PENDAHULUAN. maka perlu dilengkapi dengan berbagai sarana penunjang sebagai sarana pokok, melalui suatu perencanaan pengembangan

dokumen-dokumen yang mirip
D. Bambang Setiono Adi, Alfan Jauhari. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

5 PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN PANCING DENGAN RUMPON DI PERAIRAN PUGER, JAWA TIMUR

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat

4 METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Jenis dan Sumber Data

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Metode Pengambilan Sampel

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN. I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

ANALISIS PERUMUSAN STRATEGI DI X TRAVEL DENGAN METODE QSPM

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang

PPN Palabuhanratu. PPN Palabuhanratu ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' ' '

BAB 3 METODE PENELITIAN

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

STRATEGI PENGEMBANGAN KERIPIK SINGKONG BALADO PADA UKM PUNDI MAS DI KOTA PALU

4. IDENTIFIKASI STRATEGI

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pelaksanaan Strategi

BAB III METODE PENELITIAN. design) kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS AYAM RAS PEDAGING PERUSAHAAN KAWALI POULTRY SHOP KABUPATEN CIAMIS

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015.

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

Strategi Pengembangan Usaha Pengolahan Abon Ikan (Studi Kasus Rumah Abon Di Kota Bandung)

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian

BAB 3 METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang

Bab 3 Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

Nofianty ABSTRAK

3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari s/d Juli 2007 di Kabupaten Jayapura dan Merauke Provinsi Papua.

IV. METODE PENELITIAN. di industri perunggasan khususnya telur ayam ras petelur. AAPS berlokasi di km

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISA. mudah dan cepat serta mampu menterjemahkan Al-Qur'an. Metode ini

3.1. Kerangka Pemikiran III. METODE PENELITIAN

VI. PERUMUSAN STRATEGI

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar

BAB IV METODE PENELITIAN

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

BAB IV METODE PENELITIAN

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

3. METODOLOGI PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH "AL MIHRAB" DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT

IV. METODE PENELITIAN. (PKPBDD) yang terletak di Jalan Raya Sawangan No. 16B, Pancoran Mas,

BAB III. METODE PENELITIAN 1.1. METODE DAN PROSEDUR PELAKSANAAN STUDI. merumuskan studi ini adalah metode deskriptif kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah strategi bersaing PT. Bintang

VII. FORMULASI STRATEGI

PS Pemanfaatan Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan 1*) 2*) 3*)

BAB III METODE KAJIAN

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

EVALUASI KINERJA PENYULUH DAN PENENTUAN PENGEMBANGAN STRATEGI KINERJA PENYULUH PERTANIAN ORGANIK ATAS DASAR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KOTA BATU

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN ANALISIS SWOT MENARA SUCI TOUR AND TRAVEL DAN SHAFIRA TOUR AND TRAVEL. Pendapatan Jumlah jamaah Pendapatan Jumlah

Analisis strategi pengembangan perikanan pukat cincin di Kecamatan Tuminting Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara

Transkripsi:

STUDI PENGEMBANGAN PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PRIGI KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT (STRENGHTS WEAKNESS OPPORTUNITY THREATS) DAN QSPM (QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX) D. Bambang Setiono Adi, Alfan Jauhari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Abstract: Port development pattern that is expected to be a fishing port can enhance economic growth and community of fishermen in the port development area. The purpose of this study is to analyze the internal and external factors, as well as referrals to formulate the development planning strategies in PPN Prigi. Research method used is descriptive analytical, using the Strengths Weakness Opportunity Threats (SWOT) analysis and analysis of Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). The results of this study indicate that the internal factors are greater than the influence of external factors in the development of PPN Prigi. The development of PPN Prigi is at quadrant 1 of the Grand Strategy Matrix, which means that the development of PPN Prigi support an aggressive growth policy (Oriented Growth Strategy). QSPM obtained from the analysis that the institution takes precedence in the development compared with the alternative implementation of integrated policy strategy. Keywords: PPN Prigi, SWOT, QSPM PENDAHULUAN Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi Trenggalek secara geografis mempunyai nilai yang sangat strategis yaitu menghadap langsung dengan Samudera Hindia dan berbentuk teluk sehingga sangat menguntungkan bagi nelayan untuk melakukan aktivitasnya, seperti: bongkar ikan, melelang ikan, pemeliharaan/perbaikan kapal dan alat tangkap, pengolahan ikan, dan lain sebagainya. Hasil tangkapan yang diperoleh para nelayan secara umum merupakan jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis penting dan merupakan komoditas ekspor. Untuk menunjang peran dan fungsi pelabuhan sebagai aktifitas produksi, distribusi dan kegiatan masyarakat nelayan, maka perlu dilengkapi dengan berbagai sarana penunjang sebagai sarana pokok, melalui suatu perencanaan pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi. Sarana dan prasarana Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi cukup memenuhi kebutuhan terhadap kegiatan nelayan namun belum optimal digunakan, maka dari permasalahan tersebut di atas perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui strategi pengembangan pelabuhan. Hasil penelitian ini diarahkan untuk mengetahui dua faktor lingkungan yang saling mempengaruhi, yaitu: faktor lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal terdiri dari strengths (kekuatan) dan weaknesses (kelemahan) sedangkan lingkungan eksternal, terdiri 60

dari opportunities (kesempatan) dan threats (ancaman), serta implementasi strategi pertumbuhan institusi yang agresif. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan cara survei. Menurut Nazir (2003) penelitian deskriptif adalah penyelidikan yang diadakan dengan tujuan untuk memberikan gambaran tentang realitas pada obyek yang diteliti secara obyektif. Teknik pengumpulan datanya meliputi data primer, yaitu: wawancara dan penyebaran kuesioner (Singarimbun dan Efendi, 1989); sedangkan untuk data sekunder diperoleh dari instansi PPN Prigi, serta dari hasilhasil penelitian sebelumnya. Metode analisis datanya menggunakan analisis Strengths Weakness Opportunity Treats (SWOT) dan analisis Quantitative Stragtegic Planning Matrix (QSPM). Proses penyusunan perencanaan strategi dapat digambarkan pada kerangka formulasi strategis seperti pada Tabel 1. Rangkuti (2005), menyebutkan bahwa analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis yang digunakan untuk merumuskan strategi. Matriks analisis SWOT ini dapat meng gambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi instansi/perusahaan/kegiatan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik SWOT merupakan mactching tool yang penting untuk membantu para manajer mengembangkan empat strategi. Adapun Matriks analisis SWOT diperlihatkan pada Tabel 2. Untuk melihat posisi strategi yang sesuai untuk sebuah perusahaan/instansi/kegiatan dituangkan dalam urutan daya tarik di masing-masing kuadran matrik grandstrategi dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Matrik grand strategi ini didasarkan dua demensi penilaian, yaitu posisi persaingan dan pertumbuhan pasar. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan variabel kekuatan dan kelemahan dari lingkungan internal PPN Prigi Kabupaten Trenggalek maka diperoleh Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Strategy) seperti pada Tabel 3. Berdasarkan critical succes factor analisa lingkungan internal PPN Prigi diperoleh Matrik IFAS sebagai berikut: (a) Bobot (weight) memiliki range antara 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat penting) untuk setiap faktor. Tabel 1. Tahapan perencanaan strategi Tahap masukan ( Input Stage ) Matrik Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) Matrik Evaluasi Internal (IFE) Tahap analisis (Mactching Stage) Matrik SWOT, Matrik Grand Strategi Tahap pengambilan keputusan (Decition Stage) Matrik Perencanaan Strategis Kuantitatif (Quantitative Stragtegic Planning Matrix / QSPM) 61 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 16, No. 2, Juli 2010

Penentuan bobot ini memperhatikan peran dan tingkat kontribusi dari masing-masing faktor terhadap perkembangan PPN Prigi; (b) Nilai (range) 1-4 diberikan penilaian atas kekuatan (sangat kurang sangat baik sekali), dan penilaian 1-4 diberikan atas kelemahan (sangat ringan-berat sekali); (c) Hasil penilaian matrik IFAS menunjukkan nilai kekuatan 1,275 dan kelemahan 0,961. Penilaian matrik IFAS menghasilkan nilai keseimbangan 0,314. Nilai keseimbangan ini mengindikasikan kelemahan internal yang tidak begitu berat, dan pihak PPN Prigi mempunyai kemampuan untuk dapat menyelesaikannya. Tabel 2. Matrik analisis SWOT Intern faktor ( IFAS ) Extern faktor ( EFAS ) OPPORTUNITIES ( O ) Tentukan faktor peluang eksternal THREATS ( T ) Tentukan faktor ancaman eksternal STRENGTH ( S ) Tentukan faktor kekuatan internal STRATEGI SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman WEAKNESSES ( W ) Tentukan faktor kelemahan Internal STRATEGI WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Strategi WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman PELUANG 3. Mendukung strategi turn around 1. Mendukung strategi agresif KELEMAHAN INTERNAL KEKUATAN INTERNAL 4. Mendukung strategi defensif 2. Mendukung strategi diversifikasi BERBAGAI ANCAMAN Gambar 1. Matrik grand strategi D. Bambang S. A, Alfan Jauhari: Pengembangan Pelabuhan Perikanan 62

Berdasarkan variabel peluang dan ancaman dari analisa lingkungan eksternal wilayah pesisir dan laut Trenggalek maka diperoleh Matriks EFAS (External Factor Analysis Strategy) seperti pada Tabel 4. Berdasarkan critical succes factor analisa lingkungan internal PPN Prigi diperoleh Matrik EFAS sebagai berikut : (a) Bobot (weight) memiliki range antara 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (sangat penting) untuk setiap faktor. Penentuan bobot ini memperhatikan peran dan tingkat kontribusi dari masing-masing faktor terhadap perkembangan PPN Prigi; (b) Nilai (range) 1-4 diberikan penilian atas peluang (sangat kurang-sangat baik sekali), dan penilian 1-4 diberikan atas ancaman (sangat ringan-berat sekali); (c) Hasil penilian matrik EFAS menunjukan nilai peluang 1,180 dan ancaman 0,873. Penilian matrik IFAS menghasilkan nilai keseimbangan 0,307. Nilai keseimbangan ini mengindikasikan ancaman internal yang tidak begitu berat, dan pihak PPN Prigi mempunyai peluang yang dapat dimanfaatkan untuk dapat mengatasinya. Analisa SWOT digunakan untuk menentukan strategi optimalisasi kekuatan dan peluang serta untuk meminimalisir kelemahan dan ancaman. Masing-masing strategi dibuat berdasarkan indikator-indikator yang ada. Kelemahan maupun ancaman tidak hanya bertindak sebagai faktor penghambat, namun juga sebagai faktor pendukung. Tabel 3. Matrik IFAS (Internal Factor Analysis Strategy) Peubah Kekuatan Bobot Rating Skor Dukungan pemerintah bahwa PPN Prigi sebagai 0,108 2 0,215 prioritas pembangunan Kegiatan perikanan memberikan multi effect 0,104 3 0,312 bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat Peubah Kekuatan Bobot Rating Skor Lokasi PPN Prigi yang berada di kawasan 0,102 2 0,205 perkampungan dan aktifitas nelayan Adanya dukungan dan keinginan masyarakat 0,102 2 0,205 nelayan Akses menuju lokasi PPN Prigi yang cukup lancar 0,113 3 0,338 Total 0,529 1,275 Lahan yang tersedia kurang begitu luas 0,094 2 0,188 Kondisi perairan cukup terbuka dengan 0,087 1 0,087 gelombang yang besar Kurang tersedianya sumber daya manusia yang 0,107 3 0,320 berkualitas Kurangnya sarana dan prasarana pengawasan 0,095 2 0,190 Manajemen pengolahan PPN Prigi yang kurang 0,088 2 0,176 optimal Total 0,471 0,961 Total Keseluruhan 1 2,236 63 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 16, No. 2, Juli 2010

Dengan adanya kelemahan dan ancaman tersebut, maka pemanfaatan kekuatan dan kelemahan dapat dioptimalkan, oleh sebab itu untuk masing-masing strategi dapat dijelaskan sebagai berikut: Strategi SO: (a) Dukungan pemerintah dapat ditunjukkan dengan cara menyederhanakan birokrasi dalam usaha perikanan serta penyediaan sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan perikanan tangkap; (b) Pembangunan industri pengolahan ikan dengan pemberdayaan masyarakat sekitar dan pembangunan tempat-tempat usaha yang tersentral dengan memperhatikan desain bangunan yang tidak bercampur antara kegiatan pelelangan dengan kegiatan perekonomian yang lain; (c) Pengembangan ekonomi lokal yang kuat dan secara sistemik sehingga mensinergiskan dukungan masyarakat dengan lintas aktoraktor pembangunan (stakeholder); (d) Pengadaan armada distribusi khusus untuk hasil perikanan laut yang telah dilengkapi dengan sistim pendingin (mini coldstorage). Tabel 4. Matrik EFAS (External Strategic Factors Analysis Summary) Perubah Kekuatan Bobot Rating Skor Permintaan ikan yang selalu meningkat 0,121 3 0,364 PPN Prigi akan menjadi pusat pendaratan dan 0,089 2 0,179 pemasaran ikan Meningkatnya penyerapan tenaga kerja 0,095 2 0,189 Produk perikanan yang mempunyai akses pasar dalam dan luar negeri 0,107 2 0,214 Kegiatan perikanan yang terpusat akan 0,117 2 0,234 meningkatkan pendapatan masyarakat Total 0,529 1,180 Perubah Kelemahan Bobot Rating Skor Menurunnya hasil produksi penangkapan dan 0,105 2 0,210 kelestarian populasi ikan Belum tersedianya dana pembangunan untuk 0,089 2 0,179 seluruh fasilitas yang dibutuhkan Belum adanya dana bantuan untuk peningkatan 0,089 2 0,179 ukuran kapal dan perbaikan teknologi penangkapan Terjadinya konflik dalam penempatan rumpon 0,069 1 0,069 Adanya IUU ( illegal unreported unregulated ) 0,118 2 0,236 fishing Total 0,471 0,873 Total Keseluruhan 1 2,052 Strategi ST: (a) Pemberlakuan sistem kuota (jumlah) penangkapan untuk menjaga kelestarian sumber daya ikan dan pemerintah sebagai regulator; (b) Adanya pemeriksaan untuk ukuran atau berat minimum jenis ikan yang boleh D. Bambang S. A, Alfan Jauhari: Pengembangan Pelabuhan Perikanan 64

ditangkap, hal ini dapat dilakukan oleh petugas dengan cara melakukan sampling pada hasil tangkap; (c) Pembuatan peraturan lokal (local wisdom) yang mengatur dampak yang ditimbulkan dari multi effect perekonomian; (d) Penggabungan jumlah kelompok nelayan guna memaksimalkan modal yang ada, agar nelayan dapat mempunyai kapal dan alat tangkap sendiri; (e) Perlu adanya penyuluhan untuk perijinan dalam penempatan rumpon guna pemetaan fishing ground; (f) Perlu adanya standarisasi alat tangkap, pengawasan, penegakan dan pemberdayaan hukum yang dilakukan secara terpadu untuk mencegah terjadinya IUU (Illegal Unreported Unregulated) Fishing. Strategi WO: (a) Ketersediaan lahan dapat disiasati dengan membuat desain bangunan yang memaksimalkan lahan yang ada untuk pelelangan; (b) Tersedianya breakwater untuk mengurangi kuatnya gelombang dan arus pada saat memasuki kolam pelabuhan serta pembangunan tempat-tempat pendaratan dan pemasaran ikan yang tersentral dengan memperhatikan desain bangunan yang tidak bercampur saling/bercampur; (c3) Adanya program pemerintah untuk menyediakan pro-gram pengembangan kompetensi SDM baik melalui pendidikan formal ataupun non formal sehingga program tersebut dapat mengundang investor untuk menanamkan modal untuk membuka peru-sahaan pengolahan hasil perikanan yang dapat menyerap tenaga kerja dari masyarakat sekitarnya; (d) Pembenahan dan peningkatan system protect terhadap kekayaan alam bahari dari pihak pemerintah maupun dari masyarakat serta pemberdayaan koperasi nelayan yang dilakukan secara chain of command (rantai komando) dimana otoritas kewenangan dilakukan dalam satu komando; (e) Perbaikan manajemen yang ada untuk meningkatkan pelaya-nan bagi kapal yang sandar, tambat dan bongkar muat agar hasil tangkap dapat segera didistribusikan sekaligus pembuatan sistem informasi perikanan yang dapat diakses masyarakat secara mudah dan cepat. Strategi WT: (a) Perbaikan dan perawatan dari fasilitas infrastruktur yang telah ada serta peningkatan dari kualitas hasil tangkapan; (b) Pembuatan breakwater yang efektif dan efisien; (c) Peningkatan mutu sumberdaya manusia dengan cara penyuluhan, pelatihan dan pembinaan kepada nelayan untuk melakukan penangkapan ikan dengan memperhatikan aspek-aspek kelestarian sumberdaya ikan untuk dapat berkompetisi dalam dana hibah untuk mengadakan perbaikan teknologi penangkapan ikan; (d) Dengan memaksimalkan sarana dan prasarana yang ada serta memberdayakan masyarakat untuk bekerjasama dengan pemerintah melakukan pengawasan dan penegakan hukum berbasis komunitas, sehingga masyarakat merasa dilibatkan dan memiliki; (e) Peningkatan kualitas dan jumlah sumberdaya manusia petugas pengawas perikanan disertai fasilitas daya dukung dan alat monitoring untuk pengawasan dan penegakan hukum terhadap IUU (Illegal Unreported Unregulated) fishing baik dari petugas DKP (Departemen Kelautan dan Perikanan) atau polisi air. Analisis Matrik Grand Strategi melalui pengolahan data internal dan eksternal, diperoleh total skor masingmasing faktor. Total skor untuk faktor kekuatan 1,275, faktor kelemahan 0,961, faktor peluang 1,180 dan skor untuk faktor ancaman 0,873. Kemudian untuk skor total dari faktor internal (2,236) lebih besar dari faktor eksternal (2,052). Hal ini 65 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 16, No. 2, Juli 2010

menunjukan bahwa faktor internal lebih berpengaruh terhadap pengembangan PPN Prigi dibandingkan dengan faktor eksternal, sehingga untuk pengembangan PPN Prigi mengoptimalkan faktor internal untuk mengurangi faktor eksternalnya. Hasil perhitungan dari faktor eksternal dan internal ini digunakan untuk menentukan titik koordinat strategi pengembangan PPN Prigi menggunakan analisis Matrixs Grand Strategic. Dalam hal ini sebagai sumbu horisontal (X) adalah faktor-faktor internal, nilai X = (1,275-0,961) : 2 = 0,1570. Sedangkan sebagai sumbu Vertikal (Y) adalah faktorfaktor eksternal, nilai Y = (1,180-0,873) : 2 = 0,1535. Titik koordinat strategi pengembangan PPN Prigi berada pada posisi kuadran 1, berarti bahwa PPN Prigi mempunyai peluang yang sangat besar untuk dikembangkan menurut kekuatan yang dimiliki, dengan mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy). Menurut Iskandarini (2002), bahwa dari hasil analisis Quantitative Stragtegic Planning Matrix (QSPM) didapatkan rekomendasi strategi yang harus diimplementasikan terlebih dahulu adalah perkembangan insti-tusi/lembaga (institution development) (5,078) setelah itu integrated policy (6,121). Dimana contoh dari institution development adalah adanya dukungan dan keinginan dari kelompok nelayan, dari koperasi sebagai institusi perekonomian, sedangkan integrated policy seperti dukungan dari pemerintah dalam pembuatan suatu peraturan seperti adanya undang-undang yang mengatur illegal fishing. Analisa QSPM dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Analisa Quantitative Stragtegic Planning Matrix (QSPM) Strategy Institution Development Integrated Policy Critical succes factor Weight AS TAS AS TAS Kekuatan Dukungan pemerintah bahwa PPN Prigi sebagai prioritas pembangunan Kegiatan perikanan memberikan multi effect bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat Lokasi PPN yang berada di kawasan perkampungan dan aktifitas nelayan Adanya dukungan dan keinginan masyarakat nelayan Akses menuju lokasi PPN yang cukup lancar Kelemahan Lahan yang tersedia kurang begitu luas Kondisi perairan cukup terbuka dengan gelombang yang besar 0,108 3 0,324 0,104 4 0,416 0,102 2 0,202 0,102 2 0,202 0,113 4 0,452 4 0,432 4 0,416 3 0,306 3 0,306 4 0,452 0,094 3 4 0,376 0,282 0,087 1 0,087 1 0,087 D. Bambang S. A, Alfan Jauhari: Pengembangan Pelabuhan Perikanan 66

Strategy Institution Development Integrated Policy Critical succes factor Weight AS TAS AS TAS Kurang tersedianya sumberdaya manusia yang berkualitas 0,107 4 0,428 4 0,428 Kurangnya sarana prasarana 0,095 3 0,285 3 0,285 pengawasan Manajemen pengelolaan PPN yang 0,88 2 0,176 4 0,352 kurang optimal Peluang Permintaan ikan yang selalu meningkat 0,121 3 0,363 3 0,363 PPN Prigi akan menjadi pusat 0,89 2 0,178 2 0,178 pendaratan dan pemasaran ikan Meningkatnya penyerapan tenaga 0,095 3 0,285 3 0,285 kerja System permodalan kredit perbankan 0,107 2 0,214 3 0,321 dalam menunjang kegiatan perekonomian masyarakat Kegiatan perikanan yang terpusat 0,117 2 0,234 2 0,234 akan meningkatkan pendapatan masyarakat Ancaman Menurunnya hasil produksi penangkapan dan kelestarian populasi ikan 0,105 3 0,315 3 0,315 Belum tersedianya dana pembangunan 0,089 3 0,267 4 0,356 untuk seluruh fasilitas yang dibutuhkan Belum adanya dana bantuan untuk 0,089 2 0,178 2 0,178 peningkatan ukuran kapal dan perbaikan teknologi penangkapan Terjadinya konflik dalam penempatan 0,069 1 0,069 2 0,138 rumpon Adanya IUU (illegal unreported unregulated) fishing 0,118 2 0,236 3 0,354 KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini antara lain: Dalam pengembangan PPN Prigi Trenggalek diketahui ada dua faktor lingkungan yang menentukan atau yang berpengaruh yaitu lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal (2,236) memiliki pengaruh lebih besar dibandingkan dengan lingkungan eksternal (2,052) sehingga skenario pengelolaannya adalah mengoptimalkan lingkungan internal untuk meminimalkan lingkungan eksternal. Dari analisa strategi didapatkan bahwa PPN Prigi terletak pada posisi di 67 Neptunus Jurnal Kelautan, Vol. 16, No. 2, Juli 2010

kuadran 1 sehingga prioritas alternatif strategi yang harus diimplementasikan adalah strategi pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy). Secara kuantitatif strategi institution development dengan nilai 5,078 dan strategi integrated policy dengan nilai 6,121 berarti strategi instition development lebih diutamakan dalam implementasi dibandingkan dengan strategi integrated policy, meskipun demikian strategi ini dapat diterapkan bersamaan, yaitu dengan strategi pengembangan instansi (PPN Prigi) sebagai strategi utama dengan strategi kebijakan yang terpadu sebagai pendukung. REFERENSI Iskandarini. 2002. Analisis Pemecahan Masalah dan Pengambilan Keputusan. Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Http://library.usu.ac.id. [3 April 2008]. Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Rangkuti dan Freddy. 2005. Analisa SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama. Singarimbun, M dan Sofian, E. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta: Lembaga Peneletian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3S). D. Bambang S. A, Alfan Jauhari: Pengembangan Pelabuhan Perikanan 68