PERMANEN DAN DOMINAN SUATU MATRIKS ATAS ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL

dokumen-dokumen yang mirip
A-7 KEBEBASAN LINEAR DALAM ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL

SISTEM MAKS-LINEAR DUA SISI ATAS ALJABAR MAKS-PLUS 1. PENDAHULUAN

KEBEBASAN LINEAR GONDRAN-MINOUX DAN REGULARITAS DALAM ALJABAR MAKS-PLUS

SISTEM LINEAR DALAM ALJABAR MAKS-PLUS

POLINOMIAL KARAKTERISTIK MATRIKS DALAM ALJABAR MAKS-PLUS. 1. Pendahuluan

POLINOMIAL ATAS ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA. operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas

MENENTUKAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR

ANALISIS EIGENPROBLEM MATRIKS SIRKULAN DALAM ALJABAR MAX-PLUS

PENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG

Nilai Eigen dan Vektor Eigen Universal Matriks Interval Atas Aljabar Max-Plus

MASALAH VEKTOR EIGEN MATRIKS INVERS MONGE DI ALJABAR MAX-PLUS

KETERCAPAIAN DARI RUANG EIGEN MATRIKS ATAS ALJABAR MAKS-PLUS. 1. Pendahuluan

PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA SISI DALAM ALJABAR MAX-PLUS BILANGAN FUZZY

RESIDUATION OF MATRICES OVER DIOIDS

MENENTUKAN EIGEN PROBLEM ALJABAR MAX-PLUS

BAB 3 ALJABAR MAX-PLUS. beberapa sifat khusus yang selanjutnya akan dibuktikan bahwa sifat-sifat tersebut

MASALAH NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN YANG DIPERUMUM MATRIKS ATAS ALJABAR MAKS-PLUS

SISTEM LINEAR DALAM ALJABAR MAKS-PLUS

PENENTUAN JADWAL PRODUKSI PADA SISTEM PRODUKSI TIPE ASSEMBLY DI PERUSAHAAN ROTI GANEP SOLO MENGGUNAKAN ALJABAR MAKS-PLUS

BAB II LANDASAN TEORI

Semi Modul Interval [0,1] Atas Semi Ring Matriks Fuzzy Persegi

PENENTUAN WAKTU KEDATANGAN PESAWAT DI BANDAR UDARA HUSEIN SASTRANEGARA BANDUNG DENGAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ATAS ALJABAR MAKS-PLUS

Karakterisasi Nilai Eigen, Vektor Eigen, dan Eigenmode dari Matriks Tak Tereduksi dan Tereduksi dalam Aljabar Max-Plus

UNIVERSITAS INDONESIA NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN DALAM ALJABAR MAX-PLUS TESIS RIDA NOVRIDA

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang semiring, Aljabar Max-Plus, sifat-sifat

Simetrisasi Aljabar Max Plus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

OPERASI MODIFIKASI ARITMATIKA INTERVAL TERHADAP INVERS MATRIKS INTERVAL

Skew- Semifield dan Beberapa Sifatnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN DOSEN YUNOR

ALGORITMA ELIMINASI GAUSS INTERVAL DALAM MENDAPATKAN NILAI DETERMINAN MATRIKS INTERVAL DAN MENCARI SOLUSI SISTEM PERSAMAAN INTERVAL LINEAR

Konstruksi Matriks NonNegatif Simetri dengan Spektrum Bilangan Real

RUANG FAKTOR. Oleh : Muhammad Kukuh

NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS TERREDUKSI DALAM ALJABAR MAKS-PLUS BESERTA APLIKASINYA

BAB II LANDASAN TEORI

KARAKTERISASI PENYELESAIAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ATAS ALJABAR SUPERTROPICAL

KEBEBASAN LINEAR GONDRAN-MINOUX DAN REGULARITAS DALAM ALJABAR MAKS-PLUS

A-10 OPTIMISASI JADWAL PEMESANAN BAKPIA PATHOK JAYA 25 DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN SISTEM LINEAR MAX-PLUS WAKTU INVARIANT

INVERS SUATU MATRIKS TOEPLITZ MENGGUNAKAN METODE ADJOIN

MATERI ALJABAR LINEAR LANJUT RUANG VEKTOR

MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK DENGAN MENGGUNAKAN ALJABAR MAX-PLUS TESIS

KAJIAN METODE KONDENSASI CHIO PADA DETERMINAN MATRIKS

Aljabar Maxplus dan Aplikasinya : Model Sistem Antrian

PENJADWALAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS MENGGUNAKAN ALJABAR MAX-PLUS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

KONSTRUKSI BARISAN HITUNG SERAGAM SEIMBANG BERBASIS BARISAN TRANSISI KODE GRAY

Kelengkapan Ruang l pada Ruang Norm-n

Pertemuan 8 Aljabar Linear & Matriks

DIAGONALISASI MATRIKS ATAS RING KOMUTATIF DENGAN ELEMEN SATUAN INTISARI

ORDER UNSUR DARI GRUP S 4

KAJIAN MATRIKS JORDAN DAN APLIKASINYA PADA SISTEM LINEAR WAKTU DISKRIT

PENENTUAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS INTERVAL MENGGUNAKAN METODE PANGKAT

Invers Tergeneralisasi Matriks atas Z p

Konsep Dasar. Modul 1 PENDAHULUAN

Beberapa Sifat Ideal Bersih-N

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Beberapa Sifat Operator Self Adjoint dalam Ruang Hilbert

PROSIDING ISBN : Dhian Arista Istikomah, S.Si, M.Sc 1. Abstrak

BARISAN SIMBOL DAN UKURAN INVARIAN FUNGSI MONOTON SEPOTONG-SEPOTONG KONTINU

SYARAT PERLU DAN SYARAT CUKUP MATRIKS CLEAN PADA M 2 (Z) ABSTRACT

8 MATRIKS DAN DETERMINAN

Teorema Cayley-Hamilton pada Matriks atas Ring Komutatif

MATRIKS UNITER, SIMILARITAS UNITER DAN MATRIKS NORMAL. Anis Fitri Lestari. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK

POLINOMIAL KARAKTERISTIK MATRIKS DALAM ALJABAR MAKS-PLUS

SOLUSI POSITIF DARI PERSAMAAN LEONTIEF DISKRIT

A 10 Diagonalisasi Matriks Atas Ring Komutatif

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

STABILISASI SISTEM DESKRIPTOR DISKRIT LINIER POSITIF

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant

Himpunan Ω-Stabil Sebagai Daerah Faktorisasi Tunggal

Pembagi Bersama Terbesar Matriks Polinomial

TEORI GRUP SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ALJABAR & ANALISIS

BASIS RUANG VEKTOR EIGEN SUATU MATRIKS ATAS ALJABAR MAX-PLUS

5. Sifat Kelengkapan Bilangan Real

KETERCAPAIAN DARI RUANG EIGEN MATRIKS ATAS ALJABAR MAKS PLUS

BAB I PENDAHULUAN. Struktur aljabar merupakan suatu himpunan tidak kosong yang dilengkapi

BAB 2 GRAF PRIMITIF. 2.1 Definisi Graf

2 G R U P. 1 Struktur Aljabar Grup Aswad 2013 Blog: aswhat.wordpress.com

BAB 2 : DETERMINAN. 2. Tentukan banyaknya permutasi dari himpunan bilangan bulat {1, 2, 3, 4}

PENERAPAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR ITERATIF MAKS-PLUS PADA MASALAH LINTASAN TERPANJANG

SPECTRUM PADA GRAF STAR ( ) DAN GRAF BIPARTISI KOMPLIT ( ) DENGAN

PERSAMAAN KARAKTERISTIK SUATU MATRIKS DALAM ALJABAR MAX-PLUS

Beberapa Sifat Ideal Bersih-N

0,1,2,3,4. (e) Perhatikan jawabmu pada (a) (d). Tuliskan kembali sifat-sifat yang kamu temukan dalam. 5. a b c d

Perluasan Teorema Cayley-Hamilton pada Matriks

STRUKTUR ALJABAR: RING

SOLUSI POSITIF DARI SISTEM SINGULAR DISKRIT

Generalized Inverse Pada Matriks Atas

UNIVERSITAS INDONESIA ALJABAR MAX-PLUS YANG SIMETRI TESIS RISDAYANTI

BAB I PENDAHULUAN. aljabar max-plus bersifat assosiatif, komutatif, dan distributif.

Terapan Aljabar Max-Plus Pada Sistem Produksi Sederhana Serta Simulasinya Dengan Menggunakan Matlab

AKAR-AKAR POLINOMIAL SEPARABLE SEBAGAI PEMBENTUK PERLUASAN NORMAL PADA RING MODULO

SOLUSI REFLEKSIF DAN ANTI-REFLEKSIF DARI PERSAMAAN MATRIKS AX = B

MATRIKS JORDAN DAN APLIKASINYA PADA SISTEM LINIER WAKTU DISKRIT. Soleha, Dian Winda Setyawati Jurusan Matematika, FMIPA Institut Teknologi Surabaya

Part III DETERMINAN. Oleh: Yeni Susanti

SIFAT NILAI EIGEN MATRIKS ANTI ADJACENCY DARI GRAF SIMETRIK

Transkripsi:

PERMANEN DAN DOMINAN SUATU MATRIKS ATAS ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL Siswanto Jurusan Matematika FMIPA UNS sis.mipauns@yahoo.co.id Abstrak Misalkan R himpunan bilangan real. Aljabar Max-Plus adalah himpunan R = R { } dilengkapi dengan operasi maksimum ( ) dan penjumlahan ( ). Setiap matriks persegi atas aljabar Max-Plus dapat dikaitkan dengan perrmanen dan dominan. Dari aljabar Max-Plus dapat dibentuk aljabar Max-Plus interval yaitu himpunan yang anggotanya merupakan interval-interval tertutup dalam R atau I(R) dilengkapi dengan operasi maksimum dan penjumlahan. Dapat dibentuk himpunan matriks persegi atas aljabar Max-Plus interval. Dalam penelitian ini, akan dikaji tentang permanen dan dominan matriks atas aljabar Max-Plus interval, hubungan antara permanen dan dominan, serta bideterminan matriks atas aljabar Max-Plus interval. Dari hasil penelitian diperoleh formula permanen dan dominan, dominan selalu lebih kecil atau sama dengan permanen dan formula bideterminan. Kata kunci : Permanen, dominan, matriks, aljabar Max-Plus interval. PENDAHULUAN Aljabar Max-Plus telah digunakan untuk memodelkan dan menganalisis secara aljabar masalah perencanaan, komunikasi, produksi, sistem antrian dengan kapasitas berhingga, komputasi parallel, dan lalu lintas. (Bacelli, et.al, 2001). Aljabar Max-Plus adalah himpunan R = R {ε} dilengkapi operasi maksimum ( ) dan plus ( ) dengan R himpunan bilangan real dan ε =. Elemen identitas terhadap maksimum dan plus berturut-turut adalah dan 0. Dapat dibentuk himpunan matriks berukuran n n yang elemenelemennya merupakan elemen dalam R, ditulis R. Himpunan R selanjutnya disebut himpunan matriks atas aljabar Max-Plus. Himpunan R dilengkapi dengan operasi maksimum dan plus merupakan dioid yaitu semiring yang idempoten (Akian, et. al, 1994; Bacelli, et al, 2001; Farlow, 2009) Dalam aljabar konvensional, telah dibahas mengenai determinan matriks beserta sifat-sifatnya (Hefferon, 2001; Meyer, 2000). Sejalan dengan pembahasan tersebut yaitu tentang determinan suatu matriks di dalam aljabar konvensional beserta sifatsifatnya, Farlow (2009) telah membahas determinan matriks di dalam aljabar Max-Plus. Namun, terdapat perbedaan antara pengertian determinan matriks di dalam aljabar konvensional dan di aljabar Max-Plus. Hal ini disebabkan tidak adanya invers terhadap 45

penjumlahan di dalam aljabar Max-Plus. Istilah determinan matriks di dalam aljabar Max-Plus digantikan oleh permanen dan dominan suatu matriks. Untuk menyelesaikan masalah jaringan dengan waktu aktifitas bilangan kabur seperti penjadwalan kabur dan sistem antrian kabur, aljabar Max-Plus telah digeneralisasi menjadi aljabar Max-Plus interval. Aljabar Max-Plus interval yaitu I( ) max dilengkapi dengan operasi dan. Dari generalisasi ini muncul himpunan matriks atas aljabar Max-Plus interval yaitu I(R) merupakan himpunan matriks berukuran m n yang elemenelemennya dalam I(R) (Rudhito, 2011). Jika m = n diperoleh himpunan matriks persegi, yaitu I(R). Selanjutnya, dengan adanya matriks atas aljabar Max-Plus interval dan penelitian yang dilakukan oleh Farlow (2009) yaitu tentang permanen dan dominan matriks atas aljabar Max- Plus, hubungan antara permanen dan dominan, serta bideterminan matriks atas aljabar Max-Plus memungkinkan untuk diteliti konsep-konsep tersebut di dalam aljabar Max-Plus interval. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis ingin mengkaji tentang permanen dan dominan matriks atas aljabar Max-Plus interval, hubungan antara permanen dan dominan, serta bideterminan matriks atas aljabar Max-Plus interval. Sebelum dibahas hasil penelitian, diberikan hal-hal yang diperlukan untuk penelitian ini. Adapun hal-hal yang diperlukan yaitu definisi, lema, dan teorema tentang aljabar Max-Plus, matriks atas aljabar Max-Plus, permanen dan dominan matriks atas aljabar Max- Plus, aljabar Max-Plus interval serta matriks atas aljabar Max-Plus interval. Berikut adalah definisi tentang aljabar Max-Plus dan matriks dalam aljabar Max-Plus beserta operasinya (Bacelli, et al, 2001; Cuninghame- Green, 2004; Farlow, 2009; Konigsberg, 2009). Definisi 1.1. Misalkan himpunan bilangan real, didefinisikan himpunan R = R {ε} dengan dan e = 0. Struktur aljabar dari R yang dilengkapi dengan operasi yaitu maksimum dan yaitu plus merupakan semifield idempoten, selanjutnya disebut aljabar Max-Plus dan dinotasikan dengan R = (R ;, ). Definisi 1.2. Himpunan matriks berukuran n m dengan elemen-elemen dalam R dinotasikan dengan R yaitu R = a a R ; i = 46

Vol. 7, No. 2, Desember 2012 1, 2,, n; j = 1, 2,, m. Elemen baris ke-i dan kolom ke-j dari matriks A R dinyatakan oleh [ A ] ij. a ij atau Definisi 1.3. Berikut beberapa operasi matriks dalam Aljabar Max-Plus : a. Untuk matriks A, B didefinisikan A B dengan [A B] = a b = max [a, b ]. b. Untuk A R, R, B R, didefinisikan A B dengan [A B] = a b = max {,, } [a, b ] c. Tranpose dari matrik ditulis T A dan didefinisikan seperti dalam aljabar [ A T ] ij [ A] ji konvensional d. Matriks identitas Max-Plus ditulis E, dengan E R didefinisikan : e, jika i = j [E] = ε, jika i j. e. Matriks netral Max-Plus ditulis E, dengan E R didefinisikan [E] = ε. f. Untuk suatu matriks A R dan bilangan bulat positif k, pangkat k dari A ditulis A didefinisikan oleh A = A A. Untuk k = 0, A = E. g. Untuk sebarang matriks A Rmaxn n dan α Rmax, α A didefinisikan oleh [α A] = α [A]. Himpunan R dilengkapi dengan operasi dan ditulis R = (R ;, ) merupakan semiring idempoten dengan elemen netral dan elemen identitas masingmasing adalah E dan E. Berikut definisi dan lema yang berkaitan dengan fungi eksponensial, serta permanen dan dominan matriks atas aljabar Max-Plus disajikan sebagai berikut (Farlow, 2009) : Definisi 1.4. Jika p (0, ) (0, ) dan u [, ), didefinisikan p e jika dan hanya jika lim s ln (p) = u. Lema 1.5. Jika f e dan g e maka f + g = e ( ) dan fg = e ( ). Untuk membuktikan Lema 1.5 digunakan Definisi 1.4. Dalam aljabar konvensional, misalkan A = (a ) R yaitu matriks berukuran n n, determinan matriks A adalah det (A) = sign (σ) a () dimana P 47

menyatakan himpunan semua permutasi dari { 1, 2,, n } dan sign (σ) adalah tanda dari permutasi σ. Jika σ permutasi genap maka sign (σ) adalah +, sedangkan jika σ permutasi ganjil maka sign (σ) adalah. Misalkan A = a R, permanen dari matriks A didefinisikan hampir sama dengan determinan matriks A R tetapi sign (σ) dihilangkan. Untuk tetap mempertahankan sign (σ) didefinisikan bideterminan dari matriks A R. Definisi 1.6. Untuk matriks A = (a ) R permanen dari A didefinisikan perm (A) = a (), dengan P adalah himpunan semua permutasi dari { 1, 2,, n }. Berikut adalah definisi dari dominan. Untuk merumuskan dominan matriks A R digunakan matriks z dengan z adalah variabel. Matriks z adalah matriks berukuran n n dengan elemen z. Definisi 1.7. Dominan dari matriks A didefinisikan : dom(a) = pangkat tertinggi dalam det (z ), jika det (z ) 0 ε, jika det (z ) = 0 Dengan mengingat lema 1.5 jika z diganti dengan s e diperoleh definisi tentang matriks e dan definisi dom (A) yang merupakan bentuk lain dari definisi dom (A) pada Definisi 1.7 sebagai berikut : Definisi 1.8. Diberikan matriks A = (a ) R, matriks e mempunyai elemen e dimana a R adalah elemen dari A [e ] = e. atau dapat ditulis, Definisi 1.9. Misalkan A R, dom(a) = lim s ln det(e ), jika det(e ) 0 ε, jika det(e ) = 0 Menurut Definisi 1.4, dikatakan bahwa det (e ) e (). Hubungan serupa dipenuhi untuk permanen yaitu perm (e ) e (). 48

Vol. 7, No. 2, Desember 2012 Karena perm (A) adalah maksimum dari nilai diagonal untuk semua permutasi kolom pada matriks A maka dom (A) perm (A). Sifat ini disajikan pada lema berikut : Lema 1.10. Misalkan A R maka dom (A) perm (A). Definisi 1.11. Untuk A R, misalkan bahwa w (σ) = a () a () a (), P himpunan permutasi genap dan P permutasi ganjil dari { 1, 2,, n }. Bideterminan dari A adalah Bidet (A) = (A) (A) dengan (A) = w (σ) dan (A) = w (σ). Dengan memperhatikan definisi dari bideterminan dan permanen suatu matriks A R, diperoleh bahwa permanen dari matriks A adalah perm (A) = (A) (A). Selanjutnya, disajikan konsep aljabar Max-Plus interval dan matriks di dalamnya (Rudhito, 2011). Interval tertutup x dalam R adalah suatu himpunan bagian dari R yang berbentuk x = x, x = x R x x x. Interval x dalam R disebut interval Max-Plus. Suatu bilangan x R dapat dinyatakan sebagai interval [x,x]. Definisi 1.12. Dibentuk I(R) = x = x, x x, x R, ε m x mx ε, dengan ε = [ε,ε]. Pada himpunan I(R) didefinisikan operasi " " dan " " dengan x y = [ x y, x y ] dan x y = [ x y, x y ] untuk setiap x, y I(R). Himpunan I(R) dilengkapi dengan operasi dan merupakan semiring idempoten komutatif dengan elemen netral ε = [ε, ε] dan elemen satuan 0 = [0,0]. Selanjutnya disebut aljabar Max-Plus interval dan dinotasikan dengan I(R) = I(R) ;,. Definisi 1.13. Untuk x = [ x, x ], y = [ y, y ] I(R) didefinisikan x y x y = y x y dan x y. Definisi 1.14. Himpunan matriks berukuran m n dengan elemen-elemen dalam I(R) yaitu I(R) = A = A A I(R) ; i = 1, 2,, m, j=1, 2,, n. Matriks anggota I(R) disebut matriks interval Max-Plus. Selanjutnya matriks interval Max-Plus cukup disebut dengan matriks interval. Definisi 1.15. Struktur aljabar dari I(R) yang dilengkapi dengan operasi 49

dan dinotasikan dengan I(R) = I(R) ;, merupakan dioid (semiring yang idempoten), sedangkan I(R) merupakan semimodul atas I(R). Definisi 1.16. Untuk A I(R) didefinisikan matriks A = [A ] R dan A = [A ] R masing-masing disebut matriks batas bawah dan matriks batas atas dari matriks interval A. Definisi 1.17. Diberikan matriks interval A I(R), dengan A dan A masingmasing adalah matriks batas bawah dan matriks batas atas dari matriks A. Didefinisikan interval matriks dari A yaitu A, A = A R A A A dan I(R ) = A, A A I(R), dimana A A A A = A. Definisi 1.18. 1. Untuk α I(R), A, A, B, B I(R ) didefinisikan i. α A, A = α A, α A ii. A, A B, B = A A, B B 2. Untuk A, A I(R ), B, B I(R ) didefinisikan A, A B, B = A A, B B. Teorema 1.19. Struktur aljabar dari I(R ) yang dilengkapi dengan operasi dan dinotasikan dengan I(R ) = (I(R ) ;, ) merupakan dioid (semiring yang idempoten), sedangkan I(R ) merupakan semimodul atas I(R). Semiring I(R) = I(R) ;, ) isomorfis dengan semiring I(R ) = (I(R ) ;, ) dengan pemetaan f: I(R) I(R ) I(R). f(a) = A, A, A Semimodul I(R) atas I(R) isomorfis dengan semimodul I(R ) atas I(R). Dengan demikian untuk setiap matriks interval A selalu dapat ditentukan interval matriks A, A dan sebaliknya untuk setiap interval matriks A, A I(R ) dengan A, A R dapat ditentukan matriks interval A I(R) dimana A, A I(R) untuk setiap i dan j. Dengan demikian matriks interval A I(R) dapat dipandang sebagai interval matriks A, A I(R ). Interval matriks A, A I(R ) disebut interval matriks yang bersesuaian dengan matriks interval A I(R) dan dilambangkan dengan A A, A. Akibat isomorfisme di atas 50

Vol. 7, No. 2, Desember 2012 maka berlaku : α A α A, α A, A B A B, A B dan A B A B, A B. PEMBAHASAN Pada bagian ini akan dibahas hasil penelitian ini. Hasil penelitian meliputi permanen dan dominan dari suatu matriks atas aljabar Max-Plus interval, hubungan antara permanen dan dominan, serta bideterminan matriks atas aljabar Max-Plus interval. Misalkan A I(R) dengan A A, A dan A = a, A = a R. Karena A A, A maka a a untuk setiap i. j {1, 2,, n}. Oleh karena itu, perm A = perm (A) = a () a () dengan P adalah himpunan semua permutasi dari {1, 2,, n}. Permanen matriks A I(R) didefinisikan sebagai berikut : Definisi 2.1. Diberikan matriks A I(R) dengan A A, A. Permanen matriks A didefinisikan perm (A) = perm A, perm A. Untuk mendefinisikan dominan suatu matriks A I(R) digunakan matriks z dengan z adalah variabel. Matriks z adalah matriks berukuran n n dengan elemen z [, ] = [z, z ]. Definisi 2.2. Dominan matriks A I(R) dengan A A, A, didefinisikan dom (A) = min dom A, dom A, dom A, dengan doma = pangkat tertinggi dalam det (z ), jika det (z ) 0 ε, jika det (z ) = 0 dan doma = pangkat tertinggi dalam det z, jika det z 0 ε, jika det z = 0 Dengan mengingat lemma 1.5 jika z diganti dengan definisi berikut : s e diperoleh Definisi 2.3. Diberikan matriks A I(R) dengan A A, A, matriks e mempunyai elemen e [, ] = [e, e ] dimana a R adalah elemen dari A dan a R adalah elemen dari A. Dengan memperhatikan Definisi 1.7 dan Definisi 1.9, bahwa definisi dominan matriks A I(R) pada Definisi 2.2 ekuivalen dengan definisi dominan pada definisi sebagai berikut : 51

Definisi 2.4. Misalkan matriks A I(R) dengan A A, A, dom (A) = min dom A, dom A, dom A, dengan doma = lim s ln det(e ), jika det(e ) 0 ε, jika det(e ) = 0 dan doma = lim s ln det(e ), jika det e 0 ε, jika det e = 0. Menurut Definisi 1.4, dapat dikatakan bahwa det(e () ) e dan det(e ) e (). Hubungan serupa dipenuhi untuk permanen yaitu perm (e ) () e dan perm e e (). Karena perm (A) dan perm (A) adalah maksimum dari nilai diagonal untuk semua permutasi kolom dalam matriks A dan A maka diperoleh lema berikut : Lema 2.5. Misalkan A I(R) Bukti : Perhatikan bahwa, dom (A) = min dom A, dom A, dom A dan perm (A) = perm A, perm A. Menurut lema 1.10, jika A R maka dom (A) perm (A). Dalam hal ini, dapat ditulis bahwa, jika A R maka dom (A) perm (A). Oleh karena itu, karena A, A R maka dom A perm A dan dom A perm A. dengan A A, A maka dom (A) perm (A). Terdapat 2 kemungkinan : a. dom (A) = dom A, dom A perm A, perm A = perm (A), b. dom (A) = dom A, dom A dom A, dom A perm A, perm A = perm (A). Oleh karena itu, dom (A) = min doma, doma, doma perm A, perm A = perm (A). 52

Vol. 7, No. 2, Desember 2012 Selanjutnya, sejalan dengan pembahasan pada aljabar Max-Plus dapat didefinisikan bideterminan matriks A I(R) sebagai berikut : Definisi 2.6. Untuk A = a IRmaxn n dengan A A, A, misalkan bahwa w (σ) = a () a () a () dan w (σ) = a () a () a (), P himpunan permutasi genap dan P permutasi ganjil dari { 1, 2,, n }. Bideterminan matriks A adalah Bidet (A) = A, A A, A dengan A = w (σ), A = w (σ), A = w (σ) dan A = w (σ). Berdasarkan definisi dari bideterminan dan permanen suatu matriks A = a I(R), diperoleh teorema berikut : Teorema 2.7. Misalkan A = a I(R) dengan A A, A. Jika bideterminan matriks A adalah Bidet (A) = A, A dengan A, A A = w (σ), A = w (σ), A = w (σ) dan A = w (σ) P himpunan permutasi genap dan P permutasi ganjil dari { 1, 2,, n } maka permanen matriks A adalah perm (A) = perm A, perm A dengan perm A = A A dan perm A = A A. Bukti : Misalkan A = a I(R) dengan A A, A dan A = a, A = a R. Karena Bidet (A) = A, A maka Bidet (A) = A, A A, A A, A A A, A A = Bidet A, Bidet A. Oleh karena itu, Bidet A = A dan Bidet A = A A. Dengan demikian permanen A matriks A adalah perm (A) = perm A, perm A perm A = A A perm A = A A. KESIMPULAN dengan dan Dari hasil penelitian diperoleh formula permanen dan dominan matriks A I(R), dominan matriks A selalu 53

lebih kecil atau sama dengan permanen matriks A dan formula bideterminan matriks A. Setelah dikaji matriks yang mempunyai invers, selanjutnya dapat dikaji lebih lanjut kaitan permanen dan dominan matriks A dengan matriks yang mempunyai invers. DAFTAR PUSTAKA Akian, M., Cohen, G., Gaubert, S., Quadrat, J. P., and Viot, M. (1994). Max-Plus Algebra and Applications to System Theory and Optimal Control. Proceedings of the International Congress of Mathematicians. Zurich, Switzerland. Bacelli, F., Cohen, G., Olsder, G. J., Quadrat, J. P. (2001). Synchronization and Linearity, New York : Joh Wiley & Sons. Cuninghame-Green, R.A. Butkovi c, P. (2004) Bases in Max-Algebra. Linear Algebra and its Applications. 389. 107 120 Farlow, K. G. (2009). Max-Plus Algebra, Master's Thesis submitted to the Faculty of the Virginia Polytechnic Institute and State University in partial fulfillment of the requirements for the degree of Masters in Mathematics. Hefferon, J. (2001). Linear Algebra, Vermont USA 05439 : Mathematics, Saint Michael s College Colchester. Konigsberg Z. R. (2009). A Generalized Eigenmode Algorithm for Reducible Regular Matrices over the Max-Plus Algebra. International Mathematical Forum, 4. 24. 1157 1171. Meyer, C. D. (2000). Matrix Analysis and Applied Linear Algebra, New York : The Mac millan Publishing Company. Rudhito, Andy. (2011). Aljabar Max- Plus Bilangan Kabur dan Penerapannya pada Masalah Penjadwalan dan Jaringan Antrian. Disertasi : Program Studi S3 Matematika FMIPA UGM. Yogyakarta. 54