Kalibrasi Single-Normal Hot-Wire Probe Sigmond Cohn Alloy 851 untuk Aliran Jet Terpulsasi

dokumen-dokumen yang mirip
Kalibrasi Single-Normal Hot-Wire Probe Sigmond Cohn Alloy 851 Untuk Aliran Jet Terpulsasi

Untuk pondasi tiang tipe floating, kekuatan ujung tiang diabaikan. Pp = kekuatan ujung tiang yang bekerja secara bersamaan dengan P

(draft) KAN Calibration Guide: Volumetric Apparatus (IN) PEDOMAN KALIBRASI PERALATAN VOLUMETRIK

BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN

BUKU AJAR METODE ELEMEN HINGGA

METODE FINITE DIFFERENCE INTERVAL UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN PANAS ABSTRACT 1. PENDAHULUAN

PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN

Analisis Peluruhan Flourine-18 menggunakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 71742

Pengenalan Pola. Ekstraksi dan Seleksi Fitur

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD

Penerapan Masalah Transportasi

EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN

BAB RELATIVITAS Semua Gerak adalah Relatif

HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI

III PEMODELAN SISTEM PENDULUM

lim 0 h Jadi f (x) = k maka f (x)= 0 lim lim lim TURUNAN/DIFERENSIAL Definisi : Laju perubahan nilai f terhadap variabelnya adalah :

BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU

Pemodelan Dinamika Gelombang dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan Energi. Syawaluddin H 1)

BEBERAPA IDENTITAS PADA GENERALISASI BARISAN FIBONACCI ABSTRACT

PENGENDALIAN OPTIMAL PADA MODEL KEMOPROFILAKSIS DAN PENANGANAN TUBERKULOSIS

PENYELESAIAN MASALAH KONTROL OPTIMAL KONTINU YANG MEMUAT FAKTOR DISKON

FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK PERENCANAAN

Session 18 Heat Transfer in Steam Turbine. PT. Dian Swastatika Sentosa

NAMA : KELAS : theresiaveni.wordpress.com

BAB III PENDEKATAN TEORI

Pertemuan IX, X, XI IV. Elemen-Elemen Struktur Kayu. Gambar 4.1 Batang tarik

Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika

PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN METODE SAE

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM

Integrasi 2. Metode Integral Kuadratur Gauss 2 Titik Metode Integral Kuadratur Gauss 3 Titik Contoh Kasus Permasalahan Integrasi.

KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M.

FEEDFORWARD FEEDBACK CONTROL SEBAGAI PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN PROPORSIONAL - INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535

Fisika Ebtanas

Solusi Sistem Persamaan Linear Fuzzy

Bagian IV. TOPIK-TOPIK LANJUTAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mendorong pengembangan yang sukses, dan suatu desain didasarkan kepada

TEKANAN TANAH PADA DINDING PENAHAN METODA RANKINE

Aljabar Linear Elementer

PENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendukung pembahasan dari sistem yang akan dibuat.

ALJABAR LINEAR (Vektor diruang 2 dan 3) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdul Aziz Saefudin, M.

Integra. asi 2. Metode Integral Kuadr. ratur Gauss 2 Titik

3. RUANG VEKTOR. dan jika k adalah sembarang skalar, maka perkalian skalar ku didefinisikan oleh

Optimasi periode data berdasarkan time constant pada pengujian unjuk kerja termal kolektor surya pelat datar Amrizal1,a*, Amrul1,b

1. Persamaan Energi Total

CHAPTER 6. INNER PRODUCT SPACE

Model Hidrodinamika Pasang Surut Di Perairan Pulau Baai Bengkulu

OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM

Pengembangan Hasil Kali Titik Pada Vektor

PERPINDAHAN KALOR KONVEKSI DAN ALAT PENUKAR KALOR

Abstrak. a) b) Gambar 1. Permukaan parametrik (a), dan model solid primitif (b)

IT CONSULTANT UNIVERSITAS MURIA KUDUS (ITC - UMK)

(a) (b) Gambar 1. garis singgung

by Emy 1 IMAGE RESTORATION by Emy 2

lensa objektif lensa okuler Sob = fob

ROTASI Volume 8 Nomor 1 Januari

EKSISTENSI BAGIAN IMAJINER PADA INTEGRAL FORMULA INVERSI FUNGSI KARAKTERISTIK

Analisa Performasi Kolektor Surya Terkonsentrasi Dengan Variasi Jumlah Pipa Absorber Berbentuk Spiral

1. Grafik di samping menyatakan hubungan antara jarak (s) terhadap waktu (t) dari benda yang bergerak.

BAB 2 LANDASAN TEORI

LENSA OBJEKTIF LENSA OKULER SOB = FOB

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES WELDING ( PENGELASAN N ) PADA PEMBUATAN KAPAL CHEMICAL TANKER / DUPLEK M Di PT.

SIMULASI PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS SRI REJEKI PURI WAHYU PRAMESTHI DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP WIDYA DARMA SURABAYA

Hasil Kali Titik. Dua Operasi Vektor. Sifat-sifat Hasil Kali Titik. oki neswan (fmipa-itb)

Pengukuran Besaran Listrik. Kuliah-2 Sistem Pengukuran

BEBERAPA SIFAT JARAK ROTASI PADA POHON BINER TERURUT DAN TERORIENTASI

BAB 3 METODE PENELITIAN

ANALISA PENGARUH SUDUT PITCH, UNTUK MEMPEROLEH DAYA OPTIMAL TURBIN ANGIN LPN-SKEA 50 KW PADA BEBERAPA KONDISI KECEPATAN ANGIN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TEORI DASAR. Bumi kita tersusun oleh beberapa lapisan yang mempunyai sifat yang

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK DESAIN SISTEM KONTROL PESAWAT UDARA MATRA LONGITUDINAL DENGAN METODE POLE PLACEMENT (TRACKING PROBLEM)

Oleh : M. Mushonnif Efendi ( ) Dosen Pembimbing : Dr. Sony Sunaryo, M.Si.

Kontrol Optimum pada Model Epidemik SIR dengan Pengaruh Vaksinasi dan Faktor Imigrasi

1. Pada ganbar di bawah, komponen vektor gaya F menurut sumbu x adalah A. ½ 3 F B. ½ 2 F C. ½ F D. ½ F E. ½ 3 F

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an oleh

KINERJA INSTALASI PENDINGIN SIKLOTRON DECY-13

1. Perhatikan tabel berikut ini! No Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg m s -1 MLT -1 2 Gaya kg m s -2 MLT -2 3 Daya kg m s -3 MLT -3

PENGGUNAAN ALGORITMA KUHN MUNKRES UNTUK MENDAPATKAN MATCHING MAKSIMAL PADA GRAF BIPARTIT BERBOBOT

PAKET TUTORIAL TERMODINAMIKA OLEH: DRA. HARTATIEK, M.SI.

PENGARUH MODEL TURBULENSI DAN PRESSURE-VELOCITY COPLING TERHADAP HASIL SIMULASI ALIRAN MELALUI KATUP ISAP RUANG BAKAR MOTOR BAKAR

Trihastuti Agustinah

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG. PENGELOLAAN PINJAMAN JANGKA PENDEK PADA BADAN LA YANAN UMUM DAERAH

penulisan ini dengan Perancangan Anti-Aliasing Filter Dengan Menggunakan Metode Perhitungan Butterworth. LANDASAN TEORI 2.1 Teori Sampling Teori Sampl

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-91

Persamaan gerak dalam bentuk vektor diberikan oleh: dv dt dimana : (1) v = gaya coriolis. = gaya gravitasi

UNIVERSITAS INDONESIA

WALIKOTA BANJARMASIN

BAB II DASAR TEORI. Signal Conditioning. Gambar 2.1 Diagram blok sistem pengukuran (buku measurement sistem Bolton)

PANJANG DAN JARAK VEKTOR PADA RUANG HASIL KALI DALAM. V, yang selanjutnya dinotasikan dengan v, didefinisikan:

KALIBRASI TERMOKOPEL TIPE K DENGAN HEAD BERDASARKAN SUHU PANAS KE DINGIN

Transkripsi:

Kalibrasi Single-Normal Hot-Wire Probe Sigmond Cohn Alloy 85 ntk Aliran Jet Terplsasi Hariyo Priambdi Setyo Pratomo Srabaya E-mail: hariyo_p@peter.petra.ac.id Klas Bremhorst Mechanical Engineering and Astralian Member of Engineers Astralia, Plsed Jet Laboratory School of Engineering, the University of Qeensland ABSTRAK Kalibrasi single-normal hot-wire probe Sigmond Cohn alloy 85 dilakkan dengan metode kalibrasi stasioner pada rentang kecepatan exit nozzle sampai 8 meter/detik. Kalibrasi ini bertjan ntk menentkan persamaan respon kalibrasi yang paling baik yang dinyatakan dengan akrasi crve fit. Dari hasil pengjian akrasi crve fit, persamaan extended power-law memberikan crve fit yang lebih baik daripada crve fit yang dihasilkan oleh persamaan simple power-law. Metode look-p table yang dignakan dapat meningkatkan akrasi crve fit persamaan extended power-law dari ±.7 % menjadi ±.%. Analisis ketidakpastian dari root mean sqare memenhi kriteria % error. Kata knci: Single normal hot-wire probe, metode kalibrasi stasioner, persamaan extended power-law, persamaan simple power-law, metode look-p table. ABSTRACT Calibration of a Sigmond Cohn alloy 85 single normal hot-wire probe was performed with a stationary calibration method with a range of nozzle exit velocity from p to 8 m/s. The calibration aims to determine the best calibration response eqation associated with the accracy of crve fit. The crve fit accracy test shows that the extended power-law eqation provides a better crve fit than the simple power-law eqation. A look-p table method sed can improve the accracy of crve fit of the extended power-law eqation from a ±.7 % into ±.% accracy. Uncertainty analysis of root mean sqare vale meets criteria of % error. Keywords: Single normal hot-wire probe, stationary calibration method, extended power-law eqation, simple power-law eqation, look-p table method. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi yang cepat dalam peralatan penyensoran telah memngkinkan berbagai pengkran aliran flida dilakkan dengan berbagai sensor yang memberikan hasil-hasil pengkran yang akrat. Untk pengkran berbagai aliran trblen, salah sat jenis sensor yang banyak dignakan adalah hot-wire anemometer. Sebelm dignakan dalam pengkran aliran, hot-wire anemometer hars dikalibrasi ntk menentkan sat persamaan respon kalibrasi yang menyatakan sat hbngan antara tegangan kawat (wire voltage, E) dengan kecepatan referensi (reference velocity, U). Setelah persamaan respon kalibrasi tersebt diperoleh, kemdian informasi kecepatan dalam setiap percobaan tama dapat dievalasi dengan menggnakan persamaan respon tersebt. Ada beberapa bentk persamaan respon kalibrasi, diantaranya adalah persamaan simple powerlaw [] dan persamaan extended power-law [] yang dapat dignakan dalam konversi data. Setiap persamaan respon ini memiliki keakrasian yang dihbngkan dengan crve fit yang dihasilkan pada sat rentang kecepatan exit yang dignakan ntk setiap percobaan. Keakrasian persamaan respon kalibrasi tersebt ditentkan oleh nilai optimm konstanta pangkat yang dipilih ntk menghasilkan sat crve fit yang baik. Sehbngan dengan keakrasian crve fit dari persamaan respon kalibrasi tersebt, beberapa peneliti [,, 5] telah mengkaji keakrasian crve fit dari persamaan simple power-law dengan rentang kecepatan referensi ata kecepatan exit yang berbeda-beda ntk menghasilkan nilai optimm konstanta pangkat selain nilai optimm (nopt =.5) yang disarankan oleh King []. King menggnakan rentang kece-

Pratomo, Kalibrasi Single-Normal Hot-Wire Probe Sigmond Cohn Alloy 85 patan exit moderat dari meter/detik, sementara Collis dan Williams [,] menyarankan nilai optimm konstanta pangkat sebesar.5 dengan rentang. < Re < ntk menghasilkan sat crve fit yang baik. Berbeda dengan para peneliti sebelmnya, Brn [] dan Swaminathan, Bacic et al.[5] menyarankan nilai optimm sebesar..5 pada kecepatan exit moderat tersebt dignakan ntk persamaan simple power-law. Lebih jah, penelitian awal yang dilakkan oleh Brn dan Tropea [6] menjelaskan bahwa persamaan extended power-law oleh Siddall dan Davies (97) tidak mamp memberikan sat crve fit yang lebih akrat dibandingkan crve fit dari persamaan simple power-law bahkan ntk sat rentang kecepatan exit yang besar [6,]. Mempertimbangkan permasalahan pemilihan persamaan respon kalibrasi ntk rentang kecepatan exit yang berbeda-beda tersebt, stdi ini bertjan ntk mengji keakrasian crve fit keda persamaan respon tersebt dengan sat rentang kecepatan exit yang lebih besar. Selanjtnya, hasil pengjian yang diperoleh dignakan sebagai referensi pemilihan persamaan respon kalibrasi yang tepat dalam pengkran aliran jet terplsasi. Peningkatan akrasi persamaan respon yang dipilih dapat dilakkan dengan menggnakan metode look-p table [7]. Parameter-parameter yang dievalasi melipti normalized standard deviation, ε dan sm of errors sqared (SES). Kalibrasi dilakkan pada single normal hot-wire probe ntk pengkran kecepatan sat komponen (axial velocity). Prinsip Kerja Single Normal Hot-wire Probe Single-normal probe adalah sat tipe hot-wire probe yang paling mm dignakan sebagai sensor ntk memberikan informasi kecepatan aliran dalam arah aksial saja. Probe seperti ini terdiri dari sebah kawat logam pendek yang hals (delicate) yang disatkan pada da prong nikel ata baja yang dipanasi dengan ars listrik dan bekerja berdasarkan prinsip perpindahan panas konveksi. Jmlah perpindahan panas yang diterima probe dinyatakan dengan overheat ratio [7] yang dirmskan sebagai berikt: Rw overheat ratio = () Ra dimana Rw adalah resistansi kawat ata resistansi pengoperasian pada temperatr pengoperasian dan Ra adalah resistansi dingin pada temperatr ambient. Sistem Hot-wire Anemometer dan Spesifikasi Single-Normal Hot-wire Probe Sistem hot-wire anemometer yang dignakan melipti sebah single normal hot-wire probe, DISA 55M main nit, 55M CTA booster adapter, dan 55M5 power pack. Probe yang dignakan dioperasikan dalam sat mode temperatr konstan ntk menyediakan respon frekensi yang lebih tinggi. Dalam mode temperatr konstan, resistansi kawat, Rw dipertahankan konstan ntk memfasilitasi respon sesaat dari sensor inersia termal terhadap berbagai perbahan dalam kondisi aliran. mm Gambar. Single normal hot-wire sensor Kawat pada probe adalah sat kawat single normal yang terbat dari material Sigmond Cohn alloy 85 (79%Pt, 5%Rh, and 6%R) yang disatkan pada prong dengan teknik pengelasan titik yang dilakkan di Mechanical Instrment Laboratory, the University of Qeensland. Kawat probe ini memiliki kekatan tarik maksimm, koefisien temperatr dari resistivity, α, dan resistivity, χ, masingmasing sebesar.7x 6 kpa,.7x - o C -, dan x 6 Ω-cm. Panjang kawat, l adalah mm dengan diameter, dw berkran.6 µm sebagaimana diilstrasikan dalam Gambar. Spesifikasi Tabng Pitot Tabng Pitot yang dignakan memiliki kran diameter mm dan panjang 57 mm yang dibat di Mechanical Instrment Laboratory, the University of Qeensland. Diameter mm menyatakan lbang tekanan dinamik ntk mengkr kecepatan aliran. Selama kalibrasi, Tabng Pitot dihbngkan apakah dengan Combist micromanometer, inclined manometer ata manometer tabng U ntk mengkr kecepatan exit aliran. Persamaan Respon Kalibrasi Persamaan Simple Power-law Persamaan ini diperkenalkan oleh [] dan dirmskan sebagai berikt: n E = A+ BU () 5

JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 8, No., April 6: dimana A dan B merpakan konstanta-konstanta kalibrasi, E merpakan tegangan kawat, n merpakan konstanta pangkat, dan U merpakan komponen kecepatan aksial. Persamaan Extended Power-law Persamaan ini diperkenalkan oleh [] yang diformlasikan sebagai berikt: E = A + BU n + CU () dimana A, B, dan C adalah konstanta-konstanta kalibrasi dan n =.5. Persamaan Reynolds Decomposition Komponen-komponen kecepatan aksial dalam Persamaan dan dapat ditentkan dengan menggnakan persamaan Reynolds decomposition yang dirmskan sebagai berikt: U i = U + () dimana Ui merpakan kecepatan sesaat, U adalah kecepatan rata-rata, dan merpakan komponen flktasi kecepatan ata trblensi aggregate. Persamaan Time Averaging dan Persamaan Diskrit Kecepatan rata-rata dalam Persamaan dapat ditentkan dari persamaan time averaging yang dinyatakan sebagai berikt: T U = lim U dt (5) T T i dimana T merpakan interval wakt yang ckp lama. Persamaan 5 di atas dapat didekati dengan sat persamaan diskrit ntk menentkan kecepatan rata-rata yang dapat dignakan terhadap penyamplingan sinyal digital selama sat periode wakt berhingga yang dirmskan melali persamaan n U i i Uˆ = = (6) N dimana Ui adalah kecepatan sinyal sesaat ke-i yang disampelkan, N adalah jmlah sampel. Uˆ merpakan estimasi nilai U dan dalam stdi ini berlak bahwa Uˆ = U. Persamaan Momen Keda Trblensi Momen-momen keda, yang biasa jga dikenal sebagai nilai kadrat rata-rata (mean sqare vale) nilai dapat ditliskan sebagai berikt: = ( U i U ) (7) Dengan jmlah sampel yang ckp besar dalam sebah proses penyamplingan digital, Persamaan 8 dapat disederhanakan sebagai berikt: N = U i NU (8) ( N ) i= Persamaan Normalized Standard Deviation, ε Penentan normalized standard deviation, ε [7] dari crve fit persamaan respon kalibrasi dapat diformlasikan sebagai berikt: / N = U R ε (9) N i= U C dimana UC adalah kecepatan kalibrasi yang dihitng dan UR adalah kecepatan kalibrasi yang dikr oleh tabng pitot Persamaan Sm of Errors Sqared Persamaan ntk menentkan sm of errors sqared (SES) [7] dari crve fit persamaan respon kalibrasi dinyatakan sebagai berikt: N i= ( ) SES = E R E C () dimana EC adalah tegangan kalibrasi yang dihitng dan ER adalah tegangan kalibrasi yang dikr oleh hot-wire anemometer. Analisa Uncertainty dan Akrasi Kalibrasi Individal ncertainties ntk nilai U dan di atas yang disebabkan oleh tingkat intensitas trblensi dapat ditentkan dengan mempertimbangkan nilai yang sebenarnya dari U dan dan nilai terkr dari UR dan sebagaimana dirmskan dalam R n w U R = U + + h () U U dan R = ( + ( n ) ST + h R T) () w dimana h adalah pitch factor ata anglar angle coefficient, n adalah konstanta pangkat dari persamaan respon kalibrasi (=.5), R adalah cross w correlation dari komponen-komponen flktasi axial dan azimthal ( and w), S merpakan skewness, dan T adalah intensitas trblensi. Skewness, S dan intensitas trblensi dalam Persamaan dapat ditentkan dari persamaan-persamaan berikt: S = () ( ) T = () U Browne, Antonia et al. [8] menjelaskan bahwa ntk mendapatkan sat kalibrasi yang akrat di dalam sat % error dalam pengkran root mean sqare komponen kecepatan berflktasi,, beberapa persyaratan l / d w > dan l / η < 5 hars dipenhi dimana l merpakan panjang kawat, dw 6

Pratomo, Kalibrasi Single-Normal Hot-Wire Probe Sigmond Cohn Alloy 85 adalah diameter kawat, dan η adalah Kolmogorov length scale. METODE PENELITIAN Teknik dan Fasilitas Kalibrasi Stdi ini menggnakan sebah metode kalibrasi stasioner yang berarti bahwa single-normal hot-wire probe dipertahankan tidak bergerak selama kalibrasi. Proses kalibrasi dilakkan di Plsed Jet Laboratory, the University of Qeensland dengan fasilitas kalibrasi sebagaimana diilstrasikan dalam Gambar. Single normal probe dan Tabng Pitot diletakkan tegak lrs terhadap arah aliran dengan menggnakan angle calibrator kira-kira diameter downstream di depan aparats steady jet. Jarak antara probe dan Tabng Pitot adalah mm ntk menghindari efek interferensi aliran antara sat sama lain. Posisi diameter ini ntk memfasilitasi intensitas trblensi yang rendah dan proses ekilisasi antara tekanan statis, ps dan tekanan atmosfer, patm [9,7]. Rentang kecepatan exit yang dignakan adalah dari sampai dengan 8 meter/ detik ntk memberikan kecepatan exit maksimm melebihi 5 meter/detik sebagaimana diharapkan ntk kecepatan exit pada aliran jet terplsasi. Rentang kecepatan exit ini dibagi menjadi kecepatan exit yang berbeda yang berselisih sama ntk setiap da kecepatan yang berrtan. Heater dan plsed jet nozzle yang diilstrasikan dalam Gambar tidak dignakan ntk menghasilkan aliran inkompresibel dan kontiny. Gambar. Fasilitas Kalibrasi dan Plsed Jet Apparats (digambar lang dari Gehrke 997) Hal ini merpakan sebah parameter pengkran berbagai eddy yang paling kecil dalam berbagai aliran / trblen yang dirmskan sebagai υ dimana υ η = ε adalah viskositas kinematis dan ε merpakan dissipation rate sebagaimana dijelaskan oleh []. Persiapan Kalibrasi Untk menjaga wire velocity sensitivity, dipilih overheat ratio sebesar.. Temperatr ambient di dalam aboratorim adalah. C dan rangan laboratorim dittp rapat ntk menghindari interferensi lar terhadap aliran selama proses kalibrasi. Sebah termokopel tipe T dignakan ntk mengkr temperatr flida. Nilai resistansi dingin, Ra sebesar 7.7 Ω didapatkan dari pengkran resistansi pada temperatr. C. Nilai resistansi dingin ini sdah termask nilai resistansi kabel dan lead, RL. Resistansi kawat Rw, termask kabel dan lead, adalah 9. Ω, dihitng dengan menggnakan Persamaan. Nilai ini kemdian diset pada DISA 55M main nit. Melali pengecekan rasio panjang kawat terhadap diameter kawat l / d dan rasio panjang w kawat terhadap Kolmogorov length scale l / η, masing-masing sebesar 96.85 dan sebesar 6., maka panjang kawat yang diperlkan dapat ditentkan dimana dipersyaratkan bahwa l / η >5.. Kolmogorov length scale diestimasi dari nilai yang dignakan oleh [] sebesar. mm. Pengolahan dan Pengkondisian Sinyal Single normal probe dihbngkan dengan sebah Tektronix oscilloscope dan 85A digital voltmeter, da bah 77M low-pass (L/P) filters dan amplifiers, da signal conditioning nits (75A/B and 75 A/D inverter/amplifier/smmer), sebah -bit analog-to-digital (A/D) card, dan sebah personal compter Compaq Armada E5 yang diperlengkapi dengan data logging software ntk melaksanakan teknik penyamplingan digital seperti ditnjkkan dalam Gambar. Data logging software yang dignakan ntk akisisi data adalah Fastaqire yang merpakan sat versi modifikasi dari LabVIEW s virtal instrment. Untk konversi data, metode analisa kecepatan dignakan dengan menginversi Persamaan dan ntk menentkan kecepatan yang dihitng (calclated velocity) dengan sbstitsi Persamaan 5 ke dalam persamaan dan sebagaimana data kalibrasi didapatkan dari sat proses penyamplingan digital. Persamaan 5 diperoleh dari teknik pemrosesan sinyal dan akisisi data yang diformlasikan sebagai berikt: E A / Dcard E( t) = E G G +. (5). dimana E(t) merpakan tegangan total, E merpakan tegangan rata-rata ata tegangan offset, EA/D card adalah tegangan yang dihasilkan oleh A/D card, G dan G adalah gain. Selama proses penyamplingan digital, sampling freqency, fs sebesar Hz dan sampling time sebesar detik dignakan ntk 7

JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 8, No., April 6: titik kecepatan exit tersebt (di dalam rentang sampai dengan 8 meter/detik yang memberikan jmlah sampel, N sebesar, sampel ntk setiap titik kecepatan. Aliran trblen yang dihasilkan oleh steady jet bersifat statistically stationary ditnjkkan oleh nilai rata-rata komponen flktasi ( ). Hal ini sesai dengan penjelasan Bernard dan Wallace () ntk berbagai permasalahan spatial ata time averaging []. : CTA booster adapter, and : amplifier/smmer/inverter circit, and 5: amplifier and L/P filter, 6: A/D card, 7: thermocople amplifier Gambar. Diagram Pemrosesan Sinyal dan Akisisi Data Pengjian Akrasi Persamaan Respon Kalibrasi dan Metode Look-p Table Untk pengjian akrasi crve fit Persamaan, beberapa nilai konstanta pangkat, n sebesar.7,.,.5,.75, dan.5 dignakan sementara nilai konstanta pangkat, n sebesar.5 hanya dignakan ntk pengjian akrasi crve fit Persamaan dalam rentang kecepatan exit tersebt. Bergantng pada nilai normalized standard deviation dan SES, kemdian sat persamaan respon yang lebih akrat dapat ditentkan. Setelah persamaan respon dipilih, kemdian metode look-p table dignakan ntk memperbaiki akrasi crve fit persamaan respon tersebt. Dalam metode ini, setiap segmen kecepatan dibagi ke dalam sejmlah sbinterval yang sama. Setelah it, sat optimisasi terpisah dignakan ntk setiap segmen kecepatan ntk menentkan konstantakonstanta kalibrasi yang bar. Akhirnya, sat persamaan respon kalibrasi yang lebih akrat dapat direkonstrksi ntk selrh segmen dengan the least sqare crve-fitting ntk memberikan sat smooth crve fit dalam rentang kecepatan tersebt. Analisa Uncertainty dan Akrasi Kalibrasi Untk single normal probe, simbol h dalam Persamaan dan dapat diabaikan. Bagaimanapn jga, jika simbol h dipertahankan dan simbol w diasmsikan sama dengan, ncertainty dalam keda persamaan it akan sedikit lebih besar. Lebih jah, perbedaan kecil dalam ncertainty tersebt disebabkan oleh pertimbangan simbol h dan R tidak signifikan sebagaimana w nilai-nilai w dan T adalah relatif kecil dalam daerah di dekat kelaran nozzle (near field) dari steady jet. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar mennjkkan variasi normalized standard deviation, ε terhadap beberapa eksponen dari Persamaan dalam rentang kecepatan 8 meter/detik. Terlihat bahwa sebagaimana n meningkat, persentase ε naik secara signifikan, mengindikasikan persamaan-persamaan simple power-law dengan n yang lebih tinggi gagal menghasilkan sat crve fit yang lebih baik daripada persamaan yang sama dengan n yang lebih rendah (.7,., dan.5). Crve fit yang terbaik diberikan oleh n =. and.5 menghasilkan ε =.9%. Bagaimanapn representasi seperti ini tidak seharsnya dipertimbangkan ntk menentkan persamaan simple power-law sebagai preferensi karena persamaan ini mengabaikan elemen CU dalam persamaan extended power-law sebagai sat faktor koreksi akrasi [7]. Tabel mennjkkan bahwa persamaan extended power-law memberikan sat crve fit yang lebih baik (menghasilkan ε =.7% dan SES =.5) dari persamaan simple power-law dengan n =. and.5. Membandingkan hasil-hasil peneliti sebelmny [6], crve fit yang lebih baik dari persamaan extended power-law daripada crve fit persamaan simple power-law disebabkan karena tipe kawat yang dignakan berbeda. Lebih jah, hasil-hasil dari stdi ini mengkonfirmasi peneman-peneman dari beberapa peneliti sebelmnya [,5] yang mendemonstrasikan trend yang sama: ε meningkat secara tajam sebagaimana n meningkat dalam rentang antara. himgga.5. Bagaimanapn, nilai-nilai ε dari hasil-hasil terkini adalah lebih besar secara signifikan dari hasil-hasil sebelmnya dikarenakan oleh material dan kran kawat yang berbeda dan sat rentang kecepatan yang lebih lebar. Hal ini menyebabkan efek-efek distrbance aerodinamika yang lebih besar yang menyebabkan error dari separasi aliran di dekat probe dan prong [,]. Terlepas dari hal it, klaim bahwa persamaan extended power-law tidak memberikan sat crve fit yang lebih baik dalam rentang kecepatan yang lebih besar tidak dapat dibktikan sebagaimana ntk tipe kawat yang berbeda akan memberikan sat hasil kalibrasi yang berbeda. Dari Tabel, hasil-hasil stdi sekarang ini mennjkkan bahwa metode look-p table menawarkan sat kentngan besar dalam meredksi ncertainty yang menghasilkan crve fit terbaik dari persamaan respon polynomial orde keda yang ditnjkkan dengan nilai-nilai ε dan SES. Untk stdi ini, titik kecepatan dibagi secara sama ke dalam segmen kecepatan yang menghasilkan titik dalam setiap segmennya. Untk setiap segmen tersebt akan diperoleh persamaan kalibrasi yang 8

Pratomo, Kalibrasi Single-Normal Hot-Wire Probe Sigmond Cohn Alloy 85 bar. Setiap segmen kecepatan dibagi menjadi 5 interval jarak yang sama dan dilakkan optimasi dengan persamaan kalibrasi yang bar. 8 6 y = -.55x +.895x +.589 R =.9998 ER 8 ε (%) 6 6 8 U R /..5..5.5.55 n n =.7 n =. n =.5 n =.75 n =.5 Ambient Temperatre =. C Poly. (Ambient Temperatre =. C) Gambar 5. Crve Fit Persamaan Extended Power- Law dalam Rentang Ue = 8 m/s Gambar. Variasi ε dari Sat Kalibrasi Single- Normal Probe Tabel. Hasil-hasil ε dan SES Persamaan Kalibrasi n ε U (%) SES Simple power-laws.7.9.7..9.7.5.9.7.75 6.7.7.5.5.6 Extended power-law.5.7.5 Extended power-law dengan metode look-p table.5.. Beranjak dari titik ini, persamaan extended power-law dipilih sebagai preferensi sebagaimana persamaan ini memberikan nilai-nilai yang kecil dari ε dan SES. Langkah selanjtnya adalah memperbaiki nilai ε,dimanna nilai ε sama dengan.7 % masih dianggap ckp besar. Gambar 5 7 menjelaskan penggnaan metode look-p table sebagaimana telah dijelaskan sebelmnya. Dari Gambar 8, variasi dalam crve fit error dari persamaan extended power-law yang bar yang ditingkatkan dengan metode look-p table adalah jah lebih kecil daripada variasi crve fit error dari persamaan extended power-law tanpa metode lookp table dan persamaan simple power-law. Lebih jah, persamaan yang bar dapat mengrangi nilai ε dari.7% menjadi.%. Gambar 9 mennjkkan variasi crve fit error tiga persamaan extended power-law terhadap berbagai perbahan temperatr sebesar 7 C, 7.5 C, and 8 C. Terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas. Tabel menampilkan nilai-nilai yang dihitng dari persamaan-persamaan tersebt dimana ada perbedaan-perbedaan kecil pada nilainilai yang dihasilkan. Oleh karena it, tidak diperlkan metode kompensasi ntk mengabaikan perbedaan-perbedaan tersebt. E 8 6 y = -.899x +.85x +.65 R =. y =.8x +.78x +.9 R =. y =.87x +.9x +.87 R =. y = -.6x +.88x +.8 R =. 6 8 M easred Vale Calclated Vale: Segment II U / Calclated Vale: Segment I Calclated Vale: Segment III Calclated Vale: Segment IV Poly. (Calclated Vale: Segment I) Poly. (Calclated Vale: Segment II) Poly. (Calclated Vale: Segment IV) Poly. (Calclated Vale: Segment III) Gambar 6. Crve Fit Optimization Terpisah ntk Setiap Segmen dengan Metode Look-Up Table EC 8 6 y = -.568x +.87x +.8 R =.9999 6 8 Look-p Table Method: All Segment U C / Poly. (Look-p Table Method: All Segment) Gambar 7. Crve Fit Persamaan Extended Power- Law dengan Metode Look-Up Table 9

JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 8, No., April 6: (UC - UR)/UR (%) 7 5 5 6 7 8 9 - - -5 U R (m/s) Gambar 8. Variasi Error Crve Fit.7..5.75.5 Extended Pow er-law, n =.5 w ithot Look-p Table Method Extended Pow er-law, n =.5 w ith Look-p Table Method Tabel. Persentase Relative Errors dari nilai U dan Root Mean Sqare Nilai terkr UR R Nilai sebenarnya U Error dari U (%) Error dari (%).6..6. -...99.5.99. -.55. 9.6.7 9.6.7 -.5.6 5.68.7 5.68.7 -.8..98.7.98.7 -..9.7.5.7.5 -..7.8.6.8.6 -.6.5 5..9 5..9 -.. 66.7.5 66.7.5 -.. 76.7 7.8 76. 7.9 -.. Selanjtnya, dengan menggnakan Persamaan dan dan mengabaikan simbol h, ncertainties dari kalibrasi ditampilkan dalam Tabel. Terlihat bahwa nilai U sebenarnya sedikit lebih besar daripada nilai terkr UR yang menghasilkan nilainilai negatif relative error; sebaliknya relative errors root mean sqare vale adalah jah lebih besar dari relative error U dan memberikan nilai-nilai positif. (UC - UR)/UR (%) 5 6 7 8 9 - - - - U R A = -., B =.7857, C =.95 (Tambient = 7 C) A = -.6, B =.798, C =.77 (Tambient = 7.5 C) A = -.97, B =.7, C =.9 (Tambient = 8 C) Gambar 9. Variasi Error Crve Fit dari Persamaan Extended Power-Law Terhadap Perbahan Temperatr Tabel. Cek Perhitngan Tegangan Persamaan Extended power-law, Kecepatan, Tegangan, n =.5 U (m/s) E (Volts) Persamaan : A = -.; B =.7857; C =.95..5 Persamaan : A = -.6; B =.798; C =.77.55 Persamaan : A = -.97; B =.7; C =.9.5 Persamaan : A = -.; B =.7857; C =.95 7..6 Persamaan : A = -.6; B =.798; C =.77.6 Persamaan : A = -.97; B =.7; C =.9.6 KESIMPULAN Kalibrasi single normal probe telah dilakkan di dalam sat tingkat akrasi yang baik. Persentase relative error (ncertainties) yang dihasilkan oleh kalibrasi adalah -.% ntk U dan.% ntk root mean sqare. Material dan kran kawat yang dignakan menentkan akrasi crve fit yang dihasilkan serta berakibat pada penentan persamaan respon kalibrasi yang dipilih. Persamaan extended power-law menghasilkan crve fit yang lebih baik daripada crve fit persamaan simple power-law. Akrasi crve fit ini dapat diperbaiki dengan metode look-p table menjadi ±.%. Selanjtnya, maximm relative error nilai root mean sqare yang dihasilkan memenhi kriteria % error ntk pengkran root mean sqare komponen kecepatan yang berflktasi,. DAFTAR PUSTAKA. King, L. V., "On the Convection of Heat from Small Cylinders in a Stream of Flid: Determination of the Convection Constants of Small Platinm Wires with Applications to Hotwire Anemometry." Phil. Trans. Royal Society A, 9, pp. 7-.. Siddall, R. G. and T. W. Davies, "An Improved Response Eqation for Hot-wire Anemometry." International Jornal of Heat Mass Transfer, 5, 97. pp. 67-68.

Pratomo, Kalibrasi Single-Normal Hot-Wire Probe Sigmond Cohn Alloy 85. Brn, H. H., "A Note on Static and Dynamic Calibration of Constant Temperatre Hot-wiree Probes." Jornal of Flid Mechanics 76, 976a, pp. 5-55.. Collis, D. C. and M. J. Williams, "Two-dimensional Convection from Heated wires at Low Reynolds nmbers." Jornal of Flid Mechanics 6, 959, pp. 57-8. 5. Swaminathan, M. K., R. Bacic, et al., "Improved Calibration of Hot-wire Anemometers." Jornal of Physics Engineering: Scientific Instrmentations 6, 98, pp. 5-8. 6. Brn, H. H. and C. Tropea, "The Calibration of Inclined Hot-wire Probes." Jornal of Physics Engineering: Scientific Instrmentations 8, 985, pp. 5-. 7. Brn, H. H., Hot-wire Anemometry: Principles and Signal Analysis. New York, the United States of America, Oxford University Press Inc, 995. 8. Browne, L. W. B., R. A. Antonia, et al., "Selection of Wires and Wire spacing for X-wires." Experiments in Flids 6, 988, pp. 86-88. 9. Bremhorst, K. and J. Listijono, "Static Pressre Effects on Calibration of Velocity Transdcers at Nozzle Exits." Experiments in Flids 5, 987, pp. -8. Gehrke, P. J., The Trblent Kinetic Energy Balance of a Flly Plsed Axisymmetric Jet. PhD Thesis, Department of Mechanical Engineering. Brisbane, The University of Qeensland, Astralia, 997, 78 pages. Bernard, P. S. and J. M. Wallace, Trblent Flow: Analysis, Measrement, and Prediction. New York, the United States of America, John Wiley & Sons, Inc... Adrian, R. J., R. E. Johnson, et al., "Aerodynamic Distrbances of Hot-wire Probes and Directional Sensitivity." Jornal of Physics Engineering: Scientific Instrmentations 7, 98, pp. 6-7.. Comte-Bellot, G., A. Strohl, et al., "On Aerodynamic Distrbances cased by Single Hot-wire Probes." ASME, Jornal of Applied Mechanics 8, 97, pp. 767-77.. Hinze, J. O., Trblence, McGraw-Hill, New York, 975..