BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan jumlah siswa 20 anak yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11. Lugusari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Prasiklus Jumlah siswa Presentase (%) , ,33 JUMLAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. eksperimen dapat dideskripsikan sebagai berikut.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini menyajikan hasil penelitian berkenaan dengan pembelajran yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Tulang Bawang Tengah Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN TINDAKAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Siklus 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

H S A I S L I PE P N E E N L E I L T I I T A I N A DA D N A PE P M E B M A B H A A H S A A S N

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Frekuensi Persentase 1 Tuntas 7 33% 2 Tidak tuntas 14 67% Jumlah % Minimum 30 Maksimum 82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. persiapan agar hasil yang dicapai benar-benar maksimal. Beberapa persiapan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar Tematik Tema Lingkungan Sekitar Pada Pra Siklus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik di antaranya adalah adanya masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru bahwa praktik yang dilakukannnya selama ini di dalam kelasnya mempunyai masalah yang perlu diselesaikan. Dengan adanya PTK, kesalahan dalam proses pembelajaran akan cepat dapat dianalisis dan diperbaiki sehingga kesalahan tidak berlanjut. Selain itu, PTK juga bermanfaat bagi sekolah, karena memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah. Sesuai dengan bentuk dan strategi penelitian dalam melaksanakan penelitian ini, observer menggunakan bentuk penelitian tindakan kelas dan strateginya adalah siklus tindakan. Dalam pelaksanaan penelitian ini langsung dalam kelas, pada saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Sesuai dengan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan, yaitu menggunakan desain penelitian siklus. Setiap siklus yang dilaksanakan dalam penelitian ini dilaksanakan melalui empat langkah, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Dan pelaksananya terdiri dari dua siklus, setiap siklus terdiri dari 3 pertemuan. Sebelum merencanakan kegiatan, peneliti meminta izin dahulu kepada Kepala SD Negeri 1 Pandansari untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas, kemudian peneliti juga menghubungi observer yang akan mengamati jalannya kegiatan pembelajaran. Adapun penjelasan dari langkah-langkah pelaksanaan setiap siklus dijelaskan sebagai berikut. 4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 Pelaksanaan kegiatan pembelajaran sebagai tindakan siklus I dilaksanakan dalam tiga pertemuan sesuai RPP yang telah dibuat, yaitu pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 26 Februari 2013 pada pukul 07.30-08.40 WIB dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 28 Februari 2013 pada pukul 09.30-10.40 WIB, dan pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Selasa, 5 Maret 2013 pada pukul 07.30-08.40 WIB. Kegiatan pembelajaran diikuti oleh seluruh siswa kelas IV. 45

46 Pada tindakan siklus I pertemuan 1 ini, guru gunakan untuk memantapkan kemampuan mengajar dengan mengguanakan metode inkuiri. Sebelum pelaksanaan pembelajaran berlangsung, sebelumnya siswa telah diberi tugas oleh guru untuk mencari contoh gambar yang dapat menghasilkan panas. Pembelajaran siklus 1 dilaksanakan sesuai urutan jadwal pelajaran yang sebenarnya, pelaksanaan siklus 1 pada pelajaran IPA hari selasa pada jam pertama. Observer mulai mempersiapkan diri untuk mengamati jalannya pembelajaran pada siklus I pertemuan 1. Observer mengamati semua yang terjadi pada saat pembelajaran yang ditulis pada catatan lapangan, pengamatan dimulai dari awal pembelajaran sampai pembelajaran selasai. Pembelajaran pada siklus I pertemuan 1 dimuali dengan kegiatan awal. Guru mengucapkan salam dan siswa menjawab salam dari guru kemudian dilanjutkan dengan mengabsen siswa, hal ini dilakukan untuk mengetahui siswa yang berangkat dan siswa yang tidak berangkat, kemudian guru memberikan tes penjajagan, apersepsi, dan motivasi kepad siswa sebelum masuk kegiatan inti, hal ini dilakukan untuk mengetahui kesiapan siswa dalam mengakui pembelajaran yang akan atau sedang berlangsung. Kegiatan awal pun selesai, dilanjutkan ke kegiatan inti. Dalam kegiatan intilah pembelajaran yang menggunakan metode inkuiri dilakukan. Kegiatan yaang pertama dilakukan adalah guru merumuskan masalah yang akan dipecahkan oleh siswa. Rumusan masalah tersebut merupakan suatu pertanyaan yang harus dipecahkan oleh siswa dengan bimbingan guru. Kegiatan selanjutnya adalah guru membagi siswa dalam beberapa kelompok. Siswa kelas IV berjumlah 26 siswa, sehingga guru menjadi siswa menjadi 5 kelompok dengan mesing-masing kelompok terdidri dari 5 orang dan ada satu kelompok yang jumlah anggotanya 6 orang. Pemebelajaran siklus I pertemuan 1 difokuskan pada materi energi panas dan cara penggunaanya. Guru memberikan pada bimbingan pada masing-masing kelompok, hal ini sesuai dengan metode yang dilakukan yaitu metode inkuiri. Bimbingan yang dilakuakan oleh guru tidak sepenuhnya dilakukan agar siswa sendirilah yang yang mencari dan menemukan jawaban dari setiap pertanyaan dari LKS yang ada. Setelah semua jawaban yang ada diselasaikan siswa, siswa barulah bersama guru menyimpulakan konsep sumber-sumber energi panas. 46

47 Akhir dari kegiatan inti ini yaitu perwakilan siswa dari masing-msing kelompok membacakan hasil kerja yang sudah dilakukan. Kegiatan inti berakhir ketika siswa dan guru telah menyimpulakan pelajaran yang sudah berlangsung. Kegiatan akhir diawali dengan guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal yang belum jelas. Setelah siswa dirasa cukup jelas maka guru menyuruh siswa untuk mencatat hal-hal yang mereka anggap penting. Kegiatan selanjutnya yaitu pemberian evaluasi kepada siswa. Hal ini ditunjukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa dan memperoleh hasil belajar siswa. Siswa diberi kesempatan 10 menit untuk mengerjakan lembar evaluasi. Waktu mengerjakan lembar evaluasi pun selasai, hasil evaluasi dikumpulkan dan dilanjutkan dengan penutup. Guru menutup pelajaran dengan membaca salam dan siswa menjawab salam dari guru. Pada siklus I pertemuan 2 masih mambahas tentang sumber energi bunyi. Pembelajaran pada pertemuan 2 dilaksanakan pada hari kamis, 28 Februari 2013 sesuai denga RPP yang telah dipersiapkan. kegiatan awal yang dilakukan sama halnya pada pertemuan 1 yaitu guru mengucapkan salam dan siswa menjawab salam dari guru kemudian dilanjutkan dengan mengabsen siswa, hal ini dilakukan untuk mengetahui siswa yang berangkat dan siswa yang tidak berangkat, kemudian guru memberikan tes penjajagan, apersepsi, dan motivasi kepada siswa sebelum masuk kegiatan inti, hal ini dilakukan untuk mengetahui kesiapan siswa dalam mengakui pembelajaran yang akan atau sedang berlangsung. Kegiatan awal pun selesai, dilanjutkan ke kegiatan inti patemuan 2. Dalam kegiatan intilah pembelajaran yang menggunakan metode inkuiri dilakukan. Kegiatan yaang pertama dilakukan adalah guru merumuska masalah yang akan dipecahkan oleh siswa. Rumusan masalah tersebut merupakan suatu pertanyaan yang harus dipecahkan oleh siswa dengan bimbingan guru. Kegiatan selanjutnya adalah guru membagi siswa dalam beberap kelompok. Siswa kelas IV berjumlah 26 siswa, sehingga guru menjadi siswa menjadi 5 kelompok dengan mesing-masing kelompok terdidri dari 5 orang dan ada satu kelompok yang jumlah anggotanya 6 orang. Pada kegiatan inti pertemuan 2 guru memberikan pada bimbingan pada masing-masing kelompok, hal ini sesuai dengan metode yang dilakukan yaitu metode inkuiri. Bimbingan yang dilakuakan oleh guru tidak sepenuhnya dilakukan agar siswa sendirilah yang yang mencari dan 47

48 menemukan jawaban dari setiap pertanyaan dari LKS yang ada. Setelah semua jawaban yang ada diselasaikan siswa, siswa barulah bersama guru menyimpulakan konsep sumber-sumber energi energi bunyi. Akhir dari kegiatan inti ini yaitu perwakilan siswa dari masing-msing kelompok membacakan hasil kerja yang sudah dilakukan. Kegiatan inti berakhir ketika siswa dan guru telah menyimpulakan pelajaran yang sudah berlangsung. Setelah pertemuan kedua diakhiri dilanjutkan pertemuan 3 siklus I, pada pertemuan 3 membahas tentang sumber energi bunyi, bedanya pada pertemuan 3 ini akan membahas tentang perambatan bunyi dan pemantulan bunyi. Pada siklus I pertemuan 3 mangulang materi pada pertemuan 1 dan pertemuan 2. Pembelajaran pada pertemuan 3 dilaksanakan pada hari selasa, 5 Maret 2013 sesuai dengan RPP yang telah dipersiapkan. kegiatan awal yang dilakukan sama halnya pada pertemuan 3 yaitu guru mengucapkan salam dan siswa menjawab salam dari guru kemudian dilanjutkan dengan mengabsen siswa, hal ini dilakukan untuk mengetahui siswa yang berangkat dan siswa yang tidak berangkat, kemudian guru memberikan tes penjajagan, apersepsi, dan motivasi kepada siswa sebelum masuk kegiatan inti, hal ini dilakukan untuk mengetahui kesiapan siswa dalam mengakui pembelajaran yang akan atau sedang berlangsung. Kegiatan awal pun selesai, dilanjutkan ke kegiatan inti patemuan 3. Dalam kegiatan intilah pembelajaran yang menggunakan metode inkuiri dilakukan. Kegiatan yang pertama dilakukan adalah guru merumuskan masalah yang akan dipecahkan oleh siswa. Rumusan masalah tersebut merupakan suatu pertanyaan yang harus dipecahkan oleh siswa dengan bimbingan guru. Kegiatan selanjutnya adalah guru membagi siswa dalam beberap kelompok. Siswa kelas IV berjumlah 26 siswa, sehingga guru menjadi siswa menjadi 5 kelompok dengan mesing-masing kelompok terdidri dari 5 orang dan ada satu kelompok yang jumlah anggotanya 6 orang. Pada pertemuan 3 peneliti mengadakan evaluasi secara keseluruhan, baik materi pada pertemuan pertama maupun materi pada pertemuan kedua. Setelah kegiatan evaluasi selesai, guru manganalisis hasil evaluasi bersama siswa. Lima siswa terbaik mendapatkan bintang. Setelah itu guru memberi nasehat untuk mempelajari materi yang telah dipalajari di rumah dan 48

49 memotivasi siswa agar tetap belajar supaya berprestasi. Kemudian guru menutup kegiatan pembelajaran dengan ucapan salam setelah kuis selesai. Observasi terhadap tindakan siklus 1 dilakukan selama proses pembelajaran dengan tindakan berlangsung yang dilaksanakan oleh guru. Observasi selama tindakan dilakukan oleh teman sejawat yang mengajar di kelas 4 SDN 1 Pandansari. Observer mengikuti keseluruhan proses tindakan yang dilakukan oleh peneliti. Hasil observasi yang dilakukan di SDN 1 Pandansari berupa data kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi dengan menggunakan lembar pengamatan/observasi dan data kuantitatif dari hasil tes formatif siswa yang dilaksanakan pada akhir pelaksanaan tindakan siklus 1 yaitu pada pertemuan ketiga yang dilakukan sendiri oleh peneliti, sedangkan pengamatan terhadap proses belajar dilakukan oleh teman sejawat/observer. Menurut Observer guru belum sepenuhnya mampu mengaktifkan semua siswa dalam kerja kelompok, sehingga masih terlihat beberapa siswa yang masih asik bermain sendiri dan tidak ikut aktif bekerja denga kelompoknya. Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus 1 belum sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti. Menurut peneliti dan pengamatan observer ada beberapa penyebab hasil belajar siswa masih rendah, diantaranya: siswa belum terbiasa dengan metode pembelajaran yang dilakukan peneliti, guru terlalu cepat menerangkan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan siswa sehingga siswa tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik, jumlah anggota kelompok kerja/diskusi terlalu banyak sehingga ada anak yang kurang optimal dalam bekerja, dan tidak semua kelompok kerja mendapat bimbingan saat siswa melakukan penemuan. Tahap refleksi merupakan tahap lanjutan dari tahap Observasi. Tahap observasi menghasilkan berbagai macam data meliputi data hasil pengamatan oleh observer, serta data hasil dokumentsai pelasanaan. Data-data tersebut dianalisis dan dipahami dalam tahap refleksi untuk menyimpulkan tindakan yang telah dilaksanakan. Adapun data pokok pada refleksi ini meliputi langkah guru dalam penggunaan metode inkuiri, kendala kendala yang terjadi saat penggunaan metode inkuiri, proses belajar siswa dalam penggunaan metode inkuiri serta tes hasil belajar siswa. 49

50 Beberap kendala-kendala pada siklus 1 antar lain: (1) siswa merasa kesulita belajar menggunakan metode inkuri karena mereka belum terbiasa metode tersebut. Hal itu dapat dilihat dari kelambanan siswa dalam mengikuti pemebelajaran. Siswa masih banyak meminta penjelasan dari guru pada saat jalannya diskusi kelompok. (2) bimbingan guru kurang merata pada setiap kelompok. (3) siswa belum bisa bekerja sama secara optimal dengan kolompoknya. (4) ada 8 siswa hasil belajarnya belum tuntas Adapun perbaikan yang dilakukan untuk mengatasi maslah-maslah yang timbul, diantaranya: (1) membimbing siswa secara merata saat berdiskusi kelompok agar siswa tidak kesulitan dalam mengikuti pembelajaran dengan metode inkuri. (2)memberi penguatan siswa untuk bekerja sama yaitu dengan pujian agar hasil lebih baik. (3) melaksanakan siklus II untuk meningkatkan hasil belajar. 4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus 2 Berdasarkan hasil pelaksanaan dan pengamatan tindakan siklus I, ternyata masih ada yang belum sesuai dengan hasil yang diharapkan. Oleh karena itu, peneliti merencanakan perbaikan dengan mengadakan tindakan siklus II guna memperbaiki kekurangan pada siklus I. Sebelum merencanakan tindakan siklus II, peneliti menghubungi observer untuk mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti pada siklus II. Langkah-langkah tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II sama dengan langkah-langkah tindakan pada siklus I yang langkah-langkahnya dijabarkan sebagai berikut: Perencanaan pada siklus II ini sama dengan perencanaan pada siklus I, yaitu peneliti masih menggunakan pendekatan inkuiri. Pada tahap ini peneliti membuat RPP dengan materi Energi alternatif dan cara penggunaannya sekaligus dengan media pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran pada siklus II. Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini juga dilaksanakan dalam 3 pertemuan. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran sebagai tindakan siklus II dilaksanakan dalam tiga pertemuan sesuai RPP yang telah dibuat, yaitu pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 12 Maret 2013 pada pukul 07.30-08.40 WIB dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 14 Maret 2013 pada pukul 09.30-10.40 WIB, dan pertemuan ketiga dilaksanakan 50

51 pada hari Selasa, 19 Maret 2013 pada pukul 07.30-08.40 WIB. Kegiatan pembelajaran diikuti oleh seluruh siswa kelas IV. Pada tindakan siklus I pertemuan 1 ini, guru gunakan untuk memantapkan kemampuan mengajar dengan menggunakan metode inkuiri. Sebelum pelaksanaan pembelajaran berlangsung, sebelumnya siswa telah diberi tugas oleh guru untuk mencari gambar-gambar tentang beberapa contah energi alternatif. Pembelajaran pada siklus II pertemuan 1 dimuali dengan kegiatan awal. Guru mengucapkan salam dan siswa menjawab salam dari guru kemudian dilanjutkan dengan mengabsen siswa, hal ini dilakukan untuk mengetahui siswa yang berangkat dan siswa yang tidak berangkat, kemudian guru memberikan tes penjajagan, apersepsi, dan motivasi kepad siswa sebelum masuk kegiatan inti, hal ini dilakukan untuk mengetahui kesiapan siswa dalam mengakui pembelajaran yang akan atau sedang berlangsung. Kegiatan awal pun selesai, dilanjutkan ke kegiatan inti. Dalam kegiatan intilah pembelajaran yang menggunakan metode inkuiri dilakukan. Kegiatan yaang pertama dilakukan adalah guru merumuskan masalah yang akan dipecahkan oleh siswa. Rumusan masalah tersebut merupakan suatu pertanyaan yang harus dipecahkan oleh siswa dengan bimbingan guru. Kegiatan selanjutnya adalah guru membagi siswa dalam beberap kelompok. Siswa kelas IV berjumlah 26 siswa, sehingga guru menjadi siswa menjadi 5 kelompok dengan mesing-masing kelompok terdidri dari 5 orang dan ada satu kelompok yang jumlah anggotanya 6 orang. Pemebelajaran siklus II pertemuan 1 difokuskan pada materi energi alternatif dan penggunaanya. Guru memberikan pada bimbingan pada masing-masing kelompok, hal ini sesuai dengan metode yang dilakukan yaitu metode inkuiri. Bimbingan yang dilakuakan oleh guru tidak sepenuhnya dilakukan agar siswa sendirilah yang yang mencari dan menemukan jawaban dari setiap pertanyaan dari LKS yang ada. Setelah semua jawaban yang ada diselasaikan siswa, siswa barulah bersama guru menyimpulakan konsep sumber-sumber energi panas. Akhir dari kegiatan inti ini yaitu perwakilan siswa dari masing-msing kelompok membacakan hasil kerja yang sudah dilakukan. Kegiatan inti berakhir ketika siswa dan guru telah menyimpulkan pelajaran yang sudah berlangsung. Kegiatan akhir diawali dengan guru memberikan kesempatan kepad siswa untuk menanyakan hal yang belum jelas. Setelah siswa dirasa cukup jelas maka guru menyuruh siswa 51

52 untuk mencatat hal-hal yang mereka anggap penting. Kegiatan selanjutnya yaitu pemberian evaluasi kepada siswa. Hal ini ditunjukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa dan memperoleh hasil belajar siswa. Siswa diberi kesempatan 10 menit untuk mnegerjakan lembar evaluasi. Waktu mngerjakan lembar evaluasi pun selasai, hasil evaluasi dikumpulkan dan dilanjutkan dengan penutup. Guru menutup pelajaran dengan membaca salam dan siswa menjawab salam dari guru. Pada siklus II pertemuan 2 masih mambahas tentang sumber energi alternatif dan cara penggunaanya. Pembelajaran pada pertemuan 2 dilaksanakan pada hari kamis, 14 Maret 2013 sesuai dengan RPP yang telah dipersiapkan. kegiatan awal yang dilakukan sama halnya pada pertemuan 1 yaitu guru mengucapkan salam dan siswa menjawab salam dari guru kemudian dilanjutkan dengan mengabsen siswa, hal ini dilakukan untuk mengetahui siswa yang berangkat dan siswa yang tidak berangkat, kemudian guru memberikan tes penjajagan, apersepsi, dan motivasi kepad siswa sebelum masuk kegiatan inti, hal ini dilakukan untuk mengetahui kesiapan siswa dalam mengakui pembelajaran yang akan atau sedang berlangsung. Kegiatan awal pun selesai, dilanjutkan ke kegiatan inti patemuan 2. Dalam kegiatan intilah pembelajaran yang menggunakan metode inkuiri dilakukan. Kegiatan yaang pertama dilakukan adalah guru merumuskan masalah yang akan dipecahkan oleh siswa. Rumusan masalah tersebut merupakan suatu pertanyaan yang harus dipecahkan oleh siswa dengan bimbingan guru. Kegiatan selanjutnya adalah guru membagi siswa dalam beberap kelompok. Siswa kelas IV berjumlah 26 siswa, sehingga guru menjadi siswa menjadi 5 kelompok dengan mesing-masing kelompok terdidri dari 5 orang dan ada satu kelompok yangjumlah anggotanya 6 orang. Pada kegiatan inti pertemuan 2 guru memberikan pada bimbingan pada masing-masing kelompok, hal ini sesuai dengan metode yang dilakukan yaitu metode inkuiri. Bimbingan yang dilakuakan oleh guru tidak sepenuhnya dilakukan agar siswa sendirilah yang yang mencari dan menemukan jawaban dari setiap pertanyaan dari LKS yang ada. Setelah semua jawaban yang ada diselasaikan siswa, siswa barulah bersama guru menyimpulakan konsep energi alternatif dan kegunaanya. 52

53 Akhir dari kegiatan inti ini yaitu perwakilan siswa dari masing-masing kelompok membacakan hasil kerja yang sudah dilakukan. Kegiatan inti berakhir ketika siswa dan guru telah menyimpulakan pelajaran yang sudah berlangsung. Setelah pertemuan kedua diakhiri dilanjutkan pertemuan 3 siklus II, pada pertemuan 3 membahas tentang energi alternatif dan kegunaanya. Pada siklus II pertemuan 3 mangulang materi pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Pembelajaran pada pertemuan 3 dilaksanakan pada hari selasa, 19 Maret 2013 sesuai denga RPP yang telah dipersiapkan. kegiatan awal yang dilakukan sama halnya pada pertemuan 3 yaitu guru mengucapkan salam dan siswa menjawab salam dari guru kemudian dilanjutkan dengan mengabsen siswa, hal ini dilakukan untuk mengetahui siswa yang berangkat dan siswa yang tidak berangkat, kemudian guru memberikan tes penjajagan, apersepsi, dan motivasi kepada siswa sebelum masuk kegiatan inti, hal ini dilakukan untuk mengetahui kesiapan siswa dalam mengakui pembelajaran yang akan atau sedang berlangsung. Pada pertemuan 3 guru mengadakan evaluasi secara keseluruhan, baik materi pada pertemuan pertama maupun materi pada pertemuan kedua. Setelah kegiatan evaluasi selesai, guru manganalisis hasil evaluasi bersama siswa. Lima siswa terbaik mendapatkan bintang. Setelah itu guru memberi nasehat untuk mempelajari materi yang telah dipalajari di rumah dan memotivasi siswa agar tetap belajar supaya berprestasi. Kemudian guru menutup kegiatan pembelajaran dengan ucapan salam Setelah kuis selesai. Observasi terhadap tindakan siklus II dilakukan selama proses pembelajaran dengan tindakan berlangsung yang dilaksanakan oleh observer. Observasi selama tindakan dilakukan oleh teman sejawat yang mengajar di kelas 4 SDN 1 Pandansari. Observer mengikuti keseluruhan proses tindakan yang dilakukan oleh peneliti. Hasil observasi yang dilakukan di SDN 1 Pandansari berupa data kualitatif yang diperoleh dari hasil observasi dengan menggunakan lembar pengamatan/observasi dan data kuantitatif dari hasil tes formatif siswa yang dilaksanakan pada akhir pelaksanaan tindakan siklus II yaitu pada pertemuan ketiga yang dilakukan sendiri oleh peneliti, sedangkan pengamatan terhadap proses belajar dilakukan oleh teman sejawat/observer. Menurut Observer guru sudah sepenuhnya mampu mengaktifkan semua siswa dalam kerja kelompok, sehingga hasil belajar siswa sudah optimal dalam menggunakan metode inkuiri. 53

54 Tahap refleksi merupakan tahap lanjutan dari tahap Observasi. Tahap observasi menghasilkan berbagai macam data meliputi data hasil pengamatan oleh observer, serta data hasil dokumentsai pelasanaan. Data-data tersebut dianalisis dan dipahami dalam tahap refleksi untuk menyimpulkan tindakan yang telah dilaksanakan. Adapun data pokok pada refleksi ini meliputi langkah guru dalam penggunaan metode inkuiri, kendala kendala yang terjadi saat penggunaan metode inkuiri, proses belajar siswa dalam penggunaan metode inkuiri serta tes hasil belajar siswa. Dapat ditarik kesimpulan mengenai kekurangan dan kelebihan siklus II. Adapun kekurangannya yaitu: (1) kegiatan diskusi memerlukan waktu yang lama, (2) ada siswa yang masih kesulitan dalam melaksanakan diskusi. Adapun kelebihan dari pembelajaran siklus II yaitu: (1) kegiatan siswa menyenangkan, (2) siswa dapat bekerja sama dengan kelompoknya, dan (3) ada peningkatan nilai siswa. 4.2 Hasil Penelitian Berdasarkan hasil pelaksanaan pada siklus I yang dilakukan di SDN 1 Pandansari, menunjukan bahwa kenaikan hasil evaluasi siswa belum terlihat signifikan. Perbaikan pelaksanaan tindakan dilakukan dalam siklus II yakni dimulai dengan Guru memulia pelajaran dengan mengorganisasi kelas dan nampak guru melakukan pendampingan ke kelompokkelompok. Dan selanjutnya guru menjelaskan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan siswa berupa soal latihan. Siswa mulai melaksanakan aktivitas yang telah ditentukan guru yaitu memberi kesempatan untuk bertanya. Siswa diminta untuk menampilkan dan menjelaskan hasil pekerjaan kepada teman-temannya dan siswa lain diberi kesempatan untuk menanggapi. Pada siklus I hasil belajar dapat ditunjukan bahwa siswa yang mendapat nilai dengan interval 54-57 sebanyak 1 anak dengan persentase 4%, nilai 62-65 sebanyak 7 anak dengan persentase 27%, nilai 66-69 sebanyak 2 anak dengan persentase 8%,dan yang mendapat nilai dengan interval 70-73 sebanyak 10 anak dengan persentase 38%, pada interval 74-77 sebanyak 3 anak dengan persentase 12%, dan pada interval 82-85 sebanyak 3 anak dengan persentase 12 %. Dan nilai hasil rata-rata dari siklus I adalah 69,6. Dan pada siklus II dapat ditunjukan nilai hasil belajar yang sudah signifikan yaitu siswa yang mendapat nilai dengan interval 65-72 54

55 sebanyak 1 anak dengan persentase 4%, nilai 73-80 sebanyak 9 anak dengan persentase 35%, nilai 81-88 sebanyak 9 anak dengan persentase 35%, dan yang mendapat nilai dengan interval 97-104 sebanyak 4 anak dengan persentase 15%. Dan nilai rata-rata hasil belajar sudah menggebirakan yaitu sudah mencapai 80. 4.2.1 Deskripsi Data 4.2.1.1 Data Siklus 1 Hasil penelitian mata pelajaran IPA materi energi panas dan cara penggunaanya dari hasil siswa kelas 4 di SDN 1 Pandansari pada siklus 1 disajikan pada tabel berikut ini Tabel 8 Distribusi Frekwensi Hasil Belajar IPA Siklus 1 Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Pandansari Semester 2 TP 2012-2013 No Interval Frekwensi Persentase 1 92-96 3 12% 2 87-91 1 4% 3 82-86 0 0% 4 77-81 3 12% 5 72-76 9 35% 6 67-71 4 15% 7 62-66 0 0% 8 57-61 4 15% 9 52-56 1 4% 10 47-51 1 4% 26 100% Berdasarkan tabel 8, siswa yang mendapat nilai dengan interval 47-51 sebanyak 1 anak dengan persentase 4%, nilai 52-56 sebanyak 1 anak dengan persentase 4%, nilai 57-61 sebanyak 4 anak dengan persentase 15%,dan yang mendapat nilai dengan interval 67-71 sebanyak 4 anak dengan persentase 15%, pada interval 72-76 sebanyak 9 anak dengan persentase 35%, pada interval 77-81 sebanyak 3 anak dengan persentase 12%. pada interval 87-91 sebanyak 1 anak dengan persentase 4%, dan pada interval 92-96 sebanyak 3 anak dengan persentase 12%. 55

56 4.2.1.2 Data Siklus 2 Hasil penelitian mata pelajaran IPA dari hasil siswa kelas 4 di SDN 1 Pandansari pada siklus 2 disajikan pada tabel berikut ini Tabel 9 Distribusi Frekwensi Hasil Belajar IPA Siklus 2 Siswa Kelas 4 SD Negeri 1 Pandansari Semester 2 TP 2012-2013 No Interval Frekwensi Persentase 1 103-111 0 0% 2 94-102 4 15% 3 85-93 8 31% 4 76-84 8 31% 5 67-75 6 23% 26 100% Berdasarkan tabel 9, siswa yang mendapat nilai dengan interval 67-75 sebanyak 6 anak dengan persentase 23%, nilai 76-84 sebanyak 8 anak dengan persentase 31%, nilai 85-93 sebanyak 8 anak dengan persentase 31%,dan yang mendapat nilai dengan interval 94-102 sebanyak 4 anak dengan persentase 15%. 4.2.2 Analisis Data Berdasarkan hasil observasi dan data yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan pelajaran IPA di SDN 1 Pandansari, maka data hasil pelaksanaan dapat ditunjukan dalam dua tahapan yaitu analisis ketuntasan dan analisis komparatif. Di dalam analisis ketuntasan data dapat disajikan dalam tabel dan untuk memperjelas sajian data tersebut divisualisasikan dalam bentuk grafik. 56

57 4.2.2.1 Analisis Ketuntasan Hasil penilaian mata pelajaran IPA dari hasil belajar siswa kelas 4 di SDN 1 Pandansari pada siklus 1 disajikan melalui tabel berikut ini Tabel 10 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 1 Siswa Kelas 4 SDN 1 Pandansari Semester 2 Tahun Pejaran 2012-2013 No Ketuntasan Frekwensi Persentase 1 Tuntas 20 76,9% 2 Tidak Tuntas 6 23,1% Rerata 72,1 Maksimum 93,0 Minimun 47 Berdasarkan tabel 10 menunjukan bahwa skor rata-rata 72,1 yang telah menunjukan adanya kenaikan dari skor tes sebelumnya yakni 59,5. Kenaikan ini merupakan kenaikan yang berarti dan bermakna. Namun pada skor maksimum tidak mengalami kenaikan dan tetap pada skor 93,0. Ini artinya pemberian tindakan tidak memiliki dampak yang berarti bagi siswa pada golongan teratas. Meskipun demikian, besarnya presentase ketuntasan belajar mengalami kenaikan yang juga tidak signifikan yakni dari kondisi pra siklus 61,7% menjadi 76,9 % pada siklus 1. Mendasar pada tabel 10 di atas, maka distribusi hasil belajar IPA bagi siswa kelas 4 di SDN 1 Pandansari diukur dengan KKM di atas sama dengan 65 dicapai oleh 20 siswa atau 76,9% dan ada 6 siswa lainnya atau sebesar 23,1% dari seluruh siswa yang ada belum mencapai ketuntasan dalam belajar IPA. Gambar ketuntasan ini juga dapat ditunjukan dalam diagram lingkaran seperti gambar 4 berikut ini. Pada diagram 4 menunjukan betapa besarnya siswa yang belum tuntas dalam belajarnya. 57

58 Diagram 4 ketuntasan hasil belajar IPA siklus 1 Siklus 1 menunjukan hasil yang belum menggembirakan. Hal ini menunjukan bahwa hasil belajar belum optimal. Hasil analisis penilaian mata pelajaran IPA dari hasil belajar siswa kelas 4 SDN 1 Pandansari pada sikluss 2 disajikan melalui tabel 11 Tabel 11 Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 2 Siswa Kelas 4 SDN 1 Pandansari Semester 2 Tahun Ajaran 2012/2013 No Ketuntasan Frekwensi Persentase 1 Tuntas 26 100,0% 2 Tidak Tuntas 0 0,0% Rerata Maksimum Minimunn 84,2 100,0 67 Berdasarkan tabel 11 menunjukan bahwa skor rata-rata yang telah menunjukan adanya kenaikan dari skor tes yakni 84,2 telah menunjukan kenaikan sebesar 12,1 dari skor tes pada siklus 1 yakni 69,6. Kenaikann ini merupakan kenaikan yang berarti dan bermakna. Pada skor maksimal mengalami kenaikan juga yaitu dari skor 93 menjadi 100. Ini artinya pemberian tindakan memberikan dampak yang berarti bagi siswa pada golongan teratas, meskipun hanya dengan kenaikan 7. Besar presentase ketuntasan belajar klasikal mengalami kenaikan yakni yang pada siklus 1 hanya mengalami ketuntasan 76,9%, siklus 2 mencapai 100%. ketuntasan ini merupakan ketuntasan yang diharapkan. 58

59 Mendasar pada tabel 11 menunjukan data tes dari hasil belajar tersebut penggunaan metode inquiri memberikan kontribusi pada tes hasil belajar siswa. Selain itu, ketuntasan belajar siswa juga menjadi indikator kinerja penelitian ini. Gambar ketuntasan ini juga dapat ditunjukan dalam diagram lingkaran seperti gambar 5 berikut ini. Pada gambar 5 menunjukan ketuntasan yang diharapkan. Tidak Tuntas 0% Tuntas 100% Diagram 5 ketuntasan hasil belajar siklus II 4.2.2.2 Analisis Komparatif Tabel 12 Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN 1 Pandansari Semester 2 Tahun Pejaran 2012-2013 No Ketuntasan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 f % f % f % 1 Tuntas 10 25,0% 20 76,9% 26 100,0% 2 Tidak Tuntas Rerata Maksimum Minimun 30 75,0% 59,5 6 23,1% 72,1 93,0 47 0 0,0% 84,2 100,0 67,0 Berdasarkan gambar 12 dinyatakan bahwa ketuntasan belajar siswa mencapai peningkatan dari pra siklus hingga tindakan siklus II. Ketuntasan belajar siswa pada pra siklus mencapai 25%, siklus I mencapai 76,9%. Sedangkan Pada siklus II mencapai 100%. 59

60 Berdasarkan data tersebut disimpulkan bahwa indikator kinerja telah tercapai yaitu rata-rata ketuntasan belajar siswa pada siklus II mencapai 84,2% ( 80%). 4.3 Pembahasan Penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran IPA tentang energi dan cara penggunaanya siswa kelas 4 SDN 1 Pandansari semester 2 tahun ajaran 2011/2012 melalui 2 siklus dalam 6 kali pertemuan. Pada setiap pertemuan pembelajaran disesuaikan dengan skenario pembelajaran yang sudah ditentukan, dengan melakukan perbaikan-perbaikan langkah penggunaan metode inquiri dalam setiap pertemuan dan antar siklus berdasarkan hasil refleksi dari pengamatan dan penilaian observer. Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran dengan metode inquiri dibagi dalam 5 langkah pembelajaran Pelaksanaan siklus I siswa memperhatikan permasalahan yang ditulis oleh guru. Materi yang dibahas pada siklus I yaitu tentang energi dan cara penggunaanya. Tindakan pada siklus I ini dilaksanakan sesuai dengan 5 langkah pokok yang dijabarkan menjadi beberapa kegiatan guru dan siswa seperti di atas namun pelaksanaannya masih banyak kegiatan yang belum dilaksanakan dan belum dapat dilakukan dengan baik sehingga hasil penilaian dari observer baik proses kegiatan siswa maupun guru mendapatkan nilai yang kurang memuaskan karena memang langkah kegiatan belum berjalan sesuai dengan skenario yang disusun. Hasil belajar pada siswa juga belum terlihat ada peningkatan dibandingkan dengan pretes. Kemudian kegiatan siklus I dilanjutkan menyusun kegiatan terrevisi I untuk perbaikan pada siklus selanjutnya. Kegiatan siklus II merupakan implementasi dari kegiatan terrevisi I yang disusun di akhir kegiatan siklus I, kegiatannya adalah kegiatan perbaikan perbaikan langkah pembelajaran agar sesuai dengan skenario pembelajaran yang disusun. Pada siklus II ini pelaksanaan guru ketika menggunakan metode inquiri menambahkan jam pelajaran sehingga siswa mempunyai waktu yang lebih lama untuk melakukan diskusi. Materi yang dibahas pada siklus II yaitu tentang Energi alternatif dan cara penggunaanya. Pada siklus II ini praktikan sudah melaksanakan kegiatan terrevisi I dan langkah-langkah pembelajaran sudah ada perbaikan. Jadi dari siklus I sampai siklus II langkah pembelajaran sudah optimal dilakukan oleh observer, sehingga siswa juga sudah optimal, hal ini sebagai dampak dari kegiatan yang optimal juga oleh guru. Setelah observer melaksanakan kedua siklus pembelajaran IPA pada pokok 60

61 bahasan tentang energi dan cara penggunaanya di kelas 4 SDN 1 Pandansari Tahun Pelajaran 2012/2013. Dengan menggunakan metode inquiri, mendapatkan banyak hal-hal yang baru yang menjadikan sebuah pengalaman berarti baik bagi observer sendiri maupun bagi siswa kelas 4 SDN 1 Pandansari. Dari penggunaan metode inquiri dalam pembelajaran IPA pada pokok bahasan energi dan cara penggunaanya di kelas 4, ketuntasan belajar siswa mengalami kenaikan. Keberhasilan dalam proses pembelajaran menggunakan metode inkuiri tidak hanya terjadi pada siswa. Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran inkuiri juga terlihat selalu mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Terjadi peningkatan kinerja guru dalam, pembelajaran inkuiri pada siklus I dan siklus II. Guru terlihat semakin bisa dalam mengontrol keadaan kelas. Guru sudah dapat membimbing setiap kelompok secara merata. Guru sudah dapat melaksanakan setiap tahapan atau langkah-langkah pembelajaran menggunakan metode inkuiri secara optimal. Guru memberikan pengarahan secara umum tentang jalannya diskusi. Guru berkeliling memeriksa setiap kerja kelompok siswa dan membimbing siswa apabila mereka masih bingung dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila mereka belum jelas. Dalam diskusi kelompok, guru berperan sebagai motivator dan fasilitator, dengan mengarahkan siswa dengan langkah-langkah yang sistematis. Berdasarkan data-data yang diperoleh pada siklus I, dan siklus II, penggunaan metode inkuiri yang tepat dalam pembelajaran IPA kelas 4 SDN 1 Pandansari yaitu dimulai dari merumuskan masalah pada awal kegiatan inti pembelajaran. Tahap selanjutnya adalah pengisian Lembar Kerja Siswa yang di dalamnya mencakup pengumpulan data, analisis data, dan pembuatan kesimpulan. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode inkuiri tersebut tidak akan berjalan dengan lancar tanpa adanya bimbingan dari guru. Bimbingan dari guru sangat mendukung keberhasilan proses tersebut. Adapun kendala yang ditemukan dalam proses pembelajaran tersebut yaitu siswa masih lamban dalam mengikuti pembelajaran dengan metode inkuiri sehingga memerlukan waktu yang banyak dalam menemukan hasil inkuiri. Hal tersebut terjadi karena sebelumnya setiap hari siswa belajar dengan metode yang monoton yaitu ceramah sehingga ketika dilaksanakan metode inkuiri pada kelas tersebut, siswa belum siap. Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah guru membimbing siswa menggunakan LKS. 61

62 Berdasarkan hasil pengamatan dari supervisor, dengan lembar observasi terlampir. Penggunaan metode inkuiri dalam pembelajaran IPA tentang energi dan cara penggunaanya dalam kehidupan sehari-hari memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, yakni: Kelebihan Metode Inkuiri diantaranya: 1) Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, karena siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran, selain itu siswa juga menyimpulkan materi perkembangan teknologi; 2) Penanaman konsep perkembangan teknologi pada siswa lebih efektif karena siswa yang terlibat langsung dalam tahapan-tahapan metode inkuiri hingga menemukan konsep dan keterangan, yaitu energi dan cara penggunaanya, 3) Dapat melatih siswa berfikir kreatif, karena siswa harus bekerja sendiri atau dengan kelompok dalam menyelesaikan setiap tahapan dalam tahapan metode inkuiri; 4) Dapat melatih siswa untuk lebih percaya diri dan bertanggungjawab tugas yang diterimanya, terhadap kelompoknya, dan tugas yang dikerjakan dalam kelompok. Kendala penggunaan metode inkuiri diantaranya: 1) Memerlukan waktu pembelajaran yang cukup lama, karena harus melalui semua tahapan metode inkuiri; 2) Jika penggunaan metode inkuiri tidak dilakukan secara sistematis maka siswa akan merasa kesulitan untuk memahami konsep yang akan dipelajari oleh siswa; 3) Dalam tahapan menyimpulkan siswa harus benar benar dapat berpikir kritis, sehingga jika siswa tidak berpikir kritis maka akan merasa kesulitan dalam melakukan tahapan-tahapan pembelajaran dalam metode inkuiri ini. Secara umum, disimpulkan bahwa pembelajaran IPA kelas 4 pada materi energi dan cara penggunaanya telah sesuai dengan langkah-langkah penggunaan metode inquiri. Hal ini dibuktikan dengan persentase langkah penerapan metode dan proses belajar siswa mencapai 80%. Adapun perbandingan ketuntasan hasil belajar yang dialami oleh masing-masing siklus dapat ditunjukan melalui diagram 6 62

63 77% 100% 25% pra siklus siklus 1 siklus 2 Diagram 6 Perbandingan Prosentase Ketuntasan hasil belajar Berdasarkan diagram 6 ditunjukan bahwa pada prasiklus ketuntasan hasil belajar hanya mencapai 25% dan siklus I mengalami kenaikan menjadi 77%. Sedangkan pada siklus II mengalami kenaikan signifikann yaitu ketuntasan hasil belajar mencapai 100%. Dan rata-rata hasil belajar ketuntasan juga mengalami kenaikan yaitu dari rata-rata prasikluss 59,5 mengalami kenaikan 12,6 dari siklus 1 yaitu 76,9 dan mengalami kenaikan 24,7 dari siklus II yaitu 84,2. Perbandingan rata-rata hasil belajar dapat ditunjakan pada diagram 7 sebagai berikut. Prasiklus Siklus I Siklus II Diagram 7 Perbandingan rata-rata hasil belajar 63