MIKROSTRIP ARRAY

MEDAN LIST S RIK O eh : S b a a b r a Nu N r u oh o m h an a, n M. M Pd

FISIKA. Kelas X HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI K-13. A. Hukum Gravitasi Newton

Dari gerakan kumbang dan piringan akan kita dapatkan hubungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Listrik statis (electrostatic) mempelajari muatan listrik yang berada dalam keadaan diam.

Fisika Dasar II Listrik, Magnet, Gelombang dan Fisika Modern

TINJAUAN PUSTAKA A. Perambatan Bunyi di Luar Ruangan

Bab I. Bilangan Kompleks

BAB 2 LANDASAN TEORI. Gambar 2.1. Proses fluoresensi dan fosforesensi [14].

Fungsi dan Grafik Diferensial dan Integral

FISIKA 2 (PHYSICS 2) 2 SKS

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA PENGUKURAN

Fungsi dan Grafik. Fungsi 8/3/2013. Pembatasan. Pokok Bahasan mencakup

BAB 5 (Minggu ke 7) SISTEM REFERENSI TAK INERSIA

Gerak Melingkar. B a b 4. A. Kecepatan Linear dan Kecepatan Anguler B. Percepatan Sentripetal C. Gerak Melingkar Beraturan

Fungsi dan Grafik 7/23/2013. Pembatasan. Pokok Bahasan mencakup

Transkripsi:

DISTRIBUSI BERKAS CAHAYA LASER DISTRIBUSI GAUSS, HERMITE-GAUSS, LAGUERRE-GAUSS, BESSEL

GELOMBANG HARMONIK Bentuk gelombang hamonik begantung waktu : ψ Re (, t) A( ) exp[ iϕ( )] exp( iπνt ) [ ] { ψ (, t) } ψ (, t) + ψ (, t) * Pesamaan diatas memenuhi pes. Gelombang : ψ c t ψ Opeato Laplace Bentuk gelombang dapat ditulis : ψ ψ (, t) ψ ( ) exp( iπνt ) ( ) A( ) exp[ iϕ( )]

Substitusi ke pesamaan gelombang : ( + k ) ψ ( ) k Solusinya : Pes. Helmholt πν ω Bilangan gelombang (konstanta peambatan) c c a. Gelombang data (bidang): ψ ( ) A exp( ik. ) b. Gelombang bola (speis): ψ A ( ) exp( ik. )

GELOMBANG PARAKSIAL Gelombang paaksial adalah gelombang data A( yang dimodulasi oleh amplitudo yang beubah tehadap posisi ) ψ ( ) ( ) ( ) A A A << ka ; << k A exp ik Aga tetap belaku sebagai gelombang data, maka peubahan amplitudo tehadap jaak haus kecil : Maka pes. Helmholt menjadi: A A A. λ A k << Aλ A π A T A ik T + x y Pes. Helmholt paaksial (slowly vaying envelope appoximation of Helmholt equation). Op. Laplace tansvesal

A T A ik Solusi sedehana adalah pes. Gelombang paabola A ρ A + ( ) exp ik ; ρ x y BERKAS GAUSS (GAUSSIAN BEAM) q ( ) ξ Jika disubstitusikan ke pes. Gel. Paabola, dengan ξ adalah suatu konstanta, maka : A ( ) A q exp ik ρ ( ) q( ) juga pesamaan gelombang paabola, namun mempunyai pusat di ξ, bukan di.

Jika : ξ kompleks iil i Maka : A ρ A( ) exp ik ;q q( ) q( ) ( ) + i...() Fungsi envelope kompleks Untuk memisahkan amplitudo dan fasa dai envelope kompleks, maka didefinisikan : q() + i R() i π dimana: W() leba bekas Gauss R() jaak muka gelombang dai kuvatu. λ W ()...()

Substitusi pes. () dan () kedalam bentuk gelombang paaksial, dipeoleh : ( ) ξ + ρ ρ ψ () i R() ik ik exp () W exp W() W A Pes. Bekas Gauss (Gaussian Beam) / / i A A ; W ; tan () R() W W() π λ ξ + +

. INTENSITAS I() A() SIFAT-SIFAT BERKAS GAUSS W ρ ( ρ, ) I exp I I A W() W () Fungsi Gauss, yang mempunyai intensitas puncak pada ρ dan bekuang secaa eksponensial tehadap ρ. Pada ρ, intensitas menjadi: I W W() ( ), I + I

(a)., (b), dan (c).

. DAYA Meupakan integal dai intensitas di sepanjang bidang tansvesal: P P ρ I( ρ, )πρdρ ( π ) I W Pebandingan daya pada adius ρ dengan daya total dibeikan oleh: I( ρ, )πρdρ exp ρ W () Jika ρ W() beati pebandingannya adalah 86%. Jika ρ,5w() beati pebandingannya adalah 99%.

3. BEAM WAIST Intensitas maksimum pada dan bekuang /e dengan ρ W() I W W() ( ρ,) I exp( ) W() Pada ρ W(), intensitasnya 86%, maka W() disebut jai-jai bekas. W + Pada, W() benilai maksimum yaitu W, sehingga W disebut dengan beam waist. W () W / Diamete waist W disebut dengan spot sie. Pada, maka

Untuk >>, maka:. W W() θ θ W λ πw Pada >>, jai-jai bekas betambah secaa linie dengan. Sekita 86% daya bekas tefokus pada sudut θ, sehingga θ disebut sudut bekas.

4. PARAMETER KONVOKAL Jika jai-jai bekas meupakan dai nilai minimumnya ( ), maka disebut kedalaman fokus (depth of focus) atau paamete konvokal (convocal paamete): b πw λ Contoh: Lase He-Ne, dengan panjang gelombang 633 nm, mempunyai W cm. maka kedalaman fokusnya adalah km.

Bagaimana jika bekas Lase melewati lensa?

θ W θ W W ' W ' θ R R ' Maka : a. Beam waist ' W MW b. Posisi waist ( ' f ) M ( f ) c. Kedalaman fokus ' M () d. Sudut divegensi θ M ' θ e. Penguatan M ; f M ( + ) / M f f

Bagaimana caa memfokuskan bekas Lase?

Bila lensa diletakkan pada posisi beam waist dai bekas Gauss, maka : W ' W [ ] [ ( ) ] + f / + ( f ) ; ' Jika kedalaman fokus bekas cahaya datang ( ) jauh lebih besa daipada folus dai lensa (f), maka: ' f W θ f ; ' W Pemfokusan (focusing) bekas digunakan pada bebagai aplikasi, sepeti scanning lase, pinte lase dan fusi lase. Dalam aplikasiaplikasi tesebut, spot sie diusahakan sekecil mungkin, maka: a. Panjang gelombang bekas (λ) diusahakan sependek mungkin b. Fokus lensa (f) sekecil mungkin c. Beam waist bekas cahaya datang (W ) sebesa mungkin. f f

Bagaimana caa mempebesa bekas Lase?

Dalam aplikasi, seingkali kita memelukan bekas cahaya lase dengan spot sie yang besa. Caanya adalah menggunakan teleskop, yaitu kombinasi dua buah lensa dengan panjang fokus yang bebeda. d W f ' W " W Sebagai latihan: Hitung beapa fokus lensa f dan f, aga bekas Gauss menjadi 4 kali beam waist bekas cahaya datang. (Lihat di Buku Saleh and Teich) f

BERKAS HERMITE-GAUSS Solusi pesamaan paaksial Helmholt, bukan hanya bekas Gauss, namun juga bekas-bekas non-gauss. Pandang envelope kompleks : A A(x, G q() ( x, y, ) y, ) + Χ i A q() x W() exp x + Υ ik y q() Suatu gelombang yang dimodulasi oleh bekas Gauss dengan bentuk: y W() exp i X X Y Y u + kw u u + Y ν Χ ν ν x y u dan ν. W() W() [ Ζ() ] A (x, y, ) X, Y dan Z adalah fungsi-fungsi iil. Bila pesamaan tesebut disubstitusikan ke dalam pesamaan paaksial Helmholt, dipeoleh: G Z ( )

Dengan menggunakan teknik pemisahan vaiabel, dipeoleh: d d du dν X Y + + u dx du dy + ν dν dz d µ µ µ X Y + µ Pesamaan eigen dengan nilai eigen : µ l; l,,,... dan fungsinya adalah Polinom Hemit. X(u) H l (u) dimana: H H H H (u) uhl(u) lh (u) l+ l (u) (u) u 4u (u)

Dengan caa yang sama, maka: Substitusi Z µ m Υ( ν) H µ l m ( ν), µ m Kemudian integalkan, maka : U kedalam pesamaan eigen dan ( ) ( l + m) ξ( ) ; ξ( ) tan Sehingga pesamaan gelombangnya menjadi: W x y x + y (x, y, ) Al,m Gl G m exp ik ik + i W() W() W() R() l, m l Pesamaan bekas Hemite-Gauss ( + m + ) ξ( ) G l (u) u Hl(u) exp fungsi Hemite-Gauss.

Kaena H ( u) Maka ode- dai pesamaan bekas Hemite-Gauss adalah fungsi Gauss. Fungsi Hemite-Gauss mempunyai kaakteistik selangseling fungsi ganjil dan fungsi genap: u Fungsi ganjil G(u) u exp u G (u) Fungsi genap (4u )exp

DISTRIBUSI INTENSITAS Intensitas bekas Hemite-Gauss dibeikan oleh: I l, m (x, y) Al,m Gl W W() x W() G m y W()

BERKAS LAGUERRE-GAUSS Bekas Laguee-Gauss meupakan solusi pesamaan paaksial Helmholt dalam koodinat silinde ( ρ, φ, ) Ode teendah dai bekas Laguee-Gauss adalah Gauss.

BERKAS BESSEL Pandang suatu fungsi gelombang dengan amplitudo kompleks yang memenuhi pesamaan Helmholt : U ( ) A(x, y) exp( iβ) A(x,y) memenuhi pesamaan Helmhol ode kedua : Substitusi x k T T A + β + k T k A ρcosφ dan y ρsin φ, maka dipeoleh: A(x, y) ( k ρ) exp( imφ) ;m, ±,,... Am Jm T ± dimana J m adalah fungsi Bessel dan A m adalah konstanta.

Untuk m, maka dipeoleh fungsi Bessel: U() ( k ρ) exp( i ) AJ T β Intensitas bekas Bessel diungkapkan oleh: I( ρ, φ, ) A ( ρ) J kt Intensitas tidak begantung pada aah peambatan-, sehingga tidak tejadi pelebaan daya optik. Gelombang ini disebut bekas Bessel. Bekas cahaya Bessel ini banyak digunakan dalam penelitian untuk komunikasi optik dengan menggunakan hollow fibes, sehingga tidak tejadi penguangan intensitas pulsa dengan petambahan jaak.

Bentuk fungsi bekas Bessel sebagai fungsi dai (aah ambat) Distibusi intensitas dai bekas Bessel dalam bidang tansvese tidak begantung pada jaak peambatan ; sehingga bekas tidak mengalami disvesi

Pebandingan Bekas Bessel dengan Gauss. Amplitudo kompleks bekas Bessel adalah solusi eksak pes. Helmholt, sedangkan bekas Gauss adalah solusi apoksimasi pesamaan paaksial Helmholt.. Intensitas bekas Gauss bekuang secaa eksponensial I ~ exp [ ρ / W ()] Intensitas bekas Bessel sebanding dengan : π J (ktρ) cos ktρ k ρ 4 T fungsi osilato yang meluuh secaa lambat (slowly decay). 3. Bekas Bessel dibangkitkan dengan skema khusus, sedangkan bekas Gauss dapat dipeoleh pada esonato speis yang umum pada lase.