BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara

BAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata

BAB. 1V MANAJEMEN PAJAK SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PERUSAHAAN PI

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam rangka pemanfaatan Undang-Undang Perpajakan secara optimal untuk

BAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi pada PT QN

BAB IV PEMBAHASAN. Evaluasi Pendapatan dan Beban pada Laporan Laba Rugi PT MMS

BAB IV PEMBAHASAN. maksud agar perkembangan usaha pada akhir periode tertentu dapat diketahui.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Meminimalkan Beban

BAB IV PEMBAHASAN. Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk menyajikan

BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Laporan Keuangan Perusahaan Tahun 2010, 2011, dan 2012 PT. PAS merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distribusi

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERBANDINGAN LABA BERSIH MENURUT STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DENGAN PENGHASILAN KENA PAJAK SEBELUM PAJAK

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT PRIMA SINDO

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Keuangan Fiskal Sebagai Dasar Penghitungan Penghasilan

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MENGEFISIENSIKAN BIAYA PAJAK BADAN PADA PT. UB. IV.1. Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berhubungan dengan penghasilan juga berhubungan dengan Pajak

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk

BAB IV. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. untuk Tahun 2008, 2009, dan 2010 atas laporan keuangan, Surat Pemberitahuan (SPT)

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Analisis Hasil Dan Pembahasan

BAB IV REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. MANDIRI CIPTA

BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian maka dapat ditarik kesimpulan:

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT Multi Indocitra Tbk

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Berikut ini adalah laporan laba rugi PT XYZ tahun 2009 :

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK TERHADAP OPTIMALISASI BEBAN PAJAK PT ARTHA DAYA COALINDO.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV EVALUASI LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL. UNTUK MENGEFISIENSIKAN PPh BADAN PADA PT AIDC

BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK ATAS BIAYA KOMERSIAL UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PADA PT. BM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan pemerintah untuk membiayai pengeluaran pengeluaran negara yang ditujukan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Perbedaan antara Laba Komersial dan Laba Fiskal. Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha diwajibkan untuk menyusun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan Laba/Rugi Komersial PT Persada Aman Sentosa. sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Ketentuan Formal Perpajakan PT Cipta Sukma Mandiri Nomor Pokok Wajib Pajak

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant

Oleh Iwan Sidharta, MM.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PERENCANAAN PAJAK BERDASARKAN REVIEW REKONSILIASI FISKAL PADA PT JP

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

BAB IV PERENCANAAN PAJAK DALAM RANGKA MENGEFISIENKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PERUM DAMRI. Rekonsiliasi Laporan Fiskal pada PERUM DAMRI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Laporan laba rugi fiskal Sebagai Dasar penghitungan Pajak Penghasilan

MODUL V REKONSILIASI FISKAL

BAB IV PEMBAHASAN. melakukan perubahan-perubahan pada peraturan perpajakan di Indonesia. Perubahan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perencanaan Pajak (Tax Planning) Pada PT. Yusonda

RINGKASAN REKONSILIASI FISKAL

BAB IV EVALUASI PERENCANAAN PAJAK UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PADA PT ADIS

BAB IV PEMBAHASAN. komersial, namun untuk menjadi dasar pelaporan SPT Tahunan, PT. Dipta Adimulia

RUGI LABA BIAYA FISKAL

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian, pembahasan dan evaluasi yang telah dilakukan penulis

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PEMBAHASAN. Perhitungan Laba Kena Pajak Berdasarkan Penerapan Akuntansi

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

SPT TAHUNAN SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN TINTA HITAM BERI TANDA "X" PADA

I. UMUM II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2

BAB IV. EVALUASI PROSES PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PPh PASAL 23/26 PADA PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE

III/$ 2 0 A A KREDIT PAJAK DALAM NEGERI N P W P : NAMA WAJIB PAJAK : PERIODE PEMBUKUAN : s.d.

ANALISIS KOREKSI FISKAL TERHADAP LAPORAN LABA RUGI KOMERSIAL PT TIMUR JAYA NUSANTARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WP BADAN 1771

BAB III METODOLOGI ANALISIS

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA dengan akta notaris Adri Dwi Purnomo, SH. Nomor 24/2006. Yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Evaluasi atas Perencanaan Pajak Penghasilan Pada PT.Cipta Dermato.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Rekonsiliasi LK Komersial ke LK Fiskal

BAB IV EVALUASI ATAS PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT BANK MAJU) Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal pada PT Bank MAJU.

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

BAB IV ANALISIS PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA PT. TS INDONESIA. Analisis Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda

4. PPh TERUTANG (Pilih salah satu sesuai dengan kriteria Wajib Pajak. Untuk lebih jelasnya, lihat Buku Petunjuk Pengisian SPT) 10a. 10b.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. A. Penerapan Perencanaan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Pada PT ABC

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

bambang kesit, 2010 halaman 1 dari 10 perpajakan, prodi akuntansi-feuii MODUL : TEKNIK REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PPh Badan

Berdasarkan data penghasilan karyawan selama setahun pada tabel 4.1 dan tabel

BAB 4 EVALUASI ATAS EFEKTIFITAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN DALAM MEMINIMALISASIKAN BEBAN PAJAK UNTUK MENGOPTIMALISASIKAN LABA

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Agustus 1996, di Jakarta. Lokasi pabrik dan kantor perusahaan ini terletak di jalan

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Alasan Perusahaan dalam Strategi tax planning PPh 21 Lebih. Memilih Menggunakan Natura dan kenikmatan.

BAB II LANDASAN TEORI. (2006), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

ABSTRAK. : Pajak Penghasilan, Laporan Keuangan Komersial, Laporan Keuangan Fiskal, Rekonsiliasi Fiskal.

BAB IV EVALUASI DAMPAK PERENCANAAN PAJAK UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PADA PT ABS INDUSTRI INDONESIA

EVALUASI PERENCANAAN PAJAK DALAM BEBAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT.APT

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada Tahun 2002, perusahaan mempunyai 618 karyawan tetap dan

PT. X SURABAYA PERIODE TAHUN 2007

CONTOH SOAL DAN JAWABAN REKONSILIASI FISKAL

ANALISIS TAX PLANNING SEBAGAI PENGHEMATAN BEBAN PAJAK PADA PT. BAHANA NUSANTARA

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Penghitungan Pajak yang Dilakukan oleh PT Semar Jaya Indah Tahun

Transkripsi:

BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY Pada bab ini penulis akan mengevaluasi atas keadaan perpajakan seperti yang telah diuraikan dalam Bab 3. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui hal hal mengenai pelaksanaan perpajakan yang telah sesuai dengan peraturan perpajakan dan pelaksanaan perpajakan yang belum sesuai dengan peraturan perpajakan. Evaluasi yang akan dilakukan mengacu pada landasan teori yang telah diuraikan pada Bab 2. Maka penulis berusaha membandingkan antara pelaksanaan pajak penghasilan yang terjadi pada PT Nano Information Technology terhadap pelaksanaan peraturan perpajakan yang terdapat pada landasan teori yang penulis jadikan dasar dalam melakukan evaluasi. Berikut ini penulis akan menyajikan perhitungan pajak atau laporan laba rugi fiskal yang dibuat oleh pihak PT Nano Information Technology, penulis mencoba untuk membandingkan antara laporan keuangan fiskal yang dibuat perusahaan dengan hasil laporan laba fiskal yang dibuat oleh penulis, diharapkan dengan melihat komparasi atau perbandingan laporan fiskal tersebut dapat mempermudah melakukan evaluasi dan memberikan komentar atas perhitungan PPh Badan Pasal 25 & Pasal 29. 58

IV.1 Evaluasi atas akun pendapatan, harga pokok penjualan, dan biaya biaya dalam PT Nano Information Technology Perlakuan Standar Akuntansi Keuangan berbeda dengan peraturanperaturan perundang undangan perpajakan sehingga diperlukan evaluasi atas akun pendapatan, Harga Pokok Penjualan dan biaya, baik pendapatan dan biaya operasional maupun pendapatan dan biaya lain lain. Evaluasi pajak ini dimaksudkan agar transaksi-transaksi keuangan yang terjadi dapat disesuaikan dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Sehingga rekonsiliasi yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan antara akuntansi komersial dan akuntansi fiskal dapat dilakukan sepenuhnya. Evaluasi yang dimaksud dilakukan disetiap akhir tahun pajak, di mana secara komersial atau akuntansi pencatatan dilakukan setiap tanggal transaksi, tidak ada aturan khusus yang diatur dalam peraturan perpajakan, bagaimana melakukan pencatatan setiap transaksi yang terkait dengan aspek perpajakan. Pada saat pengisian SPT Tahunan Wajib Pajak Badan wajib melakukan rekonsiliasi dengan melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan keuangan komersial, koreksi fiskal dapat berupa koreksi positif dan koreksi negatif. Berikut akan dilampirkan rincian laporan laba/rugi komersial PT Nano Information Technology beserta pembahasan evaluasi atas tiap tiap akun dalam laporan laba rugi menurut manajemen perusahaan dan menurut pendapat penulis yang dilandasi oleh peraturan perpajakan yang berlaku selama Tahun 2006, 2007, dan Tahun 2008. 59

( Tabel 4.1 ) PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY LAPORAN LABA / RUGI PER 31 DESEMBER 2006, 2007, DAN 2008 2006 2007 2008 Penjualan 14.665.527.253 11.291.198.060 13.788.300.495 Retur Penjualan 0 0 0 Penjualan Bersih 14.665.527.253 11.291.198.060 13.788.300.495 Harga pokok penjualan Persediaan awal 76.183.468 3.716.119.326 3.687.680.761 Pembelian 17.798.959.026 10.601.447.141 9.462.986.901 Persediaan akhir ( 3.716.119.326 ) (3.687.680.761) (235.179.249) Harga pokok penjualan 14.159.023.168 10.629.885.706 12.915.488.414 Laba kotor 506.504.085 661.312.354 872.812.081 Biaya - biaya Biaya Operasional Biaya gaji, THR, Bonus 95.801.000 257.170.000 249.320.000 Biaya listrik dan air 17.184.175 27.310.450 26.446.135 Biaya telepon 58.047.446 65.073.980 48.188.171 Biaya pos dan materai 6.911.669 6.869.000 7.923.000 Biaya BBM, parkir dan tol 31.525.400 40.180.700 37.775.200 Biaya entertainment 5.676.425 4.593.100 1.820.950 Biaya iklan/promosi 4.800.000 4.174.000 0 Biaya cetakan 6.667.020 1.120.000 2.461.000 Biaya pemeliharaan 8.735.000 14.076.700 6.236.000 Biaya fotocopy / jilid 1.269.425 376.600 283.85 Biaya asuransi 3.406.800 4.299.850 2.765.450 Biaya Pengobatan 12.390.665 17.850.250 12.909.960 Biaya iuran / sumbangan 2.939.300 1.540.000 1.535.000 Biaya pengiriman barang 59.795.193 22.629.120 3.789.000 Biaya alat tulis kantor 3.004.100 2.850.850 913.700 Biaya tender 1.798.100 6.273.550 14.040.150 Biaya koran / majalah 1.320.400 1.754.000 2.280.000 Biaya perlengkapan kantor 4.091.061 1.203.300 4.059.595 Biaya ijin / pengutusan surat 2.938.500 8.686.800 17.522.300 Biaya transport 2.719.500 2.096.300 654.000 Biaya perawatan gedung/peralatan kantor 0 5.765.550 3.167.000 Biaya penyusutan peralatan kantor 57.402.846 49.869.529 50.526.946 Biaya penyusutan kendaraan 14.315.711 37.918.083 30.442.833 Total Biaya Operasional 402.739.736 583.681.712 525.060.240 Laba dari Operasional 103.764.348 77.630.642 347.751.841 Pendapatan & biaya lainnya Pendapatan jasa giro 2.097.499 4.400.989 7.148.644 Pendapatan lainnya 2.238 31.168 1.490.099 2.099.737 4.432.157 8.638.743 Pajak atas jasa giro (415.359) (810.720) (1.429.057) Biaya administrasi bank (3.536.657) (8.889.589) (7.945.017) Biaya lainnya (1.669.635) (2.731.148) (55.861.891) Biaya denda/pinalti 0 (4.622.332) (64.537) PBB 0 (2.717.300) (2.717.270) Selisih kurs (33.053.489) 23.743.401 15.439.276 (36.575.403) 8.404.470 (43.939.754) Laba bersih sebelum pajak 67.188.945 86.035.112 303.812.087 Pajak 10.265.900 15.764.625 93.803.060 Laba bersih setelah pajak 56.923.045 70.270.460 210.009.027 60

IV.1.1 Evaluasi Perhitungan atas Pendapatan Pada PT Nano Information Technology penghasilan terbagi menjadi Pendapatan Operasional dan Pendapatan lain lain. Berdasarkan kategori ini Evaluasi Perhitungan atas Pendapatan diuraikan sebagai berikut : 1. Penjualan Dalam menjalankan usahanya dibidang distributor, penjualan merupakan kegiatan utama perusahaan dalam memperoleh penghasilan. Jenis barang yang diperdagangkan berupa alat elektrikal/mekanikal/komputer dan suku cadangnya. Penjualan yang dilakukan berlokasi di Jakarta dan antar pulau/daerah. Penjualan bersih yang diperoleh PT Nano Information Technology sebesar Rp14.665.527.253 Pada Tahun 2006, Rp11.291.198.060 Pada Tahun 2007, dan Rp13.788.300.495 Pada Tahun 2008. Penjualan diakui pada saat hak kepemilikan beralih kepada pelanggan, yaitu pada penyerahan barang atau dalam hal barang disampaikan di gudang perusahaan atas permintaan pelanggan. 2. Pendapatan lain-lain Pendapatan lain-lain ini merupakan penghasilan yang diperoleh dari transaksi atau kegiatan kegiatan lain di luar dari kegiatan usaha perusahaan, seperti pendapatan jasa giro keuntungan selisih kurs/beda kurs mata uang asing, pendapatan lainnya yang berasal dari rebate, dan lain-lain. 61

Berdasarkan hasil evaluasi terhadap tiap tiap akun-akun pendapatan lain-lain: a. Pendapatan Jasa Giro PT Nano Information Technology melakukan koreksi fiskal negatif selama Tahun 2006, 2007, dan 2008 terhadap akun Pendapatan Jasa Giro karena menurut perusahaan akun ini merupakan penghasilan yang harus dikenakan PPh Final, berdasarkan PP. No.131/2000. Penulis sependapat dengan perusahaan, bahwa akun ini merupakan penghasilan yang harus dikenakan PPh-final, berdasarkan PP. No.131/2000. Dan pernyataan ini diperkuat dengan Pasal 4 ayat 2 UU Pajak Penghasilan yang menyatakan bahwa penghasilan yang telah dikenakan Pajak Final tidak perlu dihitung kembali pada akhir tahun pajak untuk menghitung PPh terhutang. Berdasarkan pasal tersebut maka atas Pendapatan Pajak Giro dikenakan PPh Final sebesar 20% yang dipotong langsung oleh bank yang bersangkutan. Besarnya koreksi fiskal atas Pendapatan Jasa Giro yang telah dilakukan oleh PT Nano Information Technology selama Tahun 2006, 2007, dan 2008 dapat dilihat di dalam tabel 4.1. b. Pendapatan lainnya Pendapatan lainnya merupakan pendapatan di luar penjualan barang, seperti mendapat rebate dari distributor atau supplier, di mana rebate merupakan bonus berupa uang yang akan diterima setelah si pembeli melakukan pembayaran. Selain itu pendapatan lainnya dalam perusahaan juga berasal dari bonus bonus lainnya dan berbagai voucher belanja dari setiap pembelian dalam program khusus. Terhadap akun ini perusahaan melakukan koreksi fiskal negatif pada Tahun 2006, 2007, dan 2008. 62

Penulis berpendapat bahwa terhadap akun ini perusahaan tidak seharusnya melakukan koreksi fiskal negatif, pendapat penulis didasarkan pada PPh Pasal 4 ayat 1 Undang Undang PPh dimana di dalam pasal itu tercantum bahwa penghasilan yang diterima atau diperoleh oleh badan berupa hadiah atau penghargaan termasuk Obyek Pajak Penghasilan Badan, penulis berasumsi bahwa rebate atau voucher merupakan hadiah atau penghargaan yang diterima oleh perusahaan karena perusahaan membeli produk tertentu dalam partai besar. Pendapatan lain lain yang diperoleh perusahaan sebesar Rp2.238 Pada Tahun 2006, Rp31.168 Pada Tahun 2007, dan Rp1.490.099 Pada Tahun 2008. c. Selisih Kurs Pada Tahun 2006 perusahaan mengalami kerugian akibat dari selisih kurs, kerugian karena selisih kurs mata uang asing dapat disebabkan oleh adanya fluktuasi kurs yang terjadi sehari-hari. Kerugian selisih kurs mata uang asing yang disebabkan oleh fluktuasi kurs, pembebanannya dilakukan berdasarkan sistem pembukuan yang dianut, dan harus dilakukan secara taat asas. Wajib Pajak menggunakan sistem pembukuan berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia atau kurs yang sebenarnya berlaku pada akhir tahun (per tanggal neraca). Perusahaan telah membebankan seluruh biaya tersebut sebagai pengurang penghasilan bruto Pada Tahun 2006 sebesar Rp33.053.489. Berdasarkan peraturan dalam UU PPh Pasal 6 ayat (1) huruf e, kerugian dari selisih kurs mata uang asing dapat dikurangkan dari penghasilan bruto, sehingga penulis membenarkan apa yang sudah dilakukan oleh Wajib Pajak. Karena Wajib Pajak menggunakan sistem pembukuan berdasarkan kurs tengah 63

Bank Indonesia, maka pembebanan selisih kursnya dilakukan pada setiap akhir tahun berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia atau kurs yang sebenarnya berlaku pada akhir tahun. Pernyataan ini berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-03/PJ.31/1997 Tanggal 13 Agustus 1997 tentang Perlakuan Pajak Penghasilan terhadap selisih kurs. Keuntungan selisih kurs mata uang asing sebesar Rp23.743.401,00 Pada Tahun 2007, dan Rp15.439.276 Pada Tahun 2008 diperoleh dari keuntungan kurs mata uang asing terhadap rupiah yang diperoleh perusahaan. Perusahaan telah menambahkan keuntungan selisih kurs ke dalam laporan keuangan fiskal. Sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 4 ayat (1) huruf L UU PPh Nomor 17 Tahun 2000, bahwa keuntungan selisih kurs mata uang asing termasuk penghasilan yang menjadi Objek Pajak Penghasilan dan pengenaan pajaknya dikaitkan dengan sistem pembukuan yang dianut oleh Wajib Pajak secara taat azas. Berdasarkan peraturan tersebut penulis berpendapat bahwa keuntungan dari selisih kurs merupakan penghasilan yang dapat dikenakan pajak yang harus ditambahkan seluruhnya ke dalam penghasilan bruto. 64

IV.1.2 Evaluasi Perhitungan atas Harga Pokok Penjualan Penilaian persediaan yang dilakukan oleh PT Nano Information Technology dengan menggunakan metode FIFO (First In First Out) selama tahun 2006, 2007, dan 2008. Penilaian persediaan ini sesuai dengan Ketentuan Perpajakan yang berlaku dalam penentuan metode persediaan yaitu sesuai dengan Undang undang Pajak Penghasilan Pasal 10 ayat (6). Sehingga Harga Pokok Penjualan tidak perlu dilakukan koreksi. Perhitungan Harga Pokok Penjualan adalah sebagai berikut : (Tabel 4.2) PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY HARGA POKOK PENJUALAN Keterangan 2006 2007 2008 Harga pokok penjualan Persediaan awal 76.183.468 3.716.119.326 3.687.680.761 Pembelian 17.798.959.026 10.601.447.141 9.462.986.901 Persediaan akhir ( 3.716.119.326 ) (3.687.680.761) (235.179.249) Harga pokok penjualan 14.159.023.168 10.629.885.706 12.915.488.414 65

IV.1.3 Evaluasi atas biaya biaya dalam kebijakan fiskal PT Nano Information Technology PT Nano Information Technology melakukan beberapa koreksi fiskal terhadap akun beban yang terdapat dalam laporan keuangan komersialnya. Untuk lebih jelasnya, maka berikut ini diuraikan mengenai evaluasi atas masing masing akun beban menurut Wajib Pajak dan menurut pendapat penulis berdasarkan peraturan perpajakan yang terjadi selama Tahun 2006, 2007, 2008, dan besarnya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat dilihat dalam rincian tabel 4.1. 1. Biaya Gaji, Bonus, THR Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan oleh PT Nano Information Technology selama Tahun 2006, 2007, dan 2008 untuk mencatat pengeluaran berupa pembayaran gaji karyawan, bonus serta pemberian tunjangan karyawan pada hari raya. Pada akhir tahun pajak perusahaan telah mengisi SPT PPh Pasal 21 atas penghasilan karyawan. Unsur biaya gaji tersebut telah sesuai dengan ketentuan perpajakan dan telah sesuai dengan SPT 1721, bonus yang diberikan juga telah sesuai dengan peraturan perpajakan, semua tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang, sehingga menurut penulis terhadap akun ini tidak dilakukan koreksi fiskal ( Pasal 6 huruf a UU PPh ). 66

2. Biaya Listrik dan Air Biaya listrik dan air di kantor merupakan biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan penggunaan fasilitas listrik untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan. PT Nano Information Technology telah membebankan seluruh biaya listrik sebagai pengurang penghasilan bruto selama Tahun 2006, 2007, dan 2008. Menurut keterangan dari pihak perusahaan kepada penulis, kantor hanya digunakan untuk kegiatan usaha, tidak ada keluarga/penjaga yang tinggal/tidur malam atau tunggu di kantor, sehingga penggunaan fasilitas ini hanya untuk kepentingan usaha saja, yang digunakan oleh para karyawan selama jam kerja, biaya yang digunakan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang merupakan Objek Pajak tidak perlu dikoreksi sesuai dengan Pasal 6 ayat (1) huruf a, UU PPh No.17 Tahun 2000, maka biaya tersebut dapat dikurangkan dari penghasilan bruto. 3. Biaya Telepon Pengeluaran atas penggunaan fasilitas komunikasi termasuk penggunaan telepon, faksimile, dan internet dalam menunjang kegiatan operasional perusahaan. Biaya yang dikeluarkan oleh PT Nano untuk keperluan telepon Pada Tahun 2006 hingga Tahun 2008, telah dibebankan oleh perusahaan sebagai pengurang penghasilan bruto. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan pejabat terkait dalam perusahaan, bahwa penggunaan telepon pada PT Nano Information Technology ini dibatasi hanya untuk kepentingan perusahaan saja seperti untuk menghubungi klien maupun supplier, karena perusahaan memiliki pengamanan terhadap 67

penggunaan fasilitas ini seperti pemberian pasword untuk membatasi ke mana saja telepon dapat digunakan untuk keluar, sehingga para karyawan tidak dapat menggunakan telepon untuk kepentingan pribadi. Biaya yang dikeluarkan Perusahaan untuk keperluan telepon selama Tahun 2006, 2007, dan 2008 dapat dilihat pada rincian tabel 4.1. Karena dibebankan seluruhnya untuk kepentingan usaha maka menurut penulis seluruh biaya ini dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan bruto. 4. Biaya Pos dan Materai Biaya ini merupakan biaya yang berhubungan dengan kegiatan pengiriman pengiriman melalui pos serta pembelian materai untuk keperluan administrasi kantor. Jumlah yang dikeluarkan untuk keperluan ini telah dikurangkan oleh perusahaan dari penghasilan brutonya. Dengan dilandasi ketentuan peraturan pajak yang berlaku yaitu Undang- Undang Pajak Penghasilan Pasal 6 ayat 1 huruf a yang isinya menyatakan diantaranya biaya yang dapat dijadikan pengurang penghasilan bruto adalah biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, sehingga dengan asumsi ini maka penulis menyatakan seluruh biaya ini dapat dikurangkan dari pendapatan fiskal. 5. Biaya BBM, Parkir, & Tol Biaya ini dikeluarkan perusahaan sehubungan dengan penggunaan kendaraan perusahaan yang beroperasi selama Tahun 2006, 2007 dan 2008, pengeluaran ini berhubungan dengan penggunaan bahan bakar, serta tarif parkir, dan penggunaan fasilitas jalan tol, biaya yang dikeluarkan sebesar Rp31.525.400 Pada Tahun 2006, Rp40.180.700 Pada Tahun 2007, dan Rp37.775.200 Pada 68

Tahun 2008. PT Nano Information Technology membebankan seluruh biaya ini sebagai pengurang penghasilan bruto. Penulis berpendapat biaya tersebut harus dikoreksi karena ada sebagian atas pengeluaran tersebut yang tidak dipergunakan untuk kegiatan usaha selain itu karena biaya ini berhubungan dengan penggunaan bahan bakar, serta tarif parkir, dan penggunaan fasilitas jalan tol oleh kendaraan milik perusahaan yang digunakan pegawai/direksi dan dibawa pulang. Berdasarkan Kep 220/PJ/2002 biaya ini harus dikoreksi fiskal positif sebesar 50% yaitu Rp15.762.700 Pada Tahun 2006, Rp20.090.350,00 Pada Tahun 2007,dan Rp18.887.600 Pada Tahun 2008. Sehingga Biaya BBM, Parkir dan Tol dalam laporan keuangan fiskal sebesar Rp15.762.700 Pada Tahun 2006, Rp20.090.350,00 Pada Tahun 2007,dan Rp18.887.600 Pada Tahun 2008. 6. Biaya Entertainment Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menjamu mitra bisnis sehubungan dengan pemasaran produk perusahaan selama Tahun 2006, 2007, dan 2008. Pengeluaran berupa entertainment ini sangat mendukung dalam meningkatkan penjualan perusahaan menurut pejabat perusahaan terkait. PT Nano Information Technology tidak memiliki daftar nominatif atas pengeluaran tersebut dan telah melakukan koreksi fiskal positif terhadap akun biaya ini. Biaya ini dapat dikurangkan dari penghasilan bruto, namun dengan syarat dibuatkan daftar nominatif, seperti : nomor urut, jenis, nama, tempat, alamat dan jumlah entertainment yang diberikan, relasi : nama, posisi, nama dan jenis perusahaan, serta dilampirkan dalam SPT Tahunan PPh 1771, hal ini sesuai 69

dengan SE-27/PJ.22/1986. Tetapi karena pihak Perusahaan tidak membuat bukti nominatifnya, maka dari itu penulis berpendapat bahwa apa yang telah dilakukan PT Nano Information Technology telah sesuai dengan peraturan perpajakan dengan melakukan koreksi fiskal positif sebesar biaya yang dikeluarkan, yaitu Rp5.676.425 Pada Tahun 2006, Rp4.593.100 Pada Tahun 2007, dan Rp1.820.950 Pada Tahun 2008. 7. Biaya Iklan / Promosi Biaya iklan atau promosi dikeluarkan perusahaan per tahunnya untuk membangun jaringan distribusi yang luas dalam rangka pengenalan produk, perusahaan melakukan berbagai cara seperti membuat brosur, serta membuat layanan iklan melalui website. Seluruh biaya tersebut telah dibebankan oleh PT Nano Information Technology sebagai pengurang penghasilan bruto perusahaan selama Tahun 2006, dan 2007. Sedangkan Pada Tahun 2008, perusahaan tidak melakukan iklan atau promosi lagi, sehingga tidak terdapat akun biaya iklan/promosi Pada Tahun 2008. Penulis menemukan bukti atas biaya ini telah dilakukan pemotongan PPh Pasal 23 pada Tahun 2006 dan 2007, berdasarkan UU Pajak Penghasilan Pasal 23 ayat (1) huruf c, imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konsultan hukum, jasa konsultan pajak, dan jasa lain dipotong Pajak Penghasilan Pasal 23 sebesar 15% dari perkiraan penghasilan netto 40%. Karena telah didukung oleh bukti yang sah, maka seluruh biaya tersebut dibebankan sebagai pengurang penghasilan bruto perusahaan selama Tahun 2006, dan 2007, sehingga perusahaan tidak perlu melakukan koreksi fiskal. 70

8. Biaya Cetakan Biaya cetakan untuk membuat kop surat yang diperlukan oleh perusahaan dalam menunjang kegiatan operasionalnya. Perusahaan telah membebankan seluruh biaya cetakan sebagai pengurang penghasilan bruto Pada Tahun 2006, 2007, dan 2008, karena menurut perusahaan biaya ini berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan telah memiliki bukti potong PPh Pasal 23 dengan tarif 15% dari perkiraan penghasilan netto sebesar 40% untuk Tahun 2006 dan 2007, dan dengan tarif 15% dari perkiraan penghasilan netto sebesar 30% Pada Tahun 2008, pemotongan PPh Pasal 23 ini dilakukan terhadap mirta bisnisnya PT Niaga Grafika atas jasa percetakan yang digunakan, maka menurut penulis biaya ini dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan bruto. 9. Biaya Pemeliharaan Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan sehubungan dengan pemeliharan dan perawatan kendaraan yang dimiliki perusahaan baik secara rutin maupun tidak rutin seperti service kendaraan atau perbaikan kendaraan jika terjadi kerusakan dan juga biaya untuk mengurus surat surat kendaraan, seperti perpanjangan STNK kendaraan. Biaya pemeliharaan sebesar Rp8.735.000 Tahun 2006, Rp14.076.700 Tahun 2007, dan Rp6.236.000 pada Tahun 2008 telah dibebankan seluruhnya oleh Wajib Pajak ke dalam penghasilan bruto. Dengan berlandaskan pada Keputusan Dirjen Pajak No.KEP- 220/PJ/2002, yang menyatakan atas biaya pemeliharaan atau perbaikan rutin kendaraan yang dimiliki dan digunakan perusahaan untuk pegawai tertentu 71

karena jabatan atau pekerjaannya dapat dibebankan sebagai biaya perusahaan sebesar 50% dari jumlah biaya pemeliharaan atau perbaikan rutin dalam tahun pajak yang bersangkutan, oleh karena itu penulis berpendapat bahwa terhadap biaya pemeliharaan kendaraan dikoreksi fiskal positif sebesar 50%, yaitu Rp4.367.500 Pada Tahun 2006, Rp7.038.350 Pada Tahun 2007, dan Rp3.118.000 Pada Tahun 2008. Sehingga biaya perbaikan kendaraan dalam laporan keuangan fiskal adalah sebesar Rp4.367.500 Pada Tahun 2006, Rp7.038.350 Pada Tahun 2007, dan Rp3.118.000 Pada Tahun 2008. Atas akun ini telah dilakukan pemotongan PPh Pasal 23 dengan tarif efektif sebesar 4,5 % Pada tahun 2008 berdasarkan PER-70/PJ/2007, sedangkan untuk Tahun 2006 dan 2007 dilakukan pemotongan pasal PPh Pasal 23 sebesar 15% dari perkiraan penghasilan neto 40%, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (1) huruf c Undang-Undang Pajak Penghasilan yang selanjutnya ditetapkan dengan Keputusan Dirjen Pajak Nomor Kep.176/PJ/2000 Tanggal 26 Juni 2000 yang deperbaharui dengan Keputusan Dirjen Pajak Nomor Kep. 96/PJ/2001 Tanggal 7 Februari 2001. 10. Biaya Fotocopy Biaya ini merupakan pengeluaran perusahaan untuk keperluan fotocopy dokumen atau arsip-arsip yang diperlukan untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan. Seluruh biaya ini telah dibebankan sebagai pengurang penghasilan bruto oleh perusahaan. Menurut penulis, perusahaan dapat membiayakan biaya fotocopy ini sebagai pengurang penghasilan bruto selama Tahun 2006, 2007, dan 2008, karena pengeluaran ini berhubungan langsung dengan kegiatan usaha dalam hal 72

mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan. Hal ini diatur dalam pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Penghasilan. 11. Biaya Asuransi Perusahaan mengasuransikan aktivanya yang berupa kendaraan, untuk menghindari kerugian bila terjadi musibah yang mengakibatkan harta perusahaan tersebut kehilangan fungsinya. Biaya asuransi yang dikeluarkan oleh perusahaan dijadikan sebagai biaya pengurang seluruhnya dalam penghasilan bruto selama Tahun 2006, 2007, dan Tahun 2008. Penulis mengevaluasi biaya ini harus dikoreksi fiskal positif sebesar 50%. yaitu sebesar Rp1.703.400 Pada Tahun 2006, Rp2.149.925 Pada Tahun 2007, dan Rp1.382.725 Pada Pahun 2008. Hal ini berdasarkan Keputusan Dirjen Pajak No. KEP-220/PJ./2002. 12. Biaya Pengobatan Perusahaan menanggung biaya pengobatan karyawannya yang sakit. Biaya ini tidak termasuk dalam biaya fiskal berdasarkan peraturan Undangundang PPh No.17 Pasal 9 ayat 1 huruf e karena dari sisi perpajakan menganggap hal ini sebagai natura/kenikmatan yang diberikan oleh perusahaan, serta tidak terkait dengan kegiatan menagih, mendapatkan dan memelihara penghasilan. Perusahaan menyediakan sarana Rumah Sakit yang dapat digunakan karyawan untuk melakukan pengobatan. Penulis berpendapat bahwa ini merupakan salah satu natura yang diperoleh karyawan. Hal ini diperkuat dalam Pasal 9 huruf e UU PPh, sehingga biaya pengobatan dikoreksi fiskal positif sesuai dengan besarnya biaya yang dikeluarkan selama Tahun 2006, 2007, dan 73

Tahun 2008, untuk rincian biaya yang dikeluarkan perusahaan per tahun dapat dilihat dalam rincian tabel 4.1. 13. Biaya Iuran / Sumbangan Biaya sumbangan tidak berhubungan langsung dengan kegiatan usaha, maka atas biaya ini dikoreksi positif oleh pihak perusahaan. Biaya sumbangan yang dikeluarkan perusahaan berupa partisipasi perusahaan ikut menyumbang dalam acara grand opening yang diselenggarakan customer. Perusahaan telah melakukan koreksi fiskal positif terhadap biaya ini seluruhnya selama Tahun 2006, 2007, dan Tahun 2008. Menurut penulis, biaya sumbangan ini sudah jelas tidak boleh dimasukkan menjadi pengurang penghasilan bruto, karena sumbangan tidak berhubungan langsung dengan kegiatan usaha, ini sesuai dengan Undang- Undang Pajak Penghasilan Pasal 9 ayat 1 point g Tahun 2000 bahwa harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan b, tidak boleh dikurangkan dengan penghasilan bruto, maka biaya ini harus dikoreksi positif seluruhnya selama Tahun 2006, 2007 dan 2008. 14. Biaya Pengiriman Barang Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam rangka mengirimkan barang sampai kepada customer, misalnya untuk melayani pemesanan di luar kota perusahaan menggunakan bantuan jasa antar melalui jasa ekspedisi. Perusahaan telah membebankan seluruh biaya pengiriman barang ke dalam laporan fiskalnya. 74

Biaya pengiriman barang ini berhubungan langsung dengan kegiatan usaha, dan menurut penulis selama Tahun 2006 hingga Tahun 2008, perusahaan memiliki bukti yang lengkap dan wajar, sehingga perusahaan tidak perlu melakukan koreksi fiskal. 15. Biaya Alat Tulis Kantor Biaya ini dikeluarkan perusahaan dalam pembelian alat tulis kantor dan sejenisnya guna menunjang kegiatan operasional perusahaan selama Tahun 2006, 2007, 2008. Menurut penulis, dapat membiayakan seluruh operasional perusahaan sepanjang di dukung oleh bukti bukti yang pendukung yang sah dan wajar. PT Nano Information Technology memiliki bukti pendukung yang lengkap sehingga penulis juga berpendapat biaya ini dapat dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto. 16. Biaya Tender Biaya tender ini berhubungan langsung dengan kegiatan operasional perusahaan, yang dimaksud dengan biaya tender ini adalah biaya administrasi yang berhubungan dengan tender dari pengurusan surat surat, dokumen dokumen serta arsip arsip yang dibutuhkan dalam tender, biaya ini sudah dikurangkan dalam penghasilan bruto. Karena perusahaan memiliki bukti berupa tanda terima yang lengkap dan wajar, maka menurut penulis atas akun ini tidak diperlukan adanya koreksi fiskal. 17. Biaya Koran / Majalah Berdasarkan Undang-Undang Pajak Penghasilan Pasal 9 ayat 1 point e, yang menyatakan bahwa penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan tidak 75

boleh dikurangkan dengan penghasilan bruto. Biaya koran atau majalah termasuk salah satu bentuk pemberian natura sehingga dikoreksi fiskal positif Pada Tahun 2006, 2007, dan 2008. Biaya koran atau majalah yang dikeluarkan oleh perusahaan tidak sesuai atau tidak ada hubungannya dengan kegiatan usaha perusahaan dan penulis berasumsi bahwa biaya ini merupakan bentuk dari natura, sehingga biaya ini tidak boleh dibiayakan. 18. Biaya Perlengkapan kantor Biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membeli perlengkapan kantor seperti paper shedder, filing cabinet, mesin tik electric, dan lain-lain. Perusahaan telah membebankan biaya ini sebagai pengurang penghasilan bruto karena berhubungan langsung dengan kegiatan usaha dalam hal untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan sesuai dengan Pasal 6 UU PPh, sehingga biaya perlengkapan mengurangi penghasilan bruto. Biaya perlengkapan kantor digunakan perusahaan untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan, menurut penulis biaya perlengkapan sudah didukung oleh bukti yang lengkap dan wajar, sehingga biaya perlengkapan dapat mengurangi penghasilan bruto. 19. Biaya Ijin / Pengurusan surat Biaya ini dikeluarkan perusahaan untuk mengurus surat surat kantor seperti Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), mengurus akte perusahaan, mengurus surat keterangan domisili perusahaan, Tanda Daftar Perusahaan (TDP), biaya yang dikeluarkan selama Tahun 2006, 2007, dan 2008 berhubungan 76

dengan kegiatan usaha maka oleh perusahaan dijadikan sebagai biaya pengurang penghasil bruto. Fakta yang ditemukan penulis, semua surat itu perlu diurus karena memiliki masa berlaku dalam jangka waktu tertentu dan harus segera diperbaharui jika masa berlakunya habis, perusahaan memiliki bukti tanda terima resmi atas pengurusan surat ijin melalui Biro Jasa Notaris Eliwaty Tjitra, SH, Jasa Notaris masuk dalam PPh Pasal 21 tenaga ahli orang pribadi, dan dikenakan PPh 21 sebesar 7,5%, hal ini mengacu pada Per Dirjen Pajak 15/PJ/2006. Perusahaan telah melakukan pemungutan PPh 21nya sehingga biaya ini boleh dijadikan sebagai pengurang penghasilan bruto. 20. Biaya Transport Perusahaan mengeluarkan biaya transport sehubungan dengan transport karyawan yang menggunakan kendaraan umum ke kantor. Transport tidak diberikan dalam bentuk fasilitas seperti bus antar jemput karyawan, tetapi biaya transport diberikan dalam bentuk uang tunai, sehingga perusahaan membebankan biaya ini ke dalam penghasilan brutonya Pada Tahun 2006, 2007, dan 2008. Penulis menemukan bukti dokumen pembayaran yang lengkap dan wajar atas pengeluaran unsur biaya transport yang terdapat dalam slip gaji masing masing karyawan, sehingga perusahaan dapat membiayakan seluruh pengeluaran ini Pada Tahun 2006, 2007, dan 2008 terhadap penghasilan brutonya. 21. Biaya Perawatan Gedung, Peralatan kantor Biaya yang dikeluarkan perusahaan sehubungan dengan pembelian bahan bahan yang digunakan dalam perawatan dan pemeliharaan gedung serta perawatan alat alat inventaris kantor. Perusahaan telah membebankan seluruh 77

biaya ini sebagai pengurang penghasilan brutonya Pada Tahun 2007 dan 2008, sedangkan Pada Tahun 2006 perusahaan tidak melakukan pengeluaran atas akun biaya ini. Perusahaan telah memiliki bukti potong PPh Pasal 23 Pada Tahun 2007 dan Pada Tahun 2008, dengan tarif sebesar 15% dari perkiraan penghasilan netto sebesar 40% untuk Tahun 2007, hal ini mengacu pada Undang Undang penghasilan Pasal 23 ayat (1) huruf c. Sesuai dengan Pasal 6 Undang Undang PPh, dan menggunakan tarif efektif sebesar 4,5% untuk Tahun 2008. Penulis tidak perlu mengkoreksi fiskal atas biaya ini karena perusahaan telah memiliki bukti berupa dokumen yang lengkap dan wajar. 22. Biaya Penyusutan Biaya penyusutan terdiri dari penyusutan peralatan kantor sebesar Rp57.402.846 Pada Tahun 2006, Rp49.869.529 Pada Tahun 2007, dan Rp50.526.946 Pada Tahun 2008 serta penyusutan kendaraan sebesar Rp14.315.711 Pada Tahun 2006, Rp37.918.083 Pada Tahun 2007, dan Rp30.442.833 Pada Tahun 2008. PT Nano menggunakan metode garis lurus dalam menghitung penyusutan aktiva tetap milik perusahaan. Penggunaan metode tersebut dilakukan secara taat asas dan konsisten. Perusahaan telah membebankan seluruh biaya penyusutan sebagai pengurang penghasilan bruto. Menurut penulis, biaya penyusutan kendaraan hanya dapat dibebankan sebesar 50%, karena terdapat jenis kendaraan sedan dan sejenisnya yang dibawa pulang oleh pegawai tertentu karena jabatan atau pekerjaannya, hal ini berdasarkan KEP-220/PJ/2002. Sehingga biaya penyusutan kendaraan dalam laporan keuangan fiskal sebesar Rp7.157.855 Pada Tahun 2006, Rp18.959.041 Pada Tahun 2007 dan Rp15.221.416 Pada Tahun 2008. Sedangkan untuk biaya 78

penyusutan peralatan kantor, pembebanan yang masa manfaatnya lebih dari satu tahun, dengan cara penyusutan sesuai Pasal 11 UU No.10 Tahun 1994 dapat dijadikan sebagai biaya pengurang penghasilan bruto hal ini diatur dalam Pasal 6 Undang-Undang PPh. 23. Biaya Administrasi Bank Merupakan pengeluaran perusahaan sehubungan dengan biaya administrasi yang dikenakan oleh bank. Selama Tahun 2006, 2007, dan 2008. PT Nano Information Technology telah membebankan seluruh pengeluaran biaya administrasi bank sebagai pengurang penghasilan bruto. Biaya administrasi bank ini merupakan biaya yang dikenakan oleh bank untuk segala jenis transaksi melalui bank. Hal ini berhubungan langsung dengan kegiatan operational perusahaan, sehingga penulis berasumsi perusahaan dapat membebankan biaya ini sebagai pengurang penghasilan bruto. 24. Biaya Denda / Pinalti Biaya denda atau pinalti merupakan akun untuk mencatat biaya denda yang harus ditanggung perusahaan karena keterlambatan pengiriman barang kepada customer. Atas biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk biaya denda ini selama Tahun 2007 dan 2008, perusahaan tidak melakukan koreksi fiskal terhadap pengeluaran ini. Penulis berpendapat biaya denda atau pinalti tidak perlu dikoreksi fiskal positif karena asumsi penulis biaya denda yang harus ditanggung perusahaan karena keterlambatan pengiriman barang kepada customer berhubungan dengan kegiatan usaha antar kedua belah pihak yang bersangkutan. 79

25. Biaya Pajak atas Giro PT Nano Information Technology melakukan koreksi positif atas Pajak Jasa Giro selama Tahun 2006, 2007 dan 2008 yang merupakan PPh Final atas Pendapatan Jasa Giro dan tidak bisa dijadikan beban dalam laporan laba rugi fiskal dengan berlandaskan Pasal 4 ayat 2 UU pajak penghasilan dan PP.No. 131/2000. Menurut penulis yang dilakukan perusahaan telah sesuai peraturan perpajakan dengan mengacu pada Undang Undang perpajakan. 26. Biaya Lainnya Biaya yang dikeluarkan perusahaan yang sifatnya relative kecil dengan besarnya selama Tahun 2006, 2007 dan 2008. Perusahaan tidak membuat daftar nominatif sehingga harus dikoreksi fiskal positif karena termasuk biaya yang tidak dapat dijadikan sebagai biaya fiskal, disebabkan karena perusahaan tidak mempunyai bukti dokumen yang lengkap, menurut penulis maka atas akun ini perlu dilakukan koreksi fiskal positif. 27. Biaya PBB Pengeluaran perusahaan untuk membayar besarnya pajak terutang atas Bumi dan Bangunan yang dimilki perusahaan. Biaya PBB yang dikeluarkan oleh PT Nano Information Technology selama Tahun 2007 dan Tahun 2008 dapat dilihat dalam table 4.1. Penulis menemukan fakta PBB atas tanah dan bangunan adalah benar dimiliki oleh perusahaan dan dipergunakan dalam perusahaan. PBB adalah pajak yang dibayar sehubungan dengan pemilikan hak atau perolehan manfaat atas tanah dan atau pemilikan, penguasaan, atau perolehan manfaat atas bangunan, yang merupakan biaya/pengeluaran rutin setiap tahun. 80

PBB atas tanah dan bangunan yang dimiliki dan dipergunakan dalam perusahaan, atau dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, dapat dikurangi sekaligus sebagai biaya dalam penghitungan Penghasilan Kena Pajak, hal ini diatur dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-01/PJ.42/2002 tentang Perlakuan Pajak Penghasilan atas Pengeluaran untuk Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sebagai Biaya/Pengurang Penghasilan Bruto, sehingga atas biaya ini tidak perlu dilakukan koreksi fiskal. Koreksi Fiskal yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : 1) Koreksi Fiskal Positif Koreksi Fiskal Positif yaitu koreksi yang mengakibatkan laba kena pajak bertambah sebagai akibat beban menurut akuntansi tidak diakui sebagai beban menurut pajak. Tabel 4.3 Koreksi Fiskal Positif (Tahun 2006) Jumlah Koreksi Koreksi Fiskal Positif Jumlah Koreksi Koreksi Fiskal Positif Fiskal Fiskal (Oleh PT NIT ) ( 2006 ) ( Oleh Penulis ) ( 2006 ) Entertainment 5.676.425 BBM, Parkir, dan Tol 15.762.700 Pengobatan 12.390.665 Entertainment 5.676.425 Iuran / Sumbangan 2.939.301 Pemeliharaan 4.367.500 Koran / Majalah 1.320.400 Asuransi 1.703.400 Pajak Atas Jasa / Giro 415.359 Pengobatan 12.390.665 Biaya Lainnya 1.669.635 Iuran / Sumbangan 2.939.301 Koran / Majalah 1.320.400 Penyusutan Kendaraan 7.157.855 Pajak Atas Jasa / Giro 415.359 Biaya Lainnya 1.669.635 Total Koreksi Fiskal 24.411.785 53.403.240 81

Tabel 4.3.1 Koreksi Fiskal Positif (Tahun 2007) Koreksi Fiskal Positif (Oleh PT NIT ) Jumlah Koreksi Koreksi Fiskal Positif Jumlah Koreksi Fiskal Fiskal ( 2007 ) ( Oleh Penulis ) ( 2007 ) Entertainment 4.539.100 BBM, Parkir, dan Tol 20.090.350 Pengobatan 17.850.250 Entertainment 4.593.100 Iuran / Sumbangan 1.540.000 Pemeliharaan 7.038.350 Koran / Majalah 1.754.000 Asuransi 2.149.925 Pajak Atas Jasa / Giro 810.72 Pengobatan 17.850.250 Biaya Lainnya 2.731.148 Iuran / Sumbangan 1.540.000 Koran / Majalah 1.754.000 Penyusutan Kendaraan 18.959.041 Pajak Atas Jasa / Giro 810.720 Biaya Lainnya 2.731.148 Total Koreksi Fiskal 29.225.218 77.516.884 Tabel 4.3.2 Koreksi Fiskal Positif (Tahun 2008) Koreksi Fiskal Positif (Oleh PT NIT ) Jumlah Koreksi Koreksi Fiskal Positif Jumlah Koreksi Fiskal Fiskal ( 2008 ) ( Oleh Penulis ) ( 2008 ) Entertainment 1.820.950 BBM, Parkir, dan Tol 18.887.600 Pengobatan 12.909.960 Entertainment 1.820.950 Iuran / Sumbangan 1.535.000 Pemeliharaan 3.118.000 Koran / Majalah 2.280.000 Asuransi 1.382.725 Pajak Atas Jasa / Giro 1.429.057 Pengobatan 12.909.960 Biaya Lainnya 55.861.891 Iuran / Sumbangan 1.535.000 Koran / Majalah 2.280.000 Penyusutan Kendaraan 15.221.416 Pajak Atas Jasa / Giro 1.429.057 Biaya Lainnya 55.861.891 Total Koreksi Fiskal 75.836.858 114.446.599 82

2) Koreksi Fiskal Negatif Koreksi negatif artinya penghasilan yang diakui oleh akuntansi komersial namun secara fiskal harus dikoreksi baik karena bukan merupakan objek pajak maupun karena telah dikenakan PPh final, akan menyebabkan laba kena pajak akan berkurang yang akhirnya akan menyebabkan PPh terutang akan lebih kecil. PT Nano Information Technology telah melakukan koreksi fiskal negatif atas akun pendapatan jasa giro sebesar Rp2.097.499 Pada Tahun 2006 Rp4.400.989 Pada Tahun 2007, dan Rp7.148.644 Pada Tahun 2008 serta pendapatan lainnya Rp2.238, selama Tahun 2006, Rp31.168 selama Tahun 2007, dan Rp1.490.099 selama Tahun 2008. Sedangkan menurut Penulis, koreksi fiskal negatif yang dilakukan hanya pada Pendapatan Jasa Giro saja karena Pendapatan Jasa Giro merupakan penghasilan yang harus dikenakan PPh-final, berdasarkan PP.No 131/2000. Pendapatan Jasa Giro dikoreksi fiskal negatif sebesar Rp2.097.499 Pada Tahun 2006, Rp4.400.989 Pada Tahun 2007, dan Rp7.148.644 Pada Tahun 2008 serta pendapatan lainnya Rp2.238 selama Tahun 2006, Rp31.168 selama Tahun 2007, dan Rp1.490.099 selama Tahun 2008. Sementara pendapatan lainnya tidak perlu dikoreksi negatif karena merupakan hadiah kegiatan atau penghargaan yang merupakan obyek PPh Badan sebagaimana tercantum dalam PPh Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang PPh. 83

IV.2 Rekonsiliasi Laporan Laba/Rugi Fiskal yang telah dilakukan oleh PT Nano Information Technology Rekonsiliasi fiskal pada hakikatnya adalah merupakan proses untuk mendapatkan laba fiskal atau laba kena pajak dengan melakukan penyesuaianpenyesuaian terhadap laba komersial atau laporan rugi laba. Sebagai bahan baku dalam proses rekonsiliasi fiskal ini adalah laporan rugi laba komersial yang biasanya disusun berdasarkan standar akuntansi. PT Nano Information Technology memiliki laporan keuangan yang diaudit oleh Akuntan Publik. Dua unsur utama dalam perhitungan rugi laba adalah penghasilan dan biaya. Penghasilan bisa berupa penghasilan usaha maupun penghasilan dari luar usaha. Begitu pula biaya, ada biaya-biaya yang dikeluarkan untuk melakukan usaha ada juga biaya-biaya di luar usaha. Dalam konteks Pajak Penghasilan, unsur dalam penghitungan laba fiskal juga terdiri dari penghasilan dan biaya, baik penghasilan dan biaya usaha maupun penghasilan dan biaya di luar usaha. Namun demikian, tidak semua penghasilan dalam rugi laba komersial merupakan objek pajak dalam penghitungan Pajak Penghasilan. Begitu pula, tidak semua biaya dalam rugi laba komersial dapat dikurangkan dalam rangka menghitung Pajak Penghasilan. Perbedaan-perbedaan seperti ini disebabkan karena Pajak Penghasilan tunduk kepada ketentuan dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan., karena perbedaan seperti inilah maka perlu dilakukan penyesuaian. Setelah dilakukan koreksi, terdapat selisih perhitungan antara Laporan Keuangan Komersial dan Laporan Keuangan Fiskal. Berikut hasil rekonsiliasi yang telah dilakukan oleh PT Nano Information Technology dalam laporan keuangannya selama tahun 2006, 2007, dan 2008 84

Tabel 4.4 LAPORAN REKONSILIASI FISKAL LABA RUGI PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY TAHUN 2006 LAPORAN LABA RUGI KOREKSI LABA KOMERSIAL FISKAL LABA FISKAL Penjualan 14.665.527.253 0 14.665.527.253 Retur Penjualan 0 0 0 Penjualan Bersih 14.665.527.253 0 14.665.527.253 Harga Pokok Penjualan Persediaan awal 76.183.468 0 76.183.468 Pembelian 17.798.959.026 0 17.798.959.026 Persediaan akhir ( 3.716.119.326 ) 0 ( 3.716.119.326 ) Harga Pokok Penjualan 14.159.023.168 0 14.159.023.168 Laba Kotor 506.504.085 506.504.085 Biaya - Biaya Biaya Operasional Biaya Gaji, THR, bonus 95.801.000 0 95.801.000 Biaya listrik dan air 17.184.175 0 17.184.175 Biaya telepon 58.047.446 0 58.047.446 Biaya Pos dan materai 6.911.669 0 6.911.669 Biaya BBM, parkir dan tol 31.525.400 0 31.525.400 Biaya entertainment 5.676.425 5.676.425 0 Biaya iklan / promosi 4.800.000 0 4.800.000 Biaya cetakan 6.667.020 0 6.667.020 Biaya Pemeliharaan 8.735.000 0 8.735.000 Biaya fotocopy 1.269.425 0 1.269.425 Biaya Asuransi 3.406.800 0 3.406.800 Biaya Pengobatan 12.390.665 12.390.665 0 Biaya Iuran / Sumbangan 2.939.300 2.939.300 0 Biaya Pengiriman barang 59.795.193 0 59.795.193 Biaya alat tulis kantor 3.004.100 0 3.004.100 Biaya Tender 1.798.100 0 1.798.100 Biaya koran / majalah 1.320.400 1.320.400 0 Biaya Perlengkapan kantor 4.091.061 0 4.091.061 Biaya ijin / pengurusan surat 2.938.500 0 2.938.500 Biaya transport 2.719.500 0 2.719.500 Biaya penyusutan peralatan kantor 57.402.846 0 57.402.846 Biaya penyusutan kendaraan 14.315.711 0 14.315.711 Total biaya operasional 402.739.736 308.412.946 Laba dari operasional 103.764.348 126.091.139 Pendapatan dan biaya lainnya Pendapatan jasa giro 2.097.499 (2.097.499) 0 Pendapatan lainnya 2.238 (2.238) 0 2.099.737 0 Pajak atas jasa giro (415.359) 415.359 0 Biaya administrasi bank (3.536.657) 0 (3.536.657) Biaya lainnya (1.669.635) 1.669.635 0 Selisih kurs (33.053.489) 0 (33.053.489) (36.575.403) (36.590.146) Laba Bersih Sebelum Pajak 67.188.945 89.500.992 Pajak 10.265.900 10.265.900 Laba Bersih Setelah Pajak 56.923.045 22.312.047 79.235.092 85

Tabel 4.4.1 LAPORAN REKONSILIASI FISKAL LABA RUGI PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY TAHUN 2007 LAPORAN LABA RUGI LABA KOREKSI KOMERSIAL FISKAL LABA FISKAL Penjualan 11.291.198.060 0 11.291.198.060 Retur Penjualan 0 0 0 Penjualan Bersih 11.291.198.060 0 11.291.198.060 Harga Pokok Penjualan Persediaan awal 3.716.119.326 0 3.716.119.326 Pembelian 10.601.447.141 0 10.601.447.141 Persediaan akhir ( 3.687.680.761 ) 0 ( 3.687.680.761 ) Harga Pokok Penjualan 10.629.885.706 0 10.629.885.706 Laba Kotor 661.312.354 661.312.354 Biaya - Biaya Biaya Operasional Biaya Gaji, THR, bonus 257.170.000 0 257.170.000 Biaya listrik dan air 27.310.450 0 27.310.450 Biaya telepon 65.073.980 0 65.073.980 Biaya Pos dan materai 6.869.000 0 6.869.000 Biaya BBM, parkir dan tol 40.180.700 0 40.180.700 Biaya entertainment 4.593.100 4.593.100 0 Biaya iklan / promosi 4.174.000 0 4.174.000 Biaya cetakan 1.120.000 0 1.120.000 Biaya Pemeliharaan 14.076.700 0 14.076.700 Biaya fotocopy 376,600 0 376,600 Biaya Asuransi 4.299.850 0 4.299.850 Biaya Pengobatan 17.850.250 17.850.250 0 Biaya Iuran / Sumbangan 1.540.000 1.540.000 0 Biaya Pengiriman barang 22.629.120 0 22.629.120 Biaya alat tulis kantor 2.850.850 0 2.850.850 Biaya Tender 6.273.550 0 6.273.550 Biaya koran / majalah 1.754.000 1.754.000 0 Biaya Perlengkapan kantor 1.203.300 0 1.203.300 Biaya ijin / pengurusan surat 8.686.800 0 8.686.800 Biaya transport 2.096.300 0 2.096.300 Biaya Perawatan gedung / peralatan kantor 5.765.550 0 5.765.550 Biaya penyusutan peralatan kantor 49.869.529 0 49.869.529 Biaya penyusutan kendaraan 37.918.083 0 37.918.083 Total biaya operasional 583.681.712 557.944.362 Laba dari operasional 77.630.642 103.367.992 Pendapatan dan biaya lainnya Pendapatan jasa giro 4.400.989 (4.400.989) 0 Pendapatan lainnya 31,168 (31.168) 0 4.432.157 0 0 Pajak atas jasa giro ( 810.720 ) 810.720 0 Biaya administrasi bank ( 8.889.589 ) 0 ( 8.889.589 ) Biaya lainnya ( 2.731.148 ) 2.731.148 0 Biaya denda / pinalti ( 4.622.332 ) 0 ( 4.622.332 ) PBB ( 2.717.300 ) 0 ( 2.717.300 ) Selisih kurs 23.743.401 0 23.743.401 8.404.470 7.514.181 Laba Bersih Sebelum Pajak 86.035.112 110.882.173 Pajak 15.764.625 15.764.652 Laba Bersih Setelah Pajak 70.270.460 24.847.061 95.117.521 86

Tabel 4.4.2 LAPORAN REKONSILIASI FISKAL LABA RUGI PT NANO INFORMATION TECHNOLOGY TAHUN 2008 LAPORAN LABA RUGI LABA KOREKSI KOMERSIAL FISKAL LABA FISKAL Penjualan 13.788.300.495 0 13.788.300.495 Retur Penjualan 0 0 0 Penjualan Bersih 13.788.300.495 13.788.300.495 Harga Pokok Penjualan Persediaan awal 3.687.680.761 0 3.687.680.761 Pembelian 9.462.986.901 0 9.462.986.901 Persediaan akhir (235.179.249) 0 (235.179.249) Harga Pokok Penjualan 12.915.488.414 12.915.488.414 Laba Kotor 872.812.081 872.812.081 Biaya Biaya Biaya Operasional Biaya Gaji, THR, bonus 249.320.000 0 249.320.000 Biaya listrik dan air 26.446.135 0 26.446.135 Biaya telepon 48.188.171 0 48.188.171 Biaya Pos dan materai 7.923.000 0 7.923.000 Biaya BBM, parkir dan tol 37.775.200 0 37.775.200 Biaya entertainment 1.820.950 1.820.950 0 Biaya cetakan 2.461.000 0 1.120.000 Biaya Pemeliharaan 6.236.000 0 14.076.700 Biaya fotocopy 283.850 0 283.850 Biaya Asuransi 2.765.450 0 2.765.450 Biaya Pengobatan 12.909.960 12.909.960 0 Biaya Iuran / Sumbangan 1.535.000 1.535.000 0 Biaya Pengiriman barang 3.789.000 0 3.789.000 Biaya alat tulis kantor 913.700 0 913.700 Biaya Tender 14.040.150 0 14.040.150 Biaya koran / majalah 2.280.000 2.280.000 0 Biaya Perlengkapan kantor 4.059.595 0 4.059.595 Biaya ijin / pengurusan surat 17.522.300 0 17.522.300 Biaya transport 654.000 0 654.000 Biaya Perawatan gedung / peralatan kantor 3.167.000 0 3.167.000 Biaya penyusutan peralatan kantor 50.526.946 0 50.526.946 Biaya penyusutan kendaraan 30.442.833 0 30.442.833 Total biaya operasional 525.060.240 506.514.330 Laba dari operasional 347.751.841 366.297.751 Pendapatan dan biaya lainnya Pendapatan jasa giro 7.148.644 (7.148.644) 0 Pendapatan lainnya 1.490.099 (1.490.099) 0 8.638.743 Pajak atas jasa giro 1.429.057 1.429.057 0 Biaya administrasi bank (7.945.017) 15.890.035 7.945.017 Biaya lainnya 55.861.891 55.861.891 0 Biaya denda / pinalti (64.537) 129.074 64.537 PBB (2.717.270) 5.434.540 (2.717.270) Selisih kurs 15.439.276 (30.878.551) (15.439.276) (43.939.754) (4.712.451) Laba Bersih Sebelum Pajak 303.812.087 371.010.202 Pajak 93.803.060 93.803.060 Laba Bersih Setelah Pajak 210.009.027 67.198.115 277.207.142 87

IV. 3 Fakta Perhitungan Pajak PPh Pasal 25 PT Nano Information Technology oleh Wajib Pajak Setelah dilakukannya rekonsiliasi fiskal terdapat perbedaan pada laba bersih sebelum pajak, antara laba komersial dan laba fiskal, Dimana laba sebelum pajak secara komersialnya sebesar Rp67.118.945 berubah menjadi Rp89.500.992 secara fiskal pada tahun 2006, Rp86.035.112,00 secara komersial berubah menjadi Rp110.882.173,00 secara fiskal pada tahun 2007, dan pada tahun 2008 Rp303.812.087 secara komersial berubah Rp371.010.202 secara fiskal. Tabel 4.5 (Penghitungan PPh Pasal 25 oleh PT Nano Information Technology) Keterangan 2006 2007 1. Penghasilan yang menjadi dasar penghitungan anggaran Rp 89.500.992 Rp 110.882.173 2. Kompensasi kerugian Rp (4.395.003) 0 3. Penghasilan Kena Pajak Rp 85.105.988 Rp 110.882.173 4. PPh Pasal 29 yang terutang Rp 10.265.898 Rp 15.754.652 10% x Rp 50.000.000 = Rp 5.000.000 10% x Rp 50.000.000 = Rp 5.000.000 15% x Rp 35.105.988 = Rp 5.265.898 15% x Rp 50.000.000 = Rp 7.500.000 30% x Rp 10.882.173 = Rp 3.264.652 PPh Pasal 29 yang terutang Rp 10.265.898 Rp 15.754.652 5. kredit pajak tahun lalu atas penghasilan Rp (426.833) Rp (6.505.912) 6. PPh yang harus dibayar sendiri Rp 9.839.065 Rp 9.258.740 7. PPh yang dibayar sendiri 0 Rp (7.379.100) 8. PPh kurang bayar Rp 9.839.065 Rp 1.879.640 9. PPh Pasal 25 ( PPh kurang bayar / 12 ) Rp 819.900 Rp 156.600 88

Keterangan 2008 1. Penghasilan yang menjadi dasar penghitungan anggaran Rp 371.010.202 2. Kompensasi kerugian 0 3. Penghasilan Kena Pajak Rp 371.010.202 4. PPh Pasal 29 yang terutang Rp 93.803.060 10% x Rp 50.000.000 = Rp 5.000.000 15% x Rp 50.000.000 = Rp 7.500.000 30% x Rp 271.010.202 = Rp 81.303.060 PPh Pasal 29 yang terutang Rp 93.803.060 5. kredit pajak tahun lalu atas penghasilan Rp (87.450.260) 6. PPh yang harus dibayar sendiri Rp 6.352.800 7. PPh yang dibayar sendiri Rp (3.869.100) 8. PPh kurang bayar Rp 2.483.700 9. PPh Pasal 25 ( PPh kurang bayar / 12 ) Rp 206.900 Jadi faktanya adalah PT Nano Information Technology membayar Pajak PPh Pasal 25 adalah sebesar Rp 819.900.00 untuk tahun 2006, Rp. 156.600.00 Per bulannya untuk tahun 2007 dan Rp 206.900.00 untuk tahun 2008. Hal ini tertera di Form 1771 nya. Menurut penulis, dalam hal ini PT. Nano Information Technology melakukan kesalahan terhadap pembulatan, berdasarkan Pasal 17 ayat (4) UU No.17 Tahun 2000, maka dibulatkan ke bawah dalam ribuan rupiah penuh terhadap jumlah PPh terutang, sebelum pengenaan tarif pajak, kesalahan itu dilakukan berulang-ulang oleh Wajib Pajak Pada Tahun 2006, 2007, dan Tahun 2008. 89

IV.4 Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Fiskal yang dilakukan oleh Penulis dengan mengacu pada Undang Undang perpajakan Setelah melihat laporan laba rugi komersial, dan penulis telah melakukan koreksi fiskal, baik koreksi fiskal positif maupun negatif, maka selanjutnya menghitung laba kena pajak dengan melakukan rekonsiliasi fiskal antara laba sebelum pajak menurut akuntansi, dan penghasilan kena pajak untuk Tahun 2006, 2007, dan 2008. Tabel 4.6 Koreksi Fiskal Positif Koreksi Fiskal Positif (Oleh Penulis ) Jumlah Koreksi Jumlah Koreksi Jumlah Koreksi Fiskal Positif Fiskal Positif Fiskal Positif ( 2006 ) ( 2007 ) ( 2008 ) BBM, Parkir, dan Tol 15.762.700 20.090.350 18.887.600 Entertainment 5.676.425 4.593.100 1.820.950 Pemeliharaan 4.367.500 7.038.350 3.118.000 Asuransi 1.703.400 2.149.925 1.382.725 Pengobatan 12.390.665 17.850.250 12.909.960 Iuran / Sumbangan 2.939.301 1.540.000 1.535.000 Koran / Majalah 1.320.400 1.754.000 2.280.000 Penyusutan Kendaraan 7.157.855 18.959.041 15.221.416 Pajak Atas Jasa / Giro 415.359 810.720 1.429.057 Biaya Lainnya 1.669.635 2.731.148 55.861.891 Total Koreksi Fiskal 53.403.240 77.516.884 114.446.599 Tabel 4.7 Koreksi Fiskal Negatif Koreksi Fiskal Negatif (Oleh Penulis ) Jumlah Koreksi Jumlah Koreksi Jumlah Koreksi Fiskal Negatif Fiskal Negatif Fiskal Negatif ( 2006 ) ( 2007 ) ( 2008 ) Pendapatan Jasa Giro 2.097.499 4.400.989 7.148.644 90